Dian Cahyaningrum1
Abstrak
Kata Kunci: Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/
GCG), Badan Usaha Milik Negara, Persero, UU No. 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara, dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
I. Latar Belakang
1
Peneliti Muda Bidang Hukum Ekonomi pada Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi
(P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI, alamat e-mail: cahyaningrum@yahoo.com.
2
Privatisasi adalah penjualan saham Persero baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak
lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara
dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat (Pasal 1 angka 12 UU No.
19 Tahun 2003).
3
Kemal Syamsuddin (Pemerhati Kebijakan Publik dan Direktur Eksekutif Institute for National),
“Peran BUMN Mengatasi Pengangguran”, http://www.freelists.org/post/nasional_list/ppiindia-
Peran-BUMN-Mengatasi-Pengangguran,1, diakses tanggal 18 Februari 2009.
4
Ibrahim R, “Landasan Filosofis dan Yuridis Keberadaan BUMN: Sebuah Tinjauan”, Jurnal Hukum
Bisnis, volume 26-No.1-Tahun 2007, hal. 5-14.
5
BAB 20 Peningkatan Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), http://www.bappenas.go.id/
index.php?module=Filemanager&func=download&pathext=ContentExpress/RKP%202008/
Rancangan%20Awal/Buku2/&view=Bab%2020%20-%20Narasi.pdf, diakses tanggal 20 Februari
2009
6
Globaliasasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai mendunianya kegiatan ekonomi dan keterikatan
ekonomi. Kegiatan perekonomian tidak lagi mengenal batas kenegaraan, bukan lagi sekedar
internasional tapi bahkan transnasional. Transnasionalisasi kegiatan perekonomian tersebut tidak
hanya terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, melainkan meluas ke aspek produksi
dan pemasaran, bahkan sumber daya manusia. Konsekuensi dari semua ini, perekonomian antar
negara semakin berkaitan erat dengan peristiwa ekonomi di sebuah negara yang akan dengan
cepat dan mudah merambah ke negara-negara lain (Dumairy, “Perekonomian Indonesia, Jakarta:
PT Erlangga. 1996, hal. 10).
7
Kinerja BUMN, http://www.kapanlagi.com/h/0000148337.html, Kamis, 14 Desember 2006, diakses
tanggal 13 Februari 2008.
8
“Sejarah Timbulnya Corporate Governance”, ditulis pada 9 Oktober 2007 oleh Onvalue, http://
fe.elcom.umy.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=2109, diakses tanggal 30 Juli 2009.
9
Ibid
10
Ibid
11
Mishardi Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas dalam Rangka Good Corporate Gover-
nance, Jakarta: UI Press, 2002, hal. 39-40.
12
Budi Agus Riswandi, “Percepatan Implementasi GCG dalam Pengelolaan BUMN: (Strategi dan
Upaya Pemberantasan Korupsi di Badan Usaha Milik Negara)”, Jurnal Keadilan, Vol. 4 No. I,
Tahun 2005/2006, hal.8-17
13
I Ketut Mardjana,”Corporate Governance dan Privatisasi,” Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol. 1,
No. 2 (Oktober-Desember 2002, hal 30-31.
14
Good Corporate Governance, http://one.indoskripsi.com/node/7061, diakses 27 Agustus 2009.
15
Ibid.
IV. Pengaturan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Persero dalam
UU No. 19 Tahun 2003 dan UU No. 40 Tahun 2007
16
Ibid
17
Lihat Pasal 4 UU No. 40 Tahun 2007 dan Pasal 3 UU No. 19 Tahun 2003, yang mengamanatkan
perusahaan untuk tunduk pada peraturan perundang-undangan.
18
Wawancara dilakukan dengan Haryadi Sukamdani {Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO)}, Laporan Hasil Penelitian tentang “Membangun Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, penelitian dilakukan pada Mei-September 2008.
19
Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku
pemegang saham negara pada Persero dan pemilik modal pada Perum dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan (Pasal 1 angka 5 UU No. 19 Tahun 2003).
20
lihat Pasal 91 UU No. 19 Tahun 2003
20
Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag. I), 17 Januari 2008, http://www.madani-
ri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosial-perusahaan-bag-i/, diakses tanggal 19
Maret 2009.
476 Kajian Vol 14 No.3 September 2009
Kewajiban Persero untuk melaksanakan CSR juga diatur dalam Pasal
74 UU No. 40 Tahun 2007 yang menyebutkan “Perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Adapun yang
dimaksud dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam ketentuan ini
adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya (Pasal 1 angka 3). Tanggung jawab sosial dan
lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhitungkan kepatutan
dan kewajaran. UU bahkan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bagi Perseroan yang tidak melaksanakannya.
Dengan adanya pengaturan tata kelola perusahaan yang baik dalam
UU No. 19 Tahun 2003 dan UU No. 40 Tahun 2007 yang dapat dijadikan sebagai
pedoman atau landasan hukum dalam pengelolaan Persero, diharapkan Persero
benar-benar menjadi perusahaan yang sehat dan berdaya saing tinggi sehingga
benar-benar bermanfaat bagi rakyat dan dapat mencapai tujuan sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam UU No.19 Tahun 2003.
21
Penjelasan UU No. 19 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4297.
22
Wawancara dilakukan dengan Haryadi Sukamdani (Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indone-
sia/APINDO), op. cit.
23
Kinerja BUMN, op.cit.
24
Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, Evaluasi Penerapan prinsip-Prinsip Good Corporate Gover-
nance pada BUMN dan BUMD, Info Kajian Lembaga Administrasi Negara, Volume 1, No. 1, Juli
2006, Jakarta: Biro POK Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2006, hal. 1-10.
25
Daniri, Corporate Governance Gagal?, http://www.madani-ri.com/2008/11/06/corporate-gov-
ernance-gagal/, diakses tanggal 30 Juli 2009.
26
Selain di Indonesia, sifat hukum pelaksanaan GCG yang lunak juga diterapkan di Inggris dan
Australia.
27
Wawancara dilakukan dengan Amir (Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo),
Laporan Hasil Penelitian tentang “Membangun Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)”, penelitian dilakukan pada Mei-September 2008.
28
Ibid.
29
Lihat: Pasal 16 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2003
30
Ibid
31
Badan Usaha Milik Negara Diduga Korupsi Rp 10 Triliun, http://www.komisiyudisial.go.id/
index2.php?option=isi&do_pdf=1&id=1483, diakses tanggal 18 Februrai 2009.
32
Ibrahim R, “Landasan Filosofis dan Yuridis Keberadaan BUMN: Sebuah Tinjauan”, op.cit.
33
Peran Negara dan Pasar Harus Dipisah Politisasi Rugikan BUMN, Media Indonesia, 23 Juni
2005
34
Aditiawan Chandra (Pegawai BUMN), Mengelola BUMN dalam Kemelut Campur Tangan
Stakeholder, diarsipkan di bawah BUMN, Politik, Taktik Manajemen oleh Aditiawan, 25 Januari
2007, http://businessenvironment.wordpress.com/2007/01/25/mengelola-bumn-dalam-kemelut-
campur-tangan-stakeholders/. Diakses 18 Februari 2009.
35
Ibid
36
Kinerja BUMN, op.cit.
A. Kesimpulan
37
Lembaga Studi dan Advokasi untuk Perlindungan Aset Negara, “Surat Terbuka untuk Presiden
RI, Menteri Ekonomi, Menneg BUMN, Kebijakan Pemerintah untuk Menyehatkan BUMN
Kontradiktif”. http://www.opensubscriber.com/message/mediacare@yahoogroups.com/
8507588.html, Jakarta, 28 Januari 2008. diakses 18 Februari 2009.
B. Saran
A. Buku:
B. Peraturan Perundang-undangan
C. Surat Kabar