BAB I
PENDAHULUAN
cara bisnisnya dari pola bisnis tradisional yang hanya berfokus kepada
daya ekonomi dapat diperoleh dan dikelola secara efisien dan ekonomis, sehingga
bisnis dan penentuan strategi bersaing. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk
berpikir efektif, efisien dan paling terpenting harus kritis untuk menjadi unggul
stabil dan siap bersaing sehingga dapat bertahan dan berkembang. Selain itu
perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga
(2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya.
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual
disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham
Penghargaan lebih atas saham perusahaan dari para investor tersebut diyakini
perusahaan. Selain itu, jika modal intelektual merupakan sumber daya yang
nilai tambah dan kegunaan berbeda bagi perusahaan. Oleh karena itu, Intellectual
merupakan hal yang perlu diperhatikan agar perusahaan dapat bertahan dalam
sebuah sumber daya penting dan sebuah kapabilitas untuk bertindak berdasarkan
pengetahuan. Dilain sisi menurut Bontis (1996), intellectual capital adalah sukar
memberikan suatu organisasi dengan sebuah sumber daya yang baru untuk
4
bersaing dan menang. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Bontis (2000)
komponen, yaitu human capital, structural capital, dan customer capital yang
dan structural capital ini yang kemudian akan membentuk adanya customer
capital, kemudian akan memberikan efek terhadap financial capital (Murthy dan
Mouritsen, 2011:624).
intellectual capital sendiri masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini
dihasilkan oleh efisiensi dari human capital. Sehingga indikasi gaji dan tunjangan
sebagai sumber daya kekuatan produktifitas perusahaan yang bertumpu pada dua
5
faktor keunggulan yaitu faktor keunikan kompetensi yang dimiliki dan faktor niali
yang melekat pada kompetensi individu (Alwi, 2008:292). Structural capital (SC)
Marti (2001) dalam Christa (2013) menyatakan bahwa modal struktural adalah
teknologi, rutinitas dan sistem yang berada didalam perusahaan, dan juga
antara pemerintah dengan industri (Bontis, 2000) atau hubungan baik dengan
pihak luar (Petras, 1996). Perusahaan harus mempu menciptakan barang dan jasa
yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Customer capital juga
oleh intellectual capital yang dimiliki perusahaan. Jika nilai perusahaan semakin
baik akibat intellectual capital, pasar akan memberikan nilai yang tinggi pada
perusahaan yang memiliki intellectual capital yang lebih besar. Nilai perusahaan
Intellctual Capital terhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan pada perusahaan
Capital Coeficient (VAICTM). Model yang digunakan Chen adalah model regresi.
intellectual capital memiliki dampak positif terhadap nilai pasar dan kinerja
salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa yang akan
datang.
kepada pihak lain selain kepada pemilik. Perusahaan melakukan hutang kepada
kreditur memiliki tujuan untuk memanfaatkan kesempatan atas situasi bisnis yang
ada dan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan memperoleh dana tambahan dari
digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang. Rasio yang sering digunakan untuk mengukur hutang perusahaan adalah
dengan menggunakan rasio debt to total asset ratio dan debt to equity ratio.
Debt to Equity Ratio (DER) menurut Sitanggang (2014:23) yaitu rasio antara
total hutang dengan total ekuitas dalam perusahaan yang memberi gambaran
perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (equity) perusahaan. Bisa
juga disebut dengan rasio hutang modal. Semakin tinggi tingkat DER, semakin
tinggi pula perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri.
sehingga resiko tak terbayarkan suatu hutang perusahaan dapat dihitung demi
menghindari kemungkinan buruk yang nantinya akan terjadi dikarenakan rasio ini
pinjaman dana yang disediakan oleh pemegang saham. Debt to Equity Ratio
panjang, dimana semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan
DER yang kecil akan lebih mudah mendapatkan pendanaan dari investor. Dengan
adanya rasio utang terhadap modal yang kecil, bisa diartikan bahwa perusahaan
100%. Menurut konsensus analis DER sebaiknya berada di bawah 100% atau 1
Perusahaan yang sehat secara keuangan ditunjukan dengan rasio DER di bawah
perusahaan sangat tergantung dari pihak luar. Apabila perusahaan tidak dapat
mengelola hutangnya dengan baik dan optimal, akan berdampak buruk terhadap
1. Ketentuan besarnya perbandingan antara utang dan modal (DER) berlaku bagi
2. Utang dan modal dihitung dari saldo rata-rata pada satu tahun pajak atau
3. Besarnya perbandingan utang dan modal paling tinggi empat banding satu
(4:1).
4. Dalam hal DER melebihi 4:1 maka biaya pinjaman yang dapat diperhitungkan
tersebut memiliki tingkat likuiditas yang baik, sedangkan jika perusahaan tidak
10
tingkat likuiditas yang baik dalam artian secara keuangan kurang sehat.
saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang
(current asset) dengan hutang lancar (current liabilities) atau yang sering disebut
dengan current ratio (Agus dan Martono, 2011). Current ratio ini digunakan
jangka pendek atau hutang lancar. Semakin besar perbandingan asset lancar
dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat
diusahakan untuk menambah aktiva lancar dan aktiva lancar tertentu diusahakan
(current ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar, rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat
dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka pendek. Dilain sisi, Agnes Sawir
(2011:8) menerangkan bahwa current ratio merupakan ukuran yang paling umum
karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
12
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang
sama dengan jatuh tempo utang. Jadi menurut pengertian di atas, dapat
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi
lancar. Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
kewajibannya dengan baik, maka akan memiliki kesempatan lebih baik untuk
Biasanya para investor akan menanamkan modal pada perusahaan yang sudah
jelas asal usul dan sepak terjangnya di perekonomian. Karena pada dasarnya
menanamkan modal nya adalah untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu,
media, dan lain-lain riset ini dilakukan dengan tujuan supaya investasi yang
dilihat dari kinerja perusahaan. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan
diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak
tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam
pertumbuhan ekonomi berada pada level lima sampai lima setengah persen.
cenderungnya lebih stabil dan cadangan devisa yang bagus menjadi daya tarik
berinvestasi. Selain itu, banyaknya tenaga kerja produktif yang harus mengalami
pemutusan hubungan kerja akibat dari kondisi saat ini yang membuat berbagai
resesi ekonomi. Dilihat dari kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini,
ekonomi pada kuartal III-2020. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu
hingga minus 2,9 persen. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal III akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.
Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni
ekonomi hingga akhir tahun akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga
minus 0,6 persen. Adanya hal tersebut maka tak menutup kemungkinan resesi
sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu
pada manajemen pasar modal. Pasar modal mengalami berbagai tantangan yang
mana mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan atau ( IHSG ) anjlok dan
terpukul ke level yang cukup rendah. Kondisi adanya penurunan harga saham dan
goyah. Hal ini dibuktikan juga dengan hasil survey McKinsey pada awal bulan
terganggu dan 83% masyarakat Indonesia meyimpan uangnya untuk masa krisis
tingkat pasar modal suatu perusahaan dan penurunan kinerja keuangan suatu
prospek atau masa depan, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik
sumber daya yang tersedia. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara
kemajuan dan tingginya nilai usaha membuat para investor melirik perusahaan
saham, atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai
16
dimana perusahaan yang termasuk dalam LQ45 berada pada top 95% dari total
rata-rata tahunan nilai transaksi saham di pasar regular dan berada di top 90%
rata-rata tahunan kapitalisasi pasar. LQ45 merupakan salah satu indeks di Bursa
emiten dengan seleksi kriteria seperti penilaian atas likuiditas. Dimana penilaian
kapitalisasi dari pasar. 45 emiten tersebut di sesuaikan setiap enam bulan sekali
(tiap awal Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat pada
kehormatan bagi suatu perusahaan. Hal ini menandakan jika pelaku pasar modal
percaya dan mengakui tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar dari perusahaan
tersebut baik. Peneliti ingin melihat fenomena pasar modal pada perusahaan yang
tercatat di LQ45.
ratio, dan current ratio untuk melihat kondisi pasar modal di perusahaan yang
17
tercatat di Indeks LQ45, yang mungkin dengan setelah terjadinya resesi ekonomi
perusahaan terganggu yang dapat berimbas pada nilai suatu perusahaan. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk menguji hubungan antara intellectual capital,
debt to equity ratio, serta current ratio pada nilai perusahaan dan keterkaitannya
debt to equity ratio, dan current ratio terhadap nilai perusahaan. Sehingga dari
Pengaruh Intellectual Capital, Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio
(CR) Terhadap Nilai Perusahaan Yang Di Mediasi Oleh Kinerja Keuangan ( Studi
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di ambil adalah :
antara intellectual capital, debt to equity ratio, dan current ratio terhadap nilai
perusahaan
1. Manfaat Teoritis
to equity ratio, dan current ratio terhadap nilai perusahaan yang di mediasi oleh
kinerja keuangan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
rujukan penelitian berikutnya yang relevan sehingga dapat menambah nilai dan
2. Manfaat Praktis
debt to equity ratio, dan current ratio yang dapat mempengaruhi nilai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
buktikan oleh beberapa peneliti dan memiliki hasil yang beragam. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Fitriasari dan Ratna Sari (2019) dalam judul penelitiannya
Sebagai Variabel Intervening. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda
dengan metode analisis jalur (path analysis). Populasi dalam penelitian ini yaitu
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sapitri (2016) dengan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel. Teknik analisis data
perusahaan.
Menurut Utami dan Welas (2019) pada penelitian berjudul Pengaruh Current
Ratio, Return on Asset, Total Asset Turnover, dan Debt To Equity Ratio Terhadap
Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2017). Populasi dalam penelitian ini adalah Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda . Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Current
Ratio memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. (2) Debt to
Equity Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pada Penelitian yang di lakukan oleh Salainti (2019) yang berjudul Pengaruh
Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Equity Ratio, dan Return on
Asset Terhadap Nilai Perusahaan. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode analisis regresi linear berganda. Teknik
tinggi atau rendah hutang current ratio yang dimiliki sebuah perusahaan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal ini
tambah perusahaan
disebabkan faktor
psikologis pasar.
Debt To Equity Ratio
(DER) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
nilai perusahaan (PBV).
Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi
nilai hutang (struktur
modal) maka dapat
meningkatkan nilai
perusahaan di sektor
utama. Hal ini
menunjukkan bahwa jika
perusahaan semakin
banyak menggunakan
hutang jangka panjang
untuk membiayai asetnya
maka dapat meningkatkan
nilai perusahaan di sektor
utama.
informasi oleh perusahaan dalam hal laporan keuangan. Tujuan utama dari
25
perusahaan (ulum, 2009:5). Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori
pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan
yang dimiliki oleh perusahaan, baik karyawan (human capital), asset fisik
dapat menciptakan value added (dalam hal ini disebut dengan VAIC™) untuk
stakeholder sendiri.
kepentingan orang dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala
ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan, dan definisi yang
dalam masyarakat.
dalam rangka mengembangkan usahanya, hal itu dapat dijadikan sarana untuk
diterima oleh pihak luar. Teori ini berdasar pada pernyataan bahwa terdapat
khusus untuk melakukannya. Hal ini mungkin bisa terjadi ketika perusahaan
27
dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai
perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi
bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik. Harga saham yang tinggi membuat
nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan dalam beberapa literatur disebut
antara harga saham dengan nilai buku saham dan market to book ratio yaitu
rasio saat ini harga saham dengan nilai buku per saham (Hermuningsih, 2011).
persepsi investor terhadap perusahaan yang sering kali dikaitkan dengan harga
saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan
Tarigan, 2007:3) :
a) Nilai nominal, nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
b) Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham
konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset,
e) Nilai likuidasi, nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung dengan cara
keuangan pasar modal harga saham dipasar, nilai perusahaan dapat diukur
terjadi transaksi jual beli surat berharga dipasar modal antara penjual (emiten)
yang lebih besar dari pada perusahaan kecil yang akan mengurangi tingkat
perusahaan dengan earning per share dalam saham. PER adalah fungsi dari
perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin
besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh
rumus:
nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya
harga terhadap nilai buku dengan intrinsic saham diestimasi berdasarkan model
penilaian saham (Sabrin et al. 2016). Price to Book Value dapat dihitung dengan
rumus :
c. Tobin’s Q
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah
James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang sangat berharga karena
menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian
membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas
investasi, hal ini akan merangsang terjadinya investasi baru. Namun jika rasio-q
32
dibawah satu-q, maka investasi dalam asset dianggap tidak menarik. Tobin’s Q
Keterangan :
DEBT = Nilai buku dari total hutang (kewajiban jangka pendek + kewajiban
jangka panjang)
TA = Total aktiva
perbandingan antara harga saham terhadap nilai bukunya, dimana nilai buku
dihitung sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah
PBV dianggap salah satu hal yang dapat menggambarkan nilai perusahaan,
karena rasio PBV mencerminkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham
dengan memiliki satu lembar saham selain itu rasio PBV juga dianggap
melihat dari sisi modal perusahaan selain itu PBV menunjukkan besarnya
reaksi pasar dalam menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Sari
33
2015). Terdapat dua keunggulan dari PBV, yang pertama yaitu nilai buku
merupakan ukuran yang stabil dan sederhana yang dapat dibandingkan dengan
manajemen mengelola asset dan modalnya dengan baik agar menarik para
investor.
lebih saham yang arus kasnya relatif pasti, daripada saham yang arus
kasnya beresiko.
34
keberhasilan yang telah diraih. Kinerja dapat menjadi tolok ukur kemampuan
yang umum digunakan yaitu kinerja keuangan. Kinerja keuangan dapat dilihat
dan diukur dengan cara menganalisis laporan keuangan yang tersedia melalui
serta hasil hasil yang telah dicapai perusahaan dapat diketahui baik di waktu
a. Rasio Profitabilitas
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
antara laba setelah pajak dan total aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA
besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Apabila semakin tinggi
nilai return on asset (ROA) suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula
begitu akan dapat menarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Namun, semakin kecil (rendah) rasio dari ROA, maka semakin
sebagai berikut :
Laba Bersih
ROA=
Total Asset
langsung telah tercantum dalam PSAK No. 19 revisi 2000 (Ikatan Akuntan
aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat di identifikasi
dan tidak mempunyai wujud fisik. Modal intelektual atau intellectual capital
merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sangkala
dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini.
jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga komponen utama suatu perusahaan
dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi
sudut pandang definisi dari Bontis (2000) dikutip oleh Susilo (2012)
pada tiga komponen utama yaitu physical capital / capital employed (VACA),
Value Added adalah selisih antara output dan input, dimana rumus VA adalah
sebagai berikut :
VA =OP+ EC + D+ A
Dimana :
c) D = Depreciation (Depresiasi)
d) A = Amortisation (Amortisasi)
Capital (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical
Value Added
Value Added Capital Employed=
Capital Employed
Dimana :
Capital (VAHU)
Value Added
Value Added Human Capital( VAHU )
Human Capital
Dimana :
a) Value Added Human Capital (VAHU) = rasio dari Value Added (VA)
(STVA)
optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan (Sudibya dan Restuti, 2014).
(STVA) yaitu :
Structural Capital
StructuralCapital Value Added ( STVA ) =
Value Added
41
Dimana :
b) Structural Capital = VA – HC
c) Value Added
Coeffisient (VAICTM).
kemampuan penciptaan nilai unit bisnis dan merupakan efisiensi bisnis dalam
berikut :
modal dari total hutang terhadap modal yang dimiliki perusahaan. Semakin
hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang akan semakin besar
dibandingkan dengan total modal sendiri, itu artinya semakin besar beban
tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Namun apabila nilai DER lebih rendah maka akan semakin rendah pula
atau investor biasanya akan memilik perusahaan yang nilai DER nya rendah,
pihak kreditur dan investor akan lebih terlindungi jika terjadi penurunan bisnis
Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio=
Ekuitas
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dalam artian
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Current ratio biasanya digunakan sebagai
alat untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan dan juga sebagai petunjuk
nilai current ratio rendah, akan mengakibatkan minat investor menjadi turun.
perolehan return saham menurun. Baik buruknya tingkat current ratio dapat
modalnya. Current ratio dapat dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan
44
Aktiva Lancar
Current Ratio=
Hutang Lancar
aset tak berwujud dan informasi lainnya melebihi dari yang diharuskan
dan Ratna Sari (2019) dalam judul Pengaruh Intellectual Capital Pada Nilai
dari tingkat income yang meningkat saja, akan tetapi terdapat faktor-faktor
asset ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio dan fixed charged
menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat
modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga
(liabilities) atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
perusahaan. Apabila nilai current ratio suatu perusahaan 1:1 atau 100%,
lancar. Nilai current ratio lebih aman jika berada diatas 1 atau diatas 100%.
Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. (Harahap,
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2018) dengan judul Pengaruh
Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Price
artinya setiap kenaikan current ratio akan diikuti oleh kenaikan return on
asset dan selanjutnya akan memberikan dampak pada price to book value
perusahaan.
47
yang ada. Masa depan dan prospek perusahaan akan bergantng pada
tampak dari aset tak berwujud ini berupa intellectual capital. Apabila
kinerja perusahaan dan nilai perusahaan akan di nilai baik pula. Perusahaan
nilai perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Aida dan Rahmawati
Debt to equity ratio adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
Jika nilai DER suatu perusahaan rendah, maka akan membawa informasi
positif bagi para investor karena akan membuat para investor lebih tertarik
DER tinggi maka tingkat hutang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
dilakukan oleh Pioh et. al (2018) menyatakan bahwa debt to equity ratio
yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang
49
baik maka nilai current ratio akan meningkat. Tingkat likuiditas yang
perusahaan.
50
akan kinerja perusahaan itu. Karena pada dasarnya para investor akan
nilai perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Linawati
Intellectual
Capital
(X1) Nilai Perusahaan
(Y)
Debt to Equity
Ratio
(X2)
Kinerja
Keuangan
(Z)
CCurrent Ratio
(X3)
Keterangan :
sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori relevan,
52
data. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan model hipotesis sebagai berikut :
BAB III
METODE PENELITIAN
terencana, dan terstruktur dengan jelas dari awal hingga akhir pembuatan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
(http://www.idx.co.id).
sekarang.
3.2.1 Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar pada IDX
3.2.2 Sampel
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi. Sampel merupakan
sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini diterapkan
a. Perusahaan yang tercatat di LQ45 pada BEI mulai tahun 2017 sampai
lengkap mulai dari 2017 sampai dengan 2019 selama 3 tahun berturut-
turut.
diteliti. Berikut ini adalah rincian kriteria sampel pada penelitian ini :
Perusahaan yang sahamnya tercatat pada LQ45 mulai dari tahun 2017
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
Penentuan data yang diambil dari sampel adalah data panel yang
diperoleh dari penggabungan data rentang waktu (time series) selama 3 tahun
dan data cross section dari 10 perusahaan. Data penelitian yang diperoleh
SPSS 21.0 , data yang dapat diolah menjadi 24 data keuangan perusahaan
Tabel 3.3 Data Perusahaan LQ45 yang data perusahaannya dapat di analisis
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
pada suatu penelitian yang digunakan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
keberhasilan perusahaan yang dilihat dari harga saham. Nilai perusahaan pada
penelitian ini menggunakan proksi price to book value (PBV) yakni dengan
membandingkan harga per lembar saham dengan nilai buku per lembar
saham. Jika rasio PBV menunjukan peningkatan berarti bahwa pasar semakin
periode 2017-2019 yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kinerja Keuangan
(ROA). ROA dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan total asset,
sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on Asset=
Total Asset
periode 2017-2019 yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
yaitu:
Value Added=OP + EC + D+ A
Dimana :
c) D : depreciation (depresiasi)
d) A : amortization (amortisasi)
dilihat dilampiran.
capital (VACA).
yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. Pulic
besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih
Value Added
Value Added Capital Employed ( VACA )=
Capital Employed
Dimana :
b) VA (Value Added).
63
bersih).
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang
dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital (HC)
1997; Sveiby, 1998), Pulic (1998) berargumen bahwa total salary and wage
Value Added
Value Added Human Capital ( VAHU )=
Human Capital
Dimana :
b) VA (Value Added)
64
pendapatan karyawan).
Rasio ini mengukur jumlah structural capital (SC) yang dibutuhkan untuk
Structural Capital
StructuralCapital Value Added ( STVA ) =
Value Added
Dimana :
b) SC (Structural Capital) : VA – HC
c) VA (Value Added).
dan STVA.
periode 2017-2019 yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang dapat mengukur tingkat
Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio=
Ekuitas
66
45 selama 2017-2019 yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
Tabel 3.7 Nilai Debt to Equity Ratio Perusahaan LQ45 Tahun 2017-2019
201
No Nama Perusahaan 2018 2019
7
berikut :
67
Aktiva Lancar
Current Ratio=
Hutang Lancar
selama 2017-2019 yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
201
No Nama Perusahaan 2017 2019
8
merupakan data yang diukur dalam suatu skala numerik. Jenis data yang
digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung yang dapat berupa informasi, data, dan lainnya.
(tahunan) pada perusahaan yang sahamnya terdaftar pada saham LQ45 pada
tahun 2017-2019. Data yang diteliti merupakan data panel yang diperoleh dari
penggabungan data rentang waktu (time series) selama 3 tahun dan data cross
sekunder berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah agenda dan lain-lain.
Metode ini merupakan metode bantu yang digunakan untuk memperoleh data-
menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat
tengah (median), nilai maksimum, serta nilai minimum atas setiap indikator
penelitian.
70
dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan secara rinci
A. Uji Normalitas
yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
dengan analisi grafik (Ghozali, 2014). Analisis grafik dapat dilakukan dengan
melihat normal probability plot. Distribusi normal membentuk satu garis lurus
diagonal dan plotting data dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Pada
sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka data menunjukkan
pola distribusi normal. Sebaliknya, apabila penyebaran data jauh dari garis
diagonal dan tidak mengikuti garis diagonal, maka data tidak menunjukkan
data secara visual grafis. Adapun batasan uji Kolmogorov Smirnov adalah jika
71
nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data residual dinyatakan tidak normal.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka data residual berdistribusi
normal.
B. Uji Multikolinearitas
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
dapat diketahui dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF
lebih besar dari 5 telah terjadi multikolinearitas, sedangkan nilai VIF lebih
besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang
akan diuji. Apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka dapat diartikan
C. Uji Heteroskedastisitas
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, hal ini dapat dideteksi
dengan melihat scatterplot antara nilai taksiran Y dengan residual dimana plot
sumbu residual yang distandarkan dari sumbu X dan Y yang telah diprediksi
menyempit), serta tersebar baik di atas maupun bawah angka 0 pada sumbu Y,
jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis liniear
kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan oleh peneliti berdasarkan teori
yang ada.
hubungan antar variabel. Model bergerak dari sebelah kiri ke sebalah kanan
langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada
pengaruh intellectual capital, debt to equity ratio dan current ratio terhadap
nilai perusahaan. Hubungan tidak langsung terjadi jika ada variabel ketiga
73
yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Hubungan tidak langsung ini
(DER) dan current ratio (CR) terhadap nilai perusahan (PBV) melalui
ρ4
X1
ρ1 Y
ρ5
X2
ρ7
ρ2
ρ6 Z
X3 ρ3
Z = ρ1 X1 + ρ 2 X2 + ρ 3 X3+ е1 …… (persamaan 1)
Keterangan :
ρ1 : Koefisiensi Jalur X1 ke Z
ρ2 : Koefisiensi Jalur X2 ke Z
ρ3 : Koefisiensi Jalur X3 ke Z
ρ4 : Koefisiensi Jalur X1 ke Y
ρ5 : Koefisiensi Jalur X2 ke Y
ρ6 : Koefisiensi Jalur X3 ke Y
berikut:
е = √ 1−R 2
Hal ini mengacu pada output regresi model pada bagian tabel Coefficients.
Nilai dari R2 atau biasa disebut R Square terdapat pada tabel model summary
besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total dari
75
Koefisien path pada pengaruh suatu variabel ke variabel yang lain dari output
kausal baik langsung maupun tidak langsung dapat dipaparkan pada tabel
berikut :
Pengaruh Kausal
Pengaruh Tidak
Variabel Langsung Langsung
(Melalui Z)
X1 ➔Y ρ4 ρ1 x ρ7
X2 ➔Y ρ5 ρ2 x ρ7
X3 ➔Y ρ6 ρ3 x ρ7
X1 ➔Z ρ1 -
X2 ➔Z ρ2 -
X3 ➔Z ρ3 -
Z➔ Y ρ7 -
suatu uji yang digunakan untuk melakukan uji terhadap variabel perantara.
variabel bebas. Dalam uji sobel memiliki beberapa kriteria penilaian yaitu :
a) One-tailed probability < 0,05 yang artinya bahwa variabel intervening dapat
b) One-tailed probability > 0,05 yang artinya bahwa variabel intervening tidak
Keterangan :
BAB IV
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar pada
IDX (http://www.idx.co.id) pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Dalam
Jumlah
No Kriteria Perusahaan
Perusahaan
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini merujuk pada nilai minimum, nilai
dari berbagai variabel penelitian yang terdiri dari intellectual capital (X1),
debt to equity ratio (X2), current ratio (X3), return on asset sebagai variabel
mediasi (Z), dan price to book value (Y). Penelitian ini bertujuan untuk
Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Masing- Masing Variabel (Data Sebelum
di Outlier)
Descriptive Statistics
Std.
Minimu Maximu
N Mean Deviatio
m m
n
3 49.42
VAIC 4.12 8.25 106.539
0 0
3
DER .18 2.91 .9540 .75740
0
3 26.39
CR .63 5.27 132.181
0 3
3 92.58 1.772.63
PBV .93 82.44
0 7 4
3
ROA .02 .45 .1357 .11866
0
Valid N
3
(listwis
0
e)
80
juga dengan jumlah data pada setiap variabel yaitu sebanyak 30 data yang
berasal dari sampel perusahaan yang terdaftar di LQ45 pada periode tahun
2017 sampai dengan tahun 2019. Pada tabel diatas terdapat data penelitian
Data Outlier
Menurut Imam Ghozali (2011:41) outlier adalah kasus atau data yang
memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah
bukan merupakan anggota populasi yang kita ambil sebagai sampel, (4)
outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi
dari variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak
menetukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu
dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang
jumlah data pada setiap variabel atau yang disebut N adalah 24 data yang
berasal dari sampel perusahaan LQ45 pada periode 2017 sampai dengan 2019.
cukup.
standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel nilai perusahaan (PBV) dengan
82
nilai 1,479. Hal ini menunjukkan data perputaran nilai perusahaan memiliki
keuangan (ROA) dengan nilai 0.057. Hal ini menunjukkan data kinerja
SPSS versi 21.0. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh intellectual capital, debt to equity ratio, dan current ratio terhadap
distribusi data melalui batasan angka disamping analisis grafik Normal P-P
Adapun batasan uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai signifikansi < 0,05
maka distribusi data residual dinyatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi > 0,05 maka data residual berdistribusi normal. Berikut adalah
hasil uji normalitas intellectual capital, debt to equity ratio dan current ratio
berikut:
kesimpulan bahwa data yang digunakan berdistribusi secara normal. Dan pada
mendekati garis diagonal. Pada tabel 4.5 One Sample K-S dapat diketahui
bahwa signifikansi nya ada 0.844 atau lebih besar dari 0.050, maka dapat
kesimpulan bahwa data yang digunakan berdistribusi secara normal. Dan pada
mendekati garis diagonal. Pada tabel 4.6 One Sample K-S dapat diketahui
bahwa signifikansi nya ada 0.661 atau lebih besar dari 0.050, maka dapat
nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang menghasilkan nilai tolerance > 0,1
dan VIF < 10. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut:
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 VAIC .625 1.600
DER .618 1.618
CR .791 1.264
ROA .636 1.573
a. Dependent Variable: PBV
88
Bedasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari
tersebut lebih dari 0,1. Sedangkan nilai VIF dari variabel X1 sebesar 1,600,
1,573, maka variabel independen kurang dari 10. Dapat diartikan bahwa
independen.
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model
Toleranc
VIF
e
VAI 1.48
.674
C 4
1.34
1 DER .742
8
1.26
CR .791
4
a. Dependent Variable:
ROA
Bedasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari
0,791 dimana nilai dari variabel-variabel tersebut lebih dari 0,1. Sedangkan
nilai VIF dari variabel X1 sebesar 1,484, variabel X2 sebesar 1,348, dan
89
variabel X3 sebesar 1,264, maka variabel independen kurang dari 10. Dapat
variabel independen.
antara nilai taksiran Y dengan residual dimana plot residual versus nilai
capital, debt to equity ratio, current ratio terhadap nilai perusahaan yang di
adalah dengan melihat nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05
sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang artinya
terjadi heteroskedastisitas.
equity ratio (X2) sebesar 0,935, nilai current ratio (X3) sebesar 0,100, dan
nilai dari kinerja keuangan (Z) sebesar 0,306. Berdasarkan besaran nilai tiap
variabel-variabel diatas dimana nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (5%),
maka dalam model regresi pertama H0 diterima yang artinya tidak terjadi
heteroskedastisitas.
91
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Model Coefficients T Sig.
Std.
B Beta
Error
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardi
ed
zed
Coefficien Sig
Model Coefficients T
ts .
Std.
B Beta
Error
(Consta 1.77 .09
.121 .068
nt) 2 2
-.01 -.76 .45
VAIC .014 -.188
1 4 4
1 -
-.02 .06
DER .012 -.465 1.98
4 1
3
-.00 -.97 .34
CR .006 -.221
6 4 2
a. Dependent Variable: ABRESID
capital (X1) sebesar 0,454, nilai debt to equity ratio (X2) sebesar 0,061, dan
nilai current ratio (X3) sebesar 0,342. Berdasarkan besaran nilai tiap variabel-
variabel diatas dimana nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (5%), maka
maka dalam model regresi kedua H0 diterima yang artinya tidak terjadi
heteroskedastisitas.
pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total dari variabel
path pada pengaruh suatu variabel ke variabel yang lain dari output SPSS
(X1), debt to equity ratio (X2), current ratio (X3), langsung terhadap
Model Summary
Std.
Adjusted
R Error of
Model R R
Square the
Square
Estimate
1 .603 a
.364 .269 .04948
a. Predictors: (Constant), CR, DER, VAIC
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardiz
ed
ed
Coefficient Sig
Model Coefficients t
s .
Std.
B Beta
Error
(Constan -.02 -.21 .83
.118
1 t) 5 0 6
VAIC .030 .024 .271 1.24 .22
94
9 6
-.04 .05
DER .020 -.415 -
1 9
2.00
5
.94
CR .001 .010 .015 .074
2
a. Dependent Variable: ROA
adalah :
a. Mengacu pada output Regresi Model I pada bagian tabel 4.11 Coefficients
0,226, X2 = 0,059, dan X3 = 0,942. Nilai X1, X2 dan nilai X3 lebih besar dari
0,05. Hasil ini menunjukan bahwa Regresi Model I, yakni variabel intellectual
capital (X1), debt to equity ratio (X2), dan current ratio (X3) tidak
b. Besarnya nilai R2 atau R square yaitu sebesar 0,364. Sehingga untuk nilai
e = √ 1−r 2
e = √ 1−0,269
e1= 0,854
95
Dengan demikian dapat digambarkan diagram jalur model struktur 1 sebagai berikut :
X1
0,271
X2
-0,415
Z e1 = 0,854
X3 0.015
(X1), debt to equity ratio (X2), current ratio (X3), dan kinerja keuangan
Coefficientsa
Standardi
Unstandardi
zed
zed
Coefficie Si
Model Coefficients t
nts g.
Std.
B Beta
Error
1 (Consta -.02 -.21 .83
.118
nt) 5 0 6
VAIC .03 .024 .271 1.2 .22
0 49 6
96
-
-.04 .05
DER .020 -.415 2.0
1 9
05
.00 .07 .94
CR .010 .015
1 4 2
a. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.12
Hasil uji regresi model 2
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardi
ed
zed
Coefficien Sig
Model Coefficients T
ts .
Std.
B Beta
Error
-
(Consta - 1.44 .09
1.74
nt) 2.523 9 8
1
3.93 .00
VAIC 1.223 .311 .427
2 1
-
1 - .00
DER .277 -.516 4.72
1.307 0
5
.54
CR .078 .127 .059 .614
7
2.75 1.20 .24
ROA 3.315 .130
5 3 4
a. Dependent Variable: PBV
adalah :
(1) Mengacu pada output Regresi Model 2 pada bagian tabel 4.12
dimana nilai X1 dan X2 lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai X3 dan
(Y), sedangkan current ratio (X3) dan kinerja keuangan (Z) tidak
(2) Besarnya nilai R Square yang terdapat ada tabel Model Summary
adalah sebesar 0,860. Sehingga untuk nilai jalur e 2 dapat dicari dengan
rumus:
e = √ 1−r 2
e = √ 1−0.830
e2= 0,412
Dari hasil output diatas dapat disajikan pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung
sebagai berikut :
Langsun Tidak
Variabel Total Signifikansi
g Langsung
0,427
0,271 x
+
X1 ➔Y 0,427 0,130 0,001 signifikan
0,0352
0,0352 0,4622
-0,415 x
-0,57
X2 ➔Y -0,516 0,130 0 signifikan
-0,0539 -0,57
0,059
0,015 x
+ Tidak
X3 ➔Y 0,059 0,130 0,547
0,0009 signifikan
0,0009 0,0599
**p1 = 0,271 Y
*p5 = -0,516
X2
**p7 = 0,130
**p2 = -0,415
**p6 = 0,059 Z
X3 **p3 = 0,015
e1 = 0,854
Keterangan :
* = signifikan
99
** = tidak signifikan
dapat dituliskan Variabel X1 memiliki nilai thitung sebesar 0,271 dan didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,226. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil daripada ttabel
(0,218 < 2,062) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini
bahwa variabel debt to equity ratio (X1) tidak berpengaruh terhadap variabel
Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel debt to equity ratio (X2)
dapat dituliskan Variabel X2 memiliki nilai thitung sebesar -0,415 dan didapatkan
nilai signifikansi sebesar 0,059. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada
ttabel (-0,415 < 2,062) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian
bahwa variabel debt to equity ratio (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel current ratio (X3) dapat
dituliskan Variabel X memiliki nilai thitung sebesar 0,15 dan didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,942. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel
(0,15 < 2,062) dan nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini
dapat dituliskan Variabel X1 memiliki nilai thitung sebesar 3,932 dan didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,001. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel
(3,932 > 2,062) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada α = 0,05. Pengujian ini
Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel debt to equity ratio (X2)
dapat dituliskan Variabel X2 memiliki nilai thitung sebesar -4,725 dan didapatkan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada
ttabel (-4,725 < 2,062) dan nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05.
Hasil pengujian hipotesis koefisien regresi variabel current ratio (X3) dapat
dituliskan Variabel X3 memiliki nilai thitung sebesar 0,6214 dan didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,547. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel
(0,547 < 2,062) dan nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini
bahwa variabel current ratio (X3) tidak berpengaruh terhadap variabel nilai
perusahaan (Y).
antara nilai p1 terhadap Z dengan nilai p7 terhadap Z yaitu: 0,271 x 0,130 = 0,0352.
Pengaruh tidak langsung sebesar 0,0352 dan ini lebih kecil dari pengaruh langsung
sebesar 0,427, maka artinya secara tidak langsung X1 melalui Y tidak berpengaruh
terhadap Z.
102
0,5699. Pengaruh tidak langsung X2 sebesar -0,0539 dan lebih kecil dari pengaruh
langsung sebesar -0,516, dapat diartikan secara tidak langsung X2 melalui Y tidak
berpengaruh terhadap Z
antara nilai p3 terhadap Z dengan nilai p7 terhadap Z yaitu: 0,015 x 0,130 = 0,0009.
variabel X3 adalah 0,059. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung
keuangan (Z) belum mampu memediasi intellectual capital (X1), debt to equity
ratio (DER), dan current ratio (X3) terhadap variabel nilai perusahaan (Y).
1. Apabila nilai z < 1,96 maka dinyatakan tidak mampu untuk memediasi
2. Apabila nilai z > 1,96 maka dinyatakan mampu untuk memediasi hubungan
Berikut ini adalah wujud dari uji sobel dalam penelitian ini, yaitu :
1. Hasil Uji Sobel Intellectual Capital (X1) – Kinerja Keuangan (Z) – Nilai
Perusahaan (Y)
Z 0,130(2,755)
0,271(0,024)
X1 Y
perusahaan (Y).
2. Hasil Uji Sobel Debt to Equity Ratio (X2) – Kinerja Keuangan (Z) – Nilai
Perusahaan (Y)
Z 0,130(2,755)
-0,415(0,020)
X2 Y
variabel debt to equity ratio (DER) pada nilai perusahaan adalah sebesar
mampu memediasi debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan (Y).
106
3. Hasil Uji Sobel Current Ratio (X3) – Kinerja Keuangan (Z) – Nilai
Perusahaan (Y)
pertama adalah pengaruh current ratio (CR) terhadap nilai perusahaan melalui
Z 0,130(2,755)
0,015(0,010)
X3 Y
variabel current ratio (CR) pada nilai perusahaan adalah sebesar 0.481< 1,96,
tidak ada hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan.
kinerja keuangan.
adalah fungsi dari penggunaan yang efektif dan efisien dari asset berwujud dan
108
aset tidak berwujud (non-tangible asset) dalam sampel perusahaan LQ-45 pada
didukung dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Fitriasari dan Ratna Sari
4.3.2 Pengaruh debt to equity ratio (X2) terhadap kinerja keuangan (Z)
bahwa tidak ada hubungan antara debt to equity ratio dan kinerja keuangan
perusahaan. Sehingga semakin tinggi debt to equity ratio, maka tidak akan
keuangan tidak dapat dilihat hanya dari tingkat penjualan atau pendapatan
Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Solihin (2019) yang mana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara current ratio dengan kinerja keuangan perusahaan
dimana setiap kenaikan current ratio tidak diikuti oleh kenaikan return on
asset.
Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aprilia (2018) yang mana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value
4.3.4 Pengaruh Intellectual Capital (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Current
perusahaan. Penjelasan ini sejalan dengan teori yang ada yakni teori dari
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aida dan
Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Lestari dan
regresi variabel debt to equity ratio (X2), yang berarti hipotesis 1 diterima.
Artinya terdapat hubungan yang positif antara debt to equity ratio terhadap
nilai perusahaan. Semakin rendah nilai DER maka semakin tinggi pula nilai
investor.
Debt equity ratio merupakan rasio yang menilai seberapa banyak asset
perusahaan yang diperoleh dari hutang, semakin tingginya nilai debt ratio
dari Radiman (2018) menyatakan bahwa debt to equity ratio yang tinggi
dibandingkan dengan modal sendiri. Namun dengan tingginya DER juga akan
memperluas usahanya.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pioh et. al (2018) yang mana hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
hasil bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan LQ-45
current ratio (X3), yang artinya h1 ditolak. Artinya bahwa tidak ada
perusahaan.
Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Y)
0,0352 dan ini lebih kecil dari pengaruh langsung sebesar 0,427, maka artinya
sebesar -0,0539 dan lebih kecil dari pengaruh langsung sebesar -0,516, dapat
(DER), dan current ratio (X3) terhadap variabel nilai perusahaan (Y).
114
BAB V
5.1. Kesimpulan
equity ratio (DER), current ratio (CR) terhadap nilai perusahaan yang di
mediasi oleh kinerja keuangan (studi pada perusahaan LQ45 tahun 2017-2019),
keuangan.
keuangan
berikut :
signifikan.
debt to equity (DER), current ratio (CR), karena masih banyak rasio-
5.3 Saran
yang perlu untuk di perbaiki agar penelitian berikutnya menjadi lebih baik dari
penelitian ini, beberapa saran yang bisa di pertimbangkan untuk penelitian yang
perusahaan.
116
2. Peneliti selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Aida, Rahma Nurul, and Evi Rahmawati 2015. Pengaruh modal intelektual dan
pengungkapannya terhadap nilai perusahaan: Efek intervening kinerja
perusahaan. Journal of Accounting and Investment 16.2: 96-109.
Aprilia, Ratna. 2018. Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to
Equity Ratio Terhadap Price to Book Value dengan Return On Asset
sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Sektor Industri
Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017).
Arini, Yenita. 2018. Pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan (Studi Pada
Perusahaan Subsektor Perbankan yang Listing di BEI Periode 2013-2016)
Deitiana, Tita. 2013. Pengaruh Current Ratio, Return on Equity dan Total Asset Turn
Over Terhadap Devidend Payout Ratio dan Implikasi pada Harga Saham
Perusahaan LQ 45. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 15.1: 82-88.
Febriana, Febby. 2019. Pengaruh Dividen Payout Ratio, Return On Asset dan Debt to
Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan Sektor
Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2016). Jurnal Ekonomi Vokasi 2.1: 44-60.
Febriarna, Neri, and Leny Suzan. 2020. Analisis Intellectual Capital Dengan Metode
Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Barang
Produksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2018). eProceedings of Management 7.2
Fitriasari, Ni Made Ayu Dwi, and Maria Mediatrix Ratna Sari. 2019. Pengaruh
Intellectual Capital Pada Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi 26.3: 1717-1740.
Hasania, Zuhria. 2016. Pengaruh Current Ratio, Ukuran Perusahaan Struktur Modal,
dan ROE terhadap Nilai Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011–2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16.3
Hasibuan, Veronica, Moch Dzulkirom AR, and N. G. Wi Endang NP. 2016.
Pengaruh leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan (Studi pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2012-2015). Jurnal Administrasi Bisnis 39.1: 139-147.
Kahfi, Muhammad Faishal, Dudi Pratomo, and Wiwin Aminah. 2018. Pengaruh
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover Dan Return
On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
118
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-7. Raja Grafindo Perkasa.
Jakarta
Kayobi, I. Gusti Made Andrie, and Desy Anggraeni. 2015. Pengaruh Debt To Equity
Ratio (Der), Debt To Total Asset (Dta), Dividen Tunai, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Perusahaan Manufaktur Sektor
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2014). Jurnal Akuntansi dan Keuangan 4.1
Mahardhika, Putri Ayu, and Dohar Marbun. 2016. Pengaruh Current Ratio Dan Debt
To Equity Ratio Terhadap Return On Assets. Widyakala: Journal Of
Pembangunan Jaya University 3:23-28.
Misran, Medy, and Mochamad Chabachib. 2017. Analisis Pengaruh Der Cr Dan Tato
Terhadap Pbv Dengan Roa Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Pada Bei Tahun
2011–2014). Diponegoro Journal Of Management 6.1:203-215.
Novitasari, Riris, and E. P. Apriatni. 2017 Pengaruh Current Ratio (Cr), Debt To
Equity Ratio (Der), Return On Assets (Roa), Dan Return On Equity (Roe)
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2016). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis 6.4:298-309.
Pardede, Rotua Desisari, et al. 2019. Pengaruh Kebijakan Deviden, Net Profit Margin
(Npm) Dan Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016. Jurnal Akrab Juara 4.2: 80-94.
Pioh, Hizkia T., Parengkuan Tommy, and Jantje Sepang. 2018. Pengaruh debt to
equity ratio, earning per share dan return on asset terhadap nilai perusahaan
sub sector food and beverages di bursa efek indonesia. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 6.4
Purwanto, Agus. 2011. Pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas,
terhadap corporate social responsibility. Jurnal Akuntansi dan
Auditing 8.1: 12-29.
Putry, Nur Anita Chandra, and Teguh Erawati. 2013. Pengaruh Current Ratio, Total
Assets Turnover, Dan Net Profit Margin, Terhadap Return On
Assets. Jurnal Akuntansi 1.2:22-34.
119
Rahmantio, Imam, Muhammad Saifi, and Ferina Nurlaily. 2018. Pengaruh Debt to
Equity Ratio, Return on Equity, Return on Asset dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Jurnal Administrasi
Bisnis 57.1:151-159.
Salainti, Mirza Laili Indoita. 2016. Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover,
dan Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Diss. STIESIA Surabaya, 2019. Hasania, Zuhria. "Pengaruh
Current Ratio, Ukuran Perusahaan Struktur Modal, dan ROE terhadap Nilai
Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011–
2014." Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 16.3
Saragih, Melianti, et al. 2015. Pengaruh current ratio terhadap return on asset pada
perusahaan sektor aneka industri yang listing di bursa efek Indonesia.
Financial: Jurnal Akuntansi 1.1:19-24.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
SW, Indah Fajarini, and Riza Firmansyah. 2012. Pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja keuangan perusahaan (Studi empiris perusahaan LQ 45).
Jurnal Dinamika Akuntansi 4.1
Ulum, Ihyaul. 2013. Model pengukuran kinerja intellectual capital dengan iB-VAIC
di perbankan syariah. INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan 7.1:185-206.
Ulum, Ihyaul. 2007. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan di Indonesia. Diss. Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro
Utami, Putri, and Welas Welas. (2019). Pengaruh Current Ratio, Return on Asset,
Total Asset Turnover, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti dan Real
Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan 8.1:57-76.
Wijaya, Anthony, and Nanik Linawati. (2015). Pengaruh kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan. Finesta 3.1: 46-51.
120
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kode
Nama
N Perusaha 2017 2018 2019
Perusahaan
o an
P1 P2 P1 P2 P1 P2
Astra Agro ADH ADH ADH ADR
1. AALI AALI AALI
Lestari Tbk. I I I O
Adhi Karya
ADH ADH ADR ADR ADR AKR
2. ADHI (Persero)
I I O O O A
Tbk.
Adro Energy ADR ADR AKR AKR AKR ANT
3. ADRO
Tbk. O O A A A M
AKR
AKR AKR ANT ANT ANT
4. AKRA Corporindo ASII
A A M M M
Tbk.
Aneka
ANT ANT BBC
5. ANTM Tambang ASII ASII ASII
M M A
Tbk.
Astra
BBC BBC BBC
6. ASII Internasional ASII ASII BBNI
A A A
Tbk.
Bank Central BBC
7. BBCA ASRI BBNI BBNI BBNI BBRI
Asia A
Bank Negara BBC BBT
8. BBNI BBNI BBRI BBRI BBRI
Indonesia A N
Bank Rakyat BBT BBT BBT BMR
9. BBRI BBNI BBRI
Indonesia N N N I
Bank
1 BBT BMR BRP
BBTN Tabungan BBRI BJBR BJBR
0. N I T
Negara
BPD Jawa
1 BBT BMR BKS BRP BSD
BJBR Barat dan BJBR
1. N I L T E
Banten Tbk.
121
Bank
1 Mandiri BMR BMR BMT BMR BSD
BMRI BTPS
2. (Persero) I I R I E
Tbk.
Global
1 BSD BMT BRP BRP
BMTR Mediacom CPIN CPIN
3. E R T T
Tbk.
1 Barito BRP BRP BSD BSD ELS CTR
BRPT
4. Pacific Tbk. T T E E A A
Bumi
1 BSD BUM ELS ERA ERA
BSDE Serpong CPIN
5. E I A A A
Damai Tbk.
Bumi
1 ELS BUM EXC EXC EXC EXC
BUMI Resources
6. A I L L L L
Tbk.
1 XL Axiata EXC EXC GGR GGR GGR GGR
EXCL
7. Tbk. L L M M M M
1 Gudang GGR GGR HMS HMS HMS HMS
GGRM
8. Garam Tbk. M M P P P P
HM
1 HMS HMS
HMSP Sampoerna ICBP ICBP ICBP ICBP
9. P P
Tbk.
Indofood
2 CBP Sukses
ICBP ICBP ICBP INCO INCO INCO INCO
0. Makmur
Tbk.
Vale
2
INCO Indonesia INCO INCO INDF INDF INDF INDF
1.
Tbk
Indofood
2 Sukses IND IND IND IND
INDF INDF INDF
2. Makmur Y Y Y Y
Tbk.
Indocement
2
INTP Tunggal INTP INTP INTP INKP INKP INKP
3.
Prakasa Tbk.
Jasa Marga
2 JSM JSM JSM
JSMR (Persero) INTP INTP INTP
4. R R R
Tbk.
2 Kalbe Farma KLB KLB KLB ITM ITM ITM
KLBF
5. Tbk. F F F G G G
122
Lippo
2 LPK LPK LPK JSM JSM
LPKR Karawaci JPFA
6. R R R R R
Tbk.
Matahari
2 KLB KLB JSM
LPPF Departement LPPF LPPF LPPF
7. F F R
Strore Tbk.
PP London
2 MNC LPK KLB
LSIP Sumatera LSIP LSIP LPPF
8. N R F
Tbk.
Media
2 MNC MNC MYR MED
MNCN Nusantara LPPF LPPF
9. N N X C
Tbk.
Hanson
3 MYR MYR PGA MED MNC MED
MYRX Internasional
0. X X S C N C
Tbk.
Perusahaan
3 PGA PGA PTB MNC PGA MNC
PGAS Gas Negara
1. S S A N S N
Tbk.
3 PP Properti PPR PPR PGA PTB PGA
PPRO PTPP
2. Tbk. O O S A S
Tambang
Batubara
3 PTB PTB PWO PTB PTB
PTBA Bukit Asam PTPP
3. A A N A A
(Persero)
Tbk.
3 PP (Persero) SCM PWO
PTPP PTPP PTPP PTPP PTPP
4. Tbk. A N
3 Pakuwon PWO PWO SMG SCM SCM PWO
PWON
5. Jati Tbk. N N R A A N
3 Surya Citra SCM SCM SMG SMG SCM
SCMA SRIL
6. Media Tbk. A A R R A
Semen
3 Indonesia SMG SMG SSM SMG
SMGR SRIL SRIL
7. (Persero) R R S R
Tbk.
3 Summerecon SMR SMR TLK SSM TKI
SMRA SRIL
8. Agung Tbk. A A M S M
3 Sri Rejeki TLK TLK TKI
SRIL SRIL SRIL TPIA
9. Isma Tbk. M M M
123
Sawit
4 SSM SSM TRA TLK
SSMS Sumbermas TPIA TPIA
0. S S M M
Sarana Tbk.
Telekomuni
4 kasi TLK TLK UNT UNT UNT
TLKM TPIA
1. Indonesia M M R R R
Tbk.
United
4 UNT UNT UNV UNV UNV UNT
UNTR Tractors
2. R R R R R R
Tbk.
Unilever
4 UNV UNV WIK WIK WIK UNV
UNVR Indonesia
3. R R A A A R
Tbk.
Wijaya
4 Karya WIK WIK WSB WSB WSB WIK
WIKA
4. (Persero) A A P P P A
Tbk.
Waskita
4 Karya WSK WSK WSK WSK WSK WSK
WSKT
5. (Persero) T T T T T T
Tbk.
4 Alam Sutera
ASRI
6. Realty Tbk.
5 Sentul City
BKSL
3. Tbk.
Charoen
4 Pokphand
CPIN
7. Indonesia
Tbk.
4
ELSA Elnusa Tbk.
8.
Erajaya
5
ERAA Swasembada
7.
Tbk.
4 Indika
INDY
9. Energi Tbk.
Indah Kiat
5
INKP Pulp &
4.
Paper Tbk
5 Indo
ITMG
5. Tambangray
124
a Megah
Tbk.
JAPFA
5 Comfeed
JPFA
8. Indonesia
Tbk.
Medco
5 Energi
MEDC
6. Internasional
Tbk.
Pabrik
5
TKIM Kertas Tjiwi
9.
Kimia Tbk.
Chandra
5 Asri
TPIA
0. Petrochemic
al Tbk.
5 Trada Alam
TRAM
1. Minera Tbk.
Waskita
5
WSBP Beton
2.
Precast Tbk.
Lampiran 2
Keterangan :
Kuning = perusahaan yang tercatat selama 3 tahun bertutut-
turut dan juga menyajikan laporan keuangan secara
konsisten
Hijau = perusahaan yang tercatat selama 3 tahun bertutut-
turut namun tidak menyajikan laporan keuangan secara
konsisten
Jumlah :
Kuning = 32
Hijau = 1
201
No Nama Perusahaan 2018 2019
7
N Nama
2017 2018 2019
o Perusahaan
PT. Gudang Rp. Rp. Rp.
1.
Garam Tbk. 11.555.544.500.000 12.953.466.000.000 16.220.666.000.000
PT.
Indocement Rp.
2. Rp. 4.829.151.000.000 Rp. 3.96.162.000.000
Tunggal 4.584.931.000.000
Prakarsa Tbk.
PT. Kalbe Rp.
3. Rp. 9.933.144.428.162 Rp. 9.891.089.746.589
Farma Tbk. 9.102.467.031.374
Semen
Rp.
4. Indonesia Rp. 5.096.718.586.000 Rp. 6.253.460.000.000
6.657.310.000.000
Tbk.
PT. Tambang
Batubara Rp.
5. Rp. 6.602.906.000.000 Rp8.907.301.000.000
Bukit Asam 6.531.680.000.000
Tbk.
PT. Sri
Rp.
6. Rejeki Isman Rp. 1.762.389.762.000 Rp. 2.417.280.012.000
2.432.361.260.000
Tbk.
PT.
Perusahaan Rp.
7. Rp. 6.871.597.782.000 Rp. 8.604.798.594.000
Gas Negara 6.455.107.484.000
Tbk.
PT. Barito Rp.
8. Rp. 7.804.860.000.000 Rp. 6.209.224.000.000
Pacific Tbk. 4.809.868.000.000
N
Uraian 2017 2018 2019
o
VACA =
3. 0,27 0,29 0,32
VA/CE
VACA =
3. 0,21 0,14 0,17
VA/CE
130
Lampiran 3.7 Tabel VACA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
N
Uraian 2017 2018 2019
o
Rp. Rp. Rp.
1. Value Added
7.804.860.000.000 6.209.224.000.000 4.809.868.000.000
Rp. Rp. Rp.
2. Human Capital
2.652.776.000.000 2.671.830.000.000 3.048.780.000.000
VAHU =
3. 2,94 2,32 1,58
VA/HC
Rp. Rp.
1. Value Added Rp. 3.96.162.000.000
4.829.151.000.000 4.584.931.000.000
Rp. Rp. Rp.
2. Human Capital
2.991.483.000.000 2.674.218.000.000 2.701.582.000.000
VAHU =
3. 1,61 1,46 1,7
VA/HC
Lampiran 4.6 Tabel VAHU PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
N
Uraian 2017 2018 2019
o
Rp. Rp.
1. Value Added Rp8.907.301.000.000
6.602.906.000.000 6.531.680.000.000
Rp. Rp. Rp.
2. Human Capital
2.743.504.000.000 3.045.730.000.000 2.688.342.000.000
3. VAHU = 2,41 2,92 2,43
133
VA/HC
SC/VA
Lampiran 5.6 Tabel STVA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Lampiran 6.6 Tabel VAICTM PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
201
No Nama Perusahaan 2018 2019
7
201
No Nama Perusahaan 2017 2019
8
Kode
X2_VAI
No Tahun Perusahaa X1_DER Y_PBV Z_ROA
C
n
1 2017 GGRM 0.58 3.94 4.04 0.12
2 2017 HMSP 0.26 2.66 16.13 0.29
3 2017 INTP 0.18 2.20 3.29 0.06
4 2017 KLBF 0.20 2.29 5.97 0.15
5 2017 SMGR 0.63 2.01 1.93 0.04
6 2017 UNVR 2.65 7.10 82.44 0.37
7 2017 PTBA 0.59 3.50 2.09 0.21
8 2017 SRIL 1.70 2.90 1.30 0.30
9 2017 PGAS 0.90 2.69 0.98 0.03
10 2017 BRPT 1.57 3.81 1.15 0.05
11 2018 GGRM 0.53 3.50 3.75 0.11
12 2018 HMSP 0.32 2.66 13.74 0.29
13 2018 INTP 0.20 1.92 3.01 0.04
14 2018 KLBF 0.19 2.25 4.89 0.14
15 2018 SMGR 0.56 3.04 2.15 0.06
16 2018 UNVR 1.75 7.85 38.62 0.45
17 2018 PTBA 0.49 4.13 3.32 0.21
18 2018 SRIL 1.70 2.83 1.30 0.06
19 2018 PGAS 1.48 2.95 1.04 0.05
20 2018 BRPT 1.61 3.06 1.05 0.03
21 2019 GGRM 0.54 3.98 3.75 0.14
22 2019 HMSP 0.43 2.66 14.18 0.27
23 2019 INTP 0.20 2.27 3.13 0.04
24 2019 KLBF 0.21 2.20 5.14 0.14
25 2019 SMGR 1.30 2.05 2.37 0.03
26 2019 UNVR 2.91 6.76 50.34 0.36
27 2019 PTBA 0.42 3.37 3.33 0.15
28 2019 SRIL 1.63 2.62 0.93 0.06
29 2019 PGAS 1.28 1.82 1.26 0.02
30 2019 BRPT 1.61 2.07 1.14 0.02
143
Descriptive Statistics
Std.
Minimu Maximu
N Mean Deviatio
m m
n
3 49.42
VAIC 4.12 8.25 106.539
0 0
3
DER .18 2.91 .9540 .75740
0
3 26.39
CR .63 5.27 132.181
0 3
3 92.58 1.772.63
PBV .93 82.44
0 7 4
3
ROA .02 .45 .1357 .11866
0
Valid N
3
(listwis
0
e)
Descriptive Statistics
Std.
Minim Maxim Mea
N Deviati
um um n
on
2 46.8
VAIC 4.12 6.11 .51682
4 75
2 .845
DER .18 1.70 .58462
4 8
2 26.7 112.24
CR 1.10 4.90
4 92 4
2 25.9 147.98
PBV .93 5.97
4 62 8
2 .085
ROA .02 .21 .05786
4 0
150
Valid
N 2
(listwi 4
se)
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
CR .791 1.264
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant
.121 .068 1.772 .092
)
VAIC -.011 .014 -.188 -.764 .454
DER -.024 .012 -.465 -1.983 .061
CR -.006 .006 -.221 -.974 .342
a. Dependent Variable: ABRESID
Model Summary
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constan
-.025 .118 -.210 .836
t)
VAIC .030 .024 .271 1.249 .226
DER -.041 .020 -.415 -2.005 .059
CR .001 .010 .015 .074 .942
a. Dependent Variable:
ROA
X1
0,271
X2
-0,415
Z e1 = 0,854
X3 0.015
158
Model Summary
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Consta
-2.523 1.449 -1.741 .098
nt)
VAIC 1.223 .311 .427 3.932 .001
DER -1.307 .277 -.516 -4.725 .000
CR .078 .127 .059 .614 .547
ROA 3.315 2.755 .130 1.203 .244
a. Dependent Variable:
PBV
Lampiran 40 Diagram Koefisien Model 2
e2 = 0,412
p4 = 0,427
X1
p1 = 0,271 Y
p5 = -0,516
X2
p7 = 0,130
p2 = -0,415
Z
p6 = 0,059
X3 p3 = 0,015
e1 = 0,854
159
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constan
-.025 .118 -.210 .836
t)
VAIC .030 .024 .271 1.249 .226
DER -.041 .020 -.415 -2.005 .059
CR .001 .010 .015 .074 .942
a. Dependent Variable:
ROA
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constan
-.025 .118 -.210 .836
t)
VAIC .030 .024 .271 1.249 .226
DER -.041 .020 -.415 -2.005 .059
CR .001 .010 .015 .074 .942
a. Dependent Variable:
ROA
160
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constan
-.025 .118 -.210 .836
t)
VAIC .030 .024 .271 1.249 .226
DER -.041 .020 -.415 -2.005 .059
CR .001 .010 .015 .074 .942
a. Dependent Variable:
ROA
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constan
-2.523 1.449 -1.741 .098
t)
VAIC 1.223 .311 .427 3.932 .001
DER -1.307 .277 -.516 -4.725 .000
CR .078 .127 .059 .614 .547
ROA 3.315 2.755 .130 1.203 .244
a. Dependent Variable:
PBV
161
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant
-2.523 1.449 -1.741 .098
)
VAIC 1.223 .311 .427 3.932 .001
DER -1.307 .277 -.516 -4.725 .000
CR .078 .127 .059 .614 .547
ROA 3.315 2.755 .130 1.203 .244
a. Dependent Variable:
PBV
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -2.523 1.449 -1.741 .098
VAIC 1.223 .311 .427 3.932 .001
DER -1.307 .277 -.516 -4.725 .000
CR .078 .127 .059 .614 .547
ROA 3.315 2.755 .130 1.203 .244
a. Dependent Variable: PBV
162
e2 = 0,412
p4 = 0,427
X1
p1 = 0,271 Y
p5 = -0,516
X2
p7 = 0,130
p2 = -0,415
p6 = 0,059 Z
X3 p3 = 0,015
e1 = 0,854
Langsun Tidak
Variabel Total Signifikansi
g Langsung
0,271 x 0,427 +
X1 ➔Y 0,427 0,130 0,0352 0,001 signifikan
0,0352 0,4622
-0,415 x
-0,5699
X2 ➔Y -0,516 0,130 0 signifikan
-0,0539 -0,5699
0,015 x 0,059 +
0,130 0,0009 Tidak
X3 ➔Y 0,059 0,547
signifikan
0,0009 0,0599