Anda di halaman 1dari 7

Modul 1

AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Radhi Abdul Halim Rachmat

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Mengetahui dan memahami arti dari auditing, ruang lingkup audit, jasa-
jasa yang ditawarkan auditor kepada entitas perusahaan serta
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh auditor, organisasi –
organisasi profesi audit, perbedaan auditing dan akunting serta sebagai
bentuk aplikasi ke dunia kerja.
Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti arti
auditing, profesi akuntan publik, ruang lingkup/jasa-jasa audit yang ditawarkan
oleh KAP serta organisasi – organisasi Profesi Audit.
Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian
audit, perbedaan auditing dan akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan
oleh auditor di KAP, materi auditing I ini merupakan suatu pengantar
materi ke Auditing II dan merupakan acuan dari mata kuliah Pengantar
Akuntansi II

1
PENYAJIAN

Topik : Auditing dan Profesi Akuntan Publik

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan arti dari auditing,
tujuan auditing serta profesi auditor secara umum dan khusus
Petunjuk Pengunaan Modul : Baca dan pahami terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini sebelum dimulai perkuliahan /pemberiaan materi, lalu
diskusikan pada forum yang tersedia dan terakhir kerjakanlah quis
untuk mereview hasil pembelajaran.
Review Modul 1

Pertemuan 1
Auditing dan Profesi Akuntan Publik

I. Pengertian Auditing
Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke :
“Auditing adalah suatu proses yang ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar
dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu satuan
(entitas) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang
terukur dengan kriteria yang telah ditetapkan.”
Sedangkan menurut Al. Haryono Jusuf (2001:11)
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi secara
obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.”
A Statement of Basic Auditing Concept (ASOBAC) menyatakan bahwa “proses sistematis”
mengandung arti bahwa auditing di dasarkan pada disiplin dan filosofi metoda ilmiah. Hal ini
memang ada benarnya, karena audit menyangkut perumusan dan pengujian hipotesa dan
menggunakan observasi, induksi, dan deduksi.

Gambar 1.1
Hubungan antara assurance, attestation dan auditing
Assurance Service

Attestation
Auditing
2
Dari definis tersebut adanya 7 hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pemeriksaan/auditing, yaitu ((Haryono Yusuf, Ch.1;h. 11-14) :
1. Proses yang sistematis
Pemeriksaan akuntan merupakan rangkaian proses dan prosedur yang logis, berkerangka dan
terorganisir. Perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan bagian penting dari
proses audit, bahwa perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan dengan
pemilihan dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu yang saling berkaitan dan menuntut
auditor untuk membuat banyak keputusan di dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Dalam proses pemeriksaan, perolehan bukti yang mendasari pernyataan yang dbuat
perusahaan dan pengevaluasiannya tidak boleh berprasangka atau memihak. Dalam audit
laproan keuangan dengan prinsip PABU terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung
(faktur, check, dan informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik atas
asset, dan korespondensi dengan pelanggan)
3. Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian – kejadian ekonomi
Asersi atau pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat pada seprangkat
laporan keuangan adalah subyek dari audit atas laporan keuangan tersebut. Asersi tersebut
dibuat oleh penyusun laporan keuangan yaitu, manajemen perusahaan untuk selanjutnya
dikomunikasikan kepada pemakai laporan keuangan; jadi bukan merupakan asersi dari auditor
yang dikomunikasikan dalam laporan audit.
4. Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan
Dalam siklus laporan audit memiliki satu tujuan utama, yaitu merumuskan suatu pendapat
auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang
telah di audit. Pendapat ataupun opini tersebut menunjukkan seberapa jauh asersi-asersi
tersebut sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
5. Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Hasil akhir dari sebuah laporan audit adalah suatu laporan yang berisi informasi bagi para
pembacanya mengenai tingkat kesesuaian antara asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria
tertentu yang telah disepakati sebagai dasar evaluasi.

II. Profesi Akuntan Publik


Pembahasan mengenai profesi akuntan publik terkait erat dengan tipe pemeriksaan akuntan
yakni pemeriksaan terhadap laporan keuangan. Untuk itu perlu diketahui perkembangan profesi
akuntan publik.
Menurut Mulyadi, timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sejalan dengan
berkembangnya perusahaan itu. Pada saat perusahaan masih kecil yang umumnya berbentuk

3
perusahaan perseorangan, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan biasanya digunakan oleh
pemilik perusahaan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangannya. Hal ini berlanjut pada
perusahaan berbentuk firma. Laporan baru dimanfaatkan oleh para sekutu firma. Dengan kata lain,
laporan keuangan lebih kepada kepentingan intern. Pada kondisi seperti ini kebutuhan akan profesi
akuntan publik masih sangat rendag, karena para pemimpin perusahaan dan pihak luar belum banyak
memerlukan informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan.
Dalam menjalankan profesinya, salah satu jenis jasa yang diberikan oleh publik adalah
memberikan jasa pemeriksaan laporan keuangan agar dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu berpedoman pada tiga
hal, yakni : Norma Pemeriksaan Akuntan, Standar Akuntan Indonesia (PSAK), dan Kode Etik Profesi.
Kode etik harus pula dijunjung tinggi oleh akuntan agar jasanya dapat dipertanggung jawabkan dan
dipercaya masyarakat.
III. Proyeksi Visi CPA
Register Akuntan adalah register yang diselenggarakan oleh departemen keuangan RI untuk
mencatat nama orang-orang yang berhak menggunakan gelar Akuntan, sebagimana diatur pada pasal
3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahung 1954 tentang pemakaian gelar akuntan. Mereka namanya
terdaftar dalam register tersebut diberi nomor register akuntan.
Persyaratan pendidikan untuk menjadi akuntan publik di berbagai negara di dunia, berbeda satu
sama lain. Di Amerika Serikat semua akuntan publik disyaratkan untuk memiliki sertifikat akuntan publik
yang dapat diperoleh apabila mereka lulus dari suatu ujian yang disebut Uniform National CPA
Examination. Pemakaian gelar CPA (Certified Public Accountant) diatur oleh hukum negara bagian
melalui departemen pemberi lisensi di setiap negara bagian. Dalam setiap negara bagian, peraturan
untuk menjadi seorang CPA biasanya berbeda dengan peraturan untuk mempertahankan lisensi demi
berpraktik setelah gelar itu diperoleh untuk pertama kalinya.

IV. Jasa Suatu KAP


Adapun jasa yang ditawarkan oleh suatu Kantor Akuntan Publik, yaitu (Arens, 2008, Ch. 1) :
1. Atestasi, dimana KAP mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas
keandalan pernyataan tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Terdapat tiga
jenis jasa atestasi, yaitu :
a. audit laporan keuangan historis, review/penelahaan laporan keuangan historis dan jasa
atestasi lainnya, merupakan suatu jasa manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP)
b. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Manajemen
menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan di implementasikan
mengikuti kriteria yang sudah mapan.

4
Gambar 1.2
Hubungan antara Auditor, Klien dan Pemakai Eksternal
Auditor mengeluarkan
Klien atau komite audit
Auditor laporan yang diandalkan
menugaskan auditor
oleh para pemakai

Klien Pemakai
Eksternal

c. Review Laporan Keuangan Historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama
seperti audit
d. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berrbagai asersi
tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik.
e. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan, merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya.
2. Jasa Perpajakan berupa SPT PPH, PBB, PPN, perencanaan perpajakan dan jasa perpajakan
lainnya.
3. Konsultasi Manajemen, yaitu dalam peningkatan aktivitas operasi
4. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
Gambar 1.3
Hubungan antara Jasa Assurance, Jasa Atestasi dan Jasa Nonassurance
(Arens Ch.01.,h.12)

Jasa Assurance Jasa NonAssurance

Jasa Atestasi
Audit Konsultasi
Review Manajemen lainnya

Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan Konsultasi Akuntansi dan


Jasa atestasi mengenai teknologi informasi manajemen Pembukuan
dan jasa atestasi lainnya tertentu
Jasa Assurance Jasa Pajak

V. Organisasi Profesi
Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang keanggotaannya terutama terdiri dari para akuntan yang bekerja pada berbagai bidang kegiatan.
Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda tersebut, IAI membentuk empat kompartemen
sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu : Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen

5
Akuntan Manajemen, Kompartemen Akuntan Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor Publik.
Adapun tujuan utama dibentuknya kompartemen ini adalah untuk membina para anggotanya agar
dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan publik yang profesional dan selalu
memutahirkan pengetahuannya terutama di bidang akuntansi dan pengauditan. (Haryono Yusuf, Ch.1,
h. 24).
VI. Unsur – Unsur Sistem Pengendalian Mutu untuk KAP
Pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor
itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Pengendalian mutu
berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk memastikan bahwa standar auditing berlaku umum
diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu
memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasan.
Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committe dan memberinya
tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta mengimplementaasikan standar-standar
pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan KAP menetapkan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan
kepastian wajar (reasonable assurance) bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.
Prosedur itu akan bergantung pada hal – hal seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang
berpraktik serta sifat praktik. Quality Control Standards Committe telah mengidentifikasikan lima unsur
pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya.
AICPA telah membentuk dua seksi praktik (practice sections) : center for public company audit firms
(CPCAF) dan Private Companies Practice Section (PCPS) yang juga disebut AICPA Alliance for CPA
Firms. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik. Pemantaun praktik yang juga
dikenal sebagai peer review adalah review oleh akuntan publik, atas ketaatan KAP pada sistem
pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan
apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi
kelima unsur pengendalian mutu dan mengikuti kebijakan serta prosedur itu dalam praktik.

Gambar 1.4
Hubungan antara GAAS, Pengendalian Mutu, AICPA Practice Sections dan Peer Review

Standar Pengendalian Mutu Standar auditing yang


AICPA Practice Sections
berlaku umum

Standar yang diberlakukan Standar yang diberlakukan


pada suatu KAP untuk Metode untukaudit
pada setiap menentukan
membantu memenuhi standar apakah suatu KAP
auditing yang berlaku memenuhi standar
pengendalian mutu
6
Peer Review
Center for Private
Public Companies
Company Audit Practice Section
Firms
Organisasi yang dimaksudkan
Kesimpulan
untuk :membantu KAP memenuhi
Mengetahui dan memahami
Standar Pengendalian Mutu dan arti dari auditing, ruang lingkup audit, jasa-jasa yang ditawarkan
GAAS entitas perusahaan serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh auditor, organisasi –
auditor kepada
organisasi profesi audit, perbedaan auditing dan akunting serta sebagai bentuk aplikasi ke dunia kerja.
Pengetahuan tentang auditor, perkembangan auditor, jenis – jenis auditor serta perkembangan auditor
di Indonesia setidaknya bisa dipahami oleh mahasiswa.
Tujuan ini sebagai pembuka pengetahuan tentang keprofesian audit, perbedaan auditing dan
akunting serta jasa-jasa yang ditawarkan oleh auditor di KAP.

Sumber :
- SPAP, 2012. Standar Profesional Akuntan Publik
- IAI, Juni 2012. Standar Akuntan Keuangan
- Al. Haryono Jusup, Agustus, 2001.,Auditing. Ch. 01
- Randal J. Elder, Mark S. Beasley.,Arens Alvin.,2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach.
14th. Edition. Pearson Education, Inc.,Upper Saddle River, New Jersey, Pretince Hall. Ch. 01
Stephen Topple., Peter Schelluch, 2004; Auditing and assurance :Concepts for a Changing Environment. South
Western Thomson Learning Australia.,Victoria. Ch. 01

Anda mungkin juga menyukai