Anda di halaman 1dari 14

BAB II

Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Grand Theory

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh CEO


Overconfidence, Direktur Wanita, dan Dualitas CEO terhadap kinerja keuangan. Landasan
teori menjelaskan mengenaigrand theoryyang digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel, yang terdiri dari CEO overconidence,direktur wanita, dan CEO duality.

2.1.1 Agency Theory

Teori agensi merupakan teori yang menunjukan keterikatan antara pihak yang
menyerahkan kuasa (pemegang saham/shareholder) bersama pihak yang diberi kuasa
(pengelola/agent) yang diberi kesepakatan oleh pemegang saham agar dapat bekerja untuk
keperluan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Sebagai pengelola perusahaan,
agen mengetahui lebih banyak prospek perusahaan di masa yang akan datang dan informasi
internal daripada pemilik perusahaan (Irma, 2019). Pada prakteknya, akan timbul konflik
kepentingan antara principal dan agent(conflict of interest) yang disebut agency problem
dimana pemilik perusahaan ingin memperoleh profit secara optimal dan berkelanjutan
dalam jangka panjang sedangkan agent cenderung ingin mendapatkan profit dalam jangka
pendek (Melinda et al. 2019).

Dari pengertian tentang tentang agency theory yang telah di jelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa agency theory berkaitan dengan variabel independent CEO
overconfidence, Direktur wanita dan CEO duality. Dikarenakan CEO adalah agent, yang
bertanggung jawab atas aset atau modal yang di berikan oleh principal. CEO overconfidence
ini dianggap sebagai kecenderungan individu untuk berpikir bahwa dirinya lebih baik
daripada yang sebenarnya seperti dalam hal kemampuan dan penilaian. ufateh et.al (2020)
Penelitian mereka menemukan bahwa overconfidence CEO melebih-lebihkan kemungkinan
keberhasilan dan meremehkan risiko, dan menurut penelitian yang dilakukan oleh fania
(2021) konflik agensi dipicu karena kecenderungan manajemen perusahaan memberikan
nilai yang berlebihan atas kemampuannya dalam mancapai tujuan sehingga
mengesampingkan probabilitas terjadinya resiko. CEO yang overconfidence pada umumnya
terlalu banyak berinvestasi dan meremehkan resiko sehingga dapat membuat perusahaan
berada pada kondisi kesulitan keuangan, hal ini berdampak buruk bagi kinerja keuangan,
dan pada akhirnya akan merugikan shareholder yang telah memberikan kepercayaan
kepada agent dalam menjalankan operasional perusahaan.

Jabatan direktur merupakan level tertinggi pada sebuah perusahaan yang bertanggung
jawab penuh mengelola seluruh organisasi di perusahaan tersebut. Posisi direktur tidak
hanya di isi oleh laki-laki namun juga dapat diisi oleh perempuan dengan tujuan keragaman
gender dapat menyebabkan kualitas dalam memecahkan masalah menjadi lebih baik
sehingga terdapat pendapat yang lebih beragam untuk dijadikan pertimbangan dan
meningkatkan proses pengambilan keputusan. keberadaan direktur wanita dalam posisi
direktur memiliki pengaruh cukup signifikan dikarenakan dapat meminimalisir pengambilan
keputusan yang terlalu percaya diri, yang meremehkan terjadinya resiko dalam sebuah
perusahaan Vivian (2022). Wanita berbeda dengan laki-laki dalam hal latar belakang
pendidikan, pengalaman dan keahlian, kepribadian yang semua sifat ini berpengaruh dalam
pengambilan keputusan perusahaan Liao et.al (2016). Adanya peran direktur wanita dalam
suatu perusahaan memberi pandangan dari sisi yang berbeda dari pandangan direktur pria,
Selain itu, keragaman mungkin dapat meningkatkan transparansi di tingkat direksi muller
(2015) Transparansi atau keterbukaan berarti keputusan yang diambil dan pelaksanaannya
dilakukan dengan cara atau mekanisme yang mengikuti aturan atau regulasi yang ditetapkan
oleh lembaga. Transparansi juga bisa berarti bahwa informasi yang berkaitan dengan
organisasi tersedia secara mudah dan bebas serta bisa diakses oleh mereka yang terkena
dampak kebijakan yang dilakukan oleh organisasi tersebut. transparansi dapat mencegah
terjadinya conflict of interestantara agen dan shareholder

CEO bertanggung jawab penuh atas kinerja perusahaan. CEO dapat mengintervensi
bisnis perusahaan melalui keputusan CEO yang akan berimplikasi pada strategi dan
kebijakan perusahaan Kassim et all (2019). CEO Duality adalah istilah yang merujuk
kepada seseorang yang memiliki dua jabatan sekaligus, yaitu sebagai dewan direksi (Chief
Executive Officer) dan dewan komisaris (Chairman of Board) dalam sebuah
perusahaan (Hsu et al., 2019).dilihat dari persepsi agency theory adanya CEO Duality dapat
memberikan dampak pada kinerja perusahaan, yaitu menghambat dewan direksi dalam
mengelola managemen serta dewan komisaris dalam menilai dan mengawasi kinerja dewan
direksi (Coles et a.,2011). fungsi dewan komisaris diantaranya adalah mengawasi kinerja
dari dewan direksi, karena adanya CEO duality berarti dewan komisaris mengawasi dewan
direksi yang termasuk dirinya sendiri, Hal ini mampu mempengaruhi pengambilan
keputusan yang dapat memicu adanya conflict of interest karena memungkinkan CEO
duality mengambil langkah untuk kepentingan pribadi. Maka dari itu dalam suatu
perusahaan seharusnya di awasi oleh dewan komisaris yang independen, karena dapat
mengambil keputusan lebih objektif. Semakin banyak jumlah Komisaris Independen
menurunkan tingkat kebangkrutan karena jumlah Komisaris Independen menunjukkan
kemungkinan untuk menghindari perilaku manajemen yang menguntungkan diri sendiri
Merino (2016). Perusahaan dengan persentase dewan independen tinggi kemungkinan
berefek terhadap masalah keuangan disebabkan Komisaris independen dapat memonitor dan
mengendalikan managemen agar tidak terjadi masalah keuangan Manzaneque et.al (2016)
CEO yang merupakan agent atau seseorang yang di berikan kepercayaan oleh pemegang
saham untuk mengelola perusahaan semestinya harus objektif dan tidak mengambil
keputusan yang hanya dapat menguntungkan diri sendiri.

Menurut Eisenhard (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) buah asumsi

yaitu :

a. Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifatuntuk


mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasanrasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion)

b. Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,efisiensi sebagai


kriteria produktivitas, dan adanya Asymmetric Information(AI) antara prinsipal dan agen.

c. Asumsi tentang informasi.asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang


sebagai barangkomoditi yang bisa diperjual belikan

Kinerja keuangan dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara pemilik perusahaan


dan manajer, dalam kondisi ini kedua pihak saling mengedepankan kepentingan masing-
masing untuk memaksimalkan utilitasnya (Astari dan Suputra, 2019). Kebijakan hutang
merupakan salah satu kebijakan pendanaan dalam perusahaan, pembuatan kebijakan hutang
tidak mudah karena dalam suatu perusahaan terdapat banyak pihak yang memiliki
kepentingan berbeda-beda, sehingga dalam pembuatan keputusan tidak akan terlepas dari
konflik keagenan yang terjadi dalam perusahaan (Paryanti dan Mahardika, 2020). Menurut
Soraya dan Permanasari (2017) jika pendanaan internal tidak mencukupi, maka manajer
akan membutuhkan dana eksternal seperti hutang. Menurut Dewa et al. (2019) perusahaan-
perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit, kondisi ini
tidak disebabkan karena memiliki target dengan kinerja keuangan yang bagus. Sedangkan
perusahan yang kurang profitable akan cenderung memiliki hutang yang lebih besar dana
internalnya tidak cukup untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan dan hutang
merupakan sumber pendanaan dari luar yang lebih disukai (Paryanti dan Mahardika, 2020)

2.1.2 Stewardship Theory

Stewardship Theory meyakini bahwa manajemen merupakan pengelolah terpercaya


yang menjalankan perusahaan demi kepentingan pemegang saham (Abels & Martelli,
2013). Dasar dari model stewardship ini harus ada budaya kepercayaan antara prinsipal
dengan manajer, Berbeda dengan teori agensi yang mengatakan bahwa manajer dianggap
ingin memaksimalkan kepentingan pribadinya sendiri Huiller(2014), Asumsi filosofi
mengenai teori ini dibangun berdasarkan sifat manusia yang dapat dipercaya, mampu
bertindak dengan tanggung jawab, memiliki integritas serta dapat berlaku jujur untuk pihak
lainnya. Dengan kata lain teori stewardship memandang bahwa management dapat
berperilaku baik untuk kepentingan publik dan umumnya stakeholder pada khususnya.
dalam teori stewardship manajer pada dasarnya ingin melakukan pekerjaan dengan baik
sehingga dapat menjadi steward atau ‘pelayan’ yang baik juga Davis(1991). Menurut
Donaldson (1990) dasar dari tata kelola dibawah model stewardship adalah bahwa dalam
situasi tertentu, manajer adalah good steward dari aset perusahaan dan mereka bekerja
dengan baik untuk memaksimalkan tingkat return bagi shareholders.Asumsi penting yang
mendasari Stewardship Theory adalah bahwa perilaku dari manajer selaras dengan
kepentingan pemegang saham.

CEO dapat mengintervensi bisnis perusahaan melalui keputusan CEO yang akan
berimplikasi pada strategi dan kebijakan perusahaan Kassim et all (2019). Menurut
stewardship theory, CEO duality memberikan benefit bagi perusahaan karena yang
bersangkutan lebih memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi dan
lingkungan perusahaan weir et all (2002). Di karenakan CEO duality merangkap jabatan
yaitu dewan komisaris dan dewan direksi. hal ini memungkinkan CEO duality lebih
memahami kondisi perusahaan dan sekaligus dapat memposisikan diri berada di posisi
dewan direksi sehingga fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris menjadi
lebih maksimal. CEO bertanggung jawab penuh atas kinerja perusahaan. CEO dapat
mengintervensi bisnis perusahaan melalui keputusan CEO yang akan berimplikasi pada
strategi dan kebijakan perusahaan Kassim et all (2019). Karena pemahaman tentang
perusahaan yang lebih baik, CEO duality dapat menjadi steward atau pelayan yang baik
untuk shareholder

2.2kinerja keuangan

Menurut santoro dalam (Saragih,2017) bahwa kinerja keuangan merupakan hasil nyata
yang di capai suatu badan usaha dalam suatu periode tertent yang dapat mencerminkan
tingkat kesehatan keuangan badan usaha tertentu dan dipergunakan untuk menunjukan
dicapainya hasil yang positif. Menurut jumingan dalam (saragih,2017) kinerja keuangan
merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
modal,likuiditas, dan profitabilitas.Kinerja suatu perusahaan dapat diukur melalui kinerja
keuangan perusahaan, yaitu dengan melakukan analisa dan evaluasi pada laporan keuangan
di masa lampau dan digunakan untuk memprediksi posisis keuangan dan kinerja keuangan
di masa yang akan datang, karena laporan keuangan merupakan laporan yang mampu
menunjukan perkembangan posisi finansial perusahaan (Putra et al. 2021). Menurut
Gunawan (2019) bahwa kinerja keuangan memberikan manfaat untuk menilai perubahan
potensial sumberdaya ekonomi yang akan dikendalikan di masa depan. Kinerja keuangan
suatu perusahaan dapat diukur menggunakan rasio.

Menurut Sofyan (2019) terdapat empat kelompok rasio keuangan yaitu rasio
likuiditas, rasio aktiva, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Menurut Fajaryani (2018)
bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Profitabilitas merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu
perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya (Sanjaya, 2018).
Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukan apakah badan
usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang (Aldi et al. 2020).
Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain Net Proft Margin, Return on Asset, dan Return on
Equity (Prihatini dan Pradopo, 2020). Dalam penelitian ini menggunakan ROE (return on
equity) sebagai pengukuran. Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan
(income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan
(pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen). Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat.

Net income / Pendapatan bersih atau laba bersih adalah uang yang sebenarnya yang
dimiliki, dalam artian uang yang dihitung dari perhitungan penjualan dikurangi harga pokok
penjualan, penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya operasi, depresiasi, bunga, pajak,
dan biaya lainnya.Net income adalah laba setelah pajak dan merupakan laba yang diperoleh
setelah dikurangkan dengan biaya-biaya dan pajak. Ini disebut net income (laba bersih)
atau net profit yang diterima oleh perusahaanOctaviana (2017)modal adalah suatu dana
yang di investasikan dalam aktiva lancar yang digunakan untuk biaya operasi perusahaan
yang berupa kas, surat berharga, piutang dan persediaan dan aktiva lancar lainnya Kasmir
(2016). Terdapat tiga komponen modal yaitu kas, piutang, dan persediaan. Ketiga
komponen modal kerja tersebut dapat dikelola dengan cara yang berbeda dewi(2020) Kas
biasanya dipakai untuk menggambarkan kepemilikan uang tunai perusahaan. Makin besar
nilai kasnya, maka makin besar pula uang tunai yang mereka miliki. kas merupakan alat
pembayaran yang siap di pakai dan bebas di pergunakan untuk membiayai kegiatan-
kegiatan umum yang ada di dalam perusahaan.Purwaji (2017) selain kas instrumen yang
terdapat pada modal adalah piutang usaha. Pengertian piutang sendiri bisa diterjemahkan
sebagai salah satu jenis dari transaksi akuntansi yang memiliki pengertian penagihan kepada
konsumen yang telah berutang.Jadi, bisa disimpulkan bahwa piutang adalah hak milik kita
yang masih ada di tangan orang atau pihak lain, baik berupa uang atau penjualan yang
belum dibayar lunas.menurut Giri (2017), piutang adalah tuntutan kepada pelanggan dan
pihak lain untuk memperoleh uang, barang, dan jasa tertentu pada masa yang akan datang,
sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.
2.3 CEO overconfidence

Overconfidence atau terlalu percaya diri adalah karakteristik personal yang


menggambarkan kecenderungan individu untuk berpikir bahwa mereka lebih baik dari yang
sebenarnya dalam kemampuan, penilaian, dan motivasi untuk sukses Park et al.(2020). CEO
adalah posisi paling tinggi dalam manajemen perusahaan, CEO memainkan peran penting
dalam menentukan nilai perusahaan dengan mempresentasikan visi dan strategi jangka
panjang perusahaan serta menetapkan rencana investasi, pembiayaan dan operasi
perusahaan Kang & Cho(2020). Menurut Moore & Healy (2008) terdapat tiga jenis
overconfidence. Jenis pertama adalah overestimation, yang terjadi ketika seseorang
melebih-lebihkan tingkat kemampuan, kinerja, kendali, atau kemungkinan sukses mereka.
Jenis kedua adalah overplacement, yang terjadi ketika seseorang percaya bahwa dirinya
lebih baik daripada orang lain. Atribut ini merupakan efek dari overestimation. Tipe ketiga
adalah overprecision, yaitu ketika seseorang percaya bahwa keyakinannya lebih tepat
daripada yang sebenarnya. Overconfidence pada dasarnya berasal dari gagasan tentang efek
"lebih baik dari rata-rata". Overconfidence biasanya dibangun melalui dorongan kerabat,
seringnya mendapatkan pengalaman sukses, membantu mereka untuk terbiasa dengan
kesuksesan dan membuat mereka percaya bahwa mereka berada pada tingkat yang lebih
tinggi daripada yang orang lain Hirshleifer et.al (2012). Bias psikologis, seperti
overconfidence, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan
perusahaan. Karakteristik overconfidence secara signifikan berpengaruh terhadap pemilihan
risiko, yang mana mereka cenderung mengambil keputusan dengan risiko yang lebih tinggi
atau risk taking Salehi et al., (2020) .Ketika manajer yang overconfidence mengevaluasi,
mereka cenderung lebih optimis dengan menilai kemungkinan kejadian yang
menguntungkan pada arus kas perusahaan melebihi kenyataan dan meremehkan potensi
risiko masa depan Ho et al (2016).
2.4 Direktur wanita

Jabatan direktur merupakan level tertinggi pada sebuah perusahaan yang bertanggung
jawab penuh mengelola seluruh organisasi di perusahaan tersebut. tugas direktur
diantaranya adalah menerapkan visi misi perusahaan,membuat rancangan strategi
bisnis,mengevaluasi kinerja perusahaan. saat ini direktur tidak hanya dijabat oleh laki-laki,
kini banyak wanita yang menjadi anggota direksi perusahaan. selama ini tugas dewan
direksi di nominasi oleh pria,banyak fungsi penting dikendalikan oleh direktur pria. Hal ini
dikarenakan banyak asusmsi bahwa pria memiliki karakteristik yang tenang sehingga dapat
membuat keputusan sulit dan menangani isu kritis dengan percaya diri dina (2019). Namun
kualitas sumber daya harus selalu dikembangkan karena perusahaan membutuhkan direksi
yang dapat memberikan inovasi agar reputasi perusahaan dapat meningkat. hal ini sesuai
dengan karakteristik wanita yang memiliki nilai kreatifitas lebih tinggi daripada pria, wanita
juga memiliki karakteristik mengayomi dan penuh kasih sayang sehingga dapat
berkomunikasi secara luas dan transparan. Dalam perkembangannya kini perusahaan mulai
memilih wanita untuk mengisi posisi dewan direksi. selain itu perusahaan membutuhkan
inovasi, dan pemeran inovasi yang kompeten sangat di perlukan untuk memaksimalkan
kinerja inovasi lingkungan dan meminimalkan kesalahan (Liao et al., 2018). Salah satu
pemeran inovasi lingkungan yang kompeten sesuai dengan karakteristik direksi wanita
karena pemeran yang kompeten bertugas menjalankan fungsi ekonomi penting yaitu
mengidentifikasi, memilih, memperluas dan memanfaatkan peluang bisnis. Dengan
perkembangan ekonomi tersebut wanita memainkan peran yang semakin penting sehingga
proporsi direksi wanita di dewan direksi perusahaan

keragaman gender dapat menyebabkan wawasan dewan direksi menjadi lebih luas,
sehingga terdapat berbagai pertimbangan dalam menyajikan informasi. keragaman dapat
meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan dengan menambahkan karakteristik unik,
kemampuan dan bakat dewan kilic & kuzey (2016) . Keragaman gender dapat menyebabkan
kualitas dalam memecahkan masalah menjadi lebih baik sehingga terdapat pendapat yang
lebih beragam untuk dijadikan pertimbangan dan meningkatkan proses pengambilan
keputusan. Selain itu, keragaman mungkin dapat meningkatkan transparansi di tingkat
direksi seperti dalam penelitian muller (2015) selain hal itu Wanita juga memiliki
komunikasi yang lebih partisipatif sehingga sistem pengambilan keputusan akan lebih
objektif
2.5 CEO duality

Sistem tata kelola yang baik mengharuskan dewan perusahaan untuk memiliki peran
yang penting dalam pengelolaan perusahaan. Dewan perusahaan terdiri dari dua bagian,
yaitu dewan direksi dan dewan komisaris. Kesalahan dalam pemilihan dewan direksi dan
dewan komisaris akan berdampak kepada kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan. CEO
Duality adalah istilah yang merujuk kepada seseorang yang memiliki dua jabatan sekaligus,
yaitu sebagai dewan direksi (Chief Executive Officer) dan dewan komisaris (Chairman of
Board) dalam sebuah perusahaan Hsu et al (2019). tidak semua perusahaan menggunakan
CEO Duality dalam struktur kepemimpinannya dikarenakan adanya beberapa kasus yang
memperlihatkan bahwa CEO yang merangkap sebagai dewan komisaris seringkali
menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki untuk kepentingan pribadi sehingga berdampak
buruk kepada kinerja perusahaan dan pemegang saham .CEO duality merupakan seseorang
yang menjabat menjadi 2 peran yaitu CEO (dewan direksi) dan chairman of board (dewan
komisaris) dalam perusahaan (Booth et al.2002) CEO bertugas untuk mengelola seluruh
sumber daya dari organisasi yang ada dengan kekuatan yang diberikan oleh dewan
komisaris, sedangkan dewan komisaris yang akan menjadi pengawas CEO.

Di Indonesia, berdasarkan UU No. 40 tahun 2007, perusahaan diharuskan untuk


menganut sistem two-tier board, dimana sistem tersebut mengatur tentang fungsi dan peran
dewan direksi dan dewan komisaris secara terpisah. Karena adanya sistem tersebut, hal ini
tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan rangkap jabatan pada dua jabatan
tersebut, tetapi banyak perusahan di Indonesia yang menggunakan sistem kekerabatan
dalam penempatan jabatan tersebut, dimana dua jabatan tersebut diduduki oleh dua orang
yang memiliki hubungan dekat (pasangan, orang tua, saudara, anak, menantu, cucu,
keponakan). Sehingga, CEO Duality di Indonesia dapat diartikan sebagai penggunaan
sistem kekerabatan dalam penempatan jabatan untuk dewan direksi dan dewan komisaris
(Murhadi, 2009). Pemisahan jabatan antara dewan direksi dan dewan komisaris tidak
memberikan peningkatan pengawasan apabila ada hubungan kerabat pada dua posisi
tersebut (Yan Lam & Kam Lee, 2008).
2.6 Penelitian terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu terkait dengan variabel yang digunakan
pada penelitian ini yaitu CEO overconfidence direktur wanita, CEO duality. Penelitian yang
dilakukan oleh Li Chang dan Tsui-Jung Lin (2021) menggunakan CEO overconfidence
sebagai variabel independen dan kinerja keuangan perusahaan yang di teliti adalah
perusahaan yang terdaftardi pasar saham Taiwan selama periode 2009 hingga 2018,grand
theory yang digunakan adalah agency theoryHasil ini menunjukkan bahwa CEO
overconfidence berdampak buruk pada kinerja keuangan. Penelitian oleh Zhao (2017)
meneliti tentang dampak dari CEO overconfidence menguji dampak terlalu percaya diri
CEO pada biaya utang melalui pemilihan CEO,grand theory yang digunakan adalah agency
theory dan hasilnya adalah dewan lebih memilih untuk menunjuk CEO yang lebih rasional
daripada CEO yang terlalu percaya diri/negatif.Zilja (2019) Penelitian tentang Terlalu
Percaya diri CEO dan dilema keuangan perusahaan, menggunakan grand theory agency
theory dan hasilnya adalah Ditemukan bahwa terlalu percaya diri manajer akan
membuatperusahaan cenderung over-investasi dan lebih memilih pembiayaan utang,dan
kemudian meningkatkan risiko keuangan perusahaan, dan membuat perusahaan jatuh ke
dalam kesulitan keuangan.Penelitian Oliver et al(2017) dengan judul penelitian CSR and
CEO confidence menggunakan ceo overconfidence sebagai variabel independen dan CSR sebagai
variabel dependen menggunakan agency theory lalu hasilnya adalah CEO over confidence
berpengaruh negatif terhadap CSR

Penelitian yang di lakukan Triana (2017) Penelitian ini berjudul pengaruh direktur
wanita terhadap kinerja perusahaan di Indonesia menggunakan agency theory Hasil empiris
menunjukkan bahwa direktur wanita berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
perusahaan. penelitian yang dilakukan oleh putri (2017) meneliti pengaruh dewan wanita
terhadap kinerja keuangan perusahaan studi pada perusahaan di BEI,menggunakan agency
theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan direksi wanita berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Nurwahyudi et.al (2019) bejudul pengaruh
gender wanita dalam direksi terhadap kinerja keuangan studi pada perusahaan yang masuk
index kompas tahun 2014-2015 Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis regresi,
menggunakan agency theory. Hasil penelitian menunjukkan Gender berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja perusahaan. Pengujian membuktikan bahwa hipotesis penelitian
diterima, yaitu “proporsi wanita dalam dewan direksi memiliki hubungan positif dengan
kinerja keuangan pada periode 2014-2015. Penelitian sudarman (2018) menguji pengaruh
keragaman gender dewan direksi terhadap kinerja keuangan. menggunakan agency theory
dan stewardship theory hasilnya direktur wanita berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan..penelitian israini (2020) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh direktur
utama wanita terhadap kualitas laporan keuangan. menggunakan agency theory. Dan
hasilnya adalah perusahaan dengan direktur utama wanita berpeluang lebih tinggi mendapat
opini audit unmodified audit opinion yang mengindikasikan laporan keuangan lebih
berkualitas.

Penelitian yang dilakukan Fawad Rauf et al (2022) menggunakan CEO duality dan
kinerja keuangan sebagai variabel independen dan pengungkapan tanggung jawab sosial
(CSR) sebagai variabel dependen,menggunakan stewardship theory, pada penelitian ini
menggunakan sampel dari perusahaan negara di china, hasilnya menggambarkan hubungan
negatif antara dualitas CEO dan pengungkapan CSR, dan hasil menunjukkan bahwa struktur
kepemimpinan ganda mengurangi penilaian dan membuat CEO kurang bertanggung jawab
kepada pemangku kepentingan mereka. Wicaksono (2022) Penelitian ini mengkaji
keragaman gender, keahlian keuangan, dualitas CEO terhadap kinerja perusahaan di
Indonesia. Menggunakan agency theory dan stewardship theory. Hasil penelitian ini
menyimpulkan variabel keahlian keuangan dan dualitas CEO berpengaruh buruk terhadap
kinerja perusahaan. penelitan farina (2021) berjudul CEO Duality: Newspapers and Stock
Market Reactions, menggunakan shareholder theory dan agency theory Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa berita yang menyebutkan CEO Board Chair diproses secara negatif
oleh investor, mengungkapkan persepsi negatif investor tentang dualitas CEO. Penelitian
oleh alves (2020) menggunakan ceo duality sebagai variabel independent dan kinerja
perusahaan sebagai variabel dependent,menggunakan agency theory, data yang di teliti
adalah perusahaan non keuangan portugis dari tahun 2002 hingga 2016 menunjukan hasil
negatif,. Penelitian oleh chen (2019) berjudul hubungan antara dualitas CEO dan kinerja
perusahaan. menggunakan agency theory dan stewardshiptheory,penelitian ini menemukan
bahwa dualitas CEO memiliki dampak negatif yang signifikan secara statistik terhadap
kinerja perusahaan.
2.7 Kerangka Pemikiran

Dalam keranga pemikiran ini terdapat 3 variabel independent yaitu CEO overconfidence,
Direktur wanita, CEO duality dan 1 variabel dependen yaitu kinerja keuangan. Kerangka penelitian
ini dapat dilihat pada gambar 2.1

Independen Dependen

H1 -
CEO overconfidence
(CO) H2 +
Kinerja keuangan
hh Direktur wanita (ROE)
(WD)
H3-

2.8 hipotesis penelitian


CEO duality
(DC)

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

2.8.1 pengaruh CEO overconfidence terhadap kinerja keuangan


Dari pengertian tentang tentang agency theory yang telah di jelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa agency theory berkaitan dengan variabel independent. Dikarenakan
CEO adalah agent, yang bertanggung jawab atas aset atau modal yang di berikan oleh
principal. CEO overconfidence ini dianggap sebagai kecenderungan individu untuk berpikir
bahwa dirinya lebih baik daripada yang sebenarnya seperti dalam hal kemampuan dan
penilaian. ufateh et.al (2020) Penelitian mereka menemukan bahwa overconfidence CEO
melebih-lebihkan kemungkinan keberhasilan dan meremehkan risiko, CEO yang
overconfidence pada umumnya terlalu banyak berinvestasi dan meremehkan resiko
sehingga dapat membuat perusahaan berada pada kondisi kesulitan keuangan. hal ini
berdampak buruk bagi kinerja keuangan, dan pada akhirnya akan merugikan shareholder
yang telah memberikan kepercayaan kepada agen dalam menjalankan operasional
perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Li Chang dan Tsui-Jung Lin (2021) ini menunjukkan
bahwa CEO overconfidence berdampak buruk pada kinerja keuangan dikarenakan CEO
overconfidence terlalu percaya diri akan keuntungan yang belum pasti dan meremehkan
resiko. Penelitian oleh Zhao (2017) meneliti hasilnya adalah dewan lebih memilih untuk
menunjuk CEO yang lebih rasional daripada CEO yang terlalu percaya diri/negatif.
Penelitian Zilja (2019) terlalu percaya diri manajer akan membuat perusahaan cenderung
over-investasi dan lebih memilih pembiayaan utang,dan kemudian meningkatkan risiko
keuangan perusahaan, dan membuat perusahaan jatuh ke dalam kesulitan keuangan.

H1:CEO overconfidence mempunyai pengaruh negatif tehadap kinerja keuangan

2.8.2 pengaruh Direktur wanita terhadap kinerja keuangan

Keberadaan direktur wanita dalam dewan direksi dapat memberi pandangan dari segi
yang berbeda, hal ini dapat meningkatkan objektifitas dalam menentukan keputusan, selain
itu adanya direktur wanita dapat menurunkan ambisi direktur pria yang overconfidence,
direktur wanita juga sangat berperan positif untuk meningkatkan inovasi dalam perusahaan
karena memiliki sifat lebih kreatif dibanding direktur pria. Selain itu, keragaman mungkin
dapat meningkatkan transparansi di tingkat direksi muller (2015) keragaman gender dapat
menyebabkan wawasan dewan direksi menjadi lebih luas, sehingga terdapat berbagai
pertimbangan dalam menyajikan informasi. keragaman dapat meningkatkan profitabilitas
dan nilai perusahaan dengan menambahkan karakteristik unik, kemampuan dan bakat
dewan kilic & kuzey (2016) Dan dari banyaknya kasus, wanita sangat minim terlibat dalam
hal kecurangan, hal ini dapat menguntungkan perusahaan.

Penelitian yang di lakukan Triana (2017) direktur wanita berpengaruh signifikan


positif terhadap kinerja perusahaan. penelitian israini (2020) hasilnya adalah perusahaan
dengan direktur utama wanita berpeluang lebih tinggi mendapat opini audit unmodified
audit opinion yang mengindikasikan laporan keuangan lebih berkualitas. penelitian yang
dilakukan oleh putri (2017) meneliti pengaruh dewan wanita terhadap kinerja keuangan
perusahaan menggunakan agency theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan
direksi wanita berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Nurwahyudi et.al (2019) Hasil penelitian menunjukkan Gender berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja perusahaan proporsi wanita dalam dewan direksi memiliki
hubungan positif dengan kinerja keuangan pada periode 2014-2015. Penelitian sudarman
(2018) menguji pengaruh keragaman gender dewan direksi terhadap kinerja keuangan.
hasilnya direktur wanita berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan..

H2:Direktur Wanita mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan


2.8.3 pengaruh CEO duality terhadap kinerja keuangan

CEO duality sangat berpotensi melakukan kecurangan, karena fungsi dewan


komisaris diantaranya adalah mengawasi kinerja dari dewan direksi, karena adanya CEO
duality berarti dewan komisaris mengawasi dewan direksi yang termasuk dirinya sendiri.
Hal ini mampu mempengaruhi pengambilan keputusan yang dapat memicu adanya
conflict of interest karena memungkinkan CEO duality mengambil langkah untuk
kepentingan pribadi. Sesuai dengan penelitian oleh Wicaksono (2022) hasil menunjukkan
bahwa struktur kepemimpinan ganda mengurangi penilaian dan membuat CEO kurang
bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan mereka. Namun jika dilihat dari
stewardship theory, CEO duality kemungkinan dapat memberikan dampak baik, Di
karenakan CEO duality merangkap jabatan yaitu dewan komisaris dan dewan direksi. hal
ini memungkinkan CEO duality lebih memahami kondisi perusahaan dan sekaligus dapat
memposisikan diri berada di posisi dewan direksi sehingga pegawasan yang dilakukan oleh
dewan komisaris menjadi lebih maksimal.

Penelitian yang dilakukan Fawad Rauf et al (2022) hasil menunjukkan bahwa


struktur kepemimpinan ganda mengurangi objektifitas penilaian dan membuat CEO kurang
bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan mereka.penelitian Wicaksono (2022)
Penelitian ini mengkaji keragaman gender, keahlian keuangan, dualitas CEO terhadap
kinerja perusahaan di Indonesia hasil penelitian ini menyimpulkan variabel keahlian
keuangan dan dualitas CEO berpengaruh buruk terhadap kinerja perusahaan. penelitan
farina (2021) hasilnya menunjukan bahwa banyaknya persepsi negatif investor tentang
dualitas CEO. Penelitian oleh alves (2020) menunjukan hasil negatif,. Penelitian oleh chen
(2019) berjudul hubungan antara dualitas CEO dan kinerja perusahaan. menggunakan
agency theory dan stewardshiptheory,penelitian ini menemukan bahwa dualitas CEO
memiliki dampak negatif yang signifikan secara statistik terhadap kinerja perusahaan.

H3:CEO Duality mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan

Anda mungkin juga menyukai