Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN ALAT PENYIANG PADI

Disusun sebagau salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

BAYU YULI PRABOWO


D 600 130 124

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
ii
\

iii
PERANCANGAN ALAT PENYIANG PADI

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Menghasilkan sebuah desain, alat Penyiang padi
serta Anggaran biaya untuk mewujudkan alat ini sesuai dengan keinginan para
petani dan pekerja di desa Baran Nguter Sukoharjo yang tergabung dalam kelompok
tani “Makmur”. Metode Perancangan Alat penyiang Padi Menggunakan metode
Rasional. Yaitu, sebuah metode perancangan dengan menghadirkan sebuah prosedur
masuk akal kedalam proses perancangan. Adapun tahap-tahap pernacangan ini
adalah (1). Klarifikasi Tujuan (2). Penetapan Fungsi. (3). Penetapan Spesifikasi. (4).
Penetapan Karakteristik Teknis. (5). Pembangkitan Alternatif. (6). Evaluasi
Alternatif. (7). Penyempurnaan Produk. Serta Analisis hasil output. Dari Rancangan
yang dibuat dengan menggunakan metode Rasional dari mesin yang sudah
dirancang alat ini mampu menyelesaikan lahan sawah basah dengan waktu sebesar
0,0587 ha/jam atau 17 jam/ha. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor yaitu operator
dan kondisi lapangan. Untuk menghasilkan sebuah alat penyiang padi, maka biaya
bahan baku langsung yang digunakan sebesar Rp 4.687.800 dan jumlah biaya
sehingga total biaya keseluruhan untuk pembuatan alat ini adalah sebesar Rp
5.500.000 sehingga keuntungan yang didapat adalah Rp 812.200 per unitnya.
Kata Kunci : Perancangan alat, Mesin Penyiang Padi, Metode Rasional.

Abstract
The purpose of this research is to produce a design, a rice weeder and a budget for
realizing this tool in accordance with the wishes of farmers and workers in the
village of Baran Nguter Sukoharjo who are members of the "Makmur" farmer
group. Rice Weeder Design Method Using the Rational method. That is, a design
method by introducing a sensible procedure into the design process. The stages of
this planning are (1). Clarification of Purpose (2). Function Assignment. (3).
Determination of Specifications. (4). Determination of Technical Characteristics.
(5). Alternative Generation. (6). Alternative Evaluation. (7). Product Improvement.
As well as analysis of the output results. From the design made using the Rational
method of a machine that has been designed this tool is able to complete wet rice
fields with a time of 0.0587 ha / hour or 17 hours / ha. This is determined by
several factors, namely the operator and field conditions. To produce a rice weeder,
the cost of direct raw materials used is Rp. 4,687,800 and the total cost so that the
total cost for the manufacture of this tool is Rp. 5,500,000 so the profit is Rp.
812,200 per unit.
Keywords: Design tools, Rice Weeding Machine, Rational Method.

1
1. PENDAHULUAN
Negara penghasil beras terbesar didunia salah satunya adalah Indonesia, dengan jumlah
produksi padi mencapai 75.551.000 ton gabah kering (Badan Pusat Statistik, 2016). Sedangkan
pada kabupaten Sukoharjo jumlah produksi padi mencapai 374.535 ton gabah kering (Badan
Pusat Statistik, 2016). Untuk menghasilkan beras dengan baik, maka dibutuhkan sejumlah
perawatan, mulai dari masa tanam hingga masa siap panen, salah satunya adalah pengendalian
hama. Merupakan tanaman atau hewan yang dapat berpotensi menghambat atau merusak
tanaman padi salah satunya adalah hama gulma, merupakan rumput dan tanaman lain yang
mengganggu, karena dapat merusak perkembangan tanaman padi(Takeshi Takamaa, 2014).
Penurunan akibat gulma tergolong cukup tinggi sekitar 6 – 87%. Penurunan produksi padi
akibat gulma menurut data nasional sekitar 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %
(Widyawati, 2017).
Gulma dapat bersaing memperebutkan unsur hara dengan tanaman, selama awal
pembetukan, gulma menghasilkan 20-30 persen pertumbuhanya sedangkan tanaman 2-3
persen pertumbuhanya (Tayade, 2016). Persiapan lahan yang cermat, termasuk genangan air
efektif dalam membunuh tanaman gulma (Shibayama, 1991). Selain itu pemupukan belum
bisa menaikkan hasil produksi padi, karena pupuk jenis nitrogen lebih banyak terserap oleh
gulma dibanding tanaman padi. (Subiyakto, 1991). Maka diperlukan adanya pengendalian
gulma, agar tidak menimbulkan kerugian yang besar akibat jenis hama ini. Salah satu bentuk
pengendalian adalah penyiangan, merupakan kegiatan Pencabutan gulma. (Pane and Jatmiko,
1999). Pengendalian gulma menggunakan herbisida memiliki kelemahan yaitu pencemaran
lingkungan (Yoon et al., 2013). Cara umum pemberantasan gulma dengan tangan ataupun
landak merupakan cara yang umum dilakukan, karena memerlukan waktu dan tenaga kerja
(Pithantomo, 2007). Untuk menyelesaikan lahan 1 ha, dibutuhkan waktu sekitar 3 hari, serta
tenaga kerja sebanyak 3 orang. Penyiangan secara manual memerlukan tenaga kerja.
Pergeseran tenaga kerja ke sektor Industri mengakibatkan kelangkaan sumber daya manusia
sebagai pekerja (Yoon et al., 2013). Melihat permasalahan tersebut, khususnya yang di rasakan
oleh petani di desa Panggilan Kelurahan Baran yang tergabung dalam kelompok tani
“MAKMUR” maka, diperlukan penelitian tentang bagaimana merancang sebuah desain alat
penyiang padi yang efektif serta efisien bedasarkan keinginan petani serta tenaga kerja di
Dukuh Panggilan. Dalam hal ini penelitian mengambil tema “Perancangan Alat Penyiang
2
Padi” dengan menggunakan metode Rasional sebagai alat yang digunakan utuk mendesain
rancangan dan membuat alat penyiang padi.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode Rasional, digunakan untuk melakukan rancang
bangun alat penyiang padi gulma sawah. Tujuan utama dari metode perancangan adalah
perancangan yang didasari dengan hal-hal yang masuk akal (Cross, 2008).
2.1 Antropometri
Antropometri merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur tubuh
manusia (Onuoha, Idike and Oduma, 2012). Data antropometri untuk menentukan dimensi
serta bagaimana cara untuk mengoperasikannya. Keserasian antara hubungan antropometri
alat dan pekerja berpengaruh pada sikap kerja, produktivitas kerja, kemampuan kerja. Untuk
mentukan dimensi, seperti pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, dan alat maupun peralatan
mekan dapat menggunakan data antropometri (Sudiajeng et al., 2004). Pada perancangan yang
sesuai dengan pemakai/pekerja, biasanya sebuah produk dirancang bagi mereka yang memiliki
ukuran rata rata, sedangkan untuk ukuran lebih besar atau ekstrim rancangan ada ukuran
tersendiri bagi mereka. Konsep percentile digunakan untuk merancang. Penggunaan konsep
percentile untuk memberikan aspek keamanan serta kenyamanan pada nilai fungsi yang tinggi
(Sudiajeng et al., 2004). Untuk merancang mesin atau peralatan jenis kelamin harus
dipertimbangkan, hal ini akan meningkatkan output dan keselamatan serta membantu dalam
perancangan antar muka peralatatan atau mesin (Onuoha, Idike and Oduma, 2012) Selain itu,
sebuah aktivitas desain yang menghasilkan gagasan kreatif dipengaruhi oleh kecepatan
membaca situasi, khususnya pangsa pasar dan permintaan konsumen (Ulrich and Eppinger,
2012).
2.2 Definisi Usahatani dan Ilmu Usahatani
Ilmu usahatani adalah sebuah ilmu mempelajari bagaimana cara untuk memanfaatkan
seluruh sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien di biidang pertanian dengan tujuan
diperoleh hasil maksimal.(Shinta, 2011). Petani kecil adalah terkendala sumberdaya dasar
tempat atau lahan. Mereka hanya mempunyai lahan kecil, disertai dengan kerugian pada setiap
proses pengelolaanya. Lahannya pada waktu tertentu tidak subur dan terpencar-pencar (Shinta,
2011).

3
2.3 Metode Perancangan
Metode perancangan adalah sejumlah aktifitas yang mana perancang alat dapat
mengubah dan mengkombinasikan proses perancangan (Hidayat and Nurwildan, 2013). Dalam
penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui study pustaka, survey lapangan,
pengumpulan data yang dilakukan wawancara kepada para petani di dukuh panggilan untuk
memperoleh costumer need (kebutuhan pengguna). Penelitian yang dilakukan menggunakan
metode perancangan rasional guna merancang alat penyiang padi. Metode Rasional (rational
methods) adalah metode perancangan yang dilandasi oleh kebutuhan pemakai dan bekerja
secara rasional dan masuk akal.
2.3.1. Klarifikasi Tujuan (Clarifying Objectives)
Tahap pertama adalah membuat tujuan rancangan yang akan dibangun. Metode
Objective Tree (pohon tujuan) adalah salah satu metode yang bisa digunakan karena dengan
metode ini tujuan dapat di klasifikasikan dengan dengan jelas.
2.3.2. Penetapan Fungsi (Establishing Function)
Tujuan dari metode ini adalah menciptakan batasan dan kebutuhan dari rancangan yang
akan diwujudkan. Langkah ini menggunakan model black box menjadi sebuah transparent
box.dengan mengelompokkan secara umum dan mengubahnya menjadi sebuah box transparan
(Nurmala, Salim and Mariawati, 2013)
2.3.3. Penetapan Spesifikasi (Setting Requirements).
Tujuan dari metode penetapan spesifikasi adalah, memenuhi dan membuat spesifikasi
dari alat atau mesin yang dibuat dengan akurat.
2.3.4. Penetapan Karakteristik Teknis (Determining Characteristic)
Pada tahap ini kriteria-kriteria diterjemahkan kedalam karakteristik teknik untuk
memudahkan sebuah perancangan dan penyelesaian masalah (Raharjo and Wilis, 2017)
2.3.5. Penyempurnaan Produk (Product Improvement)
Pada tahapan ini dilakukan evaluasi ataupenyempurnaan dari sebuah produk hasil
rancangan. Penyempurnaan produk dapat dilakukan dengan mengujicobakan alat kedalam
fungsi yang sesungguhnya. Kemudian, dilakukan perbaikan atas kekurangan uji coba tersebut.
2.4 Analisis Hasil Output
2.4.1 Kecepatan Aktual

4
Kecepatan Aktual adalah kemampuan alat untuk beroperasi pada bidang kerja dalam
satu satuan waktu (Pithantomo, 2007) kecepatan aktual alat dapat diketahui dengan persamaan:
𝑠
V= (1)
𝑡

dengan : V = Kecepatan aktual (m/detik)


S = Panjang lintasan (m)
t = Waktu tempuh (detik)
2.4.2 Kapasitas Kerja Teoritis
Kapasitas kerja teoritis adalah kemampuan alat dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan
pada sebidang lahan jika alat tesebut berjalan maju dengan sepenuh waktu (100 %) dan bekerja
dengan lebar maksimum (Harnel and Buharman, 2011) hal ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Kt = V x W x 0,36 (2)
dengan: Kt = Kapasitas kerja teoritis (ha/jam)
V = Kecepatan kerja (m/detik)
W = Lebar kerja penyiangan (m)
0,36 = Angka konversi
2.5 Alur Penelitian
Adapun alur penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah data kuisioner yang didapatkan wawancara dengan petani serta tenaga
kerja yang menggunakan sorok sebagai alat untuk menyiangi gulma. Selain data kuisioner,
data selanjutnya adalah data antropometri yang didapatkan secara online di situs terpercaya.

5
Mulai

Survei Awal

Perumusan

Pengumpulan data

-Data Antrhopometri;
Rentangan Siku
Rentangan Tangan ke depan Tinggi Siku
Genggaman Tangan
-Kuisioner Kebutuhan Pengguna

Valid? Reliable? Tidak

Perancangan Alat
Tahap Clarifying Objectives
Tahap Establising function
Tahap Setting Requirments
Tahap Determining Charatters
Tahap generating alternatives
Tahap Evaluating Alternatives
Tahap Improving Details

Hasil Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Alur Penelitian

6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengolahan Data Kuisioner
Pada tabel dibawah menunjukan hasil rekapitulasi data keinginan para petani dan pekerja
yang menggunakan alat sorok di dk Panggilan, Baran. Dari data keinginan tersebut kemudian
dibuat kuisioner kemudian diuji.
Tabel 1. Validitas
r r
No Atribut Kebutuhan hitung tabel Keterngan
1 Dapat menghilangkan gulma 0,617 0,361 Valid
2 Dapat menghemat tenaga 0,690 0,361 Valid
3 Tidak merusak tanaman 0,525 0,361 Valid
4 Nyaman dipakai 0,545 0,361 Valid
5 Mudah dipindahkan 0,600 0,361 Valid
Dapat digunakan pada lahan
6 0,506 0,361 Valid
yang kering
3.1.1 Keputusan
H0 diterima jika r positif dan r hitung > r tabel. Sedangkan H 0 ditolak jika r apabila nilai
hitung negatif (Indrawan, 2016) Dari perhitungan SPSS diperoleh nilai r hitung lebih besar dari
r tabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima kuisioner ini valid.
Tabel 2. Output Reabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
0,814 6

Jika r alpha positif dan lebih besar dari nilai koefisien korelasi (r alpha ≥ r korelasi) maka
variabel tersebut realibel. Namun jika r alpha positif dan lebih kecil dari koefisien korelasi (r
alpha≥ r korelasi) maka variabel tersebut tidak realibel. Karena r hitung lebih besar dari
koefisien korelasi (0,814 ≥ 0,6) maka semua variabel tersebut realibel.
3.2 Tahap Perancangan Alat
3.2.1 Tahap Clarfying Objectives
Pada Tahap Clarfying Objectives. Metode yang dipakai adalah Objectives Tree, karena
metode ini dapat menjelaskan tujuan dan sub tujuan dari sebuah proses perancangan, proses ini
dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini

7
Dapat menghilangkan gulma Tidak merusak tanaman Hemat tenaga

Fungsional

Nyaman digunakan

Mudah digunakan
Alat penyiang Padi
Ergonomis

Harga murah

Perawatan mudah

Ekonomis

Mengapa bagaimana

Gambar 2. Tahap Clarfying Objectives


3.2.2 Tahap Establishing Function
Pada tahap estabilishing function, mempunyai tujuan untuk menetapkan batasan sistem
yang akan dibuat(Cross, 2008), metode yang digunakan adalah analisis fungsi, Hal pertama
yang dilakukan adalah memperlihatkan fungsi perancangan secara umum dalam masukan
(input) menjadi keluaran (output) yang diharapkan. Function Analysis (analisis fungsi) dapat
dilihat pada gambar 3 dibawah ini.

Alat penyiang
Gulma tercabut
Padi Black box

Roda penyiang Mencabut gulma,


membenamkan
gulma.

Ran

Alat penyiang
Gulma tercabut
Padi

Mengendal
Kem

Sumber tenaga
Penggerak utama

Gambar 3. Function Sistem


Analisis
penyaluran Perancangan
Menyalurkan Alat Penyiang Padi

8
3.2.3 Tahap Performance Specification
Pada tahap selanjutnya adalah menetukan spesifikasi dan kebutuhan pelaksana dari
perancangangan alat penyiang padi (Yohanes et al., 2015), metode yang digunakan adalah
Performance Specification (spesifikasi performansi) seperti Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Performance Specification Perancangan Alat Penyiang Padi.
Tujuan Kriteria
Dapat Menghilangkan Adanya mekanisme roda yang
Gulma berputar, guna membenamkan gulma
terdapat pelindung, pada sekitar roda agar
Tidak Merusak Tanaman
tidak merusak tanaman
Hemat Tenaga Menggunakan tenaga mesin
Nyaman Digunakan Dimensi alat sesuai dengan antropometri
Mudah Digunakan terdapat panduan pengguna
jenis material yang digunakan harga
Harga Murah
terjangkau
Perawatan Mudah adanya spare part yang tersedia di pasaran

Pada tahap Determining Characteristic menggunakan analisis ergonomi dan analisis teknik.
Pada tahap ini menjelaskan tentang pemenuhan target yang akan dicapai dari setiap
karakteristik produk, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Tabel 4. Atribut Kebutuhan Responden.

No Atribut Kebutuhan
1 Dapat menghilangkan gulma
2 Dapat menghemat tenaga
3 Tidak merusak tanaman
4 Nyaman dipakai
5 Mudah dipindahkan
Dapat digunakan pada lahan yang
6
kering (Sedikit Air)
Tahap selanjutnya adalah menentukan perhitungan dimensi data diperoleh dari data
antropometri orang Indonesia yang dapat diketahui melalui web, komponen alat adapun
komponen dan dimensi alat dapat dilihat pada tabel berikut

9
Tabel 5. Dimensi Alat
Ukuran
No Bagian
(cm)
1
Lebar Pegangan Alat Penyiang Padi 55
2
Diameter Pegangan 4
3
Ketinggian Pegangan 96
4
Panjang Genggaman Tangan 9
Perhitungan Jangkauan Tangan
5 44
Kedepan
Menentukan komponen yang akan digunakan oleh mesin penyiang padi. Hal ini berdasarkan
informasi dari pustaka, produk yang sudah ada dan teknisi, adapun komponen tersebut meliputi:
3.2..1. Rangka
Merupakan dudukan bagi komponen yang lain. Konstruksi rangka terdiri dari besi pipa
ukuran ¾ inch, dan plat besi ketebalan 2 cm. Pada rangka terdapat sambungan yang
menghubungkan kemudi dengan bagian poros dan skid.
3.2..2. Mesin
Bertugas sebagai penyedia daya untuk menjalankan fungsinya, maka, harus mempunyai
sumber tenaga atau kapasitas yang cukup untuk bekerja di lahan sawah basah (Shakya et al.,
2016). Sehingga, untuk kebutuhan sumber daya tenaga menggunakan mesin yang berkekuatan
3 hp 6000 rpm.
3.2..3. Kemudi
Berfungsi sebagai pengendali jalanya alat dan tempat menaruh tuas gas.
3.2..4. Transmisi
Menggunakan sistem poros yang dihubungkan langsung ke reduction gear melalui
putaran mesin.
3.2..5. Reduction Gear
worm gear merupakan roda gigi yang digunakan. Karena roda gigi jenis ini ringkas dan
tidak terlalu berat.
3.2..6. Roda Penyiang
Dirancang dengan Ø 40 cm hal ini bertujuan untuk bisa melakukan penyiangan dengan
tinggi tanaman 30-35 cm (Alizadeh, 2011), bahan yang digunakan adalah plat strip yang
berukuran 4 mm.
3.2..7. Pisau Penyiang

1
Berfungsi sebagai komponen untuk mencabuti atau memotong gulma melalui putaran
roda. disain menyerupai cakar yang dengan jari 3 buah, hal ini bertujuan untuk menghasilkan
penyiangan yang lebih efektif.
3.2..8. Skid
Dirancang untuk menopang alat dan sebagai dudukan. Selain itu skid berfungsi sebagai
dudukan agar mesin tetap berdiri dan menjaga agar tidak tenggelam.
Setelah dimensi dan komponen diketahui, maka tahap selanjutnya adalah penggambaran
konsep desain dengan menggunakan solidworks. Adapaun gambar desain alat penyiang dapat
diketahui pada gambar berikut

Gambar 4. Desain 3d mesin penyiang padi.

Gambar 5. Alat penyiang padi


1
Tabel 6. Data Teknis Mesin Penyiang
Model Satuan MANTAN
Panjang Cm 110
Lebar Stang
Cm
Kemudi 55
Dimensi Tinggi Stang
Cm
Kemudi 96
Rangka dan
Kg
Motor 38
Merk General
Model WP 10
Volume silinder 40
Motor/Enjin Daya HP;RPM 3;6000
Jenis bahan Bensin/4
bakar tak
cara
menghidupkan Tali Tarik
Worm
Transmisi Sistem Gear
Reduksi Putaran 1:40

3.2.4 Analisis Hasil Output


Tahap selanjutnya adalah pengujian alat penyiang padi dilakukan dilahan sawah dengan
lebar kerja 20 cm, ketinggian air sekitar 4-5 cm dengan kedalaman lumpur 20 cm. Bentuk
pengujian ini adalah (1) Kecepatan Aktual Alat. (2). Kapasitas kerja Teoritis Alat. Pengujian
ini bertujuan utuk mengetahui kelebihan dan kekurangan alat sehingga nanti dapat dianalisis
lebih lanjut Adapun hasil dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Kecepatan aktual alat

Ulangan Ulangan Ulangan rata-rata


No Percobaan 1 (m/dt) 2 (m/dt) 3 (m/dt) (m/dt)
1 Penyiangan 1 0,769 0,876 0,802 0,81567

Tabel 7. Kapasitas Kerja Teoritis


Kecepatan Lebar Kapasitas Kerja
No Percobaan
(m/dt) Kerja (m) teoritis (ha/jam)
1 penyiangan 1 0,81567 0,2 0,0587
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kapasitas alat dapat beroprasi adalah 0,0587 ha/jam.
Hal ini ditentukan dari beberapa faktor salah satunya adalah genangan air dan kedalaman pada

1
saat pengujian berpengaruh terhadap kecepatan penyiangan alat, semakin dalam dan tinggi
genangan air, maka semakin sulit operator untuk bergerak maju (Pullaila et al., 2018).
3.2.5 Penyempurnaan Produk
Pada poros yang menghubungkan putaran mesin ke gearbox mengalami patah akibat
beban dan putaran mesin yang besar. sebagai gantinya pemilihan material poros yang baru
menggunakan stainless stell karena logam jenis ini memiliki tingkat keuletan yang lebih baik
daripada besi biasa.

Gambar 6. Penggantian Poros.


Cakar dan roda penyiang padi mengalami kebengkokan, hal tersebut terjadi karena konstruksi
dan material dari roda dan cakar penyiang padi kurang kuat akibat benturan dengan lahan tanah
(Yadav et al., 2013). Sebagai gantinya, konstruksi roda dan cakar diubah dengan material yang
lebih kuat sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Gambar 7. Penggantian Roda


3.2.6 Anggaran Biaya Produk
Pada tahap ini adalah menghitung harga pokok produksi guna menentukan harga jual
yang sesuai berdasarkan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead

1
Tabel 8. Perhitungan Anggaran Biaya Alat Penyiang Padi.
No Unsur Biaya Harga Satuan Jumlah Harga Total
1 Gearbox Yuema Ymr VD50 Rasio 1:40 Rp 1.600.000 1 Rp 1.600.000
2 Engine Water Pump. General Wp 10 cx Rp 1.100.000 1 Rp 1.100.000
3 Batu Gerinda 16 cuting 4" Rp 45.000 1 Rp 45.000
4 Elektroda Nikko Steel 2,0 Rp 3.000 20 Rp 60.000
5 Elektroda Nikko Steel 2,6 Rp 5.750 20 Rp 115.000
6 Ht Kwl 8X1,25 Rp 31.000 1 Rp 31.000
7 Senai 8 mm Rp 17.500 1 Rp 17.500
8 Senai 10 mm Rp 17.500 1 Rp 17.500
9 Senai 12 mm Rp 17.500 1 Rp 17.500
10 pipa 3/4" besi Rp 12.000 6 Rp 72.000
11 plat 4 cm Rp 10.000 4 Rp 40.000
12 rivet 540 Rp 150 100 Rp 15.000
13 baut 1/2 x 30 Rp 7.000 1 Rp 7.000
14 as drat 1/2 Rp 17.000 1 Rp 17.000
15 Strip Plat 4 mm Rp 18.000 2 Rp 36.000
16 Roda 6 cm Merah Rp 14.000 3 Rp 42.000
17 Bubut Plendes Rp 20.000 2 Rp 40.000
18 plendes Rp 13.000 1 Rp 13.000
19 plat besi Rp 12.000 4,5 Rp 54.000
20 p 40 Rp 13.333 3 Rp 40.000
21 Bor Plat+Keling Rp 20.000 4 Rp 80.000
22 Fb THP 2 400 G Rp 41.800 1 Rp 41.800
23 Plat Strip Rp 11.429 7 Rp 80.000
24 besi d. 25 Rp 12.000 1 Rp 12.000
25 Pulsa Listrik Rp 22.000 1 Rp 22.000
26 Pulsa Listrik Rp 22.000 1 Rp 22.000
27 Baut 14" Rp 2.500 10 Rp 25.000
28 Baut 12" Rp 2.000 10 Rp 20.000
30 Mata Bor Rp 12.000 1 Rp 12.000
31 batu potong wd 4" Rp 3.000 20 Rp 60.000
32 Strip Plat 4 mm Rp 18.000 2 Rp 36.000
33 Elektroda Nikko Steel 2,0 Rp 3.000 20 Rp 60.000
34 Galvalum Rp 7.500 2 Rp 15.000
35 Stainles stell 8 mm Rp 22.500 1 Rp 22.500
36 Biaya Las Rp 500.000 1 Rp 500.000
37 Biaya Overhead Rp 300.000 1 Rp 300.000
Jumlah Rp 4.687.800
38 Harga Jual Mesin Penyiang Padi Rp 5.500.000
39 Keuntungan Rp 812.200

1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah total biaya bahan baku langsung yang digunakan
sebesar Rp 4.687.800 sehingga keseluruhan untuk pembuatan alat penyiang padi sebesar Rp
5.500.000 sehingga didapatkan keuntungan sebesar Rp 812.200 per unitnya
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Dalam penelitian yang telah dilakukan berupa perancangan Alat Penyiang Padi menggunakan
metode Rasional peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Bedasarkan penilitian, perancangan alat penyiang padi dengan metode rasional
menghasilkan sebuah mesin penyiang padi mekanis.
2. Dari mesin yang sudah dirancang alat ini mampu menyelesaikan lahan sawah basah
dengan waktu sebesar 0,0587 ha/jam atau 17 jam/ha. Hal ini ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu operator dan kondisi lapangan.
3. Untuk menghasilkan sebuah alat penyiang padi, jumlah biaya bahan baku langsung yang
dibutuhkan sebesar Rp 4.687.800 sehingga total biaya keseluruhan untuk pembuatan alat
ini sebesar Rp 5.500.000 sehingga, diperkirakan keuntungan yang didapat adalah Rp
812.200 per unitnya.
4.1 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan peneliti yaitu perancangan mesin penyiang
padi dengan metode Rasional peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk mengganti beberapa part dengan
kualitas yang lebih bagus dan memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
2. Beberapa part masih perlu pengembangan contohnya adalah pelindung roda penyiang
padi. Hal itu perlu ditambahkan karena, untuk menghindari kerusakan pada tanaman padi
akibat putaran roda penyiang.
3. Perlu dilakukan penelitian tentang efektifitas gulma yang tercabut oleh mesin penyiang
padi ini.

1
PERSANTUNAN
Terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian laporan ini
seperti Bapak Ahmad Kholid Al-Ghofari selaku dosen pembimbing, dan lainnya yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Alizadeh, M. R. (2011) ‘Field performance evaluation of mechanical weeders in the paddy
field’, Scientific Research and Essays Vol. 6(25), pp. 5427-5434, 6(25), pp. 5427–
5434. doi: 10.5897/SRE11.1412.

Cross, N. (2008) Engineering Design Methods Strategies for Product Design. Third edit. The
Open University, United Kingdom: John Wiley.

Harnel and Buharman (2011) ‘Kajian Teknis dan Ekonomis Mesin Penyiang Padi dilahan
Sawah Tadah Hujan’, 14(1), pp. 1–10.

Hidayat, T. and Nurwildan, M. F. (2013) ‘“PEMBUATAN MESIN SIRAMPORTABLE


UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELUHAN MUSKULOSKELETAL
PEKERJA SIRAM TANAMAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN
BREBES”’, Jurnal Teknik Industri –Universitas Bung Hatta,Vol.2No.2, pp.132-
142,Desember 2013, 2.

Indrawan, N. (2016) ‘RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN


MUNGGUNAKAN METODE RASIONAL’, Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Nurmala, R., Salim, J. and Mariawati, A. S. (2013) ‘Perancangan Ruang Menyusui yang
Ergonomis dengan Metode Rasional’, JTI Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.133-138 (1),
1(2), pp. 133–138.

Onuoha, S. N., Idike, F. I. and Oduma, O. (2012) ‘Anthropometry of South Eastern Nigeria
Agricultural Workers’, International Journal of Engineering and Technology, 2(6),
pp. 1089–1095.

Pane, H. and Jatmiko, S. (1999) Pengendalian Hama Gulma Pada Padi. 4th edn. Jakarta: Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi.

1
Pithantomo, B. (2007) ‘MODIFIKASI DAN UJI FUNGSIONAL PENYIANG BERMOTOR
(POWER WEEDER) TIPE PISAU CAKAR UNTUK TANAMAN PADI SAWAH’.
Institut Pertanian Bogor.

Pullaila, A. et al. (2018) ‘Factors affecting paddy farmers perception of utilizing agricultural
machines in Indonesia’, Journal of Agricultural Extension and Rural Development,
10(August), pp. 150–157. doi: 10.5897/JAERD2018.0963.

Raharjo, B. E. and Wilis, G. R. (2017) ‘“PEMBUATAN PROTOTYPE ALAT BANTU


PEMUPUKAN TANAMAN PADI MENGUNAKAN METODE RASIONAL
UNTUK MERINGANKAN KELELAHAN PEKERJA TANAMAN PADI DI
DESA BANJAR ANYAR KEC BALAPULANG KABUPATEN TEGAL”’,
Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Pappers UNISBANK.

Shakya, E. H. B. et al. (2016) ‘Development and Performance Evaluation of Manually


Operated Cono-Weeder for Paddy Crop’, International Refereed Journal of
Engineering and Science (IRJES), 5(7), pp. 6–17.

Shibayama, H. (1991) ‘Integrated management of paddy weeds in japan’, National Agriculture


Research Center (NARC).

Shinta, A. (2011) Ilmu Usahatani. Cetakan Pe. Malang, Indonesia: Universitas Brawijaya Press
(UB Press).

Sudiajeng, L. et al. (2004) ERGONOMI Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan


Produktivitas. Pertama. Surakarta: UNIBA PRESS.

Takeshi Takamaa, P. S. and E. A. (2014) ‘Climate Change Vulnerability to Rice Paddy


Production in Bali , Indonesia Climate Change Vulnerability to Rice Paddy
Production in Bali ’, Handbook of Climate Change Adaptation, (November 2015).
doi: 10.1007/978-3-642-40455-9.

Tayade, N. H. (2016) ‘Performance evaluation of Ambika paddy weeder for paddy in farmer ’ s
field’, Journal of Crop and Weed, 12(3), pp. 178–179.

Yadav, B. K. et al. (2013) ‘To evaluate the efficiency and effect of paddy weeder on the yield
and economics or rice crop’, International Journal of Agricultural Sciences, 9(2), pp.
1
825–826.

Yohanes, A. et al. (2015) ‘Perancangan Alat Pengepresan Jenang Dengan Metode


Anthropometri Dan Ergonomi (Studi Kasus di UKM Agape Pemalang)’, Dinamika
Teknik, 9, pp. 1–7.

Yoon, B. et al. (2013) ‘논 제초 로봇의 바퀴 설계 Wheel Design for Paddy Weeder Robot’,

한국정밀공학회 2013 년도 춘계학술대회논문집, pp. 441–442.

Anda mungkin juga menyukai