DISUSUN OLEH
C 301 18 090
Rumusan Masalah
1. Apa itu teori stewardship?
2. Apa itu teori stakeholder
Tujuan
1. Legitimasi Theory
Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan
yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas
ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang
dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995 dalam Rosita Candra 2009). Legitimasi
dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan legitimasi masyarakat kepada
perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan.
Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang diimplikasikan antara
institusi sosial dan masyarakat (Ahmad dan Sulaiman, 2004)..
Deegan, Robin dan Tobin (2000) menyatakan legitimasi dapat diperoleh manakala
terdapat kesesuaian antara keberadaan perusahaan tidak mengganggu atau sesuai
(congruent) dengan eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan
lingkungan. Ketika terjadi pergeseran yang menuju ketidaksesuaian, maka pada saat
itu legitimasi perusahaan dapat terancam.
Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut
keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem
nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat
diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh
masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal
tersebut dapat mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan
keputusan investasi.
Teori legitimasi merupakan perspektif teori yang berada dalam kerangka teori
ekonomi politik (Gray, Kouhy dan Lavers; 1994). Meyer dan Scott dalam
Nugroho (2009) menggambarkan legitimasi sebagai akar dari kesesuaian antara
organisasi dengan lingkungan budayanya. Legitimasi dapat dianggap sebagai
menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu
entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan
sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial
(Suchman,1995).
Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan
sinyal pada pihak luar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar
sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan
dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal
buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi
investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
3. Fraud Theory
Dikemukakan oleh Donald R. Cressey setelah melakukan penelitian untuk tesis
doktor-nya pada tahun 1950. Cressey mengemukakan hipotesis mengenai fraud
triangle untuk menjelaskan alasan mengapa orang melakukan fraud. Cressey
mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang mendukung seseorang melakukan fraud,
yaitu yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization
(rasionalisasi).
a. Pressure (Dorongan)
Merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan
atau fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup yang mewah,
ketergantungan narkoba, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, dan keserakahan.
Tekanan mempunyai dua bentuk yaitu :
· Bentuk nyata (direct) adalah kondisi kehidupan nyata yang dihadapi oleh
pelaku seperti kebiasaan sering berjudi, party/clubbing, atau persoalan keuangan.
· Bentuk persepsi (indirect) adalah opini yang dibangun oleh pelaku yang
mendorong untuk melakukan kecurangan executive need.
b. Opportunity (Peluang)
Peluang ini merupakan elemen yang dapat di hindari atau di minimalkan keadaannya
dengan penerapan prosedur, kontrol, proses dan upaya deteksi dini terhadap
kemungkinan adanya fraud, karena opportunitu Biasanya disebabkan karena internal
control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau
penyalahgunaan wewenang, ketidakdisiplinan, kelemahan dalam mengakses
informasi, tidak ada mekanisme audit & sikap apatis.
c. Rationalization (rasionalisasi)
Seseorang yang melakukan fraud karena mencari pembenaran atas tindakannya yang
berhubungan dengan kecurangan atau fraud. Pada umumnya, seseorang yang
melakukan kecurangan, merasa tindakannya bukan termasuk kecurangan, tetapi hal
itu merupakan haknya atau biasanya orang tersebut melakukan fraud karena
mengikuti orang-orang sekitar yang melakukan hal itu. Contohnya berbohong
dianggap bukan fraud karena banyak orang berbohong tidak diberi hukuman apapun
DAFTAR PUSTAKA
https://irfaarifudin17.blogspot.com/2018/10/teori-kecurangan-fraud-theory.html?
m=1#:~:text=Teori%20Fraud%20Diamond%20adalah%20teori,%2C%20dan
%20capability%20(kapabilitas).&text=Incentive%20merupakan%20suatu
%20dorongan%20yang,tekanan%20yang%20dihadapi%20oleh%20seseorang.
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-teori-signaling-dalam-struktur-modal/
https://www.e-akuntansi.com/teori-legitimasi/