Disusun Oleh:
Kelompok 2
Satrio Trisakti Laksono (2011070353)
Sangaji Wicaksono (2011070443)
Suci Fitriyani (2011070317)
Apriyanti Nurcahyani (1911070218)
Yusida Br Sitorus (2011070440)
Tesalonika Widiasari (2011070337)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ABFI PERBANAS INSTITUTE
2021
PENGERTIAN VALUE CHAIN
Menurut Porter yang dikutip oleh David (2012:225), bisnis sebuah perusahaan paling
baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (Value Chain), dimana total pendapatan dikurangi total
biaya semua aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa
yang dihasilkan nilai. Porter (2010:39-41) menjelaskan bahwa Value Chain terbagi atas 2 (dua)
kelompok aktivitas dan di dalam aktivitas – aktivitas tersebut terbagi lagi atas beberapa kategori
aktivitas sebagai berikut:
1 Primary Activities
Merupakan seluruh kegiatan bisnis yang mampu menciptakan nilai ataupun manfaat
untuk para pelanggan dalam menyajikan sesuatu yang mampu menunjukkan keistimewaan
perusahaan di dalam pasar. Kegiatan utama ini dinilai sebagai kegiatan yang penting dalam
menjalankan bisnis. Kegiatan utama seperti :
a. Inbound Logistic Aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan bahan baku hingga
bahan baku dapat digunakan dalam proses produksi.
b. Operation Aktivitas yang berhubungan dengan perubahan bahan baku menjadi produk
akhir.
c. Outbound logistic, adalah suatu kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
menyebarkan produk ataupun jasa kepada pelanggan.
d. Marketing and sales, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan juga
penjualan seperti promosi, dll.
e. Service, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan layanan agar bisa
lebih meningkatkan pemeliharaan suatu produk, seperti perawatan, perbaikan, dan juga
pelatihan.
2 Support Activities
Merupakan suatu kegiatan perusahaan yang bertujuan dalam memberikan aktivitas guna
mencapai kegiatan utama perusahaan. Dalam hal ini, kegiatan pendukung adalah penunjang
dari kegiatan utama, yang mana tanpa adanya kegiatan ini maka akan membuat kegiatan
utama menjadi kurang maksimal atau tidak bisa berjalan sama sekali. Kegiatan pendukung
seperti:
a. Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan biaya dan juga aset yang berkaitan dengan manajemen umum, keuangan,
akuntansi, keamanan, dan juga keselamatan sistem informasi.
b. Manajemen sumber daya manusia (SDM) (human resources management), adalah suatu
kegiatan pelatihan, pengembangan, dan juga kompensasi untuk seluruh jenis personel
yang di dalamnya termasuk mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
c. Pengembangan teknologi (technology development), adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perbaikan proses, produk, pengembangan software, perancangan alat, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, sampai membangun dukungan sistem yang
terkomputerisasi.
d. Pengadaan (procurement), adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan cara
mendapatkan sumber daya, seperti fungsi pembelian yang digunakan di dalam value
chain
Value chain harus melakukan strategi terlebih dahulu. Strategi ini sebagai rangkaian kegiatan
yang lebih terkoordinir dan juga lebih terintegrasi guna mendapatkan keunggulan bersaing.
Strategi yang terdapat di dalam value chain sendiri terdiri dari:
3 Strategi Diferensiasi
Arti dari diferensiasi adalah berbeda. Di zaman seperti saat ini, perusahaan yang hanya
mengeluarkan produk yang sama dengan yang lain tentu tidak akan terlihat menarik. Sama
halnya dalam strategi bisnis, perusahaan bisa menerapkan strategi ini secara efektif.
Menggunakan tampilan yang berbeda juga harus terus dijaga agar konsumen tidak lekas
melupakan produk.
Tujuan utama dari menerapkan value chain adalah demi meningkatkan keuntungan
perusahaan dan sebisa mungkin mengurangi biaya produksi perusahaan. Selain itu, value chain
juga bisa meningkatkan nilai ataupun pemanfaatan produk ataupun jasa yang akan diproduksi.
Selain itu fungsi value chain adalah sebagai berikut :
Menurut CIMA dan Buku David & David Bab 6, Value Chain Analysis (VCA) diperlukan
untuk melihat bagaimana aktivitas perusahaan membuat suatu nilai (value) kepada pelanggannya
(customernya) Ada 3 step:
1. Separate theorganisation’s operations into primary and support activities. (Memisahkan
aktivitas pokok dan aktivitas pendukung PT GGRM)
2. Allocate cost to each activity (Alokasi biaya ke setiap aktivitas) -allocate cost
3. Identify the activities that are critical to customer’s satisfaction and market success
(Identifikasi setiap aktivitas yang sangat berkaitan dengan kepuasan pelanggan dan pasar)
1. Company mission. This influences the choice of activities an organisation under takes. (Misi
perusahaan. Hal ini mempengaruhi pilihan aktivitas yang dilakukan oleh organisasi.)
2. Industry type. The nature of the industry influences the relative importance of activities.
(Jenis industri. Sifat industri mempengaruhi kepentingan relatif dari kegiatan.)
3. Value system. This includes the value chains of an organisation’s upstream and downstream
partners in providing products to end customers. (Sistem nilai. Ini termasuk rantai nilai mitra
hulu dan hilir organisasi dalam menyediakan produk kepada pelanggan akhir.)
A. Primary Activities
Terdiri dari :
1. Inbound Logistics
Penyimpanan Data Pelanggan –Important
Penyimpanan Data Karyawan-Important
Penyimpanan Barang –Very Important
Bukti sudah modernnya sistem TI di PT. Gudang Garam Tbk. juga terlihat pada sistem rantai
pasokan (supply chain management). Bukti sudah modernnya sistem TI di PT. Gudang Garam
Tbk. juga terlihat pada sistem rantai pasokan (supply chain management). Puluhan ribu petani
tembakau PT. Gudang Garam Tbk. semuanya sudah dikelola dengan bantuan TI, yakni sistem
berbasis bar code. Di bar code itu tercatatnama petani, luas petaknya, jenis tembakau
dan varietasnya, dan sebagainya. Jadi, ketika panen,tembakau (yang dibungkus) sudah bisa
dikirim dengan bar code. Dengan begitu, di tempat penampungan yakni di Lombok dan Madura
hasil panen tadi sudah bisa langsung dipindai(scan), sehingga tidak perlu ada petugas yang
mencatat lagi. Sistem barcoding telah diterapkan puladalam kegiatan pembelian material dan
proses di gudang. sistem barcoding digunakan karenagrade daun tembakau yang dihasilkan para
petani berbeda-beda. Saat ini, PT. Gudang Garam Tbk.mengonsumsi 60-70 ribu ton tembakau
kering per tahun.
2. Operations
a. Pemesanan Bahan Baku (ok) - Very Important
Rokok kretek sebenarnya merupakan ramuan dan perpaduan dari berbagai jenis
tembakau,cengkeh, saus dan bahan-bahan pembantu pilihan lainnya. Selain
pemesanan bahan baku di area Kediri (sebesar 514 are) spt: Temanggu dan
sekitarnya, diimpor juga dari luar negeri yaitu RRC dan Amerika.
b. Pengecekan Bahan Baku (ok) – Very Important
Tembakau: Proses pengecekan tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan
penghayatan yangmendalam dari para ahli tembakau (grader), baik tentang
aroma, rasa maupun ciri-ciri fisiknya.
Cengkeh: nama latin “Eugenia Caryophyllus” sebagai bahan utama bagi rokok
kretek seperti halnya tembakau, juga memerlukan teknik pemilihan, pemrosesan
dan penyimpanan yang rumit.
Saus dan bahan-bahan pembantu lainnya: Bahan pembantu yang juga
mempunyai andil terhadaprasa rokok adalah filter dan kertas sigaret (ambri).
c. Produksi Rokok (ok) –Important
PT Gudang Garam Tbk Kediri merupakan perusahaan yang memproduksi
rokok kretek dengan selalu mengedepankan kualitas produk yang diproduksi,
dimana hal tersebut dapat diketahui dari pemilihantembakau. Kesuksesan Gudang
Garam tidak lepas dari hasil kerja keras pendirinya, yaitu Surya Wonowidjojo
yang pandai meramu racikan rokok kretek dengan prinsip bahwa setiap rokok
kretek sejati haruslah “harum, gurih, dan nikmat”, yang kemudian menjadi slogan
Gudang Garam.
Tembakau: Daun tembakau kering, sebelum siap untuk dijadikan bahan baku
rokok, memerlukanproses pengolahan yang panjang dan rumit, yaitu dimulai dari
pemisahan gagang-gagang, pembersihanbenda-benda asing, perajangan, untuk
menjaga aspek hygienisnya hingga akhirnya dikemas dalamkemasan khusus
untuk disimpan dalam gudang dengan suhu dan kelembaban tertentu.
Cengkeh : dengan kualitas tinggi yang dibeli akan mengalami proses
pembersihan, perajangan dan pengeringan terlebih dahulu sebelum disimpan
dalam silo-silo stainless demi menjaga aspek hygienisnya.
Penjualan Rokok (ok) ada di PPT – Important
Pembayaran dari Pelanggan – Very Important
Ada kenaikan pembayaran dari pelanggan tercermin dari laporan arus
kas (dalam jutaan Rp)
3. Outbound Logistics
Keluarnya barang hasil produksi (rokok)- Very Important
Ada kenaikan keluarnya barang hasil produksi yang tercermin dalam CALK
Biaya Pokok Penjualan(dalam jutaan Rp),
Kompetensi inti merupakan sumber daya dan kemampuan yang telah ditentukan sebagai
sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan terhadap pesaingnya.
Kompetensi inti (core competencies) adalah kombinasi dari sumber daya dan kapabilitas
yang membedakan perusahaan dari para pesaingnya. Ini memberikan keunggulan
kompetitif ketika berkontribusi untuk menciptakan nilai, kelangkaan, dan tidak tersubstitusi. Ini
berakar pada kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan berbagai
sumber daya internal. Itu tidak hanya dengan mempekerjakan staf yang cerdas dan
inovatif. Sebaliknya, ini tentang mengatur tim untuk bekerja bersama dan saling
menguatkan. Koordinasi sangat penting karena seringkali, setiap kru bersaing untuk kepentingan
mereka sendiri.Selain itu, kompetensi inti fokus pada pembelajaran kolektif, terutama dalam
mengoordinasikan aliran teknologi dan keterampilan produksi. Kompetensi inti menjadi sumber
utama daya saing strategis. Ketika berhasil mengeksploitasinya, perusahaan dapat mencapai
keunggulan kompetitif.
Dengan itu, perusahaan menawarkan produk unik di mana pelanggan bersedia membayar
lebih (diferensiasi). Atau, perusahaan menjual produk dengan harga rata-rata, tetapi
dengan struktur biaya yang lebih rendah daripada pesaing rata-rata (cost leadership). Kedua
strategi ini akan menghasilkan laba maksimum dan laba atas modal lebih tinggi daripada rata-rata
industri. Perusahaan tidak hanya menciptakan nilai bagi pelanggan tetapi juga investor, terutama
pemegang saham. Pelanggan mendapatkan kepuasan dari produk (kualitas lebih tinggi atau lebih
murah). Di sisi lain, baik harga tinggi atau biaya rendah, keduanya
menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Akibatnya, pengembalian modal yang
diinvestasikan juga harus lebih tinggi dari rata-rata pesaing.
Kompetensi inti memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan posisi yang unggul di
atas para pesaingnya. Kompetensi inti memberikan keunggulan kompetitif ketika memenuhi
kriteria berikut:
Berharga
Jarang atau unik
Keduanya berkontribusi untuk menciptakan nilai pelanggan. Kompetensi seperti itu sangat
berharga jika perusahaan dapat menetralisir ancaman dan, pada saat yang sama, mengeksploitasi
peluang di lingkungan eksternal. Langka berarti tidak ada atau sedikit pesaing yang memilikinya,
kecil kemungkinan mereka akan melampaui perusahaan.
Agar keunggulan kompetitif berkelanjutan, kompetensi inti ini juga harus:
Sulit atau mahal untuk ditiru
Tidak dapat diganti (tersubstitusi)
2. Memiliki anak perusahaan yang dapat menunjang perusahaan induk dalam mengembangkan
usahanya
PT Surya Nusantara Sawitindo berfokus pada lini perkebunan
PT Surya Pamenang merupakan anak usaha Gudang Garam yang bergerak di bidang
industri kertas
PT Surya Air merupakan anak perusahaan Gudang Garam yang berada di sektor
penerbangan.
PT Dhanistha Surya Nusantara
Perushaan ini juga salah satu anak perusahaan Gudang Garam yang masuk ke dalam lini
bisnis perkebunan
Graha Surya Media merupakan perusahaan di bidang hiburan
Surya Dhoho Investama merupakan anak usaha Gudang Garam yang melaksanakan
pembangunan Bandar Udara Dhoho di Kediri, Jawa Timur
PT Surya Madistrindo merupakan perusahaan distribusi rokok
3. Kualitas rasa menjadi fokus utama dan dikomunikasikan melalui positioning statement “Pria
Punya Selera”, dengan tujuan untuk mempertahankan loyalitas konsumen.
Alat perumusan strategi ini merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama di bidang fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan di antara area-area tersebut.
Matriks IFE dan EFE merupakan matrik portofolio produk yang akan memetakan posisi
bisnis dalam diagram skematik yang dibagi dalam 9 sel. Matrik ini disusun berdasarkan 2
dimensi, yaitu total terbobot dari matrik IFE (Internal Factor Evaluation) pada sumbu horisontal
dan nilai terbobot dari matrik EFE (External Factor Evaluation) pada sumbu vertikal.
Matrik IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat kekuatan
dan kelemahan utama perusahaan terhadap fungsi-fungsi bisnisnya, sedangkan matrik EFE
memungkinkan perencana strategi untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti : Ekonomi,
politik, sosial, teknologi dan kondisi persaingan. Analisa ini mempunyai skala 100 hingga 400
pada setiap sumbu.
1. Buat daftar faktor internal utama yang diidentifikasi dalam proses audit internal.
2. Tetapkan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk
setiap faktor.
3. Tetapkan peringkat 1 hingga 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor
tersebut mewakili faktor utama kelemahan (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2),
kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4).
4. Kalikan bobot masing-masing faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor
tertimbang untuk setiap variabel.
5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor tertimbang
untuk organisasi.
Nilai
Key Internal Factor Bobot Rating (Bobot x
Rating)
Kelebihan
1 Kredibilitas Perusahaan 0,15 4 0,60
2 Telah menguasai 25% Pangsa Pasar Industri Rokok 0,15 4 0,60
Memiliki berbagai produk kedalam berbagai kelas
3 0,05 4 0,20
dan ragam yang memenuhi permintaan pasar
Produk unggulan memilki brand awareness yang
4 0,05 4 0,20
cukup tinggi
Perusahaan memiliki jangkauan distribusi yang
5 0,05 4 0,20
luas dengan sistem distribusi terorganisir
6 Sumber daya manusia yang kompeten dan loyal 0,10 4 0,40
7 Teknologi pencampuran tembakau dan lainnya 0,05 4 0,20
8 Memiliki sarana produksi packaging 0,05 3 0,15
9 Rasio kekuangan, kinerja saham & dividen 0,05 3 0,15
Kelemahan
Biaya produksi yang tinggi baik dari segi bahan
1 0,05 1 0,05
baku maupun teknologi
2 Peningkatan beban penjualan 0,05 2 0,10
3 Kegagalan launching produk rokok baru 0,05 2 0,10
4 Kurang cepatnya perusahaan dalam mengikuti 0,05 1 0,05
tren pasar yang terjadi dibanding dengan
kompetitor
Masih belum dioperasikanya dua anak perusahaan
5 0,10 2 0,20
yang dibuat di 2014 dan 2015
Total 1,00 42,00 3,20
KESIMPULAN
Menurut Porter yang dikutip oleh David (2012:225), bisnis sebuah perusahaan paling
baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (Value Chain). Porter (2010:39-41) menjelaskan bahwa
Value Chain terbagi atas 2 (dua) kelompok aktivitas, yaitu Primary Activities dan Supporting
Activities. Kedua hal tersebut adalah hasil dari kemampuan perusahaan dalam hal menggunakan
dan mengembangkan kompetensinya untuk bersaing dalam pasar dengan para kompetitornya.
Matrik IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat kekuatan
dan kelemahan utama perusahaan terhadap fungsi-fungsi bisnisnya, sedangkan matrik EFE
memungkinkan perencana strategi untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti : Ekonomi,
politik, sosial, teknologi dan kondisi persaingan.