LANDASAN TEORI
15
16
Emerson pada tahun 1962 yang menyatakan bahwa kekuasaan (power) berasal
dari kontrol atas sumber daya yang dibutuhkan, di mana sumberdaya tersebut
tidak ditemukan di tempat lain. Sehingga pengelola perusahaan memiliki motivasi
untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan otonomi
perusahaan yang mereka kelola (Wicaksana & Astawa, 2011). Teori ini juga
menyatakan bahwa dewan perusahaan merupakan sebagai penghubung antara
perusahaan dengan lingkungan dan sumber daya eksternal dimana perusahaan
bergantung. Kebutuhan akan sumber daya, termasuk sumber daya finansial dan
fisik serta informasi diperoleh dari lingkungan yang membuat organisasi tersebut
bergantung pada sumber daya eksternal. Keberagaman dewan dengan diversitas
yang tinggi akan mengurangi ketergantungan perusahaan pada lingkungan
eksternal perusahaan. Hal ini disebabkan karena keahlian, pengalaman, dan
hubungan yang dimiliki oleh anggota dewan akan memfasilitasi akses terhadap
sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan (Dewi, 2019).
Dalam teori ini agar perusahaan dapat survive, maka perusahaan harus
memperoleh resource karena perusahaan bergantung secara eksternal terhadap
sumber daya agar perusahaan dapat terus berjalan, maka perusahaan harus
memperoleh sumber daya (Lia, 2022). Sumber daya yang berasal dari lingkungan
perusahaan menjadikan perusahaan berpikir untuk dapat mengurangi
ketergantungannya pada lingkungan tersebut. Strategi, struktur, dan
keberlangsungan hidup perusahaan sangat bergantung pada sumber daya untuk
menghubungkan dengan lingkungan eksternal. Sumber daya yang dimaksud yaitu
dewan direksi perusahaan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan
pengarahan kegiatan operasional, mendukung perusahaan yang berfokus pada
pemecahan masalah yang terjadi di perusahaan sehingga membangun kepercayaan
pihak eksternal atau stakeholder. Menurut (Aprilia & Wuryani, 2021) direksi
merupakan aset perusahaan yang berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan
usaha perusahaan, maka direksi akan terlibat dalam tugas pemantauan dan
memberikan saran dalam membuat keputusan. Dewan direksi memiliki
kemampuan untuk memperkecil ketidakpastian lingkungan dengan menggunakan
18
koneksi yang mereka miliki. Dalam penelitian (Saputra, 2019) juga berpendapat
bahwa pengalaman dan hubungan dewan direksi dapat memenuhi kebutuhan
sumber daya yang bervariasi. Selanjutnya dewan direksi akan membawa manfaat
bagi organisasi, yaitu informasi dalam bentuk saran dan nasihat, akses ke saluran
informasi antara perusahaan dalam lingkungan, akses istimewa ke sumber daya,
dan legitimasi. Keberagaman direksi, dapat menciptakan hubungan dengan
lingkungan eksternal karena keberagaman keterampilan yang dimiliki oleh dewan
direksi.
(Maghfiroh & Utomo, 2018) juga memberikan argumen bahwa
keberadaan dewan berjenis kelamin perempuan dapat digunakan sebagai
mekanisme untuk mengurangi dampak ketidakpastian lingkungan. Pengalaman
dan perspektif hidup yang dimiliki oleh dewan perempuan, membuat mereka
mampu menghubungkan perusahaan dengan pelanggan perempuan, buruh
perempuan, maupun para pemangku kepentingan lain yang bergender perempuan
secara lebih baik. Beberapa perusahaan bahkan dengan sengaja menambahkan
perempuan ke struktur dewan mereka untuk menjaga hubungan baik dengan klien
atau pelanggan perempuan mereka.
Hubungan teori Resource Dependence Theory (RDT) dengan penelitian
ini yaitu perusahaan dalam menghindari tingkat resiko keuangan memerlukan
sumber daya yang memadai untuk mewujudkan kinerja perusahaan yang baik.
Salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan yaitu dewan direksi, dalam
memperoleh sumber daya yang mumpuni dapat dilihat dari karakteristik anggota
dewan direksi pada perusahaan. Karakteristik tersebut tidak terlepas dari gender,
tingkat pendidikan, pengalaman, skill, dan wawasan yang dimiliki dewan direksi
dengan demikian akan terciptanya hubungan ekternal yang baik yang nantinya
akan memperkuat kepercayaan investor untuk berinvestasi pada perusahaan dan
dapat menghindari dari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan contohnya
financial distress (kesulitan keuangan) pada perusahaan.
19
secara temporer. Pada kasus ini kreditur biasanya mau membantu melalui
restrukturisasi utang.
4. Insolvency in bankruptcy, jika nilai buku utang perusahaan yang melebihi
nilai pasar aset. Masalah ini bersifat permanen dan mengarah kepada
likuiditas bisnis.
5. Legal bankruptcy, adalah jika perusahaan bangkrut secara hukum, terjadi
jika telah diajukan tuntutan secara resmi sesuai dengan undang-undang.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa financial distress merupakan
kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat yang mengalami masalah
likuiditas dan biasanya bersifat sementara, tetapi bisa berkembang menjadi lebih
buruk apabila tidak diatasi sejak dini dan berdampak pada kebangkrutan
perusahaan. Indikator kesulitan keuangan dapat dilihat dari analisis aliran kas,
strategi perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan (Syifa et al., 2017).
2.1.4 Profitabilitas
Menurut (Kasmir, 2014) dalam rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di suatu periode
tertentu dengan menggunakan seluruh aset dan modal yang tersedia. Penggunaan
rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan
neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk bebarapa
periode operasi, tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam
rentang waktu tertentu baik penurunan atau kenaikan sekaligus mencari
penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat
evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara
efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka
dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode.
Rasio profitabilitas sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja
manajemen. Semakin tinggi keuntungan perusahaan, semakin terjamin
21
financial distress.
Sedangkan
dewan komisaris
independen tidak
berpengaruh
terhadap
financial distress
dan kepemilikan
institusional
berpengaruh
positif terhadap
financial distress.
Profitabilitas
(X1)
28
Operating Capacity
(X1) Financial Distress
(Y)
Sales Growth
(X1)
Gender Diversity
(X1)
Keterangan
= Pengaruh Simultan
= Pengaruh Parsial
lebih teliti daripada laki-laki. Sifat dan sikap tersebut membawa sifat
kepemimpinan yang berbeda, membawa kompetensi lebih bervariasi dan
komprehensif. Secara general, perempuan mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang berbeda dari direktur laki-laki, cara pandang
perempuan juga lebih fleksibel dan lebih terbuka terhadap cara berfikir yang
berbeda (Riatama, 2017). Keberadaan perempuan di dewan komisaris akan lebih
efektif dalam melakukan pengawasan. Perempuan menggunakan gaya
kepemimpinan kolaboratif yang dapat memberikan manfaat dinamis melalui
strategi win-win solution. Kehadiran perempuan di manajemen puncak dan
direktur akan membantu korporasi dalam mengambil keputusan untuk
meningkatkan nilai perusahaan dengan risiko lebih rendah. Hal tersebut
dikarenakan perempuan cenderung mendengarkan dan mampu mendorong kerja
tim. Semakin tinggi proporsi perempuan di dewan direksi akan membuahkan
pengambilan keputusan lebih baik sebab direktur perempuan memiliki
pemahaman berbeda jika dibandingkan dengan direktur laki-laki (Fella, 2020).
Dapat disimpulkan bahwa efisien atau tidaknya suatu perusahaan
dipegaruhi oleh proses pengambilan keputusan manajemen dengan keberagaman
gender sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Dijelaskan juga bahwa perempuan umumnya cenderung lebih
berhati-hati dalam mengambil resiko tinggi dalam proses pengambilan
keputusan dibandingkan dengan laki-laki, sehingga dapat mengurangi
kecenderungan perusahaan terhadap kondisi financial distress . Hasil dari
penelitian Susanti (2020) berhasil membuktikan gender diversity berpengaruh
negatif terhadap financial distress. Dengan demikian maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Aji, P. S., & Anwar, S. (2022). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Likuiditas, Sales
35
Growth Dan Firm Size Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Pulp &
Kertas Dan Plastik & Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016-2020. Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, 15(10), 43–52. http://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/13030/
Almilia, L. S., & Kristijadi, E. (2003). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 7(2), 1–27.
Aprilia, H., & Wuryani, E. (2021). Pengaruh GCG terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2017-2019.
Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM), 1(1), 42–61. 1639-
Article Text-2837-1-10-20210622 (2).pdf
Dewi, A. S., Arianto, F., Rahim, R., & Winanda, J. (2022). Pengaruh Arus Kas,
Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Financial Distress Saat Masa Pandemi Pada
Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di BEI. Owner, 6(3), 2814–2825.
https://doi.org/10.33395/owner.v6i3.968
Hillman, A. J., Withers, M. C., & Collins, B. J. (2009). Resource dependence theory: A
review. Journal of Management, 35(6), 1404–1427.
https://doi.org/10.1177/0149206309343469
Hutauruk, M. R., Mansyur, M., Rinaldi, M., & Situru, Y. R. (2021). Financial Distress
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. JPS (Jurnal Perbankan
Syariah), 2(2), 237–246. https://doi.org/10.46367/jps.v2i2.381
Komala, P. S., Endiana, I. D. M., Kumalasari, P. D., & Rahindayati, N. M. (2021). Putu
Shiely Komala, I Dewa Made Endiana, Putu Diah Kumalasari, Ni Made
Rahindayati. KARMA (Karya Riset Mahasiswa Akuntansi), 1(1), 40–50.
Kristanti, F. T. (2015). The Test Of Gender Diversity And Financial Structure To The
Cost Of Financial Distress : Evidence From Indonesian Family Business. Full
Paper Proceeding Multidisciplinary Studies, 2(July), 554–565.
www.globalilluminators.org GlobalIlluminators
Lia, S. (2022). No Title–2003 ,8.5.2017 , הארץ.הכי קשה לראות את מה שבאמת לנגד העינים
2005. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-
disorders
37
Luh, N., Widhiari, M. A., Lely, N. K., & Merkusiwati, A. (n.d.). PENGARUH RASIO
LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPERATING CAPACITY, DAN SALES GROWTH
TERHADAP FINANCIAL DISTRESS.
Maghfiroh, V. D., & Utomo, D. C. (2018). Pengaruh Diversitas Gender pada Struktur
Dewan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Diponegoro Journal of
Accounting, 8(3), 1–9.
Michael Spence. (1973). Job Market Signaling Author ( s ): Michael Spence Published
by : Oxford University Press Stable URL : https://www.jstor.org/stable/1882010.
The Quarterly Journal of Economics, 87(3), 355–374.
Platt, H. D., & Platt, M. B. (2002). Predicting corporate financial distress: Reflections
on choice-based sample bias. Journal of Economics and Finance, 26(2), 184–199.
https://doi.org/10.1007/bf02755985
Rachmawati, L., & Retnani, E. D. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Kepemilikan
Manajerial terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 9(3), 1–
17.
Rahmayanti, S., & Hadromi, U. (2017). Analisis Financial Distress Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Analysis of Financial Distress
In Companies Manufacture Listed Indonesia Stock Exchange. Jurnal Akuntansi
Dan Ekonomika, 7(1), 53–63.
Ratna, I., & Marwati, M. (2018). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi
Financial Distress Pada Perusahaan Yang Delisting Dari Jakarta Islamic Index
Tahun 2012-2016. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking and Finance, 1(1), 51–62.
https://doi.org/10.25299/jtb.2018.vol1(1).2044
Ratuela, G. ., Lintje, K., & Jessy, D. L. . (2022). Pengaruh Profitabilitas, Sales Growth,
Likuiditas, dan Leverage Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020. Riset Akuntansi Dan
Auditing , 1(1), 123.
Robinson, G., & Dechant, K. (1997). Building a Business Case for Diversity. The
Academy of Management.
Salim, S. N., & Dillak, V. J. (2021). Pengaruh ukuran perusahaan , biaya agensi
manajerial , struktur modal dan gender diversity terhadap financial distress. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), 5(3), 182–198.
https://drive.google.com/file/d/1xRA_rggUw2KIEcvk93OFhsimrJrKfKTj/view
Sudaryanti, D., & Dinar, A. (2019). Analisis Prediksi Kondisi Financial Distress
Menggunakan Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Financial Leverage Dan Arus Kas.
Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 13(2), 101–110.
https://doi.org/10.32812/jibeka.v13i2.120
Syifa, H. M., Titik, F., Vaya, K., & Dillak, J. (2017). Financial Distress, Kepemilikan
Institusional, Profitabilitas Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Riset
Akuntansi Kontemporer (JRAK), 9(1), 1–6.
Tobirin, T., Soedirman, U. J., Indiahono, D., Soedirman, U. J., Rokhman, A., &
Soedirman, U. J. (2022). Kepemimpinan Transformasional pada era volatility ,
uncertainty , complexity and ambiguity. In Prociding Seminar Nasional Univ.
Jendral Sudirman (Issue November).
Zhafiira, C. F., & Andayani. (2019). Pengaruh Sales Growth, Keputusan Pendanaan,
Keputusan Investasi, dan Firm Size Terhadap Nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 8(4), 1–18.