Anda di halaman 1dari 16

STUDY KELAYAKAN USAHA KERIPIK NANAS OLEH : ANUGERAH DWI PUTRA SANDI EKA PUTRA TAUFIQ AL FAROZI HERMANSYAH

RICKI MUSTAFA JULFAN

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Vonny S Johan, STP, MT

Tugas ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas individu

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar belakang Salah satu bentuk makanan olahan dari buah-buahan yang mempunyai peluang pasar internasional adalah makanan kering. Permintaan akan makanan kering dari buah-buahan terus meningkat karena masyarakat negara-negara maju menyukai makanan sehat yang banyak mengandung serat (Syaefullah 2002). Pada tahun Salah satu makanan ringan adalah keripik, yang tergolong jenis crackers ,yaitu makanan yang bersifat kering, renyah, tahan lama, praktis, mudah dibawa dan disimpan, serta dapat dinikmati kapan saja (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2004). Pembu-atan keripik buah dapat dilakukan dengan mesin penggoreng vakum. Buah digoreng pada suhu rendah dalam tabung peng-goreng bertekanan rendah sehinggadihasilkan keripik buah yang renyah. Kelebihan lain dari penggunaan mesin ini adalah aroma buah masih seperti aslinya. Keripik nanas adalah salah satu bentuk produk industri yang mengolah buah segar menjadi keripik. Keripik merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat, karena mengingat rasanya yang nikmat dan gurih. Keberadaan usaha kecil sangat berpengaruh dalam meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, karena dapat menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah pada buah-buahan dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemilik usaha kecil tersebut. Investasi dalam industri pengolahan mempunyai beberapa tujuan, tetapi yang menjadi tujuan utama adalah untuk mencapai laba yang maksimum guna kelangsungan hidupnya. Laba yang maksimum akan dapat diwujudkan apabila perusahaan mampu menekan biaya produksi dan operasi serendah mungkin, menentukan harga jual sedemikian rupa, dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin (Supriyono, 1995) et al.

1.2. Perumusan Masalah Usaha Kripik Nanas ini belum mengetahui kondisi rugi laba dalam kegiatan usaha yang dilakukannya. Berdasarkan keadaan ini, sehingga muncul pertanyaan yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari usaha keripik buah dan sayur ini dan bagaimana kondisi usaha serta apa permasalahan yang dihadapi usaha ini. Untuk itu dilakukan perancangan industry kripik Nanas 1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah\ini adalah: 1. Menganalisa keuntungan dan titik impas dari Usaha Keripik Nanas. 2. Mendeskripsikan permasalahan usaha pengolahan Keripik Nanas

BAB II PERENCANAAN INDUSTRI KRIPIK NANAS 2.1. Produk Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002:95). Pada bagian ini menjelaskan yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah: a. Dimensi Produk Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku buah ini disajikan dalam bentuk keripik .

b. Nilai/Manfaat Produk Produk keripik nanas yang ditawarkan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik buah. Nanas yang diolah memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat. Produk keripik Nanas dan memiliki Potential Benefit (manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan memperdulikan kesehatan pelanggan, Selain itu kandungan gizi

tetap terjaga keripik buah yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu rendah c. Keunggulan Produk Keunggulan kompetitif produk kami antara lain : 1. Rasa yang sangat renyah dan gurih. . 2. Kesegaran dari buah yang masih terasa. 3. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen. 2.2. Pemasaran Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dari usaha tersebut. Oleh karena itu di dalam agroindustri, pemasaran produk merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap pemilik usaha, agar diperoleh pendapatan optimal sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran produk yaitu: produk, harga, distribusi, dan promosi a. Produk Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk Keripik Nenas yang di pasarkan harus memiliki mutu yang baik, & kemasan yang menarik sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli. b. Harga Harga jual untuk per 250 gram nya dijual dengan harga Rp 25.000, dan per 100 gram nya dijual dengan harga Rp 10.000 untuk kemasan dalam plastik yang telah diberi label. Sedangkan yang dijual dalam bentuk kemasan kotak untuk berat 100 gram dijual dengan harga Rp 15.000/kotak, dan berat 250 gram Rp 30.000/kotak. Jika dijual dalam

bentuk curah kepada agroindustri maka harga jual keripik nenas Rp 65.000 75.000/ kg. c. Distribusi Target pasar memberikan prospek yang bagus dapat memasarkan produk keripik nanas ke beberapa tempat misalnya saja ditoko, di koperasi-koperasi, bahkan dapat dipasarkan di supermarketsupermarket jika sudah memiliki izin usaha. Setiap agroindustri harus memiliki koneksi terhadap pedagang pengecer/toko untuk memasarkan produknya. Selain dijual di toko produk juga dipasarkan secara langsung. d. Promosi Untuk promosi produk, produk dapat diiklankan di internet serta dipromosikan dari pedagang pengecer/toko dan juga dapat dipromosikan melaluispanduk yang disebarkan dibeberapa daerah. Dengan adanya distribusi ke pengecer/toko dan iklan menggunakan internet maka promosi untuk keripik nenas dapat terbantu. Hal ini bermanfaat memperkenalkan keripik nenas kemasyarakat luas sehingga dapat menarik konsumen untuk mencoba dan membeli produk keripik nenas. e. Kendala Pemasaran Kendala dari pemasaran biasanya dipengaruhi oleh permintaan pasar dan selera konsumen yang selalu berubah-ubah. f. Segmen pasar a. b. Distributor/toko kue dan toko keripik. Pasar modern.

2.3. Penentuan Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik merupakan suatu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pendirian suatu industri. Pemilihan lokasi yang tepat akan berpengaruh terhadap kelangsungan dan efisiensi perusahaan. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, pasokan tenaga kerja, dan fasilitas transportasi (Husnan dan Muhammad, 2005). Suatu industri yang lokasinya tidak tepat, akan menghadapi persoalan yang terus menerus dan tidak terselesaikan, terutama dalam menghadapi saingan sehingga kelangsungan hidup dan stabilitas industri tersebut akan selalu mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keputusan yang teapat dalam penentuan lokasi, maka perlu dilakukan pengkajian berbagai faktor yang mempengaruhinya. Lokasi industri yang tepat dapat melayani proses-proses baru, perkembangan teknologi, dan dapat menampung kemungkinan-kemungkinan perluasan industri. Untuk mendukung proses pendistribusian bahan baku dan produk dibutuhkan infrastruktur yang mendukung. Diperlukan kedekatan dengan akses pasar akan mempermudah kegiatan pemasaran produk dan mampu meringankan biaya distribusi produk. membutuhkan infrastruktur yang mendukung yaitu kebutuhan tenaga listrik harus memadai, pasokan air memadai dengan kualitas air masih cukup baik. Calon lokasi pabrik keripik nanas ditetapkan oleh calon pendiri pabrik yaitu di kabupaten Kampar. pemilihan lokasi di Kampar dilakukan pengkajian beberapa faktor yang mempengaruhi. Lokasi ini dipilih karna dekat dengan bahan baku dan dekat dengan kota sehingga pemasaran tidak memerlukan biaya mahal. 2.4. Aspek Produksi a. Proses Pengolahan Proses pengolahan merupakan perubahan input menjadi suatu bentuk output atau hasil, dalam memproduksi suatu barang diperlukan suatu teknologi atau metode untuk pengolahan bahan baku menjadi barang jadi (Soekartawi, 2001). Waktu yang diperlukan untuk satu kali proses pengolahan 4 jam, rata-rata

produksi keripik nenas setiap hari nya sekitar 25 kg dengan masa kerja 25 hari/bulan. untuk satu kali proses penggorengan dibutuhkan waktu 2,5 jam. 1. Pengupasan Nenas yang sudah cukup tua (matang) dikupas kulitnya dengan menggunakan pisau yang tajam dan alas papan telenan. Tebal kulit dibuang sekitar 1 cm, ujung buah dibuang sekitar 1,5 cm dan pangkal buah sekitar 1 cm, dalam proses pengupasan termasuk proses pembunagn mata nenas. 2. Pembuangan Empulur Pembuangan empulur dengan menggunakan pipa tipis dengan diameter 0,75 inch, panjang 50 cm, dengan cara pipa ditusukkan pada empulur dari pangkal hingga tembus ujung buag nenas, dalam pipa terdapat kayu kecil panjang 75 cm guna mendorong empulur yang tertusuk hingga keluar, sehingga nenas tidak memiliki empulur. 3. Perajangan Setelah nenas dikupas dan dibuang empulurnya selesai kemudian nenas dirajang atau dipotong-potong dengan ketebalan lebih kurang 2,5-5 cm dengan menggunakan pisau, saat perajangan buah yang dipotong tersebut ditampung dengan baskom berisi air yang telah diberi garam dan soda. 4. Pemasakan Sebelum proses ini dilakukan terlebih dahulu mesin dipanaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari proses pembuatan keripik nenas dengan menggunakan bahan bakar gas dan bak pendingin yang di isi aair dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m, tinggi 80 cm. Dalam proses ini telah diatur dengan suhu optimal yaitu 84 C. Pemasakan atau penggorengan keripik nenas dilakukan selama kurang lebih 2,5 jam atau 150 menit.

5.

Penirisan Setelah keripik nenas dimasak, dilakukan penirisan keripik guna mengurangi kadar minyak yang digunakan alat penirisan sentrifugal yang diputar dengan mesin dinamo dan menggunakan bantuan tenaga listrik.

6.

Pengemasan Keripik nenas di kemas dengan menggunakan kemasan kotak ataupun plastic kaca yang telah di beri label, dengan berat bervariasi mulai dari 100 gram dan 250 gram dengan cara penimbangan . Kemudian plastik tersebut di press dengan menggunakan alat press. Tahap dalam proses pembuatan keripik nenas sampai pengemasan dalam satu kali proses produksi dilakukan 4 jam.

b. Mesin dan Alat Tabel 1. Peralatan pembuatan keripik nanas Nama Mesin/Peralatan 1. Kompor Gas 2. Tabung Gas 3. Mesin Vaccum Frying 4. Pisau 5. Kuali 6. Baskom 7. Timbangan 8. Saringan 5. Kuali 6. Baskom 7. Timbangan 8. Saringan 9. Alat pres plastic 10. Alat pengupas 11. Wadah plastic Total Pembelian Mesin/Peralatan Merk Rinnai LPG 3kg Maksindo Kiwi Maxim Kiramas Lion Star Lion Star Maxim Kiramas Lion Star Lion Star Jumlah Unit 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 Harga 300.000 300.000 100.000 100.000 24.000.00 24.000.000 0 16.000 50.000 10.000 30.000 8.000 50.000 10.000 30.000 8.000 4.000.000 200.000 25.000 32.000 50.000 10.000 30.000 8.000 50.000 10.000 30.000 8.000 4.000.000 200.000 125.000 Harga Jumlah

Rp 28.855.000

Pada proses produksi kripik nanas diatas diperlukan beberapa mesin dan peralatan yang mendukung proses produksi. Alat-alat yang digunakan pada proses produksi pembuatan kripik nanas adalah Mesin Vaccum Frying. Kegunaan alat ini dipergunakan untuk menggoreng/ mengolah berbagai bahan (aneka buah) menjadi keripik secara vakum (tekanan tinggi) sehingga hasil olahan matang merata. Alat ini dilengkapi sentrifuse yang berfungsi untuk mengurangi kadar minyak hasil gorengan/ olahan. Baik untuk perencanaan pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis Wirausahawan.

Tabel 2. Mesin Penggoreng Vakum Produksi

10

Uraian Kapasitas (kg masukan/proses) Lama proses penggorengan (mnt) Suhu penggorengan (0C) Tekanan vakum (mm Hg) Jenis pembangkit vakum Penggerak pompa vakum Sistem pendingin Sistem pengaduk penggoreng Kontrol suhu Bahan bakar Volume minyak goreng (ltr) Kebutuhan LPG (kg/jam) Kebutuhan daya (watt) Pompa vakum Pompa sirkulasi Pengaduk Spiner Air pendingin (ltr) Dimensi (p x l x t) cm Kelengkapan

Keterangan 10 15 60 80 75 80 -640 s/d 740 Pompa vakum Motor listrik 1 HP Sirkulasi air Mekanis Otomatis LPG dengan kontrol suhu 40 50 0,5 0,6 750 125 185 350 250 190 x 100 x 160 Pengatur minyak, buku manual

Sistim kerja mesin vacuum frying (pengering buah) sebagai berikut. Buah / sayur digoreng pada mesin vacuum fryer, dengan medium minyak goreng. Pemanasan minyak goreng disetting pada suhu rendah (80-85 derajat celcius). Pemanasan ini menggunakan bahan bakar LPG. Untuk mempercepat penggorengan, maka dilakukan penyedotan kandungan air pada buah dengan cara pemvakuman. Pemvakuman ini menggunakan pompa khusus, dengan tenaga listrik. Suhu penggorengan vakum frying terkontrol otomatis (80-85 derajat celcius). Suhu yang terjaga rendah ini, menjadikan produk tidak gosong, sehingga warna sesuai aslinya. c. Sarana Penunjang Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain. 2.5. Analisis Keuangan

11

Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni : a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta lingkungan masyarakat sekitarnya. Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi di beri kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN. Namun untuk bisnis keripik buah dan keripik sayur ini, kami menggunakan dana dari kami sendiri, agar tanggung jawab dan pembagian hasil nantinya jauh lebih mudah, adapun bila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara pendanaan yang tertera diatas bisa menjadi bahan pertimbangan kami.

12

a. Proyeksi Keuangan Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut: Berikut analisa usaha bisnis makanan ringan keripik buah dan sayur : Investasi Berikut ini adalah biaya variabel :

Rp 28.855.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.000.000 500.000 418.000 4.180 2.600 83.000 200.000 200.000 400.000 2.807.780

Bahan baku Bahan pelengkap untuk rasa dan aroma Penyusutan mesin pengering 1/48 x Rp 20.000.000 Penyusutan alat pengupas 1/48 x Rp 200.000 Penyusutan wadah plastic 1/48 x Rp 125.000 Penyusutan alat press plastic 1/48 x Rp 4.000.000 Promosi Plastik kemasan Kotak kemasan Total

Biaya tetap :

Gaji 6 pegawai Biaya Telpon Biaya Listrik Biaya Air Biaya Internet Sewa Tempat Total

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

3.600.000 100.000 500.000 200.000 250.000 14.650.000

Rp 10.000.000/tahun

Total Biaya Operasional : Rp 2.807.780 + Rp 14.650.000 = Rp 17.457.780

13

b. Penghasilan Jika perhari terjual 25 bungkus (100 g kemasan plastik), 15 bungkus (250 g kemasan plastik), 15 bungkus (100 g kemasan kotak) dan 10 bungkus (250 g kemasan kotak), maka omzet perbulan yang di peroleh adalah : 20 bungkus (100 g kemasan plastik) 20 bungkus @ Rp 10.000 = Rp 6.000.000 10 bungkus (250 g kemasan plastik) 10 bungkus @ Rp 25.000 = Rp 7.500.000 15 bungkus (100 g kemasan kotak) 15 bungkus @ Rp 15.000 = Rp 6.750.000 10 bungkus (250 g kemasan kotak), 10 bungkus @ Rp 30.000 = Rp 9.000.000 Keuntungan = Total penerimaan total biaya operasional = 10 x Rp 30.000 x 30 hari = 15 x Rp 15.000 x 30 hari = 10 x Rp 25.000 x 30 hari = 20 x Rp 10.000 x 30 hari

= Rp 29.250.000 Rp 17.457.780 = Rp 11.792.220

Nilai pengembalian modal (BEP): investasi / keuntungan x 1 bulan = Rp 28.855.000 / Rp 11.792.220 x 1 bulan = Rp 2,4 Bulan RC rasio : R/C = TR/TC R/C = Rp 29.250.000/17.457.780 = 1,67

14

Nilai RC Rasio >1 (1,67) maka uaha ini layak untuk dilakukan 2.6. Analisis Resiko Usaha a. Analisis Resiko Usaha Menggambarkan hal-hal yang mungkin mengganggu pelaksanaan investasi dan pengembalian pinjaman. o Adanya perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi. o Kenaikan harga bahan baku diatas 25% o Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah. o Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidak stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan. o Adanya persaingan dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini. o Kenaikan upah tenaga kerja sebesar 30% o Penurunan Daya Beli Masyarakat o Kerusakan mesin mesin Peralatan b. Antisipasi Resiko Usaha Menggambarkan strategi / kegiatan yang dilakukan dalam mengantisipasi dan meminimalkan resiko usaha. o Pembelian stock bahan baku dan bahan penolong. o Membuat kontrak kerja dengan tenaga kerja. o Menyediakan fasilitas pendukung untuk pekerja agar tetap loyal. o Memperluas saluran distribusi pemasaran.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kesimpulan dari proposal bisnis ini yaitu Produk keripik nanas yang ditawarkan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan konsumen yang

15

merupakan manfaat inti dari produk keripik buah. Nanas yang diolah memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat. Produk keripik Nanas dan memiliki banyak Potential Benefit (manfaat potensial). Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran produk yaitu: produk, harga, distribusi, dan promosi, Kendala pemasaran dan Segmen Pasar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, pasokan tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Investasi dari industri Keripik Nanas ini yaitu berjumlah Rp 28.855.000.
Total Biaya Variabelny yaitu Rp 2.807.780 dan total biaya tetap berjumlah Rp

14.650.000. Total jumlah biaya operasional adalah Rp 17.457.780. Total keuntungan perbulan berjumlah Rp 11.792.220. Nilai pengembalian modal (BEP) yaitu 2,4 Bulan dan RC Rasio yaitu 1,67, RC Rasio >1 (1,67) maka usaha ini layak. 3.2. Saran Saran dari para pembaca sangat bermanfaat dikarenakan masih banyak kesalahan-kesalahan yang terdapat pada proposal ini sehingga nantinya proposal ini dapat menjadi lebih baik lagi.

16

Anda mungkin juga menyukai