Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ratri Kirana Ayuning Dewanti

Nim : 2202040042
Prodi : Akutansi (AK 2)

RASUME PEMERIKSAAN AKUTANSI


(Audit Laporan Keuangan Historis dan Laporan Auditor Independen)

LATAR BELAKANG PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN


Audit laporan keuangan adalah penilaian atas suatu perusahaan atau badan hukum lainnya (termasuk
pemerintah) sehingga dapat dihasilkan pendapat yang independen tentang laporan keuangan yang relevan,
akurat, lengkap dan disajikan secara wajar. Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi
pihak internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit mrmiliki keterbatasan tertentu dan
beberapa penyimpangan dari standar laporan audit dan auditor harus mengetahui semuanya.
Masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan pengguna laporan keuangan (pengambil keputusan ekonomi)
dihadapkan pada informasi yang semakin tidak bisa dipercaya. Dalam konteks audit atas laporan keuangan, para
pengambil keputusan (kreditur, investor, dan pengguna laporan keuangan lainnya) dihadapkan pada informasi
keuangan yang disajikan oleh manajemen dalam bentuk laporan keuangan. Agar dan digunakan untuk berbagai
kepentingan yang berbeda (yang sebagian diantaranya merupakan pihak di luar manajemen), maka laporan
keuangan harus disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan Keuangan yang berlaku. Para pengguna laporan
keuangan terkadang meragukan kewajaran informasi yang tertuang dalam laporan keuangan yang disusun
manajemen karena berbagai hal.
Auditor independen ialah merupakan suatu akuntan publik yang bersertifikat atau kantor akuntan publik yang
melakukan audit atas entitas keuangan komersial maupun non kormersial. Profesi auditor yang merupakan suatu
pekerjaan yang berlandaskan pada pengetahuan yang kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan
kemampuan dan latar pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditor dalam menjalankan profesinya yaitu untuk
menyediakan sebuah informasi yang sangat berguna bagi publik untuk suatu pengambilan keputusan ekonomi.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan
perusahaan, sehingga masyarakat pada umumnya, dan para pelaku bisnis pada khususnya, memperoleh infomasi
keuangan yang andal sebagai dasar memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi akuntan juga bertanggung
jawab apabila terjadi manipulasi-manipulasi keuangan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan auditor yaitu pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan auditor
memerlukan pengetahuan pengauditan dan pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi. Selain itu,
menyatakan bahwa akuntan dipandang sebagai suatu profesi karena memiliki iri-ciri berupa: (1) membutuhkan
dasar pengetahuan tertentu untuk dapat melaksanakan pekerjaan profesi tersebut dengan baik (common body of
knowledge), (2) memiliki syaratsyarat tertentu untuk menerima anggota (standard of admittance), (3)
mempunyai kode etik dan aturan main (code of ethic and code of conduct), (4) memiliki standar untuk menilai
pekerjaan (standar of perfomance). Dalam hal ini, berarti di dalam diri seorang akuntan profesional terdapat
suatu sistem nilai atau norma yang mengatur perilaku mereka dalam proses pelaksaan tugas. Pengembangan dan
kesadaran etik atau moral memainkan perang penting dalam semua era profesi akuntansi.

Hubungan Akutansi dengan Pengauditan


Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara
objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengna kriteria yang telah
ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi
pengauditan diatas dapat dikatakan bahwa tidak selalu terdapat hubungan antara pengauditan
dengan akuntansi. Sebenarnya segala macam informasi yang bisa dikuantifikasi dan bisa diverifikasi
akan bisa diaudit, sepanjang terdapat kesepakatan antara auditor dengan pihak yang diaudit
mengenai kriteria yang akan digunakan sebagai dasar untuk menyatakan tingkat kepatuhan
(kesesuaian). Sebagai contoh, auditor bisa diminta untuk mengaudit keefektifan sebuah perusahaan
penerbangan. Kriteria yang biasanya disepakati untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan
semacam itu bisa berupa kecepatan, akselerasi, kecepatan jelajah pada ketinggian tertentu, dan
sebagainya. Kriteriakriteria tersebut bukan merupakan data akuntansi. Namun, dalam sebagian besar
audit terutama audit laporan keuangan memiliki hubungan yang erat dan banyak melibatkan data
akuntansi. Sebagaimana yang kita ketahui akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi,
mengukur, dan mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pelaporan keuangan inilah yang harus dilakukan pengauditan agar meningkatkan rasa percaya pihak-
pihak yang berkepentingan terkait informasi keuangan yang diberikan.
Subyek audit atas laporan keuangan adalah berupa data akuntansi yang ada dalam buku-buku,
catatan, dan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Kebanyakan bukti yang dikumpulkan dan
dievaluasi auditor terdiri dari data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Asersi-asersi tentang
tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menjadi perhatian utama auditor seringkali
merupakan asersi tentang transaksi-transaksi akuntansi dan kejadian akuntansi lainnya, serta saldo-
saldo akun yang merupakan hasil dari transaksi dan kejadian tersebut. Selain itu, kriteria yang
ditetapkan untuk asersi akuntansi pada umumnya adalah kesesuaian dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.Oleh karena itu seorang akuntan pada suatu perusahaan yang ahli di bidang
akuntansi tidak harus mengerti tentang pengauditan, tetapi seorang auditor harus memahami
akuntansi.
Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkarn pengauditan
biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan
proses akuntansi dengan cara melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan
selanjutnya mengomunikasikan hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. di bawah ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara auditing dengan
akuntansi, namun proses akuntansi (mencatat, mengelompokkan, dan meringkas transaksi dalam
bentuk laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku)
berbeda dengan proses auditing (mendapatkan dan mengevaluasi bukti untuk memastikan bahwa
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai