Disusun Oleh :
a
KATA PENGANTAR
Pertama dan paling utama saya panjatkan puji serta syukur kita
haturkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
tentang “Teknologi dan Mekanisasi Pertanian” dengan baik dan lancar
tanpa ada kesulitan.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, makalah ini tidak dapat saya
selesaikan dengan maksimal tanpa adanya dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak.
Saya berharap makalah ini yang saya susun bisa memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Makalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................16
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Combine harvester tipe half feeding.........................................4
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan
manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan
terbuat dari batu atau kayu yang kemudian berkembang menjadi bahan
logam. Susunan alat ini awal mulanya sederhana, kemudian sampai
ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan
dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung dapat mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian.
Sesuai dengan definisi dari mekanisasi pertanian ( agriculture
mechanization ), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah
untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian
dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut sangat diperlukan
alat mesin pertanian.
v
Mekanisasi pertanian meskipun saat ini sudah dianggap sebagai suatu
kebutuhan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan pertanian
modern, namun perlu disadari bahwa keberhasilan penerapan mekanisasi
diperlukan ketepatan teknologi dan manajemen, disamping berbagai
faktor pendukung lainnya. Sehingga mekanisasi dapat mencapai tujuan
yang dcita citakan dan bukan sebaliknya, yaitu justru menambah masalah
dan beban biaya produksi bagi petani.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis bisa menentukan rumusan masalah
sebagai berikut ini :
C. Tujuan Makalah
vi
BAB II PEMBAHASAN
vii
Malaysia dan Thailand untuk meningkatkan produk-produk pertaniannya
supaya dapat lebih bersaing di pasar global.
Jenis alat dan mesin panen padi yang telah berkembang di Indonesia
meliputi ani-ani, sabit, reaper, stripper, padi mower dan combine
harvester. Teknologi pemanenan padi di Indonesia sudah mengalami
perkembangan yang cukup pesat selama periode 5 tahun terakhir sejak
tahun 2012. Saat ini penggunaan jenis alat dan mesin panen padi
sederhana seperti ani-ani sudah banyak ditinggalkan petani. Penggunaan
reaper dan stripper masih kurang bisa berkembang di masyarakat, bahkan
sudah mulai ditinggalkan petani. Sejak tahun 2012 barulah mulai
berkembang mesin panen padi tipe mower ( paddy mower ) dan juga
mesin panen padi tipe kombinasi ( combine harvester ).
viii
Mesin ini terdapat 2 lubang pengeluaran (outlet). Outlet utama
adalah keluaran untuk padi. Outlet kedua adalah pengeluaran
potongan jerami. Kapasitas kerja lapang rata-rata mesin ini sebesar
0,06 ha/jam dan losses panen sekitar 2,85 %.
Keuntungan dari penggunaan mesin panen tipe ini adalah
pemotongan jerami dilakukan di dekat permukaan tanah. Karena
itu, setelah dipanen kondisi lahannya bersih dari jerami. Selain itu
jerami hasil panen dipotong atau dicacah menjadi halus dan
disebarkan di atas permukaan tanah.
Adapun kelemahan dari combine tipe ini adalah banyaknya
benturan dan getaran yang dialami sejak proses pemotongan dan
conveying batang padi. Akibatnya, butir padi rontok dan losses
menjadi tinggi untuk varietas padi yang memiliki sifat shattering
habitnya kecil.
2. Whole Feeding Type Combine Harvester
ix
Mesin panen padi tipe whole feeding mempunyai beberapa
komponen utama, antara lain pemotong padi (jerami dengan
malainya), pembawa hasil potongan padi, perontok padi (tipe
throw-in), penggerak, dan tempat kontrol semua komponen.
Terdapat 3 lubang pengeluaran (outlet), yaitu outlet 1 adalah
lubang keluaran untuk gabah, outlet 2 untuk pengeluaran jerami,
dan outlet 3 adalah lubang pengeluaran hasil kotoran. Setelah
terpotong oleh pisau pemotong, padi diangkut naik oleh screw ke
inlet perontokan, selanjutnya padi tersebut dirontokkan. Gabah
yang terpisah dari jerami diarahkan ke outlet 1. Sementara jerami
ke outlet 2 dan kotoran di outlet 3. Pada outlet 1 siap ditampung
karung yang telah disiapkan sebelum mesin dioperasikan.
1. Mesin Thresher
x
menggunakan mesin thresher padi otomatis, direncanakan
memberikan suatu inovasi terbaru yang dapat menekan proses
kehilangan hasil padi sekitar 3%.
Bahan dan alat yang diperlukan untuk membuat mesin tresher padi
otomatis adalah besi siku 20 x 20 x 2 mm untuk rangka, besi plat
untuk body mesin, motor bensin 6,5 HP untuk tenaga penggerak, belt
dan pully serta baling angin untuk memisahkan padi yang berisi dan
padi yang hampa.
xi
yang memiliki kondisi tanah rawa-rawa, karena alas kaki mesin
dirancang khusus.
. Sehingga mesin ini tidak akan terbenam maupun oleng. Selain itu
mesin ini juga dilengkapi dengan sensor sebagai pembaca kecepatan
putaran mesin, oleh sebab itu akan mempermudahkan petani dalam
mengatur kecepatan putaran mesin dengan keadaan padi lembab
ataupun kering, serta mesin ini dilengkapi dengan tool box dan roda
mesin, semuanya ini khusus dirancang dan telah terlaksana dengan
maksimal.
xii
proses pengupasan gabah dari batang padi dilakukan secara
otomatis.
Combine dan mini combine memilki prinsip mesin yang sama yang
membedakan adalah ukurannya dan beberapa konstruksi. Untuk mesin
xiii
panen mini combine sendiri bekerja sampai pengarungan gabah yang
sudah lepas dari malaynya dan gabah sudah bersih dari kotoran dan gabah
hampa.
xiv
penjemuran yang luas, memerlukan waktu yang lama dan kualitas hasil
pengeringan rendah. Kualitas hasil pengeringan yang rendah memberi
dampak kepada ekonomi petani yaitu kurangnya pendapatan dan
kesejahteraan, hal ini disebabkan oleh produk yang dikeringkan
tersebut dijual dengan harga murah. Hal ini juga salah satu
penghalang program pemerintah untuk meningkatkan pendidikan
nasional karena tidak mampunya petani membiayai pendidikan anak-
anak mereka.
xv
untuk proses pengeringan. Faktor yang kedua yang mempengaruhi
proses pengeringan adalah faktor yang berhubungan dengan udara
pengering atau disebut sebagai faktor eksternal seperti suhu, kelembaban
dan kecepatan volumetrik aliran udara pengering. Proses utama yang
terjadi pada proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi
apabila air yang dikandung oleh suatu bahan keluar dari bahan ke
lingkungan karena panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini
dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan
gas, arang baru ataupun tenaga surya.
xvi
D. Pengeringan Mekanis Dalam Pertanian
xvii
sistem batch, bijian dikeringkan dalam suatu wadah dan kontak antara
bijian dengan udara pengering lama/berulang kali. Pada sistem kontinyu,
bijian mengalir secara kontinyu dan kontak dengan udara pengering
hanya sekali saat bijian berada pada kolom/zona pengeringan saja.
xviii
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
xix
DAFTAR PUSTAKA
Ananto E. E, A. Setyono dan Sutrisno. 2003. Panduan teknis penangnan panen dan
pascapanen padi dalam system usahatani tanaman-ternak. Puslitbangtan, Bogor.
Sulistiaji, K., 2007. Alat dan mesin (alsin) panen dan perontokan padi di Indonesia
Sudaryanto T, Rusastra IW. 2006. Kebijakan strategis usaha pertanian dalam rangka
peningkatan produksi dan pengentasan kemiskinan. J Penel Pengemb Pertan. 25(4):115-
122.
xx