PEN D A HU L UA N
M ateri pada modul ini secara umum berkaitan dengan konsep dasar
auditing dan profesi akuntan publik. Dalam modul ini Anda akan dapat
memahami konsep dasar auditing dan berbagai hal yang terkait dengan
profesi akuntan publik, yang jasanya sangat dibutuhkan oleh manajemen
perusahaan maupun oleh para investor. Untuk dapat lebih memahami hal
tersebut, pertama-tama akan diuraikan mengenai definisi auditing dan jenis-
jenis auditing, selanjutnya dijelaskan latar belakang berkembangnya profesi
akuntan publik, yang kemudian akan disertai dengan penjelasan berbagai hal
yang terkait profesi akuntan publik itu sendiri.
Dalam Kegiatan Belajar 1 akan dijelaskan mengenai konsep dasar
auditing dimulai dari latar belakang timbulnya auditing karena adanya
information risk, di mana information risk tersebut merefleksikan
kemungkinan bahwa informasi yang menjadi dasar pengambilan keputusan
bisnis ternyata tidak akurat. Auditing dapat didefinisikan sebagai “Suatu
proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk meyakinkan
tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Evidence atau bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh
auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit disajikan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Auditor harus qualified dalam memahami
kriteria yang digunakan dan harus kompeten dalam memahami jenis dan
jumlah bukti yang harus dikumpulkan untuk memperoleh kesimpulan yang
tepat setelah bukti-bukti tersebut diperiksa.
Selanjutnya dalam Kegiatan Belajar 2 dijelaskan mengenai timbul dan
berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara yang sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di
negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang
sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya,
1.2 Auditing IA
namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai
perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya
berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan
berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan
investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen
perusahaan.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat,
yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa non-assurance. Jasa assurance
adalah jasa profesional independen yang memberikan nilai dalam
meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri
dari audit, pemeriksaan (examination), reviu, dan prosedur yang disepakati
(agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat,
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi
suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Jasa non-assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh
akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan; contoh jasa
non-assurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa
kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat
memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk
memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Dengan kata lain, information
risk yang dijelaskan di awal pembahasan dapat dihindari.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam suatu entitas
berupa kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang
diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi,
akuntansi dan reviu, dan jasa konsultasi.
Di dalam pembahasan baik pada Kegiatan Belajar 1 maupun pada
Kegiatan Belajar 2 akan disajikan pula contoh-contoh soal serta cara
penyelesaiannya, hal ini dimaksudkan agar lebih memudahkan di dalam
memahami apa yang diuraikan sehingga di dalam praktik sehari-hari nanti
lebih mudah menerapkan apa telah dipelajari dalam modul ini.
PAJA3337/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Auditing
Hubungan antara ketiga pihak ini memunculkan tiga fungsi dalam audit,
yaitu:
1. Hubungan antara pihak pertama dengan pihak kedua memunculkan
fungsi audit.
2. Hubungan antara pihak kedua dengan pihak ketiga memunculkan fungsi
pertanggungjawaban.
3. Hubungan antara pihak pertama dengan pihak ketiga memunculkan
fungsi pengesahan.
B. JENIS-JENIS AUDIT
Berdasarkan tujuan atau objek audit, audit dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Audit Umum/Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan yang disajikan klien atas dasar prinsip akuntansi yang berlaku.
PAJA3337/MODUL 1 1.7
Audit ini biasanya dilakukan oleh akuntan publik (external auditor). Ukuran
kesesuaian yang digunakan di sini adalah kewajaran (fairness), misalnya
kewajaran laporan keuangan yang diukur atas dasar prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Accumulates and
evaluates evidence Established criteria
Gambar 1.1
Bagan Alur Audit Laporan Keuangan
C. TUJUAN AUDIT
2. Kelengkapan (Completeness)
Kelengkapan berarti semua transaksi dan akun-akun yang seharusnya
tercatat dalam laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan
berlawanan dengan asersi keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar
maka akun akan dinyatakan terlalu tinggi, sementara jika asersi kelengkapan
tidak benar, maka akun akan dinyatakan terlalu rendah. Asersi kelengkapan
berkaitan dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan
dalam laporan keuangan, sedangkan asersi keberadaan berkaitan dengan
penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
1.10 Auditing IA
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
3. Standar Pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
PAJA3337/MODUL 1 1.17
1. Standar Umum
”Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Dalam
melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor
harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan
bidang auditing. Setiap auditor independen yang menjadi penanggung jawab
suatu perikatan harus menilai dengan baik kedua persyaratan tentang
pendidikan formal auditor independen dan pengalaman profesional di dalam
menentukan luasnya supervisi dan reviu terhadap hasil kerja para asistennya.
”Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini
mengharuskan auditor bersikap independen di mana tidak mudah dipengaruhi
oleh karena dalam melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.
Dengan begitu tidak ada istilahnya memihak kepada kepentingan pihak-pihak
tertentu. Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada
manajemen dan pemilik perusahaan namun juga kepada kreditur dan pihak-
pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan auditor independen.
Kepercayaan masyarakat umum dirasa sangat penting mengingat jika
kepercayaan masyarakat menurun maka ada indikasi pemikiran tentang
ketidakindependensi auditor tersebut. Untuk diakui oleh pihak lain sebagai
orang yang independen maka ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap
kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya. Untuk
menekankan independensi auditor dari manajemen maka penunjukan auditor
di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum
pemegang saham atau komite audit.
”Dalam melaksanakan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.
Penggunaan kemahiran profesional dengan cemat dan seksama menyangkut
1.18 Auditing IA
3. Standar Pelaporan
”Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.
Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah padanan kata dari frase
generally accepted accounting principle di mana suatu istilah teknis
akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan
untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu
pada saat tertentu. Untuk laporan keuangan yang didistribusikan kepada
umum di Indonesia harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
”Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya”. Tujuan standar konsistensi adalah untuk
memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara
dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi
maka auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya.
Perubahan dalam prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas
laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam laporan auditor independen
dengan cara menambahkan paragraf penjelas yang disajikan setelah paragraf
pendapat.
”Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor”. Auditor harus
mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus
diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahui pada saat
audit. Bila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang
seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam
laporannya.
”Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan maka laporan auditor harus memuat
1.20 Auditing IA
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”.
Standar Auditing
Pernyataan tentang
kesesuaian laporan
keuangan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku
Keahlian dan Pelatihan umum
Perencanaan dan supervisi
teknis yang memadai
Audit
Pernyataan mengenai
Independensi dalam sikap ketidak konsistenan
Pemahaman yang memadai
Mental penerapan prinsip akuntansi
atas pengendalian intern
yang berlaku umum
Penggunaan kemahiran
Bukti audit kompeten yang
profesional dengan cermat Pengungkapan informatif
cukup
dan seksama dalam laporan keuangan
Gambar 1.2.
Hierarki Standar Auditing
C. STANDAR ATESTASI
1. Standar Umum
a. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
b. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan
dengan asersi.
c. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan
untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada:
1) Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah
ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam
penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya.
2) Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten
dan rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
d. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
e. Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan pelaksanaan perikatan tersebut.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan
sifat perikatan atestasi yang bersangkutan.
b. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah
asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau
kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
c. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
d. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang
disusun berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu
1.22 Auditing IA
Berikut ini adalah standar umum tambahan untuk semua jasa konsultasi
yang ditetapkan karena kekhususan sifat jasa konsultasi yaitu kesepakatan
dengan klien dapat menjadi pembatas bagi praktisi dalam pelaksanaan
tugasnya.
1. Kepentingan klien. Dalam setiap perikatan, praktisi harus melayani
kepentingan klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kesepakatan dengan klien dengan tetap mempertahankan integritas dan
objektivitas.
2. Kesepakatan dengan klien. Dalam setiap perikatannya, praktisi harus
mencapai kesepakatan, baik secara lisan maupun tertulis, dengan klien
mengenai tanggung jawab masing-masing pihak dan sifat, lingkup, dan
keterbatasan jasa yang akan disediakan, dan mengubah kesepakatan
tersebut apabila terjadi perubahan signifikan selama masa perikatan.
3. Komunikasi dengan klien. Praktisi harus memberi tahu kliennya
tentang adanya: (a) benturan kepentingan, (b) keraguan signifikan yang
berkaitan dengan lingkup dan manfaat suatu perikatan, dan (c) temuan
atau kejadian signifikan selama periode perikatan.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
3) Aladin, S.E., Ak. adalah seorang auditor. Aladin adalah menantu Bapak
Abu Nawas, direktur PT. Fantasi. Saat ini Aladin sedang terikat
penugasan jasa audit laporan keuangan PT. Fantasi. Dalam kasus ini,
Aladin, S.E., Ak. melakukan pelanggaran terhadap ....
A. independency in fact
B. independency in appearance
C. jawaban a dan b betul
D. jawaban a dan b salah
6) Besaran fee audit dapat dipengaruhi oleh beberapa hal di bawah ini,
kecuali ....
A. kompleksitas perusahaan klien yang diaudit
B. risiko yang terkait dengan penugasan
C. tingkat keahlian yang diperlukan
D. kesimpulan yang akan diberikan auditor atas kewajaran informasi
dalam laporan keuangan
Tes Formatif 2
1) D. Kode etik profesi akuntan publik adalah pedoman bagi para akuntan
publik untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif.
Anggota Ikatan Akuntan Indonesia perlu melakukan tugasnya secara
bertanggung jawab agar jasa yang diberikan tetap dapat dipercaya
oleh masyarakat.
2) B. Independency in fact adalah sikap mental independen dalam fakta
(artinya anggota KAP tersebut bersikap tidak memihak dalam
melakukan pemeriksaan, pengevaluasian dan penerbitan laporan
audit).
3) B. Independency in appearance adalah sikap mental independen dalam
penampilan (artinya anggota KAP tersebut bersikap menghindari
penafsiran/prasangka orang lain mengenai independensinya).
4) C. Standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia terdiri dari sepuluh Standar yang dikelompokkan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Standar Umum:
1) Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai
2) Independensi dalam sikap mental
3) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan
seksama
b. Standar Pekerjaan Lapangan:
1) Perencanaan dan supervisi audit
2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern
3) Bukti audit kompeten yang cukup
c. Standar Pelaporan:
1) Pernyataan tentang kesesuaian laporan keuangan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
2) Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi yang berlaku umum
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
4) Pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan
5) B. Standar Umum:
1) Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai
2) Independensi dalam sikap mental
3) Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
PAJA3337/MODUL 1 1.33
Glosarium
Daftar Pustaka
Elder, Randal J.; Beasley, Mark S., and Arens, Alvin A. (2010). Auditing
and Assurance Services: An Integrated Approach. Pearson Prentice
Hall.