Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Pelayaran yang Terdaftar di BEI)

Disusun Oleh :

DESTA ADELIA PUTRI

1222000108

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan ekonomi global ditandai dengan inovasi teknologi

yang terus menerus dan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan, yang

menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya agar dapat

bertahan dan mencapai tujuannya. Setiap bisnis memiliki tujuan yang sama yaitu

memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya. Itu tergantung pada

kepemimpinan dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu, manajemen harus

mampu meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat menarik investor masuk ke

perusahaan tersebut. Salah satunya adalah hasil keuangan perusahaan, yang

berhubungan langsung dengan laporan keuangan perusahaan, yang menjadi ukuran

bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan. Menurut Hans (2016 : 126) tujuan

laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan

keuangan dalam membuat keputusan ekonomi.

Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Hasil

perusahaan adalah hasil yang menghabiskan sumber daya. Profitabilitas merupakan

parameter yang mengukur kinerja keuangan. Oleh karena itu, perusahaan

membutuhkan laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Keuntungan bertambah

selama perusahaan terus beroperasi. Kinerja operasional perusahaan terwujud bila

memiliki sumber daya yang berkompeten dan kompeten di bidangnya. Hasilnya

memberikan sinyal positif tentang prospek masa depan perusahaan dalam hal
perkembangan keuangan perusahaan, sehingga jika pertumbuhan laba meningkat

memberikan sinyal positif bagi kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja suatu perusahaan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan

yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis keuangan untuk mengidentifikasi

baik buruknya kondisi keuangan perusahaan yang mencerminkan kinerja suatu periode

waktu tertentu. Kinerja perusahaan biasanya diukur dengan laba bersih (laba) atau

metrik lain seperti pengembalian modal yang diinvestasikan atau laba per saham.

Referensi diperlukan untuk menganalisis kinerja keuangan, yang paling umum

digunakan adalah menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan matrik.

Menurut Hery (2016) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Pertumbuhan laba yang semakin meningkat, hal ini menunjukkan pertumbuhan

pendapatan yang lebih baik. Hasil keuangan perusahaan juga meningkat, karena laba

merupakan ukuran kinerja perusahaan. Laporan Keuangan memuat ikhtisar informasi

dan hasil keuangan Perseroan untuk tahun tersebut. Laporan keuangan tahunan telah

disusun untuk kepentingan manajemen. Perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan

dengan informasi tersebut keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat oleh

perusahaan adalah informasi yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja keuangan

perusahaan. Laba merupakan ukuran kinerja perusahaan karena penyajian informasi

yang disajikan merupakan inti dari hasil keuangan sangat penting Investor dapat

melihat hasil perusahaan dalam laporan-laporan keuangan yang disusun oleh

perusahaan, yang didasarkan pada hasil keuangan dan operasi perusahaan.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang optimal tercermin dari

kemampuan seluruh sumber dayanya, yaitu penjualan, pemanfaatan aset, dan


pemanfaatan modal. Sejarah perusahaan menunjukkan perkembangan keuangan yang

baik. Mengukur kinerja keuangan dalam hal bottom line perusahaan dapat diukur

dengan menggunakan matrik profitabilitas. Jika perusahaan sudah memiliki skor laba

yang baik, maka perusahaan tersebut harus mampu mengungguli perusahaan lain

dengan pengetahuan dan informasi yang dikelola dengan baik.

Salah satu matrik kinerja keuangan adalah return on equity (ROE). ROE adalah

matrik yang mengukur laba bersih setelah pajak atas ekuitas. ROE diukur dari laba

bersih perusahaan dibandingkan dengan ekuitas perusahaan. Skor ROE yang tinggi

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang besar bagi

pemegang saham, sedangkan skor ROE yang tinggi juga menunjukkan kinerja

keuangan perusahaan yang baik sehingga menarik investor untuk menanamkan

modalnya. Hal ini juga menunjukkan apakah pengelolaan sumber daya perusahaan baik

atau buruk sehingga perusahaan dapat bersaing dan menghasilkan keuntungan yang

maksimal.

Kemajuan teknologi informasi, persaingan yang ketat dan pertumbuhan inovasi

yang luar biasa menuntut perusahaan saat ini untuk mendapatkan keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan dengan mengelola sumber daya mereka sendiri. Agar

perusahaan dapat terus bertahan dalam dunia bisnis, perusahaan harus mengubah cara

kerjanya dari perusahaan berbasis tenaga kerja menjadi perusahaan berbasis

pengetahuan, yang ciri utamanya adalah pengetahuan.

Era perdagangan bebas menimbulkan fenomena baru dalam struktur ekonomi

dunia, sehingga perkembangan sektor ekonomi berdampak signifikan terhadap tata

kelola perusahaan dan definisi strategi bersaing. Daya saing tidak hanya didasarkan

pada kepemilikan barang-barang material, tetapi juga pada inovasi, sistem informasi,

manajemen organisasi, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, isu-isu tersebut
menyebabkan perubahan dari paradigma lama yang berpusat pada physical capital

menjadi paradigma baru yang berpusat pada nilai intellectual capital.

Di Indonesia, fenomena intellectual capital (IC) mulai terbentuk, terutama

dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 19 (revisi 2000) tentang

aktiva tidak berwujud. Meskipun intellectual capital tidak secara eksplisit disebut

sebagai intellectual capital, ia mendapat perhatian lebih atau kurang. PSAK no. 19

Aktiva tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang diidentifikasi dan tidak memiliki

bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyerahan barang

atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Tujuan

utama ekonomi berbasis pengetahuan adalah penciptaan nilai tambah (Value Added).

Sementara itu, menciptakan nilai memerlukan pengukuran modal fisik (yaitu aset

keuangan) dan potensi intelektual yang tepat.

Komponen intellectual capital terdiri dari modal manusia (Human Capital),

modal struktural (Structural Capital) dan modal pelanggan (Customer Capital). Human

capital mempresentasikan individual knowledge stock dari suatu organisasi, yang

disajikan oleh karyawannya. Human capital adalah kombinasi dari warisan genetik

yang meliputi pendidikan, pengalaman dan perilaku dalam hidup dan bisnis. Structural

Capital Non -Human Storehouses Of Knowledge dalam organisasi, yaitu database,

strategi, bagan organisasi, manual proses, rutinitas, dan segala sesuatu yang membuat

perusahaan lebih berharga daripada materinya. Customer capital, di sisi lain, adalah

informasi yang berkaitan dengan saluran pemasaran dan hubungan pelanggan di mana

organisasi mengembangkannya di seluruh bisnis.

Persaingan global yang ketat saat ini mendorong perusahaan untuk menarik

investor untuk berinvestasi. Pencapaian keuntungan yang maksimal merupakan tujuan

dari para investor, maka perusahaan berusaha untuk mencapai tujuannya yaitu
memperoleh keuntungan yang maksimal dengan cara meningkatkan efisiensi dan

efektifitas perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan

intellectual capital. Intellectual capital adalah sumber daya pengetahuan dalam

bentuk karyawan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat

menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan (Bukh et al, 2005

dalam Ulum, 2009; 23).

Penelitian tentang analisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

keuangan perusahaan telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti Iqbal

(2016) dengan hasil bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012 - 2014; Nurhudha dan Suwarti (2015)

dengan hasil intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang diproksikan dengan ROE pada perusahaan manufaktur di BEI periode

2009 - 2013; Fajarini dan Firmansyah (2012) dengan hasil intellectual capital

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan

LQ 45 periode 2006 - 2007; Pramelasari dan Prastiwi (2010) dengan hasil intellectual

capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan; Daud dan Amri

(2008) dengan hasil intellectual capital dan corporate social responsibility secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan; dan Kuryanto dan Syafruddin

(2008) dengan hasil intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada objek penelitian, periode waktu penelitian,

sampel penelitian dan variabel penelitian.

Corporate social responsibility menjadi sorotan akhir-akhir ini. Hampir semua

perusahaan menyatakan telah melakukan tanggung jawab sosial di perusahaannya

sendiri. Tanpa disadari, keberadaan perusahaan di tengah masyarakat dan lingkungan


kita memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif kehadiran perusahaan di lingkungan

kita adalah ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan sisi

negatifnya adalah polusi, eksploitasi tenaga kerja, produk yang tidak sehat dan

konsumsi energi yang tidak bertanggung jawab. Banyak perusahaan yang mungkin

menerapkan CSR dengan baik, namun ada juga yang tidak memperhatikan aspek CSR

ini, seperti kasus lumpur Lapindo.

Di Indonesia, pengungkapan corporate social responsibility masih bersifat

sukarela karena kurangnya standar akuntansi yang mewajibkannya. Kesadaran akan

perlunya menjaga lingkungan hanya ditingkatkan dengan UU Perseroan Terbatas No.

40 Pasal 74 Tahun 2007, yang mewajibkan perusahaan yang melakukan usaha yang

berkaitan dengan sumber daya alam untuk memikul tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

Setelah berlakunya undang-undang ini, perseroan terbatas Indonesia mulai

mengungkapkan kegiatan CSR mereka dalam rekening tahunan mereka, terutama

perusahaan yang industrinya terkait dengan lingkungan. Jika perusahaan hanya

berfokus pada keuntungan finansial jangka pendek dan mengorbankan aspek sosial dan

lingkungan, hal ini dapat menimbulkan dampak yang sangat berbeda. Misalnya,

ketidakpedulian terhadap isu-isu sosial menyebabkan protes publik yang dapat

mengganggu operasi, hal ini dapat ditunjukkan melalui demonstrasi atau boikot.

Sedangkan untuk aspek lingkungan tidak hanya mendapat reaksi buruk dari

masyarakat, tetapi juga dari pemerintah.

Penelitian mengenai analisis pengaruh corporate social responsibility terhadap

kinerja keuangan perusahaan juga telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya,

seperti, Ariantini, dkk (2017) dengan hasil bahwa corporate social responsibility

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE pada


perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2015; Suciwati, Pradnyan dan Ardina

(2016) dengan hasil bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan ROE pada

perusahaan sektor pertambangan di BEI periode 2010-2013; Husnan dan Pamudji

(2013) dengan hasil corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROE pada perusahaan

manufaktur di BEI periode 2008-2011. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada

objek penelitian, periode waktu penelitian, sampel penelitian dan variabel penelitian.

Menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance adalah urutan hari yang

harus diikuti oleh perusahaan Indonesia. Prinsip dasar good corporate governance

adalah tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Corporate governance lebih

condong terhadap berbagai model perilaku perusahaan yang diukur dengan laba,

pertumbuhan, struktur keuangan, perlakuan pemegang saham dan pemangku

kepentingan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar analisis untuk mengevaluasi

corporate governance suatu negara dengan transparansi. dan akuntabilitas dalam

pengambilan keputusan, yang dapat dijadikan dasar pengukuran kinerja perusahaan

yang lebih akurat.

Penerapan good corporate governance diperlukan untuk menjaga konsistensi

dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Good corporate governance tidak

hanya tercermin dalam penyajian nilai perusahaan sebagai tujuan utama berdirinya

perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Keuntungan ini memungkinkan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang

saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan menjamin kelangsungan hidup

perusahaan.
Di Indonesia banyak fenomena yang mencerminkan bahwa perusahaan masih

belum memperhatikan good corporate governance. Korupsi, suap, kontrak, anggaran

fiktif, dan fee proyek, misalnya, masih merajalela dalam banyak kasus, seperti operasi

portabel (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pejabat DJKA di Jawa

Tengah belakangan ini. Untuk kasus lain, seperti Bank Century dan Bank Lippo, hal ini

memperkuat fenomena bahwa Indonesia masih relatif lemah dalam menerapkan good

corporate governance.

Penelitian tentang analisis pengaruh good corporate governance terhadap

kinerja keuangan perusahaan juga telah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya

seperti, Ariantini, dkk (2017) dengan hasil good corporate governance yang

diproksikan dengan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan secara parsial sedangkan secara simultan bersama intellectual capital dan

corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang

diproksikan dengan ROE; Wati (2012) dengan hasil good corporate governance

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROE;

dan Tjondro dan Wilopo (2011) dengan hasil good corporate governance

berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja saham perusahaan perbankan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada objek penelitian,

periode waktu penelitian, sampel penelitian dan variabel penelitian.

Pemilihan variabel dalam penelitian ini harus dilihat dari perspektif tujuan

utama setiap perusahaan yaitu memperoleh keuntungan. Nilai profitabilitas adalah

ukuran kinerja keuangan yang baik atau buruk dalam hal menghasilkan keuntungan.

Pengembalian yang tinggi meningkatkan pengembalian investor atas modal yang

diinvestasikan. Mengukur hasil keuangan dengan ROE disajikan dalam laporan

keuangan perusahaan dan merupakan salah satu hal yang penting dalam proses
pengambilan keputusan investor, karena nilai ROE yang tinggi berarti pengembalian

investasi yang ditanamkan oleh investor juga tinggi.

Intellectual capital adalah aset tidak berwujud yang dimiliki setiap perusahaan.

Sumber daya manusia merupakan bagian dari intellectual capital yang dapat

mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan sehingga dapat meningkatkan

keuntungan perusahaan. Intellectual capital perusahaan juga harus berada di bawah

kendali dewan komisaris untuk menghindari kesalahan bahkan penipuan di perusahaan.

Laba yang tinggi berarti perusahaan berhasil menjual barang atau jasa yang

dihasilkannya. Hal ini berkaitan dengan minat masyarakat umum untuk menggunakan

produk perusahaan. Corporate Social Responsibility mengacu pada perusahaan yang

peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Kepedulian ini dapat membuat

orang merasa positif tentang perusahaan karena mereka merasa terbantu dan karenanya

nyaman menggunakan produk perusahaan, yang meningkatkan keuntungan perusahaan

dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat besar bagi calon investor dan

pemilik bisnis. Bagi calon investor, calon investor dapat menggunakan penelitian ini

selain laporan keuangan sebagai indikator tambahan untuk memutuskan apakah

perusahaan tersebut merupakan investasi yang baik atau tidak. Ketika sebuah

perusahaan memiliki skor intellectual capital yang baik, skor corporate social

responsibility yang baik, dan skor good corporate governance, itu pasti dapat

mempengaruhi laba perusahaan. Sehingga laporan keuangan yang baik dan dapat

merangsang calon investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Jika nilai

modal intelektual bagi pengusaha baik, maka nilai corporate social responsibility yang

baik dan nilai good corporate governance yang baik juga dapat meningkatkan
keuntungan, sehingga pengusaha dapat meningkatkan modal untuk mencapai

keuntungan yang lebih besar lagi.

Peneliti memilih intellectual capital, corporate social responsibility, good

corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan pelayaran karena, pertama,

perusahaan pelayaran memiliki tingkat keterikatan yang tinggi dengan tenaga kerja,

lingkungan dan sistem perusahaan yang ada. Kedua, kinerja keuangan perusahaan

sebagai variabel dependen dan intellectual capital, corporate social responsibility dan

good corporate governance sebagai variabel independen telah banyak dipelajari, dan

hasilnya juga menunjukkan pengaruh positif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan

perusahaan?

4. Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan

pelayaran yang terdaftar di bursa efek indonesia di masa depan?

5. Bagaimana pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan

perusahaan pelayaran yang terdaftar di bursa efek indonesia di masa depan?

6. Bagaimana pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan

perusahaan pelayaran yang terdaftar di bursa efek indonesia di masa depan?


C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan

perusahaan pelayaran yang terdaftar di bursa efek indonesia di masa depan?

5. Untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja

keuangan perusahaan pelayaran yang terdaftar di bursa efek indonesia di masa

depan.

6. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja

keuangan perusahaan pelayaran yang terdaftar di bursa efek indonesia di masa

depan.

Anda mungkin juga menyukai