Anda di halaman 1dari 5

Dibuat oleh : Putriana

Kelas : 5AKB3

NIM : 220133755

Matkul : Akuntansi Lingkungan

RESUME KEBIJAKAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN


DALAM ETIKA BISNIS
1. Kebijakan Sosial Dalam Etika Bisnis

Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan dalam perusahaan untuk
melakukan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis ini sangat penting diterapkan dalam
perusahaan agar perusahaan memiliki pondasi yang kuat dan menciptakan value yang
tinggi.

Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan bagian


dari etika bisnis, yaitu adanya kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnisnya dapat
mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud
kepedulian suatu usaha pada masyarakat dan lingkungan disekitar dimana usaha
tersebut berada. Arti yang lebih luas dari istilah ini adalah tanggung jawab perusahaan
terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor.

Dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya tidak


merusak etika dan tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial perusahaan
meliputi:

a) Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung jawab ini tidak hanya
terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja. Perusahaan bertanggung jawab
atas produksi dan penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang
dihasilkan harus bisa membawa manfaat.

b) Tanggung jawab sosial pada karyawan. Perusahaan bertanggung jawab dalam


memberikan rasa aman kepada karyawannya, memperlakukan karyawan dengan
layak dan tidak membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan yang sama
pada karyawan untuk mengembangkan diri.

c) Tanggung jawab sosial kepada kreditor. Saat perusahaan memiliki masalah


keuangan dan belum bisa menyelesaikan kewajibannya, perusahaan harus
memberitahukan kepada kreditor.
d) Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham. Perusahaan bertanggung
jawab atas kepuasan pemegang saham. Perusahaan harus bisa meyakinkan
pemegang saham, dimana manajer perusahaan memonitor seluruh keputusan
bisnis dan meyakinkan bahwa keputusan yang diambil tersebut demi kepentingan
pemegang saham.

Namun tidak menutup kemungkinan pemegang saham turut aktif dalam


memberikan pengaruh kebijakan manajemen perusahaan. Pada umumnya
pemegang saham yang berperan aktif adalah investor perusahaan yang memiliki
saham dalam jumlah yang besar. Dengan demikian pemegang saham akan
meminta pertanggung jawaban eksekutif perusahaan atas ketidakpuasan yang
didapatkan.

e) Tanggung jawab sosial kepada lingkungan. Tanggung jawab ini berkaitan


dengan menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan mencegah adanya polusi
disekitar tempat usaha. Perusahaan dapat melakukan pencegahan polusi dengan
mendaur ulang plastik serta melakukan pembatasan jumlah karbondioksida
sebagai akibat dari proses produksi.

f) Tanggung jawab sosial kepada komunitas. Hal yang sering dilakukan oleh


perusahaan adalah dengan memberikan bantuan untuk sarana
pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan infrastruktur yang
dibutuhkan.masyarakat sekitar.

Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh akan memudahkan perusahaan dalam
menjalankan visi dan misinya. Melalui etika bisnis dan tanggung jawab sosial
akan membentuk citra positif perusahaan di mata masyarakat yang lebih luas.
2. Lingkungan Dalam Etika Bisnis

Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan


lingkungan, dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber
ekonomi yang disediakan oleh lingkungan. Di samping itu bisnis tidak terlepas
dengan adanya faktor-faktor lingkungan yang mendukung mupun yang menghambat
atas tujuan yang ingin dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan bisnis merupakan
seluruh karakter dan faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun
tidak terhadap bisnis. Sebaliknya bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat
mempengaruhi atau menciptakan pengaruh terhadap lingkungannya. Oleh karena itu
interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya menjadi tem pencernaan
yang cukup penting dan sangat urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat.
Sehingga eksistensi bisnis layak diterima atau memberikan pengaruh tertentu yang
positif atau negatif terhadap lingkungannya. Secara umum lingkungan bisnis dapat
kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu lingkungan eksternal dan
lingkungan internal

a) Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal adalah semua faktor atau pihak-pihak atau variabel
dinamis yang berada di luar bisnis atau perusahaan. Jika perusahaan didirikan
di suatu daerah atau Negara di dalam suatu system masyarakat, maka praktis
perusahaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat ini,
dan merupakan sub system masyarakat yang sudah tentu dituntut untuk
berperilaku harmoni dengan semua unsur di dalam masyarakat. Unsur-unsur
tersebut dapat dikelompok kan menjadi beberapa unsur:

 Unsur Hukum yang berlaku di masyarakat


 Unsur Budaya atau Kultur di masyarakat
 Unsur Agama atau Kepercayaan
 Unsur Politik Pemerintahan
 Unsur Ekonomi Umum
 Unsur Sosial atau Masyarakat
 Unsur Geografik
 Unsur Pendidikan
Faktor/pihak yang bersifat Dinamis tersebut jelas akan ada pengaruhnya baik
bersifat langsung mapun tidak langsung terhadap bisnis. Dan dalam banyak
hal lingkungan eksternal ini merupakan variable strategis dan memiliki
dimensi jangka panjang dan secara strategis sering menentukan peluang
maupun tantangan yang akan dihadapi bisnis. Variabel atau faktor-faktor
lingkungan eksternal ini relatife sulit dapat dikendalikan oleh bisnis, lebih
sering bisnis mengikuti dan menyesuaikan terhadap perubahan atau dinamika
dari variable ekstemal ini

b) Lingkungan Internal
Lingkungan Internal merupakan sejumlah faktor, variabel atau atribut-atribut
yang melekat pada variabel atau faktor tersebut yang berada di lingkungan
bisnis dan cukup langsung mempengaruhi bisnis, antara lain yaitu Tenga
Kerja. Modal, Alat-alat. Sistem Manajemen, sarana dan prasarana yang
tersedia di dalam perusahaan Dalam interaksinya mereka secara terorganisasi
cepat dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan dan secara langsung
dapat dipengaruhi Tingkat pengendaliannya relative lebih mudah dilakukan,
karena perusahaan memiliki Bargaining Power yang cukup kuat untuk
mempengaruhi variabel-variabel ini sesuai dengan sasaran dan tujuan
perusahaan

Lingkungan bisnis dapat dipilih-pilah secara lebih spesifik menurut


kepentingan tertentu yang orientasinya adalah dalam perspektif penyusunan
strategis yang secara garis besar terbagi dalam 4 kelompok besar:

 Strength (Kekuatan)
Variabel-variabel yang masuk dalam kelompok ini mencerminkan
kekuatankekuatan internal yang dimiliki perusahaan dan sering dijadikan
andalan untuk menetapkan dan menyusun strategi perusahaan, sehingga
substansi strategi ini benar-benar sesuai dengan fakta dan prediksi
kekuatan yang dimiliki perusahaan

 Weakness (Kelemahan)
Sejumlah variable kelemahan ini juga bersifat inte mal, untuk lebih
menjamin keputusan mnajerial lebih akurat berdasar fakta. Sehingga
dengan mengetahui kelemahan fasilitas dan kapasitas perusahaan tentu
akan dilakukan rencana strategi yang lebih baik.
 Opportunity (Peluang/Kesempatan)
Lingkungan eksternal ini sangat dinamis dan sering terjadi berbagai
perubahan dimana perlu disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada.

 Treatment (Tantangan)
Treatment ini merupakan keadaan lingkungan eksternal yang merupakan
tantangan yang dihadapi perusahaan yang diprediksi akan menghanbat
keberhasilan pengusaha dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Dalam hal ini untuk meghadapi lingkungan demikian adalah mengkiati


agar perusahaan dalam meraih keberhasilan dan tujuan bisnis tidak sampai
merusak apalagi menghancurkan lingkungan. Pengetahuan mengenai SWOT
hanya merupakan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
kebijakan perusahaan yang bijaksana dan fair terhadap lingkungan ini
kebijakan yang dilatar belakangi oleh informasi lingkungan akan dijadikan
sebagai masukan yang berharga dalam rangka menyusun strategi perusahaan
yang akan didukung oleh lingkungan dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai