Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun tesis S2
Program Studi Akuntansi
OLEH:
Modal kerja merupakan suatu aset lancar perusahaan yang digunakan untuk
membiayai operasional perusahaan maupun digunakan untuk menghasilkan
barang atau jasa yang kemudian diharapkan dapat menciptakan pendapatan atau
laba. Modal kerja merupakan hal yang paling penting keberadaannya jika ingin
mendirikan suatu usaha, karena setengah atau bahkan lebih dari total aset dalam
laporan keuangan itu merupakan modal kerja perusahaan.
Modal kerja dalam perusahaan tidak serta merta berasal dari pihak internal
perusahaan seperti modal yang berasal dari pemilik perusahaan ataupun dari
pemegang saham, tetapi perusahaan juga harus memanfaatkan bantuan modal dari
pihak ketiga. Dengan adanya utang di pihak ketiga maka manajemen harus
mengelola dengan baik penggunaan utang tersebut. Penggunaan utang yang
terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk
dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam
tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.
Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak
diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang
(Irham Fahmi, 2018:72). Sebaliknya jika penggunaan utang dikelola dengan baik
sebagai modal kerja maka dana tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
timbulnya profitabilitas perusahaan.
Penelitian mengenai manajemen modal kerja telah banyak dilakukan, namun
dari beberapa peneliti terdahulu masih terdapat ketidakkonsistenan hasil yang
diperoleh mengenai variabel yang diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh
Mardiyana dan Mayang Murni (2018) menyatakan bahwa tingkat perputaran kas
berpengaruh positif terhadap profitabilitas, adanya pengaruh yang positif berarti
bahwa semakin tinggi perputaran kas maka keuntungan yang diperoleh juga
semakin tinggi dengan jumlah kas tertentu yang dimiliki perusahaan dan akan
menghasilkan penjualan yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rustia Dewi dan Wisadha (2015) menyatakan
bahwa tingkat perputaran piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,
tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan peneliti Mardiyana dan Mayang Murni
(2018) yang menyatakan perputaran piutang berpengaruh positif terhadap
profitabilitas, adanya pengaruh positif ini berarti semakin tinggi perputaran
piutang maka semakin sedikit modal yang diinvestasikan dalam piutang. Hasil
penelitian tersebut tidak sejalan atau berbanding terbalik dengan hasil penelitian
Luthfiana Andini (2017) yang menyatakan perputaran piutang tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Rustia Dewi dan Wisadha (2015) menyatakan
perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, tetapi hasil
penelitian tersebut berbeda dengan peneliti Lithfiana Andini (2017) dan peneliti
Mardiyana dan Mayang Murni yang menyatakan perputaran persediaan
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Perusahaan industri dasar dan kimia menarik untuk dijadikan objek penelitian
karena industri dasar dan kimia merupakan sektor industri yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat hal tersebut dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan
sektor industri dasar dan kimia sepanjang 2017 pertumbuhannya mencapai
17,08% year-to-date (ytd). Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee
menyatakan bahwa pertumbuhan sektor industri dasar dan kimia yang tinggi
ditopang oleh berkembangnya beberapa sub sektor di antaranya sub sektor pulp
dan kertas, sub sektor pakan ternak dan sektor kimia. Produk yang dihasilkan pada
sektor tersebut merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap orang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sumber: Kontan.co.id–Jakarta, minggu, 3
Desember 2017).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2017?
2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017?
3. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017?
4. Apakah penggunaan utang berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
Untuk meguji secara empiris pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017?
b. Bagi Perusahaan
c. Bagi Lembaga
Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk mampu menjadi sumber informasi
yang diperlukan dan dapat dipakai untuk menambah referensi di perpustakaan
yang dapat dipakai sebagai pedoman bagi mahasiswa yang akan meneliti masalah
yang sama di masa yang akan datang.
2. Modal kerja
1) Berapakah jumlah aktiva lancar yang layak untuk dimiliki perusahaan, naik
secara total maupun untuk masing-masing akun yang spesifik, dan
2) Bagaimana sebaiknya aktiva lancar didanai.
Dari dua pertanyaan dasar diatas dapat ditafsirkan bahwa kebijakan modal
kerja bersifat sangat hati-hati (prudent), dalam artian jika pihak manajer bertindak
gegabah dengan menempatkan dana yang terlalu besar pada salah satu akun atau
sebaliknya terlalu kecil maka dampaknya akan mengganggu stabilitas keuangan
perusahaan. Seperti misalnya jika kas perusahaan terlalu besar maka perusahaan
dianggap likuid namun itu telah memposisikan perusahaan menjadi tidak optimal
dalam mempergunakan dana yang dimiliki. Artinya memungkinkan terjadinya
penumpukan dana yang menganggur (idle money) dalam bentuk kas secara tidak
terkontrol. Secara tegasnya kebijakan modal kerja adalah kebijakan pengontrolan
modal secara sistematis dan berkelanjutan.
1) Konsep kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali
berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di
dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian
modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
2) Konsep kualitatif
Modal kerja dalam konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa
mengganggunya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang
lancarnya.
3) Konsep fungsional
Kas atau uang adalah satuan nilai yang dijadikan sebagai alat transaksi
dalam setiap pembayaran di masyarakat, dimana pada uang tersebut tercantum
nilai nominal, penerbit serta ketentuan lainnya. Secara umum ada 3 alasan suatu
perusahaan harus memiliki ketersediaan kas dalam jumlah yang selalu mencukupi,
yaitu (Irham Fahmi, 2018:108):
b. Perputaran kas
Manajemen kas mencakup pengumpulan yang efisien, pembayaran dan
investasi sementara kas, sehingga perusahaan akan diuntungkan jika penerimaan
kas dapat dipercepat dan pembayaran kas dapat diperlambat (Horne dan
Wachowicz, 1997 dalam Alfian, 2013). Dari hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa manajemen kas yang baik adalah manajemen kas yang efisien. Manajemen
kas yang efisien dapat dilihat dari pengumpulannya terhadap kas, atau jangka
waktu dari kas yang dikeluarkan untuk dapat kembali menjadi kas selama satu
periode, atau biasa disebut dengan perputaran kas (cash turnover). Dengan
mengetahui perputaran kas, perusahaan dapat mengetahui berapa kali dalam satu
periode kas dapat berputar kembali menjadi kas setelah diinvestasikan. Formula
untuk mengetahui perputaran kas dalam satu periode adalah sebagai berikut
(Husnan, 1998:544 dalam Alfian, 2013):
Penjualan
Tingkat Perputaran Kas=
Rata−ratakas
Semakin tinggi atau semakin besar perputaran kas maka semakin efisien
pengelolaan kas suatu perusahaan dan dapat menyebabkan tingkat profitabilitas
perusahaan juga semakin besar. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat penjualan,
jika tingkat penjualan tinggi maka perputaran kas juga tinggi, berlaku juga
sebaliknya.
4. Piutang
a. Pengertian piutang
b. Perputaran piutang
5. Persediaan
a. Pengertian manajemen persediaan
b. Perputaran persediaan
6. Penggunaan utang
a. Pengertian utang
Dari sudut manajemen perusahaan utang dilihat dari sumber dana alternatif
yang mampu memberikan solusi yang bersifat konstruktif, baik secara jangka
pendek dan jangka panjang. Karena harus diingat manajemen perusahaan adalah
mereka yang harus memiliki sifat dinamis, kreatif, dan inovatif dalam bekerja
termasuk mampu memberikan kenaikan perolehan keuntungan setiap waktunya.
Dan memang salah satu tugas manajemen perusahaan adalah mampu memberikan
kemakmuran maksimal kepada pemegang saham.
a) Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil
daripada pengambilan atas aset operasi bersih, selisih pengambilan tersebut
akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas.
b) Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen
tidak.
Pengunaan utang dapat diukur dengan Debt Ratio. Debt Ratio adalah rasio
yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aset disatu pihak dengan jumlah
utang di pihak lain. Rasio ini menunjukkan besarnya utang yang digunakan untuk
membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan
aktivitas operasionalnya. Semakin besar debt ratio menunjukkan semakin besar
tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan
semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh
perusahaan (Lokollo, 2013). Adapun rumus debt ratio adalah (Irham Fahmi,
2018:72):
Total Liabilitas
Debt Ratio=
Total Assets
7. Profitabilitas
a. Pengertian rasio profitabilitas
b. Rasio Profitabilitas
Rasio gross profit margin merupakan margil laba kotor. Margin laba kotor,
yang memperlihatkan hubugan antara penjualan dan beban pokok penjualan,
mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan
atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat
penjualan kepada pelanggan. Adapun rumus rasio gross profit margin adalah:
Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap
penjualan. Margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan
bersih. Ini menunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada
tingkat penjualan khusus. Adapun rumus rasio net profit margin adalah:
Return on Equity disebut juga laba atas equity. Di beberapa referensi disebut
juga dengan rasio total asset turnover atau perputaran total aset. Rasio ini
mengkaji sejauh mana perusahaan mempergunakan sumber yang dimiliki untuk
mampu memberikan laba atas ekuitas. Adapun rumus return on equity (ROE)
yaitu:
Kedua, Ni Made Rustia Dewi dan I Gede Supartha Wisadha (2015), dengan
judul penelitian “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Pada Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur”. Variabel yang diteliti yaitu periode pengumpulan
piutang rata-rata, periode perputaran persediaan harian, periode rata-rata
pembayaran utang terhadap profitabilitas (Gross Profit Margin). Sampel
perusahaan yang digunakan berjumlah 61 perusahaan yang menerbitkan laporan
keuangan tahunan periode 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukan periode
pengumpulan piutang rata-rata, periode perputaran persediaan harian, dan periode
rata-rata pembayaran utang yaitu berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti
tentang pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas, sedangkan perbedaannya
dari segi periode penelitian dan rasio-rasio modal kerja dan profitabilitas yang
digunakan.
Teori Pendukung:
Hipotesis:
1. H1: Perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
2. H2: Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
3. H3: Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
4. H4: Penggunaan utang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Analisis Data:
Analisis Regrasi Linear Berganda
Hasil Penelitian
Simpulan
Gambar 2
Model penelitian
Perputaran Kas
(X1) +
Perputaran Piutang
(X2) + Profitabilitas
Return on Asset (ROA)
(Y)
Perputaran Persediaan
(X3) +
Penggunaan Utang
(X4) -
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan dan dugaan mengenai sesuatu yang masih
perlu diuji atau dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini terdapat empat
hipotesis antara lain yaitu perputaran kas berpengaruh positif terhadap
profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas,
perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas, dan penggunaan
utang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Secara lebih jelas hipotesis-
hipotesis tersebut disajikan sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 sampai 2017.
2. Obyek penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah laporan keuangan berupa laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri dasar dan kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2017 dimana populasi
dalam penelitian ini sebanyak 69 perusahaan. Kenapa perusahaan industri dasar dan
kimia yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini, karena perusahaan-
perusahaan dalam industri dasar dan kimia memiliki laporan keuangan yang spesifik dan
sesuai dengan kriteria pemilihan sampel. Selain itu perusahaan perusahaan dalam
industri dasar dan kimia memiliki karakteristik tersendiri seperti pelaporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terlalu banyak dipengaruhi
oleh berbagai peraturan yang ada sehingga cenderung jarang berubah dan mejadi
relevan digunakan dalam sampel penelitian ini.
Jumlah
No Kreteria Sampel
Perusahaan
Pada penelitian ini, secara garis besarnya terdapat dua variabel yaitu
oleh variabel bebas. Dalam penelitian yang menjadi variabel terikat adalah
variabel terikat. Dalam penelitian ini ada empat variabel bebas yaitu
Penggunaan Utang.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset
(ROA). Return on Asset dipersamakan dengan Return on Investment (ROI),
dimana ROI merupakan perbandingan antara pendapatan setelah pajak dengan
total aset yang dimiliki dan melihat sejauh mana investasi yang ditanamkan dapat
memberikan pengembalian berupa keuntungan bersih bagi perusahaan. Adapun
rumus untuk mengukur rasio Return on Asset yaitu:
Semakin besar hasil yang didapat dari pengukuran rasio tersebut maka
kinerja perusahaan baik dalam mengelola seluruh asetnya untuk dapat
menghasilkan keuntungan bersih.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Perputaran kas
Penjualan
Tingkat Perputaran Kas=
Rata−ratakas
2) Perputaran piutang
3) Perputaran persediaan
Perputaran persediaan adalah rasio yang dihasilkan dengan membandingkan
harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Perputaran persediaan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
4) Penggunaan utang
Pengunaan utang dapat diukur dengan Debt Ratio. Debt Ratio adalah rasio
yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aset disatu pihak dengan jumlah
utang di pihak lain. Analisis Debt Ratio menunjukkan besarnya utang yang
digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka
menjalankan operasional perusahaan. Variabel penggunaan utang diukur dengan
Debt Ratio menggunakan rumus:
Total Liabilitas
Debt Ratio=
Total Assets
Jenis data berdasarkan sifatnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angkaangka yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau
tidak (Sugiyono, 2017:14). Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu berupa
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang disajikan oleh perusahaan
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-
2017.
1) Jenis data berdasarkan sifatnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti
atau tidak (Sugiyono, 2017:14). Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu
berupa laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang disajikan oleh
perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017. Jenis Data Berdasarkan Sumber Data
2) Jenis data berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen (Sugiono, 2016:193). Data ini berasal dari media elektronik
atau internet untuk memperoleh data berupa laporan keuangan perusahaan
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015 sampai 2017. Data sekunder ini yang berupa laporan keuangan dapat
diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinfornasikan ke orang lain
(Sugiyono, 2017:334).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda dengan program SPSS. Dalam analisis regresi linier
berganda, data harus memenuhi syarat uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji
normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas. Pada
penelitian ini, uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dari model regresi berganda adalah tidak adanya
hubungan yang sempurna diantara variabel bebas. Jika terdapat hubungan di
antara variabel bebas maka masalah tersebut dikenal dengan sebutan masalah
kolinearitas ganda (multikolinearitas) (Rachbini dkk, 2018:105). Pemeriksaan ada
tidaknya masalah multikolinearitas bisa dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah melalui nilai variance inflation factor (VIF) dan condition
index. Nilai VIF > 10 menunjukan adanya gejala multikolinearitas. Sedangkan
jika melihat dari condition index, nilai condition index yang melebihi angka 30
menunjukan adanya gejala multikolinearitas (Rachbini dkk, 2018:100).
b. Uji Heterokedastisitas
Regresi linear berganda yaitu suatu model dimana variabel tak bebas
(dependen) tergantung pada dua atau lebih variabel bebas (independen). Model
regresi berganda paling sederhana adalah model regresi yang terdiri dari tiga
variabel yang terdiri dari satu variable dependen dan dua variabel independen.
Sehingga bentuk umum persamaan regresi untuk k variabel independen dapa
dirumuskan sebagai berikut: