PROPOSAL
Diajukan Oleh:
William Trisna Wijaya
NIM : 201860064
NIRM :
JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
dikatakan Milansari, Marsitoh, dan Siddi (2020), Brigham dan Ehrhardt (2008, 8)
1
Untuk dapat mencapai kedua tujuan perusahaan tersebut, manajer
peluang investasi. Untuk alasan tersebut, keputusan keuangan juga dapat disebut
keputusan modal kerja. Dan ketiga, keputusan modal kerja mengacu kepada
memiliki rencana strategis dan taktik yang disusun dalam rangka mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan. Menurut Zutter dan Smart (2019, 615) Struktur modal
merupakan salah satu area pengambilan keputusan yang paling komples karena
berkaitan dengan variabel keputusan keuangan lainnya. Menurut Zutter dan Smart
(2019, 615) struktur modal terdiri dari hutang dan modal. Yang mana dengan
dengan menurunkan biaya modal, menghasilkan NPV yang lebih tinggi dan pada
tujuan perusahaan.
2
Dalam penelitian ini menggunakan sebuah teori untuk mendukung
penjelasan tentang struktur modal. Teori tersebut adalah pecking order teori,
pendanaan yang dapat digunakan untuk mendapatkan uang. Yang pertama adalah
laba ditahan, apabila laba yang dihasilkan oleh perusahaan tidak cukup untuk
dengan modal, dan yang terakhir apabila dengan menggunakan utang tidak cukup
Marsitoh, dan Siddi (2020) adalah Current Ratio, Return On Asset, Asset
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula
pendeknya pada saat jatuh tempo (Zutter dan Smart 2019, 138). Sesuai dengan isi
dari pecking order teori yang mengatakan bahwa perusahaan akan menggunakan
3
pendanaan internal melalui laba ditahan sebelum menggunakan pendanaan
eksternal melalui hutang dan modal. Dengan demikian terdapat pengaruh yang
signifikan antara current ratio dengan capital structure. Terdapat hasil yang
current ratio dan capital structure. Menurut Imtiaz et al. (2016) dan Sunhaji
(2019) terdapat pengaruh positif antara current ratio dan capital structure. Menurut
Said dan Jusmansyah (2019) dan Ghasemi dan Razak (2018) terdapat pengaruh
negatif antara current ratio dan capital structure. Menurut Hartati dan Mukhibad
(2018) dan Alam dan Kurniasih (2020) tidak terdapat pengaruh antara current
Zutter dan Smart (2019, 153) menyatakan bahwa return on asset adalah
dengan aset yang tersedia. Return on asset digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian aset perusahaan (Brigham dan Houston 2019, 119). Return on asset
ini sangat penting karena digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
sebelumnya terhadap pengaruh return on asset dan capital structure. Menurut Lina
dan Amir (2018) dan Alam dan Kurniasih (2020) terdapat pengaruh positif antara
return on asset dan capital structure. Menurut Effendi dan Nugraha (2018) dan
4
Noviandini dan Welas (2017) terdapat pengaruh negatif antara return on asset dan
capital structure. Menurut Waridansyah (2016) dan septiani dan suaryana (2018)
Lim (2012) perusahaan dengan proporsi aset tetap yang tinggi memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk melunasi utangnya, sehingga memiliki lebih
struktur modal target mereka. memegang faktor lain konstan, perusahaan dapat
mengambil lebih banyak utang jika memiliki lebih banyak kas di neraca (Brigham
dan Houston 2019, 502). Dengan kata lain asset structure sangat dipertimbangkan
oleh perusahaan selain untuk menentukan besaran kas yang diinginkan dalam
untuk mendapatkan utang apabila memiliki asset struktur yang banyak. Dengan
demikian tidak terdapat pengaruh antara asset structure dan capital structure.
asset structure dan capital structure. Menurut Septiani dan Suaryana (2018) dan
Denziana dan Yunggo (2017) terdapat pengaruh positif antara asset structure dan
capital structure. Menurut jusrizal (2017) dan Sakr dan Bedeir (2019) terdapat
pengaruh negatif antara asset structure dan capital structure. Menurut Bako dan
Marsoem (2020) dan Ratinasari dan Maftukhah (2018) tidak terdapat pengaruh
5
Kaliman dan Wibowo (2017) Ukuran perusahaan menggambarkan ukuran
penjualan, dan rata-rata total aset. Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai
besar kecilnya perusahaan (Ratri dan Christianti, 2017). Ukuran perusahaan dapat
pengaruh antara firm size dan capital structure. Terdapat perbedaan hasil
penelitian sebelumnya antara firm size dan capital structure. Menurut Denziana
dan Yunggo (2017) dan Hartati dan Mukhibad (2018) terdapat pengaruh positif
antara firm size dan capital structure. Menurut Naray dan Mananeke (2015) dan
Effendi dan Nugraha (2018) terdapat pengaruh negatif antara firm size dan capital
structure. Menurut Bako dan Marsoem (2020) dna Jusrizal (2017) tidak terdapat
sejauh mana laba persaham dari suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh utang.
persaham perusahaan yang diperbesar oleh utang (Rahardjo dan Darsono (2015).
dengan pecking order teori dimana perusahaan dapat menggunakan laba ditahan
6
untuk melakukan investasi. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh antara sales
antara sales growth dan capital structure. Menurut Nguyen dan Tran (2020) dan
Sakr dan Bedeir (2019) terdapat pengaruh positif antara sales growth dan capital
structure. Menurut sanyaolu et al. (2018) dan Ratri dan Christianti (2017) terdapat
pengaruh negatif antara sales growth dan capital structure. Menurut Hartati dan
Mukhibad (2018) dan Rahardjo dan Darsono (2015) tidak terdapat pengaruh
40
Agriculture
35 Mining
30 Basic Industry and
Chemicals
25
Miscellaneous
20
Consumer Goods
15
Property, Real Estate,
10 and Building
Construction
5 Infrastructure, Utilities,
0 and Transportation
2016 2017 2018 2019 2020 Finance
-5
Trade, Services, and
-10 Investment
diwakili oleh utang, saham prefer, dan ekuitas saham biasa. Debt to Equity Ratio
mengukur proporsi relati dari total kewajiban dan ekuitas saham biasa yang
digunakan untuk membiayai total aset perusahaan (Zutter dan Smart 2019, 147).
Berdasarkan Gambar 1.1 Debt to equity ratio (DER) jika dilihat secara
tren, sektor Aneka Industri atau Miscellaneous Industry terjadi peningkatan DER
yang paling tinggi diantara sektor lainnya pada tahun 2017 yang mana berarti
pada tahun tersebut sektor aneka industri menggunakan leverage keuangan yang
lebih tinggi dan diikuti dengan tren yang peningkatan DER dari tahun 2018-2020.
Aneka industri memiliki 6 subsektor yaitu sektor mesin dan alat berat,
otomotif dan komponen, pakaian tekstil, alas kaki, kabel, dan elektronik. Untuk
memilih objek penelitian ini dari aneka industry, pada Gambar 1.2 akan disajikan
120
40 Textile Garment
20 Footwear
0
Cable
-20
Electronics
-40
O b j e k p e n e
8
objek penelitian karena debt to equity ratio (DER) subsektor otomotif dan
komponen terjadi peningkatan DER yang paling tinggi diantara subsektor lainnya
keuangan yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan perusahaan
otomotif dan komponen sebagai objek penelitian. (Zutter dan Smart 2019, 147)
menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) yang lebih tinggi berarti
utang.
9
4. Apakah Firm Size berpengaruh terhadap Struktur Modal pada perusahaan
2012-2020?
10
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Firm Size terhadap Struktur
1. Bagi Akademis
Struktur Modal dengan sudut pandang yang berbeda. Serta sebagai bahan
2. Bagi Praktisi
besarnya modal yang akan digunakan perusahaan dan dapat sebagai bahan
modalnya.
11
1.4 Sistematika Penulisan
pembaca memahami isi dari penelitian ini, oleh karena itu peneliti memberikan
BAB I PENDAHULUAN
HIPOTESIS
metode analisis.
12
Membahas tentang gambaran umum sampel, statistik deskriptif
BAB V PENUTUP
13
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Teori
yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Kerangka teori akan
model konseptual yang memiliki representasi deskriptif teori, dan teori yang
14
Kehadiran biaya flotasi dan informasi asimetris dapat menyebabkan
besar investasi baru melalui laba ditahan, yang jarang meningkatkan pembiayaan
besar daripada ekuitas, seperti yang diprediksikan oleh teori pecking order.
variabel utama yang cocok untuk diteliti sebagai faktor yang layak dan variabel
85). Peneliti telah merangkum beberapa definisi capital structure dan beberapa
definisi variabel independen yang didapat dari jurnal dan buku yang telah
15
2.1.2.1 Capital Structure
antara total hutang dengan total modal sendiri yang terlihat dari seluruh sisi kanan
presentase dari setiap jenis modal yang disuplai investor, dengan total 100%.
(Zutter dan Smart 2019, 600) menyimpulkan bahwa struktur modal adalah
campuran hutang jangka panjang dan ekuitas yang dikelola oleh perusahaan. Dari
antara hutang dan modal yang digunakan dan dikelola oleh perusahaan untuk
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segara jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
Ketika penggunaan modal sendiri lebih tinggi daripada penggunaan hutang, maka
16
perusahaan dapat memenuhi kewajibannya. Definisi tersebut didukung oleh
(Zutter dan Smart 2019, 138) current ratio mengacu pada kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Dari
definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa current ratio adalah rasio yang
(Zutter dan Smart 2019, 153) Return on asset adalah mengukur efektivitas
tersedia. Sedangkan menurut (Brigham dan Houston 2019, 119) Return on asset
diatas dapat disimpulkan bahwa return on asset adalah rasio untuk mengukur
17
menurut (Lim, 2012) perusahaan dengan proporsi aset yang tinggi memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk melunasi utangnya, sehingga memiliki lebih
banyak kesempatan untuk memperoleh utang. (Brigham dan Houston 2019, 502)
inginkan saat menetapkan struktur modal target mereka. Memegang faktor lain
konsatan, perusahaan dapat mengambil lebih banyak hutang jika memiliki lebih
banyak kas di neraca. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asset
structure adalah rasio untuk membandingkan seberapa besar aset tetap dengan
total aset yang dimiliki perusahaan yang mana semakin besar aset yang dimiliki
penjualan, rata-rata penjualan, dan rata-rata total aset. Sedangkan menurut (Ratri
dan Christianti, 2017) ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya
perusahaan. Definisi tersebut didukung oleh (Effendi dan Nugraha, 2018) ukuran
perusahaan besar.
18
2.1.2.6 Sales Growth
ukuran sampai sejauh mana laba perusahaan dari suatu perusahaan dapat
ditingkatkan oleh utang. Definisi tersebut didukung oleh (Rahardjo dan Darsono,
yang terjadi dari tahun ke tahun untuk mengetahu sejauh mana laba persaham dari
penelitian ini akan dijelaskan menggunakan tabel. Tabel berikut juga memuat
19
Tabel 2.1
Likuiditas,
pertumbuhan
penjualan dan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
20
2 Analisis Pengaruh Current Perusahaan Current Ratio
Current Ratio, Return Ratio, Return otomotif dan berpengaruh
On Equity, Total Asset On Equity, komponen negatif dan
Turn Over dan Ukuran Total Asset yang terdaftar signifikan
Perusahaan terhadap Turn Over di BEI terhadap
Struktur Modal Pada dan Ukuran (periode struktur
Perusahaan Otomotif Perusahaan 2013-2017) modal.
dan Komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Firm Size
Indonesia (Periode tidak
2013-2017) / (Said & berpengaruh
Jumansyah, 2019) terhadap
struktur
modal.
Profitabilitas
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
21
4 Return On Asset, Return On Perusahaan ROA,
Likuiditas, dan Ukuran Asset, Lembaga likuiditas, dan
Perusahaan Terhadap Likuiditas, keuangan Ukuran
Struktur Modal / dan Ukuran mikro (LKM) perusahaan
(Effendi & Nugraha, Perusahaan berpengaruh
2018) negatif
terhadap
struktur
modal
Likuditias
dan
pertumbuhan
penjualan
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
22
6 Pengaruh Return On ROA, Current Perusahaan ROA dan
Asset, Current Ratio, ratio, size, manufaktur current ratio
Size, dan Growth dan growth yang terdaftar berpengaruh
Terhadap Struktur di BEI negatif
Modal pada Perusahaan (periode 2013 terhadap
Manufaktor Yang – 2015) struktur
Terdaftar di Bursa Efek modal.
Indonesia Periode 2013-
2015 / (Lina & Amir,
2018)
Size dan
growth tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
23
8 Pengaruh Size, Size, Perusahaan Ukuran
Likuiditas, Profitabilitas, Likuiditas, Property dan perusahaan
Risiko Bisnis, dan Profitabilitas, Real Estate berpengaruh
Pertumbuhan Penjualan Risiko Bisnis, yang terdaftar positif
Terhadap Struktur dan di BEI terhadap
Modal pada Sektor Pertumbuhan (periode 2010 struktur
Industri Properti / (Ratri Penjualan – 2014) modal.
& Christianti, 2017)
Likuiditas,
Pertumbuhan
profitabilitas,
dan
pertumbuhan
penjualan
berpengaruh
negatif
terhadap
struktur
modal.
Profitability
& companya
size tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
10 Faktor-Faktor yang Profitability, Perusahaan Profitability
Berpengaruh Terhadap sales growth, wholesale dan berpengaruh
Struktur Modal pada asset retail yang negative
Perusahaan Wholesale structure, terdaftar di terhadap
and Retail yang firm size BEI (periode struktur
Terdaftar di Bursa Efek 2009 – 2013) modal.
Indonesia Periode 2009-
2013 / (Rahardjo & Sales growth
24
Darsono, 2015)
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
Asset
structure
berpengaruh
positif
terhadap
struktur
modal.
Firm size
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
25
2.3 Model Penelitian
Current Ratio
Return on Asset
Firm Size
Sales Growth
Gambar 2.1
2.4 Hipotesis
Berdasarkan model penelitian, hipotesis yang dikembangkan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H01 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Capital Structure
pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2019.
Ha1 : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Capital Structure pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2019.
H02 : β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Capital
Structure pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2019.
Ha2 : β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Capital Structure
pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2019.
26
H03 : β3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Asset Structure terhadap Capital Structure
pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2019.
Ha3 : β3 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Asset Structure terhadap Capital Structure pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2019.
H04 : β4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Firm Size terhadap Capital Structure pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2019.
Ha4 : β4 ≠ 0 : Terdapat pengaruh Firm Size terhadap Capital Structure pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2019.
H05 : β5 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Sales Growth terhadap Capital Structure
pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2019.
Ha5 : β5 ≠ 0 : Terdapat perngaruh Sales Growth terhadap Capital Structure pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2019.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah suatu variabel
menyebabkan variabel lain berubah atau tidak. (Sekaran dan Bougie 2019, 57).
dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode xxxx-xxxx. Yang
mana menurut (Sekaran dan Bougie 2019, 221) Populasi adalah seluruh golongan
masyarakat, peristiwa, atau hal0hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti.
Secara spesifik, sampel tang diambil sebagai objek penelitian ini adalah 6
Indonesia. Menurut (Sekaran dan Bougie 2019, 222) Sampel adalah bagian dari
populasi.
pengambilan sampel yang setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang
melekat untuk dipilih sebagai subjek sampel (Sekaran dan Bougie 2019, 232).
28
Dalam teknik non probability sampling, penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel yang berfokus pada tipe orang tertentu yang dapat
yang diinginkan atau mereka sesuai dengan beberapa kriteria yang ditetapkan oleh
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menurut (Sekaran dan Bougie 2019, 85) variabel dependen adalah variabel
yang menjadi perhatian utama peneliti. Dan variabel dependen yang digunakan
Menurut (Zutter dan Smart 2019, 600) struktur modal adalah campuran
29
Dalam penelitian ini, struktur modal diwakili oleh debt ratio dengan rumus
Total Debt
Capital Structure=
Total Asset
negatif. Dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Current Ratio, Return On Asset, Asset Structure, Firm Size, dan Sales Growth.
Menurut (Zutter dan Smart 2019, 138) current ratio mengacu pada
jatuh tempo. Dalam penelitian ini formula yang digunakan untuk variabel ini
Current Asset
Current Ratio=
Current Liabilities
30
3.3.2.2 Return On Asset
yang digunakan untuk variabel ini adalah sebagai berikut (Milansari, Marsitoh,
Sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan. Dalam penelitian ini formula
yang digunakan untuk variabel ini adalah sebagai berikut (Milansari, Marsitoh,
NonCurrent Asset
Asset Structure= × 100 %
Total Asset
sebagai besar kecilnya perusahaan. Dalam penelitian ini formula yang digunakan
untuk variabel ini adalah sebagai berikut (Milansari, Marsitoh, dan Siddi, 2020):
31
3.3.2.5 Sales Growth
Dalam penelitian ini formula yang digunakan untuk variabel ini adalah sebagai
SalesGrowth=¿ ¿
sekunder. Menurut (Sekaran dan Bougie 2019, 49) data sekunder adalah data yang
telah dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan lain selain tujuan penelitian saat
ini. Dimana data yang didapat diperoleh dari laporan keuangan Perusahaan
perusahaan dan pada website Bursa Efek Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek
32
3.5 Metode Analisis Data
Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah program
yang mudah dipahami oleh pembaca (Anderson et al. 2020, 13). Statistic
deskriptif dalam penelitian ini menggunakan nilai mean, nilai maksimum, nilai
minimum, dan nilai standar deviasi. Statistic deskriptif akan digunakan untuk
menganalisa semua variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel
Data panel merupakan data gabungan cross sectional dan time series
(Basuki 2017, 5). Menurut (Widarjono 2013, 355-359) terdapat tiga pendekatan
untuk mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu sebagai berikut:
1. Common Effect
33
menggabungkan kedua data tersebut tanpa mempertimbangkan
2. Fixed Effect
koefisien regresi (slope) tetap sama antar perusahaan dan dari waktu ke
waktu. Model ini juga disebut sebagai teknik Least Squares Dummy
Variables.
3. Random Effect
Menurut (Basuki dan Prawoto 2015, 252) untuk memilih model terbaik
dalam mengestimasi model regresi data panel, terdapat beberapa pengujian yang
1. Chow Test
34
Chow test yakni pengujian untuk menentukan model fixed effect atau
panel.
2. Hausman Test
fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan dalam
apakah model random effect lebih baik dari model common effect
mengestimasi model regresi data panel, yang mana menurut (Basuki dan Prawoto
1. Chow Test
a. Jika Prob. Cross section F > alpha, maka Ho tidak dapat ditolak
umum.
35
b. Jika Prob. Cross section F < alpha, maka Ho dapat ditolak yang
2. Hausman Test
a. Jika Prob. > alpha, maka Ho tidak dapat ditolak yang berarti
b. Jika Prob. < alpha, maka Ho dapat ditolak yang berarti model
Menurut (Basuki dan Prawoto 2015, 75) uji ini digunakan untuk
dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai F-hitung ≥ dari nilai F-tabel, maka berarti
terhadap variabel terikat atau hipotesis pertama sehingga dapat diterima. (Basuki
36
Menurut (Anderson et al. 2020, 747) hipotesis untuk uji F adalah sebagai
berikut:
1. H0 dapat ditolak jika nilai F-statistik ≥ dari nilai F-tabel dan nilai
2. H0 tidak dapat ditolak jika nilai F-statistik ≤ dari nilai F-tabel dan nilai
Menurut (Widarjono 2013, 49) uji t hanya valid jika residual berdistribusi
normal. Metode yang digunakan dalam uji normalitas adalah Jarque-Bera test
a. Jika nilai JB > 5,9915 dan nilai probabilitas < 0,05, maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Jika nilai JB < 5,9915 dan nilai probabilitas > 0,05 maka data
berdistribusi normal.
37
3.5.5 Uji Asumsi Klasik
korelasi antar variabel independen. Menurut (Widarjono 203, 104) cara untuk
model regresi.
interfensi yang memiliki varians yang tidak konsisten. Menurut (Ghozali dan
Ratmono 2017, 91) metode pengujian yang digunakan dlaam penelitian ini adalah
a. Jika Prob. nilai > dari nilai alpha, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
38
3.5.5.3 Uji Autokorelasi
Menurut (Basuki dan Prawoto 2015, 51) uji autokorelasi digunakan untuk
korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan
lain pada model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan
a. Jika d < dL atau d > (4-dL), maka hopotesis nol ditolak, yang berarti
terdapat autokorelasi.
b. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang
c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka
merupakan persamaan yang berkaitan dengan nilai yang diharapkan atau nilai
rata-rata dari variabel dependen dengan nilai variabel independen, yaitu E(y) = b0
+ b1x1 + b2x2 + bpxp. Persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah
seabgai berikut:
39
y=b 0+b 1 X 1+ b 2 X 2+b 3 X 3+ b 4 X 4+b 5 X 5+ ε
Informasi:
y = Capital Structure
b0 = Konstan
b1-b5 = Koefisien regresi disetiap variabel
X1 = Current Ratio
X2 = Return On Asset
X3 = Asset Structure
X4 = Firm Size
X5 = Sales Growth
ε = Error
asosiasi linier antara dua variabel yang mengambil nilai antara -1 dan +1. Dengan
ukuran kecocokan dari estimasi persamaan regresi. Ini dapat diartikan sebagai
40
proporsi variabilitas dalam variabel dependen y yang disajikan oleh perkiraan
antara nol dan satu. Nilai R2 yang rendah berarti kemampuan variabel bebas
variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan
nilai adjusted R-squared, karena dapat meningka atau menurun Ketika satu
55-56).
Menurut (Basuki dan Prawoto 2015, 19) uji hipotesis adalah suatu
3.5.7.1 Uji t
41
H0: b=0 tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
dependen.
a. Jika nilai Prob. < α dan nilai t-statistik < nilai t-tabel negatif atau nilai
t-statistik > nilai t-tabel positif, maka H0 dapat ditolak yang berarti ada
b. Jika nilai Prob. > α dan nilai t-statistik > nilai t-tabel negatif atau nilai
t-statistik < nilai t-tabel positif, maka H0 tidak dapat ditolak yang
42
43
BAB IV
ANALISIS DAN DISKUSI
Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
yang diambil:
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
44
Dengan melihat tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan sebagai sampel untuk penelitian ini adalah sebanyak 48 data yang
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel
nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, dan nilai standar deviasi. Berikut
45
adalah hasil uji statistik masing-masing variabel, baik variabel dependen yaitu
Tabel 4.3
Variabel Observasi Mean Deskriptif
Hasil Statistik Maximum Minimum Standar Deviasi
Capital Structure 48 1,321042 3,530000 0,130000 0,971996
Current Ratio 48 1,708325 5,828198 0,601606 1,148610
Return On Asset 48 0,041266 0,225050 -0,026325 0,048315
Asset Structure 48 0,588308 0,671073 0,439624 0,052956
Firm Size 48 30,19937 33,49453 27,08171 1,768989
Sales Growth 48 0,036259 0,649691 -0,887586 0,210567
46
5. Variabel Firm Size memiliki nilai mean 30,19937, nilai maksimum
Tabel 4.4
Hasil Uji Likelihood Ratio
Effect Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 44,262927 (5,37) 0,0000
Cross-section Chi-Square 93,276502 5 0,0000
Sumber: hasil pengolahan Eviews 10
< alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 dapat ditolak yang berarti
model terbaik yang dapat digunakan adalah model fixed effect. Karena hasil uji
likelihood ratio adalah model fixed effect, maka penelitian ini menggunakan
pengujian uji hausman untuk memilih antara model random effect atau model
fixed effect.
Tabel 4.5
Hasil Uji Hausman
47
Test Summary Chi-sq. Statistic Chi-sq. d.f. Prob.
Cross-section Random 221,314637 5 0,0000
Berdasarkan tabel uji hausman diatas, nilai probabilitas 0,0000 < alpha
(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 dapat ditolak yang berarti model
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect.
Uji F dilakukan untuk melihat apakah model tersebut fit atau tidak.
Tabel 4.6
Hasil Uji F
F-Statistic 63,83120
Prob(F-Statistic) 0,000000
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil sebagai berikut:
Informasi:
df1 =k–1=5–1=4
df2 = n – k = 48 – 5 = 43
n = jumlah data
k = jumlah variabel independen
F-tabel = 2,59
F-statistic = 63,83120
dengan nilai alpha (α) dan nilai F-Statistic dengan nilai F-tabel. Jika nilai Prob(F-
48
Statistic) > dari nilai alpha dan nilai F-Statistic < dari F-tabel, maka model tidak
fit. Namun jika nilai Prob(F-Statistic) > dari nilai F-tabel, maka model tersebut fit.
Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Prob(F-statistic) sebesar 0,000000 <
dari nilai alpha (0,05) dan nilai F-statistic (63,83120) > dari nilai F-tabel (2,59),
sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut layak dan baik digunakan
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
Skewness -0,088081
Kurtosis 2,397084
Jarque-Bera 0,789081
Probability 0,673990
Sumber: Hasil pengujian Eviews 10
dengan nilai alpha (α) dan nilai Jarque-Bera. Jika nilai probabilitas > dari nilai
alpha (α), dan nilai Jarque-Bera < dari 5,9915 maka data tersebut tidak
dibandingkan dengan nilai alpha (0,05), maka nilai probabilitas > dari nilai alpha
(0,05). Tabel tersebut juga menunjukkan nilai Jarque-Bera sebesar 0,789081 <
dari 5,9915. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal.
49
4.7 Hasil Uji Asumsi Klasik
variabel independen dengan variabel independen lainnya. Jika nilai korelasi >
daro 0,85 atau lebih rendah dari -0,85 maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas
Current Return Asset Firm Size Sales
Ratio On Asset Structure Growth
Current Ratio 1,000000 0,084015 -0,048641 -0,305773 0109157
Return 0,084015 1,000000 0,138168 0,363133 -0,043368
On Asset
Asset Structure -0,048641 0,138168 1,000000 0,017330 -0,212596
Firm Size -0,305773 0,363133 0,017330 1,000000 -0,008356
Sales Growth 0109157 -0,043368 -0,212596 -0,008356 1,000000
Sumber; hasil pengolahan Eviews 10
Asset, Asset Structure, Firm Size, dan Sales Growth < dari 0,85 dan > dari -0,85,
artinya tidak ada korelasi antara variabel independen satu dengan yang lain dan
50
Penelitian ini menggunakan metode glejser untuk menguji
heteroskedastisitas dengan syarat p-value harus lebih tinggi dari nilai alpha (0,05)
pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Prob.
C 0,6778
Current Ratio 0,1139
Return On Asset 0,9369
Asset Structure 0,5791
Firm Size 0,8149
Sales Growth 0,7731
Sumber: Hasil pengujian Eviews 10
Dari tabel diatas, nilai Prob. dari seluruh variabel > dari nilai alpha (0,05),
diseluruh variabel.
syarat Jika d < dL atau d > (4-dL), maka hopotesis nol ditolak, yang berarti
terdapat autokorelasi. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. Jika d terletak antara dL dan dU atau
diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
51
Gambar 4.1
Hasil Uji Autokorelasi
1.210263
Autokorel
asi Positif
DW
1.36192
dL
Indecision
Zona
1.72061
dU
Autokorel
Terjadi
Tidak
asi
2.27939
4-dL
Indecision
Zona
2,63808
4-dU
asi Negatif
Autokorel
Dari gambar diatas, nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,210263 < dari
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
52
Sales Growth -0,140600 0,192416 -0,730705 0,4696
Sumber: Hasil pengujian Eviews 10
53
1,1713592 dengan asumsi variabel independent Current
β4 = 0,291252 Jika nilai variabel Firm Size naik satu-satuan, maka akan
Tabel 4.11
Hasil Analisis Koefisien Korelasi
R 0,972220
R-Squared 0,945211
Sumber: Hasil pengujian Eviews 10
menunjukkan korelasi positif dan sangat kuat antara Current Ratio, Return On
54
Asset, Asset Structure, Firm Size, dan Sales Growth terhadap Capital Structure,
karena nilai koefisien korelasi positif berada diantara interval 0,80 – 0,999.
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Adjusted R-Squared 0,930403
Sumber: Hasil pengujian Eviews
10
Squared) sebesar 0,930403, yang berarti Secara statistik besarnya variabel Capital
Structure yang dapat dijelaskan oleh Current Ratio, Return on Asset, Asset
Structure, Firm Size, dan Sales Growth adalah 93,0403%, sementara 6,9597%
sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.
terhadap variabel dependen. Jika Prob. Nilai > alpha (0,05) dan t-statistik < nilai t-
tabel, maka H0 tidak dapat ditolak, artinya tidak ada pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika Prob. Nilai <
55
alpha (0,05) dan nilai t-statistik > nilai t-tabel maka H0 dapat ditolak, artinya
4.9.1 Hipotesis 1
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis 1
Dari tabel diatas, nilai probabilitas Current Ratio adalah 0,0200 < nilai
56
Hasil uji hipotesis antara Current Ratio dan Capital Structure dapat
Informasi:
Df = n – k – 1 = 48 – 5 – 1 = 42
α/2 = 0,05 / 2 = 0,025
n = total data
k = jumlah variabel independen
t-tabel = 2,018
t-statistic = -2,431140
-2,018 2,018
-2,431140
Gambar 4.3
Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis 1
Dari hasil kurva distribusi pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa nilai
t-statistik variabel Current Ratio sebesar -2,431140 pada daerah H0 dapat ditolak
(-2,431140 > -2,018), yang berarti bahwa terdapat pengaruh Current Ratio
Hasil tersebut sesuai dengan teori pecking order yang menganggap bahwa
perusahaan dengan tingkat current ratio yang tinggi seharusnya memiliki lebih
57
sedikit hutang karena mereka mampu melikuiditas aset yang mereka miliki
4.9.2 Hipotesis 2
Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis 2
Dari tabel diatas, nilai probabilitas Return On Asset adalah 0,6859 >
nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Asset tidak
58
Hasil uji hipotesis antara Return On Asset dan Capital Structure dapat
Informasi:
Df = n – k – 1 = 48 – 5 – 1 = 42
α/2 = 0,05 / 2 = 0,025
n = total data
k = jumlah variabel independen
t-tabel = 2,018
t-statistic = -0,40755
-2,018 2,018
-0,40755
Gambar 4.3
Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis 2
Dari hasil kurva distribusi pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa nilai
t-statistik variabel Return On Asset sebesar -0,40755 pada daerah H0 tidak dapat
ditolak (-0,40755 < -2,018), yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh Return
Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori pecking order, yang menyatakan
59
lebih sedikit hutang. Perusahaan yang memiliki return on asset yang tinggi akan
4.9.3 Hipotesis 3
Tabel 4.15
Hasil Uji Hipotesis 3
Dari tabel diatas, nilai probabilitas Asset Structure adalah 0,1120 >
nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Asset Structure tidak
60
Hasil uji hipotesis antara Asset Structure dan Capital Structure dapat
Informasi:
Df = n – k – 1 = 48 – 5 – 1 = 42
α/2 = 0,05 / 2 = 0,025
n = total data
k = jumlah variabel independen
t-tabel = 2,018
t-statistic = 1,628115
-2,018 2,018
1,628115
Gambar 4.4
Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis 3
Dari hasil kurva distribusi pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa nilai
t-statistik variabel Asset Structure sebesar 1,628115 pada daerah H0 tidak dapat
ditolak (1,628115 < 2,018), yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh Asset
61
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar rasio aset tetap dengan
total aset tidak mempengaruhi proposi besarnnya hutang yang digunakan oleh
perusahaan.
4.9.4 Hipotesis 4
H04 : β4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh Firm Size terhadap Capital Structure pada
Tabel 4.16
Hasil Uji Hipotesis 4
Dari tabel diatas, nilai probabilitas Firm Size adalah 0,1413 > nilai
alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Firm Size tidak pengaruh
62
Hasil uji hipotesis antara Firm Size dan Capital Structure dapat
Informasi:
Df = n – k – 1 = 48 – 5 – 1 = 42
α/2 = 0,05 / 2 = 0,025
n = total data
k = jumlah variabel independen
t-tabel = 2,018
t-statistic = 1,503228
-2,018 2,018
1,503228
Gambar 4.5
Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis 4
Dari hasil kurva distribusi pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa nilai
t-statistik variabel Firm Size sebesar 1,503228 pada daerah H0 tidak dapat ditolak
(1,503228 < 2,018), yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh Firm Size
63
Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori pecking order, yang menyatakan
bahwa perusahaan yang besar tidak membutuhkan hutang yang banyak karena
4.9.5 Hipotesis 5
Tabel 4.17
Hasil Uji Hipotesis 5
Dari tabel diatas, nilai probabilitas Sales Growth adalah 0,4696 > nilai
alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Sales Growth tidak pengaruh
64
Hasil uji hipotesis antara Sales Growth dan Capital Structure dapat
Informasi:
Df = n – k – 1 = 48 – 5 – 1 = 42
α/2 = 0,05 / 2 = 0,025
n = total data
k = jumlah variabel independen
t-tabel = 2,018
t-statistic = -0,730705
-2,018 2,018
-0,730705
Gambar 4.5
Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Uji Hipotesis 4
Dari hasil kurva distribusi pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa nilai
t-statistik variabel Sales Growth sebesar -0,730705 pada daerah H0 tidak dapat
ditolak (-0,730705 < -2,018), yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh Sales
Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori pecking order, yang menyatakan
65
laba yang tinggi tidak memerlukan hutang karena dapat menggunakan
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Efek Indonesia periode 2012-2019 dengan jumlah 6 perusahaan dan 48 data, maka
1. Current Ratio
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Said dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Imtiaz et al. (2016) dan Sunhaji
(2019), serta Hartati dan Mukhibad (2018) dan Alam dan Kurniasih
2. Return On Asset
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Lina dan Amir (2018) dan
67
berpengaruh positif terhadap Capital Structure, dan Effendi dan
Structure.
3. Asset Structure
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bako dan
Jusrizal (2017) dan Sakr dan Bedeir (2019) yang menyatakan bahwa
4. Firm Size
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bako dan Marsoem
68
5. Sales Growth
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hartati dan
dengan penelitian yang dilakukan Nguyen dan Tran (2020) dan Sakr
positif terhadap Capital Structure, dan Sanyaolu et al. (2018) dan Ratri
5.2 Keterbatasan
69
5.3 Rekomendasi
komponen saja.
seperti non-debt tax shield, tax, risiko bisnis, ataupun risiko bisnis.
70