manajerial dibagi dengan jumlah saham yang beredar dengan nilai rata-
rata 0.1352, artinya adalah jumlah saham yang dimiliki oleh manajerial
pada suatu perusahaan sebesar 13.52% dari jumlah saham yang beredar.
56
57
yang dimiliki perusahaan sebesar 56.16% dari total saham yang beredar.
saham dengan nilai rata-rata 0.4702, artinya adalah jumlah saham yang
dimiliki oleh institusi pada suatu perusahaan sebesar 47.02% dari jumlah
dimiliki oleh perusahaan sebesar 7.21% dari total saham yang beredar.
Nilai maksimum yang didapatkan pada PT. Agung Podomoro Land Tbk.
yang dimiliki perusahaan sebesar 80.42% dari total saham yang beredar.
diperoleh dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan total ekutas
pajak dengan rata-rata 2,996% dari total ekuitas. Standar deviasi yaitu
0.0765,
59
yang memiliki nilai minimum pada PT. Summarecon Agung Tbk. sebesar
laba setelah pajak sebesar -13,35% dari total ekuitas. Nilai maksimum yang di
dapat pada PT. Jaya Real Property Tbk sebesar 0.1869, artinya adalah
memiliki standar deviasi sebesar 0.3624 dengan rata-rata 0.4252. Hal tersebut
1. Uji Normalitas
60
2. Uji Mulltikolinieritas
3. Uji Heterokedastisitas
4. Uji Autokoelasi
dU dan (4-dU) (1.6498 < 1.848 < 2.3502) maka dapat disiimpulkan
Keterangan:
Y = Kinerja Keuangan
X1 = Mekanisme GCG
X2 = Ukuran Perusahaan
62
X3 = Leverage
sebagai berikut:
menurun.
1. Uji t (Parsial)
Leverage berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan. Jika nilai thitung > ttabel
64
dengan signifikasi dibawah 0,05 berarti ada pengaruh secara terpisah
terikat.
65
a. Dependent Variable: FD
ttabel (-0.238 < 1.697) dengan signifikasi t lebih besar dari 0.05 (0.814
Karena nilai thitung < ttabel (-2.493 < 1.697) dengan signifikasi t lebih kecil
dari
Distress.
66
ttabel (3.051 > 1.697) dengan signifikasi t lebih kecil dari 0.05
(0.005 <
2. Uji F (Simultan)
nilai Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh secara bersama sama atau
sementara nilai dari Ftabel sebesar 2.96. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai Fhitung > Ftabel dengan signifikasi 0.004 < 0.05, maka dapat
68
Financial
70
dkk (2018), Harahap (2017), dan Fathonah (2017) yang menyatakan bahwa
Financial Distress.
dimiliki oleh manajer masih relatif kecil sehingga dengan demikian maka
perusahaan. Selain itu, kondisi baik buruknya suatu perusahaan yang ada di
manajer saja, tetapi lebih kepada kemampuan dan strategi para manajer
keputusan yang
72
manajemen perusahaan.
Distress sehingga pada hipotesis yang kedua (H2) yang menyatakan bahwa
oleh Santoso dkk (2018), Harahap (2017), dan Fathonah (2017) yang
diminimalisir.
terhadap Financial Distress. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan
yang
75
Financial Distress.
Distress. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai ROE maka potensi
ROE besar memiliki pengembalian modal yang baik. Hal ini tergantung
baiknya performa perusahaan. Tingginya nilai ROE ini dapat terjadi karena
ekuitas sehingga memicu tingginya nilai ROE. Jika penghasilan bersih dan
perusahaan tersebut sedang dalam performa yang buruk atau dalam keadaan
Financial Distress.
76
4.3.4 Pengaruh Mekanisme GCG, Ukuran Perusahaan, dan Leverage
5.1 Simpulan
kajian teori, dan pengolahan data, serta pembahasan data penelitian, maka dapat
buruknya suatu perusahaan yang ada di Indonesia bukan saja diakibatkan oleh
besar kecilnya saham yang dimiliki manajer saja, tetapi lebih kepada
73
74
berikut:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan Property & Real
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi investor
melakukan investasi.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian selanjutnya, sebaiknya
menggunakan rasio keuangan dan struktur kepemilikan perusahaan yang lain yang tidak
tercantum dalam penelitian ini serta menggunakan objek yang lain pula selain perusahaan yang