Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH

DASAR-DASAR TATA KELOLA DAN ETIKA BISNIS

TEORI KEAGENAN DAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

Anggota Kelompok

1. Allisa Fiolina 12030119130131


2. Dina Nurjannah 12030119120027
3. Risti Kurnia Ramadhani 12030119120039
4. Seevaniska Amanda 12030119120033
5. Susan Liya Setiani 12030119130263
6. Tenia Nur Cahyati 12030119120063

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
KEAGENAN

Teori yang mendasari tata Kelola sebuah perusahaan yang berlaku apabila terjadi
pemisahan antara pemilik saham dan manajemen perusahaan. Pemegang saham ini akan
memberikan perwakilan untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya kepada manajemen untuk
mengelola perusahaan yang mereka miliki.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) mengatur


bahwa kepengurusan perseroan dilakukan oleh direksi, sedangkan dewan komisaris bertugas
untuk mengawasi kebijakan dan jalannya kepengurusan. Direksi dan komisaris diangkat oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Manajemen dalam konteks UUPT adalah direksi.
Komisaris merupakan perangkat monitoring bagi pemegang saham.

Fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari
hubungan antara prinsipal dan agen. Untuk memotivasi agen maka prinsipal merancang suatu
kontrak agar dapat mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
keagenan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu

1. Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun majikan
memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi
tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri, dan
2. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen
mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka
sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan
yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan
menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam
hubungan tersebut.
Pemilik dan manajer secara bersama dibatasi biaya atas masalah agensi, sehingga
memerlukan insentif untuk mendesain kontrak yang mengurangi secara efisien masalah agensi.
Dua tokoh utama (principal dan agent) dalam interaksi bisnis tersebut sebenarnya mengarah pada
kepentingan yang sama, yaitu wealth (kekayaan). Bentuk ekstrim (extreme ways) dari agency
theory sendiri sebenarnya adalah ketika hubungan agensi dijadikan mekanis-matematis untuk
kepentingan legitimasi kepentingan “mutualis insklusif“.

Terdapat tiga masalah utama dalam hubungan agensi, yaitu :


1. Kontrol pemegang saham kepada manajer
2. Biaya yang menyertai hubungan agensi
3. Menghindari dan meminimalisasi biaya agensi

Hubungan agensi ini memotivasi setiap individu untuk memperoleh sasaran yang
harmonis, dan menjaga kepentingan masing-masing antara agen dan principal. Hubungan
keagenan ini merupakan hubungan timbal balik dalam mencapai tujuan dan kepentingan masing-
masing pihak yang secara eksplisit dan sadar memasukkan beberapa penekanan seperti:
1. Kebutuhan principal akan memberikan kepercayaan kepada manajer dengan imbalan atau
kompensasi keuangan
2. Budaya organisasi yang berlaku dalam perusahaan
3. Faktor luar seperti karasteristik industri, pesaing, praktek kompensasi, pasar tenaga kerja,
manajerial dan isu-isu legal
4. Strategi yang dijalankan perusahaan dalam memenangkan kompetisi global

Ditegaskan oleh Watts (1992) bahwa hubungan agensi kaitannya dengan laporan
keuangan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kepentingan pasar dan politik.
Hubungan agensi dengan demikian tidak dibangun dari akar self-interest, tetapi dengan cinta.
Cinta akan tetap memberi kemanfaatan materi, saling berbagi dan kebermaknaan hidup.
Mudahnya, bila konsep kekayaan hanya dipandang sebagai bentuk ekonomi semata, maka yang
terjadi adalah konflik kepentingan di atas hubungan kooperatif.

Dalam rangka memotivasi para manajer dan pemegang saham agar berperilaku dalam
sikap yang memajukan tujuan perusahaan, Burdett dapat memberikan rekomendasi kepada
dewan direksi, yaitu :
 Penilaian terhadap kinerja manajer dibuat dengan kontrak yang jelas sehingga memotivasi
agen bekerja dengan kepentingan terbaik principal
 Principal memberikan pilihan rencana insentif jangka pendek dan jangka panjang dan agen
diberikan keleluasan dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para pemegang
saham

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik tersebut, maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan, diantaranya:
1. Penyusunan Standar yang jelas mengenai siapa saja yang pantas menjadi apa baik untuk
jabatan fungsional maupun struktural ataupun untuk posisi tertentu yang dianggap strategis
dan kritis. Hal ini harus diiringi dengan sosialisasi dan implementasi (enforcement) tanpa ada
pengecualian yang tidak masuk akal
2. Diadakan tes kompetensi dan kemampuan untuk mencapai suatu jabatan tertentu dengan adil
dan terbuka. Siapapun yang telah memenuhi syarat mempunyai kesempatan yang sama dan
adil untuk “terpilih”. Terpilih artinya walaupun pejabat lain diatasnya tidak “berkenan”
dengan orang tersebut, tetapi karena ia yang terbaik maka tidak ada alasan logis untuk
menolaknya ataupun memilih yang orang lain. Disinilah peran profesionalisme dikedepankan
3. Akuntabilitas dan Transparansi setiap “proses bisnis” dalam organisasi agar memungkinkan
monitoring dari setiap pihak sehingga penyimpangan yang dilakukan oknum2 dapat diketahui
dan diberikan sangsi tanpa kompromi. Oknum2 tersebut harus diumumkan pada publik dan
tindakan apa yang telah diambil untuk menciptakan kontrol agar tidak terjadi “permainan”
sehingga oknum2 tersebut bisa lolos dari sangsi yang berat. Oknum yang terbukti bersalah
tidak berhak lagi mendapatkan “penghargaan” sehingga dapat menimbulkan efek “kapok”
bagi yang lain agar tidak berani mencoba-coba. Hal yang sama juga diperlakukan pada
pegawai/pejabat yang berprestasi, selain diberi reward, juga diumumkan untuk memberi efek
“IDOL” sehingga ditiru oleh pegawai/pejabat lainnya.

Akhirnya, akuntansi menjadi alat yang powerfull untuk memberikan keuntungan yang sebesar-
besarnya kepada pemilik modal di satu sisi, juga dapat memberikan manfaat injeksi modal dan
investasi yang makin besar dan linier kepada agen dari pemilik modal, yaitu manajemen
perusahaan, dalam mengelola perusahaan.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kebijakan yang diambil guna untuk
menemukan titik keseimbangan antara perusahaan dan pihak yang terkait seperti masyarakat,
pemerintah dan konsumen. Dalam hal ini perusahaan bukan saja mencari keuntungan, akan tetapi
juga memperhatikan dampak sosial apa yang bisa ditimbulkan dengan keberadaan mereka,
kegiatan operasi atau investasi. Selain itu hal ini menjadi suatu cara bagi perusahaan untuk
beradaptasi dengan perubahan psikologis pada pelaku ekonomi. Dimana saat ini konsumen
bukan saja menomor satukan harga murah, tapi efek apa yang diberikan kepada lingkungan
dengan membeli produk tertentu.

Sehingga dapat diambil kesimpulan kalau Corporate social responsibility menjadi sebuah
kewajiban bagi setiap usaha untuk memikirkan pentingnya kemampuan perusahaan, dalam
menjaga keseimbangan antara kinerja perusahaan. Serta bagaimana cara mengatasi isu sosial dan
lingkungan yang berpotensi muncul, akibat operasi perusahaan yang sedang dijalankan, seperti
yang sudah ditekankan oleh Organisasi standarisasi internasional (ISO).

Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Seperti yang telah dibahas jika perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial. Adapun
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:

 Tanggung jawab sosial kepada karyawan


Sebelum memikirkan pihak luar, ada baiknya untuk menomorsatukan rasa aman dan
nyaman kepada karyawan, seperti memberikan perlakuan yang adil, kesempatan untuk
berkembang, serta pelatihan yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan diri.
Ingat jika karyawan merupakan aset perusahaan yang berharga.

 Tanggung jawab sosial kepada konsumen


Jika bicara soal ini, kami mengajak Anda untuk berpikir secara luas, dimana Tanggung
jawab ini bukan selalu terkait dengan penyediaan produk atau jasa. Namun juga
bagaimana perusahaan dapat menghasilkan produk atas jasa yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat sekitar, serta tidak menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
 Tanggung jawab sosial kepada lingkungan
Jangan hanya karena keinginan untuk mencari keuntungan yang lebih besar, membuat
perusahaan tidak peduli lagi terhadap lingkungan sekitar. Perhatikan untuk tidak
membuang limbah sembarangan, mencegah penggunaan bahan berbahaya, hingga
mencegah polusi disekitar tempat usaha. Ya, jadilah perusahaan yang ramah lingkungan
dan memberikan nilai positive.

 Tanggung jawab kepada pemegang saham


Selain hal-hal di atas ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti bagaimana
tanggung jawab kepada pemegang saham. Jika perlu libatkan setiap pemegang saham
dalam setiap pengambilan keputusan dalam menjalankan aktivitas operasional
perusahaan.

 Tanggung jawab sosial kepada komunitas


Dalam hal ini tentunya corporate social responsibility atau CSR menjadi solusinya.
Dimana perusahaan dapat melakukan bantuan yang terkait dengan kesehatan, dana,
pendidikan, infrastruktur, atau keperluan lainnya yang diperlukan oleh masyarakat
tersebut. Perlu diingat besar peluang perusahaan Anda memiliki image yang baik, jika
memberikan bantuan dalam keadaan yang sedang tidak baik.

 Tanggung jawab sosial kepada kreditor


Sudah seharusnya bagi perusahaan untuk memberitahu pada kreditor, jika saat itu sedang
mengalami masalah keuangan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan kreditor, serta etika
yang baik dalam berbisnis.

Kritik dan Kekhawatiran Terkait Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


1. Motif Tersembunyi
Perlu diperhatikan apakah saat melakukan tanggung jawab sosial ini perusahaan
benar-benar melakukannya dengan motif yang benar, atau sekedar mencari
keuntungan saja. Sehingga pastikan apapun yang dilakukan perushaan
memberikan efek positif bagi penerimanya.
2. Jenis Industri
Ada beberapa ketakutan seperti apakah program sosial yang dilakukan dapat
mencerminkan motif perusahaan yang sebenarnya. Karena sulit untuk dipercaya
jika perusahaan yang mengampanyekan hal yang bertolak belakang dengan
industri yang digeluti.
3. Kepentingan Bisnis
Sangat dikhawatirkan setiap program sosial yang dijalankan bertujuan untuk
mengeksploitasi dan mendoktrin konsumen dan komunitas, agar menganggap
penting nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan. Sehingga hal ini kembali perlu
dipertimbangkan.

Manfaat Tanggung jawab social perusahaan

 Memberikan citra positif dan nilai lebih bagi perusahaan,


 Mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik internal maupun
eksternal perusahaan,
 Meningkatkan motivasi untuk semua pihak yang terlibat, dan lain sebagainya.
 Mendapat cakupan peliputan yang luas terutama pada konsumen perusahaan.
STUDI KASUS

Perusahaan yang Peduli pada Lingkungan, CSR

PT Intraco Penta, Tbk

- Profil Perusahaan
PT Intraco Penta, Tbk, adalah perusahaan penyedia solusi peralatan berat di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1970. Lokasi kantor pusat PT Intraco Penta, Tbk
terletak di Jl. Cakung Cilincing KM 3.5, Jakarta.

- CSR yang dijalankan oleh PT Intraco Penta, Tbk


Keberadaan INTA tak dapat dipisahkan dari masyarakat sekitar di mana INTA
melakukan kegiatan operasional. Oleh karena itu, Perseroan berkomitmen untuk
membangun dan mengembangkan berbagai program yang menunjang pembangunan
berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada
masyarakat setempat demi mewujudkan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan yang
turut serta mengembangkan ekonomi lokal.

Kontribusi terhadap masyarakat ini dituangkan dalam program Corporate Social


Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial. Melalui kegiatan CSR, Perseroan dapat
memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar serta berkontribusi
dalam pemberdayaan sosial. Perseroan meyakini bahwa dengan aktivitas CSR yang tepat
guna dan tepat sasaran, maka Perseroan dapat menjaga keberlangsungan usaha dan sama-
sama berkembang bersama masyarakat.

Untuk memastikan kegiatan CSR selaras dengan visi dan misi Perseroan, maka INTA
telah membentuk komite CSR untuk melakukan interaksi secara terbuka dengan para
pemangku kepentingan dan juga demi mewujudkan kegiatan CSR, baik di level induk
usaha maupun di level anak usaha. Komite CSR juga bertugas untuk mengevaluasi
kerjasama kemitraan dengan pemerintah setempat dalam mengembangkan kegiatan-
kegiatan CSR di wilayah tersebut agar lebih terintegrasi dan selaras dengan
pengembangan usaha Perseroan serta masyarakat sekitar.

Program CSR yang digagas oleh INTA berkaitan dengan aspek ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan pengelolaan lingkungan. Setiap aktivitas ini melibatkan kepedulian
pekerja, komunitas setempat dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas
kehidupan. INTA melakukan CSR yang berlandaskan pada etika kerja, prinsip tata kelola
perusahaan, ketaatan pada hukum dan aturan yang berlaku, kesadaran karyawan, serta
kesadaran masyarakat di sekitar wilayah operasional INTA.

Secara garis besar, program CSR INTA dilandaskan pada empat pilar yakni Peduli sosial
komunitas (Care Social Community), Peduli Pendidikan (Care School), Peduli kesehatan
(Care Health), dan Peduli lingkungan (Care Green). sepanjang tahun 2018, program CSR
INTA dititikberatkan pada pengadaan bank sampah, Posyandu, Pos lansia, beasiswa, dan
donor darah.

Berikut penjelasan mengenai keempat pilar CSR INTA:


Care Social Community
Care social Community merupakan program yang berkaitan dengan kegiatan komunitas
sosial yang berada di wilayah operasional Perseroan. Tahun 2018 lalu, kegiatan CSR
yang terkait dengan Care Social Community antara lain :
1. Bank Sampah
INTA mendukung pengadaan bank sampah yang terdapat di kampung sawah, yakni
daerah di sekitar operasional kantor Pusat INTA. Bank sampah ialah suatu tempat
yang memfasilitasi pengumpulan sampah yang telah dipilah- pilah. Hasil dari
pengumpulan sampah tersebut kemudian akan dikirim ke pengrajin untuk dibuatkan
kerajinan berbahan dasar sampah. Pengrajin-pengrajin tersebut pun diberikan
pelatihan pembuatan barang dari sampah hingga menjadi barang jadi yang siap pakai.

Dengan adanya bank sampah, diharapkan sampah- sampah yang ada di lingkungan
sekitar operasional INTA berada dapat dikelola, dimanfaatkan secara optimal, serta
digunakan kembali. Pengadaan bank sampah yang diadakan oleh INTA saat ini telah
diikuti oleh 150 orang nasabah.

Dari sampah yang telah dikumpulkan, para pengrajin berhasil membuat beberapa
produk, antara lain tas yang terbuat dari spanduk dan tas yang terbuat dari kain perca.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kegiatan ini, ke depannya bank
sampah akan bekerjasama dengan PKK untuk menarik lebih banyak nasabah,
bekerjasama dengan beberapa pihak dalam hal pemasaran produk jadi, serta
memajang produk- produk kerajinan tersebut di lobi kantor Pusat INTA untuk
menarik lebih banyak pembeli baik dari kalangan karyawan maupun tamu Perseroan.

2. Posyandu
INTA juga mendukung pengadaan Pos Pelayanan keluarga Berencana – kesehatan
Terpadu, atau Posyandu, di lingkungan sekitar operasional Perseroan. Posyandu
merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar untuk ibu, bayi, dan anak balita, yang
diinisiasi oleh masyarakat setempat. Dengan mendukung pengadaan Posyandu, INTA
berharap ibu, bayi, dan anak balita di sekitar Perseroan dapat memperoleh pelayanan
kesehatan yang lebih baik, sehingga pada akhirnya kualitas hidup mereka dapat
meningkat. Posyandu yang diadakan oleh INTA diadakan setiap sekali dalam
sebulan, pada hari senin di minggu pertama.

Beberapa kegiatan yang dilakukan di Posyandu tersebut antara lain penimbangan


berat badan serta imunisasi sesuai dengan jadwal dari pemerintah. Dalam
memberikan pelayanan imunisasi tersebut, Posyandu bekerjasama dengan Puskesmas
Cilincing dan dokter klinik INTA.
3. Pos Lansia
INTA juga mengadakan Pos lansia sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat
lanjut usia di sekitar operasional Perseroan. Pos lansia merupakan tempat pelayanan
kesehatan dan pembinaan bagi kaum lanjut usia di suatu lingkungan masyarakat.
INTA mengadakan Pos lansia sekali dalam sebulan, pada hari senin di minggu
pertama. Beberapa kegiatan yang dilakukan di Pos lansia antara lain senam Chikung
kylin pada pagi hari, yang kemudian dilanjutkan dengan penimbangan dan tes
kesehatan oleh dokter klinik INTA. Di samping itu, Pos lansia juga mengadakan
kunjungan ke warga lansia yang sakit sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Care School
Care school merupakan program yang berkaitan dengan pendidikan. Program ini
bertujuan membantu program pemerintah dalam hal meningkatkan dan
mengembangkan pendidikan pelajar. Tahun 2018, INTA Group tetap berkomitmen
memberikan beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi, mulai dari jenjang SD
hingga SMA.
CARE HEALTH
Care Health merupakan program yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang
bermukim di sekitar daerah operasional INTA. Beberapa contoh program Care Health
antara lain program pembangunan Rumah Indonesia Sehat, pemberian pengobatan
gratis, penyemprotan demam berdarah, penyelenggaraan donor darah bekerjasama
dengan PMI, khitanan masal, dan sebagainya.

Melalui donor darah, INTA ingin meningkatkan rasa kepedulian insan INTA terhadap
sesama yang membutuhkan darah. Kegiatan rutin ini memperoleh respon yang positif
dari karyawan INTA. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya karyawan yang mendaftar
di setiap acara donor darah. Kegiatan ini diadakan setiap sekali dalam tiga bulan, atau
empat kali dalam setahun, bertempat di kantor Pusat INTA, di Jl. raya Cakung
Cilincing kM 3,5, Jakarta utara.

CARE GREEN
Care Green merupakan kegiatan yang berkaitan dengan misi menjaga lingkungan
sekitar wilayah operasional agar tetap asri dan hijau, sehingga masyarakat yang
tinggal di sekitar wilayah operasional INTA memiliki kualitas hidup yang baik.
Beberapa kegiatan Care Green antara lain pengolahan limbah, gotong-royong
membersihkan lingkungan warga, dan sebagainya.

Kepedulian INTA terhadap lingkungan bukan hanya tertuang dalam program CSR,
melainkan komitmen Perseroan untuk menjalankan kegiatan usaha dengan sesuai
dengan hukum dan peraturan di bidang lingkungan pada tataran lokal.
Di samping kegiatan-kegiatan yang selaras dengan empat pilar kepedulian INTA di
atas, Perseroan juga mengadakan sederet aktivitas tanggung jawab sosial terkait
kepedulian terhadap karyawan dan perayaan keagamaan.
Aktivitas CSR lainnya antara lain:

1. Praktek Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja


INTA sebagai perusahaan Penyedia solusi di bidang alat berat sangat penting
menjaga hubungan yang efektif dengan para karyawan. untuk itu INTA sangat
fokus akan keselamatan kerja karyawan karena perusahaan memandang karyawan
sebagai penggerak roda perusahaan yang harus diperhatikan. Pelaksanaan
program kesehatan dan keselamatan kerja (k3) menjadi komitmen INTA dalam
menjalankan setiap kegiatan operasional di seluruh lokasi usaha.

Praktik pedoman k3 yang diterapkan INTA sejalan dengan kebutuhan karyawan


dengan tujuan meminimalisir kesalahan serta meningkatkan manfaaat positif dari
setiap kegiatan operasional Perseroan. melalui program k3, INTA secara
berkelanjutan mengadakan pelatihan kepada karyawan, menerapkan cara kerja
sesuai Standard Operational Procedure (SOP) yang telah dibuat untuk
menghindari kecelakan kerja, serta melakukan rapat tentang k3 yang dilakukan
oleh seluruh karyawan.

INTA selalu memonitor bahwa seluruh program kesehatan dan keselamatan kerja
ini sudah diimplementasikan oleh seluruh karyawan di setiap jenjang organisasi.
Dengan demikian, karyawan mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi
risiko atau bahaya saat bekerja. Perseroan juga akan melakukan evaluasi terhadap
sistem keamanan kerja secara berkala untuk meninjau prosedur pelaksanaan
standar keamanan kerja dan mengidentifikasi potensi bahaya serta risiko yang
mungkin terjadi selama kegiatan operasional berlangsung. Jika ditemukan potensi
bahaya yang baru, maka INTA akan meningkatkan prosedur keamanan demi
mencegah kecelakaan.
2. Kegiatan Sosial dan Menyambut Perayaan Keagamaan
Pada 14 Agustus 2018, INTA mengadakan Halal Bi Halal dalam rangka
merayakan Hari raya Idul fitri, yang bertempat di kantor pusat Perseroan, Cakung,
Jakarta utara. Acara Halal Bi Halal 2018 itu diisi dengan persembahan lagu dari
karyawan dan pemberian santunan kepada anak yatim. Santunan ini diberikan
kepada 15 anak yatim yang berada di sekitar wilayah Perseroan, yaitu dari
Kampung Sawah. Di samping perayaan Idul fitri, pada tahun 2018 silam INTA
juga merayakan Hari raya Idul Adha dengan memberikan sejumlah hewan kurban
di sekitar wilayah operasional Perseroan.

Pengalokasian dana CSR setiap tahun menunjukkan komitmen dan kepedulian


INTA yang semakin besar terhadap masyarakat dan lingkungan. Komite CSR
selanjutnya memantau pengeluaran dana tersebut agar program CSR mampu
memberikan manfaat optimal bagi para pemangku kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA

Intraco Penta. 2020. Corporate Social Responsibility, http://intracopenta.com/csr/corporate-


social-responsibility/. Diakses pada 26 Februari 2020.

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1291662024-3-BAB%202.pdf

http://nichonotes.blogspot.com/2017/12/teori-keagenan-agency-theory.html

https://greatdayhr.com/id/blog/tanggung-jawab-sosial-perusahaan/

https://www.jurnal.id/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/

https://accurate.id/bisnis-ukm/tanggung-jawab-sosial-perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai