ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ketinggian tempat 15,7 mdpl. Penduduk desa tersebut 80% bermata pencarian
sebagai petani (SIPD, 2016).
2. Penyangraian Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya dan sudah
dikeringkan selama beberapa waktu seperti yang telah disebutkan di atas,
kemudian disangrai. Prosesnya yaitu: pertama, wajan yang telah diisi
pasir dipanaskan di atas tungku hingga panas pasirnya merata. Jika
pasirnya sudah panas, biji melinjo dimasukkan dan diaduk-aduk bersama
pasir hingga panasnya merata. Agar menghasilkan emping yang
berkualitas bagus (rasanya gurih dan warna empingnya bening) maka
selama proses penyangraian, waktunya tidak boleh terlalu cepat ataupun
terlalu lama. Apabila terlalu lama, maka biji melinjo akan hangus dan ini
akan membuat rasa emping menjadi kurang enak/pahit serta warnanya
kuning gelap/gosong. Sedangkan apabila terlalu cepat, biji melinjo
kurang matang, hal ini akan mengakibatkan kulit keras (cangkang) biji
melinjo sulit untuk dilepaskan (dipecahkan) selain itu warna emping
yang dihasilkan akan berwarna putih keruh. Waktu yang ideal untuk
proses penyangraian ini biasanya ± 2 menit.
3. Pelepasan/pemecahan kulit keras (cangkang) Proses selanjutnya setelah
penyangraian adalah pengangkatan biji melinjo dengan menggunakan
serok dan ditaruh di tempat penampungan. Kemudian dalam keadaan
masih panas, biji melinjo langsung dilepaskan/dipecahkan cangkangnya
dengan menggunakan martil baja di atas umpak/batu landasan.
4. Tahap Pemipihan Emping yang sudah ditata di atas rigen kemudian
dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar matahari
Biji melinjo yang sudah terkelupas cangkangnya langsung dipipihkan
dengan cara menggetok/memukul biji melinjo tersebut hingga rata dengan
menggunakan martil baja sebanyak 2-3 kali getok. Emping yang bagus
adalah emping yang permukaannya tipis. Jadi semakin tipis emping tersebut,
maka akan semakin bagus. Apabila ingin membuat emping ukuran yang
lebih besar, maka caranya dengan meletakkan secara berdekatan biji
melinjopertama dengan biji melinjo berikutnya. Semakin besar ukuran yang
diharapkan, makin banyak biji melinjo yang dibutuhkan (Sudiro, 2016).
Menurut data yang kami peroleh pembuatan emping melinjo bisa dilakukan
sepanjang tahun sehingga dimungkinkan pemproresan sebanyak- banyaknya tetapi
terkendala dalam hal proses pembuatannya yang masih tradisional. Mayoritas
masyarakat yang ada di Desa Tlogodepok Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen
adalah petani, disamping itu mereka juga mempunyai usaha kecil-kecilan yaitu
membuat emping melinjo. Alat yang digunakan masih tradisional karena alatnya
menggunakan martil dan umpag untuk mengupas dan memisahkan kulit keras serta
untuk memipihkan. Dengan cara tersebut maka proses produksi memakan banyak
waktu dan pendapatan tidak terlalu besar. Dalam proses pembuatan 1 kg biji melinjo
dibutuhkan waktu selama 1 jam, sedangkan dalam sehari pelaku UMKM hanya dapat
memproduksi sekitar 4 kg biji melinjo (4x15.000) yang mana kalau sudah menjadi
6
2. Three In One (tiga fungsi dalam satu alat) pengupas dan pemisah kulit
melinjo serta pengepres biji melinjo dalam satu proses sehingga dapat
menekan besarnya waktu dan biaya proses penanaman.
3. Merupakan alat yang sederhana sehingga mudah dalam perbaikan,
perawatan, pengantian spare part dan bahan-bahan yang dibutuhkan
mudah ditemukan
4. Biaya produksi alat cukup terjangkau bagi pelaku industri UMKM Emping
Melinjo.
5. Merupakan alat yang ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi .
Studi Literatur
Pembuatan Alat
Evaluasi
Implementasi
Mentoring
Penyusunan Laporan
Selesai
Bulan
No Agenda 1 2 3 4 5
1 Survei dan Studi Literatur
2 Pembuatan alat
3 Uji coba alat
4 Evaluasi alat dan perbaikan
5 Implementasi
6 Monitoring
7 Penyusunan laporan
10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Anggota II
15
Anggota III
16
Anggota IV
17
3. Perjalanan
4. Lain-lain
Harga
Material Volume Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
2 100.000 200.000
Dokumentasi
(Kamera, cetak 5 50.000 250.000
foto,cetak vidio)
3 50.000 150.000
1 50.000 50.000
Poster (Desain poster,
cetak poster) 5 70.000 350.000
5 15.000 75.000
5 40.000 200.000
Biaya Penunjang
(Pulsa, konsumsi, P3K, 5 10.000 50.000
listrik) 3 50.000 150.000
5 20.000 100.000
Penyusunan
5 20.000 100.000
Laporan(Print,
5 20.000 100.000
pengadaan,
Penjilidan) 5 20.000 100.000
SUB TOTAL (Rp) 1.875.000
Total (Keseluruhan) 12.430.000
23
Gambar 7. Mesin
1. Komponen
1. Hopper 7. Gear
2. Bearing 8. Rantai
3. Rangka 9. Crankshaft
4. V-Belt 10. Batang Pengepres
5. Gear Box 11. Alas Pengepres
6. Pulley 12. Motor Listrik
2. Fungsi Komponen
3. Prinsip Kerja
Mekanisme kerja alat ini cukup sederhana, dimana mekanisme ini terdiri
dari dua roll, hopper, blower, gear, rantai dan crankshaft. Hopper akan mengarahkan
biji biji melinjo ke mekanisme pengupas, pada mekanisme pengupas, pengupasan
dilakukan dengan gerak rotasi dua roll yang akan membawa sekaligus menekan biji
biji melinjo, sehingga terjadi proses pengupasan. Dalam mekanisme pemisah,
pemisah biji dengan kulitnya menggunakan prinsip perbedaan berat. Dimana kulit
yang lebih ringan akan terhembus oleh angin yang berasal dari blower. Dalam
mekanisme pengepresan, pengepresan melinjo memanfaatkan sistim putaran pulley,
sehingga batang pengepresan bergerak naik dan turun guna menghasilkan tekanan,
penggunaan alat ini akan membantu 3(tiga) proses dalam pembuatan emping melinjo,
yaitu pengupas kulit keras, pemisah melinjo dengan kulit keras dan pengepresan(tiga
fungsi mesin dalam satu alat).
\
4. Spesifikasi Alat
N1/N3 = d1/d3
N3 = (N1 x d3)/ d1
= (1400 x 80)/ 80
= 1400 rpm
- 1 jam = 4 kg
- 5 jam = 5x 4 kg = 20 kg biji melinjo
Setelah menjadi emping
- 5 kg biji melinjo = 4 kg emping melinjo
- 20 kg biji melinjo = 16 kg emping melinjo
Modal Awal :
- 20 kg biji melinjo x 15.000 = Rp. 300.000,-
Keuntungan perharinya :
- 16 kg Emping melinjo x 30.000 = Rp.480.000,-
480.000 – 300.000 = Rp. 180.000,-
Biaya Listrik : Rp. 6000/hari