“VALUE CHAIN”
DOSEN PENGAMPU:
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Tinjauan Konseptual....................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Value Chain...............................................................................................4
2.1.2 Strategi Value Chain.....................................................................................................7
2.1.3 Fungsi Value Chain dalam perusahaan......................................................................8
2.2 Penelitian - penelitian Terdahulu................................................................................9
2.3 Contoh Kasus..............................................................................................................11
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI.....................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
3.2 Rekomendasi Kelompok.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
1
BAB I PENDAHULUAN
Value Chain dapat membantu perusahaan untuk membedakan area bisnisnya yang tidak
efisien, kemudian menerapkan strategi yang akan mengoptimalkan prosedurnya untuk
efisiensi dan profitabilitas maksimum. Selain itu, penting bagi bisnis untuk membuat
pelanggan merasa percaya diri dan cukup aman untuk tetap setia. Analisis rantai nilai
juga dapat membantu dalam hal ini. Value Chain Analysis adalah proses di mana
sebuah perusahaan mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai
produk, kemudian menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan
diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi yang digunakan untuk
mengalisis kegiatan internal perusahaan. Dengan kata lain, dengan melihat ke dalam
kegiatan internal, analisis itu mengungkap di mana keunggulan kompetitif suatu
perusahaan atau kekurangannya. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan
diferensiasi akan mencoba untuk melakukan kegiatan yang lebih baik dari yang akan
dilakukan pesaing. Jika bersaing melalui keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk
melakukan kegiatan internal dengan biaya lebih rendah dari pesaing. Ketika sebuah
perusahaan mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga
pasar atau untuk memberikan produk-produk unggulan, ia memperoleh keuntungan.
Untuk perusahaan yang memproduksi barang, rantai nilai terdiri dari langkah-langkah
yang melibatkan membawa produk dari konsepsi ke distribusi, dan segala sesuatu di
antaranya seperti pengadaan bahan baku, fungsi manufaktur, dan aktivitas pemasaran.
Sebuah perusahaan melakukan analisis rantai nilai dengan mengevaluasi prosedur rinci
yang terlibat dalam setiap langkah bisnisnya. Tujuan dari analisis rantai nilai adalah
untuk meningkatkan efisiensi produksi sehingga perusahaan dapat memberikan nilai
maksimum dengan biaya seminimal mungkin. Value Chain Analysis yang banyak
digunakan oleh perusahaan – perusahaan, yaitu Porter’s Value Chain Model yang
diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Berikut adalah gambaran model
dari Porter’s Value Chain :
Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output
yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini, Porter menggambarkan
rantai kegiatan umum untuk semua bisnis, dan ia membagi mereka ke dalam kegiatan
primer dan dukungan.
1. Primary Activies
Aktivitas utama terdiri dari lima komponen, dan semuanya penting untuk
menambah nilai dan menciptakan keunggulan kompetitif, berhubungan langsung
dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan dan dukungan dari suatu produk
atau jasa. Aktivitas utama itu terdiri dari:
a. Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima,
menyimpan, dan mendistribusikan input internal.
b. Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output
yang akan dijual kepada pelanggan.
c. Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada
pelanggan.
d. Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan
untuk membeli produk yang dijual.
e. Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari
produk atau layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.
2. Support Activites
Peran kegiatan pendukung adalah untuk mendukung fungsi utama di atas lebih
efisien. Dalam diagram kita, garis putus-putus menunjukkan bahwa setiap
dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap kegiatan utama.
Aktivitas pendukung ini umumnya dilambangkan sebagai biaya overhead pada
laporan laba rugi perusahaan. Ketika terdapat peningkatkan efisiensi dari salah
satu empat aktivitas pendukung, itu akan menguntungkan setidaknya satu dari
lima aktivitas utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan
tertentu, tetapi juga mendukung pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.
a. Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber
daya yang dibutuhkan untuk beroperasi.
b. Human Resource Management – seberapa baik sebuah perusahaan
merekrut, melatih, memotivasi, memberi penghargaan, dan
mempertahankan para pekerjanya.
c. Technological Development – kegiatan ini berhubungan dengan
pengelolaan dan pengolahan informasi, serta melindungi basis pengetahuan
perusahaan.
d. Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang
memungkinkan untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti
akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen.
Di setiap aktivitas dalam rantai nilai, perusahaan bisa memfokuskan upaya penciptaan
nilai. Pertama, itu bisa dengan menambah nilai. Itu berkontribusi untuk menciptakan
kepuasan pelanggan, membuat mereka loyal atau bersedia membayar harga yang tinggi.
Kedua, perusahaan juga bisa membangun proses atau aktivitas yang efisien dan efektif.
Itu menghemat sumber daya, menurunkan biaya yang terlibat. Keduanya bisa
berkontribusi menciptakan nilai ekonomi bagi perusahaan.
Susanto, dkk (2021) Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama kondisi pandemi Covid-19,
perusahaan keluarga dapat menggunakan strategi partnership baik dengan supplier maupun
distributor karena dapat meningkatkan daya saingnya. Kemitraan yang baik terjalin sebagai
hubungan jangka panjang antara perusahaan keluarga dengan supliernya. Hal itu dapat
meningkatkan strategi dan kemampuan operasional perusahaan pemasok dalam berpartisipasi
terhadap perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Suharto & Devie,
2013). Dengan melakukan strategi yang bermitra dengan supplier, maka perusahaan keluarga
dapat bekerja secara efektif dengan beberapa supplier yang mau berbagi tanggung jawab untuk
menciptakan dan menyukseskan suatu produk yang diproduksi perusahaan manufaktur.
Mira, Zalila (2021) DAMPAK COVID-19 TERHADAP KINERJA RANTAI NILAI, BIAYA
DAN PENDAPATAN USAHA ROTI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI
KECAMATAN GERUNG
Adanya pandemi Covid-19 berpotensi menimbulkan gangguan pada rantai pasok input,
operasi produksi, rantai distribusi, dan pemasaran output sehingga berdampak negatif
terhadap kinerja sektor ekonomi. Hal ini tidak lain merupakan akibat dari pelaksanaan
protokol pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid-19 yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sektor ekonomi terdampak pada tahap awal adalah sektor pariwisata dan
sektor jasa transportasi, kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan, dan sektor jasa lainnya (Budastra, 2020). Perusahaan roti pada skala
rumah tangga juga mengalami permasalahan yang kompleks, mulai dari penurunan
produksi roti, kenaikan harga bahan baku, distribusi yang terhambat hingga
pengurangan tenaga kerja. Dengan demikian akan berdampak pada penurunan
pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha roti. Selisih pendapatan sebelum dan
sesudah pandemi pun cukup signifikan yaitu mencapai hampir 50%. Namun demikian,
pengusaha roti tetap melakukan aktifitas produksi walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kinerja rantai nilai usaha roti di
Kecamatan Gerung pada masa Covid-19, (2) menganalisis dampak Covid-19 terhadap
jumlah produksi, biaya produksi dan pendapatan usaha roti di Kecamatan Gerung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada waktu sekarang dengan
cara mengumpulkan kemudian menyusun dan menginterpretasikan data, menetapkan
hubungan dan kebutuhan masing-masing variabel yang diteliti dan selanjutnya dianalisa
dan menarik kesimpulan (Nazir, 2005). Responden dalam penelitian ini adalah pemilik
usaha roti pada industri rumah tangga di kecamatan gerung. Responden pada penelitian
ditentukan dengan menggunakan metode sensus dengan jumlah responden yaitu
sebanyak 15 pengusaha roti yang tersebar di lokasi penelitian. Jenis data dalam
penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian
ini yaitu data primer dan data sekunder. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian
ini adalah kinerja rantai nilai, biaya-biaya, penerimaan, dan pendapatan. Teknik
pengambilan data yaitu dengan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis kinerja rantai nilai, analisis biaya dan pendapatan, analisis
perbandingan menggunakan uji-t dan analisis dampak covid-19 terhadap pendapatan
menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
analisis kinerja rantai nilai menghasilkan bahwa usaha roti di Kecamatan Gerung
termasuk dalam level buruk mendekati sedang dengan skala 2,9. Aktivitas utama
termasuk dalam level buruk mendekati sedang dengan skala 2,9 dan aktivitas
pendukung termasuk dalam level buruk mendekati sedang dengan skala 2,7. Adanya
Covid-19 memberikan dampak terhadap aktivitas utama dan pendukung rantai nilai
usaha roti diantaranya pada penurunan jumlah pembelian bahan baku, harga yang
meningkat, jam kerja yang semakin sedikit, pengurangan tenaga kerja sementara waktu,
pemasaran/penjualan yang terhambat karena penerapan kebijakan pemerintah terkait
lockdown hingga PSBB. Selain itu terjadi pembatasan kegiatan jual-beli di pasar-pasar.
(2) analisis biaya dan pendapatan diperoleh bahwa adanya Covid-19 menurunkan
produksi dan pendapatan usaha roti di Kecamatan Gerung. Sebelum Covid-19 jumlah
produksi yaitu sebanyak 721 biji dengan biaya sebesar Rp 522.093,-/ proses produksi
dan pendapatan sebesar Rp 352.507,-/proses produksi. Sedangkan pada saat Covid-19
jumlah produksi yaitu sebanyak 448 biji dengan biaya sebesar Rp 353.515,-/ proses
produksi dan pendapatan sebesar Rp 174.885,-/proses produksi. (3) analisis
perbandingan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa jumlah produksi, biaya dan
pendapatan sebelum dan saat Covid-19 berbeda nyata (Signifikan) atau dengan kata lain
adanya Covid-19 mempengaruhi jumlah produksi, biaya dan pendapatan usaha roti di
Kecamatan Gerung. (a) Nilai uji-t pada jumlah produksi roti menunjukkan bahwa nilai
t-hit = 2,051 > t-tab = 2,048, (b) Nilai uji-t pada biaya produksi roti menunjukkan
bahwa nilai t-hit = 2,427 > t-tab = 2,048, dan (c) Nilai uji-t pada pendapatan usaha roti
di Kecamatan Gerung menunjukkan bahwa nilai t-hit = 2,181 > t-tab = 2,048.
Kholil., Ariani, Nafiah., & Setiawan, Aris Budy.(2021). Model Bisnis Dan Rantai Nilai Madu
Trigona Di Era Covid 19 Studi Kasus Di Lombok Utara Nusa Tenggara Barat.
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan 2021. ISBN : 978-602-51450-3-2.
Mira, Zalila (2021) DAMPAK COVID-19 TERHADAP KINERJA RANTAI NILAI, BIAYA
DAN PENDAPATAN USAHA ROTI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI
KECAMATAN GERUNG. S1 thesis, Universitas Mataram.
Nurul, Hanifah. (2019, September). Strategi Rantai Nilai dan Manfaatnya dalam Berbisnis.
Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://lifepal.co.id/media/rantai-nilai/
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (2022). Terminal Handling Receiving & Delivery.
Diakses pada 21 Juli 2022, dari https://indonesiacarterminal.co.id/receiving-delivery
Puspitasari, Ika., & Perwitasari, Anna Suci. (2021, Mei). Terdampak pandemi, pendapatan
Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) turun 31% di 2020. Diakses pada 21 Juli 2022,
dari https://investasi.kontan.co.id/news/terdampak-pandemi-pendapatan-indonesia-
kendaraan-terminal-ipcc-turun-31-di-2020
Suryanto, Venny., & Perwitasari, Anna Suci.(2021, Agustus). Ini loh strategi bisnis Indonesia
Kendaraan Terminal (IPCC). Diakses pada 21 Juli 2022, dari
https://investasi.kontan.co.id/news/ini-loh-strategi-bisnis-indonesia-kendaraan-
terminal-ipcc
Susanto, Hendro., Padmalia, Metta., & Andadari, Roos Kities.(2021, October). Analisis
Dampak Manajemen Rantai Nilai dalam Masa Pandemi Covid pada Kinerja
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Keluarga Sektor Manufaktur di Jawa Timur).
Business and Finance Journal, Volume 6, No. 2.
Tardi, Carla. (2022, April). Value Chain. Diakses pada 21 Juli 2022, dari
https://www.investopedia.com/terms/v/valuechain.asp
Tyas, Nimas Arum Suryaning. (2021, Desember). Value Chain Adalah: Definisi, Tujuan dan
Fungsi Penerapannya. Diakses pada 20 Juli 2022, dari https://myskill.id/blog/bidang-
profesi/value-chain-adalah/