Anda di halaman 1dari 11

http://journal.lldikti9.

id/Ekonomika
Vol 4, No, 1, April 2020, pp 46-57
p-ISSN:2088-9003 dan e-ISSN: 2685-6891

Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Growth


Opportunity terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Listing di
Bursa Efek Indonesia

Email: rosnanisaid@unidayan.ac.id*, heni.mande@stiepbpalu.ac.id2

Received; 15-01, Revised; 15-03, Accepted; 16-04

Abstrak

Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengukur efektivitas modal kerja dan
growth opportunity terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur industri barang konsumsi
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas
yang diproksikan dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang
konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perputaran piutang berpengaruh terhadap
profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur
industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perputaran persediaan
berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA) pada
perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Growth opportunity tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return
on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI).

Keywords: Efektivitas Modal Kerja, Growth Opportunity, Profitabilitas.

I. Pendahuluan

Pada umumnya setiap perusahaan melakukan kegiatan proses produksi, demi


menghasilkan suatu barang jadi yang kemudian dijual kepada konsumen sehingga dari hasil
penjualan barang tersebut diharapkan perusahaan dapat memperoleh laba. Kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri disebut profitabilitas (Agus Sartono, 2001:122). Efektivitas profitabilitas
perusahaan dapat diukur melalui rasio profitabilitas seperti Return On Assets (ROA). Pemilik
perusahaan, kreditur, dan emiten merupakan pihak yang berkepentingan dengan profitabilitas.
Bagi pemilik perusahaan, profitabilitas dapat menentukan prestasi keuangan perusahaan.
Semakin baik kinerja manajemen perusahaan maka semakin tinggi profitabilitas yang
diperoleh, sehingga mempengaruhi prestasi keuangan perusahaan. Apabila prestasi keuangan
perusahaan semakin baik, maka dapat menarik kreditur untuk memberikan kredit dan emiten
untuk menerbitkan surat berharga kepada perusahaan tersebut, agar perusahaan dapat
mencapai profitabilitas.

46
Efektivitas modal kerja merupakan suatu ukuran bagaimana modal kerja perusahaan
dapat digunakan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu profitabilitas yang
tinggi (Gitosudarmo, 2002 : 34). Perusahaan memerlukan sumber pendanaan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari demi kelancaran proses produksi,
yang disebut dengan modal kerja (Soediyono, 2001 : 160). Misalnya untuk pembelian bahan
baku, membayar upah buruh atau gaji pegawai dan lain-lain. Modal kerja bersifat fleksibel,
karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan aktiva perusahaan, serta modal kerja juga
memiliki tiga komponen penting, yaitu kas, piutang dan persediaan. Kas merupakan salah satu
komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya (Riyanto, 2001 : 141). Kas
digunakan oleh perusahaan untuk membeli persediaan, membayar hutang, membayar upah
dan gaji pegawai, membeli perlengkapan kantor, dan lain-lain. Jumlah kas yang berlebih
disertai dengan perputaran kas yang rendah dapat menimbulkan sejumlah dana yang
menganggur, sehingga penggunaan kas kurang efisien dan menyebabkan menurunnya
profitabilitas (Deni, 2014). Akan tetapi, jumlah kas yang cukup disertai dengan periode
perputaran kas yang tinggi, mampu mempengaruhi minimnya kemungkinan resiko
ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban, berarti penggunaan kas semakin efisien
dan memperbesar kemungkinan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas yang tinggi.
Komponen penting modal kerja selain kas adalah piutang. Piutang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang
berputar pada suatu periode tertentu (Arifin, 2020 : 255). Tingkat perputaran piutang tergantung
dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan, makin lama syarat pembayaran
semakin lama dana terikat dalam piutang, semakin rendah tingkat perputaran piutang maka
semakin rendah profitabilitas perusahaan. Selain piutang yang termasuk dalam komponen
modal kerja adalah persediaan. Persediaan sangat dibutuhkan oleh perusahaan guna menjaga
kelancaran proses produksi sehingga mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan,
terutama pada perusahaan manufaktur yang sebagian besar aktivitas proses produksi
membutuhkan adanya persediaan. Inventory atau persediaan adalah elemen utama dari modal
kerja yang merupakan aktiva yang selalu berputar dan mengalami perubahan (Riyanto, 2001 :
173), karena persediaan selalu mengalami perubahan maka manajer harus berhati-hati dalam
mengelola dan menentukan jumlah persediaan agar tidak timbul kelebihan atau kekurangan
persediaan. Apabila perputaran persediaan tinggi, maka biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan dan perawatan persediaan kecil sehingga dapat menghemat biaya. Semakin
kecil biaya yang ditanggung oleh perusahaan maka semakin besar profitabilitas yang
diperoleh.
Secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara efektivitas modal kerja dengan
profitabilitas perusahaan. Penggunaan modal kerja yang efektif berarti jumlah modal kerja yang
tersedia dapat memenuhi kebutuhan aktivitas perusahaan tetapi jumlahnya tidak berlebihan
atau dengan arti kata lain tidak ada modal kerja yang menganggur. Dengan modal kerja yang
efektif ini memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi secara ekonomis sehingga
memperoleh profitabilitas yang tinggi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Citra
Fatimah (2010) serta Afriani Wulan Sari (2010) menunjukkan hasil bahwa efektivitas modal
kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian yang lain hasil yang
bertentangan seperti yang dilakukan oleh Alexander (2013) bahwa secara parsial efektivitas
modal kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Growth
Opportunity merupakan peluang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang
(Setiawan, 2009 : 165). Pada umunya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh
hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan, menikmati penjualan yang
meningkatkan secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar.
Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh,
akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh
menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif. Beberapa hal yang
perlu mendapatkan perhatian penting karena dapat menurunkan sumber berita negatif
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan
membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen. Pertumbuhan
cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan
kontribusinya. Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang meyakini bahwa persentase perubahan total
aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth opportunity (Haryetti,
2015).

47
Pengaruh growth opportunity terhadap profitabilitas seperti yang dijelaskan oleh
Setiawan (2009 : 165) yang menyatakan bahwa perusahaan – perusahaan yang mempunyai
growth opportunity tinggi mempunyai nilai investasi dalam jumlah yang besar, terutama dalam
aktiva tetap yang umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. Dampak adanya investasi yang
besar tersebut maka perusahaan – perusahaan yang mempunyai growth opportunity yang
tinggi akan memperoleh profitabilitas yang tinggi (Setiawan, 2009 : 165). Jenis perusahaan
yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah manufaktur industri barang konsumsi
yang listing di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
melakukan proses produksi mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku, hingga
berbentuk barang jadi, guna memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Sektor industri
barang konsumsi cenderung memiliki pendapatan penjualan yang besar, semakin besar jumlah
pendapatan penjualan maka semakin besar pula profitabilitas yang diperoleh. Dari uraian di
atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Efektivitas Modal
Kerja dan Growth Opportunity terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Industri
Barang Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia”.

II. Tinjauan Pustaka

Pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers dan Maljuf, 1984. Teori ini secara
ringkas menjelaskan mengenai keputusan pendanaan yang menyatakan bahwa perusahaan
cenderung menggunakan sumber pendanaan internal (retained earnings) terlebih dahulu yaitu
dari laba yang ditahan dan depresiasi, daripada menggunakan dana eksternal (hutang, saham)
dari aktivitas pendanaan. Hutang yang merupakan sumber pendanaan eksternal, baru
digunakan oleh perusahaan jika sudah tidak memiliki dana internal yang tidak mencukupi dan
memadai. Apabila dana eksternal lebih dibutuhkan maka perusahaan akan lebih cenderung
menggunakan hutang dari pada ekuitas (Siregar, 2005). Trade off theory dikemukakan oleh
Mars (1982). Menurut Mars (1982), menyatakan bahwa rasio hutang yang optimal ditentukan
berdasarkan pada keseimbangan antara manfaat dan biaya yang timbul akibat penggunaan
hutang. Di sisi lain, menurut teori ini juga suatu perusahaan tidak akan mencapai nilai optimal
jika semua pendanaan dibiayai oleh hutang atau tidak menggunakan hutang sama sekali
didalam membiayai kegiatan perusahaan sehingga untuk itu manajer perusahaan harus secara
cermat dan tepat dalam mengelola komposisi modal perusahaan (Suhendra, 2005) Selain itu,
teori ini juga menyatakan terdapat hubungan antara penggunaan hutang, pajak, dan biaya
kebangkrutan dikarenakan dari keputusan struktur modal yang ditetapkan perusahaan (Brealey
dan Myers).
Meskipun teori trade off ini belum secara maksimal dalam menentukan struktur modal
yang optimal suatu perusahaan, tetapi dari teori ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan
yang memiliki tingkat profit yang tinggi sebaiknya menggunakan jumlah hutang yang tidak
terlalu banyak untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan. Dalam literatur administrasi
ataupun manajemen, kata efektivitas diartikan sebagai suatu keadaan yang mengandung
pengertian mengenai terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki (Gie, 2002:16). Sedangkan
menurut Handayaningrat (2002:16), efektivitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya
sasaran yaitu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelaslah bila sasaran atau tujuan telah
dicapai sesuai dengan direncanakan sebelumnya adalah efektif, sebaliknya bila tujuan atau
sasaran tidak selesai sesuai waktu yang ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif. Growth
opporunity merupakan rasio pertumbuhan yang mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor
usahanya (Kasmir, 2010:107). Menurut Setiawan (2009 : 165) bahwa growth opportunity
merupakan peluang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Pertumbuhan
dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan
menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang datang. Tingkat
growth opportunity akan menunjukkan seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang
sebagai sumber pembiayaannya. Menurut Gitman (2003:591), “Profitability is the relationship
between revenues and cost generated by using the firm’s asset- both current and fixed in
productive activities”. Artinya hubungan antara pendapatan dan biaya-biaya yang dihasilkan
dengan penggunaan aset perusahaan yang lancar dan tetap dalam aktivitas produktif. Rasio
profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

48
Dalam pengembangan hipotesis kas merupakan salah satu komponen modal kerja
yang paling tinggi tingkat likuiditasnya (Riyanto, 2001 : 88). Perputaran kas (Cash turnover)
didefinisikan sebagai kemampuan uang kas berputar selama periode tertentu untuk
memperoleh pendapatan. Perputaran kas dapat diketahui dengan cara memperbandingkan
penjualan bersih dengan total kas dan setara kas. Semakin tinggi perputaran kas, maka kas
perusahaan produktif sehingga profitabilitas yang diperoleh perusahaan semakin meningkat
(Riyanto, 2001 : 89). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramudita
Rahajeng Anandya (2013). Citra Fatimah (2010) menunjukkan bahwa perputaran kas
berpengaruh terhadap profitabilitas. Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjualan
secara kredit untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2001 : 90) menyatakan
perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana
semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan
keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut
meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Retnowati Inayah (2010), menunjukkan
bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. Inventory atau persediaan
adalah elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu berputar dan
mengalami perubahan (Riyanto, 2001). Perputaran persediaan menggambarkan berapa kali
persediaan dapat dikonversikan menjadi kas selama satu periode. Periode perputaran
persediaan mampu menunjukkan apakah terjadi kelebihan investasi dalam berbagai
komponen persediaan sehingga terjadi ketidakseimbangan (Van Home dan Wachowicz, 2005
: 203). Semakin tinggi perputaran persediaan, maka biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan menghemat biaya. Semakin kecil biaya yang ditanggung oleh perusahaan maka
semakin besar pula profitabilitas yang didapat (Riyanto, 2001 : 94). Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rajesh dan Reddy (2011).
Selanjutnya dalam pengembangan hipotesis Growth opporunity merupakan
pertumbuhan yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya (Kasmir, 2010:107).
Growth opportunity mempengaruhi profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga
berpengaruh terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada profitabilitas. Growth opportunity (pertumbuhan perusahaan)
menggambarkan tolak ukur atau rata-rata pertumbuhan, perubahan kekayaan perusahaan,
dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau penurunan volume usaha. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan
oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik
memberi tanda bagi perkembangan perusahaan dengan meningkatnya profitabilitas. Rita
Fanina Sari (2012), membuktikan bahwa growth opportunity berpengaruh terhadap
profitabilitas. Hipotesis : Growth Opportunity berpengaruh terhadap Profitabilitas, Adapun
model penelitian ini dapat di lihat sebagai berikut;

Gambar 1. Model Penelitian

49
III. Design Penelitian dan Metodologi

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang
listing di Bursa Efek Indonesia. Waktu penelitian ini kurang lebih selama 3 bulan, mulai dari
bulan Desember 2018 sampai Februari 2019.

Tabel 2. Pengambilan Sampel Berdasarkan Purposive Sampling


No Uraian Jumlah
1. Perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listing di 37
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.
2. Dikurangi Perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang (25)
listing di Bursa Efek Indonesia yang tidak menyajikan laporan
keuangan yang telah diaudit per 31 desember untuk tahun 2012-
2014.
Jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria 12
Periode penelitian 3 tahun
Sampel 36

Tabel 3. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2019
No Nama Perusahaan Kode No
1 PT Akasha Wira International, Tbk ADES 1
2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA 2
3 PT Indofood CBP, Tbk ICBP 3
4 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 4
5 PT Mayora Indah, Tbk MYOR 5
6 PT Ultra Jaya Milk, Tbk ULTJ 6
7 PT Gudang Garam, Tbk GGRM 7
8 PT HM Sampoerna, Tbk HMSP 8
9 PT Unilever Indonesia, Tbk UNVR 9
10 PT Indofarma, Tbk INAF 10
11 PT Kedawung Setia Industrial, Tbk KAEF 11
12 PT Kalbe Farma, Tbk KLBF 12

Tabel 4. Operasionalisasi Variable

No Variabel Karakteristik Indikator


1 Efektivitas modal Perputaran Penjualan bersih
x 1 kali
Kerja kas Total kas dan setera kas

Perputaran penjualan bersih


x 1 kali
piutang Total piutang
Perputaran Harga pokok penjualan
x 1 kali
persediaan Total persediaan

2 Growth Assets Growth total aset(t) − total aset(t − 1)


Opportunity 𝑥100%
total aset(t − 1)
3 Profitabilitas Return on Laba Bersih Setelah Pajak
asset (ROA) 𝑥100%
total aset

Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang dikaitkan, yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruh (Y) sebagai variabel
terikat. Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi variabel bebas (X) atau

50
variabel terikat (Y) tergantung pada variabel bebas. Metode analisis menggunakan regresi
linear berganda Model yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε .................. (1)
Dimana:
Y = Profitabilitas
X1 = Perputaran Kas
X2 = Perputaran Piutang
X3 = Perputaran Persediaan
X4 = Growth Opportunity
TK β0 = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
ε = koefisien error

IV. Hasil Penelitian & Pembahasan

Dalam penelitian ini, Perputaran Kas sebagai variabel independen (X1) yang
mempengaruhi variabel dependen (Y) yaitu Profitabilitas yang diproksikan dengan return on
asset (ROA). Perputaran Kas dapat dihitung dengan membandingkan penjualan bersih dengan
total kas dan setara kas. Rumus Cash turn over (Perputaran Kas) menurut Kuswadi (2006:136)
Penjualan Bersih
: CTO = x 1 kali = ... kali
Total kas dan setara kas

Tabel 5. Perputaran Kas Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi

No. Kode Perusahaan Perputaran Kas (Dalam Kali)


2016 2017 2018
1 ADES 12,11 21,78 19,87
2 AISA 26,89 12,81 4,22
3 ICBP 3,95 4,54 4,08
4 INDF 3,76 4,22 4,49
5 MYOR 7,84 6,45 19,87
6 ULTJ 5,24 5,65 8,01
7 GGRM 38,13 39,48 41,04
8 HMSP 85,03 114,14 1.239,74
9 UNVR 118,86 117,75 40,17
10 INAF 5,93 11,01 10,17
11 KAEF 11,79 11,03 7,88
12 KLBF 7,33 11,21 9,16
Sumber : Laporan Keuangan yang diolah, 2019

Sedangkan dalam perputaran piutang sebagai variabel bebas (X2) yang


mempengaruhi variabel terikat (Y) yaitu Profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset
(ROA). Perputaran Piutang dapat dihitung dengan membandingkan penjualan bersih dengan
total piutang. Rumus untuk receivable turn over (Perputaran Piutang) menurut Arifin
Penjualan bersih
(2006:255). : RTO = x 1 kali= ... kali.
Total piutang

Tabel 6. Perputaran Piutang Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi

No. Kode Perusahaan Perputaran Piutang (Dalam Kali)


2016 2017 2018
1 ADES 6,63 6,34 5,47
2 AISA 4,9 4,48 3,82
3 ICBP 9,1 9,84 10,34
4 INDF 13,78 11,64 14,6
5 MYOR 5,12 4,27 4,59
6 ULTJ 9,09 9,05 9,61
7 GGRM 35,46 25,24 42,54
8 HMSP 48,53 51,76 73,49
9 UNVR 10,23 8,93 11,3
10 INAF 4,65 4,67 6,63
11 KAEF 8,14 7,95 8,77
12 KLBF 7,03 7,03 7,04

51
Selanjutnya perputaran persediaan sebagai variabel bebas (X3) yang mempengaruhi
variabel terikat (Y) yaitu Profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA).
Perputaran Persediaan dapat dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan
total persediaan. Rumus inventory turn over (Perputaran Persediaan) , Sugiono (2009:73)
adalah sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan
ITO= x 1 kali= ... kali.
Total Persediaan

Tabel 7. Perputaran Persediaan Perusahaan Manufaktur Industri Barang


Konsumsi

No. Kode Perusahaan Perputaran Persediaan (Dalam Kali)


2016 2017 2018
1 ADES 2,74 2,6 3,02
2 AISA 3,55 3,07 3,3
3 ICBP 8,76 6,5 7,78
4 INDF 4,7 5,31 5,5
5 MYOR 5,44 6,24 5,91
6 ULTJ 5,71 4,57 4,17
7 GGRM 1,49 1,47 1,49
8 HMSP 3,07 3,17 3,45
9 UNVR 6,5 8,62 7,48
10 INAF 4,88 4,22 4,93
11 KAEF 4,82 4,76 4,56
12 KLBF 3,35 2,72 2,87
Sumber : Laporan Keuangan yang diolah, 2019

Selanjutnya mengenai Growth opportunity sebagai variabel bebas (X4) yang


mempengaruhi variabel terikat (Y) yaitu Profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset
(ROA). Growth opportunity (Pertumbuhan perusahaan) dapat diukur dengan menggunakan
perubahan total aktiva. Pengukuran pertumbuhan aset perusahaan dapat diukur menggunakan
rasio Assets Growth (AG) dengan rumus (Susanto, 2010:70) sebagai berikut :
Total Aset(t)− Total Aset(t−1)
AG = x 100%
Total Aset (t−1)

Tabel 8. Growth Opportunity Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi


No. Kode Perusahaan Growth Opportunity
2016 2017 2018
1 ADES 23,11 13,35 14,46
2 AISA 7,72 29,81 46,82
3 ICBP 16,62 19,34 17,12
4 INDF 10,7 31,49 10,04
5 MYOR 25,79 16,95 5,98
6 ULTJ 11,01 16,14 3,75
7 GGRM 6,19 22,31 14,67
8 HMSP 35,78 4,4 3,56
9 UNVR 14,33 11,37 6,98
10 INAF 6,61 8,9 -3,56
11 KAEF 15,71 19,05 20,07
12 KLBF 13,81 20,14 9,8
Sumber : Laporan Keuangan yang diolah, 2019

Sedangkan menggunakan profitabilitas sebagai variabel dependen (Y). Profitabilitas


adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas dalam penelitian ini
diproksikan dengan return on asset (ROA). Return on asset (ROA) mengukur kemampuan
perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk
aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya (Robert, 2007 : 29). Rumus untuk menghitung return on asset (ROA)
(Kamaluddin, 2010 : 66).

52
Laba Bersih Setelah Pajak
Return on asset (ROA) =
Total Aset

Tabel 9. Return On Asset (ROA) Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi


No. Kode Perusahaan Return On Asset (ROA)
2016 2017 2018
1 ADES 21 13 6
2 AISA 6,56 6,91 5,13
3 ICBP 13,8 11,4 11
4 INDF 8,5 5 6,3
5 MYOR 9 10 4
6 ULTJ 17,74 15,05 12,83
7 GGRM 9,8 8,63 9,27
8 HMSP 37,8 39,47 35,87
9 UNVR 57,3 56,4 54,4
10 INAF 3,78 -4,87 0,59
11 KAEF 9,88 8,68 7,9
12 KLBF 18,41 16,96 16,62
Sumber : Laporan Keuangan yang diolah, 2019

Seanjutnya penelitian menggunakan asumsi klasik salah satunya tentang uji


normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan kriteria pengujian α = 0,05 (Singgih,
2000).

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 7.30259754
Most Extreme Differences Absolute .164
Positive .164
Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z .985
Asymp. Sig. (2-tailed) .287
Test distribution is Normal.
Sumber : data sekunder yang diolah, 2019

Selanjutnya statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui perputaran kas,


perputaran piutang, perputaran persediaan, growth opportunity dan profitabilitas pada
perusahaan manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia.
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maksimum, mean,
dan standar deviasi. Statistik deskriptif dari hasil SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 11. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 36 -4.19 40.37 14.5372 12.17575
Perputaran Kas 36 1.00 118.86 23.8025 32.80211
Perputaran Piutang 36 3.82 73.49 14.2239 15.97334
Perputaran Persediaan 36 1.47 8.76 4.5200 1.89097
Growth Opportunity 36 -3.56 46.82 15.2867 9.95809
Valid N (listwise) 36
Sumber : data sekunder yang diolah, 2019

53
Dalam uji hipotesis menggunakan metode analisis yang digunakan peneliti adalah
metode analisis regresi linear berganda (multiple linear regression method) dengan
menggunakan software SPPS (Statictical Package for Social Science) untuk mengolah data.

Tabel 12. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
-4.211 5.075 -.830 .413
.206 .044 .556 4.723 .000 .838 1.193
.306 .097 .401 3.154 .004 .716 1.396
1.903 .768 .295 2.476 .019 .815 1.227
.058 .135 .047 .430 .670 .954 1.048

Pembahasan

Pada penelitian ini adalah perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas yang
diproksikan dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang
konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset
(ROA). Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial (uji t), diperoleh nilai thitung
4,723 > nilai t tabel 2,039 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari hasil penelitian ini juga,
diperoleh hasil koefisien regresi variabel perputaran kas sebesar 0,206. Koefisien regresi
perputaran kas ini bertanda positif. Hal ini berarti variabel perputaran kas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA).
Hal ini dapat diinterpretasikan semakin tinggi perputaran kas yang dilakukan perusahaan,
maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian aktiva untuk aktivitas operasi perusahaan atau
return on asset (ROA) yang diperoleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Citra Fatimah (2010) menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh
terhadap profitabilitas.
Sedangkan dalam perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas yang
diproksikan dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang
konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejalan dengan Retnowati Inayah (2010)
menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas dan dalam
perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on
asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Mengenai growth opportunity berpengaruh terhadap profitabilitas yang
diproksikan dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang
konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), menurut Sujati Tri Nugroho (2012) dan
Rita Fanina Sari (2012) membuktikan bahwa growth opportunity berpengaruh terhadap
profitabilitas.

V. Simpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : Perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return
on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan
dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perputaran persediaan berpengaruh terhadap
profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur
industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Growth opportunity tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA) pada
perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

54
Daftar Pustaka

Alexander, J. Pengaruh Perubahan Arus Kas Operasi, Current Ratio, Cash Ratio, Perputaran
Modal Kerja Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food And
Beverage Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013-2015.
Anindya, P. R., & Prasetiono, P. (2013). Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja Dan Struktur
Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Analisis Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Aneka Industri dan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2011) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan
Bisnis).
Arifin, M. A. (2020). Pengelolaan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Food And
Beverage. Balance: Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 3(1), 312-323.
Deni, I. (2014). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran
Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Umrah.
Fatimah, C. (2010). Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja, leverage, umur
perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public
Indonesia: studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.
Fatimah, C. (2010). Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja, leverage, umur
perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public
Indonesia: studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.
Fatimah, F., Mardani, R. M., & Wahono, B. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang. Jurnal
Ilmiah Riset Manajemen, 8(15).
Gie, T. L. (2002). Analisis Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gramedia.
Gitman, L. J. (2003). Principles of Manajerial Finance. International Edition
Gitosudarmo, I. (2002). Basri. 2002. Manajemen Keuangan, 4.
Handayaningrat, S. (2002). Pengantar Suatu Ilmu Administrasi dan Manajemen. Gunung
Agung, Jakarta.
Haryetti, H., Efni, Y., & Oktarina, F. (2015). Pengaruh Growth Opportunity dan Tax Shield
terhadap Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bei
pada Periode 2009-2012) (Doctoral dissertation, Riau University).
Home, J. C. V., & Wachowicz Jr, J. (2005). Prinsip-prinsip manajemen keuangan. Buku Satu,
Edisi, 12.
Inayah, R. (2010). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI Kota Semarang tahun 2006-2007
(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Inayah, R. (2010). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI Kota Semarang tahun 2006-2007
(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Kasmir, B., & Lainnya, L. K. (2010). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kuswadi, I. (2006). Rasio-Rasio Keuangan.
Mars, N. J. I. (1982). Computer-augmented Analysis of Electroencephalograms in Epilepsy:
Proefschrift.

55
Myers, S. C., & Majluf, N. S. (1984). Corporate financing and investment decisions when firms
have informationthat investors do not have (No. w1396). National Bureau of
Economic Research.
Pada, K. T. R. O. A., Persero, P. P. I., Penerbit, G. P. F. E., & Penjualan, R. L. K. (2009). Abdul
Pattawe. 2007. Pengaruh Pengendalian Piutang Dagang Terhadap Penerimaan
Kas Pada Perusahaan Meubeul Kayu Di Kota Palu. Jurnal Transaksi Edisi 4, Tahun
II, Juli–Desember. Hal 439-445. Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori
dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Jurnal Universitas Semarang, 8(3).
Riyanto, B. (2001). Dasar dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, BPFE.
Sari, R. P., Indrawati, N., & Darlis, E. (2017). Pengaruh Aktivitas Internasional, Tipe Industri
Dan Growth Opportunity Terhadap Elemen Integrated Reporting (Studi Empiris
Pada Perusahaan Non-keuangan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2015) (Doctoral
dissertation, Riau University).
Sartono, A. (2001). Manajemen keuangan teori dan aplikasi. Yogyakarta: Bpfe.
Setiawan, R. (2009). Pengaruh Growth Opportunity dan Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas Perusahaan Industri Manufaktur di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Airlangga (JEBA)| Journal of Economics and Business Airlangga, 19(2).
Shih, H. A., & Susanto, E. (2010). Conflict management styles, emotional intelligence, and job
performance in public organizations. International journal of conflict management.
Singgih, S. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta. Gramedia.
Siregar, S. V. N. (2005). Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek
corporate governance terhadap pengelolaan laba (earnings management) dan
kekeliruan penilaian pasar.
Soediyono, R. (2001). Analisa Laporan Keuangan “: Analisa Ratio. Yogyakarta: Liberty.
Sugiono, A. (2009). Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta (ID): Grasindo.
Suhendra, V., Mitra, T., Roychoudhury, A., & Chen, T. (2005, December). WCET centric data
allocation to scratchpad memory. In 26th IEEE International Real-Time Systems
Symposium (RTSS'05) (pp. 10-pp). IEEE.
Syafri Harahap, S. (2008). Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Wulansari, A. (2014). Penerapan Peramalan Keuangan Pada Koperasi  “Sumber Rejekiâ”
Kecamatan Ngantang-Malang (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah
Malang).
Yousefi, R., & Kamaluddin, B. (2010). The effects of annealing temperature on structural and
optical properties of S-doped ZnO nanobelts. Solid State Sciences, 12(2), 252-256.

56

Anda mungkin juga menyukai