Sejarah Sari Roti dimulai sejak tahun 1995 silam. Pada saat itu didirikan
sebuah perusahaan penanaman modal asing yang bernama PT Nippon Indosari
Corporation. Selanjutnya pada tahun 1996 perusahaan mulai beroperasi secara
komersil dengan membuat roti bermerek Sari Roti. Pada tahun ini pula
perusahaan mulai mengoperasikan pabrik pertamanya yang berada di Cikarang
Jawa Barat.
Berselang 2 tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 28 Juni tahun 2010,
perusahaan mulai melakukan penawaran umum saham perdananya di Bursa Efek
Indonesia. Penawaran saham di Bursa Efek Indonesia tersebut memiliki kode
emiten ROTI. Setelah melakukan penawaran saham di BEI, PT Nippon Indosari
Corpindo mulai melebarkan sayapnya ke berbagai tempat di Indonesia, salah
satunya di tandai dengan dibukanya 2 pabrik roti baru di Semarang dan juga di
Medan pada tahun 2011. Berselang 1 tahun kemudian, Sari Roti kembali
membuka pabrik ke enamnya di Cibitung Jawa Barat. Selain itu pula mereka
kembali menambahkan masing-masing 1 mesin pembuat roti di 3 pabrik
sebelumnya yaitu di Pasuruan, Semarang, dan juga Medan.
Sebagai perusahaan yang serius dalam menjaga kualitas produknya, setelah
membuka berbagai pabrik di seluruh Indonesia, Sari Roti mulai menerapkan
standar ISO 9001:2008 yang merupakan standar quality management system dan
juga ISO 22000:2005 yang menyangkut food safety management system di pabrik
Cibitung, Cikarang, Cikande, Purwakarta dan juga Semarang pada tahun 2015
silam.
B. Current Condition
Tentunya ketika produk ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena
pendistribusian produk ini sangat luas sehingga seringkali produk ini dapat
dengan mudah ditemukan mulai dari agen distribusi keliling, toko kecil,
minimarket, hingga supermarketbesar.Selain strategi distribusi yang luas, produk
Sari Roti ini juga terdiri dari berbagai macam varian roti yang dikemas secara
praktis dengan harga yang terjangkau dan tanpa bahan pengawet, sehingga produk
ini banyak dikonsumsi oleh anak sekolah, mahasiswa, maupun pekerja kantoran.
Melihat kesuksesan Sari Roti sekarang dengan banyak produk varian roti
unggulannya, saya tertarik untuk menganalisis bagaimana Supply Chain
Management dari PT Nippon Indosari Corpindo,Tbk. dalam memasok bahan
baku, melakukan proses produksi, distribusi produk, hingga akhirnya sampai
kepada konsumen. Perlu diketahui pula bahwa produk Sari Roti diproduksi tanpa
bahan pengawet sehingga memiliki jangka waktu kedaluwarsa yang pendek dan
hal ini tentu membuat perusahaan benar-benar bekerja keras dalam membuat
strategi distribusi produk yang baik untuk meminimalisir penarikan produk yang
tidak laku dan sudah kedaluwarsa..
C. Flowchart Supply Chain Management Sari Roti
1. Bahan baku untuk membuat roti dikirim oleh pemasok ke pabrik Sari Roti.
Bahan baku yang baru dikirim tersebut kemudian harus melewati seleksi ketat
untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan dengan tujuan
mendapatkan bahan baku terbaik untuk menghasilkan produk yang
berkualitas.
2. Setelah memenuhi standar perusahaan, bahan baku tersebut disimpan di
dalam gudang khusus bahan baku yang disesuaikan dengan persyaratan
penyimpanan masing-masing bahan baku. Sebagian besar bahan baku
langsung diolah untuk memproduksi roti, sehingga persediaan bahan baku di
gudang tidak menumpuk terlalu banyak guna meminimalkan kerugian
perusahaan apabila bahan baku tersebut rusak atau kedaluwarsa.
3. Dalam proses produksi, perusahaan menggunakan sistem Make To Stock
(MTS). Perusahaan melakukan kegiatan produksi secara terus menerus setiap
harinya, yaitu dilakukan 24 jam dalam sehari selama 7 hari untuk setiap
minggunya dengan mengatur karyawan dalam 3 shift jam kerja setiap harinya
agar produksi roti dapat terus berjalan.
4. Dalam proses pendistribusian, perusahaan memberlakukan sistem Just In
Time sehingga perusahaan tidak menimbun persediaan dan dapat menjamin
produk senantiasa baru dan berkualitas. Distribusi dilakukan kepada retailer
atau wholesaler seperti minimarket atau supermarket, direct selling kyaitu
kepada agen-agen, serta toko-toko.
5. Perusahaan juga senantiasa memperhatikan masa kadaluarsa produk roti
yang beredar di agen-agen penjual, yaitu dengan melakukan penarikan roti 1
hari sebelum tanggal kedaluwarsa. Produk Sari Roti yang ditarik akan dikirim
kembali ke pabrik, kemudian dimasukkan ke dalam mesin penghancur.