Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATA KULIAH

RISET PENGAUDITAN DAN ETIKA BISNIS

FRAMEWORK RISET PENGAUDITAN DAN ETIKA BISNIS

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E., M.M., Ak., CPA

Oleh :

I NYOMAN ENDRA
NIM : 2181611023

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
FRAMEWORK RISET PENGAUDITAN DAN ETIKA BISNIS

1. Riset Pengauditan
a. Pengertian audit

Pengauditan adalah suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti


mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
antara informasi yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus
dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen (Alvin et al., 2015:2).
Menurut Agoes (2012:4) pengauditan adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis yang dilakukan oleh pihak independen, terhadap
laporan keuangan, catatan-catatan pembukuandan bukti-bukti pendukung yang
telah disusun oleh manajemen, dengan tujuan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangantersebut. Pengertian pengauditan menurut
Tuannakotta (2014:10) adalah Pengauditan berbasis ISA lebih kepada
penekanan terhadap aspek risiko. ISA sepenuhnya mengadopsi pendekatan audit
berbasis risiko. ISA 200.11 menjelaskan tujuan menyeluruh dari suatu audit
sebagai berikut :

1) Memperoleh asurans yang layak mengenai apakah laporan keuangan secara


menyeluruh bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh
kecurangan atau kesalahan, untuk memungkinkan auditor memberikan
pendapat mengenai apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang
material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan
2) Melaporkan mengenai laporan keuangan, dan mengomunikasikan segala
sesuatunya seperti yang diwajibkan ISAs, sesuai dengan temuan auditor.
b. Tujuan Audit

Tujuan audit secara khusus ini diambil dari asersi yang dibuat oleh manajemen
dan dimuat dalam laporan keuangan. Asersi adalah representasi oleh
manajemen, secara eksplisit (dalam bentuk pernyataan) maupun implisit
(tersirat) yang terkandung dalam laporan keuangan. SA 315 menyebutkan bahwa
representasi ini digunakan oleh auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis
kesalahan penyajian potensial yang mungkin terjadi (SPAP SA tahun 2013).
Menurut SA 315, asersi yang digunakan oleh auditor dalam mempertimbangkan
jenis-jenis kesalahan potensial yang berbeda yang dapat terjadi digolongkan ke
dalam tiga kategori dan dapat berbentuk sebagai berikut (SPAP SA tahun 2013):

Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit:

a) Keterjadian (occurance), yaitu transaksi dan peristiwa yang telah dicatat


benar telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.
b) Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh transaksi dan peristiwa yang
seharusnya terbukukan telah dicatat.
c) Keakurasian (accurancy) yaitu jumlah-jumlah dan data lainnya yang
berkaitan dengan transaksi dan peristiwa telah dibukukan dan dicatat dengan
tepat.
d) Pisah batas (cut-off) yaitu transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam
periode akuntansi yang tepat.
e) Klasifikasi (classification), yaitu transaksi dan peristiwa telah dibukukan
dalam akun yang tepat.

Asersi tentang saldo akun pada akhir periode:

a) Eksistensi (existence), merupakan aset, liabilitas, dan ekuitas ada pada akhir
periode.
b) Hak dan kewajiban (right and obligation) mengenai apakah entitas memiliki
atau mengendalikan hak atas aset dan memiliki kewajiban atas liabilitas.
c) Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas yang
seharusnya terbukukan telah dicatat.
d) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation) tentang aset,
liabilitas, dan ekuitas tercantum dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat dan penyesuaian penilaian atau pengalokasian yang terjadi dibukukan
dengan tepat.

Asersi tentang penyajian dan pengungkapan:


a) Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurance and right and obligations),
tentang peristiwa, transaksi, dan hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah
terjadi dan berkaitan dengan entitas.
b) Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh pengungkapan yang seharusnya
tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan.
c) Klasifikasi dan keterpahaman (classification and understandability)
mengenai informasi keuangan telah dibukukan dan disajikan dalam akun
yang tepat dan dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan secara
jelas.
d) Keakurasian dan penilaian (accurancy and valuation), mengenai informasi
keuangan dan informasi lainnya diungkapkan secara wajar dan pada jumlah
yang tepat
2. Etika Bisnis
Etika merupakan suatu aturan yang berkaitan dengan penilaian benar atau salah
dan baik atau buruk. Kamus Collegiate Webster memberikan empat makna dasar
dari kata "etika" (Duska et al., 2011:34), yaitu:
a. Disiplin yang berkaitan dengan apa yang baik dan buruk dan dengan tugas
serta kewajiban moral.
b. Seperangkat prinsip atau nilai moral.
c. Teori atau sistem nilai-nilai moral.
d. Prinsip-prinsip perilaku yang mengatur individu atau kelompok.

Etika: Perusahaan Intelektual

Setiap orang memiliki seperangkat keyakinan atau prinsip etika. Sebagai contoh,
kebanyakan orang memiliki keyakinan dalam dirinya bahwa tindakan korupsi
merupakan perilaku yang salah. Keyakinan seperti ini merupakan suatu bentuk
keyakinan moral yang dimiliki oleh masing-masing individu. Setiap keyakinan
moral yang dimiliki individu mengandung dua elemen, yaitu: subjek dan
predikat. Subjek adalah tentang apa keyakinan itu, sedangkan predikat adalah
apa yang dikatakan tentang subjek. Apabila dikaitkan dengan pernyataan
“korupsi merupakan perilaku yang salah”, maka yang menjadi subjek dalam
pernyataan tersebut adalah korupsi dan predikatnya adalah salah.

Tindakan

Tindakan manusia adalah subjek utama dari penilaian etis. Tindakan manusia
yang berkaitan dengan penilaian etis adalah perilaku atau aktivitas yang
disengaja - yaitu, tindakan yang dipilih dan dilakukan secara bebas oleh
seseorang untuk dilakukan. Namun, tidak semua tindakan manusia yang
disengaja memiliki penilaian etis. Sebagai contoh, kita dapat dengan sengaja
memutuskan untuk memakai dasi merah daripada dasi biru. Namun, tindakan
tersebut bukan tindakan dengan dampak etis. Ini hanyalah sebuah pilihan
mengenai jenis dasi apa yang cocok dengan pakaian kita. Tindakan yang
disengaja yang berkaitan dengan penilaian "etis" atau "tidak etis" biasanya
merupakan tindakan yang bermanfaat atau merugikan orang lain atau diri kita
sendiri dengan cara yang serius.

Dilemma etis

Dilema etika adalah masalah yang muncul ketika suatu alasan untuk bertindak
dengan cara tertentu diimbangi oleh alasan untuk tidak bertindak seperti itu.
Ketika dihadapkan dengan konflik, ahli etika yang memberikan prioritas pada
hak atau keadilan atas kerugian jatuh ke dalam satu kubu, dan mereka yang
memberi prioritas pada manfaat hak atau keadilan jatuh ke kubu yang
berlawanan. Dengan demikian, dilema etika terjadi ketika ada konflik alasan,
dan teori etika muncul untuk menyelesaikan dilema.

Perilaku Etis Dalam Akuntansi: Teori Etis

Teori etika kontemporer memberikan prinsip utama yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan dilema. Bagi para utilitarian, alasan utama pembenaran atas suatu
tindakan adalah bahwa tindakan itu membawa lebih banyak kebaikan bagi lebih
banyak orang daripada yang merugikan. Bagi para deontolog, tujuan tidak
membenarkan cara. Jika kita hanya mempertimbangkan apa yang baik untuk diri
kita sendiri dan mengutamakan kepentingan diri sendiri daripada apa yang baik
untuk orang lain dan apa yang adil, kita mengadopsi posisi ahli teori yang
disebut egois

KASUS ENRON CORPORATION

A. Think Straight, Talk Straight (Berpikir Jujur, Berkata Jujur)


Pada tahun 1885, lahirlah Arthur Edward Andersen dari pasangan John dan Mary
Andersen. Sejak kecil ia telah tertarik dengan angka-angka. Kurang dari satu abad
setelah ia lahir, sebuah perusahaan akuntansi dengan nama Arthur Andersen menjadi
organisasi jasa profesional terbesar di dunia dengan lebih dari 1.000 partner dan
beroperasi di berbagai negara di seluruh benua.
Etika disiplin, jujur, dan kerja keras adalah tiga sifat utama yang diajarkan John
dan Mary Andersen kepada putranya. Pada tahun 1908, Andersen bekerja di kantor
Price Waterhouse di Chicago. Pada usia 23 tahun, Andersen menjadi Certified Public
Accountant (CPA) yang termuda di negara bagian Illinois. Beberapa tahun kemudian,
Andersen dan temannya, Clarence Delany, mendirikan sebuah rekanan (partnership)
dengan nama Andersen, Delany & Company yang melayani jasa akunting, audit, dan
layanan yang terkait. Ketika Delany memutuskan untuk melakukan usaha sendiri,
Andersen mengubah nama perusahaannya menjadi Arthur Andersen & Company.
Sepanjang karir profesionalnya, Arthur E. Andersen menyandarkan pada sebuah moto
sederhana yang berfungsi sebagai prinsip panduan dalam pembuatan keputusan-
keputusan profesional dan personal yang penting: “Think Straight, Talk Straight”.
Penurunan tajam ekonomi Amerika Serikat selama Great Depression pada tahun
1930-an menghadirkan permasalahan-permasalahan besar keuangan bagi kebanyakan
klien audit Arthur Andersen & Co. Karena depresi semakin parah, secara pribadi Arthur
Andersen bekerja sama dengan beberapa bank metropolitan terbesar di AS untuk
membantu para kliennya mendapatkan bantuan keuangan untuk melanjutkan operasi.
Pada pertengahan 1940-an, Arthur Andersen & Co telah mempunyai kantor-kantor
yang tersebar di bagian utara Amerika Serikat dan mempekerjakan lebih dari 1.000
akuntan. Namun, pada tahun 1947, Arthur Andersen meninggal dunia, dan digantikan
oleh Leonard Spacek yang melanjutkan kampanye Arthur Andersen untuk memajukan
praktek akuntansi dan audit di Amerika Serikat sepanjang kedudukannya sebagai chief
executive perusahaan. Kepemimpinan tegas dan keahlian bisnis Leonard Spacek
mengubah Arthur Andersen & Co. menjadi sebuah perusahaan akuntansi nasional yang
besar. Ketika Spacek pensiun pada tahun 1973, Arthur Andersen & Co. menjadi
perusahaan akuntansi yang paling dihormati tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga
di seluruh dunia. Tiga dekade kemudian, Arthur Andersen & Co. mempekerjakan lebih
dari 80.000 profesional, mempunyai kantor praktek di lebih dari 80 negara, dan
mempunyai pendapatan tahunan yang mencapai $10 milyar. Namun, di akhir tahun
2001 perusahaan tersebut, yang pada saat itu hanya mempunyai satu nama saja
“Andersen” menghadapi krisis yang paling signifikan dalam sejarah sejak kematian
pendirinya.

B. Perusahaan Terbesar di Dunia


Northern Natural Gas Company didirikan di Omaha, Nebraska, pada tahun 1930.
Selama beberapa tahun pertama keberadaannya, Northern bergumul dengan masalah
membujuk konsumen untuk menggunakan gas alam untuk menghangatkan rumah. Pada
tahun 1947, Northern mencapai tonggak sejarah besar ketika sahamnya terdaftar di
Bursa Efek New York. Daftar tersebut memberi perusahaan akses yang lebih besar ke
pasar modal negara dan pendanaan yang diperlukan untuk melanjutkan strategi
pertumbuhan melalui akuisisi selama dua dekade berikutnya.
Pada tahun 1985, InterNorth membeli Houstan Natural Gas Company seharga $2,3
milyar. Akuisisi ini membuat InterNorth mengontrol jaringan pipa gas alam sepanjang
40.000 mil dan memungkinkan InterNorth meraih cita-citanya untuk menjadi
perusahaan gas alam terbesar di Amerika Serikat. Pada tahun 1986, InterNorth
mengubah namanya menjadi Enron. Kenneth Lay, mantan chairman Houston Natural
Gas, menjadi top executives dari perusahaan tersebut yang memilih Houston, Texas,
sebagai markas besar perusahaan tersebut. Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling sebagai
salah satu bawahan yang dipercaya.
Laporan tahunan Enron tahun 2000 membahas empat lini bisnis utama perusahaan.
Energy Wholesale Services mendapat peringkat sebagai penghasil pendapatan terbesar
perusahaan. Peningkatan volume transaksi sebesar 60 persen dari divisi tersebut selama
tahun 2000 didorong oleh perkembangan pesat EnronOnline, pasar elektronik B2B
(bisnis-ke-bisnis) untuk industri energi yang diciptakan pada akhir 1999 oleh Enron.
Tiga lini bisnis utama Enron lainnya termasuk Enron Energy Services, unit operasi ritel
perusahaan; Enron Transportation Services, yang bertanggung jawab atas operasi pipa
perusahaan; dan Enron Broadband Services, unit operasi baru yang dimaksudkan
sebagai perantara antara pengguna dan pemasok layanan broadband (akses Internet).
Dalam hitungan bulan selama 2001, Enron mengalami kemunduran. Kebangkrutan
mendadak Enron membuat panik investor di seluruh negeri. Permasalahan keuangan
dipicu oleh pertanyaan publik mengenai keputusan akuntansi dan pelaporan keuangan
yang dibuat oleh akuntan perusahaan. Keputusan tersebut telah di-review, dianalisa dan
disetujui oleh Andersen, perusahaan audit independen perusahaan tersebut.

C. Debet, Kredit, dan Enron


Sepanjang tahun 2001, harga saham Enron turun dengan cepat. Secara terbuka, para
eksekutif Enron menyalahkan turunnya harga gas alam dan melemahnya ekonomi
nasional secara keseluruhan sebagai penyebab jatuhnya harga saham perusahaan.
Sampai pada pertengahan Oktober, harga saham jatuh sampai kisaran $30-an dari harga
pada kisaran terendah $80-an di awal tahun. Pada tangal 16 Oktober 2001, Enron
mengeluarkan laporan pendapatan kuartal ketiga di tahun 2001 yang menyatakan bahwa
perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar selama kuartal ketiga ini. Namun hal
yang lebih problematis bagi para analis keuangan adalah penurunan sebesar $1,2 milyar
pada ekuitas dan aset para pemilik Enron yang terjadi secara misterius yang diungkap
dalam analisis saat press release pendapatan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, siaran pers memberitakan harga saham Enron terjun
bebas. Tiga minggu kemudian pada tanggal 8 November, Enron menyatakan kembali
pendapatannya yang dilaporkan selama lima tahun sebelumnya, memusnahkan sekitar
$600 juta laba yang telah dilaporkan perusahaan selama jangka waktu tersebut. Pada
tanggal 2 Desember 2001, tekanan yang kuat dari para kreditor, gugatan yang tertunda
dan terancam terhadap perusahaan dan para petugasnya, dan investigasi yang
diprakarsai oleh otoritas penegak hukum memaksa Enron untuk mengajukan
kebangkrutan. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang luar
biasa selama akhir 1990-an dan 2000 telah menjadi sandiwara, tipuan yang diatur oleh
manajemen perusahaan dengan bantuan dari tim akuntan kreatif.
Pada Agustus 2001 Sherron Watkins menulis surat kepada Kenneth Lay mengenai
Special Purpose Entity (SPE). Di dalam suratnya Watkins mengutarakan bahwa akan
ada skandal akuntansi besar terkait dengan keputusan agresif yang dibuat Enron dan
kecurigaan khalayak akan bertambah setelah pengunduran diri tiba-tiba dari Skilling.
Enron telah mengakui lebih dari $550 juta keuntungan nilai wajar pada saham melalui
swap Enron dengan Raptor, banyak dari saham itu telah menurun secara signifikan.
Perhatian Watkins adalah bahwa catatan kaki tidak cukup menjelaskan transaksi. Jika
dijelaskan secara memadai, investor akan tahu bahwa "Entitas" yang dijelaskan dalam
catatan kaki pihak terkait Enron memiliki modal tipis.
SEC dan FASB memberikan sedikit panduan formal bagi perusahaan untuk
mengikuti akuntansi dan pelaporan untuk SPE. Pedoman yang paling penting yang
diterapkan oleh badan-badan otoritatif untuk SPE, yang disebut aturan 3 persen, terbukti
sangat kontroversial. Aturan ini memungkinkan perusahaan untuk menghilangkan aset
dan kewajiban SPE dari laporan keuangan konsolidasinya selama pihak independen dari
perusahaan menyediakan minimal 3 persen dari modal SPE. Business Week mencela
SEC dan FASB karena secara efektif mengesahkan aturan 3 persen. Karena celah yang
menganga dalam praktik akuntansi, perusahaan dapat menciptakan struktur hukum yang
misterius, yang sering disebut entitas bertujuan khusus (SPE). Kemudian, induk dapat
membukukan hingga 97 persen dari investasi awal dalam SPE tanpa harus
mengkonsolidasikannya.
Sepanjang 1990-an, banyak perusahaan mengambil keuntungan dari pedoman
hukum dan akuntansi minimal untuk SPE untuk mengalihkan sejumlah besar kewajiban
mereka ke entitas off-balance sheet. Di antara pengguna yang paling agresif dan inovatif
dari struktur SPE adalah Enron, yang menciptakan ratusan SPE. Tidak seperti
kebanyakan perusahaan, Enron tidak membatasi SPE untuk aktivitas pendanaan. Enron
sering menjual aset dengan harga yang sangat meningkat ke SPE mereka,
memungkinkan perusahaan untuk memproduksi keuntungan besar di atas kertas pada
transaksi tersebut.
Enron hanya membuat pengungkapan laporan keuangan nominal untuk transaksi
SPE-nya dan pengungkapan itu biasanya disajikan dalam bahasa yang membingungkan,
jika bukan rahasia. The Wall Street Journal ditambahkan ke sentimen itu ketika
menyarankan bahwa pengungkapan Enron singkat dan tidak jelas untuk kewajiban off-
balance sheet dan transaksi pihak terkait.
Faktor terkait yang memotivasi eksekutif Enron untuk mendandani pakaian laporan
keuangan perusahaan mereka adalah kebutuhan untuk mempertahankan harga saham
Enron pada level tinggi. Harga saham Enron turun sepanjang tahun 2001. Yang
memperburuk keadaan adalah kerugian besar yang diderita oleh banyak SPE Enron atas
aset yang mereka beli dari Enron. Para eksekutif Enron dipaksa untuk menuangkan
sumber daya tambahan ke banyak SPE tersebut agar mereka tetap sanggup membayar
hutangnya.
Pada bulan Oktober 2001, jatuhnya harga saham Enron, bobot kerugian yang
diderita oleh SPE perusahaan yang besar, dan kekhawatiran yang diangkat oleh auditor
Andersen memaksa para eksekutif perusahaan untuk bertindak. Manajemen Enron
mengambil alih kendali dan kepemilikan beberapa SPE perusahaan yang bermasalah
dan memasukkan data laporan keuangan mereka yang suram ke dalam laporan
keuangan konsolidasian Enron. Keputusan ini menyebabkan kerugian besar yang
dilaporkan oleh Enron pada musim gugur 2001 dan pernyataan kembali terkait
pendapatan perusahaan selama lima tahun sebelumnya. Pada tanggal 2 Desember 2001,
perusahaan New Age yang telah bertransformasi mengajukan petisi kebangkrutannya
dengan gaya New Age melalui Internet. Hanya enam bulan sebelumnya, Jeffrey Skilling
sangat bersemangat ketika mengomentari hasil kuartal pertama Enron untuk tahun 2001.
Sebagai otoritas penegak hukum, komite investigasi Kongres, dan jurnalis bisnis
membongkar banyak dokumen Enron yang menjadi tersedia untuk umum selama awal
2002, praktik akuntansi dan pelaporan keuangan yang kejam yang telah digunakan oleh
perusahaan muncul. Penggunaan SPE secara kreatif oleh Enron menjadi sasaran utama
kritik.
Pada awal 2002 komite investigasi Kongres, dan jurnalis bisnis mengungkapkan
mengenai bisnis agresif Enron, akuntansi, dan keputusan pelaporan keuangan yang
dilaporkan oleh pers bisnis selama minggu-minggu yang menciptakan badai kemarahan
dan kritik yang ditujukan kepada eksekutif kunci Enron, terutama Kenneth Lay, Jeffrey
Skilling, dan Andrew Fastow.
Baik Kenneth Lay dan Andrew Fastow menggunakan hak Amandemen kelima
mereka terhadap tindakan memberatkan diri sendiri ketika diminta untuk bersaksi di
depan Kongres pada awal 2002. Namun demikian, kurangnya jawaban yang diberikan
oleh orang dalam Enron untuk akuntansi utama dan pertanyaan terkait pelaporan
keuangan akhirnya menyebabkan penyelidik Kongres, pers bisnis, dan publik untuk
memusatkan perhatian mereka, pertanyaan mereka, dan cemoohan mereka pada firma
audit independen Enron yaitu Andersen. Pihak-pihak ini bersikeras bahwa perwakilan
Andersen menjelaskan mengapa audit mereka atas Enron gagal menghasilkan laporan
keuangan yang lebih transparan dan tidak dapat diandalkan untuk perusahaan. Lebih
tajam lagi, para kritikus tersebut menuntut agar Andersen menjelaskan bagaimana ia
mampu mengeluarkan opini audit yang tidak memenuhi syarat atas laporan keuangan
Enron selama 15 tahun masa jabatannya sebagai firma audit independen perusahaan.

D. Say It Aint’t So Joe (Jangan Katakan Begitu, Joe)


Joseph Berardino menjadi chief executive Andersen. Pada 12 Desember 2001,
Joseph Berardino bersaksi di depan Committee on Financial Services dari Senat
Amerika Serikat. Di awal kesaksiannya, Berardino dengan mudah mengakui bahwa
anggota team pengaudit Enron telah melakukan satu kesalahan besar ketika
menganalisis transaksi besar SPE yang terjadi pada tahun 1999. Menurut Berardino,
ketika staf Andersen menemukan kesalahan ini pada tahun 2001, mereka dengan cepat
memberitahu para eksekutif Enron dan mengatakan pada mereka untuk
“membetulkannya”. Sekitar 20% dari $600 juta restatement pendapatan yang terdahulu
diumumkan oleh Enron pada 8 November 2001, sesuai dengan hal diatas.
Berardino menjelaskan bahwa 80% sisa dari restatement pendapatan tersebut
meliputi SPE lain yang didirikan Enron pada tahun 1997. Hal yang tidak diketahui oleh
para auditor Andersen, bahwa setengah dari aturan minimal 3 persen ekuitas “eksternal”
SPE sebenarnya didanai oleh Enron. Sebagai akibatnya, entitas tidak memenuhi
kualifikasi SPE, yang berarti bahwa data keuangannya seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan konsolidasi Enron. Ketika para staf Andersen menemukan pelangaran
aturan 3% ini di tahun 2001, mereka dengan segera memberitahu staf akuntansi Enron.
Andersen juga memberitahu komite audit perusahaan bahwa kegagalan para staf Enron
untuk mengungkapkan sumber dana awal SPE dapat ditafsirkan sebagai tindakan
melawan hukum berdasarkan The Securities Exchange Act of 1934. Berardino secara
tidak langsung menyatakan bahwa ketidakjujuran klien terkait SPE ini membebaskan
Andersen dari tanggung jawab atas kesalahan pelaporan keuangan dan akuntansi yang
dikaitkan dengan entitas tersebut. Berardino juga menjelaskan pada Kongres bahwa
para auditor Andersen hanya mempunyai keterlibatan yang minim dalam transaksi-
transaksi yang akhirnya menghasilkan penurunan ekuitas para pemilik sebesar $1,2
milyar yang dilaporkan oleh Enron pada 16 Oktober 2001. Kebanyakan dari transaksi-
transaksi tersebut terjadi pada awal tahun 2001. Andersen belum mengaudit laporan
keuangan kuartalan 2001 yang dibuat setelah pencatatan awal transaksi-transaksi
tersebut.
Laporan publik bahwa Andersen memperoleh sekitar $52 juta fee dari Enron pada
tahun 2000, hanya $25 juta yang berhubungan langsung dengan audit tahun 2000, 6
menyebabkan ruang lingkup isu tersebut muncul kembali. Kritikus telah menuduh
bahwa fee konsultasi yang besar dari perusahaan akuntansi dari klien auditnya telah
membahayakan independensi perusahaan itu. Sumber kedua kritik yang diarahkan pada
Andersen muncul dari dugaan atas peran penting perusahaan tersebut pada perlakuan
akuntansi dan pelaporan keuangan Enron yang agresif untuk transaksi-transaksi SPE-
nya. The Power Report menerbitkan suatu laporan kepada publik pada februari 2002
yang menghasilkan banyak kritik ini.
Sumber dari hal yang paling memalukan Berardino dan para koleganya di Andersen
adalah upaya-upaya yang terpublikasi luas dari Kantor Andersen di Houston untuk
menghancurkan sejumlah besar dokumen yang terkait dengan berbagai audit Enron.
Pada 17 Januari 2002, Kenneth Lay mengeluarkan sebuah press release yang
melaporkan bahwa perusahaannya telah memutuskan untuk memecat Andersen sebagai
perusahaan audit independennya.
Selama menghadapi mimpi buruk dengan publik yang dihadapi Andersen setelah
pengajuan kebangkrutan Enron, suatu taktik utama yang diadopsi oleh Joseph Berardino
adalah untuk bersikeras bahwa keputusan bisnis yang buruk, bukan kesalahan dari pihak
Andersen yang bertanggung jawab atas kejatuhan Enron dan kerugian besar yang
diderita oleh investor, kreditor dan pihak lainnya. Namun pernyataan itu gagal
menghasilkan simpati bagi Andersen.

E. Ridicule and Retrospection (Ejekan dan Retrospeksi)


Pada akhir Maret 2002, Joseph Berardino secara tak terduga mengundurkan diri
sebagai CEO Andersen setelah gagal melakukan negosiasi untuk melakukan merger
Andersen dengan salah satu the Big Five. Hilangnya para klien yang cukup
mengejutkan ini memaksa Andersen untuk memberhentikan 25% staffnya pada
pertengahan April. Tak lama setelah pengumuman pemberhentian ini, staf Departemen
Kehakiman AS menyatakan bahwa David Duncan, mantan partner yang mengaudit
Enron, bersalah atas penghalangan penegakan hukum dan setuju untuk bersaksi untuk
melawan mantan perusahaannya (Andersen). Pengakuan Duncan menjadi bukti yang
mematikan bagi Andersen. Pada Juni 2002, juri Federal menyatakan bahwa perusahaan
bersalah atas penghambatan penegakan hukum. Hal ini secara efektif mengakhiri karir
gemilang Andersen dalam profesi akuntansi AS.
Beberapa bulan dan tahun kemudian, sejumlah staf Enron menghadapi tuntutan
pidana yang diajukan oleh para penegak hukum Federal, diantaranya Kenneth Lay,
Jeffrey 7 Skilling, dan Andrew Fastow. Pada 2004, Fastow diputus bersalah atas
konspirasi untuk mengeluarkan sekuritas yang palsu serta tuntutan yang lainnya.
Tuntutan pidana terhadap Lay dan Skill masih belum selesai.
Setelah skandal Enron terungkap, FASB menetapkan Pelaporan Akuntansi dan
Keuangan bagi SPE. Pada tahun 2002, kongres menerbitkan Sarbanes Oxley Act untuk
memperkuat pelaporan keuangan bagi perusahaan publik yang pada dasarnya
memperbaiki kekuatan dan kualitas independen audit. Diantara beberapa peraturan
lainnya, Sarbanes Oxley Act membatasi tipe jasa konsultasi yang dapat diberikan
auditor independen kepada kliennya dan mengharuskan perusahaan publik untuk
membuat laporan tahunan mengenai kualitas kontrol internalnya. Perubahan yang paling
mendasar dalam profesi akibat skandal Enron adalah diciptakannaya satu badan Federal
baru yaitu The Public Companies Accounting Oversight Board untuk melihat proses
pembuatan aturan untuk fungsi audit independen.
REFERENSI
Gayatri. 2020. Etika Bisnis & Profesi. Yogyakarta: AG Publisher
Thian, Alexander. 2021. Dasar-dasar Auditing, Integrated and Comprehensive Edition.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2020. Kode Etik Profesi Akuntan Publik Edisi
2020. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai