Anda di halaman 1dari 16

MESIN PERONTOK PADI (TRESHER)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ‘Perancangan Mesin &


Technopreneur’

Dosen Pengampu :

Ahmad Farid, MT

Disusun oleh :

BAYU AJI NUROHMAN (6420600063)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyeselasikan ,akalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ahmad Farid, MT


sebagai dosen pengampu mata kuliah Perancangan Mesin & Technopreneur yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..iii

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..3
1.3 Tujuan Perancangan…………………………………………………………...3
1.4 Manfaat Perancangan………………………………………………………….3
1.5 Batasan Masalah………………………………………………………………4

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………….5

2.1 Pembahasan……………………………………………………………………5

2.2 Jenis-jenis Thresher……………………………………………………………6

BAB III : PENUTUP……………………………………………………...…….12

3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………...12

3.2 Saran………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah Negara yang dimana mayoritas penduduknya
mengkonsumsi nasi dan hampir seluruh penduduknya berprofesi sebagai
petani, terutama yang tinggal dipedesaan. Namun hal itu dilengkapi dengan
lahan yang tersedia begitu luas tetapi banyak yang tidak memanfaatkannya
terutama daerah Kalimantan dikarenakan nilai produksi beras yang tergolong
minim terutama dilihat dari segi kuantitas. Perontok adalah pemisah gabah
dari jeraminya. Perontokan gabah dapat dilakukan sesudah atau sebelum,
tetapi umumnya petani indonesia melakukan perontokkan sebelum
pengeringan. Setelah padi dipanen, gabah dipisahkan (dirontokan) dari
jeraminya, pemisahan padi dilakukan dengan cara memukulkan seikat padi
atau dengan cara diinjak-injak sehingga gabah terlepas dari jeraminya.
Berdasarkan hasil survey yang berada di desa Seradang, Kecamatan
Haruai, Kab. Tabalong (Kalimantan selatan) terdapat lahan pertanian yang
dimiliki petani, perontokan padi masih menggunakan cara manual yaitu,
dengan cara dibanting atau diinjak-injak. Rata-rata 1 hari mendapatkan 200
kg gabah dengan 6 orang pekerja setelah padi bisa panen, setengah hari
memotong padi setengah hari merontokan padi, semua dilakukan dengan cara
tradisional. Ditinjau dari segi efisiensi dan produktifitas masih terbilang
cukup rendah karena banyak memakan waktu. Secara tradisional kegiatan
perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah
yang kurang baik, masih tercampur dengan jeraminya dan membutuhkan
beberapa kali proses untuk pembersihanya, proses yang sangat sederhana
dibutuhkan banyak tenaga dan waktu yang cukup lama.
Mengingat jurnal dari sebelumnya berkapasitas 150 kg/jam maka agar
menghasilkan produk lebih bnayak proses perontokkan padi ditambahlah
menjadi 200 kg/jam, sehingga petani-petani yang tidak memiliki mesin
perontok padi bisa 2 secara bergantian memakainya dan kebutuhan petani
bisa terpenuhi dengan hasil yang lebih memuaskan dibanding dengan cara
tradisional.
Maka agar proses perontokan padi ini tidak membutuhkan banyak tenaga
dan waktu yang lama, salah satunya dengan alternatif yaitu menggunakan
mesin perontok padi, dengan adanya mesin perontok padi maka petani bisa
mngurangi waktu yang dikeluarkan dibandingkan dengan cara manual.
Mesin perontok padi dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas
kerja, mempercepat pekerjaan, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi
kehilangan hasil perontokan padi dan memperoleh hasil gabah yang baik
dengan memisahkan yang isi dengan tidak isi. Agar dalam proses perontokan
padi ini sesuai dengan daerah dimanapun berada dan fungsinya, maka
dibutuhkan suatu alat tepat guna yang dapat mengatasi persoalan teknis dalam
proses perontokan padi, maka perlu merancang sebuah alat perontok padi
yang dapat menjangkau kedalam hutan sekalipun dengan kriteria :
• Mudah dioperasikan atau digunakan
• Mudah dibawa atau diangkat
• Bisa didorong
• Dapat menjangkau sawah yang berada jauh dari jalan
• Jerami yang dihasilkan tidak hancur, jerami juga dapat difungsikan sebagai
makan untuk sapi, kambing dan binatang ternak lainnya yang memakan
tumbuh-tumbuhan.

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang sesuai dengan


tingkat perekonomian tempat teknologi tersebut digunakan. Maksudnya
adalah ide yang dirancang dari teknologi tersebut muncul berdasarkan dari
masalah yang ada, dalam hal ini masalah keuangan dan untuk menciptakan
efisisensi akan sumber daya alam yang dimanfaatkan. Teknologi tepat guna
haruslah menggunakan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan
berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi pada umumnya
ber emisi banyak 3 limbah dan mencemari lingkungan. Alat yang dapat
meningkatkan program efisiensi perusahaan atau bengkel (umum) pada sisi
keuangan agar hasil dari efisiensi tersebut dapat dipergunakan untuk
melengkapi kekurangan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang terjadi dan terdapat pada latar belakang
diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang mesin perontok padi dengan kapasitas 200
kg/jam?
2. Bagaimana menggambar mesin perontok padi dengan kapasitas
200 kg/jam?

1.3 Tujuan Perancangan


Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan dari perancangan alat ini
adalah sebagai berikut :
Memperoleh hasil gambar desain mesin perontok padi dengan kapasitas
200 kg/jam.

1.4 Manfaat Perancangan


Dari hasil perancangan ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan
kenyamanan bagi pekerja agar termudahkan pekerjaannyan. Dalam melakukan
aktifitas kerja proses perontokan padi sehingga dapat meningkatkan
produktifitas dari produk yang dihasilkan sehingga mempercepat pekerjaan
petani, diantara manfaatnya adalah :
a) Membantu mempercepat pekerjaan petani
b) Membantu dalam proses terjadinya pemisahan antara gabah dan Jerami
c) Dapat menghasilkan pemilihan padi yang isi dengan yang tidak isi dengan
menggunakan penyarin mesin padi tersebut
d) Membantu menghasilkan padi yang terbaik
1.5 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dibuat dalam perancangan ini,
maka perlu ada batasan khusus didalamnya. Batasan ini diperlukan agar dalam
perancangan makalah ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada.
Adapun batasan-batasan di dalam perencanaan ini adalah :
a) Tidak menghitung biaya produksi.
b) Tidak membahas kerangka alat.
c) Rangka mesin (sambungan las) diasumsikan aman.
d) Getaran yang terjadi pada mesin tidak dilakukan perhitungan.
e) Dalam perancangan ini, tidak mendesain mesin penggerak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TRESHER

Kebutuhan akan mekanisasi pertanian semakin meningkat seiring


dengan makin langkahnya tenaga kerja pertanian dan adanya kenaikan upah
yang nyata di pedesaan terutama didaerah dengan intensitas tinggi. Indikator
paling sederhana untuk mengukur bahwa mekanisasi pertanian makin
dibutuhkan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah alsintan yang digunakan
terutama di daerah intensifikasi.

Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam


rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca
panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan
kehilangan hasil dan ter-capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.

Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang


sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani
terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih
tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasi
masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang baik agar
dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras.

Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi
menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk
memisahkan gabah dengan jeraminya,sehingga penggunaan pedal thresher
menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen.Terdapat dua jenis thresher
berdasar alat penggeraknya yaitu (1) Secara manual denganmenggunakan pedal
(pedal thresher) dan (2) digerakkan dengan mesin (power threser).Penggunaan
threser untuk merontok padi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
varietas unggul baru berumur pendek dan mudah rontok.Mesin perontok padi
dikenal juga dengan Power Thresher adalah jenis mesin perontok yang telah
terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan
diIndonesia. Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh petani di
seluruh nusantara karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan
dari lahan satu lainnya.Digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.

2.2 JENIS TRESHER BERDASARKAN ALAT PENGGERAKNYA


a) Trasher Manual
Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat
sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah
dibawa ke tengah hamparan sawah. Thresher jenis pedal ini dikategorikan
sebagai ”Semi Mekanis” karena tidak menggunakan mesin penggerak
(bensin/ diesel) dalam pengoperasiannya.
Fungsi Komponen pada Mesin Perontok Padi Manual (Pedal Thresher)
 Rangka

Fungsi rangka pada Thresher Manual adalah untuk menggendong mesin


serta sebagai dudukan gigi perontok serta komponen lainnya.

 Gigi Perontok Tipe V

Gigi perontok tipe V adalah komponen yang berfungsi untuk


merontokkan tanaman padi yang telah dipotong dari batangnya.
Komponen ini terhubung dengan penggerak sehingga menghasilkan
putaran yang bisa merontokkan padi dari tangkainya.

 Silinder Perontok
Silinder Perontok adalah komponen yang berfungsi untuk dudukan Gigi
Perontok dan juga sebagai alat pemisah padi yang telah dirontokkan
dan tangkainya.

 Gear Sepeda, Rantai, dan Pedal Sepeda

Fungsi Gear Sepeda, rantai, dan Pedal Sepeda adalah sebagai alat
penggerak yang digunakan untuk memutar silinder perontok.

b) Power Thresher
Mesin perontok mekanis padi pada umumnya dapat terbagi atas bagian-
bagian : (a) Kerangka; (b) Silinder Perontok; (c) Fanbelt; (d) Kipas
Penghembus Kotoran; dan (e) Motor Penggerak. Pada masing-masing
bagian ini dapat dilakukan modifikasi apabila diperlukan. Pada tahap awal,
modifikasi dilakukan di bagian silinder perontok. Terdapat 4 macam
mekanisme gerak pada Alsin Perontok Padi yaitu : (1) Threshing (serut);
(2) Hammering (pukul); (3) Impact (tabrakan) ; dan (4) Kombinasi dua
atau lebih mekanisme gerak akibat kerja dinamis faktor centrifugal. Petani
kita kebanyakan menggunakan alsin perontok padi yang dioperasikan
menggunakan tenaga motor penggerak, baik berupa motor Perontok Padi
yang berpenggerak menggunakan motor bensin bobotnya lebih ringan bila
dibandingkan menggunakan motor diesel, ini merupakan salah satu
pertimbangan sehingga para petani lebih banyak memilih menggunakan
penggerak motor bensin. Penggunaan Alsin Perontok Padi mempunyai
beberapa manfaat, antara lain :
 Mempercepat proses perontokan padi sehingga dapat menghemat
waktu.
 Menekan kehilangan hasil
 Meningkatkan mutu gabah dan beras karena proses perontokan lebih
cepat dan langsung dilakukan di lapangan.
Begitu banyaknya berbagai jenis/ tipe yang telah berkembang
dimasyarakat, baik yang telah diproduksi oleh pabrikan maupun yang
dibuat sendiri oleh bengkel-bengkel pengrajin pembuatan Alsin Perontok
Padi.diesel maupun bensin yang disesuaikan dengan kebutuhan petani di
lapangan.

Fungsi-fungsi Komponen pada Power Trasher


 Rangka

Fungsi rangka pada Thresher Manual adalah untuk menggendong mesin


serta sebagai dudukan gigi perontok serta komponen lainnya.
 Silinder Perontok

Silinder Perontok adalah komponen yang berfungsi untuk dudukan Gigi


Perontok dan juga sebagai alat pemisah padi yang telah dirontokkan
dan tangkainya.

 Fanbelt

Berfungsi untuk menghubungkan daya dari motor penggerak ke silinder


perontok.

 Kipas Penghembus Kotoran


Berfungsi untuk memisahkan gabah dengan kotoran yang terbawa
selama proses berlangsung.

 Motor Penggerak

Fungsi Motor penggerak adalah sebagai sumber tenaga yang disalurkan


oleh fan belt ke alat perontok padi. Motor inilah yang menghasilkan
putaran pada silinder perontok.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan fungsinya, mesin perontok padi digunakan para petani untuk
membuat panen lebih cepat dan efisien waktu karena tidak lagi menggunakan
sistem tumbuk menggunakan alu dan digebug.

Tresher bisa digerakkan dengan beberapa cara antara lain diputar dengan
tangan dan bisa juga digerakkan menggunakan mesin.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai