Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh CEO Overconfidence,
Direktur Wanita, dan Dualitas CEO terhadap kinerja keuangan. Landasan teori menjelaskan
mengenai grand theory yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel, yang terdiri
dari CEO overconidence,direktur wanita, dan CEO duality.
Teori agensi merupakan teori yang menunjukan keterikatan antara pihak yang menyerahkan
kuasa (pemegang saham/shareholder) bersama pihak yang diberi kuasa (pengelola/agent)
yang diberi kesepakatan oleh pemegang saham agar dapat bekerja untuk keperluan
pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Sebagai pengelola perusahaan, agen
mengetahui lebih banyak prospek perusahaan di masa yang akan datang dan informasi
internal daripada pemilik perusahaan (Irma, 2019). Pada prakteknya, akan timbul konflik
kepentingan antara principal dan agent(conflict of interest) yang disebut agency problem
dimana pemilik perusahaan ingin memperoleh profit secara optimal dan berkelanjutan
dalam jangka panjang sedangkan agent cenderung ingin mendapatkan profit dalam jangka
pendek (Melinda et al. 2019).
Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi
yaitu :
Menurut santoro dalam (Saragih,2017) bahwa kinerja keuangan merupakan hasil nyata
yang di capai suatu badan usaha dalam suatu periode tertent yang dapat mencerminkan
tingkat kesehatan keuangan badan usaha tertentu dan dipergunakan untuk menunjukan
dicapainya hasil yang positif. Menurut jumingan dalam (saragih,2017) kinerja keuangan
merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
modal,likuiditas, dan profitabilitas. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur melalui kinerja
keuangan perusahaan, yaitu dengan melakukan analisa dan evaluasi pada laporan keuangan
di masa lampau dan digunakan untuk memprediksi posisis keuangan dan kinerja keuangan
di masa yang akan datang, karena laporan keuangan merupakan laporan yang mampu
menunjukan perkembangan posisi finansial perusahaan (Putra et al. 2021). Menurut
Gunawan (2019) bahwa kinerja keuangan memberikan manfaat untuk menilai perubahan
potensial sumberdaya ekonomi yang akan dikendalikan di masa depan.
Menurut Sofyan (2019) terdapat empat kelompok rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
aktiva, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Menurut Fajaryani (2018) bahwa rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan.
Profitabilitas merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu
dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya (Sanjaya, 2018). Profitabilitas juga
mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukan apakah badan usaha tersebut
mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang (Aldi et al. 2020). Jenis-jenis rasio
profitabilitas antara lain Net Proft Margin, Return on Asset, dan Return on Equity (Prihatini
dan Pradopo, 2020). Dalam penelitian ini menggunakan ROE (return on equity) sebagai
pengukuran
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, bagi
saham biasa maupun saham preferen. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya akan menarik
minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan bersangkutan karena
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan akibatnya
harga saham pun akan ikut tinggi.
Menurut Ratri (2011) Return on Equity (ROE) berpengaruh signifikan dan positif
terhadap harga saham, sesuai dengan pendapat Saleh (2015) Kohansal et al. (2013), Wang
et al. (2013). Menurut Sukmawati dkk (2010) Return on Equity (ROE) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan menurut Setyorini (2016)
Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif terhadap harga saham
Berdasarkan uraian landasan teori dan penelitian terdahulu dapat dijelaskan bahwa
penelitian ini melakukan penelitian untuk menguji pengaruh CEO overconfidence, diektur
wanita dan CEO duality terhadap kinerja keuangan.