Bab III
Penentuan Risiko
Oleh
PERBANAS INSTITUTE
BEKASI
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
menyalesaikan makalah Penentuan Risiko. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Internal Auditing. Untuk itu kami selaku
penyusun sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Internal Auditing yang
telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat
pada waktunya.
Selaku penyusun kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar
kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kami selaku penyusun.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang Penulisan..........................................................................................................1
1. 2 Manfaat Penulisan.....................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2. 1 PENENTUAN RISIKO.............................................................................................................2
2.1.1 Siapa yang Memanfaatkan Penentuan Risiko ?..................................................................3
2.1.2 Merencanakan Penentuan Risiko dan Eksposur.................................................................3
2.1.3 Memperluas Audit Berbasis Risiko...................................................................................4
2.1.4 Organisai Tanpa Proses Manajemen Risiko.......................................................................5
2.1.5 Risiko Audit dan Komponen-komponennya pada Audit Laporan Keuangan....................6
2.1.6 Jenis-jenis Risiko Audit.....................................................................................................9
2.1.7 Hubungan Antar Risiko...................................................................................................10
2.1.8 Suatu Persediaan Risiko...................................................................................................11
2.1.9 Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Tentang Risiko.................................................................12
2. 2 STRATEGI PENENTUAN RISIKO AUDIT..........................................................................13
2.2.1 Strategi Penentuan Risiko Bell Canada............................................................................13
2.2.2 Risiko Kecurangan Manajemen.......................................................................................14
2.2.3 Membuat Rencana Penentuan Resiko..............................................................................16
2.2.4 Manajemen Resiko..........................................................................................................17
2.2.5 Sistem Evaluasi Resiko....................................................................................................24
2.2.6 Kebutuhan Akan Beberapa Perangkat..............................................................................25
BAB III...............................................................................................................................................26
KESIMPULAN...................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pekerjaan audit, seorang auditor tidak lepas dari salah satu prosesnya, yaitu
penentuan risiko audit. Adanya Risiko Audit diakui dalam pernyataan pada laporan keuangan
bentuk baku bahwa auditor memperoleh “keyakinan memadai” apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Dalam SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam
Pelaksanaan Audit, Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak
mengandung salah saji material. Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa agar
risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan
risiko audit merupakan hal yang penting dalam proses audit suatu entitas. Besaran risiko audit
menentukan prosedur audit yang akan dilakukan, oleh sebab itu besaran risiko audit harus
1. 2 Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat lebih mudah dalam memahami materi dalam BAB III yang
membahas mengenai penentuan risiko sehingga membantu pembaca lebih mudah untuk :.
1
c. Memahami hubungan antarrisiko
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 PENENTUAN RISIKO
Auditor internal harus memiliki pemahaman mengenai proses penentuan risiko dan
sarana yang digunakan untuk melakukannya. Auditor internal harus memasukkan hasil
penentuan risiko ke dalam program audit untuk memastikan bahwa kontrol-kontrol yang
Penentuan risiko merupakan tanggung jawab yang tidak terpisahkan dan terus-
menerus dari manajemen. Dikatakan integral karena manajemen tidak dapat menetapkan
tujuan dan dengan mudah mengasumsikan bahwa tujuan tersebut akan tercapai. Banyak
hambatan yang muncul akan menghalangi perjalanan mencapai tujuan. Beberapa hambatan
a. Suatu hukum atau peraturan baru mengalihkan sumber daya dari operasi yang
c. Sebuah terobosan teknologi membuat satu atau lebih tujuan menjadi usang
d. Seorang manajer yang tidak kompeten mengabaikan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Tujuan penentuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam risiko yang
ada serta prioritas, dan keterbatasan dari daftar risiko tersebut. Oleh karena itu, penentuan
risiko merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen, yang harus dilakukan
3
secara terorganisasi dan berurutan. Jadi,proses penentuan risiko itu sendiri merupakan hal
sebagai alat yang penting dalam merancang sistem-sistem baru. Sistem baru tersebut, baik
manual atau komputerisasi, dibuat untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Bagian
penting dalam perancangan dan pengembangan proses adalah identifikasi dari semua
kejadian dan tindakan yang mungkin mencegah sistem dari mencapai tujuannya.
disyaratkan untuk membuat penentuan risiko setiap tahun yang akan digunakan sebagai
dasar untuk membuat pernyataan publik mengenai kondisi dan sistem kontrol internal.
Akuntan publik harus membuat penentuan risiko untuk mematuhi standar mereka.
Statement on Auditing Standards (SAS) No. 55 dari American Institute of Certified
Accountantsn (AICPA) menguraikan tanggungjawab akuntan untuk mendapatkan
pemahaman atas sistem kontrol. Akuntan publik juga melakukan penentuan risiko dalam
merencanakan audit mereka. Apa saja risiko-risiko kegagalan yang dapat mengancam
pencapaian tujuan audit? Pengujian audit mana yang seharusnya digunakan untuk
memastikan bahwa tujuan audit tercapai? Satu risiko yang dapat muncul adalah memilih
pengujian yang tidak tepat, yang lainnya adalah penggunaan rencana dan teknik pengambilan
sampel yang tidak tepat dan lain sebagainya.
Auditor internal terlibat dalam penentuan risiko sejak awal profesi berdiri. Kesalahan
yang bisa terjadi dilakukan dengan pengidentifikasian kesalahan atau ketidakwajaran yang
potensial merupakan persyaratan mutlak untuk menentukan prosedur kontrol yang harus
diterapkan.
Pada kebanyakan entitas, departemen audit internal akan menjadi pemain utama dalam
4
penentuan risiko yang mengarahkan laporan tahunan manajemen untuk mengemukakan
beberapa entitas untuk memastikan bahwa kelemahan yang ditemukan selama tahun tersebut
Rencana audit harus dirancang untuk memasukkan pertimbangan tentang risiko dan
mempertimbangkan risiko dan eksposur. Rencana audit harus menilai tingkat strategis
Konsep audit berbasis risiko secara tradisional bermula dari observasi dan analisis
control, kemudian berlanjut ke penentuan risiko yang berkaitan dengan operasi, dan
akhirnya ke penentuan apakah aktivitas ini sesuai dengan tujuan-tujuan organisasi. Para
tujuan organisasi yang ditetapkan dan kemudian menentukan risiko melalui identifikasi,
pengukuran dan penempatan prioritas dan akhirnya melakukan manajemen risiko dengan
cara:
Konsep manajemen risiko ini telah semakin diterima karena risiko tidak dapat
5
dihindarkan disemua jenis operasi dan adanya kebutuhan untuk mengakomodikasikannya
yang terpisah
manajemen risiko. Hal ini merupakan contoh audit internal menuju bidang yang memberikan
unsur bernilai tambah terhadap fungsi yang bernilai waktu, yang berkaitan dengan risiko dan
Pada bab ini, sebagian besar mejelaskan dua aspek risiko, pertama, auditor internal
harus menelaah risiko pada bidang-bidang yang diaudit untuk membuat program audit.
Kedua, jika terdapat program manajemen risiko, auditor internal harus mengevaluasinya
6
menggunakan operasi dan kontrol manajemen risiko.
mengenai bantuan audit internal yang dapat diberikan dalam proses manajemen
risiko.
5. Mendapat konsep dari manajemen mengenai peran yang harus dimainkan audit
independensi.
Auditor dan manajemen terus mempetanyakan luas dan probabilitas risiko. Luas Risiko
adalah jumlah yang berpotensi terkena risiko dimana probabilitas adalah kemungkinan
terjadinya risiko. AICPA telah memberikan pedoman mengenai hal ini melalui beberapa
Stetement on Auditing Standards (No. 47, No, 53, No. 55). Risiko audit terdiri dari dua
tingkatan, tingkat laporan keuangan dan saldo akun (atau tingkat kelompok transaksi). Pada
tingkat laporan keuangan - risiko audit adalah “risiko bahwa auditor mungkin secara tidak
sengaja gagal memodifikasi dengan layak pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji
secara material”. Auditor diharapkan untuk merencanakan audit sehingga risiko audit dibatasi
Dalam menentukan risiko audit pada tingkat laporan keuangan, standar audit (AU
7
316) menyatakan bahwa seorang auditor harus mempertimbangkan karakteristik manajemen,
disebutkan berikut ini bisa menunjukkan situasi yang meningkatkan risiko audit :
1. Karakteristik Manajemen
3. Karakteristik Penugasan
d. Sebelumnya terdapat salah saji signifikan yang dideteksi selama audit atau tidak
8
tersedia data mengenai hal tersebut.
Kesimpulan auditor mengenai risiko audit pada tingkat laporan keuangan akan berdampak
pada :
a. Penugasan staf
Dalam mempertimbangkan risiko audit pada tingkat saldo akun atau kelompok
transaksi, seorang auditor harus mempertimbangkan asersi-asersi laporan keuangan. Asersi
adalah representasi manajemen yang terdapat dalam saldo akun, kelompok transaksi dan
pengungkapan. Pada tingkat saldo akun atau kelompok transaksi, risiko audit terdiri atas:
a) Risiko bahwa saldo atau kelompok dan asersi terkait mengandung salah saji baik
oleh dirinya sendiri atau dengan yang lainnya yang dapat berdampak material
terhadap laporan keuangan (disebut risiko bawaan atau risiko kontrol).
b) Risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji tersebut bila memang terjadi
salah saji (disebut risiko deteksi).
Jadi risiko audit pada tingkat saldo atau kelompok memiliki tiga komponen yaitu
risiko bawaan, risiko kontrol, dan risiko deteksi. Seorang auditor diharapkan untuk
merencakan audit sehingga risiko audit pada tingkat saldo atau kelompok transaksi dibatasi
sehingga memungkinkan auditor memberikan opini pada risiko audit yang rendah pada
tingkat laporan keuangan.
SAS memberikan contoh faktor-faktor berikut yang harus dipertimbangkan auditor dalam
d. Salah saji signifikan yang mungkin terjadi, berdasarkan informasi yang diperoleh
9
e. Kerentanan aktiva untuk disalahgunakan
dan operasi kebijakan dan prosedur yang layak untuk membenarkan penetapan
tersebut.
h. Ukuran dan volume hal-hal yang tercakup dalam saldo akun atau kelas transaksi
i. Kompleksitas perhitungan
10
2.1.6 Jenis-jenis Risiko Audit
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material,
dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal
terkait yang ditetapkan. Risiko bawaan adalah risiko yang bersifat intrinsik terhadap suatu
entitas. Risiko dari salah saji seperti ini lebih besar untuk beberapa asersi dan saldo atau
3. Kas lebih rawan dicuri dibandingkan persediaan batu kapur (jumlah yang lebih
mudah dicuri dan memiliki nilai tinggi dibandingkan dengan barang yang sulit
mungkin membuat persediaan tertentu menjadi usang dan dinilai terlalu tinggi.
melekat pada gaya manajemen. Jika risiko-risiko bawaan dalam suatu organisasi telah
b. Risiko Kontrol
Risiko kontrol adalah risiko bahwa salah saji material yang terjadi pada suatu asersi
11
tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur
kontrol internal suatu entitas. Beberapa risiko kontrol akan tetap ada karena adanya
Seorang auditor bisa menilai risiko kontrol pada tingkat maksimum apabila
kebijakan maupun prosedur tidak efektif atau menghabiskan banyak biaya untuk
auditor tersebut diharapkan mempreroleh bahan bukti mengenai rancangan dan operasi
c. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat pada suatu asersi. Risiko Deteksi dapat terjadi karena seorang auditor
memutuskan tidak memeriksa 100 persen saldo atau transaksi atau karena ketidakpastian
yang lainnya. Termasuk dalam ketidakpastian lainnya ini adalah pemilihan prosedut audit
yang tidak layak, salah penerapan prosedur audit, atau salah interpretasi hasil-hasil
prosedur audit. Ketidakpastian lainnya harus dikurangi sampai ke tingkat yang bisa
Seorang auditor dapat mengevaluasi risiko-risiko ini baik secara kuantitatif maupun
Ketika menggunakan rumus ini auditor bisa menilai risiko audit yang direncanakan untuk
sebuah asersi, risiko bawannya dan risiko controlnya untuk menentukan risiko penentuan
12
Seorang auditor akan memilih prosedur-prosedur audit yang menurutnya akan mengurangi
risiko deteksi dibawah risiko penemuan yang direncanakan. Hal ini menekankan konsep
bahwa risiko bawaan dan risiko kontrol terpisah dai audit. Sebagai tambahan, perubahan
dalam struktur kontrol internal yang direkomendasikan dan direncanakan setelah periode
audit tidak akan mengubah penilaian auditor atas risiko kontrol untuk periode sekarang.
Oleh karena itu, untuk suatu tingkat risiko audit yang direncanakan, risiko bawaan dan
risiko kontrol berhubungan tebalik dengan risiko deteksi. Makin besar risiko bawaan dan
risiko kontrol terkait dengan suatu asersi, makin rendah risiko deteksi yang dapat diterima
dan makin banyak bukti audit yang harus dikumpulkan. Seorang auditor harus
melaksanakan beberapa pengujian subtantif, jika terdapat salah saji material. Dalam
beberapa kasus auditor tidak hanya mengandalkan penentuan risiko kontrol dan risiko
perencanaan
Pengembangan persediaan risiko mencakup proses yang terdiri dari empat tahap
13
2. Mengonsolidasikan dan mengorganisasikan risiko-risiko tersebut
Persediaan risiko disusun dalam dua bagian dasar. Risiko-risiko ekternal mencakup :
a. Lingkungan
b. Bencana
c. Pasar keuangan
d. Peringkat
b. Integritas
e. Keuangan.
risiko-risiko mereka dan mengaudit area-area yang memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi
mengevaluasi berbagai cara berbeda untuk menilai risiko. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini
14
f. Perubahan-perubahan apa yang terjadi pada produk dan/ atau jasa yang ditawarkan?
Beberapa organisasi telah membuat daftar pertanyaan yang akan digunakan auditor dalam
yang akan digunakan auditor. Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut kemudian akan dibuat
skor. Setelah skor ditentukan, auditor bisa membuat rencana audit berdasarkan skor relatif.
Bell Canada telah menggunakan evaluasi risiko sebagai sebuah bagian integral dari
proses pencatatan auditnya. Suatu perangkat dibuat untuk membantu auditor menentukan
jenis atau tingkat risiko setiap operasi yang diaudit. Setiap operasi yang diaudit dibagi ke
dalam subproses, fungsi, atau ektivitas kunci. Bagian-bagian ini membentuk suatu sumbu
pada matriks risiko. Pada sumbu yang lain auditor membuat daftar sepuluh risiko usaha
15
Tidak Dapat Diterima dengan GAAP atau tidak sesuai dengan
kondisi.
3. Interupsi Bisnis Penurunan nilai yang signifikan terhadap
kemampuan menyediakan jasa atau terhadap
fungsi.
4. Kritik Pemerintah atau Tindakan Sanksi berkenaan dengan hukum, peraturan,
Hukum atau otoriatas pemerintah.
5. Biaya yang Berlebihan Setiap pengeluaran, baik pengeluaran modal
maupun beban, yang seharusnya bisa
dihindari atau dikurangi.
6. Pendapatan yang Kurang Kehilangan pendapatan atau kompensasi ke
pihak yang berhak.
7. Kerusakan atau Kehilangan Aktiva Pengurangan nilai atau kehilangan fasilitas,
peralatan, bahan baku, kas, atau klaim
terhadap uang atau data.
8. Kerugian Kompetitif Dan Ketidakmampuan memenuhi permintaan
Ketidakpuasan Publik/Pelanggan pasar atau merespon secara efektif terhadap
tantangan persaingan.
9. Kecurangan dan Konflik Penyalahgunaan kebijakan, aturan atau etika,
Kepentingan atau penurunan kepercayaan. Aspek moneter
atau informasi yang menyesatkan.
10. Kebijakan atau Keputusan Integritas informasi untuk pengambilan
Manajamen yang Salah keputusan manajemen yang mengakibatkan
ketidaktepatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan lain-lain
Artikel terbaru mengenai risiko yang terkait dengan kecurangan atau penipuan yang
dilakukan oleh manajemen membahas model risiko kecurangan yang dapat digunakan oleh
16
Terdapat tiga elemen yang akan digunakan dalam proses evaluasi risiko dan risiko-risiko
- Pesatnya pertumbuhan
- Mendapatkan pendanaan
- Mendapatkan bonus
- Ketidakjujuran
Pondasi penentuan risiko tercakup dalam definisi kontrol internal. Kontrol internal
adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan karyawan
17
lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar mengenai pencapaian
1. Tujuan operasional
Berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi entitas, termasuk kinerja dan tujuan
Berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang andal, termasuk pencegahan pelaporan
3. Tujuan-tujuan ketaatan
Berkaitan dengan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku bagi entitas yang
Jika risiko-risiko telah terindetifikasi, berbagai pilihan kontrol dapat diterapkan untuk risiko-
risiko tersebut dalam rangka penentuan kontrol optimal yang akan diterapkan. Kontrol
optimal adalah struktur kontrol terbaik dalam suatu kondisi dan memiliki pertimbangan
Risiko biasanya dipandang negatif, padahal risiko merupakan esensi usaha dan fungsi
jenis usaha dimana aspek positif melebihi aspek negatifnya. Misalnya, penetapan batas kredit
18
menguntungkan dan berhati-hati dengan cara yang layak dan efisien. Evaluasi kontrol yang
positif, membantu mengidentifikasi risiko dan kontrol terkait untuk meningkatkan operasi
Disamping penentuan risiko dan bantuan kepada manajemen dalam mengubah risiko menjadi
Kontrol risiko
Pendanaan risiko
Administrasi
Pada Practice Advisory 2110-1, “Penilaian Kecukupan Proses Manajemen Risiko” ada
a) Risiko yang muncul dari strategi dan aktivitas usaha diidentifikasi dan diprioritaskan.
b) Manajemen dan dewan komisaris menentukan tingkat risiko yang dapat diterima oleh
19
c) Aktivitas penghindaran risiko dirancang dan diimplementasikan untuk mengurangi,
atau justru mengelola risiko pada tingkat yang dapat diterima manajemen dan dewan
komisaris.
e) Dewan komisaris dan manajemen menerima laporan periodik mengenai hasil proses
manajemen risiko.
2. Metode-Metode Analitis
Identifikasi dan penggunaan risiko untuk mengembangkan sebuah struktur kontrol yang
Penyajian grafik dua dimensi dari sebuah operasi dalam hal aliran aktivitas melalui
20
21
b) Kuesioner kontrol internal
yang akan disurvei dan segera diaudit. Terdapat kuesioner jenis lain yang biasa
digunakan oleh auditor yang dikenal sebagai kuesioner kontrol internal (internal
22
control questionnaire – ICQ). ICQ dimulai dari jawaban yang diketahui atau diinginkan
ICQ digunakan untuk evaluasi berkelanjutan atas kontrol yang ada dan dapat
digunakan dalam analisis risiko. ICQ merupakan uji ketaatan yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa kontrol masih diterapkan dan bahwa risiko dapat dievaluasi.
c) Analisis matriks
Control and Audit). Suatu matriks kontrol merupakan alat untuk membandingkan
kontrol dengan risiko guna memastikan bahwa setiap risiko memiliki kontrol yang
layak. Matriks kontrol juga mengakui bahwa kontrol tertentu bisa memberikan
komputer. komputer.
2. Individu yang tidak memiliki otorisasi di B. Alat modern dihubungkan hanya jika
catatan komputer, dan bisa berhasil di tersebut diperiksa setiap hari oleh
23
Kontrol preventif mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan. Kontrol
preventif lebih disukai daripada kontrol detektif karena kontrol preventif lebih efisien
Laporan pengaman harian adalah kontrol detektif. Kontrol detektif memiliki sifat
2) Identifikasi dan analisis kejadian yang tidak diinginkan untuk menentukan apa yang
harus dilakukan.
3) Koreksi.
4) Pengecekan tindakan korektif untuk melihat apakah risiko yang tidak diinginkan
telah diperbaiki/dinetralkan.
Studi COSO mencakup satu volume berjudul “Evaluation Tools”. Dalam pendahuluan
bukan merupakan bagian yang integral dari kerangka kerja, dan penyajiannya disni
mengevaluasi suatu sistem kontrol internal, atau bahwa semua masalah harus disajikan
metode yang lebih disukai untuk dilakukan dan mendokumentasikan sebuah evaluasi.
Selanjutnya studi tersebut menyatakan kontrol internal memiliki lima komponen yang
1) Lingkungan kontrol
24
Inti suatu bisnis adalah rang-orangnya (karakteristik, integritas, etika, kompetensi,
2) Penentuan risiko
harmonis.
3) Aktivitas-aktivitas kontrol
5) Pengawasan
f) Metode courtney
Suatu teknik penilaian yang menarik dan sederhana sehubungan dengan biaya kontrol
uang (dolar, rupiah) ke risiko-risiko potensial, dan estimasi terbuat dari frekuensi yang
Metode pemberian nilai yang lain dan lebih sederhana hanya memasukkan estimasi
Misalnya, nilai suatu aktiva $ 100.000. Terdapat kontrol yang memadai denga
memberikan tanda jika ada aktiva yang hilang dalam persentase besar. Namun
25
kemungkinan terdapat persentase yang lebih kecil tidak dapat terdeteksi.
$ 15.000 5% $ 750
Jika kontrol baik dapat diterapkan dengan biaya kurang dari 3.500, maka secara finansial
cukup layak. Jika biayanya lebih besar, kontrol yang berbiaya lebih murah atau risiko
berdasarkan penentuan jawaban spesifik dan bobotnya merupakan aspek yang penting. Skor
risiko untuk situasi tertentu dievaluasi terhadap semua risiko lainnya dan digunakan untuk
a. Risiko operasi
b. Risiko estimasi
26
c. Risiko konsentrasi
Probabilitas
Tidak ada satu perangkat yang sempurna untuk melaksanakan penentuan resiko atau
mengukur efektivitas kontrol. Perangkat auditor berisi alat yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda.
a. SAS memberi auditor alat untuk mengevaluasi sifat resiko dan kontrol dalam suatu
entitas.
b. Memiliki gambaran tentang kontrol dan penerapannya serta pemahaman proses yang
c. Evaluasi untuk menilai risiko dalam struktur kontrol dan menilai risko dalam operasi.
d. Analisis matriks untuk membandingkan risiko khusus dengan kontrol dan mengukur
27
BAB III
KESIMPULAN
Tujuan penentuan risiko adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam risiko
yang ada serta prioritas, dan keterbatasan dari daftar risiko tersebut. Oleh karena itu,
penentuan risiko merupakan fungsi yang berkelanjutan dalam proses manajemen, yang harus
dilakukan secara terorganisasi dan berurutan. Jadi, proses penentuan risiko itu sendiri
Risiko audit terdiri dari dua tingkatan, tingkat laporan keuangan dan saldo akun (atau
tingkat kelompok transaksi). Pada tingkat laporan keuangan - risiko audit adalah “risiko bahwa
auditor mungkin secara tidak sengaja gagal memodifikasi dengan layak pendapatnya atas
laporan keuangan yang salah saji secara material”, sedangkan risiko audit pada tingkat saldo
atau kelompok memiliki tiga komponen yaitu risiko bawaan, risiko kontrol, dan risiko deteksi.
berhati-hati dengan cara yang layak dan efisien. Evaluasi kontrol yang positif, membantu
mengidentifikasi risiko dan kontrol terkait untuk meningkatkan operasi dari posisi pendapatan
dan laba.
28
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhoffer dan James H. Scheiner, 2005. Sawyer’s
Internal Auditing, Fifth Edition, Alih Bahasa: Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta.
Akuntan Publik Indonesia, SA Seksi 312 Risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit.
Standar Profesional Akuntan Publik, (25).
29