Anda di halaman 1dari 5

Tujuan Bisnis

Pada umunya tujuan didirikannya suatu bisnis atau perusahaan tidak hanya profit oriented semata,
namun secara keseluruhan tujuan didirikannya sebuah perusahaan meliputi yaitu :

- Profit

- Menyediakan barang atau jasa

- Untuk bertujuan mendapatkan Kesejahteraan pemilik faktor produksi dan masyarakat

- Full employment

- Untuk mendapatkan Eksistensi suatu perusahaan dalam jangka panjang

- Untuk kemajuan atau dalam pertumbuhan

- Untuk memperoleh Prestise dan prestasi

Proses pencapaian tujuan bisnis melalui pengelolaan sumber daya ekonomi secara optimal bagi para
pemilik sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi dan masyarakat pada umumnya. Para
pemegang atau pemilik faktor-faktor produksi ini memperoleh manfaat dan nilai ekonomi secara layak.

Bertitik tolak pada usaha pencapaian tujuan-tujuan tersebut, maka tentunya proses pencapaian tujuan
bisnis melalui pengelolaan sumber daya ekonomi secara optimal harus dilakukan dengan
memperhatikan kepentingan dan kemanfaatan bagi para pemilik sumber daya ekonomi atau pemilik
faktor-faktor produksi dan masyarakat pada umumnya.

Tercapainya tujuan bisnis akan bersifat langgeng (lebih bersifat jangka panjang) kalau didukung secara
inclusif tercapainya tujuan para pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut. Misalnya pihak
tenaga kerja, supplier bahan, pemilik modal dan pihak-pihak eksternal lainnya.

Dengan demikian, etika bisnis meliputi keseluruhan proses manajemen perusahaan mengenai
pengelolaan sumber daya ekonomi di mana para pemilik sumber daya ekonomi ini sama-sama
memperoleh manfaat secara ekonomi yan layak. Di samping itu, masyarakat mendapatkan manfaat
sosial yang positif dengan adanya pemberdayaan sumber daya ekonomi tersebut. Bagi para pemilik
sumber daya ekonomi tentunya manfaat tersebut diukur dengan ukuran ekonomi dan sosial yang layak.
Bagi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan juga mendapat manfaat ekonomi dan manfaat sosial
dengan adanya perusahaan yang berdiri di masyarakat. Secara sistematik kelayakan ukuran alokasi
sumber daya ekonomi bagi pemilik sumber daya ekonomi harus dilihat dari peran yang diberikan oleh
masing-masing pihak pemilik secara adil dalam proses pembentukan atau informasi nilai ekonomi yang
dibentuk oleh sistem bisnis yang berlaku di masyarakat

Meskipun tujuan utama mereka yaitu untuk mendapatkan sebuah keuntungan namun hal tersebut
bukan berarti bahwa mereka tidak memiliki suatu tujuan lain selain tujuan tersebut, masih banyak
tujuan-tujuan para pebisnis yang ingin mereka raih para pebisnis mempunyai tujuan yang berbeda-beda.
Tujuan lain yang ingin dicapai oleh pelaku bisnis yaitu diantaranya :

- Ingin mencukupi berbagai suatu kebutuhan dalam hidupnya

- Untuk mensejahterkan keluarga

- Ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain.

- Ingin menjadi meneruskan bisnis keluarga

- Ingin mencoba suatu hal baru

- Ingin memanfaatkan waktu luang agar mendapatkan kesibukan

- Ingin memiliki usaha sendiri dan tidak bekerja pada orang lain.
Hubungan perusahaan dengan stakeholder

Hubungan perusahaan dengan para stakeholder akan mengalami perubahan yang dinamis siring dengan
berjalannya waktu. Adapun beberapa pakar yang mengamati terjadinya pergeseran pada bentuk yang
asalnya Inactive, menjadi Reactive lalu menjadi Proactive dan akan menjadi Interactive. Berikut dibawah
ini penjelasan pola hubungannya:

a. Inactive (Hubungan tidak aktif)

Pada hubungan ini pihak perusahaan sangat meyakini bahwa mereka dapat mengambil dan membuat
keputusan secara sepihak saja, tanpa mempertimbangkan pengaruh atau dapak yang akan timbul
terhadap pihak lain.

b. Reactive (Hubungan yang reaktif)

Pada hubungan ini pihak perusahaan sangat cenderung untuk mempertahankan diri dan hanya
bertindak saat dipaksa untuk melakukan sesuatu.

c. Proactive (Hubungan yang proaktif)

Pada hubungan ini pihak perusahaan cenderung untuk menantisipasi terhadap berbagai macam
kepentingan para stakeholders. Hal seperti ini biasanya pihak perusahaan memiliki departemen yang
berfungsi untuk melakukan identifikasi terhadap issu atau permasalahan yang menjadi perhatian khusus
bagi para pemangku kepentingan (stakeholder). Akan tetapi perhatian mereka dan para stakeholders
hanya dipandang sebagai permasalahan yang harus di kelola, bukan dipandang sebagai sumber dari
keunggulan yang kompetitif.

d. Interactive (Hubungan yang interaktif)

Pada hubungan ini pihak perusahaan menggunakan pendekatan bahwa pihak perusahaan perlu memiliki
hubungan berkelanjutan seperti saling menghormati, saling percaya dan saling terbuka dengan para
stakeholder. Dengan begitu pihak perusahaan akan menganggap bahwa memiliki hubungan yang baik
dengan para stakeholders dan akan menjadi sumber keunggulan yang kompetitif bagi perusahaan.

Hubungan yang dimiliki oleh perusahaan dengan para stakeholders dapat diharapkan bersifat
Interactive. Jadi interaksi ini nantinya dapat membantu perusahaan dalam mempelajari ekspektasi
masyarakat banyak, mengembangkan solusi dan mendapatkan dukungan dari para stakeholders untuk
menerapkan solusi yang sudah dimiliki oleh perusahaan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis agar tujuan
utama berupa keuntungan yang maksimal yang ingin diraih, dapat terpenuhi sesuai target yang
ditentukan. Bagaimanapun, kegiatan perusahaan melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak
kelompok orang yang dikenal sebagai stakeholders (pemangku kepentingan). Stakeholders inilah yang
pada dasarnya menjadi cakupan lingkungan perusahaan secara sederhana.

Sebagai Prasyarat Dasar

Menurut Ronald W. Clement (2005), dalam implementasi CSR, strategi hubungan dengan stakeholder
merupakan prasyarat dasar, dengan alasan sebagai berikut; Pertama, perusahaan (kini) menghadapi
peningkatan tekanan untuk memberi respon pada stakeholder mereka. Kedua, perusahaan memiliki
basis hukum untuk menyikapi/ berhubungan dengan stakeholder dalam cakupan luas. Ketiga,
perusahaan dipimpin oleh para eksekutif, tidak lagi dipandu prinsip-prinsip profesi mereka. Keempat,
perusahaan perlu memberi respon yang tepat dan memadai pada powerful stakeholders with
legitimate, urgent claims. Kelima, perusahaan dapat memperbaiki kinerja dasar mereka hanya dengan
melakukan hubungan dengan stakeholder secara strategis.

Sementara itu, masalah-masalah potensial akan dihadapi oleh perusahaan jika tidak memiliki strategi
hubungan yang tepat dengan stakeholder, yaitu antara lain: Rentan terhadap tuntutan tak terduga, tak
terantisipasi dari stakeholder; Rentan menghadapi konflik kepentingan; Gangguan terhadap kegiatan
operasional; Program CD/CSR perusahaan tidak efektif; Kinerja sosial akan dinilai rendah; dan
Penghentian kegiatan operasional atau tidak memeroleh social license to operate (Pamudi Wibowo,
2008).

CSR sebagai Komitmen Berkelanjutan

Dengan demikian, CSR perlu mendapat perhatian yang serius karena merupakan bentuk tanggung
jawab perusahaan terhadap stakeholder. CSR merupakan wujud kesadaran perusahaan sebagai upaya
meningkatkan hubungannya dengan masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu keduanya bukanlah
dua entitas yang harus saling menegaskan atau dua entitas yang saling mengeksploitasi. Keberlanjutan
perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan kedua dimensi ini, selain juga dimensi
ekonomi.

Terlebih lagi, setiap perusahaan saat ini melaksanakan kegiatannya dalam lingkungan yang
mengalami perubahan terus menerus. Lingkungan bisnis telah berubah. Tidak ada lagi terminologi
stabilitas dalam lingkungan bisnis global dewasa ini, yang terbentang luas saat ini hanyalah stabilitas
yang bersifat semu yang harus disikapi secara kritis oleh perusahaan.

Secara umum lingkungan perusahaan dapat mencakup dua hal, yaitu lingkungan pasar (market
environment) dan lingkungan bukan pasar (non-market environment). Lingkungan pasar dicirikan oleh
struktur pasar dan pola persaingan antara para pelaku pasar, sedangkan lingkungan bukan pasar yaitu
semua faktor legal/pemerintah, politik, sosial, demografi dan lain-lain dicirikan oleh isu-isu yang
berkembang, interest perusahaan terhadap isu-isu tersebut, institusi yang terkait dengan setiap isu dan
informasi yang tersedia untuk penanganan isu (Sinulingga, 2010: iii).

Lingkungan bisnis telah dan sedang mengalami perubahan signifikan. Perubahan tersebut
diperkirakan akan semakin kompleks dan sulit untuk diprediksi. Sebagaimana diungkapkan Kismono
(1999), bahwa lingkungan bisnis (akan) semakin turbulen. Karena sifat yang saling mempengaruhi antara
perusahaan dengan lingkungan maka pemahaman terhadap perubahan lingkungan serta
kecenderungannya sangat membantu manajemen perusahaan dalam menetapkan strategi dan
kebijakan yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai