Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN STRATEGIK

Analisis Lingkungan Internal


PT GUDANG GARAM Tbk

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Satrio Trisakti Laksono (2011070353)
Sangaji Wicaksono (2011070443)
Suci Fitriyani (2011070317)
Apriyanti Nurcahyani (1911070218)
Yusida Br Sitorus (2011070440)
Tesalonika Widiasari (2011070337)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ABFI PERBANAS INSTITUTE
2021
PENGERTIAN VALUE CHAIN

Menurut Porter yang dikutip oleh David (2012:225), bisnis sebuah perusahaan paling
baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (Value Chain), dimana total pendapatan dikurangi total
biaya semua aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa
yang dihasilkan nilai. Porter (2010:39-41) menjelaskan bahwa Value Chain terbagi atas 2 (dua)
kelompok aktivitas dan di dalam aktivitas – aktivitas tersebut terbagi lagi atas beberapa kategori
aktivitas sebagai berikut:

1 Primary Activities
Merupakan seluruh kegiatan bisnis yang mampu menciptakan nilai ataupun manfaat
untuk para pelanggan dalam menyajikan sesuatu yang mampu menunjukkan keistimewaan
perusahaan di dalam pasar. Kegiatan utama ini dinilai sebagai kegiatan yang penting dalam
menjalankan bisnis. Kegiatan utama seperti :
a. Inbound Logistic Aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan bahan baku hingga
bahan baku dapat digunakan dalam proses produksi.
b. Operation Aktivitas yang berhubungan dengan perubahan bahan baku menjadi produk
akhir.
c. Outbound logistic, adalah suatu kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
menyebarkan produk ataupun jasa kepada pelanggan.
d. Marketing and sales, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan juga
penjualan seperti promosi, dll.
e. Service, adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan menyediakan layanan agar bisa
lebih meningkatkan pemeliharaan suatu produk, seperti perawatan, perbaikan, dan juga
pelatihan.

2 Support Activities
Merupakan suatu kegiatan perusahaan yang bertujuan dalam memberikan aktivitas guna
mencapai kegiatan utama perusahaan. Dalam hal ini, kegiatan pendukung adalah penunjang
dari kegiatan utama, yang mana tanpa adanya kegiatan ini maka akan membuat kegiatan
utama menjadi kurang maksimal atau tidak bisa berjalan sama sekali. Kegiatan pendukung
seperti:
a. Infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan biaya dan juga aset yang berkaitan dengan manajemen umum, keuangan,
akuntansi, keamanan, dan juga keselamatan sistem informasi.
b. Manajemen sumber daya manusia (SDM) (human resources management), adalah suatu
kegiatan pelatihan, pengembangan, dan juga kompensasi untuk seluruh jenis personel
yang di dalamnya termasuk mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
c. Pengembangan teknologi (technology development), adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perbaikan proses, produk, pengembangan software, perancangan alat, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, sampai membangun dukungan sistem yang
terkomputerisasi.
d. Pengadaan (procurement), adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan cara
mendapatkan sumber daya, seperti fungsi pembelian yang digunakan di dalam value
chain

STRATEGI VALUE CHAIN

Value chain harus melakukan strategi terlebih dahulu. Strategi ini sebagai rangkaian kegiatan
yang lebih terkoordinir dan juga lebih terintegrasi guna mendapatkan keunggulan bersaing.
Strategi yang terdapat di dalam value chain sendiri terdiri dari:

1 Strategi Keunggulan Bersaing


Strategi keunggulan bersaing adalah suatu kemampuan pada perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap laba yang bisa diperoleh oleh kompetitor di
pasar dalam industri yang sama. Keberhasilan suatu perusahaan ini bisa diukur dengan daya
saing strategis dan juga profitabilitas yang tinggi. Kedua hal tersebut adalah hasil dari
kemampuan perusahaan dalam hal menggunakan dan mengembangkan kompetensinya
untuk bersaing dalam pasar dengan para kompetitornya. Perusahaan yang mempunyai
keunggulan kompetitif ini berarti mampu memahami adanya perubahan struktur di pasar dan
memilih strategi pemasaran yang lebih efektif.

2 Strategi Keunggulan Biaya


Harga jual, biaya, dan biaya lainnya akan menjadi pertimbangan pada setiap
perusahaan yang ingin menjual suatu barang ataupun jasa. Dari segi konsumen, keunggulan
biaya ini bisa dilihat dari sisi harga jual yang lebih murah untuk suatu barang yang nilainya
sama. Strategi keunggulan biaya ini akan menjadi instrumen yang sangat penting untuk
menjadi juara di dalam persaingan pasar. Biaya akan menjadi hal yang penting untuk
menerapkan strategi selanjutnya, yaitu diferensiasi. Kenapa? Karena kompetitor harus bisa
mempertahankan posisi biaya dengan para kompetitor lainnya agar mereka bisa tetap
unggul.
Rata-rata, setiap perusahaan ingin lebih fokus pada biaya manufaktur dan mengabaikan
dampak biaya pada kegiatan lainnya, seperti pemasaran, infrastruktur, dan juga layanan.
Cara untuk menyiasatinya adalah perusahaan tersebut harus mampu menawarkan produk
dan juga fungsi yang bisa diterima oleh konsumen namun dengan harga yang tetap mampu
bersaing di level pasar.

3 Strategi Diferensiasi
Arti dari diferensiasi adalah berbeda. Di zaman seperti saat ini, perusahaan yang hanya
mengeluarkan produk yang sama dengan yang lain tentu tidak akan terlihat menarik. Sama
halnya dalam strategi bisnis, perusahaan bisa menerapkan strategi ini secara efektif.
Menggunakan tampilan yang berbeda juga harus terus dijaga agar konsumen tidak lekas
melupakan produk.

FUNGSI RANTAI NILAI DALAM PERUSAHAAN

Tujuan utama dari menerapkan value chain adalah demi meningkatkan keuntungan
perusahaan dan sebisa mungkin mengurangi biaya produksi perusahaan. Selain itu, value chain
juga bisa meningkatkan nilai ataupun pemanfaatan produk ataupun jasa yang akan diproduksi.
Selain itu fungsi value chain adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dan Pengembangan


Diterapkannya sistem ini akan lebih memudahkan perusahaan dalam melakukan
penelitian dan juga pengembangan produk barang atau jasa yang sudah dipasarkan. Seperti
perusahaan bisa melihat apakah produk yang sudah disebarkan di pasar mampu bersaing
dengan produk kompetitor atau tidak. Bila memang tidak, contohnya karena harganya jauh
lebih mahal dari kompetitor, maka Anda bisa menerapkan strategi diferensiasi atau
keunggulan produk agar harga tinggi yang sudah di bandrol tidak diklaim terlalu mahal.
2. Desain Produk atau Jasa Hingga Proses
Suatu bisnis yang menerapkan value chain akan lebih terbantu dalam sisi mendesain
produk atau jasa hingga prosesnya agar bisa lebih mudah dijual di pasar. Karena, dengan
menggunakan sistem ini perusahaan akan mengetahui bahwa produknya tidak hanya
memberikan barang atau jasa yang berkualitas saja.
3. Produksi
Untuk fungsi yang satu ini sudah pasti sangat berkaitan dengan value chain. Anda bisa
menggunakan strategi value chain yang mampu meningkatkan produksi dalam sisi jumlah
dan juga efisiensi biaya. Seluruh strategi di dalam value chain bisa diterapkan untuk tim
produksi.
4. Pemasaran dan Penjualan
Pemasaran dan juga penjualan adalah dua hal penting di dalam perusahaan yang
berkaitan dengan pendapatan penjualan produk barang atau jasa. Untuk itu, value chain bisa
diandalkan dalam proses pemasaran dan juga penjualan.
5. Service
Distribusi dan juga pelayanan pelanggan pun menjadi fungsi lain dari penerapan value
chain. Kedua hal ini akan menjadi fungsi yang didasari dari strategi diferensiasi dan juga
keunggulan bersaing di pasar.

VALUE CHAIN ANALYSIS PT GUDANG GARAM

Menurut CIMA dan Buku David & David Bab 6, Value Chain Analysis (VCA) diperlukan
untuk melihat bagaimana aktivitas perusahaan membuat suatu nilai (value) kepada pelanggannya
(customernya) Ada 3 step:
1. Separate theorganisation’s operations into primary and support activities. (Memisahkan
aktivitas pokok dan aktivitas pendukung PT GGRM)
2. Allocate cost to each activity (Alokasi biaya ke setiap aktivitas) -allocate cost
3. Identify the activities that are critical to customer’s satisfaction and market success
(Identifikasi setiap aktivitas yang sangat berkaitan dengan kepuasan pelanggan dan pasar)

Dalam menganalisa ini, dibutuhkan 3 hal penting:

1. Company mission. This influences the choice of activities an organisation under takes. (Misi
perusahaan. Hal ini mempengaruhi pilihan aktivitas yang dilakukan oleh organisasi.)
2. Industry type. The nature of the industry influences the relative importance of activities.
(Jenis industri. Sifat industri mempengaruhi kepentingan relatif dari kegiatan.)
3. Value system. This includes the value chains of an organisation’s upstream and downstream
partners in providing products to end customers. (Sistem nilai. Ini termasuk rantai nilai mitra
hulu dan hilir organisasi dalam menyediakan produk kepada pelanggan akhir.)

Memisahkan operasi pokok dan operasi support PT GGRM

Model Value Chain Porter ada dua aktivitas yaitu:

A. Primary Activities
Terdiri dari :
1. Inbound Logistics
 Penyimpanan Data Pelanggan –Important
 Penyimpanan Data Karyawan-Important
 Penyimpanan Barang –Very Important

PT Gudang Garam memakai sistem ORACLE untuk mengintegrasikan sistemnya.


Penggunaan ERP dari Oracle itu mencakup hampir semua proses bisnis penting, mulai dari
akuntansi dan keuangan,manufaktur, hingga pengadaan barang dan manajemen barang jadi.

Bukti sudah modernnya sistem TI di PT. Gudang Garam Tbk. juga terlihat pada sistem rantai
pasokan (supply chain management). Bukti sudah modernnya sistem TI di PT. Gudang Garam
Tbk. juga terlihat pada sistem rantai pasokan (supply chain management). Puluhan ribu petani
tembakau PT. Gudang Garam Tbk. semuanya sudah dikelola dengan bantuan TI, yakni sistem
berbasis bar code. Di bar code itu tercatatnama petani, luas petaknya, jenis tembakau
dan varietasnya, dan sebagainya. Jadi, ketika panen,tembakau (yang dibungkus) sudah bisa
dikirim dengan bar code. Dengan begitu, di tempat penampungan  yakni di Lombok dan Madura
hasil panen tadi sudah bisa langsung dipindai(scan), sehingga tidak perlu ada petugas yang
mencatat lagi. Sistem barcoding telah diterapkan puladalam kegiatan pembelian material dan
proses di gudang. sistem barcoding digunakan karenagrade daun tembakau yang dihasilkan para
petani berbeda-beda. Saat ini, PT. Gudang Garam Tbk.mengonsumsi 60-70 ribu ton tembakau
kering per tahun.

2. Operations
a. Pemesanan Bahan Baku (ok) -  Very Important
Rokok kretek sebenarnya merupakan ramuan dan perpaduan dari berbagai jenis
tembakau,cengkeh, saus dan bahan-bahan pembantu pilihan lainnya. Selain
pemesanan bahan baku di area Kediri (sebesar 514 are) spt: Temanggu dan
sekitarnya, diimpor juga dari luar negeri yaitu RRC dan Amerika.
b. Pengecekan Bahan Baku (ok) – Very Important
Tembakau: Proses pengecekan tembakau menuntut ketelitian yang tinggi dan
penghayatan yangmendalam dari para ahli tembakau (grader), baik tentang
aroma, rasa maupun ciri-ciri fisiknya.
Cengkeh: nama latin “Eugenia Caryophyllus” sebagai bahan utama bagi rokok
kretek seperti halnya tembakau, juga memerlukan teknik pemilihan, pemrosesan
dan penyimpanan yang rumit.
Saus dan bahan-bahan pembantu lainnya: Bahan pembantu yang juga
mempunyai andil terhadaprasa rokok adalah filter dan kertas sigaret (ambri).
c. Produksi Rokok (ok) –Important
PT Gudang Garam Tbk Kediri merupakan perusahaan yang memproduksi
rokok kretek dengan selalu mengedepankan kualitas produk yang diproduksi,
dimana hal tersebut dapat diketahui dari pemilihantembakau. Kesuksesan Gudang
Garam tidak lepas dari hasil kerja keras pendirinya, yaitu Surya Wonowidjojo
yang pandai meramu racikan rokok kretek dengan prinsip bahwa setiap rokok
kretek sejati haruslah “harum, gurih, dan nikmat”, yang kemudian menjadi slogan
Gudang Garam.
Tembakau: Daun tembakau kering, sebelum siap untuk dijadikan bahan baku
rokok, memerlukanproses pengolahan yang panjang dan rumit, yaitu dimulai dari
pemisahan gagang-gagang, pembersihanbenda-benda asing, perajangan, untuk
menjaga aspek hygienisnya hingga akhirnya dikemas dalamkemasan khusus
untuk disimpan dalam gudang dengan suhu dan kelembaban tertentu.
Cengkeh : dengan kualitas tinggi yang dibeli akan mengalami proses
pembersihan, perajangan dan pengeringan terlebih dahulu sebelum disimpan
dalam silo-silo stainless demi menjaga aspek hygienisnya.
 Penjualan Rokok (ok) ada di PPT – Important
 Pembayaran dari Pelanggan – Very Important
Ada kenaikan pembayaran dari pelanggan tercermin dari laporan arus
kas (dalam jutaan Rp)

TH 2016 TH 2015 KENAIKAN


75.745.184 70.331.169 5.414.015

3. Outbound Logistics
 Keluarnya barang hasil produksi (rokok)- Very Important
Ada kenaikan keluarnya barang hasil produksi yang tercermin dalam CALK
Biaya Pokok Penjualan(dalam jutaan Rp),

TH 2016 TH 2015 KENAIKAN


59.657.431 54.879.962 4.777.469
 Pengiriman Barang- Very Important
 Pemberian Tagihan- Very Important
4. Marketing & Sales
 Promosi dan iklan pada internet dan brosur (ok) ada di PPT-Less Important
5. Service
 Pelayanan yang menggunakan kepuasan pelanggan. (oke) lansung bisa di
simpulkan dari operasinya-Very Important
B. Support Activities
Terdiri dari :
1. Firm Infrastructure
 Pengelolala bisnis perusahaan
 Terjadinya peralatan pendukung
2. Hukum Resource management
 Seleksi
 Perekrutan
 Pelatihan karyawan (untuk meningkatkan evaluasi serta kinerja karyawan)
3. Tecnology Development
 Mengembangkan sistem dan tekonologi informasi yang di perlukan untuk
kebutuhan perusahaan
4. Procrument
 Pembelian bahan baku di adakan setiap bulan, barang hasil produk (rokok)
selalu diusahakan tersedia untuk di jual.
KOMPETENSI INTI

Kompetensi inti merupakan sumber daya dan kemampuan yang telah ditentukan sebagai
sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan terhadap pesaingnya.
Kompetensi inti (core competencies) adalah kombinasi dari sumber daya dan kapabilitas
yang membedakan perusahaan dari para pesaingnya. Ini memberikan keunggulan
kompetitif ketika berkontribusi untuk menciptakan nilai, kelangkaan, dan tidak tersubstitusi. Ini
berakar pada kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan berbagai
sumber daya internal. Itu tidak hanya dengan mempekerjakan staf yang cerdas dan
inovatif. Sebaliknya, ini tentang mengatur tim untuk bekerja bersama dan saling
menguatkan. Koordinasi sangat penting karena seringkali, setiap kru bersaing untuk kepentingan
mereka sendiri.Selain itu,  kompetensi inti fokus pada pembelajaran kolektif, terutama dalam
mengoordinasikan aliran teknologi dan keterampilan produksi. Kompetensi inti menjadi sumber
utama daya saing strategis. Ketika berhasil mengeksploitasinya, perusahaan dapat mencapai
keunggulan kompetitif.
Dengan itu, perusahaan menawarkan produk unik di mana pelanggan bersedia membayar
lebih (diferensiasi). Atau, perusahaan menjual produk dengan harga rata-rata, tetapi
dengan struktur biaya yang lebih rendah daripada pesaing rata-rata (cost leadership). Kedua
strategi ini akan menghasilkan laba maksimum dan laba atas modal lebih tinggi daripada rata-rata
industri. Perusahaan tidak hanya menciptakan nilai bagi pelanggan tetapi juga investor, terutama
pemegang saham. Pelanggan mendapatkan kepuasan dari produk (kualitas lebih tinggi atau lebih
murah). Di sisi lain, baik harga tinggi atau biaya rendah, keduanya
menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Akibatnya, pengembalian modal yang
diinvestasikan juga harus lebih tinggi dari rata-rata pesaing.
Kompetensi inti memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan posisi yang unggul di
atas para pesaingnya. Kompetensi inti memberikan keunggulan kompetitif ketika memenuhi
kriteria berikut:
 Berharga
 Jarang atau unik
Keduanya berkontribusi untuk menciptakan nilai pelanggan. Kompetensi seperti itu sangat
berharga jika perusahaan dapat menetralisir ancaman dan, pada saat yang sama, mengeksploitasi
peluang di lingkungan eksternal. Langka berarti tidak ada atau sedikit pesaing yang memilikinya,
kecil kemungkinan mereka akan melampaui perusahaan.
Agar keunggulan kompetitif berkelanjutan, kompetensi inti ini juga harus:
 Sulit atau mahal untuk ditiru
 Tidak dapat diganti (tersubstitusi)

KOMPETENSI INTI PT. GUDANG GARAM Tbk

1. Konsistensi manajemen maupun seluruh karyawan dalam menanamkan nilai-nilai luhur


perusahaan yang tertuang dalam Catur Dharma. Catur Dharma memiliki filosofi yang cukup
kuat membentuk karakter perusahaan. Tumbuh berkembang menjadi lebih besar dari tahun ke
tahun tanpa meninggalkan Catur Dharma tersebut. Berikut isi dari Catur Dharma seperti
dilansir dari situs resmi perusahaan:
 Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu
kebahagiaan.
 Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
 Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang lain.
 Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

2. Memiliki anak perusahaan yang dapat menunjang perusahaan induk dalam mengembangkan
usahanya
 PT Surya Nusantara Sawitindo berfokus pada lini perkebunan
 PT Surya Pamenang merupakan anak usaha Gudang Garam yang bergerak di bidang
industri kertas
 PT Surya Air merupakan anak perusahaan Gudang Garam yang berada di sektor
penerbangan.
 PT Dhanistha Surya Nusantara
 Perushaan ini juga salah satu anak perusahaan Gudang Garam yang masuk ke dalam lini
bisnis perkebunan
 Graha Surya Media merupakan perusahaan di bidang hiburan 
 Surya Dhoho Investama merupakan anak usaha Gudang Garam yang melaksanakan
pembangunan Bandar Udara Dhoho di Kediri, Jawa Timur
 PT Surya Madistrindo merupakan perusahaan distribusi rokok 

3. Kualitas rasa menjadi fokus utama dan dikomunikasikan melalui positioning statement “Pria
Punya Selera”, dengan tujuan untuk mempertahankan loyalitas konsumen.

MATRIKS IFE (INTERNAL FACTOR EVALUATION)

Alat perumusan strategi ini merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama di bidang fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan di antara area-area tersebut.
Matriks IFE dan EFE merupakan matrik portofolio produk yang akan memetakan posisi
bisnis dalam diagram skematik yang dibagi dalam 9 sel. Matrik ini disusun berdasarkan 2
dimensi, yaitu total terbobot dari matrik IFE (Internal Factor Evaluation) pada sumbu horisontal
dan nilai terbobot dari matrik EFE (External Factor Evaluation) pada sumbu vertikal.

Matrik IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat kekuatan
dan kelemahan utama perusahaan terhadap fungsi-fungsi bisnisnya, sedangkan matrik EFE
memungkinkan perencana strategi untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti : Ekonomi,
politik, sosial, teknologi dan kondisi persaingan. Analisa ini mempunyai skala 100 hingga 400
pada setiap sumbu.

1 Tumbuh dan Membangun (Grow and Built)


Strategi yang dilakukan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan
produk, integrasi kebelakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal.
2 Bertahan dan Menjaga (Hold and Maintain)
Strategi yang dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3 Melepas atau Divestasi (Harvest or Divest)
Strategi yang dilakukan adalah likuidasi atau divestasi.
Mirip dengan Matriks EFE dan Profil Kompetitif Matriks (CPM) yang dijelaskan
sebelumnya, Matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima langkah:

1. Buat daftar faktor internal utama yang diidentifikasi dalam proses audit internal.
2. Tetapkan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk
setiap faktor.
3. Tetapkan peringkat 1 hingga 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor
tersebut mewakili faktor utama kelemahan (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2),
kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4).
4. Kalikan bobot masing-masing faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor
tertimbang untuk setiap variabel.
5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor tertimbang
untuk organisasi.

Nilai
Key Internal Factor Bobot Rating (Bobot x
Rating)
Kelebihan
1 Kredibilitas Perusahaan 0,15 4 0,60
2 Telah menguasai 25% Pangsa Pasar Industri Rokok 0,15 4 0,60
Memiliki berbagai produk kedalam berbagai kelas
3 0,05 4 0,20
dan ragam yang memenuhi permintaan pasar
Produk unggulan memilki brand awareness yang
4 0,05 4 0,20
cukup tinggi
Perusahaan memiliki jangkauan distribusi yang
5 0,05 4 0,20
luas dengan sistem distribusi terorganisir
6 Sumber daya manusia yang kompeten dan loyal 0,10 4 0,40
7 Teknologi pencampuran tembakau dan lainnya 0,05 4 0,20
8 Memiliki sarana produksi packaging 0,05 3 0,15
9 Rasio kekuangan, kinerja saham & dividen 0,05 3 0,15

Kelemahan
Biaya produksi yang tinggi baik dari segi bahan
1 0,05 1 0,05
baku maupun teknologi
2 Peningkatan beban penjualan 0,05 2 0,10
3 Kegagalan launching produk rokok baru 0,05 2 0,10
4 Kurang cepatnya perusahaan dalam mengikuti 0,05 1 0,05
tren pasar yang terjadi dibanding dengan
kompetitor
Masih belum dioperasikanya dua anak perusahaan
5 0,10 2 0,20
yang dibuat di 2014 dan 2015
Total 1,00 42,00 3,20
KESIMPULAN

Menurut Porter yang dikutip oleh David (2012:225), bisnis sebuah perusahaan paling
baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (Value Chain). Porter (2010:39-41) menjelaskan bahwa
Value Chain terbagi atas 2 (dua) kelompok aktivitas, yaitu Primary Activities dan Supporting
Activities. Kedua hal tersebut adalah hasil dari kemampuan perusahaan dalam hal menggunakan
dan mengembangkan kompetensinya untuk bersaing dalam pasar dengan para kompetitornya.

Penelitian dan Pengembangan Diterapkannya sistem ini akan lebih memudahkan


perusahaan dalam melakukan penelitian dan juga pengembangan produk barang atau jasa yang
sudah dipasarkan. Seperti perusahaan bisa melihat apakah produk yang sudah disebarkan di
pasar mampu bersaing dengan produk kompetitor atau tidak. Kompetensi inti (core
competencies) adalah kombinasi dari sumber daya dan kapabilitas yang membedakan perusahaan
dari para pesaingnya.

Matrik IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat kekuatan
dan kelemahan utama perusahaan terhadap fungsi-fungsi bisnisnya, sedangkan matrik EFE
memungkinkan perencana strategi untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti : Ekonomi,
politik, sosial, teknologi dan kondisi persaingan.

Anda mungkin juga menyukai