Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN PROFESI


“PERAN ETIKA DALAM MENCIPTAKAN AKUNTAN YANG BERKUALITAS”

Disusun oleh:
Khusna Miftakhul R. (142180172)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan
sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam
kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai
keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam
kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.

Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup
bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat
dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan,
tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik
secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral.

Sedangkan Akuntan adalah julukan atau gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah
menempuh pendidikan sarjana di fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan telah lulus
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Memiliki profesi sebagai akuntan bisa disejajarkan
dengan profesi sebagai ahli hukum, insinyur, notaris, ahli hukum, dsb. karena tugas dasar dari
seorang akuntan adalah untuk mengawasi, menghitung, dan membuat laporan keuangan suatu
lembaga, instansi, atau perusahaan. Akuntan yang berkualitas adalah akuntan yang
menjalankan profesinya sesuai dengan etika akuntan yang telah diatur dan yang dianutnya,
juga yang memberikan jasanya kepada klien dengan mengedepankan etika dalam bekerja.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan batasan dan rumusan masalah sebagai
berikut :

Bagaimana prinsip-prinsip dari etika akuntan?

Bagaimana peran etika akuntan?

Faktor-faktor apa saja yang membuat akuntan dapat dikatakan berkualitas?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan tentang
etika dalam profesi akuntan dengan berbagai prinsip dan tujuannya. Dan untuk mendapatkan
nilai sempurna pada mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi.

D. Manfaat Pembuatan Makalah

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca memiliki dan mengerti akan
wawasan yang utuh mengenai prinsip-prinsip, tujuan , serta peran etika akuntan sehingga
dapat mengaplikasikannya dalam dalam profesinya yang berkenaan dengan akuntan.

E. Metode Pembuatan Makalah

Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :

Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang kami bahas.

Pencarian ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas melalui Internet
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir . Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata),
etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000). Untuk menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis
etika (Bertens, 2000):

a) Etika sebagai Praktis

Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan
walaupun seharusnya dipraktekkan.

Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.

b) Etika sebagai Refleksi

Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya.

Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.

Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.

2. PENGERTIAN AKUNTANSI
Akuntansi adalah seni untuk mencatat, meringkas, menganalisis, dan melaporkan data yang
berkaitan dengan transaksi keuangan dalam bisnis atau perusahaan. Untuk praktisi dalam
bidang ini disebut dengan akuntan.
Akuntansi sendiri juga telah disebut “bahasa bisnis”untuk mengukur hasil kegiatan ekonomi
dalam organisasi dan menyampaikan informasi ini kepada berbagai pihak, termasuk investor,
kreditor, manajemen, dan regulator.

Sejarah ilmu akuntansi sudah berusia ribuan tahun dan dapat ditelusuri ke peradaban
kuno.Perkembangan awalnya adalah pada Mesopotamia kuno dan terkait erat dengan
perkembangan dalam penulisan, penghitungan dan sistem uang.

Ada juga bukti bentuk awal pembukuan berasal pada masa Iran kuno dan sistem audit
berawal oleh penduduk Mesir dan Babilonia kuno. Pada masa Kaisar Augustus, pemerintah
Romawi juga memiliki akses ke informasi keuangan terperinci.

Pembukuan entri ganda dipelopori dalam komunitas Yahudi di Timur Tengah abad
pertengahan awal dan selanjutnya disempurnakan di Eropa abad pertengahan. Karya pertama
tentang sistem pembukuan entri ganda diterbitkan di Italia, oleh Luca Pacioli yang dikenal
sebagai bapak akuntansi.

Akuntansi mulai beralih ke profesi terorganisir pada abad kesembilanbelas dan membentuk
badan bernama Institute of Chartered Accountants yang membawahi para profesional di
Inggris pada tahun 1880.

PROSES DALAM AKUNTANSI


Seperti yang dijabarkan diatas, akuntansi adalah adalah sekumpulan proses yang berkaitan
dengan proses keuangan yang terjadi pada bisnis atau organisasi. Prosesnya terdiri dari
mencatat, meringkas, menganalisis, dan melaporkan data. Berikut adalah penjelasan keempat
proses tersebut.

MENCATAT
Proses pertama dan terpenting dalam sebuah proses akuntansi adalah pencatatan berbagai
transaksi yang dibuat dalam perusahaan. Ini juga dapat disebut sebagai pembukuan yang
merupakan proses mengenali transaksi dan memasukannya sebagai catatan.
Pembukuan hanya berkaitan dengan segmen pencatatan dan tidak ada yang lain. Dalam
akuntansi sendiri biasanya terdiri dari banyak pembukuan guna kepentingan pencatatan yang
terperinci. Pemeliharaan prosedur ini terjadi secara sistematis.

Berikut adalah 3 tahap pencatatan transaksi keuangan :

Menggunakan sistem yang akan membantu Anda dalam mengelola catatan keuangan.
Melacak transaksi keuangan secara terperinci.
Menggabungkan laporan untuk menyajikan dalam satu set pada akhir laporan keuangan.

MERINGKAS
Data mentah umumnya merupakan hasil pencatatan transaksi. Namun, data mentah ini tidak
terlalu penting bagi organisasi. Data mentah tidak memiliki arti yang berarti dalam proses
pengambilan keputusan.

Disinilah kerja seorang akuntan, membagi data mentah ini menjadi beberapa kategori dan
menerjemahkannya. Jadi setelah melakukan pencatatan transaksi kemudian bisa
ditindaklanjuti dengan meringkas.

PELAPORAN
Urusan di perusahaan adalah sepenuhnya tanggung jawab manajemen. Pemilik bisnis harus
tahu tentang berbagai operasi yang terjadi dalam perusahaan dan bagaimana perusahaan
menggunakan uang mereka.

Untuk mengatasi hal ini, pemilik menerima laporan keuangan. Mereka menerima laporan ini
setiap bulanan, tiga bulanan dan laporan tahunan yang merangkum semua kinerja mereka.

MENGANALISA
Pada akhirnya, menganalisa adalah akhir dari setiap proses yang telah Anda lakukan. Setelah
merekam dan ringkasan, sangat penting untuk menarik kesimpulan dalam sebuah bisnis.
Manajemen bertanggung jawab untuk memeriksa poin positif dan negatif.
Oleh karena itu, untuk menganalisis semua ini, akuntansi memperkenalkan konsep
perbandingan. Membandingkan laba, penjualan, ekuitas, dan sebagainya satu sama lain untuk
menentukan dan menganalisis kinerja, mengambil keputusan dan membuat pertumbuhan
suatu organisasi bisnis

3. PENGERTIAN AKUNTAN
Akuntan adalah julukan atau gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah menempuh
pendidikan sarjana di fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan telah lulus Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk). Memiliki profesi sebagai akuntan bisa disejajarkan dengan profesi
sebagai ahli hukum, insinyur, notaris, ahli hukum, dsb. karena tugas dasar dari seorang
akuntan adalah untuk mengawasi, menghitung, dan membuat laporan keuangan suatu
lembaga, instansi, atau perusahaan.
KEAHLIAN AKUNTAN
Seseorang dengan profesi akuntan biasanya memiliki berbagai keahlian, yaitu sebagai
berikut:
• Akuntansi biaya
• Pengauditan
• Sistem akuntansi
• Akuntansi keuangan
• Teori akuntansi
• Sistem informasi manajemen
• Perpajakan
MACAM-MACAM PROFESI AKUNTAN
Berikut adalah jenis-jenis profesi akuntan yang masih ada hingga saat ini, di antaranya
adalah:
 Akuntan Perusahaan
Akuntan perusahaan adalah seorang akuntan yang mengabdikan diri atau bekerja pada suatu
organisasi atau perusahaan. Beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh akuntan perusahaan
antara lain adalah menyusun anggaran perusahaan, menyusun laporan akuntansi tertuju untuk
pihak di luar perusahaan, menyusun sistem akuntansi, dan mengurus permasalahan pajak.
 Akuntan Publik
Akuntan publik merupakan seorang akuntan yang bertugas untuk melayani masyarakat dalam
lingkup publik dan sedang memerlukan jasa akuntan. Beberapa pekerjaan yang harus
dilakukan oleh akuntan publik antara lain adalah memeriksa laporan keuangan, menyusun
sistem akuntansi dan jasa lainnya secara independen.
 Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah seorang akuntan yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan
milik pemerintah. Biasanya, akuntan pemerintah bekerja untuk memeriksa dan mengawasi
aliran keuangan negara dan membuat rancangan sistem akuntansi tertuju untuk pemerintah.
 Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah seorang akuntan yang bekerja di lembaga-lembaga bidang
pendidikan. Beberapa tugas yang harus dilaksanakan akuntan pendidik antara lain adalah
membuat dan merancang kurikulum pendidikan akuntansi, mengajar akuntansi, dan
melakukan penelitian di bidang ilmu akuntansi.

4. ETIKA PROFESI AKUNTAN

Prinsip Etika Profesi Akuntan dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan.
Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan
merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Adapun prinsip – prinsip tersebut adalah :

1.  Tanggung Jawab Profesi.

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai
jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama
dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2.  Kepentingan Publik.


Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi
akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan
yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia
bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini
menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik
didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara
keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam
menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

3.  Integritas.

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik
tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.

4.  Obyektivitas.

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5.  Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati – hati, kompetensi
dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa
profesional dengan sebaik – baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan
pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

6.  Kerahasiaan.

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat – sifat
dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan dimana informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota
mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi
kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7.  Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi
kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati – hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang – undangan yang relevan.

Etika profesi akuntan diatas dibuat untuk menjadi panduan bersama dan mengharumkan
nama baik akuntan sebagai jasa yang profesional. Penyimpangan yang dilakukan oleh oknum
akuntan yang tidak bertanggungjawab dikhawatirkan akan mempengaruhi citra baik
kredibilitas akuntan dimata publik. Jadi, bagi Anda seorang pengusaha yang membutuhkan
jasa akuntan ada baiknya juga mengetahui etika profesi akuntan ini agar menjadi standar
Anda ketika bekerjasama dengan seorang akuntan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam persaingan dunia usaha sekarang ini apapun akan dilakukan sebuah unit usaha agar
tetap bisa menjadi pimpinan pasar atau sekadar menjatuhkan saingan terdekatnya. Salah satu
alternatif dalam melakukan kegiatan yang tidak terpuji tersebut bisa dengan melibatkan jasa
seorang akuntan.

Namun bagaimanapun juga jika seorang akuntan berpegang teguh pada etika profesinya
sebagai akuntan dan bersikukuh untuk tetap menjalankan atau memberikan jasanya dengan
berlandaskan etika yang baik, maka berbagai hal menyimpang yang bisa mempengaruhi karir
seorang akuntan tersebut dapat dihindari.

Maka dari itulah pentingnya etika dalam mewujudkan akuntan yang berkualitas, etika profesi
akuntan maupun etika berkehidupan sehari – hari yanag baik pasti sangat berpengaruh pada
kualitas seorang akuntan. Dengan etika profesi maupun etika beradab yang baik, akan
mempengaruhi tingkat kepercayaan klien terhadap seorang akuntan dan tentu akan menjadi
nilai tambah tersendiri bagi seorang akuntan.

B. SARAN

Perlu adanya kesadaran didalam hati para akuntan yang ingin menerapkan etika didalam
profesinya agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada pelayanan
jasanya itu dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada akuntan
yang melanggar etika profesi akuntan tersebut, sehingga etika di dalam profesi akuntan pun
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

www.coursehero.com. (18 september 2019). Pengertian Etika. diakses pada tanggal 6 Mei
2020. https://www.coursehero.com/file/33432728/Pengertian-Etikadocx/

www. cpssoft.com. (10 Juni 2019). Pengertian Akuntansi Secara Lengkap dan Mendalam.
diakses pada tanggal 6 Mei 2020. https://cpssoft.com/blog/akuntansi/pengertian-akuntansi-
lengkap/

kamus.tokopedia.com. (12 mei 2017). Akuntan. diakses pada tanggal 6 Mei 2020.
https://kamus.tokopedia.com/a/akuntan/

Anda mungkin juga menyukai