Anda di halaman 1dari 13

LOMBA KARYA INOVASI

KABUPATEN MADIUN 2021

RANCANG BANGUN MESIN


PENCACAH PORANG GUNA
EFISIENSI WAKTU
PENGOLAHAN PORANG

OLEH :
1
ENGGAR PRASTYO
FELEC YUDHISTIRA
LOMBA INOVASI DAN TEKNOLOGI

KABUPATEN MADIUN TAHUN 2021

Kategori Inovasi & Teknologi : Kategori III (Inovasi dan Teknologi

Bidang Ekonomi)

Judul Inovasi : RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH


PORANG GUNA EFISIENSI WAKTU
PENGOLAHAN PORANG

Tanggal/Bulan/Tahun : 27 Mei 2021

Inovator :
1. ENGGAR PRASTYO
Rt 01/ Rw 02 Desa Sogo
Kec. Balerejo Kab. Madiun
Enggarprasetyo123@gmail.com
0822-2934-4599
2. FELEC YUDHISTIRA
Jl. Mangga no 95 Desa Pilangkenceng
Kec. Pilangkenceng Kab. Madiun
Felecyudhistira02@gmail.com
0857-8424-7720

2
RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH PORANG GUNA EFISIENSI WAKTU
PENGOLAHAN PORANG

A. Latar Belakang

Tanaman porang dalam Bahasa latinya (Amorphophallus oncophyllus Prain)

termasuk kedalam umbi- umbian. Tumbuhan ini brupa semak ( herba) yang dapat

dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Dewasa ini semakin banyak petani

yang mulai membudidayakan tanaman porang karena melihat potensi besar yang dapat

dihasilkan. Porang dapat tumbuh sebagai naungan sehingga tanaman ini cocok

dikembangkan sebagai tanaman sela diantara tanaman yang lain seperti Pohon Jati,

Maoni, Sonokeling, Rumpun Bambu maupun semak- semak. Dimana tanaman ini

tumbuh baik dan optimal padakondisi lingkungan, yaitu; suhu 25 - 35 °C dan curah

hujan antara 300 - 500 mm/bulan. Produksi umbi yang optimal dapat diperoleh setelah

tiga periode daur, yaitu sekitar tiga tahun . Tumbuhan porang memiliki beberapa siklus

(periode) pertumbuhan dimana satu periode siklus berlangsung selama 12 – 13 bulan.

Siklus pertama dimulai pada musim penghujan yang ditandai dengan

munculnya tunas berasal dari umbi, kemudian tunas akan tumbuh selama 6 - 7 bulan.

Selanjutnya pada musim kemarau yang berlangsung selama 5 - 6 bulan, tunas akan

mengering dan rebah. Siklus berikutnya dimulai pada awal musim hujan dengan

tangkai daun dan diameter tajuk daun yang lebih panjang/lebar dibandingkan pada

siklus sebelumnya. Tumbuhan porang yang sudah mengalami beberapa periode siklus

memiliki umbi yang lebih berat. Umbi batang umumnya dipanen pada siklus ketiga.

3
Pada siklus pertama dan kedua merupakan fase pertumbuhan vegetatif dan setelah

siklus ketiga, mengalami fase pertumbuhan generative.

Tumbuhan porang dapat dipanen setelah tanamannya rebah dan daunnya telah

kering. Pada saat itu, kandungan glukomanan lebih tinggi dibandingkan pada saat

sebelum rebah. Kandungan

glukomanan pada awal pertumbuhan lebih rendah karena digunakan sebagai sumber

energi untuk pertumbuhan daun. Setelah daun mengalami pertumbuhan yang

maksimal, glukomanan tidak digunakan untuk proses metabolisme, sehingga

terakumulasi pada umbi hingga mencapai fase dormansi. Untuk itu pembudidayaan

porang harus dilakukan secara detail karena perlu pengelolaan yang intensif seperti

pengolahan lahan untuk pembibitan dan penanaman, pemeliharaan tanaman serta cara panen

umbi.

Proses pengolahan umbi porang setelah panen adalah proses pencucian, kemudian

proses pencacahan atau pengirisan dengan ketebalan 5 – 7mm dan selanjutnya adalah proses

pengeringan. Hasil proses pengeringanini disebut ‘chip’ atau keripik porang. Chip akan

digiling (ditumbuk) menjadi tepung selanjutnya dipisahkan antara serbuk manaan dan

tepungnya. Umbi porang hasil panen ini tidak dapat bertahan lama sehingga harus segera di

olah dan dijadikan “chip” dan tepung agar bahan baku porang ini dapat tersimpan dalam jangka

waktu yang lama. Namuan yang terdapat dilapangan ada beberapa kendala yakni petani petani

di daerah hanya dapat menjual porang hasil panen secara langsung ke pengepul dan mereka

masih mencacah secara manual sehingga hasilnya tidak maksimal, tepal tipis chip tidak

4
terkontrol sehingga proses pengeringan menjadi lama dan menghambat proses pengolahan

selanjutnya.

Paparan diatas menjadi latar belakang dari kami sebagai salah satu inovator sebagai

generasi millennial dan generasi Z yang inoivatif, kreatif, imajinatif dan peka terhadap

lingkungan sekitar memotifasi siswanya untuk berinovasi menciptakan mesin pencacah porang

sehingga tebal hasil irisan porang lebih terkontrol dengan waktu yang lebih efisien sehingga

waktu pengolahan untuk menjadi bahan baku tepung porang lebih singkat. Selain itu

pembuatan mesin pencacah porang dilakukan untuk mendukung petani porang agar mereka

dapat menjual hasil panennya dalam bentuk “ chip” sehingga mampu meningkatkan

pendapatan mereka dan menaikan hasil panen tanaman porang.

B. Tujuan

Pembuatan mesin pencacah umbi porang yang dilakukan oleh bertujuan untuk

membantu petani porang dalam meningkatkan hasil panenya dengan menjual panen porang

dalam bentuk “chip” porang, dan menghasilkan mesin pencacah porang sehingga hasil olahan

panen porang menjadi lebih maksimal karena tebal tipis chips lebih terkontrol dan sama

sehingga proses pengeringanya lebih cepat. Selain itu dengan adanya mesin pencacah porang

ini bertujuan mampu menentukuan desain dari mesin pencacah porang, memilih motor yang

tepat untuk mesin pencacag porang dan dapat menciptakan inovasi yang berguna untuk

masyarakat luas.

5
C. Manfaat

Inovasi pembuatan mesin pencacah porang ini dapat dimanfaatkan sebagai alat bagi

petani porang mengubah umbi porang dalam bentuk chip porang sehingga hasil penjualan dari

panenya lebih meningkat. Selain itu alat pencacah porang ini dapat membantu pekerjaan

pengolahan umbi porang menjaadi chip porang lebih maksimal hasilnya dan waktunya lebih

efisien. Menambah wawasan bagi pembuat dan petani untuk dapat memilih motor yang tepat

guna membuat alat pencacah porang.

D. Rancang Bangun karya inovasi

Lokasi, waktu, alat dan proses pembuatan mesin semuanya dilakukan di bengkel

Mesin Kami dimana kegiatan awal yang dilakukan adalah proses observasi awal kemudian

dilanjutkan dengan perancangan alat, perakitan alat dan terakhir uji coba alat tahapan

pembuatan mesin ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Observasi Awal

Tahapan ini innovator melakukan kajian mengenai alat penacah porang yang sudah

ada di pasaran dan mempelajari bagaimana system tersebut berkerja yang selanjutnya

memperbarui alat tersebut dengan inovasi yang baru.

2. Tahap Perancangan

Inovator melakukan desain dan pemilihan bahan untuk pembuatan alat pencacah

porang. Desain dilakukan secara manual dan menggunakan software sehingga lebih mudah

untuk di esekusi saat pembuatan alat pencacah porang dan potongan – potongan bahan dasar

nya lebih tepat sehingga efisien dalam waktu dan tenaga.

6
3. Tahap Perakitan

Bahan yang telah di siapkan di rakit menjadi satu kesatuan sesuai dengan desain yang

telah di tentukan sebelumnya. Perakitan ini dilakukan oleh innovator hingga alat jadi dan siap

untuk dilakukan uji coba produk.

4. Uji Coba Produk

Pengujian produk dilakukan setelah alat selesai dirakit, hal ini dilakukan agar

innovator dapat mengetahui kemampuan dari alat tersebut dan mengetahui kekurangan alat

tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan sehingga mesin siap digunakan untuk proses

produksi. Berikut adalah diagram pembuatan mesin pencacah porang.

STUDY KASUS

PERENCANAAN & DESAIN

PERAKITAN

UJI COBA

ALAT TIDAK BAIK ALAT BAIK

IMPLEMENTASI

SELESAI

Gambar 1. Diagram Rancang Bangun Alat Pencacah Porang

7
E. Keaslian Produk
Meningkatnya petani porang dalam akhir – akhir ini harus di dukung dengan

inovasi – inovasi pengolahan porang. Untuk pengolahan porang menjadi gaplek perlu

adanya alat pencuci pencacah dan penggiling oleh karena itu innovator membuat alat

pencacah porang untuk menunjang mobilitas produksi porang. Dimana pembuatan alat

tersebut dilaksanakan sebagai berikut:

1. Perancangan Dan Desain

Perancangan dan desain mesin pencacah porang dilakukan menggunakan soft

ware solid work dimana hasil desain dari mesin pencacah porang ini seperti berikut: .

Gambar 2. Gambar Rangka Mesin Pencacah Porang

8
Desain tersebut merupakan rancangan dasar membuat mesin pencacah porang

dimana di desain tersebut dapat diketahui ukuran potongan bahan yang akan di rakit

menjadi satu kesatuan. Berikut adalah tampilan apabila mesin telah dirakit.

Gambar 3. Tampilan Pandangan Mesin Pencacah Porang


Tampilan diatas merupakan tampilan gambar tampak depan samping belakang dan

potongan dari mesin pencacah porang sehingga dapat dilihat bagian – bagianya seperti

pada gambar 4.

9
Gambar 4. Bagian – Bagian Mesin Pencacah Porang
Setelah mengetahui bagian bagian dari mesin pencacah porang ini maka dapat

dipahami cara kerja dari system tersebut dimana mesin penggeraknya adalah motor

yang di sambungkan menggunakan v – belt menuju ke pulley dan diteruskan oleh poros

ke pisau pemotong sehingga saat porang di masukan ke dalam mesin pencacah dan

mesin di hidupkan maka porang akan tercacah dan siap dikeringkan.

2. Proses Perakitan

Perakitan kerangka alat pencacah porang dilakukan dengan cara pengelasan

antara satu rangka dengan rangka yang lain. Setelah kerangka mesin jadi maka

10
selanjutnya adalah proses pemasangan V-Belt, pisau penmotong dan motor penggerak

sehingga mesin pencacah porang jadi seperti gambar di bawah ini.

Gambar 5. Hasil Perakitan Mesin Pencacah Porang


Mesin pencacah porang yang sudah jadi siap untuk di uji coba pengujian dilakukan

untuk mengetahui performa mesin dan kemampuan mesin dimana hasilnya dapat di

ketahui di tahap pengujian.

3. Tahap Uji Coba


Uji coba mesin pencacah porang dilakukan oleh para innovator untuk

mengetahui kekuatan dan performa mesin terbut berikut adalah gambaran saat

pengujian mesin pencacah porang.

11
Gambar 6. Uji Coba Mesin Pencacah Porang
Hasil uji coba didapatkan bahwa mesin pencacah porang dengan berat 120kg,

menggunakan motor listrik sebagai penggerak ini di buat dengan biaya pembuatan Rp.

6.450.000,00- ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Uji Coba Pencacah Porang


NO Uraian Hasil
1 Putaran maximum motor 2000 Rpm
2 Kapasitas mesin 420kg atau 3,6 ton porang setiap harinya
3 Hasil uji coba mesin dengan Dari hasil uji coba terdapat 5% dari
500Rpm/ menit seluruh porang tercacah dengan
kerusakan.
Uji coba ini menunjukan hasil sangat efisien digunakan dengan tingkat keberhasilan

90 – 95% dan jika dilihat dan di bandingkan dengan mesin pencacah porang yang ada

di pasaran luah maka hasilnya dapat lihat pada tabel berikut ini.

12
Tabel 2. Perbandingan Mesin Pencacah Porang

Urain Produk Di Pasaran Produk Dari Siswa SMK


Rpm Maximum motor 2000Rpm 2000Rpm

Kapasitas Mesin 400 – 500kg/Jam 420kg/Jam

Efisiensi Kerja 90-100% berhasil 90 – 95% berhasil

Harga Rp. 10.000.000 – 18.000.000 Rp. 7.000.000 – 10.000.000

13

Anda mungkin juga menyukai