Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PEMBUATAN PABRIK TEPUNG KANJI

Posted on November 19, 2010

NAMA KELOMPOK:

ARIEF NURDINI / 30408152 ANGGITA PUSPITASARI / 30408127 ERLAN GUS HERMAWAN / 30408316 ERWIN IRIANTO SIAHAAN / 30408318 GHINA ANGGRAINI / 30408390 HAMDY

PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan bangsa Indonesia umumnya ditopang oleh pembangunan di segala bidang industri jasa maupun pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi dan hasil pertanian atau yang biasa disebut dengan agroindustri. Semakin berkembangnya industri pangan selain dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, juga dapat memberikan dampak negatif dari berbagai sektor. Salah satu dampak negatif dengan berkembangnya industri adalah timbul pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah industri. Limbah tersebut merusak keseimbangan sumber daya alam dan kelestarian alam. Industri tepung tapioka atau kanji merupakan salah satu industri pangan yang terdapat di Indonesia. Bahan baku industri ini adalah umbi ketela pohon yang diolah menjadi tepung tapioka. Tepung tapioka merupakan bahan baku untuk keperluan industri makanan, industri tekstil, industri kertas, dan lain-lain. Limbah industri tapioka termasuk limbah organik, karena ditimbulkan sebagai sisa dari pengolahan ketela pohon yang merupakan salah satu bahan organik. Apabila masalah limbah ini tidak ditangani, maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman berpenduduk padat ataupun di tepi sungai. Lokasi industri di daerah tersebut dapat berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup yang mendiami daerah sekitar. Semakin berkembangnya lingkungan industri maka, perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan di industri tapioka. Pengelolaan lingkungan ini tidak hanya dilakukan

setelah proses produksi selesai. Pengelolaan lingkungan ini diarahkan dengan melakukan perubahan dalam proses produksi. Selain itu, perlu dilakukan pembangunan lokasi pabrik Industri yang strategis dan penuh pertimbangan. Sehingga dapat dilakukan penghematan-penghematan dalam pemakaian sumber daya serta mengurangi beban pencemar yang keluar sebagai hasil dari proses. Perumusan Masalah Rencana dalam pembuatan pabrik tepung singkong (kanji) tentunya memiliki suatu permasalahan yang perlu dikembangkan. Permasalahan tersebut menyangkut bagaimana melakukan perencanaan pembangunan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp 2.000.000.000 hingga pabrik tersebut beroperasi dan menghasilkan tepung kanji yang siap jual. Pembatasan Masalah Perencanaan pembuatan pabrik tepung kanji ini pun dibatasi oleh beberapa hal. Adapun pembatasan dalam masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Pabrik yang akan dibuat merupakan pabrik tepung kanji. 2. Modal rencana pembuatan pabrik adalah Rp. 2.000.000,00. 3. Lokasi pembuatan pabrik adalah di kabupaten Sukabumi Selatan. 4. Kapasitas produksi pabrik adalah sebesar 5 ton per hari. Tujuan Penulisan Pembuatan pabrik tepung kanji ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mampu melakukan analisis dan estimasi biaya pembuatan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00. 2. Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan pabrik tepung kanji. 3. Mampu mengimplementasikan analisis dan estimasi biaya ini dalam kehidupan nyata.

PEMBAHASAN Industri tapioka mulai berkembang sejak tahun 1980-an. Industri pengolahan tapioka ini menggunakan modal sendiri dan sebagian menggunakan modal dari perbankan dan

bantuan dari BUMN serta kemitraan. Di Indonesia, industri tepung tapioka memiliki asosiasi, yaitu Assosiasi Tepung Tapioka Indonesia (ATTI) yang berpusat di Jakarta. Keberadaan asosiasi ini belum begitu dirasakan oleh pihak-pihak terkait terutama petani yang tidak dapat menikmati harga singkong sesuai dengan kesepakatan antara pemda, petani dan pengusaha. Sementara pengusaha tidak dapat memperoleh bahan baku secara langsung dari petani. Asosiasi ini diharapkan dapat berperan dalam pengendalian harga pasar tepung tapioka, harga bahan baku serta akses permodalan bagi pengusaha, sehingga industri tapioka dapat berkembang dalam rangka memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan pasar luar negeri. Tapioka atau kanji atau tepung singkong ini berbahan dasar singkong. Singkong disebut juga ubi kayu atau ketela pohon. Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri, yakni meliputi industri makanan, farmasi, tekstil, dan lain-lain. Dalam industri makanan, pengolahan singkong, dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong, singkong yang dikeringkan, dan tepung singkong atau tepung tapioka.

Gambar 1. Singkong (Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/terapan/images) Teknologi yang dapat digunakan dalam industri tepung kanji atau tapioka adalah industri tradisional, semi modern, dan full otomate. Industri tradisional adalah industri pengolahan tapioka yang mengandalkan sinar matahari dan produksi tergantung pada musim. Industri semi modern menggunakan mesin pengering (oven) dalam tahap pengeringan. Sedangkan, industri full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate berarti memiliki efisiensi tinggi, karena proses

produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek, serta menghasilkan tapioka yang berkualitas. Tenaga kerja pada industri tapioka tidak memerlukan keahlian khusus. Jumlah tenaga kerja pun ditentukan oleh kapasitas produksi dan teknologi yang digunakan. Semakin tinggi volume produksi semakin besar jumlah tenaga kerja yang diserap. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi seluruh proses produksi dari pengupasan sampai pada pengeringan produk. Adapun tahapan proses produksi dari pembuatan tepung tapioka, yaitu sebagai berikut: 1. Pengupasan Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, dilakukan pula tahap pemilihan singkong yang berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses menjadi tapioka dan dijadikan sebagai makanan untuk ternak. 2. Pencucian Pencucian dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam bak yang berisi air. Hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran pada singkong. 3. Pemarutan. Pada tahap pemarutan ini dilakukan cara semi mekanis. Tahap ini maksudnya adalah pemarutan dilakukan dengan digerakkan oleh generator. Pada tahap ini tidak sepenuhnya menggunakan tenaga maksimal manusia. 4. Pemerasan Tahap pemerasan ini dilakukan dengan menggunakan saringan goyang. Dimana setelah dilakukan pemarutan dan dihasilkan bubur singkong, lalu bubur singkong tersebut diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan bergoyang, ditambahkan pula air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.

Gambar 2. Mesin Pemerasan 5. Pengendapan. Pati hasil pemerasan diendapkan dalam bak pengendapan selama 4 jam. Air di bagian atas endapan dialirkan dan dibuang, sedangkan endapan diambil dan dikeringkan. 6. Pengeringan. Tahap pengeringan ini memerlukan mesin oven. Sebaiknya tepung tapioka yang dihasilkan mengandung kadar air 15-19%. Industri pengolahan singkong ini juga memiliki berbagai kendala. Salah satunya adalah masalah ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku sangat penting karena apabila terjadi kelangkaan bahan baku singkong, maka produksi akan macet. Oleh karena itu, kemitraan dengan petani sebagai pemasok bahan baku sangat diperlukan. Disamping untuk menjamin ketersediaan bahan baku, kemitraan ini juga untuk menjamin kualitas bahan baku. Dalam pembuatan pabrik ini kami memakai jasa kontraktor PT. SENTRA SUCCES. Kami memilih PT ini karena mereka mampu membuat pabrik dengan tata layout yang terbaik dan harganya pun terjangkau untuk pembuatan pabrik singkong ini. BIAYA OPERASIONAL No 1 2 Asumsi Periode proyek Ruas tanah Satuan Tahun Hektar Jumlah/nilai 2 1

Hari kerja Per bulan -Bulan kerja per tahun -Hari kerja tenaga borongan

Hari Bulan Hari Ton Ton Ton Ton Ton % % Rp/Orang Rp/Orang Rp/Orang Rp/orang Ton Rp/ton %

25 12 300 5 125 1500 3.800.000,20 25% 8% 20 30.000 per hari 125 400.000 5%

Produksi dan harga - Kapasitas maksimum/hari -Produksi per bulan -Produksi per tahun -Harga tapioka per ton -Produksi onggok per bulan

Rendaman per ton bahan baku -Tapioka -Onggok

Penggunaan tenaga kerja -Tenaga manajerial -Tenaga kerja tetap

Upah tenaga kerja per hari -Tenaga manajerial -Tenaga Kerja Tetap

8 9 10

Bahan baku per bulan Harga bahan baku Discount factor/suku bunga

A. Singkong 1 kg : Rp. 400,00 12,5 ton : Rp. 5.000.000,- dengan potongan 5 % menjadi Rp. 4.750.000 / hari = Rp. 118.750.000,00/bulan = Rp. 1.425.000.000/tahun. B. Hari Kerja

Jam 8 s.d 12. Breakjam 13 s.d 17 (8jam / hari) dengan hari Jumat sebagai hari libur dan hari kerja Sabtu sampai Kamis. (1 bulan : 25 hari) dengan 7 divisi pekerjaan dengan jumlah operator sebanyak 20 orang. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengupasan = 10 orang Pencucian = 3 orang Penggilingan = 2 orang (packing) Pemerasan = 2 orang (packing) Penyaringan = 1 orang Penirisan = 1 orang

7. Pengeringan = 1 orang (packing) dengan menggunakan oven listrik Setelah semua proses tersebut dilakukan, maka jadilah tepung tapioca. C. Gaji : 1 orang : Rp. 750.000,00 / bulan 20 orang : Rp. 15.000.000,00 / bulan = Rp. 180.000.000,00/tahun D. Energi Listrik : Rp. 1.500.000 / bulan = Rp. 18.000.000,00 / tahun Solar : 1 mesin : 20 liter (Rp. 4500/liter) 20 liter : Rp. 90.000,00/hari 1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 90.000,00/hari 1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 2.250.000/bulan 1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 27.000.000/tahun E. Telepon Biaya Telepon per bulan : Rp. 1.000.000/bulan biaya telepon per tahun : Rp. 12.000.000,F. Marketing Promosi menggunakan Brosur

: Hanya pada kawasan Bogor

Promosi menggunakan Agen

: Daerah Cianjur, Sukabumi

Promosi menggunakan Internet : Sistem Kontrak Total Promosi G. Transportasi Mobil Truk 2 buah : Rp. 1.000.000,-

: Rp. 384.000.000,+

Transportasi (untuk bensi dll) : Rp. 300.000.000,Total Transportasi : Rp. 684.000.000,-

H. Perawatan Mesin Harga Mesin (Mesin ada 3 buah) : Rp. 350.000.000 masa 5 tahun Perawatan mesin satu minggu Perawatan mesin satu bulan Perawatan mesin satu tahun Biaya Mesin Genset : Rp. 300.000 / Minggu : Rp. 1.200.000 / Bulan : Rp. 14.400.000 / Tahun : Rp.15.000.000

I. Total Biaya Tahunan Bahan baku : Rp. 1.425.000.000 Gaji Listrik Solar Telepon pembelian mesin : Rp. 180.000.000 : Rp. 18.000.000 : Rp. 27.000.000 : Rp. 12.000.000 : Rp. 350.000.000,-

Perawatan mesin Marketing Biaya Mesin Genset Total biaya

: Rp. 14.400.000 : Rp. 12.000.000

: Rp. 15.000.000 + : Rp. 2.053.400.000

J. Biaya Tanah Surat Izin (PBB dan Pajak) Harga Tanah (400 meter) Pembangunan (Kontraktor) Total Biaya

: Rp. 10.000.000 : Rp. 100.000.000 : Rp. 500.000.000 + : Rp. 610.000.000

K. Biaya tahunan dan tanah Biaya tahunan : Rp. 2.053.400.000 Biaya Transportasi Biaya Tanah Total Biaya : Rp. : Rp. 684.000.000,610.000.000 +

: Rp. 3.347.400.000,-

L. Sisa Uang Besar Modal pinjaman dari Bank Tambahan peminjaman modal Biaya tahunan dan tanah Total Sisa Uang

: Rp. 2.000.000.000 : Rp. 1.350.000.000 : Rp. 3.347.400.000 : Rp. 2.600.000

PERINCIAN KEUNTUNGAN

Selama 1 hari dapat menghasilkan 5 ton Tepung tapioka, maka selama 1 tahun mampu menghasilkan 1500 ton tepung tapioka. Dimana 1 karung tepung tapioka berisi 50 kg tapioca. Dengan harga 1 kilogram tapioka sebesar Rp. 4000. 1 karung tapioka : Rp. 190.000

100 Karung tapioka : Rp. 190.000.000 / hari : Rp. 475.000.000 / bulan : Rp. 5.700.000.000 / Tahun

Onggok 1 karung 50 kg : Rp. 30.000,40 karung onggok : Rp. 1.200.000,- / hari

: Rp. 30.000.000,- / bulan : Rp. 360.000.000,- / tahun Biaya bersih: 100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000 40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 + Total Modal+Bunga 10% :Rp. 6.060.000.000 : Rp. 1.842.500.000. -

Total : Rp. 4.217.500.000 Pengembalian modal dilakukan secara 2 tahap, yaitu tahun pertama sebesar 50% dan tahun kedua 50% Keuntungan: Total biaya Bersih : Rp. 4.217.500.000

Total biaya tahunan+tanah Besar Keuntungan

: Rp. 3.347.400.000

Thn 1 : Rp. 870.100.000 Tahun Pertama


Satuan Orang/bulan Orang/bulan Ton Ton Liter/hari Bulan Bulan Unit Liter Ton per bulan Minggu Rupiah Unit Ton Rupiah Rupiah Jumlah 20 20 12.5 12.5 20 1 1 22 2 150 125 1 1 4 2 1 1 Harga(per satuan) 750.000 750.000 4.750.000 4.750.000 4.500 1.500.000 1.000.000 2.504.500 384.000.000 4500 19.000.000 300.000 610.000.000 365.000.000 1.200.000 1.000.000 1.842.500.000 Nilai per bulan 15.000.000 15.000.000 118.750.000 118.750.000 2.250.000 1.500.000 1.000.000 4.750.000 25.000.000 475.000.000 1.200.000 30.000.000 1.000.000 339.300.000 Nilai per tahun 180.000.000 180.000.000 1.425.000.000 1.425.000.000 27.000.000 18.000.000 12.000.000 57.000.000 384.000.000 300.000.000 5.700.000.000 14.400.000 610.000.000 365.000.000 360.000.000 12.000.000 1.842.500.000 870.100.000

Input Tenaga kerja A. Tetap B. Tidak Tetap Jumlah 2 Bahan Baku A. Singkong Jumlah 3 Biaya overhead A. Solar B. Listrik C. Telepon Jumlah 4 Transportasi A. Mobil truck B. Bensin 5 Penjualan Output Perbaikan dan pemeliharaan alat 6 Perizinan dan tanah 7 Pembeliaan mesin 8 Penjualan onggok 9 Marketing Pengembalian modal 10 + bunga 10% th 1 Jumlah Total Biaya

No 1

Keuntungan pada tahun ke-2 Bahan baku : Rp. 1.425.000.000,Gaji karyawan : Rp. 180.000.000 Biaya overhead : Rp. 57.000.000 Transportasi Maintenance Perijinan Marketing Total : Rp. 300.000.000 : Rp. 14.400.000 : Rp. 10.000.000 : Rp. 12.000.000 : Rp. 1,998,400,000

Pendapatan penjualan tahun ke-2: Biaya bersih: 100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000 40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 + Total Rp. 6.060.000.000

Total pendapatan : Rp. 6.060.000.000 Rp. 870.100.000 + Total : Rp. 6.930.100.000

Total pengeluaran : Rp. 1,998,400,000 Rp. 2.026.750.000 + Rp. 4.025.150.000

Keuntungan : Rp. 6.930.100.000 Rp. 4.025.150.000 Rp. 2.904.950.000

Tahun Kedua
No 1 Input Tenaga kerja A. Tetap B. Tidak Tetap Jumlah Bahan Baku A. Singkong Jumlah Biaya overhead A. Solar B. Listrik C. Telepon Jumlah Transportasi A. Bensin Penjualan Output Perbaikan dan Satuan Orang/bulan Orang/bulan Ton Ton Liter/hari Bulan Bulan Liter Ton per bulan Minggu Jumlah 20 20 12.5 12.5 20 1 1 22 150 125 1 Harga(per satuan) 750.000 750.000 4.750.000 4.750.000 4.500 1.500.000 1.000.000 2.504.500 4500 19.000.000 300.000 Nilai per bulan 15.000.000 15.000.000 118.750.000 118.750.000 2.250.000 1.500.000 1.000.000 4.750.000 25.000.000 475.000.000 1.200.000 Nilai per tahun 180.000.000 180.000.000 1.425.000.000 1.425.000.000 27.000.000 18.000.000 12.000.000 57.000.000 300.000.000 5.700.000.000 14.400.000

4 5 6

pemeliharaan alat Perizinan Penjualan onggok Marketing Pengembalian modal 10 + bunga 10% th 2 11 Sisa auang th 1 Jumlah Total Biaya 7 8 9

Rupiah Ton Rupiah Rupiah Rupiah

1 2 1 1 1

10.000.000 1.200.000 1.000.000 2.026.750.000 870.100.000

30.000.000 1.000.000 339.300.000

10.000.000 360.000.000 12.000.000 2.026.750.000 870.100.000 2.904.950.000

Break Event Point (BEP): Biaya tetap 1. Bahan baku Rp. 1.425.000.000/tahun 2. Gaji Rp. 180.000.000/tahun 3. Perawatan mesin 4. Ijin Total Rp. 14.400.000/tahun Rp. 10.000.000 + Rp. 1.629.400.000 / tahun

Biaya variabel 1. Energy 2. Transportasi 3. Marketing Total

Rp. 45.000.000/tahun Rp. 300.000.000/tahun Rp. 1.000.000/tahun + Rp. 346.000.000/ tahun

BEP = FC / (1-VC/P) Dimana: FC : Biaya Tetap P VC : Harga jual per unit : Biaya Variabel per unit

BEP = FC / (1-VC/P) = 1.629.400.000 / (1- (364.000.000/5.700.000.000)) = 1.629.400.000 / 0.93614035

= 1.740.550.975,- / tahun

KESIMPULAN
1. Setelah melakukan perhitungan dari berbagai macam referensi baik melalui media informasi maupun langsung kepada orang yang mengerti akan harga bahan baku yang digunakan untuk membuat tepung kanji, yaitu singkong. Dengan menggunakan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00 serta tambahan pinjaman terhaap Bank sebesar Rp.1.350.000.000 mampu melakukan proses pembuatan sebuah pabrik tepung kanji yang sudah meliputi biaya operasional pabrik selama 1 tahun, seperti tenaga kerja, perbaikan mesin, bahan baku, dll. 2. Pembuatan pabrik tepung kanji ini telah melalui proses perencanaan yang matang, baik dari segi pembuatan maupun dari segi produksi yang dihasilkan. Dengan mempertimbangkan segi ekonomis dalam proses produksinya guna meminimasi pengeluaran biaya operasional. Seperti penggunaan mesin dalam produksinya sehingga meminimasi tenaga kerja, mempertimbangkan hal yang biasanya terjadi seperti pemadaman listrik, telah tersedianya genset guna mengantisipasi terganggunya proses produksi. 3. Proses pembutan pabrik tepung kanji ini telah mempertimbangkan baik dari segi teoritis dalam perhitungannya maupun dari segi kehidupan nyata seperti harga bahan baku maupun peralatannya. Sehingga tidak menutup kemungkinan hasil analisis dan estimasi biaya yang telah dilakukan dalam proses pembuatan pabrik tepung kanji ini dapat diaplikasikan dalam dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai