Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN MEKANISASI PERTANIAN

Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian
diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat
atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air,
dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan
ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi
pertanian(Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang
digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi
hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik
untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah,
2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada
proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa
perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan
dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi
mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat
penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
pertaniannya.
Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal,
kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka   (Hamiltondkk,1996).Suatu hal
yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di
Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian
kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi
mesin-mesin pertanian (Robbins,2005). Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang
meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih
banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh danprofesional.Relevansinya
dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan
atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan
agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat
mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern (Anonim,2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi
pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka
ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal
ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada
proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa
perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan
dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi
mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat
penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal,
kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.

3.2. PERANAN MEKANISASI PERTANIAN

1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia


2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan
keluarga(subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

3.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEKANISASI PERTANIAN

Sumbangan alat dan mesin pertanian dalam pembangunan pertanian dapat diukur pada berbagai
kasus, misalnya penggunaan pompa ai tanah di Jawa Timur yang mampu merubah pola tanam dari padi-
bero menjadi padi - padi atau padi – palawija. Demikian pula penggunaan mesin perontok padi yang
menurunkan susut panen dari > 5% menjadi kurang dari 2%. Penelitian terhadap perbaikan dan
penyempurnaan mesin penggilingan padi mampu menaikkan rendemen giling cukup.
 
Adapun beberapa keunggulan dari mekanisasi pertanian yaitu :

1. Meningkatkan produksi per satuan luas dengan adanya alat-alat mekanis yang canggih yang
telah di gunakan oleh para petani
2.  Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan para petani juga otomatis akan
meningkat
3.   Dapat meningkatkan efektifitas, produktivitas, kuantitas dan kualitas hasil pertanian
4.   Teknologi pasca panen mampu memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu pada
penanganan segar, meningkatkan nilai tambah pada hasil produksi dengan proses pengolahan yang
benar dan tepat, tanpa memperngaruhi rasa dan aroma.
5.   Dapat meningkatkan efisiensi lahan dan tenaga kerja ( tidak terlalu membutuhkan banyak Sumber
Daya Manusia)
6.   Menghemat energi dan sumber daya ( benih, pupuk, dan air)
7.   Dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab kegagalan dalam produksi
8.   Meningkatkan luas lahan yang di tanami dan menghemat waktu karena dengan menggunakan
alat-alat mekanis pengolahan lahan yang luas dapat dengan cepat terselesaikan dan juga pekerjaan para
petani akan lebih terasa ringan.
9.   Menjaga kelestarian lingkungan dan produksi pertanian yang berkelanjutan, serta
10.  Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

Disamping banyaknya keunggulan dari mekanisasi di atas, terdapat juga beberapa kelemahan dari
mekanisasi pertanian, diantaranya yaitu sebagai berikut :

1.   Tidak dapat dipungkiri bahwa mekanisai pertanian dapat menggeser tenaga kerja manusia dan
memberikan dampak negative terhadap pemerataan pendapatan.
2.   Membutuhkan biaya yang tinggi dalam pengadaan dan perawatan alat-alat mekanis tersebut
3.   Sebagian alat-alat tersebut memerlukan arus listrik dalam penggunaannya, jadi tidak semua alat
dapat digunakan di sembarang tempat, seperti tempat yang tidak terdapat sumber arus listrik.
4.   Dapat memperbanyak pengangguran karena  pada dasarnya semua kegiatan pertanian telah banyak
menggunakan alat-alat mekanis yang tidak memerlukan SDM yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai