Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 15:

KEBERSAMAAN DAN ETIKA BISNIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pertemuan ke 13 ini, anda diharapkan mampu untuk :
1.1. Menjelaskan norma dan etika bisnis
1.2. Menjelaskan hubungan stakeholder satisfaction dengan stakeholder loyalty
1.3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip etika bisnis dan menggambarkan perilaku bisnis
1.4. Memahami bagaimana mempertahankan standar etika

B. URAIAN MATERI

Kebersamaa dan Etika Bisnis

A. Etika dan Norma-Norma Bisnis

Etika bisnis merupakan salah satu aspek yang perlu menjadi perhatian para wirausaha.
Etika bisnis berpengaruh pada kepercayaan dan loyalitas stakeholder serta dapat menentukan
maju mundurnya suatu bisnis. Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dalam membuat
keputusan dan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder karena semua keputusan perusahaan sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder terdiri atas dua jenis, yaitu :
Internal stakeholders, meliputi : para investor, karyawan, manajemen dan pimpinan perusahaan.
Eksternal stakeholders, yaitu : pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah,
masyarakat umum dan kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Beberapa etika berwirausaha yang penting dan harus diperhatikan, yaitu :


1. Kejujuran.
2. Integritas.
3. Menepati janji
4. Kesetiaan.
5. Kewajaran
6. Suka membantu orang lain.
1. Menghormati orang lain.
2. Warga negara yang baik dan taat hukum.
3. Mengejar keunggulan.
4. Bertanggung jawab.

Zimmerer mengelompokkan stakeholder yang mempengaruhi keputusan bisnis


perusahaan sebagai berikut :
1. Para pengusaha dan mitra bisnis
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
5. Bank penyandang dana perusahaan
6. Investor penanam modal
7. Masyarakat umum yang dilayani
8. Pelanggan yang membeli produk

Selain kelompok tersebut diatas beberapa kelompok lain yang berperan dalam perusahaan
adalah para stakeholder kunci seperti manajer, direktur dan kelompok khusus. Semua kelompok
stakeholder oleh Zimmerer digambarkan sebagai berikut :

Loyalitas stakeholder sangat tergantung pada kepuasan yang mereka peroleh, Menurut
Ronald J. Ebert, jika sesorang menyenangi pekerjaannya maka ia akan merasa puas dan bila
merasa puas maka akan memiliki sikap ayng sempurna, loyal, komitmen dan kerja keras yang
berarti memiliki moral yang tinggi. Mathieu Paquerot dalam makalahnya “stakholders loyalty”
mengemukakan kepuasan stakeholders (stakeholder satisfaction) akan mendorong loyalitas
mereka (stakeholder loyalty) terhadap perusahaan. Menurutnya “loyalty should help the
organization to create differentiation. Loyalty is a barrier to entry for other competitors”.

Menurut Zimmerer etika bisnis merupakan masalah yang sangat sensitive dan komplek
karena membangun etika untuk mempertahankan reputasi (goodwill) perusahaan lebih sukar
daripada menghancurkannya. Selain etika dan perilaku, yang tak kalah pentingnya dalam bisnis
adalah norma etika. Menurut Zimmerer terdapat tiga tingkatan norma etika, yaitu :
1. Hukum, yang berlaku bagi masyarakat secara umum dan hukum hanya mengatur standar
perilaku minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi yang memberikan arahan khusus bagi setiap anggota
organisasi untuk mengambil keputusan.
3. Moral sikap mental individual yang biasanya berasal dari keluarga, agama dan sekolah dan
sebagian lagi yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

Prinsip-Prinsip Etika dan Perilaku Bisnis

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing
dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus
selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-
orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.

Untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara
semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya
satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka
inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika
moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa
diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya
kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang
mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
ialah
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang
dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan
pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi
pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.
Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat
harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian
bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang
berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan
dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi
dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah
dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah bawah sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan
sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang
seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal
mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat
sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang
dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi"
serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara
golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu
berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini
kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya
memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia
bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila
setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun
pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua
konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi"
terhadap pengusaha lemah.

Terdapat sepuluh prinsip etika yang mengarahkan perilaku :


Kejujuran
Integritas
Memelihara janji
Kesetiaan
Keadilan/kewajaran
Hormat kepada orang lain
Suka membantu orang lain
Warga negara yang bertanggung jawab
Mengejar keunggulan
Mampu bertanggung jawab.

Cara-Cara Mempertahankan Standar Etika

Cara-cara mempertahankan standar etika meliputi :


Ciptakan kepercayaan terhadap perusahaan
Kembangkan kode etik
Jalankan kode etik secara adil dan konsisten
Lindungi hak perorangan
Adakan pelatihan etika
Lakukan audit etika secara periodik
Pertahankan standar yang tinggi untuk perilaku dan jangan hanya aturan.
Hindari contoh etika yang tercela setiap saat. Etika diawali dari atasan.
Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika

Komunikasi dan Negosiasi Bisnis

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan. Suatu pesan dikatakan mencapai


sasaran manakala apa yang dipesankan dimengerti dan dilaksanakan oleh komunikan
sebagaimana diharapkan. Jaminan agar pesan dapat dimengerti dan dilaksanakan bukan
berdasarkan panjangnya kalimat atau lamanya mengadakan komunikasi, melainkan diukur dalam
tindakan nyata. Dalam proses komunikasi berlaku prinsip ekonomis bahasa, maksudnya
memakai kata minimal dicapai pesan sebanyak-banyaknya.
Sebagai pemegang peranan utama perlu memiliki sifat-sifat khas. Salah satu yang utama
adalah keluwesan yakni kemauan dan kemampuan mengadakan perubahan pendekatan manakala
ada faktor yang menghendaki atau berubah.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai kemampuan berkomunikasi dan diantaranya ada
yang mempunyai kemampuan lebih sehingga dalam melakukan negosiasi bisa melakukannya
lebih baik dari pada orang lain. Untuk meningkatkan komunikasi diperlukan kesabaran dan
kemauan yang keras untuk belajar. Penelitian mengindikasikan bahwa komunikasi akan berhasil
apabila didukung oleh sikap yang ada dan cendrung berhasil jika mereka memenuhi untuk
menyembunyikan kecendrungan paling kecil kemungkinannya berhasil apabila mereka
menyerang posisi yang ada.

Dalam negosiasi bisnis seorang wirausaha harus mampu berkomunikasi dengan sangat
baik untuk menopang keberhasilan negosiasinya. Apabila kemampuan komunikasi juga
didukung oleh pengetahuan, moral dan etika maka kepercayaan akan cepat diperoleh.

Bernegosiasi dapat dipandang sebagaj suatu seni tersendiri. Ada teorinya tetapi tak cukup
hanya bermodal teori saja, tetapi perlu seni tersendiri. Dalam upaya meyakinkan pihak yang
diajak bernegosiasi menggeser sasaran mereka sebaliknya kita juga dapat menggeser sasaran
yang ingin kita capai. Kegiatan negosiasi ini yang didambakan adalah keberhasilan pada
dasarnya bagaimana yang saling memuaskan. Keberhasilan bernegosiasi diperlukan adanya
upaya-upaya dengan melalui persiapan negosiasi, antara lain :
a. Pahami faktor-faktor komunikasi, dengan memahami waktu dan tempat akan sangat
membantu keberhasilan bernegosiasi.
b. Kenali diri anda sebagai negosiator, penting artinya supaya tidak mau menang sendiri atau
bertindak emosional.
c. Kumpulkan informasi yang diperlukan, terutama yang berkaitan dengan hal, yang akan
dinegosiasikan.
d. Ketahui pilihan yang tersedia, dalam bernegosiasi perlu disampaikan banyak alternatif, acuan
alternatif yang lebih tepat kiranya perlu penekanan khusus.
e. Ketahui dimana kita bisa luwes, hal ini akan sangat berpengaruh kepada yang kita ajak
bernegosiasi, karena dengan keluwesan tersebut kita dapat menyakinkan bahwa kita sama-
sama memperoleh manfaat.
f. Mengenali dibagian mana lawan lebih kuat dari kita, karena kita akan mampu memahami
kemampuan yang kita ajak bernegosiasi.
g. Memperkirakan pesan yang akan memojokkan kita dan bagaimana mengantisipasinya, oleh
karena itu usahakan agar jangan mudah terbawa emosi atapun rendah diri, dengan demikian
kita akan mampu melihat secara jernih apa-apa yang harus kita sepakati.
h. Melihat argumentasi dari sudut pandang lawan kita
i. Buat alternatif argumentasi yang banyak dan memilih yang jelas
j. Cari argumentasi-argumentasi yang masih mungkin dikembangkan
k. Mengenali dengan baik need (kebutuhan) lawan negosiasi misalnya: fisiologis; keamanan;
aktualisasi diri; sosial; penghargaan; keindahan; dan lain-Iain.

Tahapan Negosiasi
a. Persiapan
b. Kalau anda sebagai pengambil inisiatif
• Hargai peristiwa
• Hargai lawan negosiasi
c. Jelaskan tujuan
d. Rumuskan masalah yang akan dibahas
e. Beri kesempatan lawan anda untuk menanggapi (menambah, mengurangi, materi)
f. Sampaikan konsep anda dengan cara :
• Satu persatu
• Secara keseluruhan
g. Beri kesempatan teman negosiasi menanggapi
h. Klasifikasi tanggapan :
• komentar
• bantahan
• masalah baru
• ide baru
i. Gunakan strategi
• strategi kapan
• strategi teknik
• strategi lain
j. Tawarkan kesimpulan
k. Setelah terjadi kesesuaian kehendak, maka dituangkan dalam perjanjian

Tanggung Jawab Perusahaan

Etika bisnis yaitu suatu rangkaian prinsip etika yang harus diikuti apabila menjalankan
bisnis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bisnis

Tanggung jawab social : suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat
mempengaruhi masyarakat. Walaupun keputusan bisnis yang dibuat adalah untuk meningkatkan
nilai perusahaan, namun keputusan haruslah tidak merusak etika dan tanggung jawab sosial.
Tangung jawab sosial perusahaan terutama ditujukan kepada :
1. Pelanggan ; ciptakan kode etik, pantaulah semua keluhan dan feedback terhadap pelanggan.
2. Karyawan ; rasa aman karyawan, perlakuan layak oleh karyawan lain. Menyakinkan
tangggung jawab karyawan.
3. Pemegang saham, memenuhi harapan pemegang saham untuk memperoleh dividend setiap
tahunnya. Untuk itu perusahaan harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar menguntungkan
dalam kegiatan operasionalnya.
4. Para kreditor, hutang harus dibayar tepat waktu dan dijamin oleh usaha dengan mematuhi
aturan yang telah dibuat dalam perjanjian hutang piutang.
5. Lingkungan, usaha harus memberikan perhatian yang baik terhadap lingkungan dalam
perusahaan dan lingkungan luar perusahaan. Karena operasional usaha akan berjalan lancar
jika lingkungannya mendukung dan sebaliknya operasional usaha bisa terganggu jika
lingkungannya tidak mendukung, misalnya banyak yang tidak suka dengan keberadaan
usaha, pencurian dan lain-lain.

Sedangkan menurut Zemmerer, ada lima bentuk tanggung jawab perusahaan, yaitu :
Tanggung jawab terhadap lingkungan
Tanggung jawab terhadap karyawan
Tanggung jawab terhadap pelanggan
Tanggung jawab terhadap investor
Tanggung jawab terhadap masyarakat

Kewirausahaan Berasaskan Kebersamaan dan Etika yang Sehat

Kebersamaan berarti bukan kita saja yang dibutuhkan oleh yang lain, melainkan karena
kita membutuhkan orang lain. Kita menyadari bahwa ada diantara kita yang merasa tidak
memerlukan pertolongan orang lain karena sudah berlebihan harta yang dimilikinya. Namun apa
artinya harta yang berlimpah kalau kita harus hidup terasing dari lingkungan dan kesepian karena
tidak ada tegur sapa dari orang lain. Demikian pula kegiatan bisnis dan industri akan berarti bila
mendapat dukungan dari masyarakat dan produk tersebut dibutuhkan oleh masyarakat.

Standar nilai usaha yang dapat diterima oleh berbagai pihak perlu ditumbuh kembangkan
serta disosialisasikan dalam kehidupan usaha yaitu adanya konsep : “hidup dan bekerja bersama
untuk kesejahteraan bersama”, yang menekankan adanya sikap bekerjasama dan sikap
persaingan yang sehat serta terbuka untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Selain itu
wirausaha juga mendasarkan pada prinsip-prinsip martabat manusia yang menghargai nilai-nilai
moral masing-masing individu dan tidak menerima pengertian pemenuhan kebutuhan satu pihak
ataupun sekelompok orang saja, karena hal tersebut akan bertentangan dengan nilai-nilai moral
manusia.

C. SOAL LATIHAN
1. Coba jelaskan beda norma dan etika, kemudian bagaimana cara mempertahankan etika
bisnis tersebut?
2. Identifikasi beberapa prinsip etika dan bagaimana etika diwujudkan dalam perilaku
bisnis?
3. Siapa saja stakeholder internal dan stakeholder eksternal? Mengapa mereka harus
dilibatkan dalam pengambilan keputusan?
4. Tanggung jawab apa saja yang harus dipikul perusahaan terhadap stakeholder?

D. DAFTAR PUSTAKA
Suryana. (2003), Kewirausahaan.Jakarta: Salemba Empat
Lupiyadi, Rambat, (2008), Entrepreneurship, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai