Anda di halaman 1dari 5

Desa Sumberagung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Moyudan.

Desa Sumberagung
mempunyai 21 padukuhan. Susunan organisasi pemerintahan Desa Sumberagung terdiri dari 34
orang dengan kepala desa Dwini Santono. Kepala desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa. Kepala desa pada dasarnya bertanggung jawab kepada rakyat yang prosedur
pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati Sleman melalui Camat Moyudan. Badan
Permusyawaratan Desa dalam Pasal 34 PP No. 72 Tahun 2005 berfungsi menetapkan peraturan desa
bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Perwakilan Desa
berjumlah 11 orang dengan ketua Drs. H. Zamroni, M.M. Kepala desa wajib memberikan keterangan
laporan pertanggungjawaban, kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok
pertanggungjawaban dan tetap memberikan peluang kepada masyarakat melalui BPD untuk
menanyakan atau meminta keterangan lebih lanjut. Anggaran pendapatan dan belanja desa sering
tidak seimbang antara pendapatan dan pengeluaran. Kenyataan seperti ini disebabkan oleh empat
faktor utama yaitu sebagai berikut (Hudayana & FPPD dalam Subroto, 2009).

1. Desa memiliki anggaran pendapatan dan belanja yang kecil dan sumber pendapatannya
sangat tergantung pada bantuan yang sangat kecil pula.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat desa rendah.
3. Rendahnya dana operasional desa untuk menjalankan pelayanan.
4. Banyak program pembangunan masuk ke desa tetapi pengelolaan dilakukan oleh dinas
terkait.

Siklus penyusunan keuangan desa terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut (data Desa
Sumberagung, 2013).

1. Bulan November sampai Desember: Penyusunan siklus tahunan desa


2. Bulan Oktober: Perubahan anggaran
3. Bulan Januari sampai Maret: Laporan pertanggungjawaban

Contoh siklus tahunan Desa Sumberagung tahun anggaran 2013 (daftar peraturan-peraturan Desa
Sumberagung).

1. APBDesa Sumberagung tahun 2013.


2. Pengelolaan tanah kas desa.
3. Pungutan desa.
4. Menyewakan tanah kas desa kepada PT Telefon Seluler.
5. Pertanggungjawaban APBDesa tahun 2012 dan lain-lain.
6. Perubahan APBDesa tahun 2013.

Contoh siklus tahunan desa Sumberagung tahun 2013 (Keputusan-Keputusan Kepala Desa
Sumberagung).

1. Rencana kegiatan pembangunan Desa Sumberagung tahun 2013.


2. Penetapan TPK tingkat padukuhan se-Desa Sumberagung.
3. Penetapan tim pengelola Tyto Alba (burung pemangsa tikus) Desa Sumberagung.
4. Pengangkatan sekretaris PPS pemilu 2014.
5. Pembentukan tim pelaksana distribusi beras untuk rumah tangga miskin.
6. Pelaksanaan kegiatan alokasi dana desa.
7. Pembentukan tim pelaksana pendataan (updating & validasi data KB) dan lain-lain.

Pendapatan Desa Sumberagung tahun anggaran 2013 berasal dari pendapatan sali desa, , bagi i hasil
pajak daerah, bagi hasil retribusi daerah, bagi hasil desa dari dana perimbangan dari pemerintah
daerah, bantuan keuangan dari pemerintah (provinsi, kabupaten, dan desa lainnya), dan lain-lain
pendapatan yang sah. Total pendapatan pada tahun 2013 sebestr Rp3.199.057.829,00. Pendapatan
terbesar berasal dari bantuan keuangan dari pemerintah Rp2.069.697.000,00 kemudian disusul dari
hasil swadaya dan partisipasi masyarakat sebesar Rp371.184.379,00. Desa Sumberagung tidak
memperoleh pendapatan yang bersumber dari bagian laba BUM-Desa, tanah kas desa, sewa
bangunan milik desa, pemandian umum yang diurus oleh desa, bunga simpanan bank, bantuan
keuangan khusus, hibah, dan sumbangan pihak ketiga.

Desa Sumberagung untuk tahun-tahun berikutnya perlu mencari sumber-sumber pendapatan lain.
Misalnya mendirikan BUMDesa sehingga pendapatan meningkat dan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat. Hasil kekayaan alam (garapan) di Desa Sumberagung untuk
saat ini tidak bisa hanya mengandalkan dari sektor pertanian dan perikanan, oleh sebab itu desa
perlu merencanakan bangunan (kios atau toko) untuk disewakan. Pertimbangan merencanakan
bangunan untuk disewakan mengingat sebagian tanah kas desa di wilayah yang strategis untuk
melakukan usaha (bisnis)

Tahun anggaran 2013 belanja paling besar adalah belanja modal pembangunan desa sebesar
Rp1.329.722.979,00 kemudian belanja modal lain-lain sebesar Rp522.628.300,00. Pemerintah desa
seharusnya bisa membuat proposal dalam rangka peningkatan infrastruktur dengan mengajukan
proposal ke perusahaan-perusahaan swasta. Dengan adanya Sustainability Report perusahaan-
perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan tanggung jawabnya kepada masyarakat, misalnya
pembangunan jalan, sekolah, saluran air bersih, dan lain-lain. Kerja sama antar-desa dan pihak
swasta dapat mengurangi belanja atau mengalokasikan anggaran ke akun lain sehingga akan tercipta
pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Pembiayaan desa yang selanjutnya disebut pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Desa Sumberagung penerimaan
pembiayaan sebesar Rp25.000.000.000 dari sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun
sebelumnya.

Peraturan Bupati Sleman No. 82 Tahun 2009 Pasal 1 mendefinisikan pendapatan desa yang
selanjutnya disebut pendapatan adalah semua penerimaan yang melalui rekening desa yang
merupakan hak desa dalam (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kemball oleh desa.
Pendapatan Desa Sumberagung tahun anggaran 2013 berasal dari pendapatan asli desa, bagi hasil
pajak daerah, bagi hasil retribusi daerah, bagi hasil desa dari dana perimbangan dari pemerintah
daerah, bantuan keuangan dari pemerintah (provinsi, kabupaten, dan desa lainnya), dan lain-lain
pendapata, yang sah. Total pendapatan pada tahun 2013 sebesar Rp3.199.057.829,00. Pendapatan
terbesar berasal dari bantuan keuangan dari pemerintah Rp2.069.697.000,00 kemudian disusul dari
hasil swadaya dan partisipasi masyarakat sebesar Rp371.184.379,00. Desa Sumberagung tidak
memperoleh pendapatan yang bersumber dari bagian laba BUM-Desa, tanah kas desa, sewa
bangunan milik desa, pemandian umum yang diurus oleh desa, bunga simpanan bank, bantuan
keuangan khusus, hibah, dan sumbangan pihak ketiga.

Desa Sumberagung untuk tahun-tahun berikutnya perlu mencari sumber-sumber pendapatan lain.
Misalnya mendirikan BUMDesa sehingga pendapatan meningkat dan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat. Hasil kekayaan alam (garapan) di Desa Sumberagung untuk
saat ini tidak bisa hanya mengandalkan dari sektor pertanian dan perikanan, oleh sebab itu dera
perlu merencanakan bangunan (kios atau toko) untuk disewakan. Pertimbangan merencanakan
bangunan untuk disewakan mengingat sebagian tanah kas desa di wilayah yang strategis untuk
melakukan usaha (bisnis).

Belanja desa, yang selanjutnya disebut belanja, adalah pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa Belanja Desa Sumberagung sebesar Rp3.199.057.829,00
digunakan untuk belanja langsung yang terdiri dari belanja bahan, belanja jasa kantor, belanja
pemeliharaan kekayaan desa, belanja cetak dan penggandaan, belanja sewa perlengkapan dan
peralatan kantor, belanja makanan & minuman, belanja pakaian dinas, belanja perjalanan dinas,
belanja modal dan belanja tidak langsung yaitu belanja pegawai, tunjangan, belanja pemeliharaan
kekayaan desa, belanja cetak dan penggandaan, belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor,
belanja makanan & minuman, belanja pakaian dinas, belanja perjalanan dinas, belanja modal dan
belanja tidak langsung yaitu belanja pegawai, tunjangan, belanja operasional kepala desa, perangkat
desa & BPD, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Desa
Sumberagung tidak melakukan belanja sewa alat berat, belanja modal pembangunan prasarana
pemasaran, belanja tambahan penghasilan, belanja subsidi & belanja hibah.

Tahun anggaran 2013 belanja paling besar adalah belanja modal pembangunan desa sebesar
Rp1.329.722.979,00 kemudian belanja modal lain-lain sebesar Rp522.628.300,00. Pemerintah desa
seharusnya bisa membuat proposal dalam rangka peningkatan infrastruktur dengan mengajukan
proposal ke perusahaan-perusahaan swasta, Dengan adanya Sustainability Report perusahaan-
perusahaan berlomba-lomba untuk memberikan tanggung jawabnya kepada masyarakat, misalnya
pembangunan jalan, sekolah, saluran air bersih, dan lain-lain. Kerja sama antar-desa dan pihak
swasta dapat mengurangi belanja atau mengalokasikan anggaran ke akun lain sehingga akan tercipta
pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Pembiayaan desa yang selanjutnya disebut pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Desa Sumberagung penerimaan
pembiayaan sebesar Rp25.000.000.000 dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun
sebelumnya.

Sistem akuntansi yang digunakan di Desa Sumberagung menggunakan sistem akuntansi kas, ini
menunjukkan bahwa pada tingkat desa pencatatan akuntansi masih sangat sederhana. Peraturan
Bupati Sleman No. 82 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dalam bagian
keempat menyebutkan bahwa setiap pendapatan dan belanja harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah dan dimasukkan di rekening desa atas nama pemerintah desa. Penerapan sitter
akuntansi berbasis las bertentangan dengan Permendagri No. 64 Tahun 2013 yang mewajibkan
pemerintah sektor publik menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual. Tahun 2014 harus sudah
mempersiapkan untuk tahun anggaran 2015. Keterbatasan sumber daya manusia di desa
menyebabkan desa tidak secepat sektor-sektor yang lain dalam mengimplementasi undang-undang
dan peraturan menteri.

Halim (2004) basis kas menerapkan bahwa pengakuan atau pencatatan transalesi ekonomi hanya
dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila suatu transaksi
belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi tersebut tidak dicatat. Ada beberapa
manfaat dan kelemahan akuntansi berdasarkan basis kas (Mutiarini, 2005).

Manfaat-manfaat penerapan basis kas, yaitu sebagai berikut.

1. Prinsip-prinsip yang mendasari basis kas sederhana sehingga mudah dipahami dan dijelaskan
2. Pelaporan yang mungkin lebih cepat karena mengompilasikan informasi yang didasarkan
dengan basis kas relative lebih mudah dilakukan
3. Pelaksanaan sistem akuntansi berbasis kas untuk menyiapkan laporan keuangan berbasis kas
tidak terlalu memerlukan personel yang terlatih.
4. Personel yang melaksanakan sistem akuntansi berbasis kas tidak perlu melakukan
pertimbangan untuk menentukan jumlah arus kas pada periode berjalan.
5. Mudah bagi berbagai pengguna laporan keuangan untuk mengakses dan memahami
informasi yang ada karena akuntansi kas tidak membutuhkan pengetahuan akuntansi yang
rinci

Kelemahan-kelemahan penerapan basis kas, yaitu sebagai berikut :

1. Tidak dapat menyediakan informasi yang terkait dengan aset, kewajiban, dan dampak dari
konsumsi sumber daya pada periode berjalan.
2. Mengabaikan arus sumber daya lainnya yang mungkin memiliki dampak atas kemampuan
pemerintah untuk menyediakan barang dan jasa di saat ini dan di masa yang akan datang.
3. Tidak mencatat manfaat-manfaat yang diperoleh dari aset selama periode berjalan.
4. Tidak menyediakan informasi yang terkait dengan modal (aset).
5. Membatasi publik untuk menilai akuntabilitas pemerintah dalam penggunaan sumber daya
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai