PENDAHULUAN
Penelitian ini terfokus pada industri pembuatan tepung dari limbah ampas tahu dengan ruang
lingkup yang dibatasi pada jenis produk dan aspek – aspek yang akan dikaji di daerah Pesisir
Pantai Lampung. Adapun batasan jenis produk ditekankan pada persoalan-persoalan berikut:
1. Karakteristik tepung dari limbah ampas tahu
2. Kemasan sederhana tepung dari limbah ampas tahu
3. Kemasan modern tepung dari limbah ampas tahu
4. Keunggulan tepung dari limbah ampas tahu
5. Kelemahan tepung dari limbah ampas tahu
Keunggulan dari tepung ampas tahu adalah adanya kandungan serat kasar
lebih besar dari tepung terigu (0,4-0,5%) sehingga kandungan serat pada tepung
ampas tahu ini dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan serat pada
tubuh. Ampas tahu mengandung serat kasar kurang lebih berkisar 16,8% .dalam
usaha pembuatan produk ampas tahu umumnya dibuat menjadi keripik, ampas tahu
dapat diubah menjadi tepung campuran ampas tahu. Alternatif pemanfaatan ampas
tahu untuk dijadikan tepung akan lebih menguntungkan, karena jauh lebih ekonomis.
Bermanfaat juga dalam membantu pengusaha tahu dalam penanganan limbahnya
yang dihasilkan oleh industri tahu. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan perwujudan
industri ramah lingkungan.
2.3.2 Kelemahan Produk
Kelemahan produk dari ampas tahu ini lebih berarah ke dalam komoditas
yang digunakan dimana Ampas tahu dengan karakteristik masih segar mempunyai
kadar air yang sangat tinggi berkisar (80 – 84%), oleh sebab itu dapat menyebabkan
umur simpannya pendek, selain itu biaya pengangkutan akan lebih tinggi dan daerah
penggunaannya terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukanlah proses
pengeringan lebih lanjut. Pengeringan menjadi alternatif untuk mengatasi kadar air
yang tinggi dari ampas tahu segar (Muslimin. 2010). Maka umur simpannya pun akan
lebih lama. Pengeringan dan pembuatan ampas tahu menjadi bentuk bubuk atau
tepung mengakibatkan dapat berkurangnya asam lemak bebas, ketengikan dan
mempertahankan kualitasnya.
BAB III
3.3.3 Positioning
Produk tepung dari ampas tahu memiliki keunggulan dari segi kandungan serat yang
lebih tinggi dari pada tepung biasa .aroma dan tekstur yang dihasilkan lebih baik untuk dijadikan
sebagai makanan yang membutuhkan tepung dalam proses pembuatannya.
BAB IV
Ampas tahu dihasilkan dari industri pembuatan tahu. Ampas tahu ini memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi cocok digunakan dalam pembuatan produk seperti tepung.
Tepung yang digunakan sehari-hari memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi sehingga
tidak baik dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut tepung ampas
tahu menjadi solusi dan memiliki kandungan gizi yang lebih baik. Target pemasaran tepung ini
adalah berbagai toko, distribusi produk makanan, dan di pasar modern serta di pasar tradisional.
Harga yang ditetapkan akan lebih murah dibandingkan produk tepung lain. Diproduksi untuk
segala jenis usia dan aman untuk dikonsumsi.
Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan tepung ampas tahu adalah sebesar
300kg/hari.
Bahan baku yang akan digunakan berasal dari industri tahu yang berada di sekitar lokasi
industri pembuatan tepung ampas tahu. Bahan baku disupply langsung dari industri tahu.
4.3 Proses Produksi
Berikut ini adalah diagram alir proses pembuatan tepung dari bahan ampas tahu:
Ampas Tahu
Basah
Penggilingan
Pengayakan
80 mesh
Tepung
Ampas Tahu
uraian proses yang dilakukan dalam pembuatan tepung dari ampas tahu
1) Penirisan/pemerasan
Penirisan dan pemerasan pada ampas tahu dilakukan dengan menggunakan pengepres hidrolik
ataupun peras manual dengan menggunakan kain saring. Proses penirisan ini bertujuan untuk
mengurangi kadar air pada ampas tahu. Kadar air yang rendah dapat mempercepat proses
pengeringan dan memperlambat proses pembusukan pada ampas tahu akibat kadar air yang
tinggi.
Proses sterilisasi dan pengukusan ampas tahu memiliki fungsi sebagai penghilangan zat-zat
pengotor yang masih tertinggal dalam ampas tahu. Proses sterilisasi ini dilakukan pada suhu
sekitar 121˚C dalam waktu 15 menit. Hal ini dapat membunuh seluruh jasad renik yang ada
dalam ampas tahu serta dapat meningkatkan daya simpan ampas tahu.
3) Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan langsung menggunakan sinar matahari dan
menggunakan oven. Pada proses pengeringan sebaiknya ampas tahu sering dibolak-balik untuk
mempercepat proses pengeringan. Adapun pengeringan dapat dilakukan dengan suhu sekitar 60-
70 ˚C dalam waktu 120 menit. Akan dihasilkan bahan aspas tahu dalam kondisi kering dan siap
untuk digiling. 4) Penggilingan
Proses penggilingan aspas tahu yang sudah kering menggunakan alat disc mill. Proses
penggilingan ini akan menghasilkan ampas kering dalam bentuk berupa butiran dengan tingkat
kehalusan ukuran uniform.
5) Pengayakan
Proses pengayakan ampas tahu dilakukan dengan menggunakan alat pengayakan. Proses
pengayakan ini dilakukan dengan kekuatan 80 mesh. Proses pengayakan ampas tahu ini
bertujuan untuk memisahkan butiran-butiran ampas tahu yang masih dalam bentuk kasar.
4.4 Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Berikut ini adalah spesifikasi alat yang akan digunakan dalam proses pengolahan ampas
tahu menjadi tepung:
Tabel spesifikasi alat proses pembuatan tepung ampas tahu
No Alat Fungsi Spesifikasi
Pada produiksi ini menggunakan tipe tata letak yang berorientasi kepada proses (Process
layout) karena pada pembuatan produk berupa tepung dengan menggunakan limbah dari
produksi tahu ini masih dalam volume yang rendah dan juga untuk meminimalisir biaya pada
penanganan material dan juga untuk saling mendekatkan proses yang memiliki ketergantungan
interaksi dengan proses lainnya.
Pada analisis aliran bahan dapat dilihat seperti gambar diatas proses-proses yang
dilakukan mengaplikasikan Pola Bentuk U, pada pola ini proses produk akhir harus
Kembali/berdekatan dengan lokasi bahan masuk dikarenakan pertimbangan penggunaan fasilitas
transportasi eksternal, dan juga untuk memperkecil biaya penggunaan tempat.
4.5.2 Analisis keterkaitan antar aktivitas
Analisis keterkaitan antar aktifitas ini adalah hubugan antara aktivitas pengolahan yang
satu dengan yang lainya yang dimana dalam hubugan ini kita mengunakan peta yang
mendeskripsikan tingkat hubungan antar aktivitas yang ada dalam suatu perusahaan industry.
Hubungan antar aktivitas dengan ARC ini digambarkan menggunakan simbol/kode disertai
keterangannya.
Angka Keterangan
1. Urutan aliran kerja
2. Penggunaan peralatan sama
3. Penggunaan ruang sama
4. Kontak antar pekerja
5. Penggunaan pekerja yang
sama
6. Pelaksanaan pekerjaan sejenis
7. Komunikasi lisan atau tertulis
8. Menimbulkan bau
Hal-hal yang dijadikan dasar dalam menentukan kebutuhan luas ruangan adalah jumlah
mesin dan peralatan, ukuran mesin dan peralatan, maupun pekerja yang bekerja pada setiap area.
Perhitungan kebutuhan luas ruangan menggunakan metode fasilitas industri yang menentukan
luas ruangan berdasarkan fasilitas produksi maupun pendukung produksi. Berikut merupakan
tabel kebutuhan luas ruangan pada produksi tepung dari bahan limbah tahu.
Luas (m2)
Pengeringan 10 3 13 19,5
Penggilinga n 13 3 16 24
Office 30 x 10 300
Gudang
10 x 10 100
Peniympanan Bahan
Gudang
10 x 5 50
Penyimpanan Produk
Mushola 5x6 30
Kantin 10 x 5 50
Total 530
4.5.4 Alokasi Area
Pada alokasi area di industry tepung dangan menggunakan bahan limbah dari tahu, pada
Gudang tempat bahan baku memiliki luas 100 m2, dan untuk pada ruangan proses
penirisan/pemerasan memiliki luas 15,789 m2, pada ruangan proses sterilisasi dan pengkukusan
memiliki luas 12,5625m2, pada ruangan proses pengeringan, penggilingan, pengayakan dan
pengemasan memiliki luas masingmasing 8,916 m2, 6,1905 m2, 8,25m2, dan 9,4725 m2. Dan pada
luas penyimpanan produk sebesar 50 m2. Pada area luar produksi memiliki beberapa fasilitas
seperti ruang office yang memiliki luas 300 m2, serta toilet, kantin, dan juga mushola.
Pada penentuan lokasi industri di dalammnya memiliki beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
Faktor-faktor diatas lah yang dapat menentukan dimana lokasi yang tepat untuk membangun
pabrik/industry yang memiliki potensi untuk maju dan juga sehat. Pada industri tahu dengan
menggunakan bahan limbah tahu pastinya diperlukan bahan baku yang dapat menunjang
produksi pada produk tepung yang akan dipasarkan ke konsumen, dalam hal ini maka bahan
baku yang di butuhkan ialah limbah dari produksi tahu yang akan melewati proses untuk
menghasilkan produk berupa tepung. Maka dari itu jika ingin membangun industri tepung
dengan bahan limbah tahu berarti industry tersebut harus dekat dengan pabrik yang
memproduksi tahu, hal ini dikarenakan untuk meminimalisir kehabisan stok bahan baku.
Contohnya jika membangun industri tapung dengan bahan baku limbah tahu di
kabupatenlampung timur sangat lah baik, karena di sekitaran kabupaten lampung timur memiliki
pabrik-pabrik tahu kecil maupun yang berskala besar yang belum memiliki proses pengolahan
terhadap limbah yang dihasilkan maka dari itu dengan membangun industry di sana sangat lah
bagus untuk factor bahan baku. Selain itu juga untuk jarak dengan pasar tidak lah jauh karena
kabupaten lampung timur juga bukan wilayah yang tertinggal karena di kabupaten lampung
timur juga memiliki industri-industri yang menggunakan bahan baku berupa tepung dan apabila
ingin di pasarkan ke kota besar juga bisa ke pusat kota bandar lampung yang hanya bisa
ditempuh dengan jarak 86,9 km. Dan juga untuk infrastruktur sudah sangat memadai ada jalan
tol, jalan lintas sumatera, stasiun kereta api, terminal bus, Pelabuhan dan lainnya.