Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ALAT PENCABUT UBI KAYU MEKANIS

DISUSUN OLEH :

ADHIE MIKAIL FATHANAH


1904102010072

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami mendapat kesempatan menyelesaikan tugas makalah metode
penelitian ini. Selain sebagai kesempatan untuk mengasah kemampuan dalam hal
perencanaan komponen mesin.

Sebagai bahan penulisan laporan kami memperoleh judul khusus yang berasal
dari ide kami sendiri setelah melihat kebutuhan terkait “PERANCANGAN ALAT
PENCABUT UBI KAYU MEKANIS”, dan penulisan laporan ini dibimbing langsung
oleh bapak selaku dosen pembimbing kami dalam hal pengembangan ide dan penulisan
laporan.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, masyarakat umum,
dan semua yang membaca laporan ini semoga bisa dipergunakan dan dimanfaatkan
dengan semestinya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan isi laporan ini. Akhir kata saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam pembuatan
laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Banda Aceh,26 Mei 2022

Penyusun

Adhie Mikail Fathanah

IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... I

LEMBAR SOAL TUGAS RANCANGAN PRODUK REKAYASA .............................. II

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... III

KATA PENGANTAR .................................................................................................... IV

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... V

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................VII

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... VIII

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

1.4 Batasan Masalah..............................................................................2

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

2.1 Definisi alat Pencabut Ubi Mekanis ................................................ 3

2.2 Keunggulan Menggunakan Alat Pencabut Ubi Mekanis.................3

2.3 Cara kerja alat ................................................................................. 3

2.4 Clamp Scaffolding Tube ................................................................. 4

2.5 Pengungkit atau Tuas ...................................................................... 5

BAB III. ANGGARAN BIAYA ............................................................................ 7

V
VI
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela pohon
berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke
seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman ini
masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara-
Negara yang terkenal dengan wilayah pertaniannya.

Para petani biasanya menanam tanaman singkong dari golongan singkong


yang tidak beracun untuk mencukupi kebutuhan pangan. Sedangkan untuk
keperluan industri atau bahan dasar untuk industri biasanya dipilih golongan umbi
yang beracun. Karena golongan ini mempunyai kadar pati yang lebih tinggi dan
umbinya lebih besar serta tahan terhadap kerusakan, misalnya perubahan warna
Singkong dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang.
Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman
ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan
untuk varietas Dalam. Pemanenan singkong di lakukan dengan cara mencabut
batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
Untuk varietas Manggu sendiri dapat dipanen pada usia 7 – 10 bulan.

Sejauh ini ada beberapa macam mesin atau alat pemanen singkong, ada
yang memiliki kebutuhan daya tinggi dan ada juga yang hanya berupa alat bantu
dioperasikan secara manual. Salah satu mesin pemanen singkong yang sudah ada.

Petani pada umumnya memanen singkong secara manual menggunakan


tangan atau menggunakan alat bantu sederhana seperti cangkul dan garpu tanah.
Selain dengan cara manual tersebut panen singkong juga bisa dilakukan dengan
menggunakan alat mekanis.

1
Pada perancangan ini yang dilakukan adalah dengan melakukan
identifikasi permasalahan dilapangan yang dihadapi petani yaitu sulitnya
mencabut Ubi kayu (singkong) oleh para petani. Mereka mengalami kendala
ketika akan panen hasil kebun mereka, dikarenakan keras dan masih
menggunkaan tenaga manusia tanpa bantuan alat. Selanjutnya setelah
diidentifikasi, maka dengan ini melakukan perangcangan alat dengan
menggunakan teknologi sedehara dengan prinsip mekanis yang diperlukan dalam
pemcabutan Ubi kayu (singkong) tersebut. Setelah data data didapatkan berupa
tinggi pihon ubi kayu, kedalaman ubi kayu kedalam tanah, jarak pengungkit yang
akan digunakan, dan seterusnya. Maka alat rancangan pencabut ubi kayu di
gambar dan dimodelkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada


tugas rancangan ini adalah bagaimana cara mempermudah petani singkong pada
saat panen.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada kajian ini adalah untuk merancang alat
pencabut singkong atau ubi kayu pada kebutuhan pertanian.

1.4 Batasan Masalah

1. Perancangan alat ini hanya berfungsi melakukan pencabutan pada


tanaman singkong atau ubi kayu.
2. Perancangan ini tetap masih menggunakan tenaga manusia pada
pengoprasian nya.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi alat Pencabut Ubi Mekanis


Alat pemanen singkong mekanis tersebut menggunakan prinsip kerja momen
gaya peasawat sederhana dengan sedikit usaha yang dilakukan tetapi dapat
menghasilkan gaya angkat yang besar untuk mengangkat singkong. Selain itu alat
tersebut terbuat dari bahan pipa baja ringan sehingga mudah untuk dipindahkan.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, alat tersebut mampu merubah gaya
tekan dari kaki operator menjadi gaya angkat/tarik [1].

Sejauh ini ada beberapa macam mesin atau alat pemanen singkong, ada yang
memiliki kebutuhan daya tinggi dan ada juga yang hanya berupa alat bantu
dioperasikan secara manual. Salah satu mesin pemanen singkong yang sudah ada
dapat dilihat pada gambar 2.1.

2.2. Keunggulan dan Kekurangan Dalam Penggunaan Sistem Mekanis Alat


Pencabut Ubi dibandingkan dengan Cara Konvensional

Terdapat beberapa keunggulan dari inovasi pada alat yang sudah ada saat
ini di para petani. Namun, masih terdapat beberapa kelemahan ataupun
kekurangan pada inovasi alat tersebut yang dimana menjadi perhatian utama kami
dalam melakukan pengembangan terhadap inovasi yang sudah ada. Dan adapun
kekurangan pada inovasi yang ada, seperti :

• Pada sistem penjepit yang masih menggunakan sistem tarik dengan


bantuan rantai, dan penjepit statis yang dapat dilihat pada gambar 2.1.

• Desain rangka/batang yang belum dapat di sesuaikan dengan titik tumpu


yang dapat dilihat pada gambar 2.1, 2.2.

Oleh karena itu, inovasi yang baru ini dinilai lebih relevan dengan kondisi
serta kebutuhan para petani dalam mencapai proses panen ubi kayu yang optimal.

Alat ini memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan


mengunakan cara konvensional. Keunggulan dengan teknologi yang sudah ada
adalah penggunaan dan perawatan yang mudah, serta mobilitas alat yang tinggi.

3
Alat ini mampu digunakan secara mudah (tanpa mengeluarkan tenaga)
Dengan penggunaan alat ini petani dapat mengghemat tenaga dan waktu. Maka,
petani dapat menggunakan tenaga dan waktu untuk keperluan lain nya [5].

Gambar 2.1 Inovasi Alat Pencabut Ubi Kayu yang Sudah Ada [6].

2.3 Cara kerja alat

Alat pencabut ubi mekanis ini dilengkapi alat penjepit dibagian depan dengan
fungsi menjepit batang singkong, kemudian menekan pegangan alat tersebut.
Sehingga pada saat menekan batang pegangan maka penjepit batang singkong
akan menarik keatas batang singkong. Setelah batang singkong dicabut maka
petani lansung memotong ubi dan meletakkan ubi-ubi tersebut ke wadah yang
sudah di persiapkan petani.

Gambar 2.2 Desain Sederhana Alat Pencabut Ubi Mekanis[6].

4
2.4 Clamp Scaffolding Tube

Clamp scaffolding tube ialah sebuah komponen yang berfungsi untuk untuk
menyambung dua pipa yang terbuat dari berbagai jenis material. Material yang
sering digunakan pada komponen clamp scaffolding ini adalah logam [2].

Gambar 2.2 Clamp Scaffolding Tube [2].

2.5 Pengungkit atau Tuas


Pada umumnya tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu
yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Ketika kita mengungkit suatu
benda, ada tiga titik yang mgnggunakan gaya yaitu beban, titik tumpu, dan kuasa.
Titik beban merupakan titik berat suatu benda, titik tumpu merupakan tempat
bertumpunya suatu gaya, gaya yang bekerja pada tuas atau pengungkit disebut
kuasa [3].

Berdasarkan posisinya tuas atau pengungkit dibedakan menjadi tiga, yaitu:


a. Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, posisi titik tumpu terletak di antara beban
dan kuasa dapat dilihat pada gambar 2.3(a). Contohnya jungkat-jungkit,
gunting, linggis, dan alat pencabut paku.

b. Tuas golongan kedua


Pada tuas golongan kedua, posisi beban terletak terletak diantara titik
tumpu dan kuasa dapat dilihat pada gambar 2.3(b). Contohnya pembuka
tutup botol, pemotong kertas, dan gerobak beroda satu.

5
c. Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, posisi kuasa terletak diantara titik tumpu dan
beban dapat dilihat pada gambar 2.3(c). Contohnya sekop.

(a) (b) (c)

Gambar 2.3 Golongan Jenis Pada Tuas [7].

6
BAB III. ANGGARAN BIAYA

3.1

7
BAB IV. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat. Semoga proposal ini dapat diterima dan
dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa kami ucapkan syukur kepada Allah
SWT karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
proposal ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut membantu dalam pembuatan proposal ini.

Semoga proposal ini dapat diterima oleh semua pihak karena proposal ini
merupakan tahap awal dalam memulai inovasi tersebut. Dengan terwujudnya
proposal ini, kami berharap dapat segera mewujudkan inovasi yang telah
direncanakan ini.

Segala saran dan kritik yang membangun sangatlah kami harapkan dari semua
pihak, karena kami menyadari bahwa proposal kami masih jauh dari kata sempurna.
Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat menjadi acuan atau pelajaran bagi kami
semua untuk dapat menjadi lebih baik lagi dihari esok. Atas segala waktu dan
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai