Anda di halaman 1dari 5

FLOWCHART PERUSAHAAN SARI ROTI

A. Profil Sari Roti

Sejarah Sari Roti dimulai sejak tahun 1995 silam. Pada saat itu didirikan
sebuah perusahaan penanaman modal asing yang bernama PT Nippon Indosari
Corporation. Selanjutnya pada tahun 1996 perusahaan mulai beroperasi secara
komersil dengan membuat roti bermerek Sari Roti. Pada tahun ini pula
perusahaan mulai mengoperasikan pabrik pertamanya yang berada di Cikarang
Jawa Barat.

Seiring dengan perkembangan perusahaan dan semakin banyaknya


permintaan akan roti Sari Roti, pada tahun 2001 PT Nippon Indosari Corporation
mulai meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambahkan lagi 2 buah lini
mesin yaitu mesin untuk roti tawar dan juga mesin roti manis. Barulah pada tahun
2003 PT Nippon Indosari Corporation mengubah namanya menjadi PT Nippon
Indosari Corpindo, dan pada tahun 2005 PT Nippon Indosari Corpindo mulai
mengoperasikan pabrik baru di Pasuruan. Barulah pada tahun 2008 perusahaan
kembali membuka pabrik yang ke 3 di daerah Cikarang Jawa Barat.

Berselang 2 tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 28 Juni tahun 2010,
perusahaan mulai melakukan penawaran umum saham perdananya di Bursa Efek
Indonesia. Penawaran saham di Bursa Efek Indonesia tersebut memiliki kode
emiten ROTI. Setelah melakukan penawaran saham di BEI, PT Nippon Indosari
Corpindo mulai melebarkan sayapnya ke berbagai tempat di Indonesia, salah
satunya di tandai dengan dibukanya 2 pabrik roti baru di Semarang dan juga di
Medan pada tahun 2011. Berselang 1 tahun kemudian, Sari Roti kembali
membuka pabrik ke enamnya di Cibitung Jawa Barat. Selain itu pula mereka
kembali menambahkan masing-masing 1 mesin pembuat roti di 3 pabrik
sebelumnya yaitu di Pasuruan, Semarang, dan juga Medan.
Sebagai perusahaan yang serius dalam menjaga kualitas produknya, setelah
membuka berbagai pabrik di seluruh Indonesia, Sari Roti mulai menerapkan
standar ISO 9001:2008 yang merupakan standar quality management system dan
juga ISO 22000:2005 yang menyangkut food safety management system di pabrik
Cibitung, Cikarang, Cikande, Purwakarta dan juga Semarang pada tahun 2015
silam.

B. Current Condition

Salah satu perusahaan yang menerapkan Supply Chain Managementadalah PT


Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang industri pangan, yaitu Sari Roti.

Tentunya ketika produk ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena
pendistribusian produk ini sangat luas sehingga seringkali produk ini dapat
dengan mudah ditemukan mulai dari agen distribusi keliling, toko kecil,
minimarket, hingga supermarketbesar.Selain strategi distribusi yang luas, produk
Sari Roti ini juga terdiri dari berbagai macam varian roti yang dikemas secara
praktis dengan harga yang terjangkau dan tanpa bahan pengawet, sehingga produk
ini banyak dikonsumsi oleh anak sekolah, mahasiswa, maupun pekerja kantoran.

Melihat kesuksesan Sari Roti sekarang dengan banyak produk varian roti
unggulannya, saya tertarik untuk menganalisis bagaimana Supply Chain
Management dari PT Nippon Indosari Corpindo,Tbk. dalam memasok bahan
baku, melakukan proses produksi, distribusi produk, hingga akhirnya sampai
kepada konsumen. Perlu diketahui pula bahwa produk Sari Roti diproduksi tanpa
bahan pengawet sehingga memiliki jangka waktu kedaluwarsa yang pendek dan
hal ini tentu membuat perusahaan benar-benar bekerja keras dalam membuat
strategi distribusi produk yang baik untuk meminimalisir penarikan produk yang
tidak laku dan sudah kedaluwarsa..
C. Flowchart Supply Chain Management Sari Roti

1. Bahan baku untuk membuat roti dikirim oleh pemasok ke pabrik Sari Roti.
Bahan baku yang baru dikirim tersebut kemudian harus melewati seleksi ketat
untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan dengan tujuan
mendapatkan bahan baku terbaik untuk menghasilkan produk yang
berkualitas.
2. Setelah memenuhi standar perusahaan, bahan baku tersebut disimpan di
dalam gudang khusus bahan baku yang disesuaikan dengan persyaratan
penyimpanan masing-masing bahan baku. Sebagian besar bahan baku
langsung diolah untuk memproduksi roti, sehingga persediaan bahan baku di
gudang tidak menumpuk terlalu banyak guna meminimalkan kerugian
perusahaan apabila bahan baku tersebut rusak atau kedaluwarsa.
3. Dalam proses produksi, perusahaan menggunakan sistem Make To Stock
(MTS). Perusahaan melakukan kegiatan produksi secara terus menerus setiap
harinya, yaitu dilakukan 24 jam dalam sehari selama 7 hari untuk setiap
minggunya dengan mengatur karyawan dalam 3 shift jam kerja setiap harinya
agar produksi roti dapat terus berjalan.
4. Dalam proses pendistribusian, perusahaan memberlakukan sistem Just In
Time sehingga perusahaan tidak menimbun persediaan dan dapat menjamin
produk senantiasa baru dan berkualitas. Distribusi dilakukan kepada retailer
atau wholesaler seperti minimarket atau supermarket, direct selling kyaitu
kepada agen-agen, serta toko-toko.
5. Perusahaan juga senantiasa memperhatikan masa kadaluarsa produk roti
yang beredar di agen-agen penjual, yaitu dengan melakukan penarikan roti 1
hari sebelum tanggal kedaluwarsa. Produk Sari Roti yang ditarik akan dikirim
kembali ke pabrik, kemudian dimasukkan ke dalam mesin penghancur.

D. Permasalahan dan Solusi


1. Proses produksi dilaksanakan mulai bahan baku hingga menjadi produk jadi
tanpa menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen, aktivitas
seperti ini disebut MTS (Make To Stock). Hal ini juga mempunyai dampak
buruk, yaitu dibuatnya produk roti dalam jumlah yang telah ditentukan,
namun jika tidak berdasarkan pesanan dari pelanggan, maka ada produk yang
lebih atau tidak laku. Solusinya adalah dengan membuat survey dari
pelanggan mengenai produk yang banyak diminati sehingga perusahaan dapat
memperkirakan jumlah produksi roti.
2. Permasalahan yang lain ialah produk sari roti mempunyai masa kadaluarsa
yang singkat sehingga perusahaan harus membuat inovasi baru untuk lebih
menarik minat konsumen karena konsumen tentunya akan membeli produk
dengan masa kadaluarsa yang cukup lama.
3. Produk sari roti yang tidak laku di pasaran dan telah habis masa
kadaluarsanya akan dihancurkan di mesin penghancur. Hal ini tidak efektif,
karena perusahaan akan mengalami kerugian jika banyak produk yang tidak
laku dan telah melewati masa kadaluarsa. Oleh karena itu, dapat diberikan
diskon kepada konsumen mendekati masa kadaluarsa produk roti, sehingga
perusahaan mendapat cost dibandingkan jika produk dihancurkan.

Flowchart setelah identifikasi masalah

Anda mungkin juga menyukai