Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan
rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan
kita Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Tecnopreneurship adalah mata kuliah dengan bobot 3 SKS yang terdapat
pada mata kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Semua pihak
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja manfaat yang terkandung dalam kulit singkong?
2. Bagaimana cara pengolahan ampas susu kedelai menjadi kerupuk ampas susu
kedelai yang berkualitas?
C. TUJUAN PEMBUATAN PRODUK
a. Menerapkan prinsip pengawetan makanan yaitu kerupuk ampas tahu
dengan teknik pengeringan
b. Memanfaatkan limbah padat tahu yang berupa ampas kedelai menjadi lebih
ekonomis
c. Untuk mengetahui kadar air kerupuk ampas tahu kering
d. Untuk mengetahui masa simpan kerupuk ampas tahu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kedelai
Kedelai merupakan tumbuhan dikotil semusim dengan percabangan sedikit,
sistem perakaran akar tunggang, dan batang yang berkambium, daun berbentuk
oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada
kedua sisi.dan kedelai memiliki dua spesies: kedelai putih yang merupakan tanaman
asli daerah Asia subtropis seperti RRC dan Jepang selatan, dan ada kedelai hitam
yang merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara dimana tanaman ini
telah menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan Indonesia. Tanaman kedelai
tergolong dalam keluarga kacang–kacangan (leguminoceae). Tanaman ini masih
sekerabat dengan kacang tanah , kacang hijau dan bentuk kacang–kacangan
lainnya. Sebagaimana anggota tumbuhan dikotil semusim, habitus tanaman kedelai
merambat, hanya dapat tumbuh menyebar tetapi sangat dangkal. Jika kelembaban
tanah turun, akar akan berkembang lebih dalam agar dapat menyerap unsur hara
dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman
120 cm.Kedelai merupakan bahan pangan yang termasuk dalam jenis tanaman
penghasil lemak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap, tahu,
tempe, dan susu kedelai. Dalam pembuatan tahu maupun susu kedelai dihasilkan
hasil samping yang berupa ampas sehingga sering disebut ampas tahu atau okara.
Data Pengelolaan Limbah Usaha Kecil menunjukkan bahwa sebagian besarindustri
pangan di pulau Jawa seperti industri tahu, tempe, kerupuk, dan tapioka membuang
limbah padat dan cairnya ke lingkungan, seperti selokan dan sungai.Untuk itu perlu
ditingkatkan upaya untuk memanfaatkan limbah serta pengembangan sumber daya
manusia yang dapat membuka peluang usaha baru.Limbah merupakan bahan yang
terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis. Okara dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bahkan
sebagai bahan pangan lainnya sehingga dapat berfungsi sebagai sumber pendapatan
masyarakat apabila diproduksi dalam jumlah yang cukup besar. Potensi ampas tahu
di Indonesia cukup tinggi, yaitu kacang kedelai di Indonesia tercatat pada tahun
1999 sebanyak 1.306.253 ton (Melati, 2010). Limbah pabriktahu terdiri dari limbah
cair dan ampas tahu yang berkisar antara25-67% produksi. Menurut data BPS pada
tahun 1999 jumlah ampas tahu adalah sebanyak 731.501 ton. Dari hasil tersebut
ampas tahu (okara) belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan okara yang
telah dilakukan untuk pembuatan tempe,pembuatan oncom dan digunakan sebagai
pakan ternak, sehingga nilai jual okara pada produk tersebut masih rendah.
Beberapa negara telah memanfaatkan okara sebagai bahan makanan yang bervariasi
seperti burger okara dan salad okara. Umur simpan okara yang terbatas karena
kandungan airnya yang tinggi serta teksturnya yang lengket menjadi suatu
tantangan dalam upaya pengolahan okara menjadi tepung untuk lebih
memperpanjang umur simpannya. Tepung okara berpotensi sebagai substitusi
bahan makanan terutama karena bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia.
Berdasarkan hal itulah, perlu dikembangkan teknologi pengeringan untuk
memproduksi tepung okara yang memiliki potensi besar untuk pengembangan
pangan. Pengeringan okara pernah dilakukan (Wachiraphansakul, 2005) dengan
proses pengeringan okara menggunakan alat pengering tipe jet spouted bed dengan
penambahan silica gel sebagai partikel sorbent sehingga dapat menghasilkan okara
kering. Partikel okara tersebut dikeringkan secara fluidisasi di dalam kolom
pengering. Penelitian yang akan dilakukan yaitu pengeringan okara dengan waktu
yang singkat menggunakan flash dryer yang telah dibuat pada penelitian
sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya digunakan flash dryer dengan tinggi
kolom pengering yaitu 100 cm yang menghasilkan efisiensi pengeringan yang kecil
yaitu sekitar 2,61-12,38%. Modifikasi alat dilakukan pada kolom pengering dengan
menggunakan tiga variasi tinggi kolom yaitu 70 cm, 140 cm, dan 210 cm
dimaksudkan agar diperoleh kinerja mesin pengering yang baik dengan variasi
debit udara pengering. Selain itu bahan pembuatan kolom pengering diganti dengan
stainless steel sehingga aman digunakan untuk pengeringan bahan pangan.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endosperma.Embrio terletak
diantara keping biji.Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat.Bentuk biji
kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup.
Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah.Warna
hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepang, ungu atau hijau yang
berhubungan dengan warna bunga.
Pada daun buku (nodus) pertama tanaman kedelai yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal.Selanjutnya, pada semua buku di atasnya
terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai.Helai daun tunggal memiliki
tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang.Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau.Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun
majemuk.Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai
alat jantan dan alat betina.Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih
menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil.Bunga terletak pada
ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih.Tidak semua bunga dapat menjadi
polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.Sekitar 60% bunga
rontok sebelum membentuk polong.Buah kedelai berbentuk polong.Setiap tanaman
mampu menghasilkan 100 – 250 polong.Polong kedelai berbulu dan berwarna
kuning kecoklatan atau abu-abu. Berikut adalah klasifikasi kedelai:
Kerajaan : Plantae
Filum :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Fabales
Famili :Fabaceae atau Leguminoceae
Upafamili : Faboideae
Genus : Glycine (L.) Merr.
Spesies : Glycine maxGlycine soja
Tahu merupakan salah satu hasil olahan kedelai dalam bentuk makanan
yang bernilai ekonomis.Tahu menjadi makanan yang sangat disukai oleh
masyarakat di seluruh Indonesia karena harganya yang terjangkau dan mengandung
sumber protein yang begitu tinggi.Di balik kelezatannya, ternyata tahu menyimpan
khasiat medis tersendiri. Sebuah studi oleh tim medis dari Kanada membuktikan
bahwa tahu dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Penurunan ini dapat
mencapai 10-20 persen.Selain menurunkan kolesterol, tahu juga terbukti dapat
mencegah kanker payudara.Sebuah studi lawas sempat dilakukan oleh Anna H. Wu
dan rekan-rekannya di University of Southern California, AS.Mereka melakukan
studi terhadap 144 perempuan sehat keturunan China yang mertempat tinggal di
Singapura.Hasilnya, mereka yang mengonsumsi tahu 25 persen lebih banyak
mengalami peningkatan pembentukan estrogen dibanding yang tidak.Tekanan
darah mereka juga lebih rendah ketimbang kelompok yang tidak mengonsumsi
tahu.Ini karena tahu memiliki kandungan isoflavon di dalamnya yang mengandung
hormon estrogen. Selain sebagai antioksidan alami, isoflavon juga berguna untuk
mengurangi proses penuaan dini.
Komposisi zat gizi dalam 100 gram tahu adalah energi 63 kal, air 86,7 gram, protein
7,9 gram, lemak 4,1 gram, karbohidrat 0,4 gram, serat 0,1 gram, abu 0,9 gram,
kalsium 150 mg, besi 2,2 mg, vitamin B1 0,04 mg, vitamin B2 0,02 mg, dan niacin
0,4 mg.
Dalam pengolahan industri kecil tahu, terdapat limbah padat yang berupa
ampas tahu. Sepengetahuan masyarakat lokal, ampas tahu hanya digunakan sebagai
pakan ternak dan bahan pembuatan tempe gembus yang dijual murah di pasaran.
Ampas tahu sebenarnya memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya
adalah protein kasar 21,66%, lemak kasar 2,73%, serat kasar 20,26%, kalsium (Ca)
1,09%, fosfor (P) 0,88%, dengan energi metabolis sebesar 2.830 kkal/kg. Selain itu,
kandungan asam amino lisin dan methionin serta vitamin B komplek yang cukup
tinggi juga terdapat di dalamnya.Korossi (1982) menyatakan bahwa ampas tahu
lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Sedangkan
Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung NDF, ADF
yang rendah sedangkan presentase protein tinggi yang menunjukkan ampas tahu
berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah. Prabowo dkk., (1983)
menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi
daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari
kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral
mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-
15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983).
Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas
tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan
mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga
penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
Kandungan senyawa pada ampas tahu yang cukup berpotensi adalah
sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan adalah senyawa yang berperan
untuk memperlambat proses oksidasi lipid baik yang berada dalam tubuh manusia
maupun dalam bahan pangan. Antioksidan berfungsi sebagai pencegah beberapa
penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, kanker dan aterosklerosis
(Schmildz dan Labuza, 2000).Jenis antioksidan yang terdapat dalam ampas tahu
adalah senyawa isoflavon. Hasil penelitian (Wahyu, 2004), menunjukkan bahwa
ampas tahu masih mengandung 0,98% isoflavon sedangkan pada kedelai yang
merupakan bahan baku pembuatan tahu mengandung 5,5 % isoflavon.
Penambahan komponen bioaktif isoflavon dalam produk pangan baik makanan
maupun minuman akan menghasilkan pangan yang berkhasiat bagi kesehatan.
Pangan yang mengandung senyawa aktif secara fisiologis ini disebut pangan
fungsional.Pada beberapa tahun terakhir ini pangan fungsional semakin populer
seiring dengan makin tingginya tingkat kepedulian masyarakat untuk menjaga
kesehatan. Mengkonsumsi pangan fungsional berarti akan diperoleh keuntungan
lain selain nilai gizi dan kelezatannya, yaitu adanya pengaruh yang positif terhadap
kesehatan tubuh.
Hipotesis
Sebelum mengadakan penelitian, penulis memberikan hipotesis atas
permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini. Hipotesis tersebut adalah
ampas tahu yang merupakan salah satu bentuk dari limbah industri tahu, umumnya
hanya digunakan oleh masyarakat untuk pakan ternak, bahan baku pada pembuatan
tauco, oncom dan tempe gembus. Zat gizi yang terdapat pada ampas tahu memiliki
berbagai manfaat bagi kesehatan, terutama kandungan antioksidan alaminya yaitu
isoflavon yang dapat mencegah penyakit degeneratif.
AMPAS KEDELAI
Ketersediaan ampas kedelai pada saat ini sangat banyak seiring
denganmenjamurnya home industri pembuatan susu kedelai akibat dari tingginya
kesadaranmasyarakat untuk hidup sehat. Disamping itu juga masyarakat sudah
mengetahui manfaatdari susu kedelai yang memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi dan mengandungsenyawa isoflavon yang dapat menurunkan kadar
kholesterol darah (Koswara, 2006)Seiring dengan meningkatnya permintaan akan
susu kedelai tentu limbah yang dihasilkandari pembuatan susu kedelai ini juga
meningkat. Sementara limbah yang masihmengandung gizi yang cukup tinggi ini
belum sepenuhnya di manfaatkan olehmasyarakat.terutama peternak unggas. Kalau
dilihat kandungan gizi ampas susu kedelaicukup tinggi seperti protein kasar
27.62%, lemak kasar 2.95%, BETN 52.66%. serat kasar13.81 % dan abu 2.96%,
Ca 0.09%, P 0.04%.(Hasil analisa laboratorium non ruminansia,2009). Sedangkan
menurut Hsieh dan Yang (2003) menyatakan bahwa kandungan giziampas susu
kedelai adalah sebagai berikut protein kasar 28.36%, lemak 5.52%, seratkasar 7.6%
dan BETN 45.44%, dan juga mengandung asam amino lisin dan metionin
sertavitamin B. Dilain pihak bahan pakan untuk ternak unggas menjadi kendala
karena sebahagianbesar bahan pakan untuk unggas ini masih merupakan bahan
impor seperti bungkilkedelai, jagung dan tepung ikan. Bahkan Departemen
Pertanian Amerika Serikatmemperkirakan harga jagung dan bungkil kedelai hingga
tahun 2012 masih akan terusnaik. Dengan demikian bisa kita proyeksikan pula
bahwa harga pakan ternak dan produkunggas masih akan mengalami kenaikan bila
bahan baku pakan ternaknya sebagian besarmasih diimpor. Untuk itu perlu dicari
bahan alternatif pengganti dari bahan-bahan importersebut agar biaya ransum untuk
unggas dapat ditekan. Ditambahkan juga bahwa salahsatu kebijaksanaan
Pemerintah adalah perlunya penelitian dan pengembangan lebih lanjutuntuk bahan
baku yang saat ini masih 100% impor seperti bungkil kedelai dengan bahanbaku
yang bisa diproduksi lokal setidaknya efek kenaikan harga bisa dikurangi. Salah
satu bahan yang dapat dimanfaatkan adalah limbah dari pembuatan susukedelai
yang cukup banyak ketersediaannya tetapi pemanfaatanya masih terbatas karena. 2
memiliki daya cerna yang sangat rendah karena memiliki kandungan serat kasar
yangtinggi, sementara unggas terbatas kemampuanya dalam mencerna serat kasar.
Untuk ituperlu pengolahan ampas kedelai menggunakan teknologi fermentasi yang
paling tepat daribeberapa kombinasi perlakuan jenis kapang (Rhizopus oligosporus,
Penicillium spp danAspergilus niger) karena ketiga kapang ini memiliki aktifitas
sellulolitik yang cukup baikuntuk mendegradasi ikatan β-(1,4) glikosidik dari
ampas kedelai untuk membebaskan glukosa, sehingga akan meningkatkan
kecernaan dan ketersediaan zat-zat gizi bagi ternakyang pada akhirnya akan
menurunkan kandungan serat serta meningkatkan kecernaanproteinnya. Oleh sebab
itu kondisi optimum untuk masing-masing kapang (dosis inokulumdan lama
fermentasi) perlu ditentukan untuk mendapatkan satu perlakuan pengolahanyang
terbaik. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka perlu dilakukan penelitian
dengantujuan mempelajari pengaruh jenis kapang, komposisi substrat dan dosis
inokulum terhadap peningkatan kualitas ampas kedelai, sehingga memberikan daya
guna yang tinggiterhadap unggas. Akhirnya aplikasi penggunaan produk ampas
kedelai olahan terbaiksebagai pengganti protein nabati seperti bungkil kedelai
dalam ramsum unggasmerupakan hal yang sangat penting untuk diteliti.
Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu yang
banyak terdapat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Oleh karena itu untuk
menghasilkan ampas tahu tidak terlepas dari proses pembuatan tahu. Pembuatan
tahu terdiri dari dua tahapan : (1) Pembuatan susu kedelai, danm (2) penggumpalan
protein dari susu kedelai sehingga selanjutnya tahu dicetak menurut bentuk yang
diinginkan. Adapun diagram alir proses pembuatan tahu dapat dilihat pada Ilustrasi
1. Tahap awal pembuatan susu kedelai adalah melakukan perendaman kedelai
kering pilihan selama kurang lebih 12 jam pada suhu kamar 25°C. Tujuan
perendaman untuk memudahkan penggilingan serta mendapatkan dispersi dan
suspensi yang lebih baik dari bahan padat kedelai pada waktu penggilingan
(Rachimanto, dkk., 1981). Menurut Shurtleff dan Aoyagi (1979) perendaman yang
optimal adalah 12 jam pada suhu 25°C. Setelah itu kedelai digiling dengan
ditambah air panasatau air dingin dengan perbandingan satu bagian kedelai yang
ditambahkan delapan sampai sepuluh bagian air.Penggilingan dengan air panas
bertujuan agar lebih efektif dalam meningkatkan kelarutan protein kedelai.Bubur
kedelai yang diperoleh kemudian dimasak pada suhu 100-110°C selama sepuluh
menit, kemudian dilakukan penyaringan.Sehubungan dengan ini ada sebagian
pembuatan tahu di masyarakat yang melakukan perebusan terlebi dahulu, kemudian
disaring.Sedangkan sebagian lagi melakukan penyaringan dulu kemudian
dilakukan perebusan. Untuk memperoleh dadih tahu maka dilakukan
penggumpalan susu kedelai dengan menambahkan zat penggumpal berupa asam,
garam dapur maupun dengan proses fermentasi (Rachmianto, dkk., 1981).
Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Ternak Ruminansia 5
Penggunaan garam CaSO4 merupakan cara tradisional yang biasa dipakai oleh
pembuat tahu rakyat, selain itu dengan penggunaan garam ini dihasilkan tahu
bermutu tinggi mengandung mineral Ca tinggi. Suhu pada proses penggumpalan
sebaiknya 70-85°C (Shurtleff dan Aoyagi,1979), sedangkan jumlah asam atau
garam yang ditambahkan sekitar 2-3% dari berat kacang kedelai yang digunakan.
Setelah terjadi gumpalan tahu, air (Whey) yang masih terdapat bersama gumpalan
itu dibuang. Sedangkan gumpalan tahu ditekan atau dicetak sehingga terbentuk tahu
seperti yang diinginkan. Untuk mencegah supaya tidak mudah hancur sebaiknya
setelah pencetakan segera direndam dalam air dingin dengan suhu 5°C selama 60-
90 menit (Shurtleff dan Aoyagi, 1979). Bobot ampas tahu rata 1,12 kali bobot
kedelai kering, sedangkan volumenya 1,5 sampai 2 kali volume kedelai kering
(Shurtleff dan Aoyagi, 1979). Penggunaan ampas tahu di samping sebagai makanan
ternak juga dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan oncom yaitu sejenis
makanan yang kualitasnya lebih rendah daripada tempe.
Nilai Gizi dan Potensi Ampas Tahu
Potensi ampas tahu cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia tercatat pada
tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak 85.988 ton.
Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk membuat tahu dan konversi
kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu
tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa Barat. Potensi ini
cukup menjanjikan sebagai bahan pakan ternak.Ditinjau dari komposisi kimianya
ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein.Korossi (1982) menyatakan
bahwa ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai.
Sedangkan Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung
NDF, ADF yang rendah sedangkan presentase protein tinggi yang menunjukkan
ampas tahu berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah.
Komposisi zat gizi ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Zat-zat Makanan Ampas Tahu
Bahan BK PrK SK LK NDF ADF Ab Ca P EB
(%) (%) (%) (%) (%) (%) u (%) (%) (kkal/kg
(%) )
Ampa 13, 21, 23,5 10,4 51,9 25,6 2,9 0,5 0,2 4730
s tahu 3 0 8 9 3 3 6 3 4
Sumber: Pulungan, dkk (1985)
*) Sutardi dkk 1976
**) Arianto (1983)
Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai
nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah,
karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak.Ampas tahu juga
mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-
500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50
ppm (Sumardi dan Patuan, 1983).
Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga
memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan mineral
bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya
untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
Pengolahan dan Pengawetan Ampas Tahu
Ampas tahu memiliki kadar air dan protein yang cukup tinggisehingga bila
disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur. Menurut Prabowo,
dkk., (1983) bahwa ampas tahu dapat Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya
pada Ternak Ruminansia 8 disimpan dalam jangka waktu lama bila dikeringkan
terlebih dahulu.
Biasanya ampas tahu kering digunakan sebagai komponen bahan pakan
unggas.Untuk memperoleh ampas tahu kering, dilakukan dengan menjemur atau
memasukkannya ke dalam oven sampai kering, kemudian digiling sampai menjadi
tepung (IMALOSITA-IPB, 1981).Bila mengawetkan ampas tahu secara basah
dapat dilakukan dengan pembuatan silase tanpa menggunakan stater. Terlebih
dahulu ampas tahu dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar air
mencapai kira-kira 75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik
tertutup rapat supaya udara tidak dapat masuk.Setelah tertutup disimpan minimal
21 hari dan digunakan sesuai dengan kebutuhan.Penyimpanan dengan cara
pembuatan silase dapat mengawetkan ampas tahu sampai 5-6 bulan (Dinas
Peternakan Propinsi Jawa Barat, 1999). Pembuatan silase ampas tahu dapat
dicampur dengan bahan pakan lain. Senyawa (1991) melaporkan bahwa ampas tahu
dicampur dengan jerami padi menghasilkan silase yang baik dan siap untuk
digunakan oleh ternak.Kendala adanya asam fitat yagkemungkinan akan
mengganggu hewan monograstrik dapat dibatasi dengan menggunakan teknik
fermentasi. Fardiaz dan Markakis (1981) menyatakan bahwa efek asam fitat dapat
dikurangi dengan penambahan enzim fitase yang dihasilkan oleh beberapa
mikroorganisme.Untuk hewan ruminansia asam fitat tidak perlu dirisaukan karena
ternak tersebut memiliki mikroba rumen yang mampu menghasilkan enzim fitase
dalam jumlah cukup untuk menghidrolisis asam fitat dari pakan. Pemanfaatan lahan
sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih
memiliki pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks perta-naman masih
dibawah 300. Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi
padi padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan bagi per-kembangan
hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh
sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula
tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu tanaman palawija
yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :
a. Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b. Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu
sekam, abu dapur.
c. Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d. Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.
e. Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15
cm.
Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a. Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping
tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b. Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara
dienclo disamping tanaman.
c. Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan
cara dienclo disamping tanaman.
Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara
membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan,
kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan
terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada
umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari
setelah tugal.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman
pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu
setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.
Hama dan Penyakit
Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian batang tanaman
muda, daun dan polong. Ham utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus,
ulat grayak dan hama penggerek polong.
Pemasaran Produk
Supaya produk dikenal oleh masyarakat maka perlu melakukan pemasaran.
Pemasaran dapat dilakukan dengan memasarkan produk ke warung kecil,
supermarket, pasar, toko oleh – oleh dan tempat lainnya yang mau menampung
kerupuk ampas tahu. Buat kemasan yang menarik supaya pemasaran produk bisa
berjalan dengan mudah. Kerupuk dengan rasa yang disukai akan banyak diminati
jadi buat kerupuk secara konsisten agar mendapatkan penggemar tetap.
Tujuan pembuatan
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah,limbah kedelai dan daun.
Mengurangi Pengangguran
Penyebab Pengangguran
Sebelum dicari pemecahannya, sangat penting dianalisis beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pengangguran itu sendiri. Secara teoritis, pengangguran
dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya
Perubahan struktural.
Seperti disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis
pengangguran ini terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara
kualifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang
diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi.
Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap produksi
nasional (regional). Bila sektor industri memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian
tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno, 1985). Katakanlah dalam
suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian
ke industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya kualifikasi tenaga kerja
yang cocok di sektor industri. Ketika persyaratan ini tidak terpenuhi (mismatch),
maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian
kualifikasi seperti yang dibutuhkan
Pengaruh musim. Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor pertanian
saja, tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan dan tahun baru,
misalnya, suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk (full
employed) dibanding dengan hari-hari biasa. Demikian pula pada saat menjelang,
sedang dan setelah bulan Suci Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang dan
jasa meningkat (demand for good) yang selanjutnya akan membawa dampak
otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang
bersangkutan (Arfida B.R., 2003Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya
pencari kerja dan lowongan kerja (pengangguran friksional). Jenis pengangguran
ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering
terjadi pencari kerja tidak memiliki informasi yang lengkap tentang lowongan kerja
yang ada. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi lowongan
kerja tersebut. Mungkin juga karena situasi kerja (tempat) yang ditempati tidak
cocok dengan harapan si pencari kerja, sehingga membuat pudarnya semangat
kerja. Pilihannya adalah lebih baik tidak bekerja, karena lingkungan kerja tidak
kondusif lagi. Pengangguran jenis ini bisa juga terjadi karena perkembangan
(dinamika) ekonomi yang terus-menerus berubah, sehingga membawa dampak
terhadap permintaan tenaga kerja yang dinamis pula. Artinya pada situasi demikian
sangat dibutuhkan tenaga kerja yang mampu mengikuti perubahan jaman dengan
cepat serta mampu melakukan adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan
eksternal yang dinamis tersebut. Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan
kehilangan kesempatan kerja.
Rendahnya aliran investasi. Investasi merupakan komponen aggregate
demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan kesempatan kerja.
Melalui mekanisme efek multiplier, perubahan investasi membawa dampak
terhadap kenaikan output (pendapatan). Terdapat beberapa besaran (pengeluran
otonom, seperti halnya investasi) yang mempunyai dampak terhadap meningkatnya
output yaitu pengeluaran konsumsi otonom, investasi otonom, pengeluaran
pemerintah dan ekspor (Gordon, 1993). Secara otomatis meningkatnya output akan
membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja dan input
lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat ketika terjadi
peningkatan dalam pengeluaran otonom tadi. Rendahnya tingkat
keakhliam. Keahlian dan produktifitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki
keahlian akan memiliki produktifitas tinggi, karena ia mampu memanfaatkan
potensi dirinya pada kegiatan ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian
dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan,
magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motivasi kerja dan corporate learning (percepatan belajar perusahaan)
(Reynolds, Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl, 2002).
Diskriminasi.
Diskriminasi tidak hanya terjadi pada warna kulit saja (race
discrimination), tetapi bisa terjadi pula pada aspek lain, misalnya pada sektor
pendidikan, ekonomi, hukum, Agama dan lainnya. Misalnya, ketika perlakukan
diskriminatif terjadi di bidang ekonomi, maka kemungkinan dampak yang akan
dirasakan adalah hilangnya kesempatan berusaha dan kesulitan akses pada sumber-
sumber pertumbuhan ekonomi (modal, alam dan informasi, dll). Situasi inilah yang
pada gilirannya akan menghambat pada penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Jadi
beban ketenagakerjaan akan berat sekali ketika perlakukan disriminatif di bidang
ekonomi masih ada. Demikian juga bila akses pendidikan dan pengembangan SDM
tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah
terpuruknya kualitas SDM, dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih
oleh tenaga kerja.
Laju pertumbuhan penduduk. Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan
kependudukan diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan
dengan munculnya karakteristik sebagai berikut :
Rendahnya balas jasa di sektor pendidikan (gaji, honor, jasa riset dsb),
Dampak Pengangguran
Kecemburuan sosial. Hal ini terjadi karena terpicu oleh disparitas sosial
yang ada, misalnya ketimpangan pendapatan, status sosial dan kekuasaan,
Perluasan pasar. Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus
investasi masuk ke suatu wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi
dari existing situation yang ada sebelumnya. Perluasan pasar dapat ditingkatkan
dengan beberapa cara diantaranya dengan perbaikan kualitas (TQM), penguatan
akses informasi, memahami prilaku pesaing, memahami kehendak buyer dan
lancarnya delivery order system,
DAFTAR PUSTAKA
https://bisnisukm.com/peluang-usaha-pembuatan-kerupuk-ampas-tahu.html
http://www.analisausaha.com/analisa-usaha-ampas-tahu/
http://carabrink.blogspot.com/2015/04/cara-budidaya-tanaman-kedelai.html?m=1
http://terapanteknologitepatguna.blogspot.com/2012/11/proses-
pembuathttp://carabrink.blogspot.com/2015/04/cara-budidaya-tanaman-
kedelai.html?m=1an-tahu.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/lordbroken.wordpress.com/2011/12/29/pemanfaatan
-limbah-ampas-tahu-untuk-produk-pangan/amp/
http://contohartikel-ku.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-pemanfaatan-ampas-
tahu.html?m=1
http://contohartikel-ku.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-pemanfaatan-ampas-
tahu.html?m=1
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2018/04/09/1800008
20/ayo-kenali-ribuan-manfaat-tahu-bagi-kesehatan-
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-kerupuk-ampas-tahu-dan-analisa-
usahanya.htm