Anda di halaman 1dari 38

TECHNOPRENEURSHIP

PEMANFAATAN AMPAS KEDELAI MENJADI KERUPUK


YANG BERNILAI EKONOMIS

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Wilda Ardanella (122017024)
2. Dony Angga Saputra (122017011)
DosenPembimbing : Ummi Kalsum, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan
rahmat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan
kita Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Tecnopreneurship adalah mata kuliah dengan bobot 3 SKS yang terdapat
pada mata kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Semua pihak

Palembang,30 September 2018


BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan industri tahu di Indonesiadi dominasi oleh usaha-usaha sekala
kecil dengan modal yang terbatas. Dari segi lokasi, usaha ini juga sangat tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Tahu merupakan makanan tradisional sebagian besar
masyarakat Indonesia, yang digemari hampir seluruh lapisan masyarakat. Selain
mengandung gizi yang baik, pembuatan tahu juga relatif murah dan sederhana.
Rasanya enak serta harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Industri tahu saat ini sudah menjamur di Indonesia dan rata-rata masih
dilakukan dengan teknologi yang sederhana sehingga tingkat efisiensi penggunaan
air dan bahan baku masih sangat rendah dan produksi limbahnya relatif tinggi.
Sumber daya manusia yang terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang relatif
rendah, serta belum banyak yang melakukan pengolahan limbah. Kalaupun sudah
ada yang mempunyai unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang belum
sepenuhnya sesuai yang diharapkan. Padahal sebenarnya tidak selamanya limbah
padat (ampas kedelai) industri tahu tidak memiliki kegunaan.
Ketersediaan ampas kedelai pada saat ini sangat banyak seiring
denganmenjamurnya home industri pembuatan susu kedelai akibat dari tingginya
kesadaranmasyarakat untuk hidup sehat. Disamping itu juga masyarakat sudah
mengetahui manfaatdari susu kedelai yang memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi dan mengandungsenyawa isoflavon yang dapat menurunkan kadar
kholesterol darah (Koswara, 2006)Seiring dengan meningkatnya permintaan akan
susu kedelai tentu limbah yang dihasilkandari pembuatan susu kedelai ini juga
meningkat. Pengolahan limbah yang sudah ada tersebut, tentunya harus dikelola
dengan baik dan dipelihara secara rutin. Ini juga memerlukan perhatian dari
berbagai pihak terkait terutama pemerintah dan pemilik industri tahu. Hal ini
penting agar proses pengolahan limbah tetap berjalan dengan baik dan memberikan
hasil yang optimal. Dari berbagai teknologi pengolahan limbah yang sudah ada,
maka akan dilakukan kajian untuk mengetahui teknologi pengolahan limbah tahu
yang efektif dan efisien beserta kelebihan dan kekurangannya dan dampaknya
terhadap masyarakat dan lingkungan.
1. Tujuan dan Potensi Usaha :
Adapun tujuan dari dari didirikannya usaha ini adalah :
 Menciptakan cemilan baru yang sehat untuk dikonsumsi.
 Melaksanakan metode pelaksanaan produksi cemilan
 Memanfaat limbah ampas kedelai untuk dijadikan cemilan
 Mengetahui dan menerapkan strategi pemasaran yang akan digunakan untuk
mengembangkan dan memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.
Dengan usaha ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terutama
kalangan pencinta cemilan yang sehat dan harga terjangkau. Konsumen yang
pertama dibidik adalah mahasiswa karena lokasi yang berada di sekitar kampus.
Kami optimis dengan keunggulan usaha kami ini, karena kami menawarkan harga
yang lebih terjangkau oleh mahasiswa.
Manfaat utama yang ingin didapat dari usaha ini adalah pengalaman
berwirausaha. Selain itu, kami mengharapkan usaha kami ini mampu
mendatangkan nilai ekonomis bagi barang yang selama ini banyak dianggap telah
tidak bermanfaat bagi manusia. Selain itu usaha kami ini nanti akan menjadi salah
satu upaya untuk memberikan inovasi berupa sumber makanan baru bagi
masyarakat, dengan bahan baku dari ampas susu kedelai.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja manfaat yang terkandung dalam kulit singkong?
2. Bagaimana cara pengolahan ampas susu kedelai menjadi kerupuk ampas susu
kedelai yang berkualitas?
C. TUJUAN PEMBUATAN PRODUK
a. Menerapkan prinsip pengawetan makanan yaitu kerupuk ampas tahu
dengan teknik pengeringan
b. Memanfaatkan limbah padat tahu yang berupa ampas kedelai menjadi lebih
ekonomis
c. Untuk mengetahui kadar air kerupuk ampas tahu kering
d. Untuk mengetahui masa simpan kerupuk ampas tahu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kedelai
Kedelai merupakan tumbuhan dikotil semusim dengan percabangan sedikit,
sistem perakaran akar tunggang, dan batang yang berkambium, daun berbentuk
oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada
kedua sisi.dan kedelai memiliki dua spesies: kedelai putih yang merupakan tanaman
asli daerah Asia subtropis seperti RRC dan Jepang selatan, dan ada kedelai hitam
yang merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara dimana tanaman ini
telah menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan Indonesia. Tanaman kedelai
tergolong dalam keluarga kacang–kacangan (leguminoceae). Tanaman ini masih
sekerabat dengan kacang tanah , kacang hijau dan bentuk kacang–kacangan
lainnya. Sebagaimana anggota tumbuhan dikotil semusim, habitus tanaman kedelai
merambat, hanya dapat tumbuh menyebar tetapi sangat dangkal. Jika kelembaban
tanah turun, akar akan berkembang lebih dalam agar dapat menyerap unsur hara
dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman
120 cm.Kedelai merupakan bahan pangan yang termasuk dalam jenis tanaman
penghasil lemak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap, tahu,
tempe, dan susu kedelai. Dalam pembuatan tahu maupun susu kedelai dihasilkan
hasil samping yang berupa ampas sehingga sering disebut ampas tahu atau okara.
Data Pengelolaan Limbah Usaha Kecil menunjukkan bahwa sebagian besarindustri
pangan di pulau Jawa seperti industri tahu, tempe, kerupuk, dan tapioka membuang
limbah padat dan cairnya ke lingkungan, seperti selokan dan sungai.Untuk itu perlu
ditingkatkan upaya untuk memanfaatkan limbah serta pengembangan sumber daya
manusia yang dapat membuka peluang usaha baru.Limbah merupakan bahan yang
terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis. Okara dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bahkan
sebagai bahan pangan lainnya sehingga dapat berfungsi sebagai sumber pendapatan
masyarakat apabila diproduksi dalam jumlah yang cukup besar. Potensi ampas tahu
di Indonesia cukup tinggi, yaitu kacang kedelai di Indonesia tercatat pada tahun
1999 sebanyak 1.306.253 ton (Melati, 2010). Limbah pabriktahu terdiri dari limbah
cair dan ampas tahu yang berkisar antara25-67% produksi. Menurut data BPS pada
tahun 1999 jumlah ampas tahu adalah sebanyak 731.501 ton. Dari hasil tersebut
ampas tahu (okara) belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan okara yang
telah dilakukan untuk pembuatan tempe,pembuatan oncom dan digunakan sebagai
pakan ternak, sehingga nilai jual okara pada produk tersebut masih rendah.
Beberapa negara telah memanfaatkan okara sebagai bahan makanan yang bervariasi
seperti burger okara dan salad okara. Umur simpan okara yang terbatas karena
kandungan airnya yang tinggi serta teksturnya yang lengket menjadi suatu
tantangan dalam upaya pengolahan okara menjadi tepung untuk lebih
memperpanjang umur simpannya. Tepung okara berpotensi sebagai substitusi
bahan makanan terutama karena bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia.
Berdasarkan hal itulah, perlu dikembangkan teknologi pengeringan untuk
memproduksi tepung okara yang memiliki potensi besar untuk pengembangan
pangan. Pengeringan okara pernah dilakukan (Wachiraphansakul, 2005) dengan
proses pengeringan okara menggunakan alat pengering tipe jet spouted bed dengan
penambahan silica gel sebagai partikel sorbent sehingga dapat menghasilkan okara
kering. Partikel okara tersebut dikeringkan secara fluidisasi di dalam kolom
pengering. Penelitian yang akan dilakukan yaitu pengeringan okara dengan waktu
yang singkat menggunakan flash dryer yang telah dibuat pada penelitian
sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya digunakan flash dryer dengan tinggi
kolom pengering yaitu 100 cm yang menghasilkan efisiensi pengeringan yang kecil
yaitu sekitar 2,61-12,38%. Modifikasi alat dilakukan pada kolom pengering dengan
menggunakan tiga variasi tinggi kolom yaitu 70 cm, 140 cm, dan 210 cm
dimaksudkan agar diperoleh kinerja mesin pengering yang baik dengan variasi
debit udara pengering. Selain itu bahan pembuatan kolom pengering diganti dengan
stainless steel sehingga aman digunakan untuk pengeringan bahan pangan.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endosperma.Embrio terletak
diantara keping biji.Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat.Bentuk biji
kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup.
Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah.Warna
hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepang, ungu atau hijau yang
berhubungan dengan warna bunga.
Pada daun buku (nodus) pertama tanaman kedelai yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal.Selanjutnya, pada semua buku di atasnya
terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai.Helai daun tunggal memiliki
tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang.Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau.Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun
majemuk.Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai
alat jantan dan alat betina.Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih
menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil.Bunga terletak pada
ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih.Tidak semua bunga dapat menjadi
polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.Sekitar 60% bunga
rontok sebelum membentuk polong.Buah kedelai berbentuk polong.Setiap tanaman
mampu menghasilkan 100 – 250 polong.Polong kedelai berbulu dan berwarna
kuning kecoklatan atau abu-abu. Berikut adalah klasifikasi kedelai:
Kerajaan : Plantae
Filum :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Fabales
Famili :Fabaceae atau Leguminoceae
Upafamili : Faboideae
Genus : Glycine (L.) Merr.
Spesies : Glycine maxGlycine soja

Tahu merupakan salah satu hasil olahan kedelai dalam bentuk makanan
yang bernilai ekonomis.Tahu menjadi makanan yang sangat disukai oleh
masyarakat di seluruh Indonesia karena harganya yang terjangkau dan mengandung
sumber protein yang begitu tinggi.Di balik kelezatannya, ternyata tahu menyimpan
khasiat medis tersendiri. Sebuah studi oleh tim medis dari Kanada membuktikan
bahwa tahu dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Penurunan ini dapat
mencapai 10-20 persen.Selain menurunkan kolesterol, tahu juga terbukti dapat
mencegah kanker payudara.Sebuah studi lawas sempat dilakukan oleh Anna H. Wu
dan rekan-rekannya di University of Southern California, AS.Mereka melakukan
studi terhadap 144 perempuan sehat keturunan China yang mertempat tinggal di
Singapura.Hasilnya, mereka yang mengonsumsi tahu 25 persen lebih banyak
mengalami peningkatan pembentukan estrogen dibanding yang tidak.Tekanan
darah mereka juga lebih rendah ketimbang kelompok yang tidak mengonsumsi
tahu.Ini karena tahu memiliki kandungan isoflavon di dalamnya yang mengandung
hormon estrogen. Selain sebagai antioksidan alami, isoflavon juga berguna untuk
mengurangi proses penuaan dini.
Komposisi zat gizi dalam 100 gram tahu adalah energi 63 kal, air 86,7 gram, protein
7,9 gram, lemak 4,1 gram, karbohidrat 0,4 gram, serat 0,1 gram, abu 0,9 gram,
kalsium 150 mg, besi 2,2 mg, vitamin B1 0,04 mg, vitamin B2 0,02 mg, dan niacin
0,4 mg.
Dalam pengolahan industri kecil tahu, terdapat limbah padat yang berupa
ampas tahu. Sepengetahuan masyarakat lokal, ampas tahu hanya digunakan sebagai
pakan ternak dan bahan pembuatan tempe gembus yang dijual murah di pasaran.
Ampas tahu sebenarnya memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya
adalah protein kasar 21,66%, lemak kasar 2,73%, serat kasar 20,26%, kalsium (Ca)
1,09%, fosfor (P) 0,88%, dengan energi metabolis sebesar 2.830 kkal/kg. Selain itu,
kandungan asam amino lisin dan methionin serta vitamin B komplek yang cukup
tinggi juga terdapat di dalamnya.Korossi (1982) menyatakan bahwa ampas tahu
lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Sedangkan
Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung NDF, ADF
yang rendah sedangkan presentase protein tinggi yang menunjukkan ampas tahu
berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah. Prabowo dkk., (1983)
menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi
daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari
kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral
mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-
15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983).
Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas
tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan
mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga
penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
Kandungan senyawa pada ampas tahu yang cukup berpotensi adalah
sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan adalah senyawa yang berperan
untuk memperlambat proses oksidasi lipid baik yang berada dalam tubuh manusia
maupun dalam bahan pangan. Antioksidan berfungsi sebagai pencegah beberapa
penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, kanker dan aterosklerosis
(Schmildz dan Labuza, 2000).Jenis antioksidan yang terdapat dalam ampas tahu
adalah senyawa isoflavon. Hasil penelitian (Wahyu, 2004), menunjukkan bahwa
ampas tahu masih mengandung 0,98% isoflavon sedangkan pada kedelai yang
merupakan bahan baku pembuatan tahu mengandung 5,5 % isoflavon.
Penambahan komponen bioaktif isoflavon dalam produk pangan baik makanan
maupun minuman akan menghasilkan pangan yang berkhasiat bagi kesehatan.
Pangan yang mengandung senyawa aktif secara fisiologis ini disebut pangan
fungsional.Pada beberapa tahun terakhir ini pangan fungsional semakin populer
seiring dengan makin tingginya tingkat kepedulian masyarakat untuk menjaga
kesehatan. Mengkonsumsi pangan fungsional berarti akan diperoleh keuntungan
lain selain nilai gizi dan kelezatannya, yaitu adanya pengaruh yang positif terhadap
kesehatan tubuh.
 Hipotesis
Sebelum mengadakan penelitian, penulis memberikan hipotesis atas
permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini. Hipotesis tersebut adalah
ampas tahu yang merupakan salah satu bentuk dari limbah industri tahu, umumnya
hanya digunakan oleh masyarakat untuk pakan ternak, bahan baku pada pembuatan
tauco, oncom dan tempe gembus. Zat gizi yang terdapat pada ampas tahu memiliki
berbagai manfaat bagi kesehatan, terutama kandungan antioksidan alaminya yaitu
isoflavon yang dapat mencegah penyakit degeneratif.
 AMPAS KEDELAI
Ketersediaan ampas kedelai pada saat ini sangat banyak seiring
denganmenjamurnya home industri pembuatan susu kedelai akibat dari tingginya
kesadaranmasyarakat untuk hidup sehat. Disamping itu juga masyarakat sudah
mengetahui manfaatdari susu kedelai yang memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi dan mengandungsenyawa isoflavon yang dapat menurunkan kadar
kholesterol darah (Koswara, 2006)Seiring dengan meningkatnya permintaan akan
susu kedelai tentu limbah yang dihasilkandari pembuatan susu kedelai ini juga
meningkat. Sementara limbah yang masihmengandung gizi yang cukup tinggi ini
belum sepenuhnya di manfaatkan olehmasyarakat.terutama peternak unggas. Kalau
dilihat kandungan gizi ampas susu kedelaicukup tinggi seperti protein kasar
27.62%, lemak kasar 2.95%, BETN 52.66%. serat kasar13.81 % dan abu 2.96%,
Ca 0.09%, P 0.04%.(Hasil analisa laboratorium non ruminansia,2009). Sedangkan
menurut Hsieh dan Yang (2003) menyatakan bahwa kandungan giziampas susu
kedelai adalah sebagai berikut protein kasar 28.36%, lemak 5.52%, seratkasar 7.6%
dan BETN 45.44%, dan juga mengandung asam amino lisin dan metionin
sertavitamin B. Dilain pihak bahan pakan untuk ternak unggas menjadi kendala
karena sebahagianbesar bahan pakan untuk unggas ini masih merupakan bahan
impor seperti bungkilkedelai, jagung dan tepung ikan. Bahkan Departemen
Pertanian Amerika Serikatmemperkirakan harga jagung dan bungkil kedelai hingga
tahun 2012 masih akan terusnaik. Dengan demikian bisa kita proyeksikan pula
bahwa harga pakan ternak dan produkunggas masih akan mengalami kenaikan bila
bahan baku pakan ternaknya sebagian besarmasih diimpor. Untuk itu perlu dicari
bahan alternatif pengganti dari bahan-bahan importersebut agar biaya ransum untuk
unggas dapat ditekan. Ditambahkan juga bahwa salahsatu kebijaksanaan
Pemerintah adalah perlunya penelitian dan pengembangan lebih lanjutuntuk bahan
baku yang saat ini masih 100% impor seperti bungkil kedelai dengan bahanbaku
yang bisa diproduksi lokal setidaknya efek kenaikan harga bisa dikurangi. Salah
satu bahan yang dapat dimanfaatkan adalah limbah dari pembuatan susukedelai
yang cukup banyak ketersediaannya tetapi pemanfaatanya masih terbatas karena. 2
memiliki daya cerna yang sangat rendah karena memiliki kandungan serat kasar
yangtinggi, sementara unggas terbatas kemampuanya dalam mencerna serat kasar.
Untuk ituperlu pengolahan ampas kedelai menggunakan teknologi fermentasi yang
paling tepat daribeberapa kombinasi perlakuan jenis kapang (Rhizopus oligosporus,
Penicillium spp danAspergilus niger) karena ketiga kapang ini memiliki aktifitas
sellulolitik yang cukup baikuntuk mendegradasi ikatan β-(1,4) glikosidik dari
ampas kedelai untuk membebaskan glukosa, sehingga akan meningkatkan
kecernaan dan ketersediaan zat-zat gizi bagi ternakyang pada akhirnya akan
menurunkan kandungan serat serta meningkatkan kecernaanproteinnya. Oleh sebab
itu kondisi optimum untuk masing-masing kapang (dosis inokulumdan lama
fermentasi) perlu ditentukan untuk mendapatkan satu perlakuan pengolahanyang
terbaik. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka perlu dilakukan penelitian
dengantujuan mempelajari pengaruh jenis kapang, komposisi substrat dan dosis
inokulum terhadap peningkatan kualitas ampas kedelai, sehingga memberikan daya
guna yang tinggiterhadap unggas. Akhirnya aplikasi penggunaan produk ampas
kedelai olahan terbaiksebagai pengganti protein nabati seperti bungkil kedelai
dalam ramsum unggasmerupakan hal yang sangat penting untuk diteliti.
 Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu yang
banyak terdapat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Oleh karena itu untuk
menghasilkan ampas tahu tidak terlepas dari proses pembuatan tahu. Pembuatan
tahu terdiri dari dua tahapan : (1) Pembuatan susu kedelai, danm (2) penggumpalan
protein dari susu kedelai sehingga selanjutnya tahu dicetak menurut bentuk yang
diinginkan. Adapun diagram alir proses pembuatan tahu dapat dilihat pada Ilustrasi
1. Tahap awal pembuatan susu kedelai adalah melakukan perendaman kedelai
kering pilihan selama kurang lebih 12 jam pada suhu kamar 25°C. Tujuan
perendaman untuk memudahkan penggilingan serta mendapatkan dispersi dan
suspensi yang lebih baik dari bahan padat kedelai pada waktu penggilingan
(Rachimanto, dkk., 1981). Menurut Shurtleff dan Aoyagi (1979) perendaman yang
optimal adalah 12 jam pada suhu 25°C. Setelah itu kedelai digiling dengan
ditambah air panasatau air dingin dengan perbandingan satu bagian kedelai yang
ditambahkan delapan sampai sepuluh bagian air.Penggilingan dengan air panas
bertujuan agar lebih efektif dalam meningkatkan kelarutan protein kedelai.Bubur
kedelai yang diperoleh kemudian dimasak pada suhu 100-110°C selama sepuluh
menit, kemudian dilakukan penyaringan.Sehubungan dengan ini ada sebagian
pembuatan tahu di masyarakat yang melakukan perebusan terlebi dahulu, kemudian
disaring.Sedangkan sebagian lagi melakukan penyaringan dulu kemudian
dilakukan perebusan. Untuk memperoleh dadih tahu maka dilakukan
penggumpalan susu kedelai dengan menambahkan zat penggumpal berupa asam,
garam dapur maupun dengan proses fermentasi (Rachmianto, dkk., 1981).
Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Ternak Ruminansia 5
Penggunaan garam CaSO4 merupakan cara tradisional yang biasa dipakai oleh
pembuat tahu rakyat, selain itu dengan penggunaan garam ini dihasilkan tahu
bermutu tinggi mengandung mineral Ca tinggi. Suhu pada proses penggumpalan
sebaiknya 70-85°C (Shurtleff dan Aoyagi,1979), sedangkan jumlah asam atau
garam yang ditambahkan sekitar 2-3% dari berat kacang kedelai yang digunakan.
Setelah terjadi gumpalan tahu, air (Whey) yang masih terdapat bersama gumpalan
itu dibuang. Sedangkan gumpalan tahu ditekan atau dicetak sehingga terbentuk tahu
seperti yang diinginkan. Untuk mencegah supaya tidak mudah hancur sebaiknya
setelah pencetakan segera direndam dalam air dingin dengan suhu 5°C selama 60-
90 menit (Shurtleff dan Aoyagi, 1979). Bobot ampas tahu rata 1,12 kali bobot
kedelai kering, sedangkan volumenya 1,5 sampai 2 kali volume kedelai kering
(Shurtleff dan Aoyagi, 1979). Penggunaan ampas tahu di samping sebagai makanan
ternak juga dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan oncom yaitu sejenis
makanan yang kualitasnya lebih rendah daripada tempe.
 Nilai Gizi dan Potensi Ampas Tahu
Potensi ampas tahu cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia tercatat pada
tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak 85.988 ton.
Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk membuat tahu dan konversi
kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu
tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa Barat. Potensi ini
cukup menjanjikan sebagai bahan pakan ternak.Ditinjau dari komposisi kimianya
ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein.Korossi (1982) menyatakan
bahwa ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai.
Sedangkan Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung
NDF, ADF yang rendah sedangkan presentase protein tinggi yang menunjukkan
ampas tahu berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah.
Komposisi zat gizi ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Zat-zat Makanan Ampas Tahu
Bahan BK PrK SK LK NDF ADF Ab Ca P EB
(%) (%) (%) (%) (%) (%) u (%) (%) (kkal/kg
(%) )
Ampa 13, 21, 23,5 10,4 51,9 25,6 2,9 0,5 0,2 4730
s tahu 3 0 8 9 3 3 6 3 4
Sumber: Pulungan, dkk (1985)
*) Sutardi dkk 1976
**) Arianto (1983)
Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai
nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah,
karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak.Ampas tahu juga
mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-
500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50
ppm (Sumardi dan Patuan, 1983).
Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga
memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan mineral
bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya
untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
 Pengolahan dan Pengawetan Ampas Tahu
Ampas tahu memiliki kadar air dan protein yang cukup tinggisehingga bila
disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur. Menurut Prabowo,
dkk., (1983) bahwa ampas tahu dapat Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya
pada Ternak Ruminansia 8 disimpan dalam jangka waktu lama bila dikeringkan
terlebih dahulu.
Biasanya ampas tahu kering digunakan sebagai komponen bahan pakan
unggas.Untuk memperoleh ampas tahu kering, dilakukan dengan menjemur atau
memasukkannya ke dalam oven sampai kering, kemudian digiling sampai menjadi
tepung (IMALOSITA-IPB, 1981).Bila mengawetkan ampas tahu secara basah
dapat dilakukan dengan pembuatan silase tanpa menggunakan stater. Terlebih
dahulu ampas tahu dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar air
mencapai kira-kira 75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik
tertutup rapat supaya udara tidak dapat masuk.Setelah tertutup disimpan minimal
21 hari dan digunakan sesuai dengan kebutuhan.Penyimpanan dengan cara
pembuatan silase dapat mengawetkan ampas tahu sampai 5-6 bulan (Dinas
Peternakan Propinsi Jawa Barat, 1999). Pembuatan silase ampas tahu dapat
dicampur dengan bahan pakan lain. Senyawa (1991) melaporkan bahwa ampas tahu
dicampur dengan jerami padi menghasilkan silase yang baik dan siap untuk
digunakan oleh ternak.Kendala adanya asam fitat yagkemungkinan akan
mengganggu hewan monograstrik dapat dibatasi dengan menggunakan teknik
fermentasi. Fardiaz dan Markakis (1981) menyatakan bahwa efek asam fitat dapat
dikurangi dengan penambahan enzim fitase yang dihasilkan oleh beberapa
mikroorganisme.Untuk hewan ruminansia asam fitat tidak perlu dirisaukan karena
ternak tersebut memiliki mikroba rumen yang mampu menghasilkan enzim fitase
dalam jumlah cukup untuk menghidrolisis asam fitat dari pakan. Pemanfaatan lahan
sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih
memiliki pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks perta-naman masih
dibawah 300. Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi
padi padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan bagi per-kembangan
hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh
sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula
tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu tanaman palawija
yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.

 Manfaat Ampas Kedelai Untuk Kesehatan


Ampas kedelai merupakan hasil dari sisa industri pangan yang menjadikan
kacang kedelai sebagai bahan utamanya, seperti halnya susu kedelai. Meskipun
disebut sisa industri, ampas kedelai bukanlah limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
kembali. Seperti yang kita ketahui kacang kedelai sendiri mengandung begitu
banyak nilai gizi yang tinggi seperti fiber, isoflavon, dan protein. Sisa dari
pengolahan kacang kedelai ini pun tidak serta merta menghilangkan nutrisi yang
terkandung. Sering kali ampas kedelai ini juga masih mengandung nilai nutrisi yang
tinggi dan dapat digunakan untuk berbagai hal lainnya.Berikut adalah manfaat
ampas kedelai:
a. Antioksidan Alami
Pada ampas kedelai terdapat antioksidan alami yang membantu menjaga
imunitas tubuh terhadap serangan berbagai penyakit. Anda mungkin sering
mendengar zat ini karena kemampuannya yang sangat luar dalam menjaga
kesehatan tubuh. Antioksidan sering dikaitkan dengan pencegahan radikal bebas,
anti-kanker, dan anti penuaan.
b. Mencegah Kanker
Selain antioksidan, pada ampas kedelai juga terdapat berbagai senyawa lainnya
seperti mineral, lignan, fistoterol, coumestan, dan phytate. Senyawa-sewanya ini
dapat berfungsi seperti halnya antioksidan yang sangat efektif untuk mencegah,
melawan, dan menghentikan penyebaran sel kanker pada tubuh.
c. Mencegah Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler atau dikenal juga dengan penyakit jantung terjadi
karena penyumbatan pada pembuluh darah. Zat yang terkandung pada ampas
kedelai seperti antioksidan, serat, dan mineral dapat mencegah terjadinya
penyumbatan darah yang memicu penyakit jantung dan stroke.
d. Mencegah Radikal Bebas
Menurut beberapa peneliti, ampas kedelai dapat mencegah radikal bebas
karena kandungan antioksidan dan vitamin di dalamnya. Hal tersebut sangat
bermanfaat di saat penyebab radikal bebas sering kita temui.
e. Menjaga Sistem Pencernaan
Pada ampas kedelai terkandung zat fiber atau serat yang membantu dalam
penyerapan makanan oleh tubuh. Serat biasanya banyak terkandung pada sayuran.
Namun selain sayuran ternyata serat juga banyak terkandung pada kacang kedelai
oleh karena itu semakin banyak olahan pangan yang menggunakan kacang kedelai
sebagai bahan bakunya saat ini.

f. Menjaga Kesehatan Kulit


Isoflavon yang berada pada ampas kedelai sangat bermanfaat untuk kesehatan
kulit kita, utamanya adalah untuk menjaga elastisitas kulit sehingga kulit tampak
lebih muda. Isoflavon sering juga disebut sebagai pengganti zat estrogen.
Saat ini banyak produk kecantikan yang menggunakan kedelai sebagai bahan
bakunya. Namun anda juga bisa membuat produk kecantikan alami dari ampas
kedelai seperti masker wajah. Selain menghemat pengeluaran anda juga dapat
merasakan manfaatnya untuk kulit anda.
Cara membuat masker wajah dari ampas kedelai:
 cuci bersih kacang kedelai dan rendam semalaman dengan air
 blender kacang kedelai dengan air hangat dengan perbandingan 3:1
 Saring air sari kacang kedelai dari ampasnya
 Sari kacang kedelai bisa anda konsumsi sedangkan ampasnya bisa
diaplikasikan pada wajah
 Diamkan masker sampai kering
 Setelah kering cuci wajah dengan air dingin atau hangat
 Jika digunakan sebagai masker secara teratur kulit dapat menjadi lebih sehat,
elastis, dan bahkan bebas dari flek hitam.
g. Pakan Ternak
Manfaat ampas kedelai terakhir adalah ampas kedelai dapat digunakan sebagai
olahan pakan ternak seperti unggas. Nilai nutrisi yang terdapat pada ampas
kedelai sangat berguna untuk pertumbuhan hewan ternak. Ampas kedelai dapat
menjadi pengganti protein nabati sebesar 40%-50% yang menjadikan ampas
kedelai sebagai komponen bernilai bagi pakan ternak (Probs andjudd, 1973, Lit.
Whigham, 1983).

B. BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI


Cara Budidaya Tanaman Kedelai :
Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal,
sebagian masih memiliki pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks perta-
naman masih dibawah 300. Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola
tanam padi padi padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan bagi per-
kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup OPT
padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-
gunakan pula tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu
tanaman palawija yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi
padi padi kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh para petani, leaflet
ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budidaya
kedelai.
 Varietas dan Benih :
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah varietas
yang berumur genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari). Tiga
belas varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci,
Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya.
Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka
Brebes dan Lumajang Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu
tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/
bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak, kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang
menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 - 50 kg, tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.
 Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah dilakukan tanpa
pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga meng-akibatkan
penambahan biaya, waktu tanam kedelai ter-lambat dan tanah menjadi kering.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4 m
dan panjang disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30
- 40 cm.
b. Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa
(penutup tanah) dari jerami yang dipotong.
 Inokulasi Rhizobium
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan
inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil pada akar kedelai
yang dapat mengikat unsur N dari udara. Caranya :
a. Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b. Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c. Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d. Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan
takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut
legin, campurkan benih kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg
benih.

 Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :
a. Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b. Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu
sekam, abu dapur.
c. Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d. Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.
e. Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15
cm.
 Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a. Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping
tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b. Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara
dienclo disamping tanaman.
c. Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan
cara dienclo disamping tanaman.
Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara
membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan,
kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan
terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada
umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari
setelah tugal.
 Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman
pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu
setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.
 Hama dan Penyakit
Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian batang tanaman
muda, daun dan polong. Ham utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus,
ulat grayak dan hama penggerek polong.

a. Pengendalian hama tanaman yang masih muda.


Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat bibit. Lalat bibit
meletakan telurnya pada keeping biji atau daun muda, menetas dan menggerak
batang. Penggunaan insektisida Larvin pada benih dapat menekan serangan hama
ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.
b. Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat
putih. Pengamatan intensif disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila
tidak bisa diatasi dengan pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
Atabron 50 EC, Matador 25 EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c. Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap polong. Pengendaliannya
secara preventif dilakukan penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah
berbunga, dan diulang setiap dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan
dihentikan dua minggu sebelum dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu :
Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d. Pengendalian hama tikus
- Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan
pengendalian tikus secara intensif dengan cara gropyokan dan emposan.
- Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus bersarang.
- Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus selama pertanaman
kedelai.
e. Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium, dapat digunakan
fungsidida, seperti Dithane M-45 dengan dosisi 2 gram / liter air. Sedangkan
penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan oleh bakteri dan virus masih
sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang merupakan
penularnya (vektor).

C. PANEN DAN PASCA PANEN KEDELAI


Salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kedelai yaitu
penanganan panen dan pascapanen. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain saat dan umur panen, penjemuran, pembijian, pembersihan biji, dan
penyimpanan.
a. Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi
bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna
dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan
tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan
merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong
retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur
akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari,
tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang
akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan
untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-
betul sempurna dan merata.
Tahapan pemanenan ini dilakukan berdasarkan umur panen sesuai dengan
jenis varietas dan tanda fisiknya. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik lebih
baik menggunakan sabit bergerigi dan sebaiknya bersihkan gulma atau ilalang
terlebih dahulu agar tidak ada hasil panen yang tertinggal.
Tanaman kacang kedelai yang sudah siap panen adalah sebagai berikut :
 Sudah matangnya tanaman kedelai (Hal ini berdasarkan jenis varietas kedelai)
yaitu sedikitnya 95% polong pada batang utama telah berwarna kuning kecoklatan
(Warna polong yang sudah masak)
 Batang tanaman sudah mengering dan daunnya sudah rontok
 Kadar air kacang kedelai sekitar 25 % dan kulit polongnya mudah terkelupas
 Proses panen yang baik biasanya dilakukan saat matahari bersinar (cerah dan
tidak hujan) biasanya dimulai pada jam 9 pagi
 Alat panen yang biasa digunakan disini adalah Sabit bergerigi, Sabit Biasa,
Golok, dan gatul.
2. Cara Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera
dapat dijemur.
- Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada
tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan
yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di
bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-
hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
- Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam,
sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat
pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang
rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa
meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang
menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam
tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan,
maka dengan memotong akan lebih cepat.
3. Periode Panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang
belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara
bertahap, beberapa kali.
4. Prakiraan Produksi
Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700
kg/ha.
b. Pasca panen
1. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.
Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di
lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai
akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering
sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali.
Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah
dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong
dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji
tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen
tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.
Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga
12.00 siang.
Tahap pengeringan ini dapat dilakukan menggunakan dua cara, yaitu :
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari
 Susun berangas kedelai yang akan dijemur dengan ketebalan 20 cm di atas
lantai jemur/terpal, buat berangas ini hingga merata pada seluruh permukaan
 Selama pengeringan sebaiknya balik berangas ini setidaknya 2 jam sekali,
hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat kadar air hingga 17 % yang di tandai
dengan mudahnya polong pecah
 Pengeringan dilakukan 2 – 3 hari dengan sinar matahari yang terik atau tidak
terganggu hujan atau mendung
Pengeringan berangkasan kedelai menggunakan Mesin Pengering (dryer )
 Kapasitas dryer ini sebesar 1 ton. Berangkasan kedelai ini dikeringkan
dengan waktu pengeringan sekitar 6 – 8 jam. Proses pengeringan menggunakan
mesin ini dilakukan dengan suhu 60 derajat celcius
Proses pengeringan ini dilakukan untuk menurunkan kadar air pada kacang
kedelai. Biasanya untuk pengeringan dalam skala besar, petani akan menggunakan
alat ukur guna mengukur kadar air dengan tepat. Biasanya petani akan
menggunakan alat ukur kadar air atau moisture meter untuk mengukur tingkat kadar
air kacang kedelai.
Salah satu alat ukur yang terbaik dengan keakurasian yang tinggi adalah Moisture
Meter JV006. Alat ini akan sangat membantu dalam pengukuran kadar air kacang
kedelai.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya
dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung
dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam
karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi
agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan.
Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji
yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.
Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji
kedelai sekitar 18,2 %.
3. Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup
lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung
kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung
menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka
setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
Panen danPascapanen
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen
dilakukan denga cara membabad pangkal batang diatas permukaan tanah dengan
sabit atau alat khusu lainnya. Berangkasan dijemur sampai kering, setelah kering
dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya.
Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya dijemur sampai kering betul
(kadar air mencapai sekitar 10 - 12 %). Penjemuran harus menggunakan alas, agar
kebersihan biji dapat terjamin. Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi
setelah kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang terbaik adalah karung goni
Demikian seputar info yang kami berikan mengenai budidaya tanaman kedelai,
Baca juga info yang lainya seperti Cara Budidaya Kelengkeng di Pot Tanaman
Rumah atau Cara Budidaya Bawang Merah sebagai sumber referensi untuk anada
semuanya dalam melakukan usaha yang sedang anda tekuni, salam sukses untuk
sobat semuanya.
D. Mengembangkan Semangat Wirausaha
 Faktor-faktornya
semangat kerja wirausaha sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
 peluang usaha atau bisnsinya.
 minat dalam usaha atau bisnisnya.
 modalnya, apakah sudah tersedia atau belum.
 relasinya, apakah dari keluarga, teman yang
 sudah menekuni usaha yang sama aatau usaha yang akan dikembangkan ada
relevansinya dalam usaha tersebut.
 Namun ada faktor lain yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha antara
lain faktor dukungan keluarga, famili, teman, pengalaman usaha, keadaan ekonomi,
keadaan lapangan kerja, dan sumber daya yang tersedia. selanjutnya ada faktor lain
yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha, yaitu pertimbangan antara
pengalaman dan spirit, energi, dan rasa optimis dalam keberhasilan usaha atau
bisnisnya.
 Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang-peluang usaha, mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan.semangat wirausaha
tergantung pada faktor-faktor kesediaan untuk bertanggung jawab atas
pekerjaannya. Wirausaha yang sukses, salah satu kuncinya adalah harus
mempunyai kepribadian yang menarik dan semangat etos kerja yang tinggi. bakat
seorang wirausaha akan berkembang dan bertambah berkat adanya pengetahuan
dan pengalaman yang diperolehnya dari hasil interaksi dengan lingkungan.
Menurut Murfhy and Peck (1980) ada delapan anak tangga untuk mencapai
karir di dalam wirausaha untuk mengembangkan semangat kerjanya dan profesinya
dengan syarat :
 Mau Bekerja keras. (capacity for hard work).
 Bekerja sama dengan orang lain. (getting thing done with and thought people).
 Penampilan yang baik. (good appearance).
 Mempunyai Keyakinan (Self Confidence).
 Pandai Membuat Keputusan (Making sound decision).
 Mau menambah pengetahuan. (college education).
 Ambisi untuk Maju. (ambition drive).
 Pandai berkomunikasi (ability communicate).
Tujuan Mengembangkan semangat wirausaha adalah untuk menghadapi persaingan
bisnis global. semakin banyak yang terdidik maka semakin banyak orang beminat
dalam berwirausaha. jika ingin menjadi wirausaha yang sukses dan mempunyai
semangat kerja yang tinggi, maka manfaatnya sebagai berikut:
 Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran.
 Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras.
 Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan nasional.
 Merupakan generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
kesejahteraan, dsb.
 Menjadi contoh bagi masyarakat karena wirausaha itu orang terpuji, berani,
dan hidupnya tidak merugikan orang lain.
 Hidupnya efisien, efektif, tidak berfoya, dan tidak boros.

Secara lebih terperinci, mengembangkan semangat kerja wirausaha dapat


diidentifikasikan sebagai berikut :
 Mempunyai keyakinan dalam berwirausaha.
 Mempunyai sikap mental yang positif.
 Mempunyai keyakinan penuh dan percaya pada dirinya sendiri.
 Mempunyai keunggulan di dalam berwirausaha.
 Bekerjanya penuh kreatif, inovatif dan prestatif.
 Bertingkah laku baik dan bertanggung jawab.
 Dapat mengelola waktu dan bertanggung jawab.

Adapun teknik keberhasilan di dalam mengembangkan semangat kerja wirausaha


ditentukan oleh :
 Kemampuan merumuskan tujuan usaha.
 pemahaman tentang hakikat dan makna berwirausaha.
 Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya.
 Keberanian untuk mengambil inisiatif dan inovatif.
 Kecakapan di dalam mengelola usahanya.
 Krativitas dan percaya diri.
 Pengalaman dan pendidikannya.
Jika ingin memulai mengembangkan semangat kerja wirausaha, sebaiknya
dimulai dari usaha kecil-kecilan terlebih dahulu. karena sesuatu yang besar itu
diawali dari hal-hal yang kecil.
 Gunanya Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha berikut ini, berguna
di dalam mengembangkan usahanya, yaitu :
 Memilih sasaran-sasaran positif didalam berwirausaha.
 Bergaul dengan orang-orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha.
 Percaya pada diri sendiri dan bakat-bakat dalam usaha.
 Jauhilah pikiran dan ide-ide yang negatif.
 Menggunakan pikiran secara produktif.
 Menghilangkan beban mental dengan mengambil tindakan positif.
seperti kita ketahui faktor yang mempengaruhi semangat kerja wirausaha yaitu
naluri bekerjanya, mengantisifasi unruk masa depan usahanya, menjaga
keharmonisan dan bekerja sama dalam kehidupan usaha atau bisnis. disini
kepemimpinan wirausaha merupakan faktor kunci untuk meningkatkan semangat
kerja. faktor kepemimpinan wirausaha yang unggul akan memperhatikan orientasi
pada sasaran usaha, hubungan kerja dan efektivitasnya.
E. Strategi pemasaran kerupuk ampas kedelai
Detail Produk Peluang Usaha Kerupuk Ampas Tahu Dan Analisa Usahanya
Kerupuk siapa yang tidak pernah mengkonsumsinya? Makanan ringan ini dapat
dikonsumsi sebagai camilan atau sebagai teman makan nasi. Salah satu kerupuk
yang enak, gurih dan banyak disukai ialah kerupuk ampas tahu. Ya, kerupuk ini
dibuat dari bahan ampas tahu yang memang dimanfaatkan dengan baik untuk dibuat
kerupuk yang bernilai jual tinggi. Ampas tahu ini merupakan limbah dari
pembuatan tahu, ampas tahu didapatkan dari hasil pembuatan tahu. Jika tidak
dimanfaatkan dengan baik maka ampas tahu akan mengalami kebusukan dan
mencemari lingkungan, sehingga dengan kandungan gizi yang cukup tinggi dari
ampas tahu membuat limbah tahu ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Menjadikan
peluang usaha kerupuk tahu sangat efisien untuk dijalankan. Selain untuk
mengurangi pencemaran lingkungan juga mampu mendatangkan keuntungan
tersendiri. Memanfaatkan limbah tahu ini menjadi gagasan usaha yang cemerlang.
Apalagi modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini sangat minim, dengan
memanfaatkan ampas tahu berharga murah. Jika ditekuni dan dijalankan dengan
baik maka usaha kerupuk ampas tahu akan menghasilkan keuntungan menajubkan.
 Info Usaha
Aneka kalangan suka dengan kerupuk apalagi jika kerupuk memiliki rasa yang
enak, renyah dan nikmat. Kerupuk pun banyak dijadikan camilan yang mampu
membuat saat bersantai dengan keluarga menjadi lebih hangat. Kerupuk ampas tahu
menjadi salah satu jenis kerupuk yang banyak digandrungi. Apalagi kerupuk
berbahan limbah tahu kaya akan kandungan gizi. Ampas tahu mempunyai
kandungan protein dan lemak yang tinggi sehingga sangat aman diolah menjadi
makanan seperti kerupuk. Kerupuk bahan ampas tahu dapat menjadi ide cemerlang
untuk memulai usaha.
 Target Pasar
Kerupuk ampas tahu ini bercita rasa gurih dan enak. Jika mampu membuatnya
dengan rasa yang lezat tentu target pasar akan dengan mudah dirangkul. Beberapa
target pasar yang dapat dijadikan konsumen ialah anak kecil, remaja, dan orang tua.
Dari berbagai kalangan baik kalangan bawah hingga kalangan atas. Kerupuk ampas
tahu ini mampu mendapatkan target yang diinginkan jika mampu memasarkannya
dengan baik.
 Memulai Usaha Kerupuk Ampas Tahu
Ketika memulai usaha ampas tahu ini maka yang dibutuhkan ialah bahan baku dan
peralatan produksi. Bahan – bahan ini bisa dibeli dipasaran misalnya tapioka,
garam, bawang putih, udang kering. Sedangkan bahan ampas tahu bisa membelinya
dipabrik tahu terdekat. Siapkan peralatan untuk mempermudah pekerjaan misalnya
alat pemeras, alat pengaduk adonan, pengukus, pisau dan talenan, tempat
penjemuran, wajan, timbangan, kompor dan gas.

 Pembuatan Produk Kerupuk Ampas Tahu


Proses pembuatan ampas tahu ini mudah, dengan mencampurkan semua bahan
yang telah disediakan dengan takaran yang sesuai. Langkah membuat ampas tahu
ini harus benar – benar diperhatikan supaya menghasilkan kerupuk ampas tahu yang
enak. Sebelum memulai usaha ini sebaiknya belajar pembuatan kerupuk ampas tahu
supaya nantinya menghasilkan kerupuk yang diminati.

 Pemasaran Produk
Supaya produk dikenal oleh masyarakat maka perlu melakukan pemasaran.
Pemasaran dapat dilakukan dengan memasarkan produk ke warung kecil,
supermarket, pasar, toko oleh – oleh dan tempat lainnya yang mau menampung
kerupuk ampas tahu. Buat kemasan yang menarik supaya pemasaran produk bisa
berjalan dengan mudah. Kerupuk dengan rasa yang disukai akan banyak diminati
jadi buat kerupuk secara konsisten agar mendapatkan penggemar tetap.
 Tujuan pembuatan

Mengurangi limbah organik dengan memanfaatkan menjadi suatu produk minuman


sehat.

Dampak limbah organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah,limbah kedelai dan daun.

Mengurangi Pengangguran

 Penyebab Pengangguran
Sebelum dicari pemecahannya, sangat penting dianalisis beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pengangguran itu sendiri. Secara teoritis, pengangguran
dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya
 Perubahan struktural.
Seperti disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis
pengangguran ini terjadi karena mismatch (tak sepadan/ketidakcocokan) antara
kualifikasi pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang
diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur ekonomi.
Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi sektoral terhadap produksi
nasional (regional). Bila sektor industri memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDB dibanding dengan sektor lainnya, maka struktur perekonomian
tersebut adalah industri, atau sebaliknya (Sadono Sukirno, 1985). Katakanlah dalam
suatu negara atau daerah terjadi pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian
ke industri. Dampak selanjutnya, adalah dibutuhkannya kualifikasi tenaga kerja
yang cocok di sektor industri. Ketika persyaratan ini tidak terpenuhi (mismatch),
maka tenaga kerja yang ada menjadi tidak terpakai, kecuali terjadi penyesuaian
kualifikasi seperti yang dibutuhkan
 Pengaruh musim. Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor pertanian
saja, tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan dan tahun baru,
misalnya, suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata menjadi sangat sibuk (full
employed) dibanding dengan hari-hari biasa. Demikian pula pada saat menjelang,
sedang dan setelah bulan Suci Ramadhan, nampak permintaan terhadap barang dan
jasa meningkat (demand for good) yang selanjutnya akan membawa dampak
otomatis terhadap permintaan tenaga kerja (derived demand) di sektor yang
bersangkutan (Arfida B.R., 2003Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya
pencari kerja dan lowongan kerja (pengangguran friksional). Jenis pengangguran
ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan tempat). Sering
terjadi pencari kerja tidak memiliki informasi yang lengkap tentang lowongan kerja
yang ada. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi lowongan
kerja tersebut. Mungkin juga karena situasi kerja (tempat) yang ditempati tidak
cocok dengan harapan si pencari kerja, sehingga membuat pudarnya semangat
kerja. Pilihannya adalah lebih baik tidak bekerja, karena lingkungan kerja tidak
kondusif lagi. Pengangguran jenis ini bisa juga terjadi karena perkembangan
(dinamika) ekonomi yang terus-menerus berubah, sehingga membawa dampak
terhadap permintaan tenaga kerja yang dinamis pula. Artinya pada situasi demikian
sangat dibutuhkan tenaga kerja yang mampu mengikuti perubahan jaman dengan
cepat serta mampu melakukan adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan
eksternal yang dinamis tersebut. Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan
kehilangan kesempatan kerja.
 Rendahnya aliran investasi. Investasi merupakan komponen aggregate
demand yang mempunyai daya ungkit terhadap perluasan kesempatan kerja.
Melalui mekanisme efek multiplier, perubahan investasi membawa dampak
terhadap kenaikan output (pendapatan). Terdapat beberapa besaran (pengeluran
otonom, seperti halnya investasi) yang mempunyai dampak terhadap meningkatnya
output yaitu pengeluaran konsumsi otonom, investasi otonom, pengeluaran
pemerintah dan ekspor (Gordon, 1993). Secara otomatis meningkatnya output akan
membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja dan input
lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan meningkat ketika terjadi
peningkatan dalam pengeluaran otonom tadi. Rendahnya tingkat
keakhliam. Keahlian dan produktifitas sangat berkaitan erat. Orang yang memiliki
keahlian akan memiliki produktifitas tinggi, karena ia mampu memanfaatkan
potensi dirinya pada kegiatan ekonomi produktif. Untuk meningkatkan keahlian
dapat dilakukan berbagai cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan,
magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motivasi kerja dan corporate learning (percepatan belajar perusahaan)
(Reynolds, Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl, 2002).
 Diskriminasi.
Diskriminasi tidak hanya terjadi pada warna kulit saja (race
discrimination), tetapi bisa terjadi pula pada aspek lain, misalnya pada sektor
pendidikan, ekonomi, hukum, Agama dan lainnya. Misalnya, ketika perlakukan
diskriminatif terjadi di bidang ekonomi, maka kemungkinan dampak yang akan
dirasakan adalah hilangnya kesempatan berusaha dan kesulitan akses pada sumber-
sumber pertumbuhan ekonomi (modal, alam dan informasi, dll). Situasi inilah yang
pada gilirannya akan menghambat pada penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Jadi
beban ketenagakerjaan akan berat sekali ketika perlakukan disriminatif di bidang
ekonomi masih ada. Demikian juga bila akses pendidikan dan pengembangan SDM
tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah
terpuruknya kualitas SDM, dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih
oleh tenaga kerja.
 Laju pertumbuhan penduduk. Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan
kependudukan diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan
dengan munculnya karakteristik sebagai berikut :

 Tidak diimbangi dengan sarana dan prasaranan pendidikan yang memadai,

 Rendahnya anggaran pendidikan,

 Rendahnya tingkat kesehatan,

 Tidak seimbang dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja,


 Rendahnya pembentukan modal,

 Rendahnya kualitas tenaga kependidikan,

 Rendahnya balas jasa di sektor pendidikan (gaji, honor, jasa riset dsb),

 Rendahnya daya beli masyarakat,

 Minimnya sumberdaya ekonomi yang bisa dieksploitasi,

 Masih rendahnya pemahaman tentang arti penting pendidikan, dan

 Rendahnya fasilitas dan kualitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.


Bila kendala-kendala di atas bisa dieliminir atau bahkan dapat ditemukan
pemecahannya, maka persoalan pertumbuhan penduduk tidak akan terlalu jadi
masalah. Bahkan boleh jadi bisa menjadi pedorong pembangunan (Aris Ananta,
1990). Tapi kenyataannya, hampir setiap negara berkembang selalu dihadapkan
kepada persoalan kependudukan yang serius yang pemecahannya sangat kompleks
sekali (Kindleberger-Herrick, 1977). Bisa dibayangkan berapa anggaran yang
harus tersedia untuk menghidmat pendidikan bila persoalan ketenagakerjaan yang
terjadi seperti di atas. Arinya anggaran 20 % yang dicanangkan dari APBN harus
betul-betul direalisasikan tanpa ditunda-tunda lebih lama lagi. Tapi lagi-lagi
persoalannya, pemerintahpun tidak selalu siap dengan anggaran sejumlah itu. Ia
pun harus menghadapi berbagai persoalan lainnya yang sama-sama membutuhkan
anggaran dan penyelesaian secara cepat, misalnya : pengembalian utang negara
yang semakin menumpuk, menyelesaikan berbagai penyimpangan anggaran
negara, pencurian hutan, korupsi dan segudang persoalan lainnya yang sudah lama
menanti penyelesaian.

 Aggregate demand unemployment. Pengangguran ini muncul karena


rendahnya permintaan output ekonomi, sehingga selanjutnya berdampak pada
rendahnya permintaan tenaga kerja (low derived demand). Sebaliknya, bila
permintaan output tinggi (high aggregate demand), bukan hanya akan
menghilangkan pengangguran jenis ini, tetapi malah akan tercipta lebih banyak lagi
kesempatan kerja, bahkan situasi ini dapat mengurangi pengangguran struktural dan
friksional yang terjadi sebelumnya.

 Dampak Pengangguran

Bisa dipastikan bahwa pengangguran yang terjadi akan membawa dampak


pada aspek (sektor) lainnya. Aspek-aspek yang akan terkena langsung adalah
kesehatan dan pendidikan. Karenanya sebagian beban biaya pendidikan dan
kesehatan harus ditanggung (bahkan merupakan kewajiban) pemerintah. Bila
pengangguran tersebut berlangsung cukup lama, maka kemiskinan absolut bahkan
kelaparan bisa terjadi. Dampak lain dari pengangguran di antaranya adalah :

 Ketimpangan sosial. Ini terjadi karena tidak seluruh komponen masyarakat


menganggur, selalu ada sekelomok masyarakat yang nasibnya masih beruntung, ia
dapat bekerja dengan normal bahkan memperoleh penghasilan yang berlebih,

 Kecemburuan sosial. Hal ini terjadi karena terpicu oleh disparitas sosial
yang ada, misalnya ketimpangan pendapatan, status sosial dan kekuasaan,

 Meningkatnya budget pemerintah untuk sektor pendidikan dan kesehatan,

 Meningkatnya kriminalitas dan kekerasan sosial lainnya,

 Munculnya sikap permisif (serba boleh) sebagai jalan pintas untuk


mempertahankan hidup,

 Tidak lancarnya sistem demokrasi, karena money politic lebih dominan

 Disharmonisnya sistem rumah tangga, karena penopang kelangsungan


rumah tangga (penghasilan) tidak memadai lagi,

 Meningkatnya sexkomersial (pelacuran), sebagai representasi sulitnya


mencari lapangan kerja,

 Melemahnya daya beli, sebagai konsekuensi langsung dari


ketidakberdayaan ekonomi (rendahnya pendapatan rumah tangga), dan
 Kekuasaan dan harga diri diukur oleh tingkat kekayaan dan penghasilan
yang dpat diperoleh (seba uang). Sebetulnya ini suatu kekeliruan yang paling patal,
namun masyarakat cenderung berperilaku seperti itu. Dirasakan sekali dengan uang
segalanya jadi lancar, menyenangkan, status sosial terangkat dan dihargai orang
lain.

 Cara Mengatasi Pengangguran

Terdapat beberapa alternatif (cara) yang bisa dilakukan dalam rangka


mengatasi masalah pengangguran. Cara ini mengikuti dua pola (jalur), yaitu lewat
jalur demand for labour, dan supply of labour. Upaya mengatasi pengangguran
lewat jalur permintaan tenaga kerja berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja
baru secara langsung. Jalur ini biasanya berhubungan dengan aspek-
aspek sebagai berikut :

 Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (misalnya lahan). Hal ini


bisa dilakukan apabila masyarakat diberi peluang (akses) terhadap penguasaan
(paling tidak) penggarapan lahan. Tidak hanya sampai di situ, pemerintah pun harus
memberikan fasilitasi yang kondusif agar masyarakat mampu mengelola lahan
dengan optimal dan aman karena kepastian hukumnya jelas,

 Akses pada sumber-sumber modal. Akses pada sumber modal sangat


menentukan bagi pengembangan usaha sekaligus kesempatan kerja (sama seperti
sumberdaya tanah/lahan). Ketika kemudhan-kemudahan diciptakan untuk
masyarakat lapisan bawah, dan pembinaan pun dilakukan, maka dampaknya secara
langsung akan dirasakan oleh masyarakat,

 Peningkatan investasi (pembentukan modal, capital formation).


Investasi bisa bersumber dari pihak internal maupun eksternal. Dari internal bisa
didapat lewat pemupukan tabungan (dana pihak ketiga) masyarakat dan dari
eksternal melalui peningkatan arus investasi (penanaman modal) dari pihak luar.
Bila dua sumber ini lancar dan kenaikannya cukup signifikan, maka dampaknya
akan terasa pada gairah usaha dan otomatis terhadap permintaan tenaga kerja
(kesempatan kerja),
 Kerjasama. Kerjasama akan sangat bergantung pada kredibilitas
pemerintah, situasi objektif wilayah (peluang pasar, potensi wilayah, keamanan,
politik dan kelembagaan yang mendukung sistem pemerintahan). Bila hal ini telah
dipastikan kondusif, maka investor cenderung siap melakukan kerjasama
(pengembangan wilayah), sehingga pada gilirannya berdampak pada pertumbuhan
ekonomi daerah dan kesempatan kerja,

 Perluasan pasar. Tahap ini tercipta setelah tahap kerjasama dan arus
investasi masuk ke suatu wilayah. Artinya tahap ini sebagai konsekuensi
dari existing situation yang ada sebelumnya. Perluasan pasar dapat ditingkatkan
dengan beberapa cara diantaranya dengan perbaikan kualitas (TQM), penguatan
akses informasi, memahami prilaku pesaing, memahami kehendak buyer dan
lancarnya delivery order system,

 Pembinaan usaha. Terdapat ragam upaya yang bisa dilakukan dalam


rangka pembinaan usaha (paket-paket pembinaan usaha sudah banyak tersedia).
Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah jiwa wirausaha yang dilandasi
dengan nilai-nilai transendental yang nampaknya masih perlu ditingkatkan.
Artinya harus dipahami oleh semua, bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan,
harus ditujukan hanya semata untuk mengabdi kepada Tuhan dan bermaksud ingin
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang lain (manusia dan
alam/lingkungan sekitar),

 Pengembangan usaha padat karya (labor intensive). Usaha padat karya


adalah jenis karakteristik usaha yang paling cocok untuk negara berkembang yang
memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Seperti halnya negara Indonesia.
Tetapi bukan berarti kita menolak semua teknologi yang terjadi saat ini. Teknologi
tetap dibutuhkan, dengan catatan tidak akan mempersulit (mempersempit) lapangan
kerja baru, ramah lingkungan, terjangkau biayanya dan adaptasinya dapat dengan
mudah diserap dan diimplementasi oleh tenaga kerja domestik,

 Kebijakan pemerintah. Suasana kondusif dapat tercipta karena


pemerintah dan pemerintah daerah melakukan fasilitasi dan memberikan berbagai
kemudahan (insentif ekonomi) bagi pengembangan usaha. Berbagai peraturan yang
diciptakan bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat usaha, tidak
sebaliknya (menjadikan pengusaha atau kegiatan usaha menjadi objek penghasilan
semata). Budaya pendekatan proyek (project oriented) harus diubah menjadi
budaya social benefit. Artinya semua usaha yang dilakukan pemerintah tidak
melulu profit seeking (memburu laba) dalam rangka mendongkrak economic
growth semata, tetapi lebih jauh dari itu bagaimana “kue pertumbuhan” itu
mengalir dan bermanfaat bagi masyarakat kecil yang sekarang sedang terancam
bahaya kelaparan. Sedangkan lewat jalur supply of labor lebih terkait dengan
pengembangan sumber daya manusia (human capital formation). Implementasi
praktis lewat jalur ini, seperti disarankan beberapa ahli (Reynolds, Masters and
Moser, 1986; Ehrenberg-Smith, 1988; Sudarman Damin, 2003) adalah dengan
model-model kegiatan sebagai berikut : (a) Primary and high school
education (peningkatan dan penguatan pendidikan dasar dan menengah).
Bagaimana caranya supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif ? Biasanya
(seharusnya) ini dilakukan oleh pemerintah. Mekanismenya adalah dengan
penyediaan anggaran yang cukup memadai. Tanpa dukungan dari pemerintah,
program ini tidak akan berjalan dengan baik, karena model pendidikan ini bersifat
massal. Artinya harus diikuti oleh semua warga yang telah masuk pada usia
sekolah, (b) College and postgraduate education (kursus-kursus dan pendidikan
lanjutan, misalnya Perguruan Tinggi). Pendanaan program ini tidak menjadi
kewajiban negara sepenuhnya, tetapi tetap subsidi anggaran di sektor ini harus
diberikan (c) Training provided by employers on the job (pelatihan yang disediakan
langsung oleh perusahaan terkait langsung dengan pekerjaan). Program ini
merupakan kebutuhan perusahaan dalam rangka penajaman wilayah garapan (jobs)
yang akan langsung ditangani di perusahaan yang bersangkutan. Hal ini bisa tidak
terkait dengan program subsidi pemerintah. Kegiatan ini akan beragam sekali
tergantung spesifikasi bidang usaha yang dikembangkan oleh perusahaan,
(d) Accumulated of skill through continued work experience(peningkatan keahlian
melalui pengalaman kerja). Keahlian ini tentunya tidak didapat dari bangku
sekolah, atau pendidikan formal lainnya, tetapi diperoleh melalui pengalaman kerja
secara langsung (learning by doing). Akumulasi pengetahuan sedemikian biasanya
memiliki kedalaman yang mantap pada bidangnya dan berkonsekuensi pada harga
yang mahal. Sekarang upaya kearah itu dapat dilakukan dengan melakukan
kombinasi antara pendidikan formal dengan terjun langsung (harus menempuh
waktu tertentu) pada bidang usaha yang relevan, (e) Government training
programs for displaced or disadvantaged workers (pelatihan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam rangka mengganti tenaga kerja yang akan pensiun). Program ini
bisa sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mempersiapakan tenaga
kerja yang siap bekerja untuk mengganti tenaga kerja yang akan pensiun.
Sebetulnya kondisi yang sama dapat juga dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
mempersiapakan tenaga kerja pengganti yang lebih produktif dan semangat
baru, (f) Memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Fasilitas dan pelayanan
kesehatan sangat diperlukan oleh tenaga kerja, karena akan terkait

DAFTAR PUSTAKA
https://bisnisukm.com/peluang-usaha-pembuatan-kerupuk-ampas-tahu.html

http://www.analisausaha.com/analisa-usaha-ampas-tahu/

http://carabrink.blogspot.com/2015/04/cara-budidaya-tanaman-kedelai.html?m=1

http://terapanteknologitepatguna.blogspot.com/2012/11/proses-
pembuathttp://carabrink.blogspot.com/2015/04/cara-budidaya-tanaman-
kedelai.html?m=1an-tahu.html?m=1

https://www.google.co.id/amp/s/lordbroken.wordpress.com/2011/12/29/pemanfaatan
-limbah-ampas-tahu-untuk-produk-pangan/amp/

http://contohartikel-ku.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-pemanfaatan-ampas-
tahu.html?m=1

http://contohartikel-ku.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-pemanfaatan-ampas-
tahu.html?m=1

https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2018/04/09/1800008
20/ayo-kenali-ribuan-manfaat-tahu-bagi-kesehatan-

http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-kerupuk-ampas-tahu-dan-analisa-
usahanya.htm

Anda mungkin juga menyukai