2018
Febrinawati
Univesitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7786
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
1
SKRIPSI
OLEH
FEBRINAWATI
150523012
ABSTRAK
Kata Kunci: Bank Islam, Bank Konvensional, Stabilitas, Z-Score, Uji Beda
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Konvensional di Indonesia”.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara Medan. Tentunya dalam penulisan skripsi
Ayahanda Mayunis Tanjung dan Ibunda Ernawati SK terima kasih atas semua
kasih sayang, serta adik-adik Anisa Putri, Muhammad Panji dan Muhammad
Hafizh Raihan Hakim atas doa dan dukungan baik berupa dukungan moril
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier MP., selaku Ketua Program Studi S1
Utara, dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si., selaku sekretaris
iii
4. Bapak Paidi Hidayat, SE. M.Si, sebagai dosen pembimbing yang telah
5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku dosen penguji I dan Bapak
Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku dosen penguji II yang telah memberikan
Ekstensi serta kepada seluruh pihak laninya yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi pembahasan maupun isinya, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan
menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil
FEBRINAWATI
NIM : 150523012
iv
DAFTAR ISI
Halam
an
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1. Pengertiaan dan Jenis-jenis Bank ........................................... 9
2.1.1. Bank Islam/ Bank Syariah ............................................ 10
2.1.2. Bank Konvensional ...................................................... 13
2.1.3. Perbedaan Bank Islam dan Bank Konvensional .......... 17
2.2. Stabillitas Keuangan ............................................................... 18
2.3. Kinerja Keuangan Perbankan ................................................. 20
2.3.1. Kecukupan Modal/ RasioPermodalan (Capital)........... 21
2.3.2. Rasio Profitabilitas/ Return On Asset (ROA) .............. 21
2.3.3. Resiko Likuiditas (Liquidity) ....................................... 22
2.3.4. Efisiensi Perbankan ...................................................... 23
2.3.5. Resiko Kredit ............................................................... 24
2.4. Penellitian Terdahulu .............................................................. 24
2.5. Kerangka Konseptual ............................................................. 26
2.6. Hipotesis ................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Data Bank Konvensionaldi Indonesia 2012-2016
2 Nilai Rata-rata Bank Konvensional di Indonesia2012-2016
3 Data Bank Syariah di Indonesia 2012-2016
4 Nilai Rata-rata Bank Syariah 2012-2016
5 HasilPerhitungan Z-Score Bank Syariahdan Bank Konvensional 2012-
2016
6 HasilPerhitunganUji Beda Mann-Whitney
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
Indonesia telah diperluas ke pasar modal, asuransi, hipotek, tabungan dan lembaga
pinjaman, bank, dll. Hal tersebut adalah untuk memperkaya sistem Islam atas
untuk membuka cabang Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu konversi bank
1992-1998 (Aziz 2009) mengkritik hanya ada satu Bank Umum Syariah (BUS)
sebagai pelaku industri perbankan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI),
Hal ini disebabkan selama enam tahun beroperasi praktis tidak ada regulator lain
yang mendukung sistem Perbankan Islam. Strategi ini juga merupakan respon dan
sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Pada tahun 2008 Pemerintah
memberikan dasar hukum yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam
bank konvensional. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur
tahun 1992 tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah
Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank
syariah (bank islam). Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 Tahun
syariah didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga (riba) serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang
dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dijamin oleh sistem perbankan
konvensional.
berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang
mengalami defist. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara
efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat
ekonomi nasional saat ini. Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia tidak hanya
yang saling terkait dan menentukan satu sama lain. Stabilnya sistem perbankan
secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya
disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila
kondisi ini terpelihara, maka proses perputaran uang dan mekanisme transmisi
melalui sistem perbankan juga dapat berjalan dengan baik. Stabilnya sistem
2014).
dengan islam atau syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian
keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang
islam menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank islam tidak
merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil pada bank islam
monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank
semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang akan diterima nasabah,
demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam
waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan
itu merupakan peringatan dini yang transparan dan mudah bagi nasabah.Berbeda
saling percaya di antara para pelaku ekonomi. Sistem ekonomi dunia saat ini
didominasi oleh segelintir pemilik modal, dan para kapitalis yang memiliki
pengaruh yang luar biasa dalam pergerakan roda ekonomi, yang pada akhirnya
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008 membuat industri perbankan
syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan
bank syariah ini muncul sebagai kompetitor bagi bank konvensional yang telah
berkembang pesat.
pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2015 sedang memasuki masa suram.
Pertumbuhan aset sempat mencapai 49% pada tahun 2013, namun pertumbuhan
aset pada juli 2015 sangat menurun drastis menjadi 7,98% (Otoritas Jasa
Keuangan).
Turunnya pertumbuhan perbankan islam tidak hanya dari sisi aset namun
juga pembiayaan dan dana pihak ketiga. Bahkan pertumbuhan tersebut juga
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar
dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank islam harus bersaing dengan
terlebih dahulu. Persaingan yang semakin tajam dan ketat ini harus dibarengi
dengan manajemen yang baik dan teratur untuk bisa bertahan lama di industri
perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus
Adanya persaingan antar bank umum islam dan bank umum konvensional
yang tidak bisa dihindarkan ini, membawa dampak positif dan negatif bagi
saling berpacu menjadi yang terbaik baik segi kinerja keuangannya dan lainnya.
membawa kerugian yang besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung
tikar.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi penulis mengenai apa yang melatar
belakangi dibukanya Bank Islam tersebut oleh Bank Konvensional, apakah hal ini
dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa Bank Islam lebih baik jika
dibandingkan dengan kinerja Bank Konvensional dari aspek stabilitas ataukah ada
hal lain yang menjadi dasar pertimbangan oleh Bank Konvensional sehingga
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.4.Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Bagi sektor perusahaan penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat untuk
2. Bagi Peneliti
periode 2012-2016.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam penelitian
sejenis pada waktu yang akan dating dan dapat dijadikan sumber pustaka yang
dapat menambah wacana baru. Selain itu diharapkan pula dapat memperkaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
1. Bank Umum
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti bahwa bank ini dapat memberikan seluruh jasa
Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.Bank syariah juga dapat
membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi
dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-
antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau
berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),
bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas
dari hal-hal yang tidak jelas meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya
undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1 butir 13 adalah : “Prinsip syariah adalah
aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (Ijarah),
atau dengan adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
c. Memberikan zakat.
Tabel 2.1
Jenis-jenis Akad pada Perbankan Syariah
Prinsip Keterangan
Wadi'ah Akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai
barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan
untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan
barang/uang.
Mudharabah Dalam menghimpun dana adalah Akad kerja sama antara pihak
pertama (malik, shahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik dana
dan pihak kedua („amil, mudharib, atau Bank Syariah) yang
bertindak sebagai pengelola dana dengan membagi keuntungan
usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam Akad.
Dalam pembiayaan adalah Akad kerja sama suatu usaha antara
pihak pertama (Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal
dan pihak kedua (nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana
dengan membagi keuntungan usaha sesuai kesepakatan, sedangkan
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jika
pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau
menyalahi perjanjian.
Musyarakah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan. Sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi
dana masing-masing.
Kafalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak
lain, di mana pemberi jaminan (kafil) bertanggung jawab atas
pembayaran kembali utang yang menjadi hak penerima jaminan
(makful).
Wakalah Akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk
melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.
Sumber :Booklet Perbankan Indonesia
jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.
memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam
persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
kegiatan usahanya.
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
2002).
perusahaan tersebut dilikuidasi. Bank yang solvable adalah bank yang mampu
metode, yaitu:
a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,
harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan
lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative
spread.
2. Memberikan kredit.
kepentingan nasabah.
suatu kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.
Indonesia.
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh pihak bank sepanjang
14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,
17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
berlaku.
Tabel 2.2
Perbedaan Bank Islam dan Bank Konvensional
Tabel 2.3
Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil
Tabel 2.4
Perbedaan Musyarakah pada Bank Syariah dan Kreditpada Bank
Konvensional
Musyarakah Kredit
1. Berdasarkan bagi hasil dan margin 1. Memakai perangkat bunga
keuntungan 2. Hubungan dengan nasabah sebagai
2. Hubungan dengan nasabah dalam debitur-kreditur
bentuk kemitraan 3. Investasinya bisa halal, subhat, dan
3. Melakukan investasi yang halal saja haram
4. Berorientasi keuntungan duniawi 4. Berorientasi hanya pada duniawi
dan ukhrawi
kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan
Indonesia, Agusman mengatakan bahwa stabilitas keuangan dapat dilihat dari dua
hal, yaitu institusi yang stabil yang dapat dilihat dari tidak adanya bank atau
Pada saat stabilitas makro bergejolak maka stabilitas keuangan akan mendapatkan
kuatnya permintaan domestik, serta stabilnya nilai tukar rupiah bisa membawa
a. Kestabilan sistem keuangan akan membentuk pasar yang sehat, terkontrol dan
alokasi dari berbagai sumber daya yang ada dapat dikondisikan secara
optimal.
secara maksimal, tentu hal ini juga akan mempengaruhi sektor riil.
d. Biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan karena pengaruh dari
terhadap kinerja bank yang bersangkutan, oleh karena itu diperlukan transparansi
posisi keuangan, serta sebagai dasar pengambilan keputusan (Gunawan dan Dewi,
2003).
adalah rasio. Rasio merupakan alat yang sangat berguna. Dengan menggunakan
para kreditor dan investor, serta pandangan ke dalam mengenai bagaimana suatu
perusahaan, misalnya bank dalam memberikan fasilitas kredit, dan investor dalam
merencanakan modalnya.
mungkin timbul dari penanaman dana dalam aset produktif yang mengandung
risiko, serta untuk pembiayaan dalam aset tetap dan investasi. Rasio Kecukupan
Modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio yaitu
dana dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit. Dengan CAR yang cukup
laba. Besarnya modal suatu Bank juga akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja Bank. Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin
laba dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan
aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA merupakan indikator
kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki
oleh bank. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah
memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang
sesuai. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga
besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat
Risiko likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan rasio
Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio
perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh pihak bank yang bersangkutan. Rasio ini digunakan untuk
jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2010:225)
organisasi atas usaha yang dijalankan yang diukur dari segi besarnya sumber yang
digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang dijalankan. Dengan kata lain,
efisiensi merupakan perbandingan antara sumber dan hasil. Jika dikaitkan dengan
berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang
terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan
semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005).Salah satu rasio
adanya biaya tidak mungkin kegiatan tersebut dapat dijalankan. Biaya operasional
lebih besar daripada biaya operasional, maka bank akan mendapatkan profit yang
lebih besar.
Bersadarkan teori diatas dapat dikatakan bahwa semakin kecil rasio BOPO
maka biaya operasional yang dikeluarkan bank semakin efisien, yang berarti
kinerja keuangan bank akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin besar rasio
BOPO maka berarti bank kurang mampu menekan biaya operasional sehingga
bank kurang efisien dalam mengelola sumber daya yang ada di bank, sehingga
terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL).Rasio
bermasalah yang diberikan oleh pihak bank. Non Performing Loan (NPL)
merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan
dengan seluruh kredit atau pembiayaan yang dikucurkan bank (Syahyunan, 2004)
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
Hasil dari beberapa penelitian terdahulu akan digunakan sebagai bahan refensi
berikut:
Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu
yang ditentukan oleh peneliti mewakili Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
On Asset (ROA), Financing Deposit Rasio (FDR)/ Loan Deposit Rasio (LDR),
Financing (NPF) / Non Performing Loan (NPL), dan variabel Dependen (Y) yaitu
Z-Score.
H1 CAR CAR
H2 ROA ROA
Z-SCORE
H3 FDR LDR
H4 BOPO BOPO
H5 NPF NPL
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh antara CAR, ROA, FDR/ LDR,
BOPO, NPF/ NPL terhadap Z-Score
2.6. Hipotesis
H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR bank islam dan bank
konvensional
H2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara ROA bank islam dan bank
konvensional
H3 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara LDR / FDR rasio bank islam dan
bank konvensional
H4 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara BOPO bank islam dan bank
konvensional
H5 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara NPL / NPF bank islam dan bank
konvensional
BAB III
METODE PENELITIAN
diangkat menjadi objek penelitian. Jenis penelitian ini didasari pada pengujian
teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan format penelitian
asosiatif.
internet dari (www.ojk.go.id) dan (www.bi.go.id) dan website resmi bank yang
sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Data pendukung
lainnya akan di peroleh dan dikumpulkan dari jurnal, internet dan sumber-sumber
diantaranya:
Capital Adequcy Ratio (X1), Return on Asset (X2) Loan to Deposit Ratio /
28
2. Sebagai objek dalam penelitian ini terdiri 10 Bank Islam dan Bank umum
Konvensional.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu dependen dan variabel
a. CAR
b. ROA
c. LDR/ FDR
d. BOPO
e. NPL/ NPF
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Ukuran Variabel
disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih
Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini
1. Bank Islam/ Bank Syariah dan Bank Konvensional yang telah berdiri lebih dari
7 tahun.
2. Bank Islam/ Bank Syariah dan Bank Konvensional yang terdaftar di Bank
Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangan bank dari tahun 2012-
2016.
public yang menyajikan laporan keuangan dan rasio yang dibutuhkan dalam
penelitian ini selama lima tahun berturut-turut yaitu dari 31 Desember 2012
Tabel 3.2
Daftar Bank yang Memenuhi Kriteria Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin
diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada situs www.ojk.go.id, situs resmi
bank-bank terkait dan berbagai literatur seperti buku, jurnal, koran, internet dan
Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang
bersangkutan dan Otoritas Jasa Keuangan. Jenis laporan yang digunakan penulis
teknik statistik yang berupa uji beda Mann-Whitney. Metode analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan
software IMB SPSS Statistics 22. Namun sebelumnya data-data yang diperoleh
menggunakan Z-Score.
pengukur individual bank risk. Z- score juga merupakan cerminan dan kekuatan
sebuah bank menurut Boys and Runkle, 1993: Maechler, Mitra dan Worrell, 2005;
Dimana:
risiko kebangkrutan yang lebih rendah. Oleh karena itu, dalam model ini akan
menjadi alternatif ketika data tidak normal dalam uji Independent sample t tets
(parametrik). Seperti halnya dalam uji Independent sample t-tet, Uji Mann-
signifikan.
2. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah
bank milik Belanda mulai dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada
tahun 1959 yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah,
yaitu:
a. Bank Sentral
1951.
35
setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI)
Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi
menjadi:
UU No 21 tahun 1968.
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah
Indonesia Unit.
menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara
Bumi Daya.
13 Tahun 1962.
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan
Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan
6. Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini
Awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah
Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun
1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi
Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank.
Kemudian dik Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House yang
beroperasi tanpa bunga. Selanjutnya kembali di Mesir pada tahun 1978 berdiri
Bank Syariah yang berdiri nama Faisal Islamic Bank. Lembaga ini kemudian
diikuti oleh Islamic International Bank For Invesment and Development Bank.
dimalaysia Bank Syariah lahir tahun 1983 dengan berdirinya Bank Islam Malaysia
Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir pula Bank Bumi Putera Muamalah.
Turki Negara yang berideologi sekuler Bank Syariah lahir tahun 1984 yaitu
dengan hadirnya Daar al-Maal alIslami serta Faisal Finance Institution dan mulai
syariah.
yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan
Indoneisa dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 Agustus
1990.
MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte
berkembang cukup pesat sehingga saat ini beberapa kota besar seperti Jakarta,
Khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini telah hadir Bank
berikutnya berdiri Bank Syariah sebaga cabang dari bank konvensional yang
sudah ada, seperti Bank BNI, Bank IFI, dan Bank BPD Jabar. Bank-Bank Syariah
lainnya yang direncanakan akan membuka cabang adalah BRI, Bank Niaga, dan
Bank Bukopin.
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan setelah
data untuk menciptakan suatu model permasalahan untuk dianalisis lebih lanjut.
kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensinal di Indonesia.
data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan IMB SPSS
Statistics 22. Untuk mengelola data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel
yang diteliti, yakni ROA, CAR, LDR/ FDR, BOPO, NPL/ NPF perusahaan sektor
perbankan selama periode 2012 sampai dengan 2016akan disajikan dalam analisis
ini.
setiap bank syariah dan bank konvensional, yaitu ROA (Return On Asset), CAR
bawah ini:
pinjaman maupun modal sendiri. Berikut ini adalah ROA bank syariah dan bank
Tabel 4.1
Analisis Deskriptif Variabel ROA Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
ROA
Tahun
Syariah Konvensional
2012 1.66 2.69
2013 1.28 2.69
2014 0.71 2.30
2015 -1.92 2.09
2016 -1.20 2.21
Rata-rata 0.11 2.40
Sumber: data diolah(2017)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa variabel ROA pada bank
konvensional cenderung lebih tinggi dari pada bank syariah selama periode 2012-
2016. Dilihat dari variabel ROA pada bank syariah cenderung menurun sebesar
1,66% pada tahun 2012 variabel ROA bank syariah terus mengalami penurunan
setiap tahunnya sampai pada tahun 2016 sebesar -1,20% karena ROA yang
mengalami penurunan perolehan laba atas yang di miliki oleh bank syariah,
yang naik turun (fluktuatif) pada tahun 2012 sampai tahun 2016. Dengan nilai
Rata-rata ROA bank konvensional sebesar 2,40% lebih tinggi dibandingkan bank
Berikut ini adalah CAR bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-
2016.
Tabel 4.2
Analisis Deskripsi Variabel CAR Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
CAR
Tahun
Syariah Konvensional
2012 24.28 16.22
2013 20.84 15.81
2014 22.59 16.53
2015 20.90 18.56
2016 23.43 20.87
Rata-rata 22.41 17.60
Sumber: data diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa variabel CAR pada bank
24,28% pada tahun 2012, kemudian variabel CAR pada bank syariah mengalami
penurunan sebesar 20,84% penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2013 dan
pada tahun 2014 CAR bank syariah naik kembali sebesar 22,59%. Variabel CAR
bank syariah mengalami naik turun (fluktuatif) setiap tahunnya penurunan lagi
sebesar 20,90% pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan sebesar 23,43% pada
tahun 2016 pada bank syariah dalam menyediakan dana (modal) untuk mengatasi
risiko kerugian diakibatkan operasi bank masih belum baik. Begitu pula variabel
CAR pada bank konvensional cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2013
sampai tahun 2016. Namun nilai rata-rata pada bank syariah sebesar 22,41% lebih
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (bisa disebut likuiditas) dengan
membagi total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Likuiditas
ini adalah FDR/ LDR bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-
2016.
Tabel 4.3
Analisis Deskripsi Variabel FDR/ LDR Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
FDR/LDR
Tahun
Syariah Konvensional
2012 93.41 78.73
2013 93.81 81.42
2014 94.32 82.47
2015 98.74 85.29
2016 94.47 81.66
Rata-rata 94.95 81.91
Sumber: olahan data (2017)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa variabel FDR/ LDR pada
bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional selama periode 2012-2016.
Variabel FDR bank syariah mengalami peningkatan yang fluktuatif dari tahun
2012 sampai tahun 2015 peningkatan yang baik, namun pada tahun 2016
mengalami penurunan variabel FDR yang cukup signifikan pada tahun 2016.
fluktuatif dari tahun 2012 sampai tahun 2015 variabel LDR mengalami
peningkatan, tetapi pada tahun 2016 variabel LDR mengalami penurunan yang
sama seperti bank syariah. Nilai rata-rata pada bank syariah lebih tinggi sebesar
Belanja operasional adalah biaya bunga yang diberikan pada nasabah sedangkan
pendapatan operasional adalah bunga yang didapatkan dari nasabah. Berikut ini
adalah BOPO bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2012-2016.
Tabel 4.4
Analisis Deskripsi Variabel BOPO Bank Syariah dan Konvensional Tahun
2012-2016 (Persen)
BOPO
Tahun
Syariah Konvensional
2012 81.98 70.64
2013 85.62 71.96
2014 93.61 77.85
2015 104.99 79.03
2016 108.81 79.17
Rata-rata 95.00 75.73
Sumber: olahan data (2017)
bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional selama periode 2012-2016.
Untuk variabel BOPO pada bank syariah terus mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Begitu pula dengan variabel BOPO
pada bank konvensional juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan
setiap tahunnya dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Bank syariah dan bank
variabel BOPO pada bank syariah sebesar 95,00% lebih tinggi dibandingkan bank
bermasalah yang telah disalurkan oleh bank. Berikut ini adalah NPF/NPL bank
Tabel 4.5
Analisis Deskripsi Variabel NPF/ NPL Bank Syariah dan Konvensional
Tahun 2012-2016 (Persen)
NPF/NPL
Tahun
Syariah Konvensional
2012 2.55 1.92
2013 2.46 1.95
2014 3.36 2.27
2015 7.40 2.70
2016 10.19 2.95
Rata-rata 5.19 2.36
Sumber: olahan data (2017)
bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional selama periode 2012-2016.
Untuk variabel NPF pada bank syariah terus mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Begitu pula pada bank
konvensional mengalami kenaikan variabel NPL yang tidak terlalu signifikan dari
tahun 2012 sampai 2016. Pada nilai rata-rata variabel NPF pada bank syariah
sebesar 5,19% lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata variabel NPL pada bank
konvensional sebesar 2,36%. Semakin tinggi NPF/ NPL semakin buruk kualitas
besar.
keuangan dimana nilai ini sebagai pengukur individual bank risk. Z- score juga
merupakan cerminan dan kekuatan tingkat stabililas bank. Berikut ini adalah
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tahun 2012-2016(Persen)
Z-Score
Tahun
Syariah Konvensional
2012 6.55 4.77
2013 1.77 1.48
2014 0.97 0.78
2015 0.75 0.81
2016 2.48 2.57
Rata-rata Z-Score
2.504 2.082
2012-2016
Sumber: olahan data (2017)
syariah dan bank konvensional tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Nilai
Z-Score pada bank syariah tahun 2012 sebesar 6,55% cenderung terus mengalami
penurunan yang fluktuatif sampai tahun 2015 sebesar 0,75%, kemudian naik pada
tahun 2016 sebesar 2,48%. Begitu pula Z-Score pada bank konvensional pada
tahun 2012 sebesar 4,77% terus mengalami penurunan yang signifikan sampai
tahun 2015 sebesar 0,81%, kemudian mengalami kenaikan yang cukup signifikan
keuangan dilihat dari nilai rata-rata Z-Score pada nilai rata-rata Z-Score bank
syariah sebesar 2,50% lebih tinggi dari pada bank konvensional sebesar 2,082%.
Menunjukkan bahwa bank syariah dan konvensional bank stabil, namun tingkat
stabilitas lebih tinggi pada bank syariah dari pada bank konvensional walaupun
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Beda Mann-Whitney
Returnon Asset Ratio(ROA), diperoleh nilai Asymp nilai Sig. (2-tailed) 0,001<
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama periode 2012-
bank konvensional lebih besar dari proporsi bank syariah. Hal ini dimungkinkan
Adequacy Ratio (CAR),diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) 0,705> 0,05. Hal ini
signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama periode 2012-2016.
Dilihat variabel CAR yang menunjukkan bahwa kemampuan bank syariah dan
menambah aset dan modalnya untuk meningkatkan kinerja bank dan pertumbuhan
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel FDR/
LDR, diperoleh nilai Asymp Sig. (2-tailed) 0,082> 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa H3 ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
bank syariah dan bank konvensional selama periode 2012-2016. Dari variabel
FDR/ LDR menunjukkan bahwa proporsi kenaikan dana bank syariah dan
dana yang diterima lebih besar dari kredit yang dikeluarkan. Maka bank harus
bank.
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel Biaya
Operasional dan Pembiayaan Operasional (BOPO), diperoleh nilai Asymp Sig. (2-
tailed) 0,003<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H4 diterima yang berarti terdapat
perdedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional selama
periode 2012-2016. Dari variabel BOPO bank kurang mampu menekan biaya
operasional sehingga bank kurang efisien dalam mengelolah sumber daya yang
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada tabel 4.5 untuk variabel NPF/
NPL, diperoleh nilai Asymp Sig. (2- tailed) 0,113 > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa H5 ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan NPF/NPL yang signifikan
antara bank syariah dan konvensional selama periode 2012-2016. Variabel NPF/
NPL semakin tinggi maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar. Maka bank syariah dan bank
dalam memberikan kredit/ pinjaman. Karena bank tidak mau mengambil resiko
besar dalam menyalurkan kreditmya kepada nasabah semakin besar kredit macet
4.6. Pembahasan
telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa bank syariah lebih stabil di bandingkan
dengan bank konvensional.hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6. Adapun kesimpulan
mengenai tingkat stabilitas bank syariah antara bank konvensional selama periode
Tabel 4.8
Perbandingan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2012-
2016
(Persen)
Syariah Konvensional
Z-Score 2012-2016
2.504 2.082
Sumber: olahan data (2017)
Score pada bank syariahadalah sebesar 2,504%, sementara nilai rata-rata Z-Score
Diketahui rata-rata Z-Score pada bank syariah lebih tinggi dibandingkan rata-rata
Z-Score pada bank konvensional, sehingga tingkat stabilitas bank syariah lebih
dominan menunjukkan stabilitas bank syariah lebih baik dari bank konvensional.
Terbukti pada penelitian Abedifar, Molyneux dan Tarazi tahun 2012 di negara-
Senegal, Syria, Sudan, Tunisia, Turkey, UAE dan Yaman. Negara-negara tersebut
lebih stabil.
Selanjutnya pada penelitian oleh Rajhi dan Hassairi tahun 2013 di Negara-
negara Asia Tenggara dan MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) juga
syariah lebih tinggi daripada bank konvensional kecuali untuk bank syariah
Malaysia oleh Rahim dan Hassan tahun 2012 mengungkapkan hal yang hampir
keuangan dengan hasil bank syariah lebih stabil dibandingkan bank konvensional.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
bahwa CAR, FDR/ LDR, NPF/ NPL tidak terdapat perbedaan yang
2012-2016.
52
5.2 Saran
Penemuan dalam penelitian ini adalah bank syariah lebih stabil dari pada bank
konvensional. Berkaitan dengan peningkatan stabilitas bank syariah agar semakin menunjang
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, maka saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Selain sosialisasi yang sudah dilakukan, berkaitan dengan fakta bahwa pemahaman
masyarakat yang masih kurang, bank syariah perlu secara langsung meningkatkan
pemahaman tersebut melalui hal kecil misalnya dengan mengubah istilah-istilah bahasa
Arab dalam prosedur/ akad-akad yang ada di bank syariah kedalam bahasa Indonesia. Hal
ini dikarenakan sebagian masyarakat tidak paham arti dari istilah akad-akad dalam bahasa
2. Memanfaatkan dana likuid bank syariah agar tidak terjadi over likuid serta untuk
meningkatkan peran bank syariah sebagai pembangun sektor riil, bank syariah harus lebih
dan perikanan) karena akad-akad pada bank syariah lebih sesuai dengan sector tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Abedifar, Pejman., Molyneux, Philip., Tarazi, Amine. 2012. Risk in Islamic Banking, version
1, hal-00915115. https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-00915115/document
Abustan, 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Abdul Halim, dan Bambang Supomo, 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta.
Adiwarman, Karim, 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,edisi ke-3, cetakan ke-
3.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Anita Febryani, dan Rahadian Zulfadin, 2003. “Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non
Devisa di Indonesia” , Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 4.
Aziz, SA 2009, „The Criticize for Islamic Banking‟, Viewed 11 August 2010,
<http://www.kompasiana.com>.
Ema, Rindawati, 2007.Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua,
USU Press, Medan
Gunawan, Juniati dan Purnama S. Dewi, 2003. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan Luas
Pengungkapan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca pada Laporan Tahunan yang
Terdaftar di BEJ” , Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 3, No. 2.
Harahap, Sofyan Syafri, 2006. Analitis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hasbi, Hariandy dan Haruman Tendi,2011. “Banking: According to Islamic Sharia Concepts
and Its Performance in Indonesia”, International Review of Business Research
Papers Vol. 7. No. 1.
Ikatan Akuntan Indonesia,” Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Bank Syariah”, Cetakan ke-1, Jakarta, 2002.
Juli, Irmayanto, dkk. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti.
Jumingan, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi 9. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Muhammad, 2005. Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Rahim, Siti Rohaya Mat., Hassan, Norsilawati Mohd., Zakaria, Roza Hazli. 2012. Islamic Vs.
Conventional Bank Stability: ‘A Case Study Of Malaysia‟. Prosiding Persidangan
Kebangsaan Ekonomi Malaysia Ke VII
Rajhi, Wassim., Hassairi, Slim A. 2013. Islamic Banks and Financial Stability: A
Comparative Empirical Analysis Between MENA and Southeast Asian Countries.
Région et Développement n° 37
Rubitoh, 2003, Penelitian Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat dengan Bank
Konvesional (Enam Bank Konvensional).
Lampiran 1
Data Bank Konvensional di Indonesia tahun 2012- 2016
Lampiran 2
Nilai Rata- rata Bank Konvensional
Lampiran 3
Data Bank Syariah di Indonesia Tahun 2012- 2016
Lampiran 4
Nilai Rata-rata Bank Syariah
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Z-Score Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tahun 2012-2016
Z-Score
Tahun
Syariah Konvensional
2012 6.55 4.77
2013 1.77 1.48
2014 0.97 0.78
2015 0.75 0.81
2016 2.48 2.57
Rata-rata Z-Score 2.504 2.082
2012-2016
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Uji Beda Mann-Whitney