HIPOTESIS
pengungkapan sosial telah menggunakan teori legitimasi dan teori agensi sebagai
menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi dan teori agensi sebagai dasar
perusahaan, melainkan juga pemberian manfaat bagi para stakeholder. Teori ini
pihak yang berkepentingan. Januarti dan Apriyanti (2005) dalam Yusi Hasan,
nilai sebagai dampak dati aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian
15
16
dari operasi perusahaan itu sendiri. Seperti halnya pemegang saham yang
Sulitiana, 2018:362)
Fokus teori legitimasi ialah hubungan dua arah antara perusahaan dan
masyarakat. Dasar dari hal tersebut ialah pandangan yang menyatakan bahwa
nilai sosial dalam aktivitasnya dan norma yang berlaku dalam sistem sosial
masyarakat bahwa perusahaan menjadi bagian dari sistem tersebut (Ghozali dan
Chairi, 2007) dalam Yusi Hasan , 2011:186. Teori legitimasi menyatakan bahwa
yang dilakukan sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan sosial
ditelusuri pada satu atau lebih strategi legitimasi yang disarankan oleh Lindblom.
di dalam perusahaan. Hubungan tersebut terjadi pada saat satu pihak, yang
berdasarkan teori agensi ialah adanya pemisahan tugas dan fungsi antara
keagenan dapat semakin buruk karena keterbatasan ruang gerak dan waktu dari
yang lebih banyak, yakni dengan pengungkapan CSR (Yusni Hasan, 2011:187).
biaya kontrak yang rendah cenderung akan melaporkan laba bersih rendah atau
salah satunya adalah biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata
18
Sulistiana, 2018:363)
tentang usaha yang dijalankannya. Principal akan menilai kinerja agennya melalui
kepentingannya.
asset suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang akan ditanam,
semakin besar total penuualann suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka akan semakin besar
atau tanggung jawab sosial lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Hal ini dapat
dijelaskan secara teoritis bahwa perusahaan besar merupakan entitas bisnis yang
tidak lepas dari risiko tekanan politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan
kecil.
yang berukuran lebih besar cenderung mendapat pengawasan dari masyarakat dan
memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
dinyatakan dalam total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi luas
20
competitive disadvantage lebih rendah dari perusahaan keci, skill karyawan yang
dari jumlah penjualan dan aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Keempat
dengan Rp.2.500.000.000,-.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari dengan
usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
22
menjadi 3 jenis:
a. Perusahaan Besar
bersih lebih besar dari Rp. 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan.
b. Perusahaan Menengah
bersih Rp. 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil
penjualan lebih besar dari Rp.1 Milyar dan kurang dari Rp. 50 Milyar
c. Perusahaan Kecil
bersih paling banyak Rp. 200 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan
penjualan kapitalisasi pasar, dan tenaga kerja. Semakin besar total aktiva,
penjualan, kapitalisasi pasar, dan tenaga kerja maka semakin besar pula ukuran
kecilnya perusahaan. Salah satu indikator yang dipilih untuk digunakan dalam
Menurut PSAK Nomor 1 (2007 :10) yang dimaksud dengan aset adalah :
Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat di ubah menjadi kas atau
2.1.3 Profitabilitas
meningkatkan laba, hal ini merupakan daya tarik bagi investor dalam melakukan
jual beli saham, oleh karena itu manajemen harus mampu memenuhi target yang
perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk menilainya. Alat
mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang atau tidak.
kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
asset.
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
asset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
bersih, dengan kata lain,rasio ini digunkan untuk mengukur seberapa besar
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam di total ekuitas. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
asset ekuitas berarti semakin endah pula jumlah laba bersih yang
mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjulan bersih. Rasio ini
maupun kredit) dikurangi retur dan penyesuaian harga jual serta potongan
penjualan.
Semakin tinggi marjin laba kotor berarti semakin tinggi pula laba
kotor yang dihasikan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan
karena tingginya harga jual dan atau rendahnya harga pokok penjualan.
Sebaliknya, semakin rendah marjin laba kotor semakin rendah pula laba
kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan
karena rendahnya harga jual dan atau tingginya harga pokok penjualan.
26
Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional atas penjualan bersih.
bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba terhadap penjualan bersih.
Semakin tinggi marjin laba bersih berarti semakin tinggi pula laba
bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan
rendah marjin laba bersih berate semakin rendah pula laba bersih yang
assetnya atau ukuran untuk mengukur seberapa besar tingkat pengembalian dari
asset perusahaan.
maksimal.
manajemen.
2.1.4 Leverage
dibedakan menjadi dua sumber dana intern dn sumber dana ekstern. Sumber dana
intern berasal dari laba yang ditahan, pemilik perusahaan yang tercermin pada
lembar saham atau prosentasi kepemilikan yang terutang dalam neraca. Sementara
sumber dana ekstern merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar
aset perusahaan yang dimiliki. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
berarti akan sangat bergantung kepada pinjaman luar dalam membiayai asetnya,
perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan mengungkapkan lebih banyak
1. Leverage Operasi
2. Leverage Gabungan
3. Leverage Keuangan
tambahan laba yang sangat besar daripada biaya tetapnya sehingga akan
berikut:
Equity Ratio dihitung dengan cara mengambil total kewajiban hutang dan
2. Debt Rasio
Debt Ratio atau Rasio Hutang adalah Rasio yang digunakan untuk
membiayai asetnya. Debt Ratio atau Rasio Hutang ini dihitung dengan
dimilikinya. Debt Ratio ini sering juga disebut dengan Rasio Hutang
Times Interest Earned Ratio ini juga sering disebut juga Interest
rasio Debt On Ratio Equity. DER merupakan salah satu rasio yang digunakan
berarti bahwa perusahaan tersebut mempunya aktiva atau kekayaan yang cukup
Berikut ini terdapat beberapa tentang tujuan dan manfaat dari leverage,
2. Untuk menilai keselarasan antara nilai modal khususnya modal tetap dengan
dana.
manejemen modal.
tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat atas akibat yang timbul dari
disempurnakan melalui ISO 26000. Di dalam ISO 26000 tahun 2010 tentang
CSR, yaitu sebagai tanggung jawab organisasi akibat keputusan dan kegiatannya
dalam masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang transparan dan sikap etis
pemangku kepentingan.(Hery,2017:104)
33
1. Sustainbility
yang dilakukan sekarang terhadap masa depan. Sumber daya yang terbatas
2. Accountability
dampak dari tindakan yang diambil perusahaan kepada pihak internal maupun
3. Transparency
Transparansi berarti dampak dari tindakan tidak dibedakan dari fakta atas
yang telah dilakukan organisasi harus dapat terlihat secara jelas dari informasi
yang disajikan.
Responbility, yaitu:
1. Profit
2. People
3. Planet
Ketiga hal ini merupakan prinsip dasar yang harus menjadi landasan salam
panjang dari CSR yang dapat menjadi asset tak berwujud bagi perusahaan.
1. Kinerja Keuangan
Perusahaan
CSR adalah mebuat lingkunagn kerja menjadi lebih bauik dan nyaman.
Dengan peningjatan reputasi ini, akan ada lebih banyak konsumen yang
dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih
perusahaan juga terdapat dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (sebagai
item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan. Metode ini sering
yang menyediakan konsep kerja untuk pelaporan keberlanjutan, dan itu dapat
dijadikan referensi oleh seluruh organisasi disemua negara. Untuk kawasan Asia
tanggung jawab atas produk dengan total kinerja indicator mencapai 91 indikator.
diberi skor 1(satu) jika diungkapkan dan tidak diberi skor atau nol(0) jika
tidak diungkapkan.
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
(CSR).
Likuiditas Yang
Diukur Dengan
Current Ratio (CR)
Tidak Memberikan
Pengaruh Terhadap
Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
(CSR).
Pertumbuhan
Perusahaan Tidak
Memberikan Pengaruh
Terhadap
Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
(CSR).
5. Hasni Pengaruh X1= Ukuran Berdasarkan Hasil Uji
Yusrianti, Karakteristik Perusahaan Secara Parsial
Yordi Rizki Perusahaan X2= Profitabilitas Mengindikasikan
Himawan Terhadap X3= Leverage Bahwa Ukuran
Pengungkapan Y1= Pengungkapan Perusahaan Yang
Corporate Tanggung Jawab Dinyatakan Dengan
Social Sosial Total Aset Yang Di
Responsibility Logaritma Natural
Perusahaan Dan Leverage Yang
Pertambangan Dinyatakan Dengan
41
Positif Terhadap
Pengungkapan CSR.
10 Yormi Karto Pengaruh X1= Profitabilitas Profitabilitas (X1)
Pare1, Jullie J Karakteristik X2=Umur Yang Diproksikan
Sondakh2, Perusahaan Perusahaan Dengan ROA Tidak
Jenny Terhadap X3=Ukuran Dewan Berpengaruh Positif
Morasa3 Pengungkapan Komisaris Dan Signifikan
Corporate X4=Ukuran terhadap
Social Perusahaan Pengungkapan
Responsibility Y= Pengungkapan Corporate Social
Pada CSR Responsibility (Y).
Perusahaan Komposisi Dewan
Perbankan Komisaris (X2) Yang
Konvensional Diproksikan Dengan
Di Indonesia Jumlah Anggota
Dewan Komisaris
Tidak Berpengaruh
Positif Komposisi
Dewan Komisaris
(X2) Yang
Diproksikan Dengan
Jumlah Anggota
Dewan Komisaris
Tidak Berpengaruh
Positif Umur
Perusahaan (X4) Yang
Diproksikan Dengan
Tahun Berdiri
Berpengaruh Positif
Dan Signifikan
Terhadap
44
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility (Y).
11 Syahrina Pengaruh X1=Ukuran Dewan Ukuran Dewan
Noormala Karakteristik Komisaris Komisaris
Dewi Perusahaan X2=Profitablitas Berpengaruh Positif
2015 Terhadap X3=Leverage Terhadap Luas
Pengungkapan Y=Pengungkapan Pengungkapan Sosial
Corporate CSR Dalam Laporan
Social Tahunan Perusahaan.
Responsibility Ukuran Dewan
(Csr) Komisaris
Berpengaruh Positif
Terhadap Luas
Pengungkapan Sosial
Dalam Laporan
Tahunan Perusahaan.
Ukuran Dewan
Komisaris
Berpengaruh Positif
Terhadap Luas
Pengungkapan Sosial
Dalam Laporan
Tahunan Perusahaan.
12 Syailendra Pengaruh X1= Leverage Leverage Yang
Eka Leverage, X2=Profitabilitas Diukur Dengan Debt
Saputra(2016 Profitabilitas X3= Size To Equity Ratio
) Dan Size Y = Pengungkapan Berpengaruh Positif
Terhadap Csr Dan Signifikan
Pengungkapan Leverage Yang
Corporate Diukur Dengan Debt
45
intervening antara
Good Corporate
Governance terhadap
penghindaran pajak
tidak dapat memediasi.
Ukuran perusahaan
(Size) sebagai variabel
kontrol tidak signifikan
terhadap Penghindaran
pajak. Leverage
sebagai variabel
kontrol, yang
diproksikan dengan
melalui nilai Debt to
Equity Ratio (DER)
tidak signifikan
terhadap Penghindaran
Pajak. Growth sebagai
variabel control yang
diproksikan melalui
nilai penjualan
signifikan terhadap
Penghindaran Pajak.
kerusakan lingkungan.
adalah X1, Profitabilitas adalah X2, dan Leverage adalah X3, sedangkan variabel
Y.
tahunan yang dibuat perusahaan. Perusahaan besar merupakan entitas yang paling
banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum. mengungkapkan lebih
aktivitas lebih banyak sehinga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
bahwa jika perusahaan memiliki tingkat ROA yang tinggi , maka perusahaan akan
memiliki dana yang cukup untuk di alokasikan kepada kegiatan social dan
kepada pemiliknya atau investor. Apabila utang perusahaan semakin besar maka ,
financial leverage semakin besar, oleh karena itu perusahaan dengan leverage
yang tinggi, akan menyebabkan investor kurang percaya terhadap laba yang di
pengungkapan CSR luas hubungan yang terjadi adalah hubungan positif dan
49
perusahaan dengan tingkat pengungkapan CSR luas, semakin tinggi pula tingkat
penelitian ini dapat disebabkan oleh perbedaan sebaran leverage kedua kelompok
akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Supaya laba yang
sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab
Jensen dan Meckling (1976) ( I gusti ,2015:388) memilah biaya keagenan ini
menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Korelasi keagenan
suatu pekerjaan, prinsipal memberikan perintah kepada agen. Untuk situasi seperti
keagenan yang dinamakan bonding cost.Monitoring cost dan bonding cost telah
dilakukan tetapi tetap adapertentangan antara ketentuan yang dipilih agen dengan
yang besar pula. Biaya yang dikeluarkan tersebut secara otomatis akan berdampak
perusahaan untuk melakukan CSR yang juga merupakan langkah untuk menjaga
banyak berasal dari pihak eksternal, dimana hal tersebut yang diperhatikan oleh
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Ukuran H1
Perusahaan (X1)
H2 Pengungkapan
Profitabilitas CSR(Y)
(X2)
H3
H4
Leverage (X3)
(Yormi Karto,2017:318)
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis yang
Responsibility