DOSEN PENGAMPU:
DR. ONTOT MURWATO S, M.M., AK., CMA., CA.
DISUSUN OLEH:
[KELOMPOK 5]
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...
B. Tujuan………………………………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. Kajian Teori…………………………………………………………………………..
KONSEP VALUE CHAIN……………………………………………………………
DEFINISI ANALISIS VALUE CHAIN………………………………………………
B. Pembahasan…………………………………………………………………………..
VALUE CHAIN……………………………………………………………………….
METODE ANALISIS VALUE CHAIN………………………………………………
TAHAPAN DALAM ANALISIS VALUE CHAIN/ RANTAI NILAI………………..
KATEGORI RANTAI NILAI…………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………………...............
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep Value Chain Analysis pertama kali diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985
dalam bukunya “Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance”.
Porter berpendapat bahwa bisnis dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan memahami
rantai nilai industri mereka dan mengoptimalkan operasi internal mereka untuk menciptakan
nilai bagi pelanggan mereka.
Sebelum pengenalan Analisis Rantai Nilai, bisnis cenderung berfokus pada fungsi individu
dalam organisasi mereka, seperti pemasaran, produksi, atau logistik, daripada melihat
keseluruhan proses penciptaan nilai. Kerangka Porter menekankan keterkaitan fungsi-fungsi
ini dan pentingnya mengoptimalkan seluruh rantai nilai untuk mencapai keunggulan
kompetitif.
Kerangka Analisis Rantai Nilai telah menjadi alat yang banyak digunakan dalam manajemen
strategis, membantu bisnis mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan
efisiensi, mengurangi biaya, dan menciptakan lebih banyak nilai bagi pelanggan mereka.
Kerangka tersebut juga telah diterapkan di berbagai industri, termasuk manufaktur, jasa, dan
ritel, serta telah digunakan untuk menganalisis rantai nilai baik perusahaan besar maupun usaha
kecil.
Strategi pada perusahaan digunakan dalam pengembangan operasional perusahaan agar dapat
bersaing dan menguasai posisi yang ada di pasar. Strategi keunggulan kompetitif pada
perusahaan diharapkan dapat mempertahankan posisi bersaingnya dalam menghadapi
kompetitor dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan sesuai dengan target.
Strategi yang dimaksud adalah dimana perusahaan berada dalam posisi strategis dan bisa
beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Implementasi strategi perusahaan berfokus
pada pengembangan kompetensi perusahaan yaitu pengetahuan dan keterampilan yang secara
khusus tercermin dalam keahlian teknologi dan produksi.
B. TUJUAN
Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun berkembang semakin pesat. Hal tersebut
mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Tingginya persaingan tersebut
membuat perusahaan harus meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaannya agar mampu
bertahan pada pasar persaingan yang ada. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi yang ditinjau dari aktivitas utama dan aktivitas pendukung
pada Analisis Rantai Nilai. Setiap perusahaan pasti telah menyiapkan segala strategi untuk
persaingan yang tinggi. Strategi apapun yang dipilih, strategi Analisis Value Chain dapat
membantu perusahaan untuk terfokus pada rencana strategi yang dipilih dan berusaha untuk
meraih keunggulan kompetitif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI
Analisis value chain berfokus pada total value chain dari suatu produk, mulai dari desain
produk, sampai dengan pemanufakturan produk bahkan jasa setelah penjualan. Konsep-
konsep yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa setiap perusahaan menempati
bagian tertentu atau beberapa bagian dari keseluruhan value chain. Penentuan dibagian
mana perusahaan berada dari seluruh value chain merupakan analisis stratejik,
berdasarkan pertimbangan terhadap keunggulan kompetitif yang ada pada setiap
perusahaan, yaitu dimana perusahaan dapat memberikan nilai terbaik untuk pelanggan
utama dengan biaya serendah mungkin. Analisis value chain merupakan alat analisis
stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan
kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau
penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan
pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Value
Chain mengidentifikasikan dan menghubungan berbagai aktivitas stratejik di perusahaan.
Sifat value chain tergantung pada sifat industri dan berbeda-beda untuk perusahaan
manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi pada laba. Tujuan dari
analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain dimana
perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya.
B. PEMBAHASAN
1. VALUE CHAIN
Menurut Pears and Robinson (2009), Analisis rantai nilai berupaya memahami bagaimana
suatu bisnis menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari aktivitas-
aktivitas yang berbeda dalam bisnis terhadap nilai tersebut. Istilah rantai nilai (value chain)
menggambarkan cara untuk memandang suatu perusahaan sebagai rantai aktivitas yang
mengubah input menjadi output yang bernilai bagi pelanggan.
Aktivitas-aktivitasnya mencakup seluruh langkah yang dibutuhkan untuk menyediakan
produk atau jasa yang kompetitif bagi pelanggan. Untuk perusahaan manufaktur, hal ini
dimulai dari pengembangan produk dan pengujian produk baru, kemudian pada pembelian
bahan baku dan proses produksi, dan akhirnya penjualan dan pelayanan. Untuk perusahaan
jasa, aktivitas-aktivitasnya dimulai dari konsep jasa dan desainnya, tujuan, permintaan,
dan kemudian pada serangkaian aktivitas yang menyediakan jasa untuk menciptakan
pelanggan yang puas.
- Primary Activities
Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan, pemeliharaan dan
dukungan dari suatu produk atau jasa.
a) Inbound Logistic
Semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan, dan mendistribusikan input
internal.
b) Operations
Kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output yang akan dijual kepada
pelanggan.
c) Outbound Logistic
Kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.
d) Marketing & Sales
Proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan untuk membeli produk yang dijual.
e) Service
Kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk atau layanan kepada
pelanggan setelah membeli produk.
- Support Activities
Kegiatan ini mendukung fungsi utama. Dalam diagram, garis putus-putus menunjukkan bahwa
setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat berperan dalam setiap kegiatan utama.
Misalnya, pengadaan mendukung operasi dengan kegiatan tertentu, tetapi juga mendukung
pemasaran dan penjualan dengan kegiatan lain.
a) Procurement (Purchasing)
Kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk beroperasi.
b) Human Resource Management
Seberapa baik sebuah perusahaan merekrut, melatih, memotivasi, memberi penghargaan,
dan mempertahankan para pekerjanya.
c) Technological Development
Kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan pengolahan informasi, serta
melindungi basis pengetahuan perusahaan.
d) Infrastructure
Sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang memungkinkan untuk
mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi, hukum, administrasi, dan
manajemen.
Adapun langkah – langkah yang harus dilalui oleh perusahaan untuk mendapatkan Keuntungan
(Cost Advantages) :
a) Mengidentifikasi kegiatan utama dan dukungan perusahaan.
Semua kegiatan (menerima dan menyimpan bahan-bahan untuk pemasaran, penjualan dan
dukungan purna jual) yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa harus
diidentifikasi secara jelas dan terpisah satu sama lain. Ini membutuhkan pengetahuan yang
memadai tentang operasi perusahaan karena kegiatan rantai nilai tidak diatur dalam cara
yang sama seperti perusahaan itu sendiri.
b) Menetapkan kepentingan relatif dari setiap kegiatan dalam total biaya produk.
Total biaya produksi suatu produk atau jasa harus dipecah dan ditugaskan untuk setiap
kegiatan.
c) Mengidentifikasi biaya -biaya untuk setiap kegiatan.
d) Mengidentifikasi hubungan antara kegiatan.
Pengurangan biaya dalam satu kegiatan dapat menyebabkan pengurangan biaya lebih
lanjut dalam kegiatan berikutnya. Misalnya, lebih sedikit komponen dalam desain produk
dapat menyebabkan bagian yang rusak kurang dan biaya jasa lebih rendah.
e) Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
Berikut langkah jika Value Chain Analysis yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mengandalkan diferensiasi produk/jasa. Hal ini dikarenakan fitur yang lebih banyak dan
pelanggan lebih puas dengan produk/jasa yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka
sehingga tingkat peminat lebih tinggi.
A. KESIMPULAN
Analisis value chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara
lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan
dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan
perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Tujuan
dari analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain dimana
perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya,
Penurunan biaya atau peningkatan value dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.
Analisis rantai nilai mempunyai dua langkah:
1. Mengidentifikasi Aktivitas Rantai Nilai.
2. Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dengan Menurunkan Biaya atau Menambah
Nilai.
Selain itu dari uraian mengenai Analisis Rantai nilai di atas dapat disimpulkan bahwa Value
chain merupakan suatu aktivitas yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan atau beberapa
perusahaan yang sedang bekerja sama. Value chain juga merupakan alat analisis yang berguna
untuk memahami posisi perubahan dalam suatu rantai yang membentuk Nilai suatu produk.
Maka karena itu perusahaan harus mampu memahami posisinya dalam rantai nilai agar dapat
menentukan strategi kompetitifnya
B. SARAN
Dalam suatu perusahaan penerapan Value Chain tidaklah sama dengan perusahaan satu dengan
perusahaan yang lain. Oleh sebab itu perusahaan harus mampu mengidentifikasi perencanaan
awal yang disusun secara lebih detail untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas
perusahaan, hal inilah yang akan menentukan keunggulan kompetitif dari perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Oktavima Wisdaningrum," Analisis Rantai Nilai (Value Chain) dalam lingkungan internal
perusahaan", Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Afrian Damar Luhung B. P., 2017,”Analisis Rantai Nilai Pada PT Rolas Nusantara
Mandiri”, Universitas Brawijaya, Malang
Studocu, 2020 ,“Value Chain Analysis”, Universitas Jambi
Dicko Wijaya, 2017, “Value Chain Analysis”, School Of Information Systems, Binus
University
Devina A, Retno L, Rezri Y, Sucita R, Wahyu N, Wiga A, 2018, “VALUE CHAIN &
ANALYSIS ACCOUNTING”, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
Kandou, C. S. (2014). Penerapan Analisis Value Chain Untuk Mencapai Keunggulan
Bersaing. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.3 No.3 , 1-16.
Marisa, J. (2017). Analisis Strategi Rantai Nilai (Value Chain) Untuk Keunggulan
Kompetitif Melalui Pendekatan Manajemen Biaya Pada Industri Pengolahan Ikan. Journal Of
Animal Science and Agronomy Panca Budi Vol.2 No.02 , 7-17.
Mirdah, A. (2011). Upaya Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis Dengan
Menbangun & Meraih Competive Adventage Melalui Value Chain Analysis &
Kemitraan. Jurnal Akuntansi , 1-18.
Wisdaningrum, O. (2013). Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Dalam Lingkungan
Internal Perusahaan. Jurnal Analisa Akuntansi Vol.1 No.1 , 40-48.