Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia banyak sekali terdapat perusahan-perusahaan yang bergerak dalam
bidang pangan, baik industri kecil, industri menengah, maupun perusahaan besar. Jenis
industri pangan beraneka macam sehingga perusahaan berusaha menawarkan inovasi-inovasi
baru demi menarik hati pelanggan. Kemajuan teknologi yang sangat pesat dimanfaatkan
dalam pengolahan pangan, sehingga mampu memproduksi makanan dalam jumlah yang
banyak dalam waktu yang singkat. Selain itu, promosi yang dilakukan juga penting. Semua
yang menyangkut dengan produk yang dihasilkan, tujuannya adalah demi memuaskan para
pelanggan. Kedewasaan para konsumen dalam memilih suatu produk merupakan hal yang
sangat penting mengingat tidak semua makanan yang diproduksi oleh sebuah perusahaan
terjamin kualitasnya. Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia terkait
dengan kebutuhan pangan serta keinginan konsumen untuk mendapatkan bahan pangan
alternatif yang berkualitas baik dan bernilai gizi tinggi. Mie merupakan bahan pangan yang
banyak mengandung karbohidrat dan juga dapat dijadikan sebagai komoditi pengganti nasi.
Mie memiliki keistimewaan yaitu lebih praktis untuk dikomsumsi. Tepung terigu yang
digunakan untuk membuat mie terbuat dari Gandum yang memiliki kandungan gluten, yaitu
jenis protein yang yang membantu dalam proses pengembangan pada jenis makanan tertentu.
Selain diolah menjadi mie, tepung terigu dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan
tergantung jumlah protein yang terkandung dalam tepung terigu tersebut. Mie dapat diterima
disemua lapisan dunia, termasuk di Indonesia dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah
permintaan mie dari tahun ke tahun. Permintaan mie di Indonesia hampir sebagian besar
berasal dari industri.
Bahan baku tepung terigu yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. didatangkan dari negara lain seperti Kanada, Australia, Rusia, India, dan Amerika
karena negara tersebut memiliki iklim yang cocok untuk tanaman gandum. Penanaman
gandum di Indonesia dapat dilakukan namun menghasilkan tanaman gandum yang tidak
sesuai dengan grade yang diharapkan untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan tepung
terigu yang berkulitas.
Tepung terigu diproduksi dengan cara menggiling biji gandum dan mengecilkan
ukuran endosperm menjadi ukuran yang sekecil mungkin. Tepung terigu sangat rentan
dengan pertumbuhan kutu, sehingga diperlukan perlakuan fumigasi sebagai langkah untuk
mencegah dan mengurangi pertumbuhannya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa bahan baku utama dan bahan baku pelengkap dalam pembuatan mie?
2. Bagaimana proses produksi pembuatan mie?
3. Berapa mesin yang digunakan dalam proses produksi mie?
4. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
5. Apakah tenaga kerja yang digunakan dari waktu kewaktu tetap (konstan) atau
mengikuti kebutuhan produksi?
6. Berapa jumlah produksi mie yang dihasilkan setiap hari?
7. Bagaimana sistem pengendalian persediaan bahan baku atau barang jadi yang
ditetapkan perusahaan?
8. Bagaimana sistem pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan?
9. Dimana saja produksi mie dipasarkan?

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penyusunan laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses produksi mie instan pada PT.Indofood


2. Untuk mengetahui berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan dari waktu kewaktu
(konstan) atau mengikuti kebutuhan produksi
3. Untuk mengetahui sistem pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan
4. Untuk mengetahui Dimana saja produksi mie dipasarkan

D. Lokasikunjungan Perusahaan

Kawasan Industri Makassar


JlKima Raya 10 Kav A/3 KawasanIndustri Makassar
Daya
Makassar 90232 Sulawesi Selatan

E. WaktuKunjungan Perusahaan
Hari : Rabu
Tanggal : 29 Mei 2013
Waktu :09.00 – 14.00 WITA

BAB II

PEMBAHASAN

Bahan Baku dan bahan pelengkap mie serta Proses Produksi Mie Instan Pada
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood yang terletak di kawasan Kima ini khusus memproduksi jenis makanan
Mie Instan. Mie instan merupakan bahan makanan yang sangat familiar semua dikalangan
masyarakat. Hampir setiap orang sudah biasa melihat atau mengkonsumsi mie instan. Bahan
baku utama mie instan adalah tepung terigu, dan minyak goreng. Sementara untuk
kemasannya menggunakan kemasan yang bersifat food grade artinya dinyatakan aman dan
layak untuk digunakan sebagai pengemas makanan.
Dalam proses produksinya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebungkus
mie mulai dari proses pengolahan tepung sampai pengepakan membutuhkan waktu ± 15
menit. Berdasarkan hasil wawancara, dalam sehari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
yang berada di Makassar ini dapat memproduksi hingga 2.400.000 bungkus mie instan
dengan waktu produksi 3 x 7 jam produksi dalam sehari. Banyaknya tenaga yang
dipekerjakan dalam industri ini hingga tahun 2013 adalah sebanyak 650 pekerja yang dalam
sehari bekerja selama 7 jam perhari selain hari sabtu 5 jam.
Bahan utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung terigu dan minyak
goreng. Tepung terigu adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Indofood yang
berada diluar kota Makassar. Tepung yang berbahan dasar gandum di impor dari Australia,
kemudian gandum tersebut diolah menjadi tepung terigu yang berkualitas tinggi. Begitu pula
dengan minyak goreng merk Bimoli yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri
diproduksi dalam naungan industri yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hasil
produk ini dijadikan bagi PT Indofood itu sendiri untuk mengolahnya lebih lanjut untuk
menghadilkan produk lain atau dapat langsung dipasarkan. Sebagai bahan tambahan dalam
mie instan berupa bumbu tidak diproduksi langsung oleh PT Indofood yang ada dikawasan
KIMA ini, tetapi bumbu-bumbu ini berasal dari PT Indofood yang berada di pulau Jawa.
Alasan mengapa bumbu ini tidak diproduksi di wilayah Makassar, karena syarat untuk
mendirikan satu industri yang mengolah bumbu dalam satu wilayah harus memiliki 5 pabrik
yang memproduksi mie instan. Oleh karena itu bumbu mie instan berasal dari luar kota
Makassar.
Masa kadaluarsa mie yaitu 8 bulan kedepan mulai dari hari produksi sampai ke
konsumen dengan tidak menggunakan bahan pengawet.Salah satu alasan mengapa proses
produksi harus higienis dan menggunakan bahan yang berkualitas adalah untuk menjaga mie
agar awet selama 8 bulan setelah tanggal produksi
Untuk bahan pelengkap yang digunakan dalam pembuatan mie adalah sebagai berikut
(contohnya mie indomie rasa mi goreng pedas);
1. Untuk komposisi: tepung tapioka, garam, pemantap (nabati dan natrium polifosfat).
2. Untuk bumbu: garam, gula, penguat rasa mononatrium glumatamat (MSG), terisa
ayam (mengandung penguat rasa dinatrium guanilat dan inoslnat, antioksidan alfa
tokoferol), bubuk bawang putih, bubuk bawang bombai, bubuk lada, vitamin (A, B1,
B6, B12, Niasin, asam folat, pantopenat) dan bubuk cabe.
3. Minyak: minyak sayur, cabe merah, dan bawang merah.
4. Kecap manis: gula (mengandung sulfit), air, kedelai, gandun, garam bumbu, dan
rempah-rempah, pengawet (natrium bensoat), minyak nabati.
5. Bawang goreng (mengandung antioksidan TBHQ)
Sedangkan Proses pembuatan mie di pabrik PT Indofood Tbk ternyata cukup
sederhana. Ada tiga tahap penting dalam pembuatan mie instan sampai siap dipasarkan.
Tahap yang pertama yaitu tahap pendahuluan, tahap pembuatan, dan tahap terakhir adalah
penyimpanan.
1. Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan menyeleksi
bahan-bahan yang sesuai standar yang diinginkan oleh produsen contohnya terigu. Tujuan
dari proses ini adalah agar produk yang dihasilkan berkualitas dan tahan lama. Bahan
yang tidak memenuhi standar dikembalikan pada pihak produsen bahan.
(Gambar: tempatseleksibahanbakusepertitepungterigu)
2. Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie. Tahapan ini
Terbagi menjadi enam peoses, yaitu:
a. Mixing yaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang diaduk
menggunakan mesin pengaduk (mixer) hingga adonan tercampur rata dengan tingkat
kekenyalan yang sesuai untuk dibentuk.
b. Penggilingan yaitu  membentuk adonan menjadi tipis. Penipisan adonan mie
terdapat dalam tiga ukuran dengan ketebalan yang berbeda. Penipisan pertama adonan
digiling dengan cukup tebal, penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis dari yang
pertama, dan yang terakhir  penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis dengan
ketebalan sekitar 2 milimeter.
c. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan mie yang
sudah digiling tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran kemudian adonen mie masuk
kemesin yang didalamnya terdapat alat seperti sisir yang membelah adonan menjadia
bagian-bagian yang panjang dan bergelombang. Sampai pada tahap ini beluma ada
limbah yang dihasilkan.
Proses Penggilingan Sampai Pengukusan
d. Pengukusan. Adonan mie yang telah berbentuk panjang dan bergelombang
digiring ke dalam mesin steambox (pengukusan). Pada tahap ini dihasilkan limbah
berupa uap panas dan sedikit air yang terkadang menetes dari dalam mesin.

Proses Pengukusan Dengan Steambox


e. Cutting (pemotongan) dan pelipatan yaitu mie yang telah dikukus tadi dipotong
dengan ukuran panjang yang telah diatur kemudian mie dilipat dua sehingga
berbentuk persegi panjang berlapis.
Proses Cutting
e. Friying (penggorengan) mie ditransport ke dalam mesin yang berisi minyak
goreng. Mesin penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses ini menghasilkan limbah
berupa sisa minyak. Pengolahan sisa minyak adalah dengan menggunakannya kembali
dengan cara penambahan dengan minyak baru dan bahan kimia berupa TBH untuk
menjaga kadar asam basa dan lemak minyak. Proses penggunaan kembali minyak oleh
pihak produsen disebut sirkulasi minyak sehingga tidak terdapat limbah sisa minyak
yang dibuang.
Mie Ditranspot Ke Penggorengan
f. Cooling (pendinginan) yaitu proses dimana mie yang telah digoreng dengan
suhu tinggi didinginkan menggunakan mesin pendingin agar mie tidak perlu waktu yang
lama untuk didiamkan sebelum dibungkus karena suhunya telah disesuiakan dengan
mesin ini. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair hasil pendinginan.
g. Wrapping Dan Packing
Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan packing. Wrapping
merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai dengan mie yang telah
dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi kode produksi dan tanggal kadarluarsa
mie. Pada packing mie yang telah terkemas dan diberi kode produksi, kemudian
ditumpuk pada karton kemasan sejumlah yang telah ditentukan, kemudian mie diberi
lakban. Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk dari kotoran,
debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengemasan adalah kode produksi, mutu karton, kondisi
pengeleman, berat rata-rata dan cemaran. Adapun limbah yang dihasilkan berupa sisa
kardus dan juga dihasilkan mie yang hancur rusak (HR).
3. Tahap terakhir setelah pengemasan yaitu tahap penyimpanan. Mie yang telah
terbungkus rapi ditranport ke salah satu bagian pabrik kemudian dengan
menggunakan tenaga manusia kardus yang berisi mie ini disusun diatas mesin
bermotor pengangkiu barang yang kemudian akan dibawa ke gudang yang telah diatur
sirkulasinya.  Sistem penyimpanan dan pengeluaran yaitu first in first out yaitu barang
yang duluan masuk digudang penyimpanan itu yang didahulukan untuk dipasarkan.

B. Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Makassar yaitu:
1. Indomie
2. Sakura
3. Pop Mie
4. Sarimi
5. Supermie
6. Intermie

C. Jumlah Tenaga kerja dan Mesin yang digunakan perusahaan dalam memproduksi
mie
Untuk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. di makassar pada saat ini jumlah karyawan
yang ada sebanyak 650 orang yang dibagi menjadi tiga shift, dimana setiap satu shift terdiri
tujuh jam per hari dan pada hari sabtu jam kerja hanya lima jam saja. Dan jumlah tenaga
kerja yang digunakan tidak konstan tetapi mengikuti kebutuhan produksi berdasarkan jumlah
mesin yang ada. Jumlah mesin yang dimiliki saat ini untuk produksi sebanyak 9 line. Pada
tahun ini direncanakan akan menambah jumlah mesin menjadi 10 line. Dan jumlah produk
setiap kali berproduksi sebanyak 2.400.000 bungkus.
D. Sistem pengendalian persediaan bahan baku atau barang jadi yang ditetapkan
perusahaan

E. Sistem pengendalian kulitas yang dilakukan perusahaan

F. Wilayah-wilayah pemasaran produk mie


Wilayah-wilayah pemasaran, Mie yang telah disimpan diangkut ke truk untuk
didistribusikan kewilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya, Sulawesi Barat dan sekitarnya,
Sulawesi Tenggara dan sekitarnya, dan Provinsi Maluku dan Ambon dengan tetap menjaga
kualitas mie yang akan dibawa. Salah satu upaya untuk menjaga agar mie tidak cepat rusak
yaitu dengan menutupkan plastik dan terpal pada belakang truk agar panas maupun hujan
tidak mempengaruhi mie.

Anda mungkin juga menyukai