Anda di halaman 1dari 45

UJIAN AKHIR SEMESTER

TEORI PASAR MODAL DAN PORTOFOLIO

TEORI MEDAN (FIELD THEORY) & REVIEW ARTIKEL

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., ACPA

Oleh :

I NYOMAN ENDRA
NIM : 2181611023

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
DAFTAR ISI

Daftar isi..................................................................................................................... 1

Pemaparan teori medan atau teori lapangan (field theory)........................................ 2

1. Review Artikel 1 (Theorizing international inequalities in communication and


media studies. A field theory approach................................................................. 9
2. Review Artikel 2 (Family business explained by field theory)............................. 18
3. Review Artikel 3 (The Influence of Individual, Contextual, and Social Factors
on Perceived Behavioral Control of Information Technology: A Field theory
Approach).............................................................................................................. 23
4. Review Artikel 4 (Determinants of Media Criticism in a Democracy in
Transition: Applying Field theory to Turkey)....................................................... 31
5. Review Artikel 5 (The New Computer Hacker’s Quest and Contest with the
Experienced Hackers: A Qualitative Study applying Pierre Bourdieu’s Field
theory).................................................................................................................... 38

REFERENSI

1
TEORI MEDAN ATAU TEORI LAPANGAN

(FIELD THEORY)

Sejarah dan Tokoh Dibalik Teori Lapangan atau Teori Medan (Field theory)

Pada 9 September 1890 Kurt Lewin dilahirkan di Mogilno Jerman, pada usia 20
tahun Kurt Lewin mulai kuliah di Universitas Berlin untuk belajar filsafat dan Psikologi.
Dalam Filsafat Kurt Lewin tertarik pada kuliah-kuliah Ernet Cassirer, sedangkan untuk
Psikologi dia tertarik dengan kelompok Carl Stumpf dengan laboratorium psikologinya.
Dan di bawah bimbingan Strumpf, Kurt Lewin mendapat gelar Ph.D dari Universitas
Berlin. Setelah menyelesaikan kuliahnya dan Kurt Lewin bergabung dengan Kekaisaran
untuk melaksanakan wajib militer pada perang dunia pertama. Dalam peperangan dia
bergabung dengan pasukan garis depan dan mengalami cedera yang cukup parah. Ketika
Kurt Lewin dalam perawatan itulah dia menikah dengan Maria Landsberg serta untuk
pertama kali dia menerbitkan esai-esai psikologinya. Seusai perang Kurt Lewin kembali ke
Universitas Berlin dan mengajar di sana. Ketika itulah aliran Gestalt mulai dikenal tokoh
utamanya seperti Max Wertheimer, Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler yang semuanya
berada di laboratorium Psikologi di Berlin tersebut.

Kurt Lewin kemudian pergi ke Amerika untuk menjadi dosen tamu di Universitas
Stanford dan Connell dan kemudian mendapatkan posisi di Universitas of Iowa pada tahun
1935 dan pada tahun 1944 dia menciptakan Reseach Centre for Group Dynamic dan
sekaligus menjadi kepada di sana. Para ahli Gestalt telah melakukan pemberontakan
terhadap aliran Psikologi mereka bersikukuh bahwa tidak cukup kalau kita hanya
mengenal kedirian dan hubungan dasar yang terlibat dalam pengalaman dan
mengasumsikan bahwa keduanya dapat menguraikan tingkah laku. Hal yang terpenting
dari teori Gestalt adalah bagaimana pengalaman itu terlaksana dipandang secara utuh dan
bukannya melihat bagian-bagain atau unit-unit dasar tersebut. Pemusatan mereka pada
proses pengelolaan membuat mereka (ahli Gestalt) harus memberi perhatian terhadap
persepsi dan proses-prosesnya. Ahli Aliran Gestalt mengatakan “kami membuat persepsi
berdasarkan pola-pola dan proses yang memolakan kedirian lebih diutamakan ketimbang

2
unit-unit dasar itu. Misalnya suatu melodi akan dipersepsikan sebagai satu unit dan tak
peduli apakah unsur-unsurnya berupa nada C atau G keduanya merupakan nada yang
berbeda.

Kurt Lewin menjadi seorang ahli gestalt tetapi tidak menjadi pengikut yang ortodoks
dia tidak menekankan kesamaan bentuk dalam pengelolaan kejadiankejadian Psikologi dan
fisika, yaitu sebuah doktrin penting bagi para ahli gestalt awal. Minat utama Kurt Lewin
adalah motivasi bukan persepsi dan karya-karyanya dipusatkan lebih pada persoalan
penerapan dibanding persoalan pemahaman untuk tujuan pemahaman semata. Dalam
semua aspek itu Kurt Lewin berbeda dengan kelompok utama para ahli aliran Gestalt.

Tulisan-tulisannya yang terdahulu juga memperhatikan minatnya yang mendalam


terhadap Psikologi terapan, khususnya yang berkaitan dengan efektifitas para petani dan
pekerja industri. Minat dalam Psikologi terapan dan perubahan sosial terus
dipertahankannya hingga akhir hidup. Di samping itu dia juga merupakan seorang teoritis
yang sangat interest terhadap filsafat ilmu dan tertarik pada keunggulan matematika.
Metode Kurt Lewin sebagai guru tidak bersifat ortodok tetapi efektif dan dia tidak
memberi kuliah seperti biasanya dilakukan oleh para dosen di perguruan tinggi. Sebaliknya
dia berdiskusi secara bebas, mengembangkan buah pikiran baru secara spontan dan
menerima sumbangan saran dari para mahasiswanya. Kurt Lewin sering menggunakan
papan tulis untuk melukiskan gambaran tentang konsep teoritisnya.

Teori Lewin yang sangat terkenal adalah teori Lapangan atau teori medan. Teori
yang dikemukakan oleh Kurt Lewin sangat menginspirasi psikolog-psikolog social dari
Amerika Serikat di antaranya adalah Muzafer Sherif, Solomon Ach dan Leon Festinger.

Konsep Teori Medan (Field theory)

Selain Kurt Lewin, sebenarnya Teori Lapangan atau teori Medan (Field theory) juga
dirumuskan oleh ahli-ahli lain seperti Tolman, Wheleer, Brunswik dan lain-lain. Tetapi
banyak yang beranggapan bahwa Lewinlah satu-satunya penggagas teori lapangan.
Kelebihan Kurt Lewin dibanding yang lain adalah bahwa Lewin lah yang paling jauh
mengembangkan teori lapangan sehingga lebih dikenal dibanding yang lain.

3
Untuk konsep teori lapangan, Lewin mengadopsi definisinya dari karya-karya Albert
Einstein. Suatu lapangan adalah satu keseluruhan fakta-fakta yang ada yang dianggap
sebagai saling berhubungan. Dalam teori lapangan dari Lewin suatu perilaku tidak pernah
hanya disebabkan oleh diri orang itu atau ditentukan oleh faktor-faktor di lingkungan
sekitarnya. Sebaiknya perilaku orang tersebut merupakan interaksi dengan faktor individu
dengan lingkungan sekitarnya. Dalam menjelaskan perilaku Lewin terkenal dengan rumus
B = F(P,E). B adalah Behaviour atau perilaku sama dengan fungsi P (person) dan E
(Environment atau lingkungan). Dalam konsep Lewin ini hubungan antara individu dan
lingkungan merupakan hubungan yang holistik. Untuk menjelaskan perilaku seseorang
maka harus mengetahui beberapa hal yaitu pertama Life space (lapangan hidup) individu
dan kedua menentukan fungsi (F) yang menghubungkan antara perilaku dengan Life space.

1. Lapangan Kehidupan (life Space)

Pengalaman psikologis seseorang terdiri dari fakta-fakta yang saling berhubungan dan
ini dianggap sebagai faktor-faktor yang terkandung dalam lapangan hidupnya. Dunia yang
dihadapi oleh seseorang dalam satu waktu tertentu adalah lapangan kehidupannya yang
senantiasa mengandung dua hal penting yaitu diri orang yang bersangkutan dan lingkungan
sekitarnya. Menurut Lewin lapangan kehidupan seseorang hanya memperhitungkan halhal
yang ada bagi individu dan kelompoknya, sesuatu yang ada disekitas dihitung secara
subyektif, serta yang ada secara obyektif belum tentu dianggap ada secara subyektif atau
dengan kata lain apa yang ada disekitar individu dipersepsi secara subyektif dan lapangan
kehidupan juga diukur dengan ukuran subyektif.

Lapangan kehidupan terbagi ke dalam beberapa wilayah atau lingkungan kehidupan,


yaitu lingkungan yang sifatnya nyata (reality) teman saudara dan orang tua. Serta yang
tidak nyata (irreality) seperti cita-cita, harapan. Dimensi kedua dalam lapangan kehidupan
adalah kecairan (fluidity) dari lingkungan kehidupan di atas. Kecairan berarti dapat terjadi
gerak perpindahan dari satu wilayah kewilayah yang lain. Hal ini terhantung dari keras
lunaknya dinding pembatas masing-masing wilayah. Dimensi ke tiga adalah dimensi waktu
psikologis. Meskipun konsep-konsep Lewin merupakan konsep ahistoris. Perkembangan
lapangan kehidupan itu sendiri menyebabkan masa lalu, masa kini dan masa depan
psikologik.

4
2. Daya

Saling interaksi antara individu dengan lingkungannya senantiasa berubah. Walaupun


lapangan hidup memasukkan kejadian-kejadian dalam satu waktu tertentu. Menurut teori
ini adalah penting memasukkan dalam pemetaan lapangan hidup itu beberapa petunjuk
arah tingkah laku. Dalam ilustrasinya tersebut Lewin menunjukkan arah gerakan dalam
lapangan hidup dengan anak panah. Anak panah yang tebal menunjukkan daya yang
menggerakkan sedangkan anak panah yang terputus-putus menunjukkan perubahan hasil
dari berbagai daya gerakan dimaksud. Daya didefinisikan sebagai hal yang menyebabkan
perubahan. Perubahan dapat terjadi jika pada satu wilayah ada valensi (Valence) tertentu.
Valensi dapat bersifat negatif atau positif tergantung daya tarik dan daya tolak yang ada
pada wilayah tersebut. Jika pada suatu wilayah terjadi valensi positif maka ia akan menarik
daya-daya yang lain di wilayah tersebut, sedangkan jika valensi negatif maka daya yang
lain akan menghindari dan menjauhi dari wilayah tersebut.

Teori lapangan dari Lewin tidak memberitahukan secara rinci sebab-sebab perubahan
dalam lapangan hidup, hal ini tergantung pada kasus tertentu yang dianalisis. Dari sisi ini
teori Lapangan merupakan satu teori yang paling formal yang dapat diterapkan pada
hampir setiap keadaa (Schellenberg, 1997) yang sedianya hanya beranggapan bahwa
lapangan hidup terus berubah dan perubahan ini dapat digambarkan sebagai satu bidang
daya. Kemungkinan seseorang merubah lokasinya dalam hidupnya yaitu bergerak dari satu
bagian ke bagian yang lain. Derajat tarik-manarik dari bagian-bagian itu ditandai dengan
arah panah untuk menyatakan valensi bagain-bagian tersebut. Valensi suatu tujuan
ditentukan oleh derajat daya yang berlainan dalam keseluruhan bidang menuju kearahnya
(atau dalam kasus valensi negatif menuju darinya) Jika daya telah menarik wilayah lain
secara simultan maka akan menjadikan perilaku (lokomosi), tetapi jika wilayah sulit di
tembus maka perilaku tidak dapat berjalan atau lokomosi tidak dapat berjalan, individu
hanya akan mengalami perubahan kognisi dengan berkhayal. Salah satu yang bisa
menghambat kekuatan valensi adalah jarak Psikologi. Jarak psikologis tidak identik
dengan jarak fisik walaupun keduanya serig saling berhubungan. Lewin membagi daya
kedalam berbagai macam :

1. Daya yang mendorong, misalnyaj daya yang mendorong orang lapar ke rumah makan.

5
2. Daya yang menghambat, misalnya seorang karyawan yang takut meminta kenaikan
gaji pada atasannya.
3. Daya yang berasal dari kebutuhan sendiri.
4. Daya yang berasal dari orang lain .
5. Daya yang impersonal yaitu yang berasal dari situasional misalnya norma social
membuat orang tidak bicara keras pada malam hari.

Dalam metodenya Teori Lapangan menggunakan metode konstruktif atau disebut juga
metode genetik yang menurut Lewin digunakan untuk menggantikan metode klasifikasi
yang dinilai terlalu statis. Teori lapangan yang menggunakan metode konstruktif
mempunyai konsekuensi-konsekuensi yaitu:

1. Teori lapangan bersifat dinamis, artinya teori lapangan harus dapat mengungkapkan
force (daya, kekuatan) yang mendorong suatu perilaku. Force bisa disamakan dengan
insting dalam psikoanalisis, meskipun Lewin tidak mau disamakan dengan teori
psikoanalisis karena menurut dia konsep psikoanalisis tidak terbukti secara empiris.
2. Teori lapangan bersifat psikologis. Semua konsep harus bisa didefinisikan secara
operasional. Definisi operasional teori lapangan bersifat subyektif tidak obyektif hal
inilah yang membedakan antara teori Lapangan dengan teori behavioristik. Dalam
Teori Lapangan Situasi dimana terjadi perilaku dipandang dari sudut si pelaku bukan
dari sudut si peneliti
3. Analisis teori Lapangan harus berawal dari situasi sebagai keseluruhan (totalitas),
tidak dimulai dari elemen-elemen yang berdiri sendiri. Dari awal yang menyeluruh itu
barulah dapat dilakukan analisis terhadap masing-masing elemen. Hal ini sebagai
akibat adanya pengaruh konsep gestalt dalam teori Lapangan.
4. Perilaku harus dianalisis dalam kerangka lapangan saat dimana perilaku terjadi.
Pendekatan ini tidak perlu pendekatan sejarah. Poin inilah yang sangat membedakan
teori Lapangan dengan teori psikoanalisis yang menyatakan bahwa perlu melihat
pengalaman masa lalu untuk mempelajari perilaku individu.
5. Bahasa yang digunakan dalam teori Lapangan harus eksak dan logis jadi harus berupa
bahasa yang sistematis. Tetapi menurut Lewin bahasa matematis tidak harus
kuantitatif bisa juga kualitatif.

6
Penerapan Teori Lapangan atau Teori Medan

Salah satu penerapan dari teori ini adalah menjelaskan perilaku agresifitas, ketika
seseorang atau kelompok melakukan perilaku agresifitas maka, menurut teori lapangan,
pasti ada sebab yang melandasi perilaku tersebut (ketegangan) dan perilaku agresifitas
akan mengarah ke mana (daya) yang akan diserang. Misalnya kerusuhan antar kelompok
supporter sepak bola di stadion, menurut penjelasan teori ini, disebabkan oleh lapangan
kehidupan yang kurang menyenangkan misalnya tim kesayangannya kalah, provokasi dari
kelompok suporter lawan atau karena kondisi makro pada saat itu membuat orang frustrasi
seperti harga naik, angka pengangguran tinggi dan lain-lain atau karena kondisi mikro
seperti kesebalasannya kalah bertanding. Jika supporter menyerang supporter lawan atau
merusak toko dan fasilitas umum maka itu adalah bentuk pelampiasan untuk mengurangi
ketegangan. arah mereka menyerang supporter lawan merupakan daya yang menarik
mereka melakukan penyerangan. Meskipun sebenarnya dalam perilaku mereka ada
penghambat yaitu pagar pemisah atau petugas keamanan tetapi jika daya yang kuat untuk
melakukan penyerangan, batas wilayah lehidupan tersebut akan dapat diterobos.

Teori ni juga bisa menjelaskan bagaimana orang melakukan percobaan bunuh diri.
Dari life space, lokomosi dan tentionnya mempunyai kesamaan dengan perilaku agresif
supporter sepak bola. Hanya yang membedakan adalah daya kearah mana agresifitas orang
yang bunuh diri diarahkan. Jika supporter menyakiti lawan atau orang lain maka orang
yang bunuh diri meyakiti diri sendiri.

Kelemahan Teori

Teori lapangan ternyata kurang jitu untuk digunakan sebagai alat untuk meramal,
Pertama, pemusatannya terhadap seluruh lapangan tidak menungkinkan kita mengukur
aspek mana yang paling penting dari keseluruhan lapangan itu. Dia menolak menganalisa
secara statistik. Lewin lebih suka memandang suatu kebenaran dari sudut pola umum.
Tidak mempedulikan apakah kasus tersebut mempunyai pola tertentu atau tidak. Karena itu
perbedaan bagi setiap variabel terukur yang menjadi penting dalam kebanyakan ramalan
ilmiyah diabaikan oleh Lewin. Dia juga kurang mengidentifikasikan kejadian penting masa
lampau yang mungkin mempegaruhi kejadian-kejadian di masa depan.

7
Kedua, adalah penekanan fenomenologisnya. Cara-cara yang digunakan manusia
untuk mempersepsi dunia ini lantas diterjemahkan oleh Lewin dalam menyusun kerangka
untuk memahami tingkah laku. Hal-hal yang tidak disadari oleh manusia dikesampingkan.
Teori lapangan dari Lewin tidak mementingkan motif-motif alam bawah sadar seperti yang
dikemukan oleh Freund atau keadaan lingkungan yang dikemukakan oleh Skinner.
Akibatnya adalah suatu penekanan yang berpihak terhadap faktor-faktor kognitif yang
sadar dan menyingkirkan sama sekali sama sekali aspek-aspek tersirat dan tersembunyi.
Ketiga seringkali teori ini kurang sistematis dalam penyajian dan banyak konsep yang
masih kabur.

8
REVIEW ARTIKEL 1

TITLE : Theorizing international inequalities in communication and media


studies. A field theory approach

AUTHOR : Marton Demeter

JOURNAL : An International Journal of Pure Communication Inquiry Volume 6


Issue 2, p. 92-110. DOI: 10.17646/KOME.75692.94

1. Research problem or question


Sejarah studi komunikasi dan media (CMS) penuh dengan argumen yang mendukung
dan menentang salah satu fitur paling menonjol dari disiplin ini adalah sentrisme Euro-
Amerika yang jelas. Banyak penelitian empiris telah dilakukan untuk menyelidiki
ukuran bias Global Utara dan Selatan ini di lapangan di CMS, kebanyakan
berhubungan dengan keluaran publikasi dan skor kutipan dari berbagai wilayah dunia
Sebagian besar peneliti menganggap Amerika Utara, Oseania, Eropa Barat dan Asia
maju (Jepang, Korea, Taiwan, Singapura dan Hong Kong) sebagai bagian dari Global
Utara, dan Amerika Selatan, Asia berkembang, Afrika, Timur Tengah sebagai bagian
dari Global Selatan. Dalam hal ketidaksetaraan publikasi, makalah terpenting
diterbitkan pada 2005, di mana Edmund Lauf menganalisis keragaman internasional
40 jurnal SSCI di CMS, dan pada 2018, ketika menganalisis keragaman nasional
jurnal komunikasi di Scopus. Kedua penelitian tersebut menemukan tingkat
internasionalitas yang sangat rendah dengan dominasi Amerika yang luar biasa.
Wilayah dengan kinerja terbaik kedua adalah Eropa Barat, diikuti oleh negara-negara
maju di Asia. Kontribusi Global South (termasuk Afrika, Amerika Selatan, Asia
berkembang, Timur Tengah dan Eropa Timur) hampir tidak terlihat. Lauf (2005)
menemukan bias yang sama dalam hal keanggotaan dewan redaksi dari jurnal-jurnal
terkemuka di CMS, selain representasi AS yang berlebihan dan beberapa negara Barat,
kontribusi Global South sangat minim atau bahkan sama sekali tidak ada.

9
2. Why is problem/question important?
Penelitian ini penting karena memiliki tujuan untuk berkontribusi pada literatur teori
komunikasi pada umumnya, dan teori medan Bourdieusian pada khususnya dalam dua
cara yaitu pertama menunjukkan bahwa sejumlah besar informasi yang dimiliki
mengenai ketidaksetaraan Global Utara dengan Global Selatan dalam studi
komunikasi dan media perlu ditafsirkan dalam kerangka teoritis yang koheren. Kedua
peneliti mencoba mensintesiskan konsep-konsep utama teori medan Bourdieu untuk
menunjukkan keterkaitannya.

3. Author’s approach to solving the problem


Peneliti akan memeriksa norma-norma pengontrol lapangan pada para sarjana
komunikasi dan modal akademik mereka yang telah dikumpulkan selama karir
mereka, karena peneliti akan memberikan gambaran yang koheren tentang bidang
CMS, peneliti tidak hanya akan menafsirkan konsep Bourdieusian yang paling penting
melalui disiplin khusus ini, tetapi juga menghubungkan dan merujuk silang istilah
analitis utama satu sama lain. Akibatnya, akan mendapatkan teori komunikasi yang
disintesis, sebagai bidang akademik yang unik dengan tipe khusus dari kebiasaan,
norma, dan modal yang disukai. Peneliti harus menekankan sifat interpretatif dari
analisis karena tidak mencoba hanya untuk meringkas atau membacakan teori
Bourdieusian ortodoks tetapi peneliti lebih mempertimbangkan konsep dasar teori
medan sebagai alat yang dapat digunakan secara fleksibel.

4. Assumptions about real world


Dalam menganalisis pola publikasi dalam CMS sudah dimulai sejak 1989, ketika
Communication Research menerbitkan edisi khusus (Vol 16 Edisi 4) yang
didedikasikan untuk topik ini. Kemudian analisis pada pola publikasi ditangani dengan
jaringan kutipan dalam jurnal CMS. Dalam hal ketidaksetaraan publikasi, makalah
terpenting diterbitkan pada 2005, di mana Edmund Lauf menganalisis keragaman
internasional 40 jurnal SSCI di CMS, dan pada 2018, ketika (Demeter, 2018a)
menganalisis keragaman nasional jurnal komunikasi di Scopus. Kedua penelitian
tersebut menemukan tingkat internasionalitas yang sangat rendah dengan dominasi
Amerika yang sangat luar biasa. Penelitian sebelumnya telah mencoba menemukan

10
setidaknya sebagian penjelasan untuk fenomena representasi berlebihan Global Utara
di CMS.

5. Relevant theories
Teori yang digunakan secara umum dalam penelitian ini adalah teori Bourdieusian
ortodoks, dengan membandingkan antara ketidaksetaraan antara penelitian CMS
global utara dengan global selatan maka konsep dasar teori medan sebagai alat yang
dapat digunakan secara fleksibel. Jadi teori utama dalam penelitian ini adalah teori
medal atau teori lapangan.

6. Hypotheses
Tidak terdapat hipotesis dalam penelitian ini karena penelitian ini merupakan
penelitian dengan bentuk studi literasi yaitu mengumpulkan jurnal-jurnal terbitan pada
global utara dengan global selatan kemudian membandingkannya apakan terdapat
ketidaksetaraan dalam segi CMS (studi komunikasi dan media) pada jurnal-jurnal
yang digunakan sebagai sempel penelitian.

7. Independent & Dependent variable


Tidak terlihat dengan jelas antara variable independent dengan variable dependennya
karena penelitian ini merupakan studi literasi yang hanya menilai dan membandingkan
apakah ada ketidaksetaraan di bidang komunikasi dan media (CMS) yang digunakan
dalam jurnal-jurnal yang digunakan sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini
hanya menilai studi komunikasi dan media dengan pendekatan Bourdieu dengan teori
lapangan atau teori medan.

8. Sampel
Penelitian ini memiliki 293 majalah terindeks Scopus dan 79 majalah terindeks SSCI
di CMS (tahun 2017). Sebagian besar jurnal terindeks Scopus dan semua jurnal
terindeks SSCI diterbitkan di Global North (Demeter, 2018a, 2018b), dan sebagian
besar dewan redaksi terdiri dari anggota dewan editorial Global North (Lauf, 2005).
Ini berarti bahwa medan kekuatan sangat bias terhadap penulis Global South dari hal-
hal ini juga. Penelitian ini meliterasi beberapa penelitian yaitu pada tahun 2016-2017

11
amerika selatan 119, asia 6, eropa timur 6, afrika 1 dan timur tengah 1. Sedangkan
tahun 2013-2014 amerika selatan 117, asia 2, eropa timur 9, afrika 0 dan timur tengah
0. Lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut :

9. Statistical tests
Tidak terdapat statistic atau pengujian khusus dalam penelitian ini.

10. Results
Bourdieu melakukan upaya heroik untuk menekankan peran yang dimainkan oleh
medan kekuatan dalam kehidupan akademik, dan pengikutnya kemudian
mendedikasikan sejumlah besar penelitian untuk topik ini. Medan kekuatan ( le champ
asli kadang-kadang diterjemahkan sebagai medan kekuatan atau hanya medan
kekuatan) memiliki institusi ilmu pengetahuan Kuhnian yang mapan yang
memerlukan bahasa dan retorika akademik yang berkuasa, afiliasi bernilai tinggi
seperti universitas dan lembaga penelitian kelas dunia, jurnal terkemuka, penerbit
utama, keanggotaan komite seleksi, posisi administrative atau peringkat universitas.
Oleh karena itu, medan kekuatan terdiri dari banyak subbidang atau institusi (gambar
1) yang terjalin erat satu sama lain dalam berbagai cara.

12
Kuliah di universitas peringkat teratas dan penerbitan di majalah peringkat teratas
menghasilkan prestise dan modal akademis yang besar. Terakhir, selain anggota
panitia seleksi, penerbit, anggota dewan redaksi dan reviewer juga berperan sebagai
gatekeeper di bidang force, karena dapat menentukan output publikasi peneliti
internasional.
Habitus, norma dan penghimpunan modal akademik di CMS
Habitus adalah salah satu konsep utama dari teori lapangan Bourdieu, dan ini mengacu
pada beberapa disposisi atau kecenderungan yang tahan lama dan dapat dialihkan atau
kecenderungan yang dimiliki agen sosial untuk menjadi aktif selama tindakan sosial
(Grenfell, 2008). Mengenai habitus dalam praktik, fenomena empiris terpenting dalam
pengembangan karir adalah mobilitas peneliti, karena berdampak pada bagian lain dari
habitus seperti kebiasaan publikasi, perilaku yang tepat, keterampilan Kerjasama, atau
jaringan

13
Berdasarkan literatur teori Bourdieusian, kita dapat membedakan empat jenis kapital.
Kategori pertama dan paling jelas adalah modal akademik yang dapat diakumulasikan
dalam bentuk sertifikasi, gelar, fellowship, hibah penelitian, dan pengalaman kerja.
Modal akademik yang telah dikumpulkan di bagian atas hierarki (biasanya, di AS dan
negara-negara berbahasa Inggris lainnya) jauh lebih berharga daripada yang
dikumpulkan di negara-negara yang agak pinggiran. Jenis modal lainnya adalah modal
sosial, yang terdiri dari catatan partisipasi dalam kerjasama internasional, kelompok
penelitian dan jaringan sains, seperti ICA dan NCA dalam kasus CMS. Jenis modal
ketiga adalah modal ekonomi, dan penelitian menunjukkan bahwa ini adalah salah satu
faktor utama di balik migrasi tenaga kerja ke arah Utara Global (Asheulova dan
Dushina, 2014). Modal ekonomi biasanya terdiri dari faktor-faktor seperti gaji, tingkat
kondisi material-teknis untuk kegiatan ilmiah dan aksesibilitas dana eksternal.
Terakhir, jenis modal keempat adalah modal simbolik dalam arti luas, yang terdiri dari
banyak bentuk dan aspek pengakuan kontemporer. Tetapi ini bukan hanya soal kesia-
siaan, karena kapital simbolis dapat dengan mudah dipindahkan ke kapital ekonomi.
Misalnya, salah satu manifestasi terpenting dari modal simbolik adalah jumlah kutipan
seseorang, yang merupakan kartu as yang sangat kuat dalam wawancara kerja atau
dalam proses promosi akademik.

14
Upaya untuk mensintesis konsep Bourdieus
Meskipun penggunaan konsep Bourdieusian adalah kutipan umum di kalangan
ilmuwan sosial, para ahli sering berpendapat bahwa kadang-kadang sulit untuk
menemukan kesepakatan yang memuaskan mengenai pengertian yang benar dari
gagasan asli (Grenfell, 2008; Shusterman, 1999; Thatcher et al., 2016). 103 Penyebab
ambiguitas ini kemungkinan adalah fakta bahwa konsep-konsep Bourdieus cenderung
saling mendefinisikan satu sama lain, sehingga eksposisi linier teori medannya agak
sulit untuk dikembangkan. Oleh karena itu, kami memilih eksposisi gaya jaringan
untuk upaya kami mensintesis teori medan dan konsep utamanya, oleh karena itu
semua konsep utama akan terkait satu sama lain (gambar 5)

15
tidak ada konsep sentral dalam teori medan; sebaliknya kita memiliki empat konsep
sentral (habitus, kapital, medan, dan norma) ditambah satu konsep tambahan, yaitu
agen yang bertindak di bidang sosial. Oleh karena itu, kami akan memulai paparan
kami dengan agen yang dapat berupa individu, kolektif, atau institusional.

11. Conclusions
Dalam makalah ini kami bertujuan untuk berkontribusi pada literatur teori komunikasi
pada umumnya, dan teori medan Bourdieusian pada khususnya dalam dua cara.
Pertama, kami mencoba menunjukkan bahwa sejumlah besar informasi yang kami
miliki mengenai ketidaksetaraan Global Utara – Global Selatan dalam studi
komunikasi dan media perlu ditafsirkan dalam kerangka teoretis yang koheren, dan
teori kerangka Bourdieu terbukti memadai untuk peran ini. Ini juga merupakan studi
pertama di mana kinerja medan gaya CMS yang diuji secara empiris dibahas secara
teoritis. Dengan kata lain, kita secara teoritis dapat menginterpretasikan data dari
penelitian empiris sebelumnya dan, pada saat yang sama, kita dapat menguatkan teori
medan dengan menghubungkan data dengan konsep teoritis yang sesuai dari teori
medan.
Kedua, kami mencoba mensintesiskan konsep-konsep utama teori medan Bourdieu
untuk menunjukkan keterkaitannya. Analisis konseptual kami menunjukkan bahwa
pengembangan linier teori mungkin sangat sulit dan bahkan membingungkan karena
semua konsep utama saling mendefinisikan, jadi kami memilih untuk menggunakan

16
eksposisi gaya jaringan. Upaya kami untuk mensintesis konsep dasar teori
menghasilkan jaringan konsep di mana hubungan antara elemen-elemen utama mudah
diikuti.
12. Improvement/Extensions
Terlepas dari kenyataan bahwa apa yang disebut upaya de-Baratisasi berusaha untuk
mengurangi ketidaksetaraan Global Utara – Global Selatan, kita belum dapat melihat
perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, mengenal operasi di bidang pasukan di
CMS mungkin sangat berguna tidak hanya bagi para sarjana pinggiran yang ingin
meningkatkan prospek mereka, tetapi juga bagi semua agen di Global North yang
berjuang untuk bidang pasukan yang lebih setara dan tidak memihak di CMS.

KETERKAITAN DENGAN TEORI


Kaitannya dengan teori lapangan atau teori medan (field theory) yaitu bahwa dalam
penelitian ini membandingkan antara ketidaksetaraan antara publikasi majalah atau jurnal-
jurnal pada global utara dengan global selatan dimana dalam konsep teori lapangan yaitu
suatu perilaku tidak pernah hanya disebabkan oleh diri orang itu atau ditentukan oleh
faktor-faktor di lingkungan sekitarnya. Sebaiknya perilaku orang tersebut merupakan
interaksi dengan faktor individu dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut berarti antara
publikasi global utara dengan global selatan akan sangat memberikan pengaruh yang
sangat signifikan apabila tidak dilakukan penyesuaian dengan melihat apa yang
menjadikan ketidaksetaraan itu terjadi.

17
REVIEW ARTIKEL 2

TITLE : Family business explained by field theory

AUTHOR : Anders Johan Kjellman

JOURNAL : Journal of Family Business Management, Vol. 4 Iss 2 pp. 194 – 212.
http://dx.doi.org/10.1108/JFBM-06-2012-0019

1. Research problem or question


Dalam Global Entrepreneurship Monitor terbaru (GEM, 2012) kewirausahaan
dipandang sebagai harapan terbaik untuk menghidupkan kembali ekonomi dunia yang
melemah. Kurangnya ketersediaan alternatif pekerjaan yang baik dalam krisis yang
melanda ekonomi, seperti UE dan Amerika Serikat mungkin telah meningkatkan
kebutuhan bisnis keluarga untuk menciptakan peluang kerja bagi anggota keluarga
mereka. Namun, GEM terbaru (2012) tidak secara langsung mendukung pandangan
ini. Sebaliknya, dalam laporan GEM terbaru dicatat bahwa Bosma dan Schutjens
(2011) hanya menemukan hubungan positif yang lemah antara variasi regional dalam
sikap kewirausahaan di satu sisi dan dalam aktivitas kewirausahaan di sisi lain. Ini
mendukung gagasan bahwa ada banyak perbedaan antara sikap dan aktivitas.
Kenyataannya tampaknya mungkin untuk berpendapat bahwa campuran faktor-faktor
individu, sosial dan kontekstual berdampak pada proses pengambilan keputusan
individu ketika datang untuk bertualang ke dalam kewirausahaan serta aktivitas bisnis
keluarga.

2. Why is problem/question important?


Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyajikan model tentang partisipasi bisnis
keluarga. Model tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa seseorang
memilih menjadi anggota bisnis keluarga dan bagaimana pengusaha keluarga
bertindak di dalam perusahaan mereka. Dalam tulisan ini penulis akan menyajikan
model holistik, sosial budaya dan konstruktivis tentang perilaku kewirausahaan.

18
3. Author’s approach to solving the problem
Model didasarkan pada teori lapangan atau persepsi perilaku manusia yang disajikan
oleh Kurt Lewin. Namun, model tersebut diperluas untuk memasukkan teori sistem
modern dan aspek bisnis keluarga. Penulis melihat partisipasi bisnis keluarga sebagai
perilaku yang muncul dalam sistem sosial yang kompleks. Konsep atau konstruk
sentral, untuk membantu penulis memahami perilaku yang muncul ini, adalah ruang
kehidupan psikologis individu. Bukan hanya keluarga yang mempengaruhi ruang
hidup. Ruang hidup ini dipengaruhi oleh situasi kehidupan saat ini, aktivitas masa lalu
serta potensi aspirasi atau “impian” tentang masa depan.

4. Relevant theories
Teori yang terkandung dalam penelitian ini yaitu teori medan, teori sistem, teori
kompleksitas, teori autopoiesis (kadang-kadang disebut "teori sistem mengamati")
atau sinergis. Jika kita menganggap manusia sebagai sistem kehidupan terbuka, kita
harus memikirkan kembali linearitas dan kausalitas sederhana dan akan membutuhkan
persamaan perilaku manusia yang sama sekali baru. Rumus lama dari teori medan
Kurt Lewin: B f( P, E ), di mana perilaku manusia (B) adalah fungsi dari orang
tersebut ( P ) dan lingkungan (E ) mungkin berlaku untuk tujuan ini.

5. Hypotheses
Tidak terdapat hipotesis dalam penelitian ini

6. Independent & Dependent variable


Tidak terdapat independent dan dependen variable dalam penelitian ini karena
penelitian ini bertujuan untuk menyajikan model tentang perilaku kewirausahaan dan
untuk memberikan beberapa saran tentang teori kewirausahaan dapat diperluas agar
berguna dalam konteks bisnis keluarga. Model dasar yang awalnya dirancang oleh
Kjellman dan Ehrsten (2005) keduanya dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa
seseorang memilih untuk menjadi wirausahawan dan bagaimana wirausahawan
bertindak di dalam perusahaan mereka.

19
7. Sampel
Tidak ada sampel secara utuh tetapi ada berbagai penelitian yang terdahulu yang
membahas mengenai model bisnis keluarga yang berkaitan kemudian dari beberapa
peneliti terdahulu digabungkan untuk beberapa teori yang disajikan oleh masing-
masing peneliti kemudian terakhir dibuatkan model bisnis keluarga yang akan bisa
dijadikan patokan untuk menjalankan bisnis keluarga tersebut.

8. Statistical tests
Tidak terdapat statistical test yang dilakukan pada penelitian ini karena penelitian ini
bersifat studi leterasi dengan mengumpulkan beberapa artikel yang sejenis mengenai
teori medan yang mempengaruhi atau berdampak terhadap model bisnis keluaraga
dimana banyak teori-teori yang mendukung daripada model bisnis keluarga dalam
penelitian ini.

9. Results
Konsep sentral dalam teori medan Lewin adalah konstruknya tentang ruang kehidupan
psikologis. Lewin mendefinisikan "ruang kehidupan psikologis" sebagai "totalitas
fakta yang hidup berdampingan, yang dipahami sebagai saling bergantung". Gambar 3
mengilustrasikan konsep ruang hidup Lewin sesuai dengan gambar aslinya karya
Lewin. Menurut Lewin, ruang hidup adalah medan kekuasaan, di mana individu
berada titik fokus yang dikelilingi oleh area yang lebih dekat dan lebih jauh serta
hambatan dan batasan yang memengaruhi perilaku individu. Tergantung pada situasi
yang dihadapi, gerakan individu bervariasi dan ruang hidup tidak pernah tetap.

Kjellman dkk. (2004) berpendapat bahwa ruang hidup individu sentral merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan dan tindakan yang dibuat oleh

20
manajemen suatu perusahaan. Oleh karena itu, bersama dengan yang lainfaktor
internal dan eksternal yang kuat, konsep ruang hidup dapat membantu pemahaman
kita tentangbagaimana dan mengapa pilihan dibuat dalam sebuah perusahaan.

Kjellman dan Ehrsten (2005) telah memperluas ruang kehidupan psikologis Lewin
(lihat Gambar 4) dengan menambahkan dua bidang periferal, yaitu aspek lingkungan
dan budaya. Pusat model kita masih mengandung apa yang disebut Lewin sebagai
dimensi temporal dari ruang kehidupan individu. Dimensi temporal dapat dibagi
menjadi tiga bagian: yaitu masa lalu (experience), masa kini (real-time) dan masa
depan (aspirasi). Semua tindakan dan perubahan terjadi di masa sekarang, meskipun
dipengaruhi oleh masa lalu dan aspirasi masa depan. Dengan demikian, ketiga bagian
ini akan terus mempengaruhi pengambilan keputusan individu. Dengan kata lain,
ruang kehidupan tidak pernah statis, tetapi terus berubah seiring waktu. Model (lihat
Gambar 4) menunjukkan bahwa pilihan individu untuk menjadi pengusaha keluarga
atau membuat pilihan lain akan dipengaruhi oleh faktor situasional ‘disini dan
sekarang.

10. Conclusions
Kegiatan bisnis keluarga dapat, seperti yang kita lihat, dicirikan sebagai perilaku yang
muncul dalam sistem sosial yang kompleks, yang terbentuk melalui proses
pembelajaran. Ini menempatkan penelitian bisnis keluarga di zona abu-abu antara

21
bidang teori kompleksitas dan teori pembelajaran sosial dan kognitif. Model dasar
menyiratkan bahwa pilihan individu untuk memasuki usaha keluarga atau membuat
pilihan lain akan dipengaruhi oleh faktor situasional, "di sini dan sekarang". Peneliti
berasumsi bahwa proses menjadi seorang wirausahawan dan hidup sebagai bagian dari
bisnis keluarga bukanlah proses yang sederhana dan tidak linier.
Semua tindakan dan perubahan terjadi di masa sekarang, meskipun dipengaruhi oleh
masa lalu dan aspirasi masa depan. Ketiga bagian ini akan terus mempengaruhi
pengambilan keputusan individu. Dengan kata lain ruang kehidupan tidak pernah
statis, tetapi terus berubah dari waktu ke waktu. Dengan demikian, pilihan individu
untuk masuk, Bisnis keluarga dijelaskan oleh teori lapangan memperluas atau keluar
dari bisnis keluarga dapat dijelaskan oleh hubungan yang kompleks antara pandangan
realistis dan tidak realistis tentang masa lalu, sekarang dan masa depan. Ruang
kehidupan ini terus berubah dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan budaya yang
kompleks.

11. Improvement/Extensions
Penelitian bisnis keluarga di masa depan, untuk menciptakan yang lebih baik
pemahaman tentang perkembangan pola perilaku yang kompleks dan faktor-faktor di
balik pembentukan keluarga wirausaha, dapat berfokus pada perancangan metode
untuk mengeksplorasi dan menganalisis ruang kehidupan individu. Jika kita memiliki
metode seperti itu, kita mungkin dapat melihat bagaimana dan mengapa perilaku
individu menjadi berorientasi kewirausahaan keluarga, sehingga memberikan cara
yang efektif dan instrumen baru untuk mendukung pertumbuhan dan stabilitas dalam
masyarakat.

22
REVIEW ARTIKEL KE 3

TITLE : The Influence of Individual, Contextual, and Social Factors on


Perceived Behavioral Control of Information Technology: A Field theory
Approach

AUTHOR : Christophe Elie-Dit-Cosaque, Jessie Pallud & Michel Kalika

JOURNAL : Journal of Management Information Systems, 28:3, 201-234.


http://dx.doi.org/10.2753/MIS0742-1222280306

1. Research problem or question


Ketika undang-undang kerja 35 jam seminggu diperkenalkan di Prancis pada tahun
2000 (mengurangi sebelumnya 39 jam kerja seminggu), beberapa perusahaan melihat
TI sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas kerja. Namun, menawarkan
kepada para pekerja portofolio TI yang luas dan beragam (yaitu, faks, pesan teks,
email, telepon pintar, konferensi video, teknologi kantor, alat yang disematkan
intranet), seringkali tanpa mempertimbangkan karakteristik individu dan lingkungan
kerja, cenderung meningkat tuntutan pekerjaan dan kompleksitas. Ironisnya, para
pekerja sering merasa kewalahan dengan banyaknya aplikasi TI yang ditawarkan.
Sentimen ini sendiri dapat mengganggu kemampuan pekerja untuk mengatasi tuntutan
pekerjaan tersebut dan masalah kerja kritis lainnya. Situasi ini dapat menghasilkan
kecemasan komputer, mengurangi rasa kontrol pengguna mengenai TI, dan akhirnya
mendorong kognisi negatif terkait TI dan meningkatkan stres kerja secara keseluruhan

2. Why is problem/question important?


Penelitian ini menguji pengaruh faktor individu, kontekstual, dan sosial terhadap
perilaku yang dirasakan dalam pengendalian teknologi informasi. Penelitian ini dirasa
penting karena dalam perusahaan yang sudah modern yang telah mengadopsi system
teknologi informasi aka ada banyak karyawan yang merasa nyaman dengan system
ada juga yang kurang nyaman dengan system yang dimiliki. Maka dari itu penelitian
mengenai perilaku yang dirasakan dengan kaitannya dengan pengendalian teknologi
informasi sangat penting.

23
3. Author’s approach to solving the problem
Menggambar pada teori lapangan Kurt Lewin, penelitian ini menanggapi kekhawatiran
ini dengan merumuskan dan menguji model di mana kekuatan individu, kontekstual,
dan sosial mempengaruhi PBC secara langsung dan tidak langsung melalui kecemasan
komputer. Untuk menguji model, survei dilakukan di Prancis dengan pengguna akhir
TI yang terdaftar dalam program pelatihan profesional.

4. Relevant theories
Penelitian ini menggunakan teori lapangan (field theory)

5. Hypotheses
Ada 11 hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Hipotesis 1: Kecemasan komputer berpengaruh negatif terhadap PBC
Hipotesis 2: Inovasi pribadi dengan TI berpengaruh positif terhadap PBC
Hipotesis 3: Otonomi berhubungan positif dengan PBC.
Hipotesis 4: Kelebihan beban kuantitatif berpengaruh negatif terhadap PBC.
H5: Kelebihan beban kualitatif berpengaruh negatif terhadap PBC
H6: Dukungan manajerial yang dirasakan berpengaruh positif terhadap PBC.
Hipotesis 7: Inovasi pribadi dengan TI berpengaruh negatif terhadap kecemasan
komputer.
Hipotesis 8: Otonomi berpengaruh negatif terhadap kecemasan computer
Hipotesis 9: Kelebihan beban kuantitatif berpengaruh positif terhadap kecemasan
komputer.
Hipotesis 10: Kelebihan beban kualitatif berpengaruh positif terhadap kecemasan
komputer.
Hipotesis 11: Dukungan manajerial yang dirasakan berpengaruh positif terhadap
kecemasan computer.

24
6. Independent & Dependent variable
Variabel Kontrol: Perbedaan Individu. Lewin menunjukkan bahwa kemungkinan efek
dari perbedaan individu pada perilaku harus diperhitungkan. Dengan demikian kami
telah mempertimbangkan efek dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman TI,
dan status kerja sebagai variabel kontrol untuk pengaruh potensial mereka pada
kecemasan komputer dan PBC.

7. Sampel
Banyak kategori pekerja kantor terwakili dalam sampel, dari manajer puncak hingga
pekerja administrasi. Sekitar 3.900 individu diundang untuk berpartisipasi dalam studi
di akhir sesi pelatihan praktis yang diadakan oleh perusahaan pelatihan.

8. Statistical tests
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SmartPLS. Pengukuran diadaptasi dari
penelitian sebelumnya. Semua ukuran yang reflektif dan dinilai dengan skala Likert
tujuh poin, Selain itu, subjek ditawari kemungkinan untuk mencentang kotak jika
mereka merasa bahwa pernyataan itu tidak menyangkut mereka. Teknik ini membantu
meminimalkan bias respons karena responden tidak merasa dibatasi untuk menanggapi
pernyataan yang tidak masuk akal bagi mereka. Semua ukuran bersifat perseptual. Hal

25
ini sesuai dengan teori lapangan karena telah ditunjukkan bahwa persepsi individu
lebih bermakna untuk menjelaskan perilaku daripada kekuatan aktual yang ditemukan
di lapangan.

9. Results
Hasilnya menunjukkan bahwa semua item memuat dengan bersih pada konstruksi
yang dimaksudkan, dengan nilai lebih besar dari 0,64. Selain itu, nilai-t dari statistik
pemuatan model luar semuanya lebih besar dari 1,96 untuk pemuatan item pada
konstruksinya. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa semua item memuat
secara signifikan pada konstruk yang dimaksudkan, yang menunjukkan validitas
konvergen yang sesuai. reliabilitas konstruk diperiksa dengan reliabilitas komposit dan
perhitungan alpha Cronbach. Semua nilai reliabilitas komposit dan alpha Cronbach
jauh di atas ambang batas yang diterima secara umum 0,70. Ini membuktikan bahwa
konstruksi kami memiliki konsistensi internal yang sesuai.

Untuk menguji hubungan yang diajukan, kami menjalankan analisis bootstrap dengan
500 sampel ulang [21] dengan SmartPLS. Secara keseluruhan, model kami

26
menjelaskan sejumlah besar varians PBC (R2 = 0,417) dan kecemasan komputer (CA)
(R2 = 0,297).
Hubungan Antara Kekuatan Medan Internal dan Eksternal dan Kontrol
Perilaku yang Dirasakan
Seperti yang diharapkan pada H1, hubungan CA ÿ PBC (ÿ = –0,195, p <0,000)
ditemukan negatif dan signifikan. Demikian juga, hubungan PIIT ÿ PBC (ÿ = 0,276, p
< 0,000) adalah positif dan signifikan, dan dengan demikian H2 divalidasi. Pengaruh
faktor lingkungan kerja secara luas adalah sebagai berikut. Tautan AU ÿ PBC (ÿ =
0,067, ns [tidak signifikan]) tidak signifikan dan, oleh karena itu, H3 tidak divalidasi.
Sebaliknya, hubungan QUANT ÿ PBC (ÿ = 0,095, p < 0,05) signifikan tetapi positif,
yang bertentangan dan membatalkan H4. Kemudian, link QUAL ÿ PBC (ÿ = –0.274, p
< 0,000) signifikan dan memberikan dukungan kuat untuk H5. Akhirnya, hipotesis
mengenai pengaruh faktor sosial dengan hubungan MSUP ÿ PBC (ÿ = 0,274, p <
0,001) didukung, memberikan dukungan kuat untuk H6.
Hubungan Antara Pasukan Lapangan dan Kecemasan Komputer
Seperti yang diharapkan, tautan PIIT ÿ CA (ÿ = –0.226, p < 0.001), AU ÿ CA
(ÿ = –0.144, p < 0.001), QUAL ÿ CA (ÿ = 0.305, p < 0.001), dan lebih rendah sejauh
mana, QUANT ÿ CA (ÿ = 0,069, p <0,05), seperti yang diharapkan. Ini memberikan
dukungan untuk H7, H8, H9, dan H10. Namun, tanpa diduga, kami menemukan
bahwa tautan MSUP ÿ CA (ÿ = 0.100, p < 0.000) positif dan signifikan, bertentangan
dengan hubungan negatif yang diajukan pada H11. Bersama-sama, sebagian besar
hasil mendukung model penelitian, dan mengkonfirmasi bahwa pengaruh kekuatan
individu dan lingkungan pada PBC, sampai taraf tertentu, dimediasi oleh kecemasan
computer.
Pengaruh Perbedaan Individu Terhadap Kecemasan Komputer dan Kontrol
Perilaku yang Dirasakan
Hasil studi menunjukkan efek campuran demografi pada PBC dan kecemasan
komputer. Kami menemukan pengaruh gender yang signifikan (pria = 0, wanita = 1)
pada kecemasan komputer (ÿ = -0,082, p <0,05), secara tak terduga dengan wanita
yang mengalami kecemasan komputer lebih sedikit daripada pria.

27
10. Conclusions
Studi ini menghasilkan temuan yang berarti tentang penghalang internal dan eksternal
minants IT-PBC dan kecemasan komputer. Penelitian sebelumnya memberikan bukti
tentang efek langsung dari kecemasan komputer pada niat untuk menggunakan IS
[99]. Kami menemukan bahwa kecemasan komputer, selanjutnya, secara langsung
mempengaruhi PBC, dan itu merupakan mediator penting dari pengaruh kekuatan
internal dan eksternal pada variabel ini. Bersama-sama, hasil ini menawarkan alasan
mengapa perusahaan harus peduli dengan kecemasan yang dialami karyawan mereka
terkait computer. Sehubungan dengan efek tidak langsung, hasil menunjukkan bahwa
sejumlah besar efek menguntungkan dari inovasi pribadi dinyatakan oleh penurunan
kecemasan computer.
Hasilnya juga menunjukkan bahwa kekuatan eksternal, khususnya kelebihan kualitatif
dan IT dukungan manajerial, memiliki efek langsung dan tidak langsung yang
signifikan pada PBC. Sebaliknya, otonomi mendorong PBC hanya melalui efek yang
dimediasi oleh kecemasan komputer. Meskipun kelebihan kuantitatif memiliki efek
negatif pada kecemasan komputer dan, bertentangan dengan harapan kami, efek positif
pada PBC, efek ini lemah dan mediasi oleh kecemasan komputer tidak ditemukan
signifikan. Selain itu, ada kemungkinan pekerja yang kewalahan mengatur secara
spontan untuk menyesuaikan tugas kerja mereka untuk mengatasi kelebihan
kuantitatif, tanpa kebutuhan TI lebih lanjut
Banyak penelitian sebelumnya telah menyoroti norma-norma sosial sebagai penentu
utama keberhasilan difusi dan adopsi TI [59, 86]. Dengan demikian, penelitian ini
menggarisbawahi nilai dukungan manajerial dalam menumbuhkan perasaan kontrol
individu. Tanpa diduga, bagaimanapun, dukungan manajerial juga ditemukan
berhubungan positif dengan kecemasan computer

11. Improvement/Extensions
Kontribusi Penelitian
Studi ini memiliki beberapa implikasi untuk penelitian dan praktik IS . Secara
keseluruhan, peneliti IS khawatir bahwa kami tidak cukup memahami jaring
nomologis seputar PBC dalam studi berbasis TPB.

28
 Kontribusi pertama dari makalah ini adalah untuk mengkonseptualisasikan model
yang menjelaskan PBC dalam konteks TI. Model, yang menerapkan teori
lapangan dikombinasikan dengan teori kontrol permintaan dalam konteks TI,
menempatkan dan memvalidasi pengaruh bersama kekuatan internal, eksternal,
dan sosial pada PBC sehubungan dengan menekankan pendorong dan hambatan
untuk PBC, penelitian ini menawarkan panduan untuk mendorong adopsi TI,
strategi adaptif yang efisien untuk TI, dan untuk mengurangi perkembangan
kognisi negatif tentang TI seperti technostress
 Kedua, integrasi teori medan dengan teori kontrol permintaan membantu
mengungkap peran kecemasan komputer dalam pembentukan PBC. Sementara
manajer IS umumnya mengharapkan keuntungan produktivitas dari TI, mereka
sering gagal untuk mendapatkannya. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan
tuntutan pekerjaan bagi pekerja karena mereka harus melakukan lebih banyak
tanpa manfaat TI yang diharapkan.
 Ketiga, model penelitian secara konseptual menanamkan penggunaan TI dalam
konteks, tugas, dan struktur. Ini menjelaskan PBC dengan memetakan
kompleksitas bidang di mana ia ditafsirkan. Ini menyiratkan bahwa, mengikuti
karya Lamb and Kling, individu tidak boleh dianggap hanya sebagai pengguna
sistem. Mereka terutama adalah aktor sosial yang memahami TI yang tersedia
bagi mereka, tetapi juga pekerjaan dan konteks sosial mereka, dalam melakukan
aktivitas kerja mereka.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang penting untuk diketahui
 Keterbatasan pertama, terletak pada validitas internal model kami. Akibatnya,
kesimpulan seringkali lebih baik dinilai dengan desain yang lebih kuat seperti
eksperimen laboratorium [25]. Selanjutnya, data dikumpulkan melalui penilaian
diri, dan, oleh karena itu, dengan ukuran variabel prediktor dan kriteria yang
disediakan oleh orang yang sama, menyiratkan risiko bias metode.
 Keterbatasan kedua terletak pada pendekata terhadap artefak TI. Mirip dengan
penelitian lain di bidang IS, peneliti mensurvei interaksi pengguna akhir dengan
TI yang paling sering mereka gunakan di tempat kerja, tanpa berfokus pada
teknologi tertentu.

29
 Ketiga, kami memeriksa dampak dari serangkaian kekuatan medan internal dan
eksternal yang terbatas. Kami tidak menguji efek selanjutnya pada perilaku seperti
penggunaan TI atau niat untuk menggunakan. Mengakui elemen-elemen ini dapat
membantu untuk menentukan apakah, misalnya, kecemasan komputer dan PBC
berdampak dan memediasi pengaruh lingkungan kerja pada penggunaan sistem,
atau pada hasil seperti teknostress.
Beberapa keterbatasan ini adalah peluang untuk penelitian masa depan di beberapa
bidang. Pertama, hasil menyiratkan bahwa teori lapangan dapat digunakan untuk
memeriksa jaring nomologis dari hasil TI utama lainnya yang terkait dengan fobia
dan kontrol komputer, seperti technostress, dengan cara yang lebih komprehensif.
Menariknya, peneliti sebelumnya mengembangkan langkah-langkah untuk
technostress dan menguji efek utamanya pada produktivitas di tempat kerja.

KAITAN DENGAN TEORI


Membangun teori lapangan, penelitian ini memperluas pengetahuan tentang
kekuatan individu, kontekstual, dan sosial yang mendorong atau menahan PBC dalam
konteks penggunaan TI yang sedang berlangsung. Setelah melakukan survei dan
menguji model penelitian dengan sampel 724 pekerja dalam situasi pelatihan
profesional di Prancis, penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan eksternal seperti
faktor lingkungan kerja yang luas, dukungan manajerial, dan inovasi pribadi dengan
TI mempengaruhi PBC. Efek ini sebagian dimediasi oleh kecemasan komputer. Studi
ini memiliki implikasi penting bagi penelitian dan praktik.

30
REVIEW ARTIKEL KE 4

TITLE : Determinants of Media Criticism in a Democracy in Transition:


Applying Field theory to Turkey

AUTHOR : Basak Yavcan1 & Hakan Ovunc Ongur

JOURNAL : International Journal of Communication 10(2016), 2422–2441

1. Research problem or question


Terlepas dari aspirasi regionalnya, Turki—peringkat 154 dari 180 negara di seluruh
dunia untuk kebebasan pers—tidak mengalami peningkatan dan terus menjadi salah
satu penjara terbesar di dunia bagi jurnalis. Protes Taman Gezi menyoroti metode
represif yang digunakan oleh pasukan keamanan, peningkatan sensor diri, dan bahaya
wacana populis, kata Reporters Without Borders (2014) baru-baru ini, namun belum
ada analisis sistematis tentang seberapa buruk pers Turki. rekor telah menjadi sejak
tahun 1990-an.

2. Author’s approach to solving the problem


Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, peneliti melakukan analisis isi yang ekstensif
terhadap kritik pemerintah terhadap empat surat kabar utama (Hürriyet, Milliyet,
Cumhuriyet, dan Zaman) selama empat tahun terpilih dalam rentang 20 tahun. Peneliti
kemudian membandingkan temuan ini dengan diskusi tentang konsolidasi kekuasaan
di Turki serta tekanan pasar, norma jurnalistik, dan tuntutan publik. Untuk
menyimpulkan, peneliti membahas implikasi teoretis dan kebijakan dari temuan kami
dan membahas cara untuk memperluas agenda penelitian ini.

3. Assumptions about real world


Pada saat surat kabar harian telah dibeli dan dibaca dalam jumlah yang menurun di
seluruh dunia, perlu untuk menetapkan pentingnya surat kabar di Turki dan
meletakkan posisi surat kabar Turki secara komparatif basis pembaca dan struktur
pasar mereka. Pertama, seperti yang digambarkan oleh laporan World Press Trends
2014 yang diterbitkan oleh World Association of Newspapers, sisi permintaan

31
jurnalisme relatif lemah di Turki. Ada sekitar 5 juta pembaca total untuk populasi
orang dewasa 55 juta orang (untuk 37 surat kabar nasional), yang hampir sama dengan
Italia, dan jangkauan surat kabar 25%, yang sebanding dengan Brasil dan Afrika
Selatan. Mempertimbangkan hubungan mekanisme pasar dengan media, total
pengeluaran iklan surat kabar adalah US$556 juta

4. Relevant theories
Teori medan (field theory)

5. Hypotheses
H1 : Mengenai dampak faktor struktural, khususnya konsolidasi kekuasaan, kami
berharap periode pemerintahan koalisi antara 1995 dan 2003 akan menghasilkan
“multiperspektif” (Benson, 2009) di media kritis dan tanpa sensor terlepas dari
outlet berita. Kekritisan ini juga diperkirakan akan berlanjut pada periode
pertama pemerintahan AKP karena kebutuhan legitimasi (struktur birokrasi-
militer rezim sebelumnya) dan kurangnya kekuatan yang terkonsolidasi. Kami
memperkirakan kritik akan menurun dimulai dengan masa jabatan kedua AKP
dan mencapai titik terendahnya setelah 2011.
H2 : Mengenai faktor-faktor yang mungkin memediasi dampak struktural tersebut,
kami berpendapat bahwa posisi bidang media itu sendiri vis-à-vis bidang lain
dalam kaitannya dengan basis konsumen/pembacanya sangat penting. Menurut
Hanitzsch et al. (2011), media yang paling dekat dengan kutub intelektual
memiliki otonomi yang relatif tinggi dan menekankan modal budaya di atas
modal ekonomi. Oleh karena itu, peningkatan modal budaya surat kabar, baik itu
didefinisikan melalui audiensnya (apakah itu kertas "massa" atau "intelektual")
atau norma pendiri sebagai kertas "prestise" (Benson, 2009), dapat
meningkatkan kesediaan surat kabar untuk mewakili pandangan dunia alternatif
dan karenanya kekritisannya
H3 : Mediator lain dari efek struktural pada media terkait dengan posisi mereka
dalam mekanisme pasar. Literatur ekonomi politik kritis menunjukkan bahwa
kekritisan media dapat menurun karena tekanan pasar Konsolidasi perusahaan
dari organisasi media dan tekanan dari pengiklan pada konten dapat membatasi

32
publikasi materi yang kontroversial secara politik atau sosial (Atkins &
Mintcheva, 2006). Dalam menghadapi monopoli media yang terus tumbuh
seperti dalam kasus Turki, organisasi berita mungkin merasa lebih sulit untuk
menolak tekanan komersial dan melanjutkan pelaporan kritis (Bagdikian, 2004;
McChesney, 2008). Akibatnya, dalam pertimbangan mempertahankan
pendapatan mereka, kami mengharapkan surat kabar dengan pendapatan iklan
publik atau swasta yang lebih tinggi untuk memberikan lebih sedikit suara untuk
pelaporan kritis.
H4 : Salah satu variabel terakhir yang berpotensi memediasi pengaruh struktur
kekuasaan yang terkonsolidasi terhadap kritik media adalah swasensor jurnalis,
yang mungkin merupakan akibat dari kekhawatiran individu seperti penurunan
pangkat, PHK, atau bahkan pemenjaraan. Ini dapat menjadi manifestasi dari
kekuatan yang terkonsolidasi, tetapi juga dapat memiliki dampak yang berbeda-
beda pada media tertentu karena norma-norma pendiriannya, pencirian diri
sebagai makalah-makalah prestise, atau dalam kata-kata Bourdieu, nomos
mendefinisikan habitus agen-agen sosial. Dalam hal ini, kami berharap bahwa
media arus utama dan khususnya media tabloid yang tidak memiliki prinsip
kebebasan berekspresi ini akan terpengaruh secara tidak proporsional oleh
tekanan ini.

6. Sampel
Untuk mengilustrasikan berbagai bentuk kritik media yang ditujukan kepada
pemerintah (atau kekurangannya), kami memilih empat surat kabar Turki. Dua yang
pertama mewakili sentris arus utama dan media tabloid yang beredar luas, yaitu
Hürriyet dan Milliyet, dengan sirkulasi rata-rata masing-masing 400.000 dan 200.000.
Hingga tahun 2011, kedua surat kabar tersebut dimiliki oleh Doğan Medya Grubu;
namun, Milliyet dijual ke DK Gazetecilik dan sekarang dimiliki oleh Demirören
Holding. Surat kabar ketiga adalah surat kabar prestise kiri-tengah, Cumhuriyet, yang
memiliki perusahaan percetakan independen dan rata-rata oplah 60.000 pada saat
penelitian. Surat kabar terakhir adalah Zaman konservatif-kanan, yang dimiliki oleh
Feza Gazetecilik, yang memiliki hubungan dekat dengan gerakan keagamaan Gülen.
Zaman adalah surat kabar terkemuka di Turki. Analisis kami dimulai dengan ilustrasi

33
keadaan kritik media terhadap pemerintah saat ini dengan menunjukkan data tahun
2013. Tahun ini penting karena mencakup tantangan besar bagi pemerintah seperti
pemboman Reyhanlı pada bulan Mei, protes Gezi pada bulan Juni dan Juli, dan
tuduhan korupsi 17 dan 25 Desember, serta beberapa ketegangan dengan Suriah,
diskusi tentang konstitusi baru, pemulihan hubungan mengenai minoritas Kurdi, dan
kemungkinan sistem presidensial.

7. Statistical tests
Untuk mengukur konsep kritik dan dimensinya yang berbeda, kami meminjam dari
Benson (2010, 2013), di mana pers Amerika dan Prancis dalam hal kritik mereka
terhadap kebijakan imigrasi dibandingkan. Oleh karena itu, pertama-tama kami
mengidentifikasi artikel dari halaman depan setiap surat kabar yang menargetkan
pemerintah atau lembaga pemerintah. Kami kemudian mengidentifikasi apakah ada
kritik yang masih ada dalam berita tertentu, yang kami beri label sebagai kritik umum.
Setelah itu, kami memfokuskan pada sumber kritik untuk memahami apakah kritik itu
ditujukan kepada pemerintah oleh jurnalis itu sendiri atau melalui aktor/sumber
eksternal seperti anggota parlemen oposisi atau organisasi non-pemerintah. Ukuran
kritik utama kami adalah indeks tambahan dari keduanya.

8. Results
Tabel 1 mengilustrasikan jumlah artikel dalam setiap makalah yang kritis terhadap
pemerintah, bagiannya di antara semua cerita tentang pemerintah, dan sumber
kritiknya

34
Cumhuriyet dan Zaman, dua makalah yang lebih berorientasi ideologis dan intelektual,
menampilkan lebih sedikit foto di halaman depan mereka dan memasukkan artikel-
artikel yang lebih pendek tentang pemerintah. Milliyet dan Hürriyet, di sisi lain,
menunjukkan karakteristik kertas tabloid dengan banyak foto, artikel panjang, dan
terutama dibandingkan dengan Cumhuriyet, surat kabar ini menyajikan jurnalisme
investigasi yang jauh lebih sedikit. Lebih penting lagi, pada tahun 2013, kecuali
Cumhuriyet, prospek jurnalisme investigasi agak redup, dengan sebagian besar surat
kabar mencetak cerita tentang pemerintah tetapi menyajikan berita secara satu
dimensi, yang menunjukkan paralelisme politik tingkat tinggi dengan pemerintah.
Jumlah artikel kritis di antara 36 halaman depan yang kami liput hanya enam untuk
Milliyet dan Zaman. Jumlahnya secara signifikan lebih tinggi untuk Hürriyet dan
tertinggi untuk Cumhuriyet, dengan lebih dari setengah artikel tentang pemerintah
menunjukkan beberapa kritik.

Tabel 2 menunjukkan perbandingan antara basis pembaca makalah satu sama lain dan
dengan rata-rata pembaca Turki, dan hasilnya juga mengkonfirmasi harapan kami.
Cumhuriyet, dengan rasio pelaporan kritis tertinggi, memunculkan karakteristik
makalah prestise dengan sirkulasi rendah, pangsa pembaca kelompok C2 dan DE
terendah dan waktu membaca terlama dibandingkan dengan semua makalah lainnya.
Meskipun sirkulasi lebih besar, waktu membaca lebih pendek. Efek mediasi jumlah
pembaca terhadap dampak struktur terhadap kritik media juga erat kaitannya dengan
hubungan media dengan kekuatan pasar, terutama melalui pendapatan iklan. Beberapa

35
laporan menggambarkan bahwa iklan di media adalah industri yang berkembang di
Turki dan lebih banyak dana yang diinvestasikan selama bertahun-tahun pada berbagai
sarana komunikasi dengan konsumen.

Tabel 3 mengilustrasikan bagaimana pendapatan iklan surat kabar publik dan swasta
saja dibagi di seluruh surat kabar dalam analisis dan berapa banyak dana iklan publik
yang dihabiskan untuk semua surat kabar selama bertahun-tahun yang kami fokuskan.
iklan publik memang merupakan bagian penting dari pasar iklan. Juga, sesuai dengan
harapan kami, pengeluaran publik untuk iklan surat kabar telah tumbuh lebih dari tiga
kali lipat sejak AKP berkuasa pada tahun 2003. Cumhuriyet mempertahankan porsi
yang sangat kecil dari dana ini, dan Hürriyet, sementara menurun, memegang bagian
terbesar di antara keempatnya. makalah yang dipilih. Di sisi lain, porsi Zaman dan
Milliyet meningkat seiring dengan meningkatnya nada pro-pemerintah dalam
pemberitaan mereka

9. Conclusions
Dalam artikel ini, kami telah mengeksplorasi kritik media, aspek penting dari
demokrasi modern, di Turki. Kasus Turki merepresentasikan negara yang sedang
mengalami transisi demokrasi yang dianggap dalam tren positif oleh banyak penonton.
Namun demikian, konsisten dengan temuan awal kami dan literatur yang berkembang
di media Turki, asumsi ini tidak meluas ke pers Turki sehubungan dengan pelaporan
multiperspektifnya vis-à-vis perhubungan politik. Menerapkan teori lapangan
Bourdieusian, kami menelusuri proses kritik media di Turki dengan membongkarnya

36
dalam kaitannya dengan interaksi pers dengan bidang pemerintahan, pasar, dan
publik/pembaca.

10. Improvement/Extensions
Meskipun ada ruang untuk meningkatkan penelitian ini dengan data tambahan
(khususnya pada pengukuran variasi di dalam lapangan melalui wawancara, observasi
partisipan, dll.), sejauh ini menunjukkan tiga implikasi utama. Di sisi teoretis, ini
melibatkan penerapan kerangka teori medan Bourdieusian pada kasus yang dipelajari,
menggunakan indikator komparatif untuk menjelaskan kritik media dan mendukung
harapannya. Di sisi empiris, penelitian ini hanya bergerak di luar bukti anekdot dan
diskursif ke pendekatan metodologis yang lebih ketat dengan pengumpulan data
analisis konten asli. Terakhir, beberapa implikasi politik mungkin juga mencakup
intervensi pemerintah yang berat di bidang media melalui wortel (misalnya, iklan dan
subsidi) dan tongkat (misalnya, penyensoran, sanksi pajak dan peraturan lainnya, dan
pemenjaraan jurnalis) merupakan ancaman serius bagi multiperspektif dan kebebasan
pers dalam demokrasi yang bersifat sementara. Namun, analisis variasi dalam bidang
juga menunjukkan bahwa norma kelembagaan media memperumit implikasi langsung
ini dengan menawarkan bentuk perlawanan baru

37
REVIEW ARTIKEL KE 5

TITLE : The New Computer Hacker’s Quest and Contest with the Experienced
Hackers: A Qualitative Study applying Pierre Bourdieu’s Field theory

AUTHOR : Michael Nycyk

JOURNAL : International Journal of Cyber Criminology Vol 10 Issue 2 July –


December 2016.

1. Research problem or question


Forum Hacker merupakan wadah bagi para hacker baru, pemula, untuk mencari
informasi tentang praktek hacking dan menjadi bagian dari sebuah komunitas. Studi
ini memberikan kontribusi untuk memahami cara-cara pemula mencoba menjadi
peretas komputer berpengalaman yang diterima. Menggunakan Teori Lapangan Pierre
Bourdieu dan konsepnya, 500 utas dari sebuah forum dianalisis untuk melihat
bagaimana para pemula berusaha mendapatkan tempat di bidang peretasan di antara
peretas berpengalaman. Penelitian ini berpedoman pada tiga pertanyaan penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis interaksi antara newbie dan
hacker berpengalaman ketika newbie mencoba untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, modal dari forum hacker. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah:
 Apa jenis modal, keterampilan dan pengetahuan, pemula mencari dan bagaimana
mereka? mencari mereka?
 Bagaimana cara pemula menantang tatanan forum komunitas peretas yang sudah
mapan dan strategi apa yang digunakan peretas berpengalaman untuk
mempertahankan kekuasaan dan kendali atas pemula?
 Wawasan apa yang dapat diambil dari interaksi forum ini tentang hubungan antara
peretas baru dan peretas berpengalaman?
2. Author’s approach to solving the problem
Metode analisis tematik digunakan untuk menunjukkan bagaimana bidang forum, dan
orang-orang di dalamnya, berperilaku untuk mendapatkan apa yang Bourdieu
gambarkan sebagai modal budaya dan sosial untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan meretas dan menjadi peretas yang diterima.

38
3. Relevant theories
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori medan (field theory) dan model
psikologi
4. Hypotheses
Tidak terdapat hipotesis dalam penelitian ini
5. Independent & Dependent variable
Tidak terdapat variable independent dan dependen variable secara khusus.
6. Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel utas
7. Statistical tests
Penelitian ini mengadopsi cara pemecahan masalah dengan cara analisis tematik
8. Results
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peretas berpengalaman akan menyarankan
pemula cara meretas, termasuk memposting kode pemrograman dan kode peretasan
basis data Structured Query Language (SQL), namun pada gilirannya akan
menggunakan kekuatan yang mereka peroleh untuk menyensor dan menegur pemula
yang meminta pengetahuan tersebut. Kelompok ini melindungi kepentingan mereka di
lapangan dan akan mencegah dibicarakannya kegiatan ilegal. Namun pemula bingung
tentang bagaimana harus bertindak meskipun aturan perilaku dan partisipasi jelas
diposting di situs forum. Empat tema yang diidentifikasi dari analisis dan
komponennya disajikan pada Tabel 1. Modal Budaya hanya menempati satu
signifikan, sedangkan tema dua sampai empat adalah temuan tentang Modal Sosial:

39
Tema 1: Menanamkan Keterampilan dan Pengetahuan
Tema tersebut menggambarkan jenis-jenis modal budaya yang dimiliki oleh para
hacker berpengalaman yang menunjukkan bagaimana mereka mempertahankan posisi
di bidang yang mereka tempati. Akuisisi keterampilan dan pengetahuan peretasan
mereka diurutkan oleh para pemula dan dilakukan atas kesediaan peretas untuk
memberikan modal ini dengan mempostingnya di utas. Dalam memberikan nasehat
merupakan pemberian informasi dan pengetahuan, oleh karena itu modal kepada orang
lain untuk memajukan posisinya dengan tetap mempertahankan keahliannya di
bidangnya. Peretas dan pemula diidentifikasi dengan angka karena angka yang
berbeda dianalisis di setiap pertukaran.
Tema 2: Pencarian Saran
Pemberian dan penerimaan saran tentang cara meretas, dan tentang filosofi dan aturan
peretas, menopang pertumbuhan atau hilangnya modal sosial dalam komunitas ini.
Kebiasaan peretas berpengalaman adalah membantu orang lain, tetapi hanya dengan
asumsi tertentu yang dibawa ke komunitas. Peretas, terlepas dari status mereka yang
disebut putih (baik), hitam (buruk) atau abu-abu (elemen keduanya) mendorong
komunitas kolektif dunia yang informal namun kuat dengan sering bertukar modal
secara online dan melalui konferensi peretas atau publikasi pengalaman dalam buku

40
dan sarana tertulis lainnya. Jenis jenis modal sosial adalah keterampilan dan
pengetahuan peretasan, tetapi untuk memperolehnya saran tersebut harus diucapkan
dengan benar dalam batas-batas komunitas peretas atau tidak boleh dirahasiakan.
Tema 3: Pemberian Nasihat
Tema ini menunjukkan bahwa peretas berpengalaman di komunitas akan memberikan
saran terperinci secara bebas tentang cara memecahkan masalah dan memperingatkan
jebakan dan tantangan yang dapat dialami pemula dalam peretasan. Mereka juga
menyampaikan pengalaman meretas mereka, tidak hanya keterampilan praktis untuk
meretas, tetapi juga pengalaman dan filosofi peretasan yang mereka miliki. Informasi
untuk meretas diberikan secara bebas, namun peretas akan memperingatkan pemula
jika aktivitas itu ilegal. Dalam hal modal sosial, saran yang diberikan sangat berharga
bagi pemula dan sangat penting untuk kemajuan mereka di lapangan.
Tema 4: Melawan Modal Sosial
Tema ini mendemonstrasikan beroperasinya kekuasaan atas para pemula ketika modal
sosial diperebutkan. Dalam pengertian ini, kontestasi berarti menantang tatanan mapan
suatu bidang untuk memperoleh modal. Praktik yang ditunjukkan oleh tiga tema
pertama adalah pengoperasian habitus; sejarah komunitas adalah untuk memproduksi
dan mereproduksi praktik-praktik kolektif yang menekankan pada apa yang
dinyatakan Bourdieu (1990) sebagai kebenaran praktik. Sampai tema ini para pemula
kebanyakan bekerja sama dengan melakukan praktek-praktek lapangan yang dituntut
untuk maju dari newbie ke gelar hacker. Jelas, beberapa pemula tidak tahu cara
mengajukan pertanyaan tentang peretasan dengan cara tertentu atau tidak sabar,
memposting pertanyaan tanpa membaca aturan forum. Ketika peretas tidak memberi
mereka saran atau informasi yang mereka inginkan, para pemula akan menantang para
peretas, pada gilirannya para peretas menggunakan kebiasaan kolektif untuk
menghasilkan tanggapan strategis seperti peringatan dan taktik lain untuk
mempertahankan kekuasaan dan kendali atas para pemula

9. Conclusions
Dengan menggunakan rangkaian sampel utas, penelitian ini memberikan wawasan
tentang perilaku peretas pemula di dunia online komunitas peretas publik.
Menggunakan konsep Teori Lapangan Bourdieu, gambaran tematik keseluruhan

41
tentang apa yang terjadi di satu komunitas peretas online publik muncul. Lapangan
adalah forum hacker itu sendiri di mana wajib untuk berkontribusi untuk kemajuan.
Peretas mereproduksi kebiasaan yang harus dipatuhi oleh pemula untuk mendapatkan
modal. Habitus dipandang sebagai disposisi untuk mereproduksi praktik yang
membuat komunitas tetap terlihat sebagai peretas kulit putih, tempat yang etis
meskipun memberikan saran khusus tentang cara meretas. Pemula harus menavigasi
proses ini dan bertindak sesuai dengan itu.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini telah memberikan wawasan kepada para pemula
yang menghadapi proses berat untuk diterima di komunitas peretas dan mendapatkan
gelar yang lebih sesuai dengan apa yang ingin mereka capai. Kontribusi untuk
pencegahan kejahatan dunia maya adalah dalam memahami cara khusus pemula
beroperasi di lingkungan seperti itu. Ketika jangkauan dan frekuensi serangan dunia
maya tumbuh, mungkin dengan hasil bencana, penelitian semacam itu yang berupaya
memahami perilaku dan motivasi dapat mendukung langkah-langkah keamanan
praktis yang coba diterapkan oleh pemerintah dan perusahaan keamanan dan
mencegah pemula memasuki dunia peretasan.

10. Improvement/Extensions
Keterbatasan penelitian ini adalah mempertanyakan hasil sebagai spekulatif karena
data hanya tekstual. Ini adalah kekhawatiran yang sah karena tidak seperti wawancara,
peneliti tidak selalu dapat memeriksa detail dengan peserta. Tidak mengetahui hasil
penuh dari beberapa interaksi dapat menyebabkan spekulasi tentang apa yang sedang
terjadi, mempengaruhi ketelitian. Namun, dikatakan bahwa pos tersebut memberikan
representasi akurat dari pertukaran, atau bukan, dari perolehan modal, pembagian dan
kontestasi atas kedua modal tersebut. Para peneliti yang melakukan sebagian besar
pekerjaan analisis wacana tekstual dapat menundukkan diri pada kritik bahwa mereka
menempatkan makna mereka sendiri pada teks tidak menangkap apa yang terjadi dari
sudut pandang partisipan. Meskipun valid, penelitian ini dibantu dengan ketelitian
dengan menggunakan kerangka sosiologis dan metode penelitian kualitatif yang kuat,
dikombinasikan dengan keandalan data yang baik, untuk menghasilkan wawasan
tematik tentang cara pemula beroperasi ketika mencoba masuk ke bidang kompetitif
seperti peretasan. Fakta juga bahwa semakin besar ukuran sampel, yang akan

42
membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk dianalisis, semakin banyak wawasan dan
frekuensi masalah yang dapat terungkap.
Penelitian di Masa Depan
Penelitian di masa depan akan bergantung pada tekad industri keamanan informasi
untuk menghentikan peretas. Dari pandangan penelitian, mungkin sampel yang lebih
besar akan memberikan lebih banyak wawasan dan menunjukkan pola yang tidak bisa
dilakukan oleh penelitian yang lebih kecil seperti ini. Studi ini dapat direplikasi
dengan banyak pembuat kode yang dapat memberikan lebih banyak wawasan karena
proyek ini tidak dapat melakukan ini. Namun, meskipun mengkhawatirkan sebagai
peneliti dapat mempertaruhkan keselamatan informan karena ilegalitas hacking,
wawancara dan pengamatan pemula dan hacker akan menghasilkan kumpulan data
yang kaya pemahaman. Misalnya, dalam studi mereka tentang troll Wikipedia,
Shachaf dan Hara (2010) melakukan studi ketat melalui email untuk melindungi
informan, sementara Kubitschko (2015) mencari data dengan izin dari komunitas
peretas besar Eropa yang terlibat dengan mereka dengan menghadiri pertemuan
mereka. Etika melakukan penelitian peretas mungkin menarik bagi pihak berwenang;
Oleh karena itu, desain studi yang cermat harus benar-benar dipatuhi untuk
melindungi peneliti, informan dan lembaga atau perusahaan tempat mereka meneliti.

43
REFERENSI

Bernard Burnes and Bill Cooke. 2012. Kurt Lewin’s Field theory: A Review and Re-
evaluation. International Journal of Management Reviews, Vol. *, *–* (2012). DOI:
10.1111/j.1468-2370.2012.00348.x
Hergenhahn, B.R. & Olson, H. M. (2008). Theories Of Learning (Teori-Teori Belajar).
Kencana Prenada Media Group. Jakarta dalam Muhibbu Abivian. 2017. Teori
Belajar Kurt Lewin
Demeter, Marton. 2018. Theorizing international inequalities in communication and media
studies. A field theory approach. An International Journal of Pure Communication
Inquiry Volume 6 Issue 2, p. 92-110. DOI: 10.17646/KOME.75692.94
Kjellman, Anders Johan. 2014. Family business explained by field theory. Journal of
Family Business Management, Vol. 4 Iss 2 pp. 194 – 212.
http://dx.doi.org/10.1108/JFBM-06-2012-0019
Christophe Elie-Dit-Cosaque, Jessie Pallud & Michel Kalika. 2015. The Influence of
Individual, Contextual, and Social Factors on Perceived Behavioral Control of
Information Technology: A Field theory Approach. Journal of Management
Information Systems, 28:3, 201-234. http://dx.doi.org/10.2753/MIS0742-1222280306
Yavcan1, Basak & Hakan Ovunc Ongur. 2016. Determinants of Media Criticism in a
Democracy in Transition: Applying Field theory to Turkey. International Journal of
Communication 10(2016), 2422–2441
Michael Nycyk. 2016. The New Computer Hacker’s Quest and Contest with the
Experienced Hackers: A Qualitative Study applying Pierre Bourdieu’s Field theory.
International Journal of Cyber Criminology Vol 10 Issue 2 July – December 2016.

44

Anda mungkin juga menyukai