Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii


BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Luaran ...................................................................................................................... 3
1.5 Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3
2.1 Kondisi Mitra ......................................................................................................... 3
2.2 Perbandingan Alat ................................................................................................. 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .............................................................................. 7
3.1 Tahapan Pelaksanaan............................................................................................ 7
3.2 Diagram Alur ......................................................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................................. 9
4.1 Biaya ........................................................................................................................ 9
4.2 Jadwal Kegiatan..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Melinjo (Gnetum gnemon l) merupakan tanaman asli Indonesia, dan


diusahakan sebagai tanaman pekarangan. Melinjo adalah tumbuhan berumah dua
dan merupakan marga tunggal (monogenera) dalam suku Gnetaceae, yang
termasuk kelompok Gymnospermae (Hanan dan Sutrisno, 2000), diketahui
memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Kadar antioksidan yang tinggi pada
biji melinjo dapat menghambat radikal bebas dan juga sebagai anti aging.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pada biji melinjo
terkandung senyawa polifenol (fenol sederhana, flavonoid, dan tanin), senyawa
gnemonoside yang merupakan salah satu golongan stilbenoid yang berperan
sebagai senyawa antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Selain itu,
terkandung pula senyawa vitamin C dan tokoferol (Santoso, Dkk 2010). biji
melinjo yang telah tua merupakan bahan baku pembuatan emping yang memiliki
nilai ekonomi cukup tinggi. Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen terkenal
sebagai industri emping melinjo (BPS Kabupaten Kebumen, 2013). Emping
melinjo adalah jenis makanan ringan yang bentuknya pipih bulat dibuat dari biji
melinjo yang sudah tua.
Para pelaku UMKM pembuatan emping melinjo di Desa Tlogodepok
Kabupaten Kebumen setiap harinya membutuhkan waktu pembuatan emping 1
(satu) jam dengan kapasitas jumlah emping melinjo sebanyak 1 (satu) kg.
Tingginya tingkat pesanan terhadap produk melinjo tidak dapat diimbangi oleh
para produsen emping, dikarenakan proses pengolahannya yang dilakukan secara
manual (dengan tangan). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha agar tingkat
produksi emping melinjo dapat meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
konsumen tanpa mengurangi kualitasnya.

Gambar 1. Proses mengupas Gambar 2. Mengepres biji


dan memisah biji melinjo melinjo secara manual
2

Gambar 3: Kondisi rumah mitra Gambar 4: Penandatanganan


kontrak oleh mitra

Permasalahan yang dihadapi pelaku industri UMKM emping melinjo di


Tlogodepok sangat kompleks. Cara pembuatan emping yang masih tradisional
membuat produktivitas emping melinjo kurang maksimal. Hal tersebut
dikarenakan lamanya proses pengupasan dan pemipihan melinjo yang sudah
disangrai.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami bertujuan memecahkan


permasalahan mereka dengan menciptakan sebuah inovasi baru yaitu Mesin
Produksi Emping Melinjo Multifungsi dengan Metode Grooved Pressed Cylinder.
Mesin ini dapat dioperasikan secara praktis dengan memasukan biji melinjo yang
sudah disangrai kedalam hooper lalu hasil dari alat pengupas diletakan ke alas
pengepres. Sehingga alat ini memiliki beberapa keunggulan yaitu meningkatkan
produktivitas, efisien dalam waktu dan biaya, terjangkau, mudah dioperasikan,
dan ramah lingkungan. Diharapkan dengan inovasi baru tersebut pelaku UMKM
(mitra) dapat menghasilkan Emping Melinjo dengan kapasitas besar sehingga
menambah keuntungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka perumusan
masalah yang dibahas dalam program ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menigkatkan kapasitas produksi emping melinjo?
2. Bagaimana penggunaan mesin dapat menyelesaikan masalah mitra?
3. Bagaimana cara penggunaan dan perawatan mesin tersebut agar dapat
bertahan lebih lama?

1.3 Tujuan Program


Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menjawab permasalahan yang dihadapi mitra Emping Melinjo di Desa
Tlogodepok, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen.
2. Mempermudah mitra dalam proses pemisah dan pengepres biji melinjo
sehingga dapat membuat emping dalam waktu yang singkat.
3

3. Meningkatkan kesejahteraan mitra, karena tidak lagi mengeluarkan waktu


dan biaya yang besar dalam proses membuat emping sehingga dapat
menekan waktu dan biaya yang dikeluarkan mitra emping melinjo.

1.4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari adalah:
1. Laporan kemajuan dan laporan akhir.
2. Produk tepat guna berupa, alat inovatif yang membantu mitra dalam
pembuatan emping melinjo.
3. Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-11 tahun 2020 di Universitas
Wahid Hasyim, Semarang.
4. Publikasi Artikel Ilmiah di Jurnal Nasional ber-ISSN “Journal of
Mechanical Engineering” edisi September 2020.
5. Pendaftaran hak paten.

1.5 Kegunaan Program


Kegunaan Program ini adalah:
a. Bagi Masyarakat:
1. Memberikan solusi akan permasalahan dalam proses pembuatan
emping melinjo.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
3. Menambah nilai guna alat pemisah dan pengepres biji melinjo bagi
mitra kerja.
4. Meningkatkan penghasilan bagi mitra kerja.
b. Bagi Akademisi
1. Mampu mengembangkan sebuah ide kreatif dan inovatif khususnya di
bidang teknologi.
2. Mampu memicu minat dan bakat akademisi dalam mengembangkan
karya tulis dan gagasan baru

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Mitra


Desa Tlogodepok secara geografis terletak pada 7º48'17.8º Lintang Selatan
dan 109º46'35.4'' Bujur Timur. Desa tersebut berada dibagian selatan dari
Kabupaten Kebumen (Rifayani, 2017). Menurut data Pengembangan Sistem
Informasi Profil Daerah (SIPD) Kecamatan Mirit, Desa Tlogodepok memiliki luas
wilayah sebesar 3,42 km2, memiliki iklim rata-rata bersuhu 26-31ºC, curah hujan
54,86 mm/th dengan jumlah hari hujan sebanyak 138 hari. Rata-rata curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah terjadi pada bulan Juli sampai
Oktober yaitu nol mm karena pada bulan tersebut tidak terjadi hujan. Secara
umum Desa Tlogodepok merupakan daerah dataran rendah dengan rata rata
4

ketinggian tempat 15,7 mdpl. Penduduk desa tersebut 80% bermata pencarian
sebagai petani (SIPD, 2016).

Gambar 5. Peta topografi Kabupaten Kebumen (Anonim, 2012)


Petani di Desa Tlogodepok 40% memproduksi emping melinjo. Untuk
memproduksi emping melinjo yang baik, harus mengetahui cara memilih bahan
emping melinjo yang tepat.
A. Pemilihan bahan emping melinjo
Bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi emping terdiri dari
bahan baku utama yaitu biji melinjo. Bahan baku diperoleh baik dari hasil
kebun sendiri, membeli dari pengumpul melinjo ataupun dipasok dari petani
melinjo langsung. Jalur distribusi bahan baku yang umum berlaku adalah
sebagai berikut Untuk
menghasilkan emping yang berkualitas baik diperlukan bahan baku yang
berkualitas. Biji melinjo yang berkualitas baik adalah biji melinjo yang sudah
tua, yang secara fisik dapat diketahui dari kulit luar yang berwarna merah dan
relatif segar (tidak disimpan terlalu lama), karena biji melinjo yang sudah tua
ini kadar airnya kecil. Sehingga bila sudah menjadi emping tidak mengalami
penyusutan yang terlalu besar.

B. Proses Produksi Secara Konvensional


Tahap-tahap pembuatan emping melinjo secara konvensional yaitu:
1. Pengupasan kulit luar Tahap pertama dalam pembuatan emping yaitu
pengupasan kulit luar biji melinjo. Kulit luar biji melinjo dikupas dengan
menggunakan pisau. Kulit luar biji melinjo ini dapat digunakan untuk
sayuran.
5

2. Penyangraian Biji melinjo yang sudah dikupas kulit luarnya dan sudah
dikeringkan selama beberapa waktu seperti yang telah disebutkan di atas,
kemudian disangrai. Prosesnya yaitu: pertama, wajan yang telah diisi
pasir dipanaskan di atas tungku hingga panas pasirnya merata. Jika
pasirnya sudah panas, biji melinjo dimasukkan dan diaduk-aduk bersama
pasir hingga panasnya merata. Agar menghasilkan emping yang
berkualitas bagus (rasanya gurih dan warna empingnya bening) maka
selama proses penyangraian, waktunya tidak boleh terlalu cepat ataupun
terlalu lama. Apabila terlalu lama, maka biji melinjo akan hangus dan ini
akan membuat rasa emping menjadi kurang enak/pahit serta warnanya
kuning gelap/gosong. Sedangkan apabila terlalu cepat, biji melinjo
kurang matang, hal ini akan mengakibatkan kulit keras (cangkang) biji
melinjo sulit untuk dilepaskan (dipecahkan) selain itu warna emping
yang dihasilkan akan berwarna putih keruh. Waktu yang ideal untuk
proses penyangraian ini biasanya ± 2 menit.
3. Pelepasan/pemecahan kulit keras (cangkang) Proses selanjutnya setelah
penyangraian adalah pengangkatan biji melinjo dengan menggunakan
serok dan ditaruh di tempat penampungan. Kemudian dalam keadaan
masih panas, biji melinjo langsung dilepaskan/dipecahkan cangkangnya
dengan menggunakan martil baja di atas umpak/batu landasan.
4. Tahap Pemipihan Emping yang sudah ditata di atas rigen kemudian
dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar matahari
Biji melinjo yang sudah terkelupas cangkangnya langsung dipipihkan
dengan cara menggetok/memukul biji melinjo tersebut hingga rata dengan
menggunakan martil baja sebanyak 2-3 kali getok. Emping yang bagus
adalah emping yang permukaannya tipis. Jadi semakin tipis emping tersebut,
maka akan semakin bagus. Apabila ingin membuat emping ukuran yang
lebih besar, maka caranya dengan meletakkan secara berdekatan biji
melinjopertama dengan biji melinjo berikutnya. Semakin besar ukuran yang
diharapkan, makin banyak biji melinjo yang dibutuhkan (Sudiro, 2016).
Menurut data yang kami peroleh pembuatan emping melinjo bisa dilakukan
sepanjang tahun sehingga dimungkinkan pemproresan sebanyak- banyaknya tetapi
terkendala dalam hal proses pembuatannya yang masih tradisional. Mayoritas
masyarakat yang ada di Desa Tlogodepok Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen
adalah petani, disamping itu mereka juga mempunyai usaha kecil-kecilan yaitu
membuat emping melinjo. Alat yang digunakan masih tradisional karena alatnya
menggunakan martil dan umpag untuk mengupas dan memisahkan kulit keras serta
untuk memipihkan. Dengan cara tersebut maka proses produksi memakan banyak
waktu dan pendapatan tidak terlalu besar. Dalam proses pembuatan 1 kg biji melinjo
dibutuhkan waktu selama 1 jam, sedangkan dalam sehari pelaku UMKM hanya dapat
memproduksi sekitar 4 kg biji melinjo (4x15.000) yang mana kalau sudah menjadi
6

emping beratnya hanya sekitar 3 kg (3x30.000) maka keuntungan dari pembuatan


emping dalam 1 kg biji melinjo sebesar Rp 7.500,00.

2.2 Perbandingan Alat dan Inovasi yang Ditawarkan


Alat yang beredar di kalangan pelaku industri emping melinjo belum ada yang
mempunyai 3 fungsi secara langsung, yaitu hanya salah satu dari alat pengupas
kulit ari, pemisah kulit ari, dan alat pengepres biji melinjo yang sudah dipisahkan
dari kulit arinya.
Pada alat pengupas kulit ari yang banyak beredar, proses pengupasanya
dilakukan dengan memasukan biji melinjo yang sudah disangrai ke dalam Hooper.
Selanjutnya biji melinjo akan melewati Roll pengupas. Kemudian biji melinjo yag
sudah terkelupas akan keluar bersama kulit keras yang sudah terlepas. Putaran
pada roll dihasilkan dari putaran motor listrik yang dialirkan ke pulley dengan
menggunakan V-belt (Suharno dkk, 2016).
Pada alat pengepres biji melinjo yang banyak beredar, proses pengepresan ini
dilakukan dengan terlebih dahulu menyangrai melinjo. Bahan yang siap untuk
dicetak selanjutnya dimasukkan ke dalam hopper. Hopper pada alat ini berfungsi
sebagai wadah pemasukan bahan melinjo dimasukkan satu persatu. Selanjutnya
bahan akan diteruskan pada pengepres. Putaran pada pengepres yang naik turun
dihasilkan oleh putaran pada motor listrik yang dialirkan ke pulley dengan
menggunakan V-belt. Pada bagian pengepresan ini terdapat pulley yang berputar
sehingga batang pengepesan bergerak naik dan turus untuk proses pencetakan
emping melinjo (Susilo dkk, 2017).
Sedangkan dengan alat yang kami kembangkan mampu melakukan tiga kerja
sekaligus, yaitu mengupas, memisah, dan mengepres biji melinjo. Sedangkan
dalam proses pengupasan kulit ari secara manual dilakukan dengan cara memukul
biji melinjo dengan palu, setelah dipisahkan kulit ari dengan melinjo lalu melinjo
dipipihkan dengan cara dipukul-pukul dengan palu sehigga kurang efektif karena
membutuhkan tenaga dan waktu yang besar serta memperlama proses produksi.
Proses pembuatan emping secara tradisional/manual dengan biji melinjo
sebanyak 1 kg membutuhkan waktu selama 1jam. Jika menggunakan alat yang
kami kembangkan, 5 kg melinjo hanya membutuhkan waktu selama 30 menit.
secara umum alat ini akan mampu menekan waktu dan tenaga dalam proses
pembuatan emping melinjo.
Dibuatnya mesin ini bertujuan agar masyarakat Desa Tlogodepok bisa
memproduksi emping melinjo dengan produktivitas yang cepat sehingga
pendapatan yang diraih lebih optimal.

Mesin Pengupas dan Pengepres Melinjo dengan Metode Roll-Press Cilinder,


merupakan gagasan alat yang dapat menjawab permasalahan diatas. Alat ini
mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
1. Ukuran kecil sehingga lebih efisien tempat.
7

2. Three In One (tiga fungsi dalam satu alat) pengupas dan pemisah kulit
melinjo serta pengepres biji melinjo dalam satu proses sehingga dapat
menekan besarnya waktu dan biaya proses penanaman.
3. Merupakan alat yang sederhana sehingga mudah dalam perbaikan,
perawatan, pengantian spare part dan bahan-bahan yang dibutuhkan
mudah ditemukan
4. Biaya produksi alat cukup terjangkau bagi pelaku industri UMKM Emping
Melinjo.
5. Merupakan alat yang ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi .

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Pelaksanakaan


Metode yang kami gunakan untuk mencapai tujuan dari program ini
terdapat 7 tahap, yaitu survei dan studi literatur, pembuatan alat, uji coba alat,
evaluasi alat dan perbaikan, implementasi, monitoring, serta penyusunan laporan
akhir kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa.
Berikut tahap pelaksanaan metode yang kami laksanakan:
a. Survei dan Studi Literatur
Pada tahap ini kami melakukan survei mengenai permasalahan yang
dihadapi oleh mitra dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Kemudian data
tersebut kami analisis menggunakan litelatur yang relevan dengan permasalahan
tersebut.
b. Pembuatan Alat
Pada tahap ini kami mulai pembuatan alat yang sudah kami rancang yaitu
Mesin Produksi Emping Melinjo Multifungsi dengan Metode Grooved Pressed
Cylinder. Di dalam pembuatan alat tersebut kami menggunakan dua roll pengupas
untuk alat pengupas, blower untuk pemisah bijimelinjo, dan crankshaft untuk alat
pengepres.
c. Uji Coba Alat
Pada tahap ini, sebelum alat ini diaplikasikan di masyarakat, dilakukan
pengujian dengan beberapa sampel terlebih dahulu, tujuannya untuk memastikan
alat yang kami buat dapat berfungsi sesuai konsep yang telah kami rancang.
Percobaan dilakukan secara berulang-ulang agar menghasilkan hasil yang
maksimal.
d. Evaluasi Alat dan Perbaikan
Tahapan yang kelima bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan alat ini, sehingga kita dapat menyimpulkan kondisi dan kualitas dari
alat serta melakukan perbaikan.
e. Implementasi
Pada tahap ini kami mencoba untuk mengimplementasikan alat kepada
masyarakat agar tercapai tujuan yang kami inginkan sesuai dengan yang sudah
8

kami rencankan sebelumnya yaitu mempermudah pelaku industri UMKM emping


melinjo guna meningkatkan mutu dan kualitas produk.
f. Monitoring
Pada tahap ini kami terus memonitoring perkembangan alat yang sudah
kami implementasikan di desa Tlogodepok guna melihat perkembangan seberapa
jauh mafaat yang dihasilkan oleh alat tersebut.
g. Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan PKM
Pada tahap ini, alat kami telah sampai pada penerapannya kemudian kami
mendokumentasikan dan menyusunnya dalam sebuah laporan akhir PKM, beserta
data-data yang nantinya dapat digunakan sebagai pengukur tingkat keberhasilan
alat kami.

3.2 Diagram Alir


Mulai

Studi Literatur

Pembuatan Alat

Perbaikan Uji Coba

Evaluasi

Implementasi

Mentoring

Penyusunan Laporan

Selesai

Gambar 6. Diagram Alir


9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Bahan penunjang 3.550.000
2 Bahan habis pakai 5.155.000
3 Perjalanan 1.875.000
4 Lain-lain 1.875.000
Jumlah (Rp) 12.430.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Agenda 1 2 3 4 5
1 Survei dan Studi Literatur
2 Pembuatan alat
3 Uji coba alat
4 Evaluasi alat dan perbaikan
5 Implementasi
6 Monitoring
7 Penyusunan laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Peta Kemiskinan Kebumen. http://www.formasi.org/peta-


kemiskinan-kebumen (diakses pada 10 November 2017).
BPS Kabupaten Kebumen. 2013. Kecamatan ambal dalam angka 2013. Kebumen:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen.
Pemerintah Desa Tlogodepok. 2016. 8 Kelompok Data Pengembang Sistem
Informasi Daerah (SIPD) Kecamatan Mirit. Kebumen. Pemerintah Desa
Tlgodepok.

Rifayani, D., 2017, III, Karakteristik Wilayah Studi, UMY


Santoso., Martha., Yuko, N., Clement, A., Tomoko, Y., Teruyoshi M., and
Hithosi, T., 2010, Antioxidant and DNA Damage Prevention Activities of
the Edible Parts of Gnetum gnemon and Their Changes upon Heat
Treatment, Food Sci, Technol, Res., 16(6), 549-556.
Sodik, A., Suharno, K., Widodo, S., 2016, Perancangan Mesin Pengupas Kopi
Dengan Menggunakan Dua Rol Pengupas, Journal of Mechanical
Engineering, Vol 1, No. 1 Jurusan Teknik Mesin Universitas Tidar,
Magelang.
Sudiro, 2016, Rancang Bangun Mesin Pembuat Emping Melinjo Otomatis Untuk
Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Produk Dikecamatan Karang Mojo
Kabupaten Klaten, Jurnal Sains Tech Politeknik Indonusa Surakarta, Vol. 1,
No. 5, Politeknik Indonusa Surakarta, Surakarta.
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


1.1. Biodata Ketua
12

1.2. Biodata Anggota 1


14

Anggota II
15

Anggota III
16

Anggota IV
17

1.3 Biodata Dosen Pendamping


18
19
20

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran


1. Peralatan Penunjang

Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)


Material Volume

Sewa Mesin las 1 315.000 315.000


Gunting Plat 1 80.000 80.000

Elektroda Las 10 8.000 80.000


Gerinda Tangan 1 700.000 700.000
Kikir 2 75.000 150.000

Topeng Las 1 200.000 200.000

Masker 5 15.000 75.000


Sarung Tangan
Kulit 3 50.000 150.000
Penggaris Besi
/ siku 1 40.000 40.000

Amplas 10 5.000 50.000

Mistar 1 40.000 40.000


Kuas 2 5.000 10.000
Helm Kerja 5 50.000 250.000

Warepack 3 150.000 450.000


Obeng +/- 1 50.000 50.000

Kunci Kombinasi Set 1 270.000 270.000

Bor Listrik 1 350.000 350.000


Spray Gun 2 55.000 110.000
Gergaji Besi 1 110.000 110.000

Kabel Roll 10 Meter 1 75.000 75.000

Sub Total (Rp) 3.550.000


21

2. Bahan Habis Pakai

Material Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)


Besi L 4x4,
Tebal 2 m 2 180.000 360.000
Pipa Besi 3/4" 2mm 2 77.500 155.000
Plat Besi 2mm 2 500.000 1.000.000

Motor Listrik 1 1.300.000 1.300.000


Baut 20 2.500 50.000

Lem Kaca 3 70.000 210.000

Bearing 6 30.000 180.000

Rantai 1 150.000 150.000


Van Belt 2 100.000 200.000
Alas Press Costum 1 100.000 100.000

Cat Besi /kg 1 200.000 200.000

Stiker 4 5.000 20.000

Pulley 4 100.000 400.000

Roll Pres Stailess


2 1000.000 200.000
Steel ss 60
Kincir 1 50.000 50.000

Batang Besi 1 60.000 60.000


Tiner 2 10.000 20.000
Paku Keling 50 2.000 100.000
Gear 4 100.000 400.000
Sub Total (Rp) 5.155.000
22

3. Perjalanan

Material Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

Perjalanan ke Toko 8 50.000 400.000

Perjalanan ke Mitra 2 127.500 255.000


Perjalanan
8 80.000 640.000
Pembuatan Alat
Perjalanan ke
2 150.000 300.000
Percetakan Foto
Perjalanan kee
4 70.000 280.000
Percetakan Banner
SUB TOTAL (Rp) 1.875.000

4. Lain-lain

Harga
Material Volume Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

2 100.000 200.000
Dokumentasi
(Kamera, cetak 5 50.000 250.000
foto,cetak vidio)
3 50.000 150.000
1 50.000 50.000
Poster (Desain poster,
cetak poster) 5 70.000 350.000
5 15.000 75.000
5 40.000 200.000
Biaya Penunjang
(Pulsa, konsumsi, P3K, 5 10.000 50.000
listrik) 3 50.000 150.000
5 20.000 100.000
Penyusunan
5 20.000 100.000
Laporan(Print,
5 20.000 100.000
pengadaan,
Penjilidan) 5 20.000 100.000
SUB TOTAL (Rp) 1.875.000
Total (Keseluruhan) 12.430.000
23

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dan Pembagian Tugas

Program Bidang Alokasi Waktu


No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/Minggu)
Koordinator,
Perancanaan
Alat,
Egi Darmawan S1 Teknik Pelaksaaan
1 Teknik 7
1710502035 Mesin Program,
Penyusunan
Proposal,
Perizinan.
Pelaksana
Program,
Crodita Bangkit S1 Teknik Penyusunan
2 Teknik 6
1710502024 Mesin Proposal,
Perencana
Anggaran.
Perencanaan
Muhammad Alat,
S1 Teknik Pelaksana
3 Arifuddin Teknik 6
Mesin Program,
1710502033 Penyusun
Proposal.
Perencanaan
Erfian Alat,
4 Gunawan Syah S1 Teknik Teknik 6 Pelaksana
1910502006 Mesin Program,
Penyusun
Proposal.
S1 Pelaksana
Argoteknologi Program,
Nur Laila
Arifia Pertanian Penyusunan
5 6
1710401013 Proposal,
Perencana
Anggaran.
24

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan


25

Lampiran 5. Surat Kesediaan Mitra


26

Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang Akan Diterapkan

Gambar 7. Mesin

1. Komponen
1. Hopper 7. Gear
2. Bearing 8. Rantai
3. Rangka 9. Crankshaft
4. V-Belt 10. Batang Pengepres
5. Gear Box 11. Alas Pengepres
6. Pulley 12. Motor Listrik

2. Fungsi Komponen

1. Hopper : Sebagai penampung biji melinjo sebelum dikupas


2. Bearing : Sebagai bantalan dari roll pengupas
3. Rangka : Tempat dudukan Komponen
4. V-Belt : Menyambungkan komponen dengan motor listrik
5. Gear Box : Mereduksi kecepatan putar dan merubah arah
putaran yang dihasilkan motor listrik
6. Pulley : Menghantarkan daya putar dari motor listrik
7. Gear : Mentransmisikan daya putar
8. Rantai : Penghubung putaran gear dari motor listrik ke
Crankshaft
9. Crankshaft : Sebagai poros untuk pengepresan
10. Batang Pengepres : Sebagai pemipih biji melinjo yang sudah dikupas
11. Alas Pengepres : Sebagai alas pengepresan
12. Motor Listrik : Sebagai tenaga penggerak alat
27

3. Prinsip Kerja

Mekanisme kerja alat ini cukup sederhana, dimana mekanisme ini terdiri
dari dua roll, hopper, blower, gear, rantai dan crankshaft. Hopper akan mengarahkan
biji biji melinjo ke mekanisme pengupas, pada mekanisme pengupas, pengupasan
dilakukan dengan gerak rotasi dua roll yang akan membawa sekaligus menekan biji
biji melinjo, sehingga terjadi proses pengupasan. Dalam mekanisme pemisah,
pemisah biji dengan kulitnya menggunakan prinsip perbedaan berat. Dimana kulit
yang lebih ringan akan terhembus oleh angin yang berasal dari blower. Dalam
mekanisme pengepresan, pengepresan melinjo memanfaatkan sistim putaran pulley,
sehingga batang pengepresan bergerak naik dan turun guna menghasilkan tekanan,
penggunaan alat ini akan membantu 3(tiga) proses dalam pembuatan emping melinjo,
yaitu pengupas kulit keras, pemisah melinjo dengan kulit keras dan pengepresan(tiga
fungsi mesin dalam satu alat).

\
4. Spesifikasi Alat

1. Tinggi Alat 100 cm


2. Panjang Alat 113 cm
3. Lebar Alat 30 cm
4. Diameter Pulley 8 cm
5. Ukuran Motor Listrik 1 HP
6. Diameter Roll 8 cm
7. Diameter Batang Pengepres 6 cm
8. Panjang Crankshaft 46 cm
9. Tinggi Crankshaft 15 cm
10. Ukuran GearBox 28 cm
11. Ukuran Alas Pengepres 30x30 cm
12. Volume Hopper 15.000 cm3

5. Perhitungan Kerja Alat

A. Kecepatan putaran motor listrik (N1)


N1 = 1400 rpm
B. Output kecepatan putaran gearbox (N2)
Perbandingan putaran N2 dengan N1 adalah 1 :10
N2 = N1 x (1/10)
= 1400 x (0,1)

C. Putaran poros putar yang diteruskan ke Crankshaft (N3)


N1 = 1400 rpm, d1= 80 mm
N3 =X rpm, d3= 80 mm
28

N1/N3 = d1/d3
N3 = (N1 x d3)/ d1
= (1400 x 80)/ 80
= 1400 rpm

6. Solusi Masalah Mitra

Dalam proses tradisional pembuatan 1 kg biji melinjo dibutuhkan waktu


selama 1 jam, sedangkan dalam sehari mitra hanya dapat memproduksi sekitar 5
kg biji melinjo (5x15.000) yang mana kalau sudah menjadi emping beratnya
hanya sekitar 4 kg (4x30.000) maka keuntungan dari pembuatan emping dalam
perharinya biji melinjo sebesar Rp 45.000,-

Solusi menggunakan mesin tersebut :

- 1 jam = 4 kg
- 5 jam = 5x 4 kg = 20 kg biji melinjo
Setelah menjadi emping
- 5 kg biji melinjo = 4 kg emping melinjo
- 20 kg biji melinjo = 16 kg emping melinjo
Modal Awal :
- 20 kg biji melinjo x 15.000 = Rp. 300.000,-
Keuntungan perharinya :
- 16 kg Emping melinjo x 30.000 = Rp.480.000,-
480.000 – 300.000 = Rp. 180.000,-
Biaya Listrik : Rp. 6000/hari

Maka, keuntungan mitra emping melinjo perharinya menjadi


Rp. 174.000,00

7. Prosentase Peningkatan Produktivitas dan Keuntungan


Persentase Peningkatan Produktivitas = (Produksi Setelah memakai mesin :
Produksi Sebelum memakai mesin) x 100%

(16kg : 4kg) x 100% = 400%

Persentase Peningkatan Keuntungan = (Biaya Setelah memakai mesin : Biaya


Sebelum memakai mesin) x 100%

(Rp.174.000,00 : Rp.45.000,00) x 100% = 386 %


29

Lampiran 7. Denah Lokasi Mitra

Gambar 9. Denah lokasi mitra

Anda mungkin juga menyukai