PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan yang melakukan investasi mempunyai tujuan agar
mendapatkan keuntungan dimasa mendatang sehingga perusahaan tersebut
dapat dikatakan bertumbuh. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan agar dapat menghasilkan laba
yang lebih besar. Pertumbuhan perusahaan ini merupakan suatu harapan yang
diinginkan pihak internal perusahaan yaitu manajemen serta pihak eksternal
perusahaan
seperti
investor
dan
kreditur.
Untuk
melihat
pertumbuhan
perusahaan yang sehat, maka dapat di lihat dari kelayakan laporan keuangan
perusahaan, yang nantinya akan digunakan oleh pihak investor untuk
mengetahui
kinerja
keuangan
perusahaan
sehingga
bermanfaat
bagi
dana
pinjaman
perusahaan
dapat
dimanfaatkan
untuk
Profitabilitas
berkaitan
dengan
kemampuan
perusahaan
dalam
peminjaman.
Besarnya
laba
ditahan
mencerminkan
kemampuan
yang dibayarkan secara tunai semakin tinggi, maka dana yang tersedia untuk
investasi semakin rendah. Kebijakan dividen ini selanjutnya dapat menyebabkan
terjadinya perilaku pecking order dimana perusahaan lebih mengutamakan dana
internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan yang akan
mempengaruhi penggunaan laba ditahan. Dividen dapat berpengaruh positif
terhadap leverage keuangan karena pembayaran dividen menyebabkan dana
internal yang memadai tetapi bermaksud membayarkan atau mempertahankan
atau meningkatkan pembayaran dividen akan berupaya memperoleh hutang
agar bisa membayar dividen. Dengan demikian, semakin tinggi dividen yang
ingin dibayarkan maka semakin tinggi pula hutang yang harus diperoleh.
Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham
mengakibatkan pendapatan yang diperoleh perusahaan semakin banyak yang
dialokasikan untuk dividen dibandingkan untuk laba ditahan. Laba ditahan yang
rendah mengakibatkan kesempatan investasi menjadi berkurang. Di sisi lain,
perusahaan dituntut untuk terus tumbuh maka perusahaan harus dapat
melaksanakan ekspansi dengan melaksanakan investasi yang ada.
Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi dan kesempatan
investasi yang besar memungkinkan untuk membayar dividen yang rendah
karena mempunyai kesempatan yang menguntungkan dalam mendanai
investasinya secara internal sehingga perusahaan tidak membayarkan lebih
besar labanya kepada pihak luar dalam bentuk dividen. Sebab kalau semakin
tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan,
dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan atau semakin
tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin banyak dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk investasi, sehingga dana yang
tersedia dari laba akan ditahan sebagai retained eranings dan tidak dibayarkan
sebagai dividen. Perusahaan yang cenderung menggunakan sumber dana
eksternal untuk mendanai tambahan investasi akan membagikan dividen yang
lebih besar. Pembagian dividen bertujuan untuk memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham atau nilai perusahaan yang ditunjukan dengan nilai saham
(Prasetiono, 2010).
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa terdapat
pengaruh rasio-rasio keuangan dan kebijakan dividen terhadap Investment
Opportunity Set (IOS). Hasil penelitian Nika dan Mahaputra (2012), dan Cahyo
(2015) menunjukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap investment
opportunity set (IOS), namun berbeda dengan penelitian Yendarawati dan
Adhianza (2013), Subhi (2013) dan Hamzah (2006) yang menunjukan hasil
bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap investment opportunity set
IOS.
Lestari (2004), Subchan dan Sudarman (2011), Hamzah (2006) dan Subhi
(2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa rasio solvabilitas berpengaruh
terhadap investment opportunity set (IOS), tetapi berlawanan dengan penelitian
Nika dan Mahaputra (2012), Yendrawati dan Adhianza (2013) dan Cahyo (2015)
yang menunjukkan hasil bahwa rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
investment opportunity set (IOS).
Hasil penelitian Lestari (2004), Yendrawati dan Adhianza (2013), Cahyo
(2015) serta Subchan dan Sudarman (2013) menunjukkan hasil bahwa rasio
profitabilitas berpengaruh terhadap investment opportunity set (IOS), namun
berbeda dengan hasil penelitian Nika dan Mahaputra (2012), Hamzah (2006) dan
Opportunity Set (IOS) yang di gunakan . Penelitian Nika dan Mahaputra (2012)
menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio prifitabilitas sebagai variabel
independen, tahun penelitian yang digunakan yaitu dari tahun 2009-201, proksi
IOS yang digunakan yaitu Capital Expenditure to Book Value of Assets (CABVA).
Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menambahkan dua variabel independen
yaitu rasio aktivitas dan kebijakan deviden, tahun penelitiannya yaitu dari tahun
2011-2015, sedangkan proksi IOS yang di gunakan yaitu proksi market to book
value of asset (MVBVA), market to book value of equity (MVBVE), earning per
share/price (EPS), dan capital expenditures to book value of asset (CABVA) dan
capital expenditures to market value of asset (CAMVA)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk kembali
melakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
investment opportunity set (IOS) yang masih menunjukan hasil yang beragam
antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya sehingga menarik untuk
diteliti lebih lanjut sebagai usaha untuk mendapatkan hasil yang lebih konsisten.
Dengan demikian, maka dibuat suatu penilitian dengan judul: Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Investment Opportunity Set (IOS). (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
profitabilitas
berpengaruh
terhadap
Investment
10
dividen
berpengaruh
adanya
pengaruh
terhadap
Investment
membuktikan
rasio
likuiditas
terhadap
rasio
aktivitas
terhadap
11
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan
dalam menjalankan aktivitas pengembangan usaha nya. Dan juga dapat
memberi masukan kepada manajemen dalam mengatasi kebijakan
investasi perusahaan.
b. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan tambahan referensi
guna memperoleh pertimbangan melakukan investasi, sehubungan
dengan harapannya atas dividen yang dibayarkan oleh perusahaan.
3. Manfaat Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
pemerintah, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) serta BAPEPAM-LK dalam
membuat peraturan-peraturan terutama yang berkaitan dengan Investment
Opportunity Set (IOS) dan rasio keuangan.
12
BAB II
KERANGKA TEORITIK
13
14
adanya
asimetris
informasi
akan
mendorong
15
semua
kesempatan
investasi
dimasa
mendatang.
Bagi
kesempatan
investasi
yang
menghasilkan
keuntungan.
Dapat
16
riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang
lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan
dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya.
Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi
(Dadri 2011)
Menurut Smith dan Watts (1992) dalam Dadri (2011) investment
opportunity set merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat investasi di
masa
mendatang.
Set
kesempatan
investasi
menunjukkan
kemampuan
17
nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dibandingkan perusahaan yang tidak
tumbuh. Menurut Tjandra (2005) dalam Ningrum (2011) proksi ini menekan
pada pemikiran bahwa prospek perusahaan yang bertumbuh memiliki nilai
pasar yang relatif tinggi dibanding dengan aktiva riilnya. Sehingga IOS
berdasarkan harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan dinyatakan dengan harga pasar (Pagalung, 2003).
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah : market to book
value of asset ratio, market to book value of equity ratio, price earning ratio
dan property, plant and equipment to book value asset ratio.
2. Proksi berbasis pada investasi (investment-based-proxies)
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada
gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara
positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Proksi IOS yang merupakan proksi
IOS berbasis investasi adalah : R&D expense to firm value ratio, R&D
expense to total assets ratio, R&D expense to sale ratios, capital addition to
firm value ratio, dan capital addition to asset book value ratio.
3. Proksi berbasis varian (variance measurement)
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi
yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika
menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang
tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.
Proksi ini didasarkan atas pemikiran bahwa pilihan investasi menjadi lebih
bernilai ketika variabilitas dari asset meningkat (Kallapur, 2001). Proksi ini
digunakan untuk mengamati variabilitas ukuran dan variabilitas return.
Variabilitas ukuran digunakan untuk melihat pertumbuhan aktiva perusahaan,
sedangkan variabilitas return digunakan untuk mengamati pertumbuhan
18
19
Dengan
tambahan
modal
saham
ini
perusahaan
dapat
20
peusahaan)
Hanafi
dan
Halim
(2007:77).
Likuiditas
adalah
21
jenis rasio likuiditas seperti current ratio, quick ratio, dan cash ratio (Nika dan
Mahaputra, 2012).
Penelitian ini mengunakan rasio lancar atau current ratio sebagai proksi
dari rasio likuiditas. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan
hutang lancar. Rasio lancar menunjukkan besarnya kas yang dimiliki perusahaan
ditambah dengan aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam kurun waktu
satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam
jangka waktu dekat (tidak debih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti
yang tercantum pada laporan neraca (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim,
2007:77). Semakin tinggi rasio lancar berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.
2.1.5 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah rasio-rasio yang dimaksudkan
untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasi.
Oleh
karena
solvabilitas
berhubungan
dengan
kemungkinan
solvabilitas
merupakan
rasio
yang
mengukur
kemampuan
22
Ada beberapa rasio solvabilitas yaitu debt to equity ratio, debt to total asset
dan long term to equity ratio. Rasio solvabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh
rasio total hutang terhadap total aset atau debt to equity ratio (DER) yang
merupakan perbandingan total hutang dengan modal sendiri. Rasio total hutang
terhadap total aset merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh
dana yang disediakan oleh kreditur (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim,
2009:81). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Suad Husnan,
2000:121).
2.1.6 Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjulan, total aktiva, maupun modal sendiri. Hanafi dan
Halim (2007:83) menyatakan rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,dan modal saham yang tertentu. Ada
beberapa rasio profitabilitas yaitu net profit margin, earning power of total
investment dan return on asset (ROA). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan ROA, yang merupakan kemampuan dari total modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
dihitung dengan keuntungan netto setelah pajak dengan total aktiva.
Return On Asset (ROA) merupakan proksi yang digunakan untuk
menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
pada tingkat aset tertentu (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2009:84). Rasio
ini sering disebut juga sebagai Return On Investment (ROI). Rasio Return On
Asset (ROA) yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset yang
23
yang
tinggi
pada
perusahaan
akan
meningkatkan
daya
saing
24
bagian
dari
keuntungan
perusahaan.
Jika
perusahaan
25
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kebijakan
dividen
akan
26
kebutuhan
dana
di
waktu
mendatang
untuk
membiayai
dengan
Mempercayakan
mempertahankan
hutang
pada
kontrol
akan
memperbesar
pembelanjaan
intern
terhadap
perusahaan,
risiko
dalam
financialnya.
rangka
berarti
usaha
mengurangi
pembagian dividennya.
27
Nika dan Mahaputra (2012) menguji tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap investment opportunity set (IOS).
Jumlah sampel sebanyak 56 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
rasio likuiditas berpengaruh terhadap variabel IOS. Namun demikian, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap IOS.
Yendrawati dan Adhiianza (2013) menguji tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap set kesempatan berinvestasi (IOS) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel sebanyak 33
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20082011. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara rasio profitabilitas terhadap IOS dan juga rasio aktivitas terhadap IOS,
namun tidak terdapat pengaruh antara rasio likuiditas terhadap IOS dan juga
rasio solvabilitas terhadap IOS.
Hamzah (2007) menguji tentang pengaruh rasio likuiditas, profitablitas,
aktivitas, dan solvabilias terhadap investment opportunity set (IOS) dalam
tahapan siklus kehidupan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jumlah sampel sebanyak 135 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2001-2005. Untuk pengujian
regresi secara parsial pada tahap pendirian hanya rasio aktivitas dan solvabilitas
yang berpengaruh secara signifikan pada IOS, sedangkan pada tahap ekspansi
awal hanya rasio aktivitas yang berpengaruh secara signifikan pada IOS. Pada
tahap ekspansi akhir, kedewasaan, dan decline tidak ada satu pun rasio
keuangan dalam penelitian ini yang berpengaruh secara signifikan terhadap IOS.
28
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009. Hasil
pengujiannya
menunjukkan
kebijakan
utang
yang
diukur
dengan
DER
29
terhadap IOS, dan terdapat hubungan yang positif antara profitabilitas dengan
IOS.
Cahyo (2015) menguji tentang pengaruh rasio Keuangan seperti Current
Ratio (CR), Total asset Turnover (TATO), Return On Asset (ROA) dan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Investment Opportunity Set (IOS) dalam tahapan
ekspansi awal siklus kehidupan perrusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak
18 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2010-2013. Hasil pengujian menunjukkan CR berpengaruh negatif signifikan
terhadap Investment Opportunity set (IOS), ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap Investment Opportunity set (IOS) dan TATO dan DER tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Investment Opportunity set (IOS).
Dari hasil penelitian terdahulu di atas terlihat adanya perbedaan, Hasil
penelitian Nika dan Mahaputra (2012), dan Cahyo (2015) menunjukan bahwa
rasio likuiditas berpengaruh terhadap investment opportunity set (IOS), namun
berbeda dengan penelitian Yendarawati dan Adhianza (2013), Subhi (2013) dan
Hamzah (2006) yang menunjukan hasil bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh
terhadap investment opportunity set IOS.
Lestari (2004), Subchan dan Sudarman (2011), Hamzah (2006) dan Subhi
(2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa rasio solvabilitas berpengaruh
terhadap investment opportunity set (IOS), tetapi berlawanan dengan penelitian
Nika dan Mahaputra (2012), Yendrawati dan Adhianza (2013) dan Cahyo (2015)
yang menunjukkan hasil bahwa rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
investment opportunity set (IOS).
Hasil penelitian Lestari (2004), Yendrawati dan Adhianza (2013), Cahyo
(2015) serta Subchan dan Sudarman (2013) menunjukkan hasil bahwa rasio
30
atau
tingkat
likuiditas
perusahaan.
Perusahaan
yang
mengalami
31
dana
pinjaman
perusahaan
dapat
dimanfaatkan
untuk
pengaruh
secara
positif.
Hasil
penelitian
Hamzah
(2006)
32
Investment
Opportunity Set
(Y)
Aktivitas (X4)
Dividen (X5)
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
Sumber: Cahyo (2015) dikembangkan untuk penelitian
33
Set (IOS)
Likuiditas berpengaruh terhadap IOS karena semakin banyak jumlah aktiva
lancar yang ada di perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan untuk
melakukan investasi. Hal ini dapat disebabkan karena aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan lebih besar dibandingkan hutang yang dimiliki oleh perusahaan.
Dengan tingkat aktiva lancar yang lebih tinggi dari hutang lancar maka
perusahaan akan memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk melakukan
investasi. Jadi perusahaan masih dapat melakukan investasi dari selisih aktiva
lancar dengan hutang lancar yang dimiliki.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nika dan Mahaputra (2012)
dan Cahyo (2015) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap
investment opportunity set IOS, dengan demikian hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
H1: Likuiditas berpengaruh terhadap investment opportunity set (IOS).
2.4.2
Pengaruh
Solvabilitas
terhadap
Investment
34
utang
yang
lebih
sedikit
dikarenakan
perusahaan
lebih
Pengaruh
Profitabilitas
terhadap
Investment
35
Set (IOS)
Aktivitas perusahaan menunjukkan tingkat efektivitas yang ada pada
perusahaan. Semakin tinggi tingkat aktivitas yang ada pada perusahaan semakin
besar aliran kas yang diterima perusahaan berarti semakin efektif dalam
36
aktivitas
menunjukkan
pengaruh
terhadap
(IOS)
penelitian
Yendrawati dan Adhianza (2012), Subhi (2013) dan Cahyo (2015) hal ini
disebabkan karena aktivitas yang dilakukan perusahaan dari efektivitas rasio
aktivitas telah menghasilkan nilai sekarang bersih yang positif, sehingga
kesempatan bertumbuh perusahaan juga tinggi.
37
dengan
menggunakan
kesempatan
investasi
sebaik-baiknya.
Investasi
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan waktu penelitian yaitu dari bulan Mei
sampai dengan bulan Juli 2016.
39
adalah
analisis
kuantitatif.
Analisis
kuantitatif
adalah
suatu
40
b1
X 1 + b2
X2 +
Dimana :
Y
= Likuiditas
X2
= Solvabilitas
X3
= Profitabilitas
X4
= Aktivitas
41
(Gujarati, 2009). Informasi terhadap variasi variabel dependen yang tidak dapat
diterangkan pada regresi akan termuat dalam residual.
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi melanggar
asumsi ataukah tidak maka digunakan analisis residual. Setelah mendapatkan
nilai residual tersebut maka selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui
uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05
atau sebesar 5%. Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan pvalue yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05.
Bila p-value 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data
yang terdistribusi normal dan sebaliknya bila nilai p-value < 0,05 maka data tidak
terdistribusi normal.
3.5.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola pada scatterplot.
Heterokedastisitas tidak terjadi apabila pada scatterplot menunjukkan sebagai
berikut :
42
auto korelasi dapat digunakan metode Run Test. Run Test sebagai bagian dari
statistik non-paramemetrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis) (Ghozali, 2013).
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Run Test dengan tingkat signifikan pada 0,05 atau 0,05. Bila p-value 0,05 maka
data yang digunakan dalam penelitian merupakan data residual random (acak)
dan sebaliknya bila nilai p-value < 0,05 maka data residual tidak random
(Ghozali, 2013).
Variabel Independen
Current Ratio=
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
44
2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat
itu dilikuidasi. Oleh karena solvabilitas berhubungan dengan kemungkinan
dibubarkannya perusahaan maka penilaian dari aktiva yang dimiliki perusahaan
harus didasarkan atas nilai dasar jualnya. Rasio solvabilitas dalam penelitian ini
diwakili oleh debt to equity ratio (DER) yang merupakan perbandingan total
hutang dengan modal sendiri. Rasio DER dapat dirumuskan sebagai berikut
Hanafi dan Halim (2007:81):
Total Hutang
Modal
3. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjulan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan ROA, yang merupakan
kemampuan dari total modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan dihitung dengan keuntungan netto setelah pajak
dengan total aktiva. Rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut Hanafi dan
Halim (2007:83):
45
ReturnOn Asset=
4. Rasio Aktivitas
Laba Bersih
Total Aktiva
Tot al Asset
Turn Penjualan
Total Aktiva
46
5. Kebijakn Dividen
Dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Subchan dan Sudarman, 2005).
Variabel
ini
diproksikan
oleh
dividend
payout
ratio,
yaitu
merupakan
perbandingan antara dividen per lembar saham terhadap keuntungan per lembar
saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio. Secara matematis DPR
dirumuskan sebagai berikut (Kurniati 2003):
3.6.2
Dividen P er S hare
Earning Per Share
Variabel Dependen
47
Rasio market value to book value of assets ini berbanding lurus dengan
nilai investment opportunity set, semakin besar market value to book value of
assets suatu perusahaan, maka semakin bagus pula nilai investment opportunity
set nya.
MVABVA=
Keterangan
Total asset
Total bekuitas
Harga penutupan
48
EPS =
CPBVA=
BVFA i, t BVFA t 1
T A i, t
49
Keterangan:
BVFA i , t
dapat
memanfaatkannya
untuk
tambahan
investasi
aktiva
CA/MVA =
Nilai buku aktiva tetap t Nilai buku aktiva tetap t-1
(Total Aktiva-Total Ekuitas) + (Jumlah saham beredar x closing price)
50
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, Septian Dwi. 2015. Pengaruh CR, TATO, ROA, DER terhadap
Investment Opportunity Set (IOS) dalam Tahapan Ekspansi Awal Siklus
Kehidupan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013.
Dadri Putu Terestiani, 2011, Pengaruh Investment Opportunity Set Dan Struktur
Modal Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek
Indonesia, Tesis, Program Magister Program Studi Manajemen Program
Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Eprilasari, Peppy. 2012, Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas,
Solvabilitas terhadap Kesempatan Investasi Perusahaan Otomotive yang
Go Public di Bursa Efek Indonesia, Skripsi UPN Veteran Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21, Edisi 7, Buku Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamzah Ardi. 2006. Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas,
dan Investment Opportunity Set dalam Tahapan Siklus Kehidupan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun
2001-2005, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2, No.2, Juli: 1-22.
Hanafi, Mamduh. M dan Abdul Halim, 2007, Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Ketiga, Cetakan Kelima, Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN
Yogyakarta.
Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarata: Yogyakarta
Kaaro, Hermeindito dan Jogiyanto Hartono. 2002. Perilaku Keputusan Investasi
Berbasis Peluang Investasi dan Ketersediaan Keuangan Internal.
Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang.
Kurniati, Endang. 2003. Analisis Pengaruh Devidend Payout Ratio, Current
Ratio, Pertumbuhan Asset dan Laverage Terhadap Return Saham,Tesis,
Program Pascasarjana Magister Manajemen, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Lestari Holydia. 2004. Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan
Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi. Simposium
Nasional Akuntansi VII, Bali.
Manarung, Poltak 2013. Analisi pengaruh kebijakan hutang, ukuran peruahaan
dan profitabilitas terhadap set kesempatan investasi. Skripsi Universitas
Lampung, Bandar Lampung.
Nika, I Wayan dan Mahaputra, I Nyoman, 2012. The Effect Of Liquidity, Solvency,
and Profitability On Investment Opportunity Set. Jurnal Ilmiah Akuntnasi
dan Humanika, Vol.2, No.2, Edisi Juni 2012. Universitas Mahasaraswati
Denpasar
51
52
NO
Peneliti
Nika dan
Mahaputra
(2012)
Yendrawati
dan
Adhiianza
(2013)
Cahyo
(2015)
Judul
Variabel
The Effect Of
Liquidity,
Solvency, and
Profitability
on Investment
Opportunity Set
Variabel dependen :
Investment
opportunity set.
Faktor-Faktor
yang
Berpengaruh
Terhadap Set
Kesempatan
Investasi (IOS)
Pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia.
Pengaruh
Current Ratio
(CR), Total
asset Turnover
(TATO), Return
On Asset (ROA)
dan Debt to
Equity Ratio
(DER) terhadap
Investment
Opportunity Set
(IOS) dalam
tahapan
ekspansi awal
Variabel
independen:
likuiditas,
solvabilitas, dan
profitabilitas.
Variabel dependen :
Set kesempatan
investasi. Variabel
independen:
kebijakan dividen,
risiko investasi,
profitabilitas,
likuiditas, aktivitas
dan solvabilitas.
Variabel Dependen:
Investment
opportunity set
Variabel
Independen:
Current Ratio (CR),
Total asset Turnover
(TATO), Return On
Asset (ROA) dan
Debt to Equity Ratio
(DER)
Hasil
Likuiditas berpengaruh
terhadap variabel IOS,
rasio solvabilitas dan rasio
profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
IOS
Kebijakan
dividen
berpengaruh
terhadap
IOS, risiko investasi tidak
berpengaruh
terhadap
IOS, Profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap
IOS,
likuiditas
tidak
berpengaruh terhadap Set
IOS,
rasio
aktivitas
berpengaruh
positif
terhadap IOS, kebijakan
hutang tidak berpengaruh
terhadap IOS.
CR berpengaruh negatif
signifikan terhadap
Investment Opportunity
Set (IOS), ROA
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Investment Opportunity
set (IOS) dan TATO dan
DER tidak berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Investment
Opportunity set (IOS).
53
siklus kehidupan
perusahaan.
NO
Peneliti
Hamzah
(2007)
Subchan
dan
Sudarman
(2011)
Judul
Penelitian
Analisis Rasio
Likuiditas,
Profitabilitas,
Aktivitas,
Solvabilitas dan
Investment
Opportunity Set
dalam Tahapan
Siklus
Kehidupan
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Jakarta Tahun
2001-2005.
Pengaruh
Kebijakan
Utang,
Kebijakan
Dividen,
Risiko Investasi
dan Profitabilitas
Perusahan
terhadap Set
Kesempatan
Investasi
Variabel yang
digunakan
Variabel dependen :
Investment
opportunity set.
Variabel
independen:
likuiditas,
profitabilitas,
aktivitas dan
solvabilitas.
Variabel dependen :
Set kesempatan
investasi. Variabel
independen:
kebijakan hutang,
kebijakan dividen,
risiko investasi, dan
profitabilitas.
Hasil Penelitian
Tahap pendirian hanya
rasio aktivitas dan
solvabilitas yang
berpengaruh signifikan
pada IOS, sedangkan
tahap ekspansi awal
hanya rasio aktivitas yang
berpengaruh secara
signifikan pada IOS.Tahap
ekspansi akhir,
kedewasaan, dan decline
tidak ada satu pun rasio
keuangan yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap IOS.
Kebijakan utang yang
diukur dengan DER
berpengaruh negatif
terhadap IOS,kebijakan
deviden berpengaruh
negatif terhadap IOS,
profitabilitas berpengaruh
positif terhadap IOS, risiko
berpengaruh negatif
terhadap IOS, variabel
kontral ukuran
54
perusahaan
tidakberpengaruh
terhadap IOS.
Subhi
(2013)
NO
7
Peneliti
Lestari
(2004)
Pengaruh Rasio
Keuangan
Terhadap
Investment
Opportunity Set
Dalam Tahapan
Siklus
Kehidupan
Perusahaan.
Judul
Penelitian
Pengaruh
kebijakan utang,
kebijakan
dividen, risiko
dan profitabilitas
perusahaan
terhadap set
kesempatan
investasi
Variabel dependen :
Investment
opportunity set.
Variabel
independen:
current assets ratio,
assets ternover
ratio, return on
assets ratio, debt to
equity ratio, dan
price earning ratio.
Variabel yang
digunakan
Variabel dependen:
Investment
opportunity set
Variabel
independen:
kebijakan utang,
kebijakan deviden,
risiko dan
profitabilitas
Hasil Penelitian
Kebijakan utang yang
diukur dengan DER
berpengaruh signifikan
terhadap IOS, kebijakan
dividen, proksi oleh
dividend yield,
berpengaruh signifikan
negatif terhadap IOS,
sementara proksi oleh
rasio pembayaran dividen,
asosiasi dari dua variabel
adalah tidak signifikan,
dengan tanda berlawanan,
risiko, proksi oleh
dikoreksi beta, dan set
kesempatan investasi
adalah tidak signifikan,
terdapat hubungan yang
positif antara profitabilitas
dengan IOS.
55
56