Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, jumlah data yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 30 data. Variabel independen dalam penelitian

ini ada 3 (tiga), variabel independen yang pertama adalah Kepemilikan

Manajerial yang diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh

manajerial dibagi dengan jumlah saham yang beredar dengan nilai rata-

rata 0.1352, artinya adalah jumlah saham yang dimiliki oleh manajerial

pada suatu perusahaan sebesar 13.52% dari jumlah saham yang beredar.

Standar deviasi sebesar 0.1921, yang memiliki nilai minimum pada

perusahaan PT. Agung Podomoro Land Tbk. sebesar 0.00030, artinya

adalah kepemilikan saham manajerial minimal yang dimiliki oleh

56
57

perusahaan sebesar 0.030% dari total saham yang beredar. Nilai

maksimum yang didapatkan pada PT. Indonesia Prima Property Tbk.

sebesar 0.5616, artinya adalah kepemilikan saham manajerial maksimal

yang dimiliki perusahaan sebesar 56.16% dari total saham yang beredar.

Variabel independen kedua adalah Kepemilikan Institusional yang

diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh institusional dibagi

dengan jumlah saham yang beredar yang terdapat di bagian ikhtisar

saham dengan nilai rata-rata 0.4702, artinya adalah jumlah saham yang

dimiliki oleh institusi pada suatu perusahaan sebesar 47.02% dari jumlah

saham yang beredar. Dengan standar deviasi sebesar 0.2482, yang

memiliki nilai minimum pada PT.Kawasan Industri Jababeka Tbk..

sebesar 0.0721, artinya adalah kepemilikan saham institusi minimal yang

dimiliki oleh perusahaan sebesar 7.21% dari total saham yang beredar.

Nilai maksimum yang didapatkan pada PT. Agung Podomoro Land Tbk.

sebesar 0.8042, artinya adalah kepemilikan saham institusi maksimal

yang dimiliki perusahaan sebesar 80.42% dari total saham yang beredar.

Variabel independen yang ketiga adalah Return On Equity yang

diperoleh dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan total ekutas

pemegang saham pada laporan posisi keuangan dengan nilai rata-rata


58
0.02996, artinya adalah perusahaan menghasilkan laba bersih setelah

pajak dengan rata-rata 2,996% dari total ekuitas. Standar deviasi yaitu

0.0765,
59

yang memiliki nilai minimum pada PT. Summarecon Agung Tbk. sebesar

-0.1335, artinya adalah kemampuan minimal perusahaan dalam menghasilkan

laba setelah pajak sebesar -13,35% dari total ekuitas. Nilai maksimum yang di

dapat pada PT. Jaya Real Property Tbk sebesar 0.1869, artinya adalah

kemampuan maksimal perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah

pajak sebesar 18.69% dari total ekuitas.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Financial Distress, yang

diukur dengan model Springate, yaitu dengan menjumlahkan 4 rasio keuangan

memiliki standar deviasi sebesar 0.3624 dengan rata-rata 0.4252. Hal tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata dari 30 sampel perusahaan Property & Real

Estate, dimana 4 (empat) rasio keuangan yang dapat memprediksi kemungkinan

terjadinya Financial Distress suatu perusahaan sebanyak 42,52% dari

keseluruhan perusahaan Property & Real Estate yang memiliki probabilitas

untuk mengalami Financial Distress

4.2 Hasil Pengujian Statistik Inferen dan Pengujian Hipotesis

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
60

2. Uji Mulltikolinieritas

3. Uji Heterokedastisitas

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai signifikasi

ketiga variabel independen tersebut menghasilkan nilai signifikasi >

0.05, sehingga model ini dikatakan tidak mengalami heterokedastiditas.


61

4. Uji Autokoelasi

Dari hasil output didapatkan nilai statistik uji Durbin-Watson sebesar

1.848, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikasi 5%

dengan (n=30) dan jumlah variabel independen (K=3) yang

menghasilkan dL = 1.2138 dan dU = 1.6498 karena DW terletak antara

dU dan (4-dU) (1.6498 < 1.848 < 2.3502) maka dapat disiimpulkan

bahwa tidak terdapat autokorelasi antara semua variabel bebas (X)

dengan variabel terikat (Y).

4.2.2 Uji Regresi Linier Berganda

Keterangan:

Y = Kinerja Keuangan

X1 = Mekanisme GCG

X2 = Ukuran Perusahaan
62
X3 = Leverage

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Konstanta dalam regresi ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada

variabel Mekanisme GCG, Ukuran Perusahaan, dan Leverage maka nilai

Kinerja Keuangan akan meningkat.

2. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial yang bernilai

negatif menunjukkan bahwa jika setiap variabel Kepemilikan Manajerial


63

meningkat maka nilai Financial Distress pada suatu perusahaan akan

menurun.

3. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Institusional bernilai negatif

menunjukkan bahwa jika setiap variabel Kepemilikan Institusional

meningkat maka Financial Distress pada perusahaan akan menurun.

4. Nilai koefisien regresi variabel Return On Equity bernilai positif

menunjukkan bahwa jika setiap variabel Return On Equity meningkat

maka Financial Distress perusahaan akan meningkat pula.

4.2.3 Uji Hipoptesis

Uji hipotesis dilakukakn untuk menguji apakah Mekanisme GCG,

Ukuran Perusahaan, dan Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap

Kinerja Keuangan pada perusahaan Consumer Goods di BEI.

1. Uji t (Parsial)

Pengujian hipotesis uji t bertujuan untuk mengetahui adanya

pengaruh secara parsial Mekanisme GCG, Ukuran Perusahaan, dan

Leverage berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan. Jika nilai thitung > ttabel
64
dengan signifikasi dibawah 0,05 berarti ada pengaruh secara terpisah

atau parsial secara signifikan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.
65

a. Dependent Variable: FD

Berdasarkan pengujian tabel di atas, pengujian secara parsial dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengujian secara parsial Kepemilikan Manajerial terhadap Financial

Distress menunjukkan t hitung sebesar -0.238. Karena nilai thitung <

ttabel (-0.238 < 1.697) dengan signifikasi t lebih besar dari 0.05 (0.814

> 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan

Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial

Distress. b. Pengujian secara parsial Kepemilikan Institusional

terhadap Financial Distress menunjukkan nilai t hitung sebesar -2.493.

Karena nilai thitung < ttabel (-2.493 < 1.697) dengan signifikasi t lebih kecil

dari

0.05 (0.019 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap Financial

Distress.
66

c. Pengujian secara parsial Return On Equity terhadap Financial

Distress menunjukkan t hitung sebesar 3.051. Karena nilai thitung >

ttabel (3.051 > 1.697) dengan signifikasi t lebih kecil dari 0.05

(0.005 <

0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Equity

berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress.

2. Uji F (Simultan)

Pengujian hipotesis uji F bertujuan untuk mengetahui adanya

pengaruh secara bersama-sama antara Mekanisme GCG, Ukuran

Perusahaan, dan Leverage berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan. Jika

nilai Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh secara bersama sama atau

simultan secara signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat

dengan nilai signifikasi kurang dari 0.05.


67
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 5.801,

sementara nilai dari Ftabel sebesar 2.96. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai Fhitung > Ftabel dengan signifikasi 0.004 < 0.05, maka dapat
68

disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel bebas

dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara

0–1 di mana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya.

Pada tabel di atas Adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar

0.332 atau 33.2%. Hal ini menjukkan bahwa kemampuan menjelaskan

variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 33.2%,

sedangkan sisanya 66.8% dijelaskan oleh variabel lain di luar tiga

variabel bebas tersebut yang tidak dimasukkan dalam model.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengaruh Mekanisme GCG terhadap Kinerja Keuangan


69
Dalam uji regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara

signifikan antara variabel Kepemilikan Manajerial dengan variabel

Financial
70

Distress sehingga pada hi potesis yang pertama (H1) yang menyatakan

bahwa Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap

Financial Distress dapat diterima.

Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso

dkk (2018), Harahap (2017), dan Fathonah (2017) yang menyatakan bahwa

Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap

Financial Distress.

Tidak signifikannya kepemilikan oleh manajer terhadap financial

distress disebabkan karena di Indonesia jumlah kepemilikan saham yang

dimiliki oleh manajer masih relatif kecil sehingga dengan demikian maka

kepemilikan institusinal akan memiliki lebih banyak hak untuk mengawasi

manajer sehingga manajer akan tunduk dan memaksimalkan kinerja

perusahaan. Selain itu, kondisi baik buruknya suatu perusahaan yang ada di

Indonesia bukan saja diakibatkan besar kecilnya saham yang dimiliki

manajer saja, tetapi lebih kepada kemampuan dan strategi para manajer

dalam mengelola perusahaan (Rosdinawati, 2020). Di indonesia, perusahaan

go public masih relatif banyak dimiliki oleh keluarga atau perusahaan

keluarga sehingga masih ada kecenderungan pemilik perusahaan dan

manajemen (pengelola perusahaan) adalah masih dalam lingkup keluarga


71
atau ada hubungan keluarga sehingga tidak bisa dipisahkan antara

keputusan yang
72

ditetapkan oleh pemilik perusahaan dengan keputusan yang diambil oleh

manajemen perusahaan.

4.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan

Dalam uji regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

antara variabel Kepemilikan Institusional dengan variabel Financial

Distress sehingga pada hipotesis yang kedua (H2) yang menyatakan bahwa

Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial

Distress dapat ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Santoso dkk (2018), Harahap (2017), dan Fathonah (2017) yang

menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan

terhadap Financial Distress.

Kepemilikan Institusional yang tinggi menunjukkan tingginya

pengawasan dari pihak eksternal terhadap manajemen perusahaan. Dengan

adanya pengawaasan terhadap manajemen, maka manajemen dapat fokus

meraih target perusahaan bukan untuk kepentingan pribadinya, melainkan

untuk kepentingan perusahaan. Manajemen juga lebih berhati-hati dalam


73
mengambil keputusan. Dengan demikian financial distress juga dapat

diminimalisir.

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh sebuah

lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang


74

dilakukannya. Lembaga tersebut dapat berupa lembaga pemerintah, lembaga

keuangan, perusahaan, dana pensiun. Kepemilikan institusional memiliki

beberapa kelebihan dibandingkan dengan investor lainnya. Umumnya

institusi menyerahkan tanggung jawab untuk mengelola investasi pada divisi

tertentu sehingga institusi dapat memantau secara profesional perkembangan

investasinya. Akibatnya pengendalian terhadap tindakan manajemen sangat

tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan.

Selain itu, investor institusional memiliki lebih banyak insentif untuk

menggunakan sumber dayanya seperti keahlian dan kemampuan untuk

melakukan pengawasan perusahaan dan manajemennya dengan biaya yang

relatif lebih rendah sehingga mampu mengurangi terjadinya biaya keagenan.

4.3.3 Pengaruh Leverage terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

secara signifikan antara variabel Return On Equity dengan Financial

Distress sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa Return On

Equity berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress diterima.

Pernyataan ini sejalan dengan penelitian Sarina (2020) dan Suniah

(2020) yang menyatakan bahwa Return On Equity berpengaruh signifikan

terhadap Financial Distress. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan peneitian yang dilakukan olehh Assaji dan Machmuddah (2017)

yang
75

menyatakan bahwa variabel Returnn On Equity tidak berpengaruh terhadap

Financial Distress.

Dalam penelitian ini hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan

bahwa nilai Return On Equity memiliki pengaruh positif terhadap Financial

Distress. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai ROE maka potensi

terjadinya Financial Distress juga semakin besar. Dikutip dari SNI

Consulting menyatakan bahwa tidak semua perusahaan yang memiliki nilai

ROE besar memiliki pengembalian modal yang baik. Hal ini tergantung

besar kecilnya modal yang digunakan perusahaan untuk mendanai kegiatan

operasionalnya. ROE yang tinggi juga belum tentu dapat menentukan

baiknya performa perusahaan. Tingginya nilai ROE ini dapat terjadi karena

pertumbuhan profit yang tidak konsisten. Perusahaan yang mengalami

kerugian dalam beberapa periode dapat menyebabkan kurangnya nilai

ekuitas sehingga memicu tingginya nilai ROE. Jika penghasilan bersih dan

ekuitas sama-sama memiliki nilai negatif maka dapat dipastikan bahwa

perusahaan tersebut sedang dalam performa yang buruk atau dalam keadaan

Financial Distress.
76
4.3.4 Pengaruh Mekanisme GCG, Ukuran Perusahaan, dan Leverage

berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sarina (2020),

dan Harahap (2017) mengemukakan bahwa seluruh variabel bebas secara


77

simultan berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress. Hasil tersebut

sejalan dengan penelitian ini bahwa seluruh variabel bebas memiliki

pengaruh signifikan terhadap Financial Distress. Dengan begitu, hipotesis

keempat (H4) yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, dan Return On Equity berpengaruh terhadap

Financial Distress dapat diter


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara

variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Return On

Equity dengan variabel Financial Distress. Berdasarkan penelitian terdahulu,

kajian teori, dan pengolahan data, serta pembahasan data penelitian, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian secara parsial hanya variabel Kepemilikan Manajerial yang

tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress karena kondisi baik

buruknya suatu perusahaan yang ada di Indonesia bukan saja diakibatkan oleh

besar kecilnya saham yang dimiliki manajer saja, tetapi lebih kepada

kemampuan dan strategi para manajer dalam mengelola perusahaan.

2. Hasil pengujian secara parsial variabel Kepemilikan Institusional memiliki

pengaruh signifikan terhadap Financial Distress. Kepemilikan Institusional

yang tinggi menunjukkan tingginya pengawasan dari pihak eksternal terhadap

manajemen perusahaan sehingga manajemen dapat fokus meraih target

perusahaan bukan untuk kepentingan pribadinya.

3. Hasil pengujian secara parsial variabel Return On Equity memiliki pengaruh

signifikan terhadap Financial Distress. Para investor membutuhkan informasi


mengenai Return On Equity sebagai dasar pertimbangan investasi di

73
74

perusahaan properti di mana perusahaan properti dapat memberikan imbal

hasil berupa laba yang besar di masa depan.

4. Secara simultan variabel bebas yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, dan Return On Equity secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu Financial Distress.

Karena masing-masing variabel saling berkaitan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya sebagai

berikut:

1. Sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang

berpotensi mengalami Financial Distress serta hanya menggunakan satu

model prediksi saja.

2. Penelitian ini tidak menggunakan variabel moderasi melainkan hanya

menggunakan empat variabel saja, diantaranya Kepemilikan manajerial

(X1), Kepemilikan Institusional (X2) dan Return On Equity (X3) sebagai

variabel bebas serta Financial Distress (Y) sebagai variabel terikat.


75
5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan Property & Real

Estate, maka peneliti ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:


76

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari analisis prediksi kebangkrutan tidak sepenuhnya tepat dalam

memprediksi kebangkrutan, namun hasil analisis tetap penting dilakukan untuk

memberikan peringatan-peringatan dini tentang adanya prediksi kesulitan

keuangan pada suatu perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan langkah-

langkah perbaikan untuk memperbaiki kinerjanya.

2. Bagi investor

Diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan harus benar-benar selektif dalam

melakukan investasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian selanjutnya, sebaiknya

menggunakan rasio keuangan dan struktur kepemilikan perusahaan yang lain yang tidak

tercantum dalam penelitian ini serta menggunakan objek yang lain pula selain perusahaan yang

digunakan peneliti saat ini.

Anda mungkin juga menyukai