Anda di halaman 1dari 73

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Ekonomi Pembangunan Skripsi Sarjana

2018

Studi Komparatif Antara Stabilitas Bank


Islam dan Bank Konvensional di Indonesia

Febrinawati
Univesitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7786
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
1

SKRIPSI

STUDI KOMPARATIF ANTARA STABILITAS BANK ISLAM


DAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA

OLEH

FEBRINAWATI
150523012

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


2

Universitas Sumatera Utara


3

Universitas Sumatera Utara


i

ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF ANTARA STABILITAS BANK ISLAM DAN


BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan


tingkat stabilitas bank Islam dan bank konvensional di Indonesia antara tahun
2012-2016. Variabel dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel independen
yaitu ROA, CAR, BOPO,FDR/ LDR, NPF/ NPL, dan variabel dependen yaitu Z-
Score.
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan analisis
statistik yang menggunakan software IMB SPSS Statistics 22. Pengolahan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda Mann-
Whitney.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat stabilitas bank syariah selama
periode 2012-2016 mengalami perkembangan yang fluktuatif dengan rata-rata
sebesar 2,504% ,sedangkan bank konvensional sebesar 2,082%. Hasil perhitugan
Z-Score menunjukkan bahwa bank syariah lebih tinggi tingkat stabilitas
dibandingkan bank konvensional. walaupun tidak mengalami perbedaan yang
signifikan antara bank syariah dan bank konvensional. Berdasarkan hasil
perhitungan uji beda Mann-Whitney menunjukkan bahwa ROA, BOPO terdapat
perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional.
Berdasarkan hasil perhitungan uji beda Mann-Whitney menunjukkan bahwa CAR,
FDR/ LDR, NPF/ NPL tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank
syariah dan bank konvensional selama periode 2012-2016.

Kata Kunci: Bank Islam, Bank Konvensional, Stabilitas, Z-Score, Uji Beda

Universitas Sumatera Utara


ii

ABSTRACT

COMPARATIF STUDY BETWEEN STABILITAS OF ISLAMIC BANK AND


CONVENSIONAL BANK IN INDONESIA

The purpose of this research is to know the development and level of


stability of Islamic banks and conventional banks in Indonesia between the years
2012-2016. riabel In this study using 5 independent variables are ROA, CAR,
BOPO, FDR / LDR, NPF / NPL, and the dependent variable is Z-Score.
Methods of data analysis performed in this study with statistical analysis
using IMB software SPSS Statistics 22. Data processing in this study using
statistical techniques in the form of different test Mann-Whitney.
The results of this study indicate the level of stability of sharia banks
during the period 2012-2016 fluctuated with an average of 2.504%, while the
conventional bank of 2.082%. The results of Z-Score conjunction shows that
sharia banks have higher stability rates than conventional banks. although there is
no significant difference between sharia banks and conventional banks. Based on
the result of Mann-Whitney different test shows that ROA, BOPO there is
significant difference between syariah bank and conventional bank.Based on the
result of Mann-Whitney different test shows that CAR, FDR / LDR, NPF / NPL
there is no significant difference between syariah bank and conventional bank
during period 2012-2016.

Keywords: Islamic Bank, Conventional Bank, Stability, Z-Score, Different


Test

ii

Universitas Sumatera Utara


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan

judul “Studi Komparatif Antara Stabilitas Bank Islam Dan Bank

Konvensional di Indonesia”.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara Medan. Tentunya dalam penulisan skripsi

ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis dengan terbuka

mengharapkan masukan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis, terutama kepada :

1. Secara khusus penulis persembanhkan kepada kedua orang tua tercinta

Ayahanda Mayunis Tanjung dan Ibunda Ernawati SK terima kasih atas semua

kasih sayang, serta adik-adik Anisa Putri, Muhammad Panji dan Muhammad

Hafizh Raihan Hakim atas doa dan dukungan baik berupa dukungan moril

maupun materil dalam setiap penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier MP., selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara, dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si., selaku sekretaris

iii

Universitas Sumatera Utara


iv

Program studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Paidi Hidayat, SE. M.Si, sebagai dosen pembimbing yang telah

bersedia membimbing dan meluangkan waktunya dan memberi masukan dari

awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku dosen penguji I dan Bapak

Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku dosen penguji II yang telah memberikan

masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Staf Adminitrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

khususnya Program Studi Ekonomi Pembangunan.

8. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 dan 2015

Ekstensi serta kepada seluruh pihak laninya yang telah banyak membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari

segi pembahasan maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan

menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan , April 2018


Penulis

FEBRINAWATI
NIM : 150523012

iv

Universitas Sumatera Utara


v

DAFTAR ISI

Halam
an
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1. Pengertiaan dan Jenis-jenis Bank ........................................... 9
2.1.1. Bank Islam/ Bank Syariah ............................................ 10
2.1.2. Bank Konvensional ...................................................... 13
2.1.3. Perbedaan Bank Islam dan Bank Konvensional .......... 17
2.2. Stabillitas Keuangan ............................................................... 18
2.3. Kinerja Keuangan Perbankan ................................................. 20
2.3.1. Kecukupan Modal/ RasioPermodalan (Capital)........... 21
2.3.2. Rasio Profitabilitas/ Return On Asset (ROA) .............. 21
2.3.3. Resiko Likuiditas (Liquidity) ....................................... 22
2.3.4. Efisiensi Perbankan ...................................................... 23
2.3.5. Resiko Kredit ............................................................... 24
2.4. Penellitian Terdahulu .............................................................. 24
2.5. Kerangka Konseptual ............................................................. 26
2.6. Hipotesis ................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Jenis PenelitiandanSumber Data ............................................ 28
3.2. Batasan Operasional ............................................................... 29
3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ........................ 29
3.4. Populasi dan Sampel ............................................................... 31
3.5. Metode dan Pengumpulan Data .............................................. 32
3.6. Metode Analisis Data ............................................................. 33
3.6.1. Statistik Deskriptif ....................................................... 33
3.6.2. Perhitungan untuk Z-Score .......................................... 33
v

Universitas Sumatera Utara


vi

3.6.3. Uji Beda Mann-Whitney .............................................. 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 35
4.1.1. Sejarah Bank Pemerintah ............................................. 35
4.1.2. Sejarah Bank Syariah ................................................... 37
4.2. Analisis Deskriptif .................................................................. 39
4.3. Deskripsi Variabel .................................................................. 40
4.3.1. Variabel ROA............................................................... 40
4.3.2. Variabel CAR ............................................................... 41
4.3.3. Variabel FDR/ LDR ..................................................... 42
4.3.4. Variabel BOPO ............................................................ 43
4.3.5. Variabel NPF/ NPL ...................................................... 44
4.4. Stabilitas KinerjaKeuangan .................................................... 45
4.5. Uji Beda .................................................................................. 47
4.5.1. Variabel ROA............................................................... 47
4.5.2. Variabel CAR ............................................................... 48
4.5.3. Variabel FDR/ LDR ..................................................... 48
4.5.4. Variabel BOPO .......................................................... . 48
4.5.5. Variabel NPF/ NPL ...................................................... 49
4.6. Pembahasan ............................................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................................. 52
5.2. Saran ...................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Universitas Sumatera Utara


vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Jenis-jenis Akad Pada Perbankan Syariah .......................................... 11


2.2 Perbedaan Bank Islam dan Bank Konvensional ................................. 17
2.3 Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil .................................................. 18
2.4 Perbedaan Musyarakah Pada Bank Syariah dan Kredit Pada Bank
Konvensional ...................................................................................... 18
2.5 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 25
3.1 Defenisi Operasional dan UkuranVariabel ......................................... 29
3.2 Daftar Bank yang Memenuhi Kriteria Sampel.................................... 32
4.1 Analisis Deskriptif Variabel ROA Bank Syariah dan Konvensional . 40
4.2 Analisis Deskriptif Variabel CAR Bank Syariah dan Konvensional .. 41
4.3 Analisis Deskriptif Variabel FDR/ LDR Bank Syariah dan
Konvensional ...................................................................................... 43
4.4 Analisis Deskriptif Variabel BOPO Bank Syariah dan
Konvensional ...................................................................................... 44
4.5 Analisis Deskriptif Variabel NPF/ NPL Bank Syariah dan
Konvensional ...................................................................................... 45
4.6 Hasil Perhitungan Z-Score Bank Syariah dan Bank
Konvensional ...................................................................................... 46
4.7 Hasil Perhitungan Uji Beda Mann-Whitney ....................................... 47
4.8 Perbandingan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional
Periode 2012-2016 .............................................................................. 48

vii

Universitas Sumatera Utara


viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 KerangkaKonseptualPenelitian ........................................................... 27

viii

Universitas Sumatera Utara


ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul
1 Data Bank Konvensionaldi Indonesia 2012-2016
2 Nilai Rata-rata Bank Konvensional di Indonesia2012-2016
3 Data Bank Syariah di Indonesia 2012-2016
4 Nilai Rata-rata Bank Syariah 2012-2016
5 HasilPerhitungan Z-Score Bank Syariahdan Bank Konvensional 2012-
2016
6 HasilPerhitunganUji Beda Mann-Whitney

ix

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank yang

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan Indonesia dalam menjalankan

fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasil-nya,

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup

rakyat banyak. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan

pencapaian stabilitas sistem keuangan sehingga diperlukan perbankan yang sehat,

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dekade ini, Indonesia membiayai peluncuran sistem keuangan Islam

dalam rangka untuk mengakomodasi orang-orang Indonesia yang mayoritasnya

adalah muslim. (Wijaya 2008) menjelaskan bahwa sistem keuangan Islam di

Indonesia telah diperluas ke pasar modal, asuransi, hipotek, tabungan dan lembaga

pinjaman, bank, dll. Hal tersebut adalah untuk memperkaya sistem Islam atas

sistem konvensional yang digunakan untuk membandingkan kinerja dan prospek

masa depan khususnya. Pemerintah melakukan langkah strategis pengembangan

perbankan Islam yang memberikan izin kepada bank-bank konvesional komersial

Universitas Sumatera Utara


2

untuk membuka cabang Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu konversi bank

konvensional menjadi bank syariah (Antonio 2001). Namun, selama periode

1992-1998 (Aziz 2009) mengkritik hanya ada satu Bank Umum Syariah (BUS)

sebagai pelaku industri perbankan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI),

Hal ini disebabkan selama enam tahun beroperasi praktis tidak ada regulator lain

yang mendukung sistem Perbankan Islam. Strategi ini juga merupakan respon dan

inisiatif dari perubahan dalam Undang-Undang Perbankan No.10/1998 sebagai

pengganti UU No.7/1992, yang secara tegas.Sistem Perbankan Islam diposisikan

sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Pada tahun 2008 Pemerintah

menerbitkan UU No.21/2008 Perbankan Islam, yang diharapkan untuk

memberikan dasar hukum yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam

pengembangan Perbankan Islam di Indonesia sehingga sama dan sejajar dengan

bank konvensional. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur

dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7

tahun 1992 tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah

N0 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan prinsip Bagi Hasil.

Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank

syariah (bank islam). Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 Tahun

1998). Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan

berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem perbankan

syariah didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun

Universitas Sumatera Utara


3

meminjam dengan bunga (riba) serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang

dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dijamin oleh sistem perbankan

konvensional.

Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam

perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan

berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang

mengalami defist. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara

efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi (Bank Indonesia).

Stabilitas perbankan merupakan salah satu pendukung pertumbuhan

ekonomi nasional saat ini. Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia tidak hanya

menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas perbankan. Keberhasilan Bank

Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas

perbankan, tidak akan maksimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan (Otoritas Jasa Keuangan).

Stabilitas sistem perbankan dan sistem moneter merupakan dua aspek

yang saling terkait dan menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem perbankan

secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya

fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi simpanan masyarakat untuk

disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila

kondisi ini terpelihara, maka proses perputaran uang dan mekanisme transmisi

kebijakan moneter dalam perekonomian yang sebagian bersar berlangsung

melalui sistem perbankan juga dapat berjalan dengan baik. Stabilnya sistem

Universitas Sumatera Utara


4

perbankan akan menentukan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter (Warjiyo,

2014).

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional

dengan islam atau syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian

keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang

diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank

islam menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank islam tidak

menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga

merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil pada bank islam

memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank islam melalui

monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank

semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang akan diterima nasabah,

demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam

waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan

itu merupakan peringatan dini yang transparan dan mudah bagi nasabah.Berbeda

dari perbankan konvensional,nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari

indikator bunga yang diperoleh.

Sistem syariah ini menawarkan keadilan, transparansi, akuntabilitas dan

saling percaya di antara para pelaku ekonomi. Sistem ekonomi dunia saat ini

didominasi oleh segelintir pemilik modal, dan para kapitalis yang memiliki

pengaruh yang luar biasa dalam pergerakan roda ekonomi, yang pada akhirnya

Universitas Sumatera Utara


5

banyak menimbulkan korban sehingga keberadaan bank syariah ini diharapkan

mampu memberikan solusi atas keadaan tersebut.

Dengan dikeluarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008 membuat industri perbankan

syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan

mendorong pertumbuhan perbankan syariah secara lebih cepat lagi, akibatnya

bank syariah ini muncul sebagai kompetitor bagi bank konvensional yang telah

berkembang pesat.

Kinerja perbankan islam mengalami pertumbuhan yang sangat baik pada

periode 2009-2013 dengan rata-rata pertumbuhan aset 43%. Namun ironinya,

pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2015 sedang memasuki masa suram.

Pertumbuhan aset sempat mencapai 49% pada tahun 2013, namun pertumbuhan

aset pada juli 2015 sangat menurun drastis menjadi 7,98% (Otoritas Jasa

Keuangan).

Turunnya pertumbuhan perbankan islam tidak hanya dari sisi aset namun

juga pembiayaan dan dana pihak ketiga. Bahkan pertumbuhan tersebut juga

berada jauh dibawah perbankan konvensional. Pembiayaan islam tumbuh 5,55%,

jauh lebih rendah dibanding kredit konvensional.

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar

dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank islam harus bersaing dengan

bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia

terlebih dahulu. Persaingan yang semakin tajam dan ketat ini harus dibarengi

dengan manajemen yang baik dan teratur untuk bisa bertahan lama di industri

Universitas Sumatera Utara


6

perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus

bertahan hidup adalah kinerja keuangan bank.

Adanya persaingan antar bank umum islam dan bank umum konvensional

yang tidak bisa dihindarkan ini, membawa dampak positif dan negatif bagi

perkembangan sebuah bank. Dampak positifnya adalah memotivasi agar bank

saling berpacu menjadi yang terbaik baik segi kinerja keuangannya dan lainnya.

Sedangkan dampak negatifnya adalah kekalahan dalam persaingan dapat

menghambat laju perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan

membawa kerugian yang besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung

tikar.

Hal ini menjadi pertanyaan bagi penulis mengenai apa yang melatar

belakangi dibukanya Bank Islam tersebut oleh Bank Konvensional, apakah hal ini

dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa Bank Islam lebih baik jika

dibandingkan dengan kinerja Bank Konvensional dari aspek stabilitas ataukah ada

hal lain yang menjadi dasar pertimbangan oleh Bank Konvensional sehingga

penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini berjudul:“Study Komparatif

Stabilitas Bank Islam dan Konvensional di Indonesia’’

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan tingkat stabilitas Bank Islam dan Bank

Konvensional di Indonesia periode 2012-2016?

Universitas Sumatera Utara


7

2. Bagaimana tingkat stabilitas antara Bank Islam dan Bank Konvensional di

Indonesia Periode 2012-2016?

1.3.Tujuan Penelitian

Bedasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan tingkat stabilitas Bank Islam dan Bank

Konvensional di Indonesia periode 2012-2016

2. Untuk mengetahui tingkat stabilitas antara Bank Islam dan Bank

Konvensional di Indonesia Periode 2012-2016

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bagi sektor perusahaan penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat untuk

menilai sejauh mana tingkat kinerja perusahaan, bagaimana kondisi keuangan

perusahan, dan juga dapat di jadikan sebagai acuan untuk menentukan

kebijakan keuangan guna meningkatkan kinerja perusahaannya sehingga dapat

lebih meningkatkan nilai (asset) perusahaan di mana yang akan datang.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan gambaran bagi penulis mengenai tingkat kinerja

keuangan pada bank-bank Islam dan Konvensional di Indonesia selama

periode 2012-2016.

3. Bagi Penelitian Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam penelitian

sejenis pada waktu yang akan dating dan dapat dijadikan sumber pustaka yang

Universitas Sumatera Utara


8

dapat menambah wacana baru. Selain itu diharapkan pula dapat memperkaya

pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan

4. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi masyarakat umum

pengguna jasa perbankan baik kreditor, debitor, maupun investor dalam

menganalisis kinerja bank sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan

sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.

Universitas Sumatera Utara


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Jenis- jenis Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang

banyak (Kasmir, 2010).

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi

dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998,

jenis perbankan terdiri dari 2 (Kasmir, 2007) yakni sebagai berikut :

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan

adalah umum, dalam arti bahwa bank ini dapat memberikan seluruh jasa

perbankan yang ada.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank

umum.

Universitas Sumatera Utara


10

2.1.1. Bank Islam / Bank Syari’ah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank

yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.Bank syariah juga dapat

diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya

dikembangkan berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits Nabi SAW. Antonio

membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi

dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan

prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada

ketentuan-ketentuan Al-Qur‟an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan

prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-

ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat

secara Islam (Syafi‟i Antonio, 2001).

Bank berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga pokoknya sangat

jauh berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank

berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam

antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau

kegiatan perbankan lainnya.

Sedangkan Menurut Riva‟i, Veithzal dan Idroes (2007:759) Bank syariah

merupakan lembaga intermidiasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja

berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),

bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas

dari hal-hal yang tidak jelas meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya

membiayai kegiatan usaha yang halal.

Universitas Sumatera Utara


11

Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip Syariah berdasarkan Undang-

undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1 butir 13 adalah : “Prinsip syariah adalah

aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan/atau pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil

(Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah),

prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah), atau

pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah),

atau dengan adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak

bank oleh pihak lain (Ijarah Wal Iqtina)”.

Beberapa prinsip/hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah menurut

Arifin (2003:12), antara lain:

a. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.

b. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan

keuntungan yang sah menurut syariah.

c. Memberikan zakat.

Adapun jenis-jenis akad yang menjadi landasan kegiatan operasional

perbankan syariah antara lain:

Tabel 2.1
Jenis-jenis Akad pada Perbankan Syariah

Prinsip Keterangan
Wadi'ah Akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai
barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan
untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan
barang/uang.

Universitas Sumatera Utara


12

Mudharabah Dalam menghimpun dana adalah Akad kerja sama antara pihak
pertama (malik, shahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik dana
dan pihak kedua („amil, mudharib, atau Bank Syariah) yang
bertindak sebagai pengelola dana dengan membagi keuntungan
usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam Akad.
Dalam pembiayaan adalah Akad kerja sama suatu usaha antara
pihak pertama (Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal
dan pihak kedua (nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana
dengan membagi keuntungan usaha sesuai kesepakatan, sedangkan
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jika
pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau
menyalahi perjanjian.
Musyarakah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan. Sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi
dana masing-masing.

Murabahah Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya


kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang
lebih sebagai keuntungan yang disepakati.
Ijarah Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau
manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri
Ijarah Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau
Muntahiyah manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa
Bittamlik dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
Tijar'i Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut
dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah
pihak. Setelah berakhir masa sewa pemilik barang menjual barang
tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah
pihak.
Salam Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dari
pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat
tertentu yang disepakati.
Istishna' Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni‟) dan penjual
atau pembuat (shani‟).

Universitas Sumatera Utara


13

Qardh Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa


nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu
yang telah disepakati.
Hawalah Akad pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain
yang wajib menanggung atau membayar.

Kafalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak
lain, di mana pemberi jaminan (kafil) bertanggung jawab atas
pembayaran kembali utang yang menjadi hak penerima jaminan
(makful).
Wakalah Akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk
melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.
Sumber :Booklet Perbankan Indonesia

2.1.2. Bank Konvensional

Menurut Harahap, Wiroso, dan Yusuf (2010), bank konvensional adalah

bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan

jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.

Sedangkan menurut Triandaru (2006), bank konvensional yaitu bank yang

aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya,

memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam

persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini

biasanya ditetapkan per tahun

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Universitas Sumatera Utara


14

Pengertian bank dapat dijumpai dalam pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Undang-

Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu:

1. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya.

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.

3. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

usahanya adalah menghimpun danan dari masyarakat dan menyalurkan kembali

dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir,

2002).

Menurut Lukman dalam Marissa (2011:39), pada dasarnya terdapat tiga

prinsip yang harus diperhatikan oleh bank, yaitu :

1. Likuiditas adalah prinsip dimana bank harus dapat memenuhi kewajibannya.

2. Solvabilitas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi. Bank yang solvable adalah bank yang mampu

menjamin seluruh hutangnya.

Universitas Sumatera Utara


15

3. Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

Menurut Kasmir (2007:38) menyatakan bahwa bank mendapatkan

keuntungan dalam usahanya berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua

metode, yaitu:

a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,

tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya

(kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan

harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan

lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative

spread.

b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau

menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

Adapun Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional berdasarkan (Booklet

Perbankan Indonesia 2011) adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya

yang dipersamakan dengan hal diatas lainnya.

2. Memberikan kredit.

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

Universitas Sumatera Utara


16

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu kontrak.

10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat.

12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh pihak bank sepanjang

tidak bertentangan dengan Undang-undang tentang Perbankan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


17

15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di

bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,

asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan

memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

16. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat

kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,

dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh BI.

17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai

dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang

berlaku.

2.1.3. Perbedaan Bank Islam dan Bank Konvensional

Tabel 2.2
Perbedaan Bank Islam dan Bank Konvensional

Keterangan Bank Islam Bank Konvensional


Akad dan Aspek Hukum Positif Hukum Islam dan Hukum
Legalitas Positif
Lembaga Penyelesaian Badan Arbitrase Badan Arbitrase Nasional
Sengketa Muamalat Indonesia Indonesia (BANI)
(BAMUI)
Struktur Organisasi Ada Dewan Syariah Tidak Ada Dewan
Nasional (DSN) dan Syariah Nasional (DSN)
Dewan Pengawas dan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) Syariah (DPS)
Investasi Halal Halal dan Haram
Prinsip Organisasi Bagi hasil, jual beli, sewa Perangkat Bunga
Tujuan Profit and Falah Profit Oriented
Oriented
Hubungan Nasabah Kemitraan Debitur – Kreditur
Sumber: Dewi Gemala (2006)

Universitas Sumatera Utara


18

Tabel 2.3
Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil

Bagi Hasil Bunga


1. Penentuan besarnya rasio/nisbah 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu
bagi hasil dibuat pada waktu akad akad dengan asumsi harus selalu
dengan berpedoman pada untung.
kemungkin untung rugi. 2. Besarnya persentase berdasarkan
2. Besarnya rasio bagi hasil pada jumlah uang (modal) yang
berdasarkan pada jumlah dipinjamkan.
keuntungan yang diperoleh. 3. Pembayaran bunga tetap seperti
3. Bagi hasil tergantung pada yang dijanjikan tanpa
keuntungan proyek yang mempertimbangkan apakah proyek
dijalankan. Bila usaha merugi, yang dijalankan oleh pihak nasabah
kerugian akan ditanggung bersama untung atau rugi.
oleh kedua pihak. 4. Jumlah pembayaran bunga tidak
4. Jumlah pembagian laba meningkat meningkat sekalipun jumlah
sesuai dengan peningkatan jumlah keuntungan berlipat atau keadaan
pendapatan. ekonomi sedang ”booming”.
5. Tidak ada yang meragukan 5. Eksistensi bunga diragukan (kalau
keabsahan bagi hasil. tidak dikecam) oleh semua agama,
termasuk islam.
Sumber: Muhammad Syafi‟i Antonio (2001)

Tabel 2.4
Perbedaan Musyarakah pada Bank Syariah dan Kreditpada Bank
Konvensional

Musyarakah Kredit
1. Berdasarkan bagi hasil dan margin 1. Memakai perangkat bunga
keuntungan 2. Hubungan dengan nasabah sebagai
2. Hubungan dengan nasabah dalam debitur-kreditur
bentuk kemitraan 3. Investasinya bisa halal, subhat, dan
3. Melakukan investasi yang halal saja haram
4. Berorientasi keuntungan duniawi 4. Berorientasi hanya pada duniawi
dan ukhrawi

Sumber: Muhammad Syafi‟i Antonio (2001)

2.2. Stabilitas Keuangan

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) atau disebut dengan Stabilitas

Keuangan adalah terhindar dari krisis moneter atau keuangan (avoidance of

financial crisis) (Mc Farlene,1999). Stabilitas sistem keuangan merupakan suatu

Universitas Sumatera Utara


19

kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan

pengelolaan risiko berfungsi secara baik serta mendukung pertumbuhan ekonomi.

Peneliti Eksekutif Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank

Indonesia, Agusman mengatakan bahwa stabilitas keuangan dapat dilihat dari dua

hal, yaitu institusi yang stabil yang dapat dilihat dari tidak adanya bank atau

lembaga keuangan yang collapse dan dipertaruhkan kredibilitasnya oleh

masyarakat, kedua adalah pasar yang stabil.

Oleh karena itu, pentingnya SSK ini mempunyai pengaruh langsung

terhadap stabilitas makro dalam sebuah sistem perekonomian dan sebaliknya.

Pada saat stabilitas makro bergejolak maka stabilitas keuangan akan mendapatkan

dampaknya. Kondisi makro ekonomi seperti stabilnya daya beli masyarakat,

kuatnya permintaan domestik, serta stabilnya nilai tukar rupiah bisa membawa

pengaruh positif bagi kestabilan sistem keuangan.

Menurut Adha (2011;3), ada beberapa alasan pentingnya SSK dalam

sistem perekonomian, diantaranya:

a. Kestabilan sistem keuangan akan membentuk pasar yang sehat, terkontrol dan

alokasi dari berbagai sumber daya yang ada dapat dikondisikan secara

optimal.

b. Kestabilan sistem keuangan berdampak langsung dengan kesehatan dunia

perbankan, dengan sistem keuangan yang stabil dunia perbankan dapat

menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat

secara maksimal, tentu hal ini juga akan mempengaruhi sektor riil.

Universitas Sumatera Utara


20

c. Dengan stabilnya sistem keuangan akan mempengaruhi perputaran jumlah

uang beredar dimasyarakat karena sistem keuangan berjalan dengan baik,

sehingga inflasipun dapat dikendalikan.

d. Biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan karena pengaruh dari

instabilitas tersebut menyerang langsung sektor keuangan yang mempunyai

biaya restrukturisasi yang tidak murah, seperti sektor perbankan.

e. Instabilitas sistem keuangan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

terjadinya krisis moneter, sehingga diperlukan upaya yang maksimal dalam

menjaga stabilitas sistem keuangan.

2.3. Kinerja Keuangan Perbankan

Penilaian kinerja keuangan perbankan dimaksudkan untuk menilai

keberhasilan manajemen di dalam mengelola suatu badan usaha. Kinerja

perbankan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam aspek

keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana dalam suatu periode.

Bank sebagai sebuah perusahaan wajib mempertahankan kepercayaan masyarakat

terhadap kinerja bank yang bersangkutan, oleh karena itu diperlukan transparansi

atau pengungkapan informasi laporan keuangan bank yang bertujuan untuk

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan

posisi keuangan, serta sebagai dasar pengambilan keputusan (Gunawan dan Dewi,

2003).

Ukuran yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan

adalah rasio. Rasio merupakan alat yang sangat berguna. Dengan menggunakan

rasio untuk melakukan analisis, manajer keuangan dapat memperkirakan reaksi

Universitas Sumatera Utara


21

para kreditor dan investor, serta pandangan ke dalam mengenai bagaimana suatu

dana dapat diperoleh.

Hasil dari rasio keuangan sangat berguna bagi pengembangan atas

kebijaksanaan perusahaan itu sendiri maupun dari pertimbangan pihak luar

perusahaan, misalnya bank dalam memberikan fasilitas kredit, dan investor dalam

merencanakan modalnya.

2.3.1. Kecukupan Modal/ Rasio Permodalan (Capital)

Kecukupan modal adalah gambaran kemampuan bank dalam

mempertahankan modal yang mencukupi untuk menutup risiko kerugian yang

mungkin timbul dari penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung

risiko, serta untuk pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Rasio Kecukupan

Modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio yaitu

rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana

untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kerugian yang

diakibatkan dalam operasional bank. Kegiatan utama Bank adalah menghimpun

dana dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit. Dengan CAR yang cukup

atau memenuhi ketentuan, Bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah

laba. Besarnya modal suatu Bank juga akan mempengaruhi tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap kinerja Bank. Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin

baik kinerja suatu bank (Sawir, 2009).

2.3.2. Rasio Profitabilitas/Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara

laba dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan

Universitas Sumatera Utara


22

aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA merupakan indikator

kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki

oleh bank. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah

pajak dengan total aktiva.

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Wilman, 2011).

2.3.3. Resiko Likuiditas (Liquidity)

Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang

sesuai. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga

mengganggu kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu

besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat

profitabilitas (Muhammad, 2004).

Risiko likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan rasio

Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio

perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang

diterima oleh pihak bank yang bersangkutan. Rasio ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para

nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah

diberikan kepada para debiturnya.

Pada Bank Islam menggunakan risiko likuiditas diukur dengan rasio

Financing to Deposit Rasio (FDR) merupakan rasio yang digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara


23

mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan dibandingkan dengan

jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2010:225)

2.3.4. Efisiensi Perbankan

Efisiensi adalah kata yang menunjukkan keberhasilan seseorang atau

organisasi atas usaha yang dijalankan yang diukur dari segi besarnya sumber yang

digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang dijalankan. Dengan kata lain,

efisiensi merupakan perbandingan antara sumber dan hasil. Jika dikaitkan dengan

teori sistem, maka efisiensi merupakan perbandinga antara masukan (input)

dengan keluaran (output) (Muhammad, 2004).

Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi

operasional dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang

berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang

diharapkan manajemen dan pemegang saham.Efisiensi operasi juga berpengaruh

terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan

semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005).Salah satu rasio

mengukur efisiensi perbankan ialah rasio Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO).BOPO merupakan rasio antara biaya operasional dibagi

pendapatan operasional.Biaya operasional adalah semua biaya atau beban yang

dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha bank tersebut.

Dalam kegiatan operasional pastinya bank membutuhkan biaya, tanpa

adanya biaya tidak mungkin kegiatan tersebut dapat dijalankan. Biaya operasional

akan berhubungan dengan pendapatan operasional. Biaya operasional pendapatan

operasional (BOPO) merupakan hal yang saling berkaitan apabila pendapatan

Universitas Sumatera Utara


24

lebih besar daripada biaya operasional, maka bank akan mendapatkan profit yang

lebih besar.

Bersadarkan teori diatas dapat dikatakan bahwa semakin kecil rasio BOPO

maka biaya operasional yang dikeluarkan bank semakin efisien, yang berarti

kinerja keuangan bank akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin besar rasio

BOPO maka berarti bank kurang mampu menekan biaya operasional sehingga

bank kurang efisien dalam mengelola sumber daya yang ada di bank, sehingga

dapat menyebabkan kinerja keuangan dan tingkat profitabilitas menjadi menurun.

2.3.5. Resiko Kredit

Pada penelitian ini kinerja keuangan yang digunakan sebagai proksi

terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL).Rasio

ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit

bermasalah yang diberikan oleh pihak bank. Non Performing Loan (NPL)

merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan

macet. Besaran NPL ditujukan dengan persentase perbandingan kredit bermasalah

dengan seluruh kredit atau pembiayaan yang dikucurkan bank (Syahyunan, 2004)

Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk

kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar

maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian kinerja keuangan perbankan telah di lakukan para peneliti

sebelumnya, tetapi dalam penelitiannya selalu menghasilkan hasil yang berbeda.

Hasil dari beberapa penelitian terdahulu akan digunakan sebagai bahan refensi

Universitas Sumatera Utara


25

dan perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu sebagai

berikut:

Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu

Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Teguh Santoso Islamic and Independen Faktor-faktor yang
(2016) Convensional ROA berpengaruh signifikan
banks Stability: a CA terhadap stabilitas bank
Comparative CI adalah ROA ,dan CI, dan
Analysis ID variabel CA dan ID tidak
berbengaruh signifikan
Dependen terhadap stabilitas.
Z-Score
Mukdad A Comparative Independen Analisis dari kinerja
Ibrahim Study Of Financial ROA keuangan dari nilai Z-
(2015) Performance CAR Score menununjukkan
between NPL bahwa bank islam Dubai
Conventional and FDR lebih stabil di bandingkan
Islamic Banking in BOPO bank konvensional
United Arab
Emirates. Dependen
Z-Score
Arie Analisis Independen Hasil penelitian ini
Firmansyah Perbandingan ROA. menunjukkan bahwa
Saragih Kinerja Keuangan ROE terdapat perbedaan yang
(2012) Antara bank CAR signifikan antara CAR
syariah dengan LDR ,ROA, ROE, di bank
Bank Convensional konvensional dan bank
yang daftar di Dependen syariah. Sedangkan untuk
Bank Indonesia Kinerja variabel LDR tidak
Keuangan perbedaan signifikan baik
di bank konvensional dan
bank syariah.
Sufiyah Pengukuran Independen 1.Bank konvensional
(2014) Tingkat Stabilitas Income lebih stabil daripada
keuangan Antara Diversity(ID) bank syariahdan bank
Bank Syariah konvensional kecil
dengan Bank Loan lebih stabil daripada
Konvensional bank syariah besar.
Sebagai Alat dalam Modal Bank 2.Secara simultan bahwa
Pengambilan (MDL) faktor internal bank dan
Keputusan ekonomi makro
Total asset

Universitas Sumatera Utara


26

Memiliki Jenis (TA) berpengaruh signifikan


Perbankan terhadap z-score bank
Biaya syariah. Secara parsial,
operasional z-score dipengaruhi
(COST) oleh faktor internal
bank. Bank syariah
Current menunjukkan bahwa
Liabilities faktor internal
(CL) berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap
z-score, sedangkan
Dependen faktor ekonomi makro
secara parsial tidak
Z-Score
berpengaruh signifikan
terhapa z-score.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan variabel

yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa variabel-variabel tersebut

berpengaruh terdapat Stabilitas. Dalam penelitian ini, variabel independen (X)

yang ditentukan oleh peneliti mewakili Capital Adequacy Ratio (CAR), Return

On Asset (ROA), Financing Deposit Rasio (FDR)/ Loan Deposit Rasio (LDR),

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing

Financing (NPF) / Non Performing Loan (NPL), dan variabel Dependen (Y) yaitu

Z-Score.

Universitas Sumatera Utara


27

Kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Bank Umum Bank Umum


Syariah Konvensional

H1 CAR CAR

H2 ROA ROA

Z-SCORE
H3 FDR LDR

H4 BOPO BOPO

H5 NPF NPL

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh antara CAR, ROA, FDR/ LDR,
BOPO, NPF/ NPL terhadap Z-Score

2.6. Hipotesis

Diduga terdapat perbedaan signifikan antara tingkat kinerja keuangan

antara Bank Islam dengan tingkat kinerja keuangan Bank Konvensional.

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR bank islam dan bank

konvensional

H2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara ROA bank islam dan bank

konvensional

H3 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara LDR / FDR rasio bank islam dan

bank konvensional

H4 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara BOPO bank islam dan bank

konvensional

H5 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara NPL / NPF bank islam dan bank

konvensional

Universitas Sumatera Utara


28

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif kuantitatif

bertujuan untuk memjelaskan berbagai fenomena, situasi atau variabel yang

diangkat menjadi objek penelitian. Jenis penelitian ini didasari pada pengujian

teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan format penelitian

asosiatif.

Sumber data Penelitian yang dilakukan diperoleh melalui penelusuran media

internet dari (www.ojk.go.id) dan (www.bi.go.id) dan website resmi bank yang

bersangkutan. Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan

sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Data pendukung

lainnya akan di peroleh dan dikumpulkan dari jurnal, internet dan sumber-sumber

lain yang relevan.

3.2. Batasan Operasional

Peneliti memberikan batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti,

diantaranya:

1. Penelian ini menggunakan 5 variabel bebas (independen variabel) yaitu

Capital Adequcy Ratio (X1), Return on Asset (X2) Loan to Deposit Ratio /

Financing to Deposit Rasio (X3), Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (X4), Non Performing Loan / Non Performing Financing (X5),

dan(variabel dependen) yaitu Z-score.

28

Universitas Sumatera Utara


29

2. Sebagai objek dalam penelitian ini terdiri 10 Bank Islam dan Bank umum

Konvensional.

3. Penelitian ini menggunakan data yang dipublikasikan oleh masing-masing

bank dengan rentan waktu tahun 2012-2016.

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu dependen dan variabel

indenpenden. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut:

1. Variabel Dependen (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Z-Score untuk melihat

perbandingan kinerja keuangan perbankan.

2. Variabel Indenpenden (Independent Variable)

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independennya adalah:

a. CAR

b. ROA

c. LDR/ FDR

d. BOPO

e. NPL/ NPF

Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Ukuran Variabel

No Variabel Pengertian Pengukuran


1. CAR Rasio ini menunjukkan
kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk
keperluan pengembangan
usaha serta menampung
kemungkinan risiko
kerugian yang diakibatkan
operasional bank.

Universitas Sumatera Utara


30

2. ROA Rasio ini digunakan untuk


mengukur kemampuan
manajemen dalam
memperoleh laba secara
keseluruhan. Semakin
besar ROA bank, maka
semakin baik tingkat
keuntungan yang dicapai.
3. LDR/ FDR LDR ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan
bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada
para nasabah yang telah
menanamkan dananya
dengan kredit-kredit yang
telah diberikan kepada
para debiturnya pada bank
konvensional, sedangkan
FDR untuk bank Islam
4. BOPO Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan
operasionalnya.
5. NPL NPL ini digunakan untuk
/NPF mengukur seberapa besar
tingkat kredit bermasalah
yang telah disalurkan oleh
bank konvensional,
sedangkan NPF untuk bank
Islam
6. Z-Score Z-score merupakan
variabel dependen,
dimana nilai ini sebagai
pengukur individual bank
risk. Z- score juga
merupakan cerminan dan
kekuatan sebuah bank

Universitas Sumatera Utara


31

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah sekelompok orang atau objek kejadian yang

mempunyai karakteristik tertentu dan sampel penelitian adalah bagian dari

populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.

Adapun metode yang digunakan untuk menentukan sampling dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive Sampling

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (umumnya

disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih

sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut.

Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bank Islam/ Bank Syariah dan Bank Konvensional yang telah berdiri lebih dari

7 tahun.

2. Bank Islam/ Bank Syariah dan Bank Konvensional yang terdaftar di Bank

Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangan bank dari tahun 2012-

2016.

3. Bank Konvensional yang memiliki Bank Islam/ BankSyariah dan telah go

public yang menyajikan laporan keuangan dan rasio yang dibutuhkan dalam

penelitian ini selama lima tahun berturut-turut yaitu dari 31 Desember 2012

sampai 31 Desember 2016 dan telah disampaikan kepada Bank Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


32

Tabel 3.2
Daftar Bank yang Memenuhi Kriteria Sampel

Bank Syariah Bank Umum Konvensional


PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Mandiri,
PT Bank BCA Syariah PT Bank Central Asia
PT Bank BNI Syariah PT Bank Negara Indonesia
PT Bank BRI Syariah PT Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Jabar Banten Syariah PT Bank Jabar Banten
PT Bank Maybank Syariah Indonesia PT Bank Maybank Indonesia
PT Bank Panin Syariah PT Bank Panin
PT Bank Bukopin Syariah PT Bank Bukopin
PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Mega Indonesia
PT Bank Victoria Syariah PT Bank Victoria

3.5. Metode dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin

diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada situs www.ojk.go.id, situs resmi

bank-bank terkait dan berbagai literatur seperti buku, jurnal, koran, internet dan

lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.

Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang

bersangkutan dan Otoritas Jasa Keuangan. Jenis laporan yang digunakan penulis

menggunakan data eksternal, antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi,

Laporan Rasio Keuangan dan Ikhtisar keuangan.

3.6. Metode Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik statistik yang berupa uji beda Mann-Whitney. Metode analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan

software IMB SPSS Statistics 22. Namun sebelumnya data-data yang diperoleh

diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan program microsoft excel

Universitas Sumatera Utara


33

untuk memperoleh data variabel sebelum dianalisis dengan menggunakan

program IMB SPSS Statistics 22. Sedangkan untuk membandingkan kinerja

keuangan antara bank umum syariah dengan bank umum konvensional

menggunakan Z-Score.

3.6.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan

cara mendiskripisikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.6.2. Perhitungan untuk Z-Score

Z- score merupakan variabel dependennya, dimana nilai ini sebagai

pengukur individual bank risk. Z- score juga merupakan cerminan dan kekuatan

sebuah bank menurut Boys and Runkle, 1993: Maechler, Mitra dan Worrell, 2005;

Cihak dan Hesse, 2208:9 (dalam Nugroho dan Rokhaniyah, 2012:5).

Z - score dihitung: Z = (k + μ)/σ

Dimana:

k : Prosentase perbandingan modal dan cadangan pada aset


μ : Rata-rata return on asset (ROA)
σ : Standar deviasi dari return on asset (ROA) terhadap return volatility.

Sebuah z-score yang lebih tinggi berkorespondensi dengan batas atas

risiko kebangkrutan yang lebih rendah. Oleh karena itu, dalam model ini akan

dibandingkan nilai z-score antara bank islam dengan bank konvensional.

3.6.3. Uji Beda Mann-Whitney

Uji Mann-Wthitney atau uji dua sampel yang tidak berpasangan

merupakan salah satu bagian dari statistik non parametrik.Uji Mann-Whitney

menjadi alternatif ketika data tidak normal dalam uji Independent sample t tets

Universitas Sumatera Utara


34

(parametrik). Seperti halnya dalam uji Independent sample t-tet, Uji Mann-

Whitney dilakukan untuk mengetahui perbedaan dua sample yang tidak

berhubungan atau berpasangan satu sama lainnya.

Dasarpengambilankeputusandalamuji Mann- Whitney

1. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang

signifikan.

2. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan.

Universitas Sumatera Utara


35

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Bank Pemerintah


Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari

bekas penjajahnya, yaitu Belanda.Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak

lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah

maupun bank swasta nasional. Pada 1958, pemerintah melakukan nasionalisasi

bank milik Belanda mulai dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada

tahun 1959 yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian

menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut

Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan Nederlandsche

Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)

dan kemudian menjadi Bank Expor Impor Indonesia(BEII).

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah,

yaitu:

a. Bank Sentral

Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13

Tahun 1968.Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank

ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan di tahun

1951.

35

Universitas Sumatera Utara


36

b. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor

Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur

setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI)

Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi

menjadi:

1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan

UU No 21 tahun 1968.

2. yang membidangi Exim dengan UU No.22 Tahun 1968 menjadi

Bank Expor Impor Indonesia.

Sejarah singkat Bank Konvensional di Indonesia

1. Bank Negara Indonesia (BNI '46)

Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah

menjadi Bank Negara Indonesia '46.

2. Bank Dagang Negara(BDN)

BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13

Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti

dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN

merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara

Indonesia Unit.

3. Bank Bumi Daya (BBD)

BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian

menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara

Universitas Sumatera Utara


37

Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank

Bumi Daya.

4. Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No

13 Tahun 1962.

5. Bank Tabungan Negara (BTN)

BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan

Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan

terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.

6. Bank Mandiri

Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank

Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank

Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini

dilaksanakan pada tahun 1999.

4.1.2 Sejarah Bank Syariah

Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah

Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun

1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi

dipedesaan mesir dan masih berskala kecil.

Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank.

Kemudian dik Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House yang

beroperasi tanpa bunga. Selanjutnya kembali di Mesir pada tahun 1978 berdiri

Universitas Sumatera Utara


38

Bank Syariah yang berdiri nama Faisal Islamic Bank. Lembaga ini kemudian

diikuti oleh Islamic International Bank For Invesment and Development Bank.

Di Siprus tahun 1983 berdiri Faial Islamic Bank Of Kibris. Kemudian

dimalaysia Bank Syariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam Malaysia

Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir pula Bank Bumi Putera Muamalah.

Di Iran sistem perbankan Syariah mulai berlaku secara nasional pada

tahun 1983 sejak dikeluarkannya Undang-undang Perbankan Islam. Kemudian di

Turki Negara yang berideologi sekuler Bank Syariah lahir tahun 1984 yaitu

dengan hadirnya Daar al-Maal alIslami serta Faisal Finance Institution dan mulai

beroprasi tahun 1985.

Salah satu pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan syariah

secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonveksi seluruh

sistem perbankan di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan

syariah.

Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru,

yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan

masyarakat muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di

Indoneisa dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 Agustus

1990.

Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbakan

MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte

pendiriannya ditandatanggani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata

Universitas Sumatera Utara


39

berkembang cukup pesat sehingga saat ini beberapa kota besar seperti Jakarta,

Surabaya, Bandung, Makasar, dan kota lannya.

Dalam perkembangan selanjutnya kehadiran Bank Syariah di Indonesia

Khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini telah hadir Bank

Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri (BSM), kemudian

berikutnya berdiri Bank Syariah sebaga cabang dari bank konvensional yang

sudah ada, seperti Bank BNI, Bank IFI, dan Bank BPD Jabar. Bank-Bank Syariah

lainnya yang direncanakan akan membuka cabang adalah BRI, Bank Niaga, dan

Bank Bukopin.

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan setelah

permasalahan diidentifikasi dan telah melewati segala tahap-tahap pengolahan

data untuk menciptakan suatu model permasalahan untuk dianalisis lebih lanjut.

Dalam penelitian ini obyek yang dijadikan penelitian adalah perusahaan

perbankan syariah dan perbankan konvensional selama periode 2012-2016. Dalam

penelitian ini terdapat 10 sampel perbankan syariah dan 10 sampel perbankan

konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensinal di Indonesia.

4.2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu analisis dimana data dikumpulkan dan di

golongkan kemudian dianalisis dan diinterprestsikan secara objektif sehingga

memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Pengolahan

data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan IMB SPSS

Statistics 22. Untuk mengelola data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel

Universitas Sumatera Utara


40

yang diteliti, yakni ROA, CAR, LDR/ FDR, BOPO, NPL/ NPF perusahaan sektor

perbankan selama periode 2012 sampai dengan 2016akan disajikan dalam analisis

ini.

4.3. Deskripsi Variabel

Berdasarkan hasil pengambilan data, diperoleh lima jenis variabel untuk

setiap bank syariah dan bank konvensional, yaitu ROA (Return On Asset), CAR

(Capital Adequcy Ratio), FDR/ LDR (Financing to Deposit Ratio/ Loan to

Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional), NPF/ NPL

(Non Perfoming Financing/ Non Perfoming Loan), seperti tercantum dalam di

bawah ini:

4.3.1. Variabel ROA

Return On Asset (ROA) merupakan suatu ukuran tentang efektivitas

manajemen dalam mengelolah investasinya. Di samping itu hasil pengembalian

investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal

pinjaman maupun modal sendiri. Berikut ini adalah ROA bank syariah dan bank

konvensional pada tahun 2012-2016.

Tabel 4.1
Analisis Deskriptif Variabel ROA Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
ROA
Tahun
Syariah Konvensional
2012 1.66 2.69
2013 1.28 2.69
2014 0.71 2.30
2015 -1.92 2.09
2016 -1.20 2.21
Rata-rata 0.11 2.40
Sumber: data diolah(2017)

Universitas Sumatera Utara


41

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa variabel ROA pada bank

konvensional cenderung lebih tinggi dari pada bank syariah selama periode 2012-

2016. Dilihat dari variabel ROA pada bank syariah cenderung menurun sebesar

1,66% pada tahun 2012 variabel ROA bank syariah terus mengalami penurunan

setiap tahunnya sampai pada tahun 2016 sebesar -1,20% karena ROA yang

mengalami penurunan perolehan laba atas yang di miliki oleh bank syariah,

sedangkan ROA pada bank konvensional cenderung mengalami perkembangan

yang naik turun (fluktuatif) pada tahun 2012 sampai tahun 2016. Dengan nilai

Rata-rata ROA bank konvensional sebesar 2,40% lebih tinggi dibandingkan bank

syariah hanya sebesar 0,11% .

4.3.2. Variabel CAR

CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan perbankan dalam menyediakan dana yang digunakan

untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian diakibatkan operasional bank.

Berikut ini adalah CAR bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-

2016.

Tabel 4.2
Analisis Deskripsi Variabel CAR Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
CAR
Tahun
Syariah Konvensional
2012 24.28 16.22
2013 20.84 15.81
2014 22.59 16.53
2015 20.90 18.56
2016 23.43 20.87
Rata-rata 22.41 17.60
Sumber: data diolah (2017)

Universitas Sumatera Utara


42

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa variabel CAR pada bank

syariah cenderung mengalami perkembangan yang naik turun (fluktualitif) sebesar

24,28% pada tahun 2012, kemudian variabel CAR pada bank syariah mengalami

penurunan sebesar 20,84% penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2013 dan

pada tahun 2014 CAR bank syariah naik kembali sebesar 22,59%. Variabel CAR

bank syariah mengalami naik turun (fluktuatif) setiap tahunnya penurunan lagi

sebesar 20,90% pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan sebesar 23,43% pada

tahun 2016 pada bank syariah dalam menyediakan dana (modal) untuk mengatasi

risiko kerugian diakibatkan operasi bank masih belum baik. Begitu pula variabel

CAR pada bank konvensional cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2013

sampai tahun 2016. Namun nilai rata-rata pada bank syariah sebesar 22,41% lebih

tinggi dibandingkan bank konvensional sebesar 17,60%.

4.3.3. Variabel FDR/ LDR

LDR (Loan to Deposits Ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (bisa disebut likuiditas) dengan

membagi total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Likuiditas

perbankan perlu dikelola guna memenuhi kebutuhan saat nasabah mengambil

dananya dan menyalurkan pinjaman (kredit) kepada peminjam (debitur). Berikut

ini adalah FDR/ LDR bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-

2016.

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 4.3
Analisis Deskripsi Variabel FDR/ LDR Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
FDR/LDR
Tahun
Syariah Konvensional
2012 93.41 78.73
2013 93.81 81.42
2014 94.32 82.47
2015 98.74 85.29
2016 94.47 81.66
Rata-rata 94.95 81.91
Sumber: olahan data (2017)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa variabel FDR/ LDR pada

bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional selama periode 2012-2016.

Variabel FDR bank syariah mengalami peningkatan yang fluktuatif dari tahun

2012 sampai tahun 2015 peningkatan yang baik, namun pada tahun 2016

mengalami penurunan variabel FDR yang cukup signifikan pada tahun 2016.

Variabel LDR pada bank konvensional juga mengalami peningkatan yang

fluktuatif dari tahun 2012 sampai tahun 2015 variabel LDR mengalami

peningkatan, tetapi pada tahun 2016 variabel LDR mengalami penurunan yang

sama seperti bank syariah. Nilai rata-rata pada bank syariah lebih tinggi sebesar

94,95% dibandingkan bank konvensional sebesar 81,91%.

4.3.4. Variabel BOPO

BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional) merupakan

rasio yang menggambarkan efisiensi perbankan dalam melakukan kegiatannya.

Belanja operasional adalah biaya bunga yang diberikan pada nasabah sedangkan

pendapatan operasional adalah bunga yang didapatkan dari nasabah. Berikut ini

adalah BOPO bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-2016.

Universitas Sumatera Utara


44

Tabel 4.4
Analisis Deskripsi Variabel BOPO Bank Syariah dan Konvensional Tahun
2012-2016 (Persen)
BOPO
Tahun
Syariah Konvensional
2012 81.98 70.64
2013 85.62 71.96
2014 93.61 77.85
2015 104.99 79.03
2016 108.81 79.17
Rata-rata 95.00 75.73
Sumber: olahan data (2017)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa variabel BOPO pada

bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional selama periode 2012-2016.

Untuk variabel BOPO pada bank syariah terus mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Begitu pula dengan variabel BOPO

pada bank konvensional juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan

setiap tahunnya dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Bank syariah dan bank

konvensional dalam mengefisiensi operasional bank dengan baik. Nilai rata-rata

variabel BOPO pada bank syariah sebesar 95,00% lebih tinggi dibandingkan bank

konvensional sebesar 75,73% .

4.3.5. Variabel NPF/ NPL

NPF (Non Performing Financing)/NPL (Non Perfoming Loan) ini

digunakan untuk mengukur manajemen bank dalam mengolah tingkat kredit

bermasalah yang telah disalurkan oleh bank. Berikut ini adalah NPF/NPL bank

syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-2016.

Universitas Sumatera Utara


45

Tabel 4.5
Analisis Deskripsi Variabel NPF/ NPL Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
NPF/NPL
Tahun
Syariah Konvensional
2012 2.55 1.92
2013 2.46 1.95
2014 3.36 2.27
2015 7.40 2.70
2016 10.19 2.95
Rata-rata 5.19 2.36
Sumber: olahan data (2017)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa variabel NPF/NPL pada

bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional selama periode 2012-2016.

Untuk variabel NPF pada bank syariah terus mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Begitu pula pada bank

konvensional mengalami kenaikan variabel NPL yang tidak terlalu signifikan dari

tahun 2012 sampai 2016. Pada nilai rata-rata variabel NPF pada bank syariah

sebesar 5,19% lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata variabel NPL pada bank

konvensional sebesar 2,36%. Semakin tinggi NPF/ NPL semakin buruk kualitas

kredit/ pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin

besar.

4.4. Stabilitas Kinerja Keuangan

Z-score merupakan variabel dependen, untuk mengetahui stabilitas kinerja

keuangan dimana nilai ini sebagai pengukur individual bank risk. Z- score juga

merupakan cerminan dan kekuatan tingkat stabililas bank. Berikut ini adalah

perhitungan Z-Score bank syariah dan konvensional selama periode 2012-2016.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tahun 2012-2016(Persen)

Z-Score
Tahun
Syariah Konvensional
2012 6.55 4.77
2013 1.77 1.48
2014 0.97 0.78
2015 0.75 0.81
2016 2.48 2.57
Rata-rata Z-Score
2.504 2.082
2012-2016
Sumber: olahan data (2017)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilaiZ-Score pada bank

syariah dan bank konvensional tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Nilai

Z-Score pada bank syariah tahun 2012 sebesar 6,55% cenderung terus mengalami

penurunan yang fluktuatif sampai tahun 2015 sebesar 0,75%, kemudian naik pada

tahun 2016 sebesar 2,48%. Begitu pula Z-Score pada bank konvensional pada

tahun 2012 sebesar 4,77% terus mengalami penurunan yang signifikan sampai

tahun 2015 sebesar 0,81%, kemudian mengalami kenaikan yang cukup signifikan

ditahun 2016 sebesar 2,57%. Untuk mengetahui tingkat stabilitas kinerja

keuangan dilihat dari nilai rata-rata Z-Score pada nilai rata-rata Z-Score bank

syariah sebesar 2,50% lebih tinggi dari pada bank konvensional sebesar 2,082%.

Menunjukkan bahwa bank syariah dan konvensional bank stabil, namun tingkat

stabilitas lebih tinggi pada bank syariah dari pada bank konvensional walaupun

mengalami naik turun tingkat stabilitas kinerja keuangannya periode 2012-2016.

4.5. Uji Beda

Berdasarkan hasil perhitungan Uji Beda Mann-Whitney bank syariah dan

bank konvensional dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Beda Mann-Whitney

ROA CAR FDR BOPO NPF

Mann-Whitney U 6.000 45.000 27.000 11.000 30.000


Wilcoxon W 61.000 100.000 82.000 66.000 85.000
Z -3.331 -.378 -1.739 -2.948 -1.512
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .705 .082 .003 .131
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000 .739 .089 .002 .143b

a. Grouping Variable: Bank


b. Not corrected for ties.

4.5.1. Variabel ROA

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel

Returnon Asset Ratio(ROA), diperoleh nilai Asymp nilai Sig. (2-tailed) 0,001<

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan

yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama periode 2012-

2016. Variabel ROA mengalami peningkatan, dimana proporsi kenaikan laba

bank konvensional lebih besar dari proporsi bank syariah. Hal ini dimungkinkan

apabila pengelolaan aset yang dimilikinya optimal, sehingga menghasilkan laba

yang maksimal dan akan semakin memperkuat aset bank.

4.5.2. Variabel CAR

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5untuk variabelCapital

Adequacy Ratio (CAR),diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) 0,705> 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa H2 ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama periode 2012-2016.

Dilihat variabel CAR yang menunjukkan bahwa kemampuan bank syariah dan

bank konvensional dalam menyediakan dana atau modal untuk mengembangkan

Universitas Sumatera Utara


48

usahanya dengan melakukan penambahan aset beresikonya. Dengan tujuan

menambah aset dan modalnya untuk meningkatkan kinerja bank dan pertumbuhan

bank itu sendiri.

4.5.3. Variabel FDR/ LDR

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel FDR/

LDR, diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) 0,082> 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa H3 ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

bank syariah dan bank konvensional selama periode 2012-2016. Dari variabel

FDR/ LDR menunjukkan bahwa proporsi kenaikan dana bank syariah dan

konvensional yang diterima seimbang dengan proporsi kenaikan kredit yang

diberikan. Artinya bahwa turunnya FDR/ LDR menunjukkan bahwa besarnya

dana yang diterima lebih besar dari kredit yang dikeluarkan. Maka bank harus

meningkatkan pemberian kredit kepada nasabah untuk meningkatkan pendapatan

bank.

4.5.4. Variabel BOPO

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel Biaya

Operasional dan Pembiayaan Operasional (BOPO), diperoleh nilai Asymp Sig. (2-

tailed) 0,003<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H4 diterima yang berarti terdapat

perdedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama

periode 2012-2016. Dari variabel BOPO bank kurang mampu menekan biaya

operasional sehingga bank kurang efisien dalam mengelolah sumber daya yang

ada di bank, sehingga dapat menyebabkan kinerja keuangan dan tingkat

profitabilitas menjadi menurun, maka bank harus menekan biaya operasionalnya.

Universitas Sumatera Utara


49

4.5.5. Variabel NPF/ NPL

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel NPF/

NPL, diperoleh nilai Asymp Sig. (2- tailed) 0,113 > 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa H5 ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan NPF/NPL yang signifikan

antara bank syariah dan konvensional selama periode 2012-2016. Variabel NPF/

NPL semakin tinggi maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan

jumlah kredit bermasalah semakin besar. Maka bank syariah dan bank

konvensional menimimkan dalam resiko kredit macet dan bank berhati-hati

dalam memberikan kredit/ pinjaman. Karena bank tidak mau mengambil resiko

besar dalam menyalurkan kreditmya kepada nasabah semakin besar kredit macet

maka semakin berkurang aset/ modal bank.

4.6. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan Z-score selama periode 2012-2016 yang

telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa bank syariah lebih stabil di bandingkan

dengan bank konvensional.hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6. Adapun kesimpulan

mengenai tingkat stabilitas bank syariah antara bank konvensional selama periode

2012-2016 bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8
Perbandingan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2012-
2016
(Persen)

Syariah Konvensional
Z-Score 2012-2016
2.504 2.082
Sumber: olahan data (2017)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa, memiliki nilai rata-rata Z-

Score pada bank syariahadalah sebesar 2,504%, sementara nilai rata-rata Z-Score

Universitas Sumatera Utara


50

pada bank konvensional adalah sebesar 2,082%.Mukdad Ibrahim (2015) dengan

judul “ A Comparative Study Of Financing Perfomance between Conventional

and Islamic Banking in United Arab Emiratesˮmenyatakan bahwa nilai Z-Score

yang semakin tinggi menunjukkan tinggkat stabibilits yang semakin baik.

Diketahui rata-rata Z-Score pada bank syariah lebih tinggi dibandingkan rata-rata

Z-Score pada bank konvensional, sehingga tingkat stabilitas bank syariah lebih

baik didandingkan tingkat stabilitas bank konvensional.

Sama dengan penelitian-penelitian lain, dimana hasil penelitian terdahulu

dominan menunjukkan stabilitas bank syariah lebih baik dari bank konvensional.

Terbukti pada penelitian Abedifar, Molyneux dan Tarazi tahun 2012 di negara-

negara OIC (Organization of the Islamic Coorporation) yang merupakan sebuah

organisasi Internasional dengan Negara-negara anggota, antara lain: Algeria,

Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Egypt, Gambia, Indonesia, Iran, Iraq,

Jordan, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Mauritania, Pakistan, Qatar, Arab Saudi,

Senegal, Syria, Sudan, Tunisia, Turkey, UAE dan Yaman. Negara-negara tersebut

adalah negara yang memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-

Bangsa menyatakan bahwa bank syariah kecil (skala/ukuran) di negara populasi

mayoritas Muslim memiliki risiko kredit lebih rendah dari bank

konvensional.Dalam hal risiko kebangkrutan, bank syariah kecil juga tampak

lebih stabil.

Selanjutnya pada penelitian oleh Rajhi dan Hassairi tahun 2013 di Negara-

negara Asia Tenggara dan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) juga

menyatakan bahwa berdasarkan nilai rata-rata Z-Score yang digunakan, perbankan

Universitas Sumatera Utara


51

syariah lebih tinggi daripada bank konvensional kecuali untuk bank syariah

dengan skala kecil.

Ada pula penelitian di Negara paling dekat dengan Indonesia yaitu

Malaysia oleh Rahim dan Hassan tahun 2012 mengungkapkan hal yang hampir

sama. penelitian ini menggunakan Z-score sebagai proxy untuk stabilitas

keuangan dengan hasil bank syariah lebih stabil dibandingkan bank konvensional.

Universitas Sumatera Utara


52

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat stabilitas bank syariah selama

periode 2012-2016 mengalami perkembangan yang fluktuatif dengan rata-

rata sebesar 2,504% ,sedangkan bank konvensional sebesar 2,082%.

2. Hasil perhitugan Z-Score menunjukkan bahwa bank syariah lebih tinggi

tingkat stabilitas dibandingkan bank konvensional. walaupun tidak

mengalami perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank

konvensional periode 2012-2016.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji beda Mann-Whitney menunjukkan

bahwa, ROA, BOPO terdapat perbedaan yang signifikan antara bank

syariah dan bank konvensional selama periode 2012-2016.

4. Berdasarkan hasil perhitungan uji beda Mann-Whitney menunjukkan

bahwa CAR, FDR/ LDR, NPF/ NPL tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama periode

2012-2016.

52

Universitas Sumatera Utara


53

5.2 Saran

Penemuan dalam penelitian ini adalah bank syariah lebih stabil dari pada bank

konvensional. Berkaitan dengan peningkatan stabilitas bank syariah agar semakin menunjang

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, maka saran yang dapat disampaikan adalah

sebagai berikut:

1. Selain sosialisasi yang sudah dilakukan, berkaitan dengan fakta bahwa pemahaman

masyarakat yang masih kurang, bank syariah perlu secara langsung meningkatkan

pemahaman tersebut melalui hal kecil misalnya dengan mengubah istilah-istilah bahasa

Arab dalam prosedur/ akad-akad yang ada di bank syariah kedalam bahasa Indonesia. Hal

ini dikarenakan sebagian masyarakat tidak paham arti dari istilah akad-akad dalam bahasa

Arab tersebut bahkan kesulitan untuk mengingat maupun mengucapkannya.

2. Memanfaatkan dana likuid bank syariah agar tidak terjadi over likuid serta untuk

meningkatkan peran bank syariah sebagai pembangun sektor riil, bank syariah harus lebih

intensif melakukan pendekatan kesektor pertanian (sub sektor perkebunan, peternakan

dan perikanan) karena akad-akad pada bank syariah lebih sesuai dengan sector tersebut

dibandingkan dengan bank konvensional.

Universitas Sumatera Utara


54

DAFTAR PUSTAKA

Abedifar, Pejman., Molyneux, Philip., Tarazi, Amine. 2012. Risk in Islamic Banking, version
1, hal-00915115. https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-00915115/document
Abustan, 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Abdul Halim, dan Bambang Supomo, 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta.
Adiwarman, Karim, 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,edisi ke-3, cetakan ke-
3.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Anita Febryani, dan Rahadian Zulfadin, 2003. “Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non
Devisa di Indonesia” , Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 4.
Aziz, SA 2009, „The Criticize for Islamic Banking‟, Viewed 11 August 2010,
<http://www.kompasiana.com>.
Ema, Rindawati, 2007.Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua,
USU Press, Medan

Gunawan, Juniati dan Purnama S. Dewi, 2003. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan Luas
Pengungkapan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca pada Laporan Tahunan yang
Terdaftar di BEJ” , Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 3, No. 2.

Harahap, Sofyan Syafri, 2006. Analitis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hasbi, Hariandy dan Haruman Tendi,2011. “Banking: According to Islamic Sharia Concepts
and Its Performance in Indonesia”, International Review of Business Research
Papers Vol. 7. No. 1.

Ikatan Akuntan Indonesia,” Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Bank Syariah”, Cetakan ke-1, Jakarta, 2002.
Juli, Irmayanto, dkk. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti.
Jumingan, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi 9. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Muhammad, 2005. Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


55

Mukdad Ibrahim, 2015. A Comparative Study Of Financing Perfomance between


Conventional and Islamic Banking in United Arab Emirates

Pemerintah Republik Indonesia, 1998. Undang-undang Republik Indonesia NO.10 Tahun


1998 tentang Perubahan Undang-undang No 7 tahun 1992, Cetakan Pertama,
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta

Rahim, Siti Rohaya Mat., Hassan, Norsilawati Mohd., Zakaria, Roza Hazli. 2012. Islamic Vs.
Conventional Bank Stability: ‘A Case Study Of Malaysia‟. Prosiding Persidangan
Kebangsaan Ekonomi Malaysia Ke VII

Rajhi, Wassim., Hassairi, Slim A. 2013. Islamic Banks and Financial Stability: A
Comparative Empirical Analysis Between MENA and Southeast Asian Countries.
Région et Développement n° 37

Rubitoh, 2003, Penelitian Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat dengan Bank
Konvesional (Enam Bank Konvensional).

Sri Sularso, 2003/2004.Metode Penelitian akuntansi sebuah pendekatan replikasi, Fakultas


ekonomi universitas sebelas maret, Surakarta.
Suparmoko,1999.Metode penelitian praktis, edisi keempat, cetakan pertama, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta.
Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta, 2001.
Wijaya, Amir 2008, „Islamic Banking at 2008: Evaluation, Trend, and Projection‟, Journal of
Karim Review, Special Edition, No. 1, pp.1-15.

Universitas Sumatera Utara


56

Lampiran 1
Data Bank Konvensional di Indonesia tahun 2012- 2016

BANK TAHUN ROA CAR LDR BOPO NPL


BANK MANDIRI 2012 3.55 15.48 77.66 63.93 1.74
BANK MANDIRI 2013 3.66 14.93 82.97 62.41 1.60
BANK MANDIRI 2014 3.57 16.60 82.02 64.98 1.66
BANK MANDIRI 2015 3.15 18.60 87.05 69.67 2.29
BANK MANDIRI 2016 1.95 21.36 85.86 80.94 3.96
BANK CENTRAL ASIA 2012 2.60 14.20 68.60 28.09 0.40
BANK CENTRAL ASIA 2013 3.80 15.70 75.40 34.66 0.40
BANK CENTRAL ASIA 2014 3.90 16.90 76.80 41.37 0.60
BANK CENTRAL ASIA 2015 3.80 18.70 81.10 47.88 0.70
BANK CENTRAL ASIA 2016 4.00 21.90 77.10 53.78 1.30
BANK NEGARA INDONESIA 2012 2.92 16.67 77.52 70.99 2.84
BANK NEGARA INDONESIA 2013 3.36 15.09 85.30 67.12 2.17
BANK NEGARA INDONESIA 2014 3.49 16.22 87.81 69.78 1.96
BANK NEGARA INDONESIA 2015 2.64 19.49 87.77 75.48 2.70
BANK NEGARA INDONESIA 2016 2.69 19.36 90.41 73.59 2.96
BANK RAKYAT INDONESIA 2012 5.15 16.95 79.85 59.93 1.78
BANK RAKYAT INDONESIA 2013 5.03 16.99 88.54 60.58 1.55
BANK RAKYAT INDONESIA 2014 4.74 18.31 81.68 65.37 1.69
BANK RAKYAT INDONESIA 2015 4.19 20.59 86.88 67.96 2.02
BANK RAKYAT INDONESIA 2016 3.84 22.91 87.77 68.93 2.03
BANK JAWA BARAT 2012 2.46 18.11 74.09 80.02 2.07
BANK JAWA BARAT 2013 2.61 16.51 96.47 79.41 2.83
BANK JAWA BARAT 2014 1.92 16.08 93.18 85.60 4.15
BANK JAWA BARAT 2015 2.04 16.21 88.13 83.31 2.91
BANK JAWA BARAT 2016 2.22 18.43 86.70 82.70 1.69
MAYBANK INDONESIA 2012 1.49 12.92 87.34 87.71 1.70
MAYBANK INDONESIA 2013 1.53 12.76 87.04 84.66 2.15
MAYBANK INDONESIA 2014 0.41 16.01 92.67 94.91 2.24
MAYBANK INDONESIA 2015 0.84 14.93 86.14 91.70 3.81
MAYBANK INDONESIA 2016 1.48 16.98 88.92 85.81 3.58
BANK PANIN 2012 1.96 14.67 88.46 78.74 1.69
BANK PANIN 2013 1.85 15.32 87.71 79.78 2.13
BANK PANIN 2014 1.79 15.62 90.51 82.80 2.05
BANK PANIN 2015 1.27 19.94 94.22 87.12 2.41
BANK PANIN 2016 1.68 20.32 90.07 82.87 2.85
BANK BUKOPIN 2012 1.83 18.45 83.81 81.42 2.66
BANK BUKOPIN 2013 1.78 17.05 85.80 82.38 2.25
BANK BUKOPIN 2014 1.23 15.97 83.89 89.21 2.78
BANK BUKOPIN 2015 0.39 14.96 86.34 87.56 2.83

Universitas Sumatera Utara


57

BANK BUKOPIN 2016 1.38 16.64 86.04 86.97 3.77


BANK MEGA 2012 2.74 16.83 82.39 76.73 2.09
BANK MEGA 2013 1.14 15.74 57.41 89.76 2.18
BANK MEGA 2014 1.16 15.23 65.85 91.25 2.09
BANK MEGA 2015 1.97 22.85 85.05 85.72 2.81
BANK MEGA 2016 2.36 26.21 55.35 81.81 3.44
BANK VICTORIA 2012 2.17 17.96 67.59 78.82 2.24
BANK VICTORIA 2013 2.10 18.20 79.02 80.54 0.70
BANK VICTORIA 2014 0.80 18.35 70.25 93.25 3.52
BANK VICTORIA 2015 0.65 19.30 70.17 93.89 4.48
BANK VICTORIA 2016 0.52 24.58 68.38 94.30 3.89

Lampiran 2
Nilai Rata- rata Bank Konvensional

Nama Bank ROA CAR LDR BOPO NPL


PT BANK MANDIRI 3.18 17.39 83.11 68.39 2.25
BANK CENTRAL ASIA 3.62 17.48 75.80 41.16 0.68
BANK NEGARA INDONESIA 3.02 17.37 85.76 71.39 2.53
BANK RAKYAT INDONESIA 4.59 19.15 84.94 64.55 1.81
BANK JAWA BARAT 2.25 17.07 87.71 82.21 2.73
MAYBANK INDONESIA 1.15 14.72 88.42 88.96 2.70
BANK PANIN 1.71 17.17 90.19 82.26 2.23
BANK BUKOPIN 1.32 16.61 85.18 85.51 2.86
BANK MEGA 1.87 19.37 69.21 85.05 2.52
BANK VICTORIA 1.25 19.68 71.08 88.16 2.97

Universitas Sumatera Utara


58

Lampiran 3
Data Bank Syariah di Indonesia Tahun 2012- 2016

Nama Bank Tahun ROA CAR FDR BOPO NPF


BSM 2012 2.00 13.88 81.00 81.87 2.82
BSM 2013 1.70 14.12 81.00 81.87 2.82
BSM 2014 0.20 14.81 79.10 84.00 4.32
BSM 2015 0.40 12.85 80.60 94.78 6.06
BSM 2016 0.59 14.01 79.19 94.12 4.92
BCA SYARIAH 2012 0.70 31.47 71.90 90.87 0.10
BCA SYARIAH 2013 0.80 22.35 79.10 86.91 0.10
BCA SYARIAH 2014 0.60 29.60 84.10 88.10 0.10
BCA SYARIAH 2015 0.50 34.30 80.60 94.10 0.70
BCA SYARIAH 2016 1.13 36.78 90.12 92.18 0.50
BNI SYARIAH 2012 1.50 14.22 67.70 88.79 2.02
BNI SYARIAH 2013 1.10 16.54 86.30 88.11 1.86
BNI SYARIAH 2014 1.10 18.76 85.60 89.80 1.86
BNI SYARIAH 2015 1.00 15.48 90.70 89.63 2.53
BNI SYARIAH 2016 1.44 14.92 84.57 87.67 2.94
BRI SYARIAH 2012 1.00 11.35 82.00 86.63 3.00
BRI SYARIAH 2013 1.00 14.49 90.40 90.42 4.06
BRI SYARIAH 2014 0.10 12.89 88.10 99.70 4.60
BRI SYARIAH 2015 0.50 13.94 84.60 93.79 4.86
BRI SYARIAH 2016 0.95 20.63 81.42 91.33 4.59
BJB SYARIAH 2012 0.50 21.09 73.40 110.34 4.46
BJB SYARIAH 2013 0.90 17.99 92.50 85.76 1.86
BJB SYARIAH 2014 0.60 22.53 81.20 91.01 5.84
BJB SYARIAH 2015 0.10 22.53 104.80 98.78 6.93
BJB SYARIAH 2016 -8.09 18.25 98.73 122.77 17.91
MAYBANK SYARIAH 2012 3.80 64.20 192.90 53.77 2.49
MAYBANK SYARIAH 2013 2.80 59.61 143.90 67.79 2.69
MAYBANK SYARIAH 2014 3.00 52.24 151.40 69.60 5.04
MAYBANK SYARIAH 2015 -22.80 38.40 164.80 192.60 35.15
MAYBANK SYARIAH 2016 -9.51 55.06 134.73 192.60 55.06
PANIN SYARIAH 2012 1.90 32.20 123.60 50.76 0.20
PANIN SYARIAH 2013 1.20 20.83 90.90 81.31 1.02
PANIN SYARIAH 2014 1.50 25.69 94.00 82.58 0.53
PANIN SYARIAH 2015 0.80 20.30 96.40 89.25 2.63
PANIN SYARIAH 2016 0.70 18.17 91.80 96.17 2.26
BUKOPIN SYARIAH 2012 0.70 12.78 91.80 91.59 4.57
BUKOPIN SYARIAH 2013 0.60 11.10 99.90 92.29 4.27
BUKOPIN SYARIAH 2014 0.20 14.80 92.50 96.77 2.16
BUKOPIN SYARIAH 2015 0.60 16.31 91.20 91.99 2.49
BUKOPIN SYARIAH 2016 0.32 17.00 88.18 91.76 3.17
MEGA SYARIAH 2012 3.10 13.51 76.10 77.26 2.67

Universitas Sumatera Utara


59

MEGA SYARIAH 2013 2.30 12.99 89.50 89.76 2.18


MEGA SYARIAH 2014 0.30 19.26 92.10 91.25 2.09
MEGA SYARIAH 2015 0.30 18.77 98.70 85.76 2.81
MEGA SYARIAH 2016 2.63 23.53 95.24 88.16 3.30
VICTORIA SYARIAH 2012 1.40 28.08 73.70 87.90 3.19
VICTORIA SYARIAH 2013 0.40 18.40 84.60 91.95 3.71
VICTORIA SYARIAH 2014 -0.50 15.27 95.10 143.31 7.10
VICTORIA SYARIAH 2015 -0.60 16.14 95.00 119.19 9.80
VICTORIA SYARIAH 2016 -2.19 15.98 100.67 131.34 7.21

Lampiran 4
Nilai Rata-rata Bank Syariah

Nama Bank ROA CAR FDR BOPO NPL


BSM 0.98 13.93 80.18 87.33 4.19
BCA SYARIAH 0.75 30.90 81.16 90.43 0.30
BNI SYARIAH 1.23 15.98 82.97 88.80 2.24
BRI SYARIAH 0.71 14.66 85.30 92.37 4.22
BJB SYARIAH -1.20 20.48 90.13 101.73 7.40
MAYBANK SYARIAH -4.54 53.90 157.55 115.27 20.09
PANIN SYARIAH 1.22 23.44 99.34 80.01 1.33
BUKOPIN SYARIAH 0.48 14.40 92.72 92.88 3.33
MEGA SYARIAH 1.73 17.61 90.33 86.44 2.61
VICTORIA SYARIAH -0.30 18.77 89.81 114.74 6.20

Universitas Sumatera Utara


60

Lampiran 5
Hasil Perhitungan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tahun 2012-2016

Z-Score
Tahun
Syariah Konvensional
2012 6.55 4.77
2013 1.77 1.48
2014 0.97 0.78
2015 0.75 0.81
2016 2.48 2.57
Rata-rata Z-Score 2.504 2.082
2012-2016

Lampiran 6
Hasil Perhitungan Uji Beda Mann-Whitney

ROA CAR FDR BOPO NPF

Mann-Whitney U 6.000 45.000 27.000 11.000 30.000


Wilcoxon W 61.000 100.000 82.000 66.000 85.000
Z -3.331 -.378 -1.739 -2.948 -1.512
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .705 .082 .003 .131
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b .739b .089b .002b .143b

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai