Anda di halaman 1dari 10

keunggulan dan kelemahan

mekanisasi pertanian
SENIN, 24 FEBRUARI 2014

TUGAS MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MEKANISASI PERTANIAN

OLEH:

ROSMANTO
1206121572

 
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada

penulis sehingga  dapat menyelesaikan makalah dengan judul “keunggulan dan kelemahan mekanisasi

pertanian”

            Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Ardian MS, sebagai dosen pengasuh yang telah

banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya makalah ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan dan pihak lain yang telah membantu dalam

menyelesaikan penulisan makalah ini.                                                                       

            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna seperti yang diharapkan.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi

kesempurnaan makalah ini.
 Pekanbaru, Februari 2014

                          Penulis

        

I. PENDAHULUAN

Kata pertanian memang sudah sangat erat di benak kita dan mungkin tanpa pertanian kita tidak
bisa hidup. Salah satu penunjang terjadinya pertanian adalah dengan adanya alat alat pertanian. Indonesia
merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu menjadikan sektor pertanian sebagai penopang
perekonomian negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup
besar bagi perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang
menghancurkan perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan agroindustri justru dapat
terus berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan sumber daya yang
melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan sangat lambat.
Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petani sebagai ujung
tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. Teknologi dalam pertanian adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan
pertanian tanpa teknologi ialah hal yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat.

Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil
tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan ia memakai cara tradisional.Teknik
pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlindungan tanaman secara
terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol yang dapat menekan kehilangan
hasil, penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas produk pertanian ) dan teknologi
yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.Dalam pembangunan pertanian tentu akan sangat
berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani tersebut mengadopsi teknologi
dibandingkan ia memakai cara tradisional.Teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman,
pemupukan, pengairan perlindungan tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil
pengenalan alat perontol yang dapat menekan kehilangan hasil, penyimpanan hasil pertanian yang dapat
meningkatkan kualitas produk pertanian ) dan teknologi yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin –
mesin.

1.2. Tujuan
Ø  Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian mekanisasi peranian.
Ø  Mahasiswa dapat mengetahui peranan mekanisasi pertanian.
Ø  Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan mekanisasi pertanian.

 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Mekanisasi Pertanian

Alat pertanian ( mekanisasi pertanian) merupakan salah satu alat yang sangat membantu petani.
Maka dari itu maka diperlukanlah mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi
oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis
tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan,
motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian
dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian(Robbins,2005). 
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang
digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi
hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik
untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga
kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan
mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara
tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan
lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan
teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka
yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang
melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk
digunakan oleh petani mereka ( Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi
pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana
pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta
pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum
disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional. Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal
penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan
(konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian
sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi
pertanian modern (Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi
pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka
ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi
dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001). 
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa
aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa yang
berdaulat dan bermartabat (Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5 (lima) syarat pokok
seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil usaha tani tersedianya saprotan secara local
perangsang bagi petani transpotasi selain syarat pokok tersebut juga terdapat syarat pelancar yaitu
pendidikan pembangunan kredit produksi, kegiatan bersama atau kelompok oleh petani perbaikan dan
perluasan areal lahan perencanaan nasional pembangunan pertanian (Mugniesyah, 2006).

 III. PEMBAHASAN 

3.1. Pengertian Mekanisasi Peranian 

Teknologi pertanian (mekanisasi) sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian


lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi.
Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali
dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan traktor
seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada tahun
1958, perusahaan bahan makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi
Pertanian) tahun 1962. 

Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi


pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau
perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu
teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian.
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan
modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang
digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi
hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi
tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil
pertanian.

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada
proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa
perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan
dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi
mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan
mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya.
Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru
memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.

Ilmu mekanisasi Pertanian adalah bagian dari industri pertanian hari ini yang penting karena
produksi yang efisien dan pengolahan bahan-bahan tergantung pada mekanisasi. Oleh karena itu,
mayoritas pekerja bekerja pada bidang keduanya baik di lahan maupun di pemasaran hasil-hasil pertanian
yang membutuhkan keahlian-keahlian yang memungkinkan mereka untuk mengoperasikan,
mempertahankan, dan memprebaiki mesin dan peralatan. (Shin and Curtis, 1978).

3.2. Peranan Mekanisasi Pertanian

Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak
yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk
berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh
karena itu, proses perubahan akan terus berjalan. 

Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan
alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi
pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian
(Sukirno, 1999).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan
tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan
menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan peranan
makanisasi yang di harapkan. Secara umum, pernan mekanisasi pertanian adalah :
1.      mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
2.      mengurangi kerusakan produksi pertanian
3.     menurunkan ongkos produksi
4.      menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
5.      meningkatkan taraf hidup petani
6.      memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe
pertanian komersil (comercial farming) 

peranana tersebut dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan
benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi,
2006).
Menurut Hardjosentono dkk (1996) peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian
di Indonesia adalah:
1.  Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2.  Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertania untukebutuhan keluarga (subsistence
farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

Hasil pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki penanganan pasca panen
yang baik. Penanganan yang dilakukan diusahakan memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang
diizinkan. Penanganan yang tidak baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang
rendah, serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil-hasil pertanian tersebut.

 3.3. Keunggulan Mekanisasi Pertanian

Aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi pertanian (dalam arti luas) baik on-
farm maupun off-farm. Mekanisasi pertanian di Indonesia telah dilakukan sejak zaman dulu. Mekanisasi
pertanian yang tepat berperan sangat signifikan untuk peningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
pertanian serta pengolahannya. Mekanisasi pertanian mencakup keunggulan efisiensi, efektifitas, kualitas
dan produktifitas pertanian. Kemudian berdampak sistemik pada kesejahteraan petani dan pemenuhan
kebutuhan pangan , energi dan bahan produksi masyarakat.
Mekanisasi pertanian dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengolahan lahan yang
lebih baik, mengurangi kehilangan hasil serta meningkatkan ketepatan waktu dalam aktivitas pertanian.
Selama musim tanam dan musim panen, permintaan tenaga kerja sangat besar. Dengan menggunakan alat
dan mesin pertanian pekerjaan ini dapat diselesaikan  dengan baik dan tepat waktu. Dan tenaga kerja
manusia dapat dialokasikan untuk pekerjaan lain.
Dengan mekanisasi pertanian yang modern dan berwawasan agribisnis dikembangkan dan
dibangun dari pertanian tradisional melalui proses modernisasi. Pengembangan mekanisasi pertanian dan
teknologi pasca panen yang mampu memberikan kontribusi optimal kepada pembangunan sistem dan
usaha agribisnis.

3.4. Kelemahan Mekanisasi Pertanian


 Sebagai komponen dalam sistem meningkatkan kesejahteraan petani, alat dan mesin pertanian
yang akan digunakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem itu sendiri. Dinamika
perubahan yang mewarnai perekembangan agribisnis akan berpengaruh pula pada ciri alsintan yang
dibutuhkan selain itu ada pula kelemahan lain dari mekanisasi pertanian diantaraya yaitu:
1.      Permodalan
Umumnya petani di Indonesia mempunyai lahan yang relatif sempit dan kurang dalam permodalannya,
sehingga tidak semua petani mampu untuk membeli alsin pertaian yang harganya relatif mahal.
2.      Kondisi Lahan
Tofogarapi lahan pertanian di Indonesia kebanyakan bergelombang dan bergunung-gunung sehinga
menyulitkan untuk pengoperasian mesin-mesin pertanian,khususnya mesin prapanen.

3.      Tenaga kerja
Tenaga kerja diIndonesia cukup melimpah/banyak. Oleh karena itu bila digantikan dengan tenaga mesin ,
dikhawatirkan menimbulkan dampak penganguran.

4.      Tenaga Ahli
Kurangnya tenaga ahli atau orang yang kompeten dalam menangani mesin-mesin pertanian. Mengingat
hal tersebut, terutama poin nomer 3 maka perngembangan mekanisasi pertanian di Indonesia menganut
azas mekanisasi pertanian selektif, yaitu mengintrodusir alat dan mesin pertanian yang disesuaikan
dengan kondisi daerah setempat.

Oleh sebab itu, prasyarat alat dan mesin pertanian agar mampu memberikan dukungan kepada sistem
agribisnis adalah tumbuh sesuai dinamika akar rumput karena harus berpihak kepada kepentingan rakyat
(berkerakyatan), tetapi juga terus berkembang sesuai dengan tuntutan perekembangan teknologi untuk
mampu bersaing.
1. Memberikan kepastian secara kuantitatif terhapad hasil yang diproduksi dan dibutuhkan oleh pelaku
agribisnis pada saat yang tepat dan menjamin efisiensi dalam pengelolaan sumber daya yang digunakan.
2. Kesepadanan (suitability) dengan aspek aspek teknis seperti lahan, iklim dan karakteristik komoditi
sehingga dijamin tercapainya produktivitas kerja, efisiensi energi dan kualitas produk yang dihasilkan.
3. Pengembangan alsintan selaras dengan dinamika sosial ekonomi dan pranata budaya setempat, sehingga
tidak menimbulkan dampak pergeseran tenaga kerja yang terlalu cepat dan dipaksakan.
4. Perlunya suatu standar mutu baik nasional maupun internasional yang diikuti untuk menjamin
terwujudnya kualitas hasil pertanian yang kompetitif.

IV. PENUTUP

4.1 kesimpulan
Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian lapangan
(mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi,
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Adapun keunggulan dari mekanisasi pertanian diantaranya dapat meningkatkan produktivitas
pertanian melalui pengolahan lahan yang lebih baik, mengurangi kehilangan hasil serta meningkatkan
ketepatan waktu dalam aktivitas pertanian selain keunggulan mekanisasi pertanian juga memiliki
kelemhan yaitu membutuhkan modal yang besar, Kondisi Lahan di Indonesia yang bergelombang ,
kurangnya Tenaga Ahli mekanisasi pertanian dan dapat mengkibatkan berkurangnya lapangan pekerjaan.

 4.2 SARAN
Pesan yang dapat saya berikan pada makalah kali ini adalah sebaiknya apabila ingin menganalisi
tentang modernisasi pertanian alahkah baiknya dikaji tentang bagaimana kaitannya modernisasi pertanian
dengan  medan yang ada di indonesia sehingga mekanisasi pertanian bisa di gunakan di segala
meda, Penulis masih dalam tahap belajar dalam penulisan makalahini yang tentunya banyak kesalahan
baik dalam segi penulisan maupun isi makalah ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dalam penulisan makalah di masa yang kan
datang.

  DAFTAR PUSTAKA

pertanian/agro_industri_non_pangan/15_pengenalan_alat_dan_mesin_pertanian.pdf.  
Anonimb.,2011.FungsiMesin Alat Pertanian.http:// mekanisasi. litbang. deptan. go.id.

Diakses pada tanggal 20 februari Pukul 20.54.


Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006. Peranan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan. Pertanian .Bogor : IPB
Press
Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. PT Graha persada : Jakarta.
Robbins,2005. CRC handbook of engineering in agriculture. Boka Raton .F1.CRC      Press
hemat waktu, tidak memerlukan SDM yang banyak, factor penyebab kehilangan hasil produksi bisa di
minimalisir.

 
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 05.41 2 komentar: 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
MENGENAI SAYA
Unknown
Lihat profil lengkapku
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai