OLEH :
1
ENGGAR PRASTYO
FELEC YUDHISTIRA
LOMBA INOVASI DAN TEKNOLOGI
Bidang Ekonomi)
Inovator :
1. ENGGAR PRASTYO
Rt 01/ Rw 02 Desa Sogo
Kec. Balerejo Kab. Madiun
Enggarprasetyo123@gmail.com
0822-2934-4599
2. FELEC YUDHISTIRA
Jl. Mangga no 95 Desa Pilangkenceng
Kec. Pilangkenceng Kab. Madiun
Felecyudhistira02@gmail.com
0857-8424-7720
2
RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH PORANG GUNA EFISIENSI WAKTU
PENGOLAHAN PORANG
A. Latar Belakang
termasuk kedalam umbi- umbian. Tumbuhan ini brupa semak ( herba) yang dapat
dijumpai tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Dewasa ini semakin banyak petani
yang mulai membudidayakan tanaman porang karena melihat potensi besar yang dapat
dihasilkan. Porang dapat tumbuh sebagai naungan sehingga tanaman ini cocok
dikembangkan sebagai tanaman sela diantara tanaman yang lain seperti Pohon Jati,
Maoni, Sonokeling, Rumpun Bambu maupun semak- semak. Dimana tanaman ini
tumbuh baik dan optimal padakondisi lingkungan, yaitu; suhu 25 - 35 °C dan curah
hujan antara 300 - 500 mm/bulan. Produksi umbi yang optimal dapat diperoleh setelah
tiga periode daur, yaitu sekitar tiga tahun . Tumbuhan porang memiliki beberapa siklus
munculnya tunas berasal dari umbi, kemudian tunas akan tumbuh selama 6 - 7 bulan.
Selanjutnya pada musim kemarau yang berlangsung selama 5 - 6 bulan, tunas akan
mengering dan rebah. Siklus berikutnya dimulai pada awal musim hujan dengan
tangkai daun dan diameter tajuk daun yang lebih panjang/lebar dibandingkan pada
siklus sebelumnya. Tumbuhan porang yang sudah mengalami beberapa periode siklus
memiliki umbi yang lebih berat. Umbi batang umumnya dipanen pada siklus ketiga.
3
Pada siklus pertama dan kedua merupakan fase pertumbuhan vegetatif dan setelah
Tumbuhan porang dapat dipanen setelah tanamannya rebah dan daunnya telah
kering. Pada saat itu, kandungan glukomanan lebih tinggi dibandingkan pada saat
glukomanan pada awal pertumbuhan lebih rendah karena digunakan sebagai sumber
terakumulasi pada umbi hingga mencapai fase dormansi. Untuk itu pembudidayaan
porang harus dilakukan secara detail karena perlu pengelolaan yang intensif seperti
pengolahan lahan untuk pembibitan dan penanaman, pemeliharaan tanaman serta cara panen
umbi.
Proses pengolahan umbi porang setelah panen adalah proses pencucian, kemudian
proses pencacahan atau pengirisan dengan ketebalan 5 – 7mm dan selanjutnya adalah proses
pengeringan. Hasil proses pengeringanini disebut ‘chip’ atau keripik porang. Chip akan
digiling (ditumbuk) menjadi tepung selanjutnya dipisahkan antara serbuk manaan dan
tepungnya. Umbi porang hasil panen ini tidak dapat bertahan lama sehingga harus segera di
olah dan dijadikan “chip” dan tepung agar bahan baku porang ini dapat tersimpan dalam jangka
waktu yang lama. Namuan yang terdapat dilapangan ada beberapa kendala yakni petani petani
di daerah hanya dapat menjual porang hasil panen secara langsung ke pengepul dan mereka
masih mencacah secara manual sehingga hasilnya tidak maksimal, tepal tipis chip tidak
4
terkontrol sehingga proses pengeringan menjadi lama dan menghambat proses pengolahan
selanjutnya.
Paparan diatas menjadi latar belakang dari kami sebagai salah satu inovator sebagai
generasi millennial dan generasi Z yang inoivatif, kreatif, imajinatif dan peka terhadap
lingkungan sekitar memotifasi siswanya untuk berinovasi menciptakan mesin pencacah porang
sehingga tebal hasil irisan porang lebih terkontrol dengan waktu yang lebih efisien sehingga
waktu pengolahan untuk menjadi bahan baku tepung porang lebih singkat. Selain itu
pembuatan mesin pencacah porang dilakukan untuk mendukung petani porang agar mereka
dapat menjual hasil panennya dalam bentuk “ chip” sehingga mampu meningkatkan
B. Tujuan
Pembuatan mesin pencacah umbi porang yang dilakukan oleh bertujuan untuk
membantu petani porang dalam meningkatkan hasil panenya dengan menjual panen porang
dalam bentuk “chip” porang, dan menghasilkan mesin pencacah porang sehingga hasil olahan
panen porang menjadi lebih maksimal karena tebal tipis chips lebih terkontrol dan sama
sehingga proses pengeringanya lebih cepat. Selain itu dengan adanya mesin pencacah porang
ini bertujuan mampu menentukuan desain dari mesin pencacah porang, memilih motor yang
tepat untuk mesin pencacag porang dan dapat menciptakan inovasi yang berguna untuk
masyarakat luas.
5
C. Manfaat
Inovasi pembuatan mesin pencacah porang ini dapat dimanfaatkan sebagai alat bagi
petani porang mengubah umbi porang dalam bentuk chip porang sehingga hasil penjualan dari
panenya lebih meningkat. Selain itu alat pencacah porang ini dapat membantu pekerjaan
pengolahan umbi porang menjaadi chip porang lebih maksimal hasilnya dan waktunya lebih
efisien. Menambah wawasan bagi pembuat dan petani untuk dapat memilih motor yang tepat
Lokasi, waktu, alat dan proses pembuatan mesin semuanya dilakukan di bengkel
Mesin Kami dimana kegiatan awal yang dilakukan adalah proses observasi awal kemudian
dilanjutkan dengan perancangan alat, perakitan alat dan terakhir uji coba alat tahapan
Tahapan ini innovator melakukan kajian mengenai alat penacah porang yang sudah
ada di pasaran dan mempelajari bagaimana system tersebut berkerja yang selanjutnya
2. Tahap Perancangan
Inovator melakukan desain dan pemilihan bahan untuk pembuatan alat pencacah
porang. Desain dilakukan secara manual dan menggunakan software sehingga lebih mudah
untuk di esekusi saat pembuatan alat pencacah porang dan potongan – potongan bahan dasar
6
3. Tahap Perakitan
Bahan yang telah di siapkan di rakit menjadi satu kesatuan sesuai dengan desain yang
telah di tentukan sebelumnya. Perakitan ini dilakukan oleh innovator hingga alat jadi dan siap
Pengujian produk dilakukan setelah alat selesai dirakit, hal ini dilakukan agar
innovator dapat mengetahui kemampuan dari alat tersebut dan mengetahui kekurangan alat
tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan sehingga mesin siap digunakan untuk proses
STUDY KASUS
PERAKITAN
UJI COBA
IMPLEMENTASI
SELESAI
7
E. Keaslian Produk
Meningkatnya petani porang dalam akhir – akhir ini harus di dukung dengan
inovasi – inovasi pengolahan porang. Untuk pengolahan porang menjadi gaplek perlu
adanya alat pencuci pencacah dan penggiling oleh karena itu innovator membuat alat
pencacah porang untuk menunjang mobilitas produksi porang. Dimana pembuatan alat
ware solid work dimana hasil desain dari mesin pencacah porang ini seperti berikut: .
8
Desain tersebut merupakan rancangan dasar membuat mesin pencacah porang
dimana di desain tersebut dapat diketahui ukuran potongan bahan yang akan di rakit
menjadi satu kesatuan. Berikut adalah tampilan apabila mesin telah dirakit.
potongan dari mesin pencacah porang sehingga dapat dilihat bagian – bagianya seperti
pada gambar 4.
9
Gambar 4. Bagian – Bagian Mesin Pencacah Porang
Setelah mengetahui bagian bagian dari mesin pencacah porang ini maka dapat
dipahami cara kerja dari system tersebut dimana mesin penggeraknya adalah motor
yang di sambungkan menggunakan v – belt menuju ke pulley dan diteruskan oleh poros
ke pisau pemotong sehingga saat porang di masukan ke dalam mesin pencacah dan
2. Proses Perakitan
antara satu rangka dengan rangka yang lain. Setelah kerangka mesin jadi maka
10
selanjutnya adalah proses pemasangan V-Belt, pisau penmotong dan motor penggerak
untuk mengetahui performa mesin dan kemampuan mesin dimana hasilnya dapat di
mengetahui kekuatan dan performa mesin terbut berikut adalah gambaran saat
11
Gambar 6. Uji Coba Mesin Pencacah Porang
Hasil uji coba didapatkan bahwa mesin pencacah porang dengan berat 120kg,
menggunakan motor listrik sebagai penggerak ini di buat dengan biaya pembuatan Rp.
90 – 95% dan jika dilihat dan di bandingkan dengan mesin pencacah porang yang ada
di pasaran luah maka hasilnya dapat lihat pada tabel berikut ini.
12
Tabel 2. Perbandingan Mesin Pencacah Porang
13