Anda di halaman 1dari 61

PROPOSAL

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, ARUS KAS DAN STRUKTUR


MODAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMEN
PRIMER YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2018-2022)

Disusun oleh:

Karyn Elizabeth 191011200467

FAKULTAS AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN
UNIVERSITAS PAMULANG
BANTEN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan merupakan hal yang lazim di dunia ekonomi. Seiring jalannya

waktu, persaingan usaha yang terjadi antar perusahaan semakin ketat.

Perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba untuk meningkatkan nilai

perusahaan masing-masing agar dapat bersaing di pasar bisnis yang sangat

tidak stabil, memanfaatkan peluang yang ada untuk membuat perusahaan

semakin menonjol. Banyak sekali kendala yang dihadapi perusahaan-

perusahaan tersebut, tidak hanya antar perusahaan, namun dengan perusahaan

itu sendiri. Selain itu, dinamika ekonomi juga akan memunculkan hambatan-

hambatan baru, salah satunya adalah pendanaan. Menurut Septiyuliana (2016)

keputusan yang diambil eksekutif-eksekutif perusahaan terkait pendanaan

perusahaan merupakan keputusan yang sangat krusial bagi kelangsungan

bisnis perusahaan. Jumlah persaingan yang sangat besar memaksa perusahaan

untuk mengoptimalkan nilai perusahaan agar dapat bertahan. Setiap

perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan cermat

agar perusahaan dapat memenuhi dana yang diperlukan untuk membiayai

kegiatan operasional perusahaan, namun alangkah baiknya apabila perusahaan

juga dapat melakukan aktivitas investasi dengan dana tersebut (Noerirawan &

Muid, 2012). Brigham dan Houston (2014) sumber dana perusahaan dibagi

menjadi dua kategori, yaitu sumber dana internal dan sumber dana eksternal.

Seperti namanya, sumber dana internal berasal dari internal perusahaan,


seperti modal saham, laba, dan saldo laba, sementara sumber dana eksternal

berasal dari luar perusahaan, seperti hutang.

Namun, kelangsungan hidup sebuah perusahaan tidak hanya berasal dari

pendanaan. Aneka macam tolok ukur lainnya juga digunakan untuk

menganalisa keadaan perusahaan, salah satunya merupakan kebijakan hutang.

Kebijakan hutang merupakan seberapa besar hutang yang dimiliki perusahaan

jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan. Hutang merupakan

salah satu indikator penting bagi perusahaan. Hutang yang lebih besar akan

menghasilkan resiko yang lebih tinggi bagi Perusahaan (Arizona, 2016)

Keputusan untuk menggunakan hutang tidak sepenuhnya di tangan eksekutif

perusahaan, namun juga di tangan para pemegang saham yang menanamkan

modalnya di perusahaan. Para pemegang saham tersebut memiliki kepentingan

untuk mendapatkan keuntungan yang berasal dari pembagian dividen oleh

perusahaan, sehingga perusahaan harus meminimalisir resiko dengan cara

mengurangi penggunaan hutang agar kepentingan para pemegang saham

terpenuhi.

Selain itu juga melihat fenomena yang terjadi dari pertumbuhan ekonomi

indonesias, bersumber dari catatan BPS (Badan Pusat Statistik) indonesia

mengalami penurunan pertum-buhan ekonomi pada rentang tahun 2019-2021.

Pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi di Indonesia mampu tumbuh sebesar

5,02% (Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2020). Sedangkan pada

tahun 2020 BPS mempublikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi mengalamai

kemrosotan sebesar 2,07%, kemrosotan tersebut disebabkan karena


munculnya pandemi Covid-19 (Kementrian Keuangan Republik Indonesia,

2021). Pandemi Covid-19 juga berimbas terhadap perekonomian nasional

yaitu penurunan tingkat daya beli masyarakat dan penurunan tingkat angka

investasi disektor usaha.

Suatu perusahaan umumnya didirikan dengan tujuan untuk

memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat

dipertahankan dan berkembang dengan baik. Namun, dalam pencapain tujuan

perusahaan tersebut pihak perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai

masalah salah satunya adalah masalah pendanaan. Pendanaaan dalam

perusahaan sangat penting, karena pendanaan salah satu komponen penting

dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan dan berpengaruh dalam

pengembangan perusahaan. Dalam proses pengambilan keputusan pendanaan

dan bagaimana perusahaan memanfaatkan dana tersebut, pihak manajer

perusahaan memegang peranan yang sangat penting. Pendanaan yang

diperoleh perusahaan berasal dari dua sumber yaitu berasal dari pendanaan

internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat berupa laba

ditahan yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan dalam kegiatan

operasional perusahaan. Untuk mendanai segala kebutuhan, suatu perusahaan

tidak hanya bergantung pada sumber pendanaan internal saja. Oleh karena itu

dibutuhkan sumber pendanaan eksternal, yaitu salah satunya adalah hutang

yang berasal dari pihak kreditur. Kebijakan hutang merupakan seberapa besar

hutang yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki

perusahaan. Hutang merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan


(Weygandt et al, 2018). Hutang yang lebih besar akan menghasilkan resiko

yang lebih tinggi bagi perusahaan (Setiono et al, 2017). Keputusan untuk

menggunakan hutang tidak sepenuhnya di tangan eksekutif perusahaan,

namun juga di tangan para pemegang saham yang menanamkan modalnya di

perusahaan. Para pemegang saham tersebut memiliki kepentingan untuk

mendapatkan keuntungan yang berasal dari pembagian dividen oleh

perusahaan, sehingga perusahaan harus meminimalisir resiko dengan cara

mengurangi penggunaan hutang agar kepentingan para pemegang saham

terpenuhi. Faktor yang mempengaruhi hutang adalah struktur aktiva, arus kas

dan struktur modal.

Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing –

masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva

tetap. Perusahaan dengan aset yang dapat digunakan untuk jaminan akan lebih

memilih untuk menggunakan penggunaan hutangnya lebih banyak. Besarnya

aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan hutang.

Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat

menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aktiva tersebut dapat

digunakan sebagai jaminan pinjaman (Mamduh, 2004). Struktur aktiva juga

cenderung berdampak pada keputusan pinjaman dari suatu perusahaan, karena

aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan (Gaud et. al., 2003). Menurut

Brigham dan Houston (2006), perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang

tinggi memiliki jaminan yan cukup atas pinjaman. Struktur aktiva juga berarti

perusahaan memiliki nilai likuidasi yang tinggi, sehingga kreditur dapat


menerima kembali dana yang dipinjamkan jika terjadi likuidasi perusahaan

(Andika & Sedana, 2019). Aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan,

pada umumnya berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang mempengaruhi

penetapan laba atau rugi bersih. Maka aktivits tersebut membutuhkan bantuan

pencatatan arus kas. Karena Salah satu dampak yang bisa terjadi adalah

perusahaan mengalami kesulitan saat mengembangkan usaha serta

menyertakan modal pada investasi. Apabila laporan dibuat berantakan atau

tidak sama sekali dibuat akan berdampak besar bagi perusahaan. Berdasarkan

hasil penelitian Yusdianto (2021) struktur aktiva berpengaruh positif terhadap

kebijakan hutang. Pada penelitian Santoso dan Priantinah (2016) menyatakan

bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.

Menurut Mahardika dkk (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Faktor lainnya yang mempengaruhi hutang adalah arus kas bebas.

Apabila arus kas bebas bertambah, maka hutang akan berkurang dikarenakan

perusahaan memiliki sumber dana internal yang lebih banyak sehingga

penggunaan hutang akan berkurang. Arus kas bebas yang bernilai positif

memiliki arti kas yang tersisa dari aktivitas pendanaan perusahaan yang

berlebih yang dapat dibagikan kepada pemegang saham perusahaan maupun

kepada kreditur perusahaan (Yogi dan Damayanthi, 2016). Sementara arus kas

bebas yang memiliki nilai negatif artinya perusahaan memiliki kekurangan kas

akibat dari aktivitas investasinya, yang membuat perusahaan harus bergantung

pada sumber pendanaan lain untuk membiayai aktivitas operasionalnya.


Dalam istilah lain, arus kas bebas merupakan kas yang berlebih atau yang

dibutuhkan untuk membiayai aktivitas investasi perusahaan, terutama untuk

capital expenditure perusahaan. Menurut Tahir, Hormati, dan Zainuddin

(2020) meneliti mengenai pengaruh struktur kepemilikan, arus kas bebas,

struktur aset, dan kebijakan deviden terhadap kebijakan hutang. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, arus kas

bebas, dan struktur aset memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang, sementara kepemilikan manajerial dan kebijakan deviden tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hamzah dan

Prasetyo (2021) mengenai pengaruh arus kas bebas, pertumbuhan perusahaan,

dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang menunjukkan bahwa arus kas

bebas, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh tidak

signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian Natasha (2022)

menunjukkan arus kas bebas, struktur aset, dan profitabilitas memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Selain itu faktor lainnya yang mempengaruhi kebijakan hutang yaitu

struktur modal. Struktur modal ialah kebijakan perusahaan dalam pemenuhan

modalnya yang bersumber dari hutang. Perusahaan akan mempergunakan

struktur modal yang ada untuk meningkatkan profitabilitasnya. Struktur

modal akan menaikkan laba jika pemakaian hutang telah mencapai target

penjualan. Dalam sebuah perusahaan, stuktur modal adalah hal yang sangat

fundamental. Hal ini menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan, yaitu

proporsi ekuitas dan proporsi hutang pada keseluruhan modal perusahaan.


Orang atau institusi yang membeli hutang yang diterbitkan suatu perusahaan

disebut kreditor (Ross et al., 2009). Sedangkan orang atau institusi yang

membeli atau memegang kuasa atas saham atau ekuitas perusahaan disebut

shareholders (Ross et al., 2009). Menurut Manopo, Mangantar, dan Rate

(2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa struktur modal tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan menurut Nurul (2023)

struktur modal memliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan

hutang. Menurut gani (2020) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh

negatif terhadap kebijakan hutang.

Sektor barang konsumen primer memiliki potensi produktivitas tertinggi

jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Karena sektor barang konsumen

primer memiliki peran penting sebagai mesin pertumbuhan dan merupakan

faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi terutama di negara berkembang

(Yunarwanto & Hastiadi, 2020).

Barang konsumen primer merupakan industri yang sangat besar

pengaruhnya

terhadap perekonomian. Sektor industri manufaktur memiliki peranan penting

sebagai penopang ekonomi negara dan sekaligus pendorong utama untuk

keluar dari penurunan perekonomian ditengah-tengah himpitan wabah covid-

19. Pencapaian pada sektor industri manufaktur dari sisi investasi dan juga

ekspor mendampingi kontribusi terhadap penerimaan negara, dan pada

pembentukan PDB nasional yang semakin meningkat dan mulai bangkit.

Menurut (BKPM, 2022) industri barang konsumen primer Indonesia bahkan


sudah menjadi basis industri barang konsumen primer terbesar se-ASEAN

dengan kontribusi mencapai 20,27% pada perekonomian skala nasional. Hal

ini menunjukan bahwa perkembangan industri di Indonesia sudah mulai

bergeser dari menjual barang mentah (commodity based) beralih menjadi

mengolah bahan mentah tersebut hingga menghasilkan barang jadi

(manufacture based).

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB Industri Barang Konsumen Primer

Laju Pertumbuhan PDB Industri Manufaktur


2018 2019 2020 2021 2022
4,27 3,80 -2,93 3,39 4,89
Sumber: BPS, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan PDB

industri barang konsumen primer mengalami penurunan ditahun 2020 sebesar

-2,93%. Penurunan tersebut disebabkan adanya wabah covid-19. Akibat dari

wabah tersebut menurunnya tingkat pembelian masyarakat, juga menurunnya

tingkat ekspor. Hal itu berdampak pada penurunan pemasukan pendanaan

yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

Penelitian ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Penelitian yang dilakukan oleh Angela dan Yanti (2019) mengenai pengaruh

struktur kepemilikan, profitabilitas, dan likuiditas terhadap kebijakan hutang

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan likuiditas memiliki

pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, sementara kepemilikan

manajerial dan profitabilitas tidak memengaruhi kebijakan hutang secara

signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh


Mukhibad, Subowo, Maharin, dan Mukhtar (2020) mengenai pengaruh

profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, business risk, dan investment

opportunity terhadap kebijakan hutang menunjukkan bahwa likuiditas,

business risk dan investment opportunity memiliki pengaruh signifikan

terhadap kebijakan hutang sementara profitabilitas dan ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka peneliti ingin

melakukan penelitian tentang factor lain yang berpengaruh pada kebijakan

hutang dengan menganalisis dari factor pengaruh struktur aktiva, arus kas dan

struktur modal terhadap kebijakan hutang perushaan barang konsumen primer

di Indonesia sebagai pembedan dari sebelumnya. Sehingga penelitian ini

berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva, Arus Kas, Struktur Modal

Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan

barang konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022?

2. Apakah aarus kas berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan

barang konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022?


3. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan

barang konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan peneletian ini adalah

1. Untuk mengetahui dan memberikan bukti empiris pengaruh struktur aktiva

terhadap kebijakan hutang barang konsumen primer yang terdaftar di BEI

tahun 2018-2022

2. Mengetahui pengaruh arus kas terhadap kebijakan hutang perusahaan

barang konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022

3. Mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kebijakan hutang

perusahaan barang konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun 2018-

2022

1.4 Manfaat

Peneliti berharap pada penelitian ini memberikan manfaat antara lain yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan pemahaman

yang lebih mendalam mengenai pengaruh struktur aktiva, arus kas,

struktur modal terhadap kebijakan hutang.


b. Untuk menawarkan informasi yang relevan dengan penelitian ini dan

yang mendukung teori yang ada.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan peneliti informasi serta pengetahuan

baru tentang Pengaruh Struktur Aktiva, Arus Kas, Struktur Modal

Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Pada Perusahaan barang

konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022).

b. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Hutang (Studi Empiris

Pada Perusahaan barang konsumen primer yang terdaftar di BEI tahun

2018-2022).

c. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan rujukan bagi para

manajer untuk kebijakan hutang bagi perusahaan.

d. Bagi Investor

Temuan penelitin ini harus memberikan lebih banyak informasi dan

poin bagi investor untuk berpikir ketika memutuskan bagaimana


menginvestasikan uang mereka, memastikan bahwa mereka membuat

pilihan yang tepat.

1.5. Sistematika Penulisan

Proposal Penelitian ini akan disusun dalam sistematika yang terdiri dari

beberapa bab sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pendahuluan akan berisi tentang deskripsi permasalahan secara umum, yang

terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka akan berisi tentang pembahasan teori yang akan digunakan

dalam penelitian ini mengenai konsep-konsep seperti struktur aktiva, arus

kas , struktur modal, dan kebijakan hutang pada BEI

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai objek penelitian, jenis penelitian, Teknik

pengumpulan data, sumber data.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka akan berisi tentang kumpulan referensi yang digunakan

peneliti dalam membuat proposal penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Trade Theory

Trade Off Theory pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh

Modigliani dan Miller dalam sebuah artikel American Economic Review 53

(1963, Juni). Artikel ini merupakan perbaikan model awal mereka yang

sebelumnya memperhitungkan adanya pajak perseroan (akan tetapi tetap

mengabaikan pajak perorangan). Teori ini dikemukakan oleh Mars (1982),

teori ini menyatakan bahwa struktur modal yang optimal ditentukan

berdasarkan pada perimbangan antara manfaat dan biaya yang timbul akibat

penggunaan hutang. Trade off theory adalah teori struktur modal yang

menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan utang

dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan (Brigham dan

Houston, 2011). Dari model ini dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang

tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang

menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah

buruk. Keputusan terbaik adalah keputusan yang moderat dengan

mempertimbangkan kedua instrumen pembiayaan.

Trade-off theory merupakan teori struktur modal yang menyatakan bahwa

perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan hutang dengan masalah

yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan. Pada dasarnya, tambahan

hutang masih dapat dilakukan (ditoleransi) oleh perusahaan selama manfaat


yang diberikan masih lebih besar daripada biaya akibat hutang itu sendiri.

Selain itu tambahan hutang masih dapat dilakukan selama masih adanya

aktiva tetap sebagai jaminan, tetapi jika biaya hutang sudah terlalu tinggi,

perusahaan seharusnya tidak menambah hutang lagi untuk menghindari risiko

yang tidak diinginkan. Sisi lain dari teori ini juga menyatakan bahwa suatu

perusahaan tidak akan mencapai nilai optimal jika pendanaan dibiayai oleh

hutang sepenuhnya atau tidak menggunakan hutang sama sekali (Joni dan

Lina, 2010). Dengan demikian manajer perusahaan harus secara cermat dan

tepat dalam mengelola hutang dalam struktur modalnya. Trade-off theory

dalam menentukan struktur modal yang optimal telah mempertimbangkan

beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya

kesulitan keuangan (financial distress).

2.1.1 Signaling Theory

Pencetus teori sinyal ini adalah Michael Spence . Teori ini

melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam perusahaan seperti manajemen

yang berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dan pihak luar

seperti investor yang berperan sebagai pihak yang menerima sinyal

tersebut. Spence menyatakan bahwa dengan memberikan suatu isyarat atau

sinyal, pihak manejemen berusaha memberikan informasi yang relevan

yang dapat dimanfaatkan oleh pihak investor. Pihak investor akan

menyesuaikan keputusannya sesuai dengan pemahamannya terhadap. Oleh

karena itu, Spence membuat suatu kriteria sinyal guna untuk menambah

kekuatan pada pengambilan keputusan. Informasi merupakan unsur


penting bagi investor dan pelaku bisnis karena menyajikan keterangan,

catatan atau gambaran baik keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan

masa yang akan datang mengenai prospek bisnis perusahaan dan

bagaimana pasaran efeknya. Signalling theory merupakan langkah-

langkah manajemen dalam perusahaan yang seharusnya memberikan

petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2013)

sebuah perusahaan dengan prospek yang sangat menguntungkan untuk

menghindari penjualan saham, dan sebagai gantinya, menghimpun modal

baru yang dibutuhkan dengan menggunakan utang baru meskipun akan

menjadikan rasio utang di atas tingkat sasaran. yang artinya menarik

investor baru untuk berbagi kerugian yang mereka alami. Perusahaan

dengan prospek yang tidak menguntungkan akan melakukan pendanaan

melalui penawaran saham baru dimana artinya akan membawa investor

baru masuk untuk berbagi kerugian. Teori signalling dikembangkan dalam

ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa

orang dalam perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih

baik dan lebih cepat dibandingkan dengan investor luar. Oleh karena itu

sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai

kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

2.2 Kajian Variabel Penelitian

2.2.1 Struktur Aktiva


Menurut Kasmir (2014:39), struktur aktiva adalah harta atau

kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun

periode tertentu. Menurut Subramanyam dan Wild (2014:271) mengartikan

aktiva sebagai aset, aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu

perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba. Menurut Riyanto (2013:22)

struktur aktiva juga disebut struktur asset atau struktur kekayaan. Struktur

aktiva atau struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik

dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan

aktiva tetap. Yang dimaskud dengan absolut adalah perbandingan dalam

bentuk nominal, sedangkan artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk

persentase. Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap

dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat menentukan

besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Struktur

aktiva dapat menggambarkan sebagian jumlah asset yang dapat dijadikan

jaminan (collateral value of assets).

Menurut Brigham dan Houston (2011: 188) perusahaan yang asetnya

memadai untuk digunakan sebagai jaminan cenderung akan cukup banyak

menggunakan utang. Umumnya aset merupakan hal umum yang dapat

digunakan oleh banyak perusahaan sebagai jaminan perusahaan apabila tidak

dapat menjalankan kewajibannya kepada kreditur. Struktur aktiva menurut

Mulyawan (2015: 224) struktur aktiva adalah susunan aktiva kebanyakkan

industri atau manufaktur yang sebagian besar modalnya modalnya tertanam

dalam aktiva tetap cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan


dengan modal asing atau utang hanya sebagai pelengkap. Dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva adalah dimana kekayaan atau asset

yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu baik dari modal sendiri

ataupun modal asing yang akan menjadi jaminan perusahaan apabila

perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya kepada kreditur. Struktur

aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang

dapat menentukan alokasi dana untuk masing – masing komponen. Semakin

besar jumlah struktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan akan

menyebabkan peningkatan aktivitas pendanaan atau rasio hutang yang

dengan menggunakan hutang itu sendiri. Fenomena ini terjadi karena adanya

faktor jaminan. Ketika jumlah struktur aktiva perusahaan itu besar maka

dapat dipastikan bahwa jumlah asset tetap perusahaan itu juga banyak.

2.2.2 Arus Kas

Menurut Harahap (2010 :258) pengertian kas adalah uang dan surat

berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga

lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas

2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat

3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat

harga

Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan

perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki

anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit
dan surplus kas. Arus Kas dapat di dilihat dari total dari seluruh kas yang

masuk dan keluar dari sebuah perusahaan pada satu periode laporan

keuangan. Arus kas merupakan informasi penting, dapat mencerminkan

potensi aliran dana yang akan terjadi, serta menilai kemampuan

perusahaan serta kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus kas

tersebut. Sehingga dapat dianalisa dari mana sumber dana serta untuk apa

dana digunakan. Arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas,

dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari Aktivitas Operasi,

Investasi, dan Pendanaan perusahaan selama periode proyeksi yang dapat

menunjukkan pengeluaran modal yang besar atau membayar pembagian

laba (modul Karya, 2018).

Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasi

perubahan kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan.

Dimana laporan arus kas dilaporkan selama periode tertentu dan

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

1. Aktivitas-aktivitas Operasi

Aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman barang untuk

dijualserta penyediaan jasa. Arus kas diaktivitas-aktivitas operasi

bisanya menunjukkan dampak dari transaksi-transaksi yang masuk ke

dalam penentuan laba bersih. Termasuk dalam katagori sebagai arus

kas masuk (cash inflow) adalah penerimaan kas dari pelanggan untuk

barang dan jasa yang di belinya, pendapatan bunga dan deviden atas
pinjaman sedangkan dalam katagori arus kas keluar ( cash out flows)

adalah pembayaran untuk gaji barang dan jasa dan beban operasi.

2. Aktivitas-aktivitas investasi

Aktivitas investasi adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan

pembelian dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber

pendapatan perusahaan. Seperti pembelian dan penjualan

gedung,tanah,mesin,kenderaan pembeliaan obligasi atau saham

perusahaan lain dan sebagainya.

3. Aktivitas-aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi perolehan atau pengambilan sumberdaya

dari atau kepada pemiliknya dan pemberian imbalan atas investasi

mereka, serta perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran

kembali jumlah yang dipinjam atau pelunasan kewajiban. Contoh arus

kas masuk dari aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi penerbitan

wesel, obligasi, hipotik, pinjaman pinjaman jangka pendek lainnya.

Serta penerbitan saham biasa dansaham preferen. Aktivitas Dalam

Laporan Arus Kas menurut (Kieso, 2010)

sebagai berikut:

a. Aktivitas operasi (operating activities) meliputi pengaruh kas dari

transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.

b. Aktivitas investasi (investing activities) meliputi pemberian dan

penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik

utang maupun ekuitas) serta property, pabrik,dan peralatan.


c. Aktivitas pendanaan (financing activities) melibatkan pos-pos

kewajiban dan ekuiyas pemilik. Aktivitas ini meliputi :Perolehan

sumber daya dari pemilik dan komposisinya dengan pengambilan

atas dan dari investasinya dan Peminjaman uang dari kreditor serta

pelunasanya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi kepada para

pengguna laporan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan.

Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan kepada

para pengguna informasi tentang penerimaan dan pembayaran atau satu

satuan selama satu periode. Tujuan kedua adalah memberikan informasi

atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Berikut merupakan

tujuan laporan arus kas menurut beberapa para ahli: Menurut (Rudianto,

2012) menjelaskan bahwa secara umum, tujuan dibuatnya laporan arus kas

adalah:

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa

depan.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, membayar

deviden, dan kebutuhannya untuk pendanaan internal.

3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta

pembayaran kas yang berkaitan.

4. Menilai pengaruh posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi

investasi dan pendanaan kas dan non-kas selama suatu periode

tertentu.
Semua informasi yang berkaitan dengan aliran kas masuk dan kas

keluar perusahaan suatu periode itulah yang dijadikan alasan dibuatnya

laporan arus kas. Manfaat arus kas menurut (Martani, 2009) antara lain:

1. Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna

untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur

keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan

mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dan rangka penyesuaian

terhadap keadaan dan peluang yang berubah.

2. Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara

kas yang memungkinkan para pengguna mengembangkan model

untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa

depan dari berbagai entitas

3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai

entitas

2.2.3 Struktur Modal

Struktur modal menurut Martono dan Harjito (2010:240) menyatakan

bahwa “struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka

panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang

terhadap modal sendiri”. “Struktur permodalan disebut juga sebagai keputusan

untuk memilih sumber pembiayaan atau komposisi pemilihan atas pendanaan

yang merupakan perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja

perusahaan dimana dana yang diperoleh merupakan kombinasi dari sumber yang

berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yaitu berasal
dari dalam dan luar perusahaan” (Rodoni dan Ali, 2010:137). Sedangkan menurut

Fahmi (2011:106), menyatakan tentang Struktur modal merupakan gambaran dari

bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang

bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri

(shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan”.

Menurut Sartono (2010:248), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur

modal perusahaan adalah:

1. Tingkat penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti

memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan

hutang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak

stabil.

2. Struktur aset. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar

dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena

dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke

sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian, besarnya

asset tetap dapat dijadikan sebagai jaminan atau kolateral utang

perusahaan.

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan

perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan

ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan masa mendatang,

maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.

4. Profitabilitas. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih

senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang.


5. Variabel laba dan perlindungan pajak. Variabel ini sangat erat kaitannya

dengan stabilitas penjualan. Jika variabilitas atau volatibilitas laba

perusahaan kecil, maka perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih

besar untuk menanggung beban tetap dari utang.

6. Skala perusahaan. Perusahaan besar yang sudah well-established akan

lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan

perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan

besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula.

7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro. Sebagai contoh,

perusahaan membayar deviden sebagai upaya untuk meyakinkan pasar

tentang prospek perusahaan, dan kemudian menjual obligasi. Strategi itu

diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa prospek perusahaan baik.

Dengan kata lain, agar menarik minat investor dalam hal pendanaan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial

perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang

jangka panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu

perusahaan. Dan ini dipertegas oleh Jones (1992) bahwa struktur modal adalah

suatu perusahaan yang terdiri dari longterm liabilities dan shareholder equity,

dimana shareholder equity terdiri dari preferred stock dan common equity, dan

common equity itu sendiri adalah terdiri dari commond stock dan retained

earnings (Dewi et al., 2014). Kebutuhan dana untuk memperkuat struktur

modal suatu perusahan dapat bersumber dari internal dan eksternal, dengan
ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-

tempat yang dianggap aman dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong

dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan. Dalam artian ketika

dana itu dipakai untuk memperkuat struktur modal perusahaan, maka

perusahaan mampu mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien

serta tepat sasaran. Keputusan pendanaan berhubungan erat dengan struktur

modal yang menjadi bagian terpenting dalam pembentukan nilai perusahaan

(Mahendra, 2015).

2.2.4 Kebijakan Hutang

Kebijakan utang merupakan keputusan yang sangat penting dalam

perusahaan. Dimana kebijakan utang merupakan salah satu bagian dari kebijakan

pendanaan perusahaan. Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak

manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan

sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Munawir (2004), utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan

kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana utang ini merupakan sumber

dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.

Menurut Murni dan Andriani (2007) untuk memenuhi kebutuhan

pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai

dengan utang karena dengan penggunaan utang, hak pemegang saham terhadap

perusahaan tidak akan berkurang dan dapat mencapai keinginan perusahaan.

Disamping itu perilaku manajer dan komisaris perusahaan juga dapat

dikendalikan. Namun, sebaliknya manajer tidak menyukai pendanaan tersebut


dikarenakan utang mengandung resiko yang tinggi. Pembiayaan kegiatan

operasional perusahaan dengan utang membuat perusahaan memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodeik,

sehingga memaksa manajer untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang ada.

Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas utang dapat

menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan kebangkrutan

perusahaan. Namun demikian, penggunaan utang juga memberikan keuntungan

pada perusahaan dalam penghematan pajak atas laba perusahaan. Oleh karena itu,

penggunaan utang harus menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya

(Tampubolon, 2005). Pembiayaan dengan menggunakan utang memiliki beberapa

keunggulan dan kelemahan. Menurut Brigham dan Houtson (2001) keunggulan

pembiayaan dengan menggunakan utang antara lain,

a. bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga

menurunkan biaya efektif dari utang;

b. pemegang utang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap,

sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian

laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.

Sementara kelemahan pembiayaan dengan menggunakan utang antara lain,

a. semakin tinggi rasio utang, semakin tinggi pula resiko perusahaan,

sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi;

b. apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi

tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang sahamnya


harus menutup kekurangan itu, dan perusahaan akan bangkrut jika mereka

tidak sanggup melunasi utangnya.

2.2 Penelitian terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


No. Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Prasetya Tri Pengaruh Variabel Hasil penelitian
independen: X1:
Mahendra Kebijakan menunjukkan bahwa
Kebijakan Hutang
Hutang, kebijakan hutang dan
X2: Struktur
Struktur Modal
profitabilitas secara
Modal Dan X3: Profitabilitas parsial berpengaruh
Profitabilitas Variabel signifikan terhadap
Terhadap dependen: Y: aktivitas investasi di
Aktivitas Aktivitas struktur modal tetapi
Investasi Investasi tidak berpengaruh
Perusahaan secara parsial
Manufaktur terhadap kegiatan
Barang investasi di
Konsumsi Consumer Goods
Yang Manufacturing
Terdaftar Di Company yang
Bursa Efek terdaftar di Bursa
Indonesia. Efek Indonesia.
Selain itu, kebijakan
hutang, struktur
modal, dan
profitabilitas secara
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
kegiatan investasi di
Consumer Goods
Manufacturing
Company yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Mustabsyirah Pengaruh Variabel Berdasarkan hasil
independen: X1:
Struktur pengujian data
Struktur Modal
Modal Dan dengan
X2: Ukuran
Ukuran Perusahaan
menggunakan semua
Perusahaan Variabel variabel independent
Terhadap dependen: Y: yaitu struktur modal
Nilai Nilai dan ukuran
Perusahaan Perusahaan perusahaan
(Studi Empiris menunjukkan bahwa
Pada variabel struktur
Perusahaan modal berpengaruh
Manufaktur positif dan signifikan
Sub Sektor terhadap nilai
Makanan Dan perusahaan, karena
Minuman semakin tinggi
Yang struktur modal yang
Terdaftar Di dimiliki perusahaan
Bursa Efek maka semakin tinggi
Indonesia pula nilai perusahaan
Tahun 2015- tersebut. Ukuran
2019). perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap nilai
perusahaan, ini
disebabkan karena
investor
menganggap bahwa
perusahaan yang
memiliki total asst
besar cenderung
menetapkan laba
ditahan lebih besar
dibandingkan
dengan dividen yang
dibagikan kepada
para pemegang
saham.

3. Yusdianto Analisis Variabel Hasil penelitian


independen:
(2021) Pengaruh menunjukan bahwa
X1: Struktur
Struktur variabel Struktur
Aktiva
Aktiva, X2: Kepemilikan
Aktiva, Kepemilikan
Kepemilikan Manajerial Manajerial,
Manajerial, X3: Kebijakan Kebijakan Dividen,
Kebijakan Dividen Ukuran Perusahaan
X4: Ukuran
Dividen, dan Pertumbuhan
Perusahaan
Ukuran X5: Pertumbuhan
Perusahaan
Perusahaan Perusahaan Terhadap Kebijakan
dan Variabel Hutang dan Ekuitas
Pertumbuhan dependen: Y: Pada Perusahaan
Perusahaan Kebijakan Manufkatur Sektor
Terhadap Hutan dan Industri Otomotif
Kebijakan Ekuitas Yang Terdaftar di
Hutang dan Perusahaan Bursa Efek
Ekuitas Pada Indonesia periode
Perusahaan 2016 - 2019. Secara
Manufkatur bersama-sama
Sektor Analisis Pengaruh
Industri Struktur Aktiva,
Otomotif Kepemilikan
Yang Manajerial,
Terdaftar di Kebijakan Dividen,
Bursa Efek Ukuran Perusahaan
Indonesia dan Pertumbuhan
periode 2016 Perusahaan
– 2019. Terhadap Kebijakan
Hutang dan Ekuitas
Pada Perusahaan
Manufkatur Sektor
Industri Otomotif
Yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia periode
2016 – 2019.
4. Natasha (2022) Pengaruh Variabel Hasil penelitian ini
independen:
Kepemilikan menunjukkan
X1: Kepemilikan
Institusional, kepemilikan
Institusional
Arus Kas X2: Arus Kas
institusional tidak
Bebas, Bebas memiliki pengaruh
Struktur Aset, X3: Struktur Aset signifikan terhadap
Dan X4: Profitabilitas kebijakan hutang
Variabel
Profitabilitas perusahaan,
Terhadap dependen: Y: sedangkan arus kas
Kebijakan Kebijakan bebas, struktur aset,
Hutang Hutang dan profitabilitas
Perusahaan memiliki pengaruh
Manufaktur negatif dan
Yang signifikan terhadap
Terdaftar Di kebijakan hutang
Bursa Efek perusahaan.
Indonesia
Periode Tahun
2017-2020.
5. Nurul (2022) Pengaruh Variabel Hasil dari pengujian
independen:
Perputaran menunjukkan bahwa
X1: Perputaran
Kas, secara parsial
Kas
Perputaran X2: Perputaran
variabel perputaran
Persediaan, Perssediaan kas tidak
Dan X3: Perputaran berpengaruh
Perputaran Piutan siginifikan terhadap
Variabel
Piutang profitabilitas,
dependen: Y:
Terhadap variabel perputaran
Profitabilitas
Profitabilitas persediaan
Perusahaan
Perusahaan berpengaruh
Manufaktur signifikan terhadap
Yang profitabilias, variabel
Terdaftar Di perputaran piutang
BEI Tahun tidak berpengaruh
2019-2021. signifikan terhadap
profitabilias. Namun
secara simultan
perputaran kas,
perputaran
persediaan, dan
perputaran piutang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan

diatas hubungan struktur aktiva (XI), arus kas (X2), struktur modal (X3)

terhadap kebijakan hutang (Y) dapat digambarkan dalam kerangka sebagai

berikut:

Struktur Aktiva (X1)

Kebijakan Hutang (Y)


Arus Kas (X2)

Struktur Modal (X3)

Gambar 1. Kerangka Konseptual

2.4 Pengembangan Hipotesis

a. Hipotesis 1: Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Kebijakan

Modal.
Menurut Kasmir (2014:39), struktur aktiva adalah harta atau

kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu

maupun periode tertentu. Struktur aktiva merupakan kekayaan atau

asset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu baik dari

modal sendiri ataupun modal asing yang akan menjadi jaminan

perusahaan apabila perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya

kepada kreditur. Penelitian yang sejalan yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Melinda Rubiyana, Farida Titik Kristanti (2020) yang

menyatakan bahwa struktur aktiva akan memberikan pengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.

Diduga bahwa struktur aktiva akan memberikan pengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sehingga pada

penelitian ini diajukan hipotesis:

Ho: β1 = 0: Artinya diduga ada pengaruh yang signifikan dari struktur

aktiva terhadap kebijakan hutang.

b. Hipotesis 2: Pengaruh Arus Kas terhadap Kebijakan Modal

Menurut Harahap (2010 :258) pengertian kas adalah uang dan

surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat

berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat. Apabila

arus kas bebas bertambah, maka hutang akan berkurang dikarenakan

perusahaan memiliki sumber dana internal yang lebih banyak

sehingga penggunaan hutang akan berkurang. Arus kas bebas yang

bernilai positif memiliki arti kas yang tersisa dari aktivitas pendanaan
perusahaan yang berlebih yang dapat dibagikan kepada pemegang

saham perusahaan maupun kepada kreditur perusahaan (Yogi dan

Damayanthi, 2016). Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan

oleh Hamzah dan Prasetyo (2021) mengenai pengaruh arus kas bebas,

pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang

menunjukkan bahwa arus kas bebas, pertumbuhan perusahaan dan

profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Diduga bahwa arus kas akan memberikan pengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sehingga pada

penelitian ini diajukan hipotesis:

Ho: β2 = 0: Artinya diduga ada pengaruh yang signifikan dari arus kas

terhadap kebijakan hutang.

c. Hipotesis 3: Pengaruh Struktur Modal terhadap Kebijakan Modal

Menurut Fahmi (2011:106), menyatakan tentang Struktur modal

merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu

antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang

(long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang

menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan”. Struktur modal akan

menaikkan laba jika pemakaian hutang telah mencapai target

penjualan. Dalam sebuah perusahaan, stuktur modal adalah hal yang

sangat fundamental. Hal ini menunjukkan proporsi pendanaan

perusahaan, yaitu proporsi ekuitas dan proporsi hutang pada

keseluruhan modal perusahaan. Orang atau institusi yang membeli


hutang yang diterbitkan suatu perusahaan disebut kreditor (Ross et al.,

2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraha,

Hakim, Fitria, dan Hardiyanto (2020) yang menyatakan bahwa struktur

modal akan memberikan pengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kebijakan hutang,

Diduga bahwa struktur modal akan memberikan pengaruh

secara positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sehingga pada

penelitian ini diajukan hipotesis:

Ho: β2 = 0: Artinya diduga ada pengaruh yang signifikan dari struktur

modal terhadap kebijakan hutang.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2012:57) “metode assosiatif kausal

adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan

antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang

bersifat sebab akibat”. Dengan demikian, penelitian ini akan dapat

dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan

dan mengontrol suatu gejala. Dengan kata lain, desain kausal berguna

untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna

untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang

lain.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang

beralamat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I Jl. Jend.Sudirman

Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia.

3.3 Operasinal Variabel


Untuk memudahan penulisan dan penyusunan penelitian ini,

definisi operasional dan ukuran variabel dijelaskan dalam tabel

berikut:

1. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan utang yang

diproksikan dengan debt to total assets ratio (DAR). Kebijakan Utang

adalah keputusan yang dilakukan manajemen dalam menentukan besarnya

utang yang digunakan untuk mendanai aset perusahaan. Sedangkan, DAR

merupakan rasio keuangan digunakan untuk mengukur proporsi total aset

yang dibiayai dengan menggunakan utang.

2. Variabel Independen dalam penelitian ini terdapat tiga variabel

independen, yaitu struktur aktiva, arus kas, dan struktur modal. 1.

a. Menurut Kasmir (2014:39), struktur aktiva adalah harta atau kekayaan

yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode

tertentu. Menurut Subramanyam dan Wild (2014:271) mengartikan

aktiva sebagai aset, aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh

suatu perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba. Menurut Riyanto

(2013:22) struktur aktiva juga disebut struktur asset atau struktur

kekayaan. Struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah perimbangan

atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian

relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Yang dimaskud dengan

absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan artian

relatif adalah perbandingan dalam bentuk persentase. Struktur aktiva

merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang


dimiliki perusahaan yang dapat menentukan besarnya alokasi dana

untuk masing-masing komponen aktiva.

b. Arus kas merupakan informasi penting, dapat mencerminkan potensi

aliran dana yang akan terjadi, serta menilai kemampuan perusahaan

serta kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus kas tersebut.

Sehingga dapat dianalisa dari mana sumber dana serta untuk apa dana

digunakan. Arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas,

dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari Aktivitas Operasi,

Investasi, dan Pendanaan perusahaan selama periode proyeksi yang

dapat menunjukkan pengeluaran modal yang besar atau membayar

pembagian laba (modul Karya, 2018).

c. Struktur modal menurut Martono dan Harjito (2010:240) menyatakan

bahwa “struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan

hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”. “Struktur permodalan

disebut juga sebagai keputusan untuk memilih sumber pembiayaan

atau komposisi pemilihan atas pendanaan yang merupakan

perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja

perusahaan dimana dana yang diperoleh merupakan kombinasi dari

sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua

sumber utama, yaitu berasal dari dalam dan luar perusahaan” (Rodoni

dan Ali, 2010:137).

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012:115) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda

alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2018-2022

menurut data dari www.idx.co.id yang berjumlah sebanyak 30

perusahaan.

3.4.2 Sampel

Arikunto (2010:174) mengatakan sampel “sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam menentukan

jumlah sampel, maka dilakukan pemilihan sampel yang

mengunakan Teknik purposive sampling. Purposive sampling

merupakan pengambilan sampel yang berdasarkan dengan kriteria

yang ditentukan, Kriteria pemilihan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor barang konsumen primer yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2022.


2. Perusahaan barang konsumen primer yang tidak terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2022.

3. Perusahaan barang konsumen primer yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang tidak mempublikasikan laporan keuangan

tahunannya secara berturut-turut pada tahun 2018-2022.

4. Perusahaan jasa barang konsumen primer yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yang mengalami kerugiaan selama tahun

pengamatan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

dokumentasi. Karena metode documenter biasanya digunakan

untuk mengumpulkam data sekunder dari berbagai sumber, baik

personal, Website, artikel, majalah maupun institusional. Peneliti

menyalin hanya bila diperlukan. Data yang tersedia adalah data

keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2018-2020.

1. Metode Data Sekunder

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder. Data seknder adalah hasil penelitian yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara (diperoleh

atau direkam oleh pihak lain). Data yang digunakan adalah data

keuangan tahun 2021-2022 yang didapatkan dari situs resmi Bursa


Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mendapatkan data dari website

www.idx.co.id

2. Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka merupakan serangkaian kegiatan

pengumpulan data dengan melakukan telaah pustaka, mengkaji,

mencatat sebagai sumber dengan berbagai referensi seperti buku

text, Jurnal, artikel dan sumber-sumber tertulis lainnya mengenai

penghindaran pajak.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis data, mengelola data,

mengelompokkan dan mentabulasi data berdasarkan

variabel, memvisualisasikan data untuk setiap variabel yang

diteliti, menanggapi pernyataan masalah dan melakukan

perhitungan, serta menguji setiap hipotesis yang

teridentifikasi oleh peneliti. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik yang

memanfaatkan perangkat lunak komputer. Data yang diolah

menggunakan Eviews 11. Penelitian ini menggunakan

analisis regresi Data Panel. Model regresi yang baik harus

lolos uji asmsi klasik. Maka dari itu, dalam penelitian ini

Teknik analisis data diawali dengan uji hipotesis klasik

sebelum melakukan analisis regresi Data Panel.


3.6.1 Data Panel

Penulis karya ini menggunakan analisis regresi data

panel, yang merupakan komplikasi data Cross-sectional dan

time series. Data cross-section adalah informasi yang

dikumpulkan dari pengamatan simultan dari beberapa subjek

penelitian. Sedangkan data time series adalah data yang

dikumpulkan melalui pengamataN Tterhadap satu variabel

atau objek penelitian selama periode waktu singkat. Data

panel dapat didefiinisikan sebagai kumpulan data (data set )

yang menunjukkan perilaku lintas bagian ( contohnya:

individu, organisasi, negara) sepanjang waktu).

Model Regresi Data Pnel dalam penelitian ini yaitu :

Y = α + 𝑿𝟏𝒊𝒕β + 𝑿𝟐𝒊𝒕β + 𝑿𝟑𝒊𝒕β + e

Keterangan :

Y : Harga Saham ( Closing

Periode ) X1 : Return On

Assets (ROA)

X2 : Debt to Equity Ration


(DER) A : Konstanta

B: Intercept

t : Waktu

e : Standard Error

3.6.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistic Deskriptif adalah Teknik analisis data

yang digunakan untuk menjelaskan data secara umum

atau generalisasi, perhitungan nilai minimum, nilai

maksimum, rata-rata dan standar deviasi (Sugiyono,

2017:147). Pengujian ini dilakukan buat menguji

kualitas data sebagai akibatnya data diketahui

keabsahannya dan menghindari terjadinya perkiraan

bias. Mencatat bahwa statistic deskriptif menyediakan

deskriptif data dengan rata-rata (mean), standar deviasi,

varians maksimum, minimun, sun, range, kurtosis dan

skewness. Statistic deskriptif umumnya digunkan untuk

menggambarkan profil data sampel sebelum

menerapkan Teknik analisis statistic yang dirancag

untuk mnguji hipoteis (Ghozali 2018:19).

3.6.3 Estimasi Regresi Data Panel

Ada 3 stratgei model data regresi data panl

yang dapat digunakan untuk menentukan estimasi


data panel diantaranya :

3.6.3.1 Common Effect Model (CEM)

Common Effect adalah model data panel paling

dasar, menggabungkan semua rangkaian data

time series dengan Cross selection. Model ini

hanya menggabungkan kedua kata tersebut

tanpa mempertimbangkan variasi antara waktu

dan estimasi (individu), dengan asumsi bahwa

perilaku data perusahaan konsisten seoanjang

waktu. Karena menggunakan teknik kuadrat

kecil untuk mengestimasi model data panel,

pendekatan model ini sama dengan metode

Ordinary Least Square (OLS). Metode ini hanya

menyiratkan bahwa perilaku data antar ruang

konsisten dari waktu ke waktu. Kekurangan

model ini adalah ketidak cocokan antara model

dan skenario yang sebenarnya. Karena model ini

tidak membedakan perilaku data, model ini

jarang digunakan dalam penelitian. Beberapa

penelitian bagaimanapun, menggunakan model

ini sebagai pelengkap model lainnya.

3.6.3.2 Fixed Effect Model (FEM)

Model Fixed Effect adalah teknik analisis data


panel yang menangkap perbedaan intersep

menggunakan variabel dummy. Model ini

menyiratkan bahwa perbedaan individu dapat

dikompensasi oleh perbedaan mencegat. Salah

satu tantangan dalam strategi ini adalah

mencegat slop konsistensi yang sulit dipenuhi

karenanya memasukan variabel dummy adalah

salah satu cara untuk mengatasi masalah intersep

dan kemiringan yang konsisten yang sulit

dipenuhi untuk memungkinkan terjadinya nilai

parameter yang bergam. Berbeda baik lintas unit

(cross section) dan sepanjang waktu (time

series). Variabel dummy Least Square (LSDV)

digunakan dalam strategi ini .

3.6.3.3 Random Effect Model (REM)

Random Effect Model (REM) digunakan untuk

mengatasi kelemahan model effect tetap dalam

menggunakan variabel dummy yang

menyebabkan ketidakpastian dalam model.

Penggunaan variabel dummy yang mengurangi

derajat kebebasan (Degree Of Freedom),

menurunkan efektivitas parameter yang dihitung.

REM menggunakan residual yang diasumsikan


memiliki hubungan temporal dan individu,

sehingga REM berpendapat bahwa setiap individu

memiliki intersep yang berbeda yang merupakan

variabel acak. Perbedaan variabel ditangani oleh

istilah kesalahan masing- masing perusahaan

dalam Random Effect model. Random Effect

Model (REM) memiliki keunggulan dalam

menghilangkan heteroskedastisitas. Generalized

Least Squares (GLS) digunakan untuk

mengestimasi random effect model dengan asumsi

hhomoskedastisitas dan tidak ada korelasi Crosss

sectional.

3.6.4 Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel

Hanya satu dari tiga metode estimasi regresi data panel

yang disajikan di atas yang akan digunakan nanti.

Untuk memilih teknik estimasi regresi data panel, data

harus dideskripsikan menggunakan uji spesifikasi yang

dapat diterima. Pengujian data tersebut diantaranya :

3.6.4.1 Uji Chow (Chow Test)

Uji Chow digunakan untuk menilai apakah metode

Fixed Effect Model (FEM) atau metode Common

Effect Model (CEM) yang lebih baik untuk

digunakan dalam uji chow ini.


Hipotesis Uji Chow adalah :

𝐻0 : Common Effect Model (CEM)

Ha : Fixed Effect Model (FEM)

Model Common Effect digunakan apabila

dugaan jika profitabilitas Chi-Square > 0,05

maka 𝐻0 diperbolehkan dan 𝐻 diabaikan. Namun,

jika profitabilitas Chi-Square kurang dari < 0,05,

𝐻0 diabaikan dan Ha diperbolehkan, maka Model

Effect tetap adalah model yang tepat untuk

diterapkan. Tes Hausman kemudian harus

dijalankan setelah memilih salah satu dari dua

model.

3.6.4.2 Uji Hausman (Hausman Test)

Uji Hausman digunakan untuk menilai

apakah metode Fixed Effect Model

(FEM) atau metode Random effect

model (REM) mana yang lebih untuk

digunakan.

𝐻0 : Random Effect Model (REM)

Ha: Fixed Effect Model (FEM)

Random Effect Model (REM)


digunakan karena diduga jika

profitabilitas Chi-Square > 0,05 maka

𝐻0 diperbolehkan dan Ha di diabaikan.

Namun, jika profitabilitas Chi-Square

kurang dari < 0,05, 𝐻0 diabaikan 𝐻0

diperbolehkan, sehingga Fixed Effect

Model (FEM) dapat digunakan sebagai

model yang sesuai.

3.6.4.3 Uji Lagrage Multiplier

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah

Model Fixed effect model (FEM) atau

Common Effect Model (CEM) mana

yang harus digunakan.

𝐻0 : Random Effect Model (REM)

Ha : Common Effect Model (CEM)

Random Effect Model (REM)

digunakan karena diduga jika

profitabilitas Breush-Pagan >0,05,

maka 𝐻0 diperbolehkan dan Ha

diabaikan. Meskipun demikian, jika

profitabilitas Breush-Pagan kurang

dari < 0,05 diabaikan dan 𝐻0


diperbolehkan dan Ha diterima,

memungkinkan model Common Effect

yang merupakan model yang sesuai

untuk digunakan.

3.6.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk

mengetahui apakah hasil analisis regresi

berganda yang digunakan dalam penelitian

ini bebas dari asumsi klasik (Ghozali,

2018:107), artinya penaksiran tidak bias,

linier

dan konsisten. Uji asumsi klasik juga akan

menguji instrument yang digunakan dalam

penelitian tidak bias atau mememnuhi

kriteria Best Linear Unbias Estimator

(BLUE). Uji asumsi terdiri dari ji

normalitas, multikolinieritas, autokorelasi

dan heteroskedastisitas yang dapat

dijelaskan oleh sebagai berikut :

3.6.5.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji


apakah Variabel perancu atau residual

dalam model berdistribusi normal, untuk

mengetahui apakah berdistribusi normal

atau tidak dengan menggunakan analisis

uji statistic Kolmogorov-Smirnov dan

analisis grafis. Kolmogorov-Smirnov

digunakan untuk mengatahui apakah

data berdistribusi normal atau tidak

dengan melihat garis Asump. Sig(2-

tailed) lebih besar dari tingkat alpha, α =

0.05

Hasil penelitian dianggap berdistribusi

normal atau lulus uji normalitas jika

Asymp. Residual Sig(2-tailed) lebih

besar dari 0,05 atau 5%. Sebaliknya, jika

kurang dari 0,05 atau 5%, tidak

berdistribusi atau gagal dalam uji

normalitas.

Pedoman yang akan digunakan dalam

pengambilan kesimpulan adalah sebagai

berikut:

3.6.5.1.1 Jika nilai Probability > 0,05

maka distribusi adalah normal.


3.6.5.1.2 Jika nilai

probability < 0,05 maka

distribusi adalah tidak

normal.

3.6.5.2 Uji Autokorelasi

Uji korelasi adalah salah satu

pengujian hipotesis klasik yang

digunakan untuk menentukan

penyimpanan hipotesis, yaitu korelasi

yang disebabkan oleh residual sutau

pengamatan dengan pengatam model

regresi lainnya.

Uji Autokorelasi bertujuan buat

menguji apakah masih ada hubungan

antara kesalahan penggangu dalam

periode t terhadap kesalahan

pengganggu dalam periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang baik

merupakan regresi yang bebas menurut

autokoresi

pada data yang dianalisis bisa dilakukan

menggunakan memakai Dubrin-Watson


Test. Berikut ini merupakan keputusan

autokorelasi:

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada Tolak 0 < d < dl

autokorelasi positif

Tidak ada No Decision dl ≤ d ≤ du

autokorelasi positif

1.6.1.1 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan

untuk mengetahui apakah telah

ditemukan korelasi antara variabel bebas

(Independen) dengan model regresi.

Variabel independen dalam model

regresi yang layak tidak boleh

berkorelasi satu sama lain, jika tidak

variabel independen tidak ortogonal.

Untuk menguji multikolinearitas pada

penelitian ini dapat diambil dari nilai

tolerance dan nilai Variance inflation

Faktor (VIF). Karena VIF=1/tolerance,

nilai VIF yang rendah sesuai dengan


nilai toleransi VIF yang tinggi. Nilai

tolerance > 0,10 dan nilai VIF <;10

adalah skor cut-off yang sering

digunakan untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas.

1.6.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas

digunakan untuk menguji apakah model

regresi berbeda dari suatu pengamatan

ke pengamatan lainnya (Ghozali,

2018:137). Uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji aoakah terdapat

ketidaksamaan varians pada model

regresi dari satu pengamatan ke

pengamatan residual lainnya. jika deviasi

residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, disebut

homoskedastisitas, jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

Beberapa metode pengujian yang

mampu dipakai anatara lain yaitu

melihat grafik plot anatara nilai prediksi


variabel terkait

(dependen) yaitu ZPRED menggunakan

residualnya SRESID. Deteksi terdaftar

tidaknya heteroskesdasitas bisa

dilakukan mengunakan melihat terdapat

tidaknya pola eksklusif dalam grafik

scatterplot antara SRESID and ZPRED.

Data analisis yaitu menjadi berikut :

1.6.1.2.1 Apabila terdapat pola

eksklusif, misalnya titik-titik yang

terdpat menciptakan pola eksklusif

yang teratur (bergelombang,

melebar, lalu menyempit), maka

menandakan sudah terjadi

heteroskesdatisitas.

1.6.1.2.2 Apabila nilai terdapat

pola yang jelas dan titik-titik

menyebar pada atas dan dibawah 0

dalam sumbu Y, maka nir terjadi

heteroskedastisitas.
1.6.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis untuk mengetahui apakah

semua variabel independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen dengan

uji t (t-test) dilakukan dengan

menggunakan pengujian hipotesis dan jika

desain penelitian memberikan informasi

yang cukup jelas tentang hubungan antara

variabel independen termuka F (F-test)

dengan signifikan alpha 5% atau α = 0,05.

1.6.2.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini ketika membandingkan skor

tyang di hitung secara individual dengan

tabel. Kriteria pencarian dan penolakan

hipotesis dilakukan dengan nilai signifikan.

1. Jika Signifikan < 0,05 maka 𝐻0 diterima

2. Jika signifikan > 0,05 maka 𝐻0 ditolak.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui besarnya


pengaruh signifikan variabel terhdap

variabel dependen secara simultan atau

simultan. Analisis ini berdasarkan pada

perbandingan nilai signifikan t dan nilai

signifikan (0,05) yang dimungkinkan

dengan :

a. Hipotesis diterima jika nilai

probabilitas F (signifikan F) > α

(0,05) atau 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

b. Hipotesis ditolak jika nilai

probabilitas F (signifikan F) > α

(0,05) atau 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (𝑟2) dapat

digunakan untuk mengkuantifikasi variabel

yang mempengaruhi pengaruh variabel

independen terhadap variabel lain. Sejauh

mana model dapat memperhitungkan

variabel dari variabel dependen ditunjukkan

oleh koefisien determinasi (𝑟2). Nilai

koefisien determinasi antara nol dan satu.

Angka yang rendah menunjukkan bahwa

kapasitas variabel independen untuk


menjelaskan perubahan dalam variabel

dependen sangat dibatasi. Untuk

meramalkan varians dalam variabek terkait,

diperlukan nilai yang mendekati rata- rata.

Model dapat menjelaskan


seberapa besar variasi pemodifikasi
dependen ataupemodifikasi independent X
dapat menjelaskan seberapa besar variasi
dependen dengan mencerminkan nilai 𝑅2.
Jika 𝑅2 = 1 berarti variasi dari Y secara
keseluruhan dapat diterangkan oleh X,
apabila 𝑅2 = 0, maka X tidak memiliki
kesempatan untuk menjelaskan fluktuasi
DAFTAR PUSTAKA

Gaud et. Al, (2003). The Capital Structure of Swiss Companies: An Empirical
Analysis Using

Dynamic Panel Data. Euro Finance Management, 11 (1), 51-69.Yogi, L. M. D. P.


& Damayanthi, I. G. A. E. (2016). Pengaruh Arus Kas Bebas, Capital
Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance pada Manajemen Laba.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(2). 1056-1085

Hamzah, A. R. & Prasetyo, A. (2021). Pengaruh FCF, Pertumbuhan Perusahaan,


Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di BEI. Journal of Sustainability Business Research, 2(2). 431-
437.

Brigham, Eugene F. and Houston,Joel F. (2006). Dasar-dasar Manajemen


Keuangan Penerjemah Ali
AkbarYuilianto.Edisi15,jilid2.SalembaEmpat.Jakarta.

Modul Karya, Direktorat Jendral Cipta. (2018). Modul Analisa Keuangan Dan
Manajemen. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rkyat
Direktorat Jendral Cipta Karya.

Akhmad Afif Junaidi. (N.D.). Analisis Pengaruh Free Cash Flow , Struktur
Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Struktur Aktiva,Dan Profitabilitas
Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan.

Andika, I. K. R., & Sedana, I. B. P. (2019). PENGARUH PROFITABILITAS,


STRUKTUR AKTIVA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
STRUKTUR MODAL. E-Jurnal Mnajemen, 8(9), 5803–5824.
Https://Doi.Org/ISSN: 2302-8912

Benedicta Agustine Kusumi, C. E. (2020). PENGARUH STRUKTUR ASET,


LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPEMILIKAN
SAHAM INSTITUSIONAL DAN RISIKO BISNIS TERHADAP KEBIJAKAN
UTANG (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2017).

Bondoyudho, G., Suharno, & Ahmad, A. A. (2022). Determinan Produksi Industri


Manufaktur Di Indonesia Tahun 2016 – 2021 (Pendekatan Regresi Panel
Data). Jurnal Ekonomika Dan Bisnis, 9(2), 183–194. Https://Doi.Org/ISSN:
2356-2439

Darmawan, Natasha Claudia. (2022). PENGARUH KEPEMILIKAN


INSTITUSIONAL, ARUS KAS BEBAS, STRUKTUR ASET, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2017-2020.

Farah Fadhilah, I. S., & Mulyati1, H. (2021). PENGARUH PERTUMBUHAN


PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET, RISIKO BISNIS DAN FREE CASH
FLOW TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Pada Perusahaan
BUMN Go Public Yang Terdaftar Di BEI). Jurnal Ilmiah Akuntansi, 19 No
1, 41–50.

Hidayat, M. S. (2013). PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL,


KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN
PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KEBIJAKAN UTANG. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol.1 No.1.

Indrajaya, G. (2011). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun Ke-2


September-Desember 2011.

Islamiah, N. I., & Deny Yudiantoro. (2022). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran
Persediaan, Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2019-2021. JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN ISLAM, 03(02), 177–197.
Https://Doi.Org/ISSN: 2751-954X

Mahendra, P. T. (N.D.). PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, STRUKTUR


MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP AKTIVITAS INVESTASI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA. Http://Ejournal.Stiedewantara.Ac.Id

Mamduh, (2004). Manajemen Keuangan Edisi 1. Bpfe : Yogyakarta.

Modul Karya, Direktorat Jendral Cipta. (2018). Modul Analisa Keuangan Dan
Manajemen. Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rkyat
Direktorat Jendral Cipta Karya.

Mufidah, E., Mufidah, E., & Pasuruan, U. M. (2017). Analisis Laba, Arus Kas
Operasi Dan Nilai Buku Ekuitas Terhadap Harga Saham. 12(1), 47–62.

Mukhibad, H., Subowo, Maharin, D. O. & Mukhtar, S. (2020). Determinants of


Debt Policy for Public Companies in Indonesia. Journal of Asian Finance,
Economics and Business, 7(6). 29-37.

Mustabsyirah. (2021). PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN.

Njauwman, A. (2021). ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN


MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SEBELUM DAN SAAT TERJADI PANDEMI COVID-19.
Prathiwi, N. M. D. I., & Yadnya, I. P. (2017). PENGARUH FREE CASH FLOW,
STRUKTUR ASET, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS
TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.6
No.1, 60–86. Https://Doi.Org/ISSN:2302-8912

Putra, Z. Y. (2017). PENGARUH ARUS KAS BEBAS, PROFITABILITAS


DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6 No.3. Https://Doi.Org/ISSN: 2460-0585

Rahma Khusnul Khotimah, A., Rahma Khusnul Khotimah Manajemen, A.,


Ekonomi, F., Tidar Anggi Saktiya Pratiwi Manajemen, U., Tidar Yeni
Lestari Simbolon Manajemen, U., Yudhanto Manajemen, W., Tidar Yacobo
Sijabat Manajemen, U. P., & Tidar, U. (2023). Pengaruh Kebijakan Hutang
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen,
Ekonomi Dan Kewirausahaan, 1(1).

Ramadhani, S., & Barus, A. C. (N.D.). KEBIJAKAN HUTANG PADA


PERUSAHAAN SEKTOR UTAMA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016.

Rambe, M. Fauzi. (2013). PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN


PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA. Jurnal
Manajemen & Bisnis, Vol.13 No. Https://Doi.Org/ISSN: 1693-7619

Ross, Stephen A, Westerfield, Randolph W., Jaffe, Jeffery F., Jordan, Bradford D.
(2009). Corporate Finance : Core Principals and Application. (2nd ed). New
York, United State of America : McGraw-Hill/Irwin.

Rubiyana, M., & Kristanti, F. T. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva,


Pertumbuhan Perusahaan, Risiko Bisnis Dan Aktivitas Perusahaan Terhadap
Struktur Modal. Economic, Business, Management, and Accounting
Journal, 17(2).

Setiawan, D., & , Abrar Oemar, A. P. (2015). PENGARUH LABA, ARUS KAS,
LIKUIDITAS PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
UNTUK MEMPREDIKASI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Pada
Perusahaan Manufakture Yang Terdapat Di BEI Periode Tahun 2010 –
2015). 1–15.

Tahir, N., Hormati, A. & Zainuddin. (2020). Ownership Structure, Free Cash
Flow, Asset Structure and Dividend Policy on Debt Policy. Jurnal
Accountability, 9(1). 28-35.

Wardhani, Dea Ayu Kusuma. (2021). PENGARUH ARUS KAS BEBAS, NON-
DEBT TAX SHIELD, STRUKTUR ASET, RISIKO BISNIS, DAN SET
PELUANG INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN UTANG.

YUSDIANTO, SE, M., & ACHMAD RAMADHONI, SE, M. (2021). Analisis


Pengaruh Struktur Aktiva, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen,
Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan
Hutang Dan Ekuitas Pada Perusahaan Manufkatur Sektor Industri Otomotif
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Per.

Arizona, I. P. E. (2016). Moderasi economic value added atas pengaruh kebijakan


dividen terhadap nilai perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi, 6(1), 61–71.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2014). Dasar-dasar manajemen keuangan buku
2 (11th ed.). Salemba Empat
Noerirawan, M. R., & Muid, A. (2012). Pengaruh faktor internal dan eksternal
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting,
1(2), 582–593.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/580
Septiyuliana, M. (2016). Pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal
intelektual pada nilai perusahaan yang melakukan intial public offering.
Simposium Nasional Akuntansi 18 Universitas Sumatera Utara.
Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. (2018). Financial accounting: IFRS
edition. Wiley.
Setiono, D. B., Susetyo, B., & Mubarok, A. (2017). Pengaruh profitabilitas,
keputusan investasi, kebijakan dividen dan kebijakan hutang terhadap nilai
perusahaan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
2015). PERMANA, 8(2), 32–50.
Manoppo, M., Mangantar, M., & Rate, P. V. (2018). Pengaruh Struktur Aset
Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di
BEI Periode 2012-2016. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 6(3), 1788-1797.
Gani, P. (2020). Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas
Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Wholesale (Durable & Non
Durable Goods) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Core IT, 8(4), 16-
25.

Anda mungkin juga menyukai