Anda di halaman 1dari 23

Konsep Etika Pemasaran dan Periklanan

Disusun oleh :

 Josua Alexsander Siagian (218410016)


 Martina Shertian Simorangkir (219410026)
 Sri Ulina Tarigan (219410047)
 Maya Sari Natasya (219410098)
 Mita Uli Panjaitan (219410011)
 Sweeta Naomi Hutahaean (218410223)
 Ericha Charoline (219410008)
 Dede Sonya Grace Purba (219410034)
 Edward Richardo Panjaitan (219410102)
 Benny Pakpahan (218418006)
 Sangkan Rajagukguk (219410095)
 Aisyah Winda Sari Sitepu (218410007)

Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen


Universitas Methodist Indonesia
2021

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan
berkat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah
ini yang mengambil judul “Konsep Etika Pemasaran dan Periklanan” dengan tepat
waktu.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat Ujian Tengah Semester
“Etika Bisnis”, Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Methodist
Indonesia.

Tidak lupa penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Siti Normi,
S.E.,M.Si.,Dr. Selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan panduan
yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik materi maupun cara penulisannya. Oleh sebab itu, penulis menerima segala
masukan dan saran dari semua pihak yang membacannya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacannya.

2
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................................3
1.2Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3Tujuan...........................................................................................................................................4
Bab II Pembahasan................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Etika Pemasaran........................................................................................................4
2.2 Prinsip Etika dan Bauran Pemasaran...........................................................................................5
2.3 Ketentuan dan Etika dalam Periklanan........................................................................................7
2.4 Ragam Iklan.................................................................................................................................9
2.5 Pemeran Iklan............................................................................................................................12
2.6 Wahana Iklan.............................................................................................................................15
Bab III Penutup....................................................................................................................................20
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................20
3.2. Saran.........................................................................................................................................21
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................22

3
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Pemasaran merupakan bagian yang tidak terlepas dalam aktivitas bisnis. Pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan
kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran juga
sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial
pemasaran lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari para produsen pembuatnya ke
para konsumen pemakai. Pemasaran meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan
produk hingga ke pelayanan jual setelah transaksi penjualan terjadi. Pemasaran merupakan
salah satu sumber dalam proses bisnis. Segala macam produksi, output dengan hasil terbaik
pun tidak akan optimal diserap oleh konsumen jika tidak melakukan kegiatan pemasaran atau
memiliki pemasaran yang bagus. Berbagai macam cara dapat dilakukan dalam memasarkan
suatu produk sehingga sampai di tangan konsumen. Salah satu yang memiliki peranan
penting saat ini adalah penggunaan iklan. Iklan atau periklanan sudah tidak asing lagi
diteinga kita, iklan sudah banyak tampak dimana-mana, iklan merupakan bagian tak
terpisahkan dari bisnis modern. Iklan dianggap ampuh untuk menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat mengenais uatu produk yang dihasilkan dalam bisnis. Aneka ragam iklan
mulai dari yang ditayangkan secara tradisional melalui media-media cetak maupun melalui
media yang lebih modern seperti radio, televisi dan internet. Semuanya itu sedikit banyak
telah meningkatkan penjualan dari produk yang telah dita!arkan oleh suatu unit usaha. Di
dalam pemasaaran dan periklanan tersimpan banyak masalah. Setiap permasalahan harus
memiliki dasar bagaimana akan menanggapi masalah itu dengan cara bersikap maupun
berkelakuan baik dalam lingkungan dalam maupun luar pemasaran dan perilkanan itu.

1.2Rumusan Masalah
 Bagaimana prinsip etika dan bauran pemasaran ?
 Bagaimana ketentuan dan etika dalam periklanan ?
 Iklan semacam apa yang banyak merugikan masyarakat ?

1.3Tujuan
 Mengetahui prinsip etika dan bauran pemasaran.
 Memahami ketentuan dan etika dalam periklanan.
 Mengetahui iklan yang merugikan dan tidak pantas ditampilkan.

4
Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Etika Pemasaran


Pemasaran adalah suatu prosessosial dan manajerial yang mana di dalamnya terdapat
individu dan kelompok untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan butuhkan
dengan cara menciptakan, mena!arkan dan mempertukarkanproduk yang bernilai dengan
pihak lain. Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa, dengan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Dalam setiap aktivitas bisnis, tentu harus dengan aturan. Jika tidak, maka
kegiatan bisnis itu akan hancur. Contoh kecilnya, saat ini dimana saja kita sudah tinggal di
tempat yang penuh aturan, misalnya di kampus kita, tidak diperkenankan untuk mahasiswi
menggunakan rok/celana di atas lutut, aturan itu di sebutlah sebagai etika. Etika tidak boleh
menggunakan rok/celana pendek supaya menjaga kesopanan saat belajar, dan tidak menjadi
bahan pancingan kaum adam. Begitu juga dalam pemasaran. Pemasaran sebagai aktivitas
bisnis. Kegiatan pemasaran meliputi menciptakan produk, mendistribusikan dan diadakan
promosi, dan produk itu akan dikosumsi konsumen. Etika pemasaran berkaitan dengan
keputusan pemasaran yang menyangkut etika. Etika adalah sesuatu yang bersifat tidak tetap.
Atau pola pandang dalam etika selalu bersifat relatif tapi harus mengandung unsur kebaikan
bersama..Etika pemasaran adalah standar etika yang berkaitan dengan pemasaran.,Tetapi
sebenarnya diatur oleh hukum dan standar perilaku sama seperti bidang lainnya. Ada
sejumlah bidang yang menjadi perhatian etis dalam pemasaran.

2.2 Prinsip Etika dan Bauran Pemasaran


Bauran pemasaran terdiri dari Product, price, place, promotion,
Etika pemasaran dalam kontek produk :

a. Produk yang berguna dan dibutuhkan

Sebelum produk dipasarkan, harus melakukan strategi pemasaran seperti produk apa yang
sedang dibutuhkan padasaat ini dan tentunya berguna bagi konsumen.

b. Produk yang berpotensi ekonomi atau benefit

Perusahaan memproduksi barang atau jasa akan mendapat keuntungan (benefit) jika produk
tersebut layak untuk dipasarkan.

c. Produk yang bernilai tambah yang tinggi

Produk yang ingin dipasarkan harus layak karena jika produk tersebut menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan, selain itu produk harus mempunyai nilai tambah yang tinggi
baik bagi internal perusahaan maupun eksternal perusahaan

d. Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan social

5
Pemasaran produk yang baik adalah memproduksi sesuai standar, dan didistribusikan kepada
konsumen dengan melihat tingkat keadaan ekonomi dan sosial wilayah yang akan menjadi
target pasar.

e. Produk yang dapat memuaskan masyarakat

Produk yang ekonomis dan mempunyai kualitas baik adalah produk yang sudah pasti laku di
pasaran.Oleh karena itu produk harus dapat membuat para konsumen puas.

Etika pemasaran dalam konteks harga :

a. Beban cost produksi yang wajar

Sebelum diproduksi perusahaan harus merencanakan anggaran produksi agar biaya yang
dikeluarkan tidak lebih besar dari penerimaan.

b. Sebagai alat kompetisi

Perusahaan yang satu dengan yang lain bersaing secara sehat dalam konteks harga.

c. Diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat

Perusahaan menentukan harga suatu produk dengan melihat kondisi konsumen dalam
kemampuan daya belinya.

d. Margin perusahaan yang layak

Yang dimaksud margin perusahaan yang layak adalah jaminan wajib jual beli barang dalam
suatu perusahaan agar risiko yang ditimbulkan tidak besar.

e. Sebagai alat daya tarik bagi konsumen.

Harga suatu produk apabila ekonomis akan menarik konsumen untuk membeli dan loyal
terhadap produk tersebut

Etika pemasaran dalam kontek distribusi :

a. Kecepatan dan ketepatan waktu;

Distribusi suatu produk harus cepat dan tepat waktu agar konsumen percaya kepada
perusahaan tersebut, serta barang yang dihasilkan juga efisien.

b. Keamanan dan keutuhan barang;

Keamanan dan keutuhan suatu barang sangat penting untuk dijadikan alat pertimbangan
distribusi produk.

c. Konsumen mendapat palayanan tepat dan cepat.

Apabila konsumen mendapat pelayanan tepat dan cepat maka konsumen akan puas terhadap
produk atau perusahaan tersebut.

6
Etika pemasaran dalam konteks promosi :

a. Sarana memperkenalkan barang;

Iklan adalah salah satu sarana dalam memperkenalkan suatu produk barang atau jasa.Iklan
sangat penting dalam kegiatan promosi.

b. Informasi kegunaan dan kualifikasi barang.

Dalam kegiatan promosi, perusahaan harus memberi informasi yang akurat mengenai
kegunaan dan kualifikasi barang atau jasa kepada konsumen agar konsumen paham betul
dengan kegunaan produk tersebut.

c. Sarana daya tarik barang terhadap konsumen;

d. Promosi yang menarik akan membuat konsumen tertarik untuk membelinya.

Oleh karena itu promosi harus benar-benar dilakukan agar konsumen percaya.

e. Informasi fakta yang ditopang kejujuran.

2.3 Ketentuan dan Etika dalam Periklanan

Hak Cipta

Hak cipta adalah hak bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya,
hak cipta terhadap buku oleh sebab itu, jika kita menerima buku baik yang kita beli atau yang
diberi oleh pemerintah (dana bos) tidak boleh digandakan ataupun mencetak ulang buku itu
tanpa menyertakan penciptanya atau seijin penciptanya. Hal itu sudaah diatur oleh
perundang-undangan. Selain itu, ada hak cipta terhadap lagu, jika kita sering menonton
youtube banyak orang yang menyanyikan lagu orang lain lalu direkam dan dibuat di youtube,
atau sering disebut mencover lagu. Jika kita sudah menyebarkan video lagu cover maka harus
mencantumkan nama pencipta dan yang mempopulerkannya. Jika tidak, maka akan dihukum
oleh Negara, karna kita mencover di youtube untuk mendapatkan uang tapi dengan lagu
orang lain, maka pihak pencipta akan merasa dirugikan. Penggunaan, penyebaran,
penggandaan, penyiaran atau pemanfaatanlain materi atau bagian dari materi periklanan yang
bukan milik sendiri,harus atas ijin tertulis dari pemilik atau pemegang merek yang sah.

Bahasa

Iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa dipahami oleh kmasyarakat sasarannya,
dan tidak menggunakan persandian yang dapat menimbulkan penafsiran selain dari yang
dimaksudkan oleh perancang pesan iklan tersebut. Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata

7
yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat
dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang
otentik.Penggunaan kata-kata tertentu harus memenuhi ketentuan Penggunaan kata untuk
menyatakan sesuatu kandungan, kadar,bobot, tingkat mutu, dan sebagainya, harus dapat di

Penggunaan kata “Satu-satunya”

Iklan seringkali memuat kata “Satu-satunya”. Padahal produk yang diiklankan juga
banyak yang sama dengan produk pesaing, dari segi fungsi, dan lainnya. Tapi, seringkali
produsen ingin produknya cepat laku, lalu iya menggunakan kata “Satu-satunya”. Jika
awalnya konsumen tertarik dan membelinya, dan ternyata konsumen tau bahwa bukan hanya
produk itu di negaranya, masih banyak lagi produk yang sama. Oleh sebab itu, konsumen
akan kecewa. Oleh sebab itu, perkataan harus dapat dipertanggungjawabkan. Jika memang
produk satu-satunya harus disurvei terlebih dahulu.

Pemakaian kata “Gratis”

Kata gratis atau kata lain yang bermakna sama tidak boleh dicantumkan dalam iklan,
bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang dikenakan
kepada konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas. Contohnya jika membeli produk
yang diklankan, dan ditawarkan beli sepaket produk kosmetik dapat gratis 1 produk lainnya.
Ternyata saat dikasir, tidak mendapat produk yang gratis. Konsumen akan kecewa, dan
jarang membeli produk itu lagi.

Garansi

Jika suatu iklan mencantumkan garansi atau jaminan atas mutu suatu produk, maka
dasar-dasar jaminannya harus dapatdipertanggungjawabkan. Misalnya saat membeli gadget
yang diklan shopee menyertakan garansi uang kembali jika produk rusak/lecet. Ternyata saat
produk lecet pihak produsennya tidak mempertanggungjawabkan.

Penentuan Harga

Jika harga sesuatu produk dicantumkan dalam iklan, maka ia harusditampakkan


dengan jelas, sehingga konsumen mengetahui apa yang akan diperolehnya dengan harga
tersebut.

Janji Pengembalian Uang.

Jika suatu iklan menjanjikan pengembalian uang ganti rugi atas pembelian suatu
produk yang ternyata mengecewakan konsumen,maka:

1. Nilai pengembaliannya harus sebanding dengan upaya konsumen untuk mengklaimnya dan
mencantumkannya  dalam iklan tersebut. Nilai ganti rugi harus sebanding dengan total biaya
yang dikeluarkan oleh konsumen untuk melakukan klaim antara lain biaya transportasi,
waktu, dan tenaga. Atau nilai gantirugi harus memperhitungkan biaya transportasi, waktu,dan
tenaga yang telah dikeluarkan oleh konsumen untuk melakukan klaim.

8
2. Syarat-syarat pengembalian uang tersebut harus dinyatakan secara jelas, lengkap, dan
mudah yang antara lain menyangkut jenis kerusakan atau kekurangan yang dijamin dan
jangka waktu berlakunya pengembalian.

3. Pengiklan wajib mengembalikan uang konsumen, tepat sesuai dengan janji yang tercantum
dalam iklan terkait.

Contoh :

"GARANSI * TERMURAH MENGGUNAKAN KARTU KREDIT BANK MEGA".

"* Garansi uang kembali untuk pembelanjaan di hari yang sama di kota yang sama, di toko
modern sejenis dengan menunjukkan bukti serta barang dalam keadaan seperti pada waktu
dibeli. Klaim dapat dilakukan maksimal 7 hari setelah pembelian di toko yang sama."

Pernyataan dalam iklan tersebut sebenarnya sudah cukup memadai dan sudah sejalan dengan
pedoman di EPI 2014 butir 1.6. di atas. Tetapi, seperti penulis sering temukan dalam kasus-
kasus lainnya terkait janji pengembalian uang, ada satu hal penting yang penulis nilai kurang
etis dalam iklan tersebut.

Suatu iklan yang memberikan janji pengembalian uang tentunya bertujuan agar konsumen
memperoleh rasa aman yang lebih tinggi bila terjadi sesuatu pada saat proses pembelian telah
terjadi. Janji dari produsen tersebut seharusnya didasari pada suatu niat yang positif dan tulus.
Sekarang, mari kita nilai seberapa positif dan tulusnya niat dari pengiklan ini.

Bila misalnya penulis membeli produk A di Carefour dengan harga Rp 50.000,-, lalu setelah
pulang penulis menceritakan pembelian tersebut kepada seorang teman dan teman penulis
mengatakan bahwa di tempat lain (asumsikan tempat itu juga di sebuah "toko modern
sejenis") produk A harganya lebih murah, maka penulis harus pergi ke toko modern lain
tersebut, membeli produk A (misalnya harganya Rp 49.000,-) kemudian kembali ke Carefour
dengan membawa bukti-bukti tersebut (barang dan bukti pembayarannya) untuk
mendapatkan pengembalian Rp 50.000,- dari Carefour.

Perlindungan hak-hak pribadi

Iklan tidak boleh menampilkan atau melibatkan seseorang tanpa terlebihdahulu


memperoleh persetujuan dari yang bersangkutan, kecuali dalampenampilan yang bersifat
massal, atau sekadar sebagai latar, sepanjangpenampilan tersebut tidak merugikan yang
bersangkutan

Merendahkan Produk Lain

Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupuntidak langsung

Pornografi

Iklan tidak boleh mengeksploitasi erotisme atau seksualitas dengan caraapa pun, dan
untuk tujuan atau alasan apa pun

9
2.4 Ragam Iklan

Minuman Keras

a. Iklan tidak boleh mempengaruhi atau merangsang orang untuk mulai minum minuman
keras.

b. Iklan minuman keras tidak boleh menggambarkan penggunaan minuman keras dalam
kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi (perlu informasi bahwa penggunaannya
dapat membahayakan keselamatan).

c. Iklan minuman keras tidak boleh ditujukan terhadap anak dibawah usia 16 tahun dan atau
wanita hamil, atau menampilkan mereka dalam iklan.

d. Minuman keras golongan C (dengar kadar alkohol 20% sampai dengan 55%) dilarang
diiklankan.

Rokok

a. Untuk televisi penayangan iklannya dibatasi hanya pukul 21.30 sampai lima pagi.
Sedangkan untuk media teknologi informasi, aksesnya hanya untuk usia di atas 18 tahun.

b. Bungkus rokok harus mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan
tulisan, minimal 10% dari total durasi iklan atau 15% dari total luas iklan.

c. Iklan juga tidak boleh menampilkan wujud rokok, mencantumkan nama produk sebagai
rokok, menyarankan rokok, menggunakan kalimat menyesatkan, menampilkan anak, remaja,
wanita hamil, atau tokoh kartun. Iklan rokok juga harus mencantumkan 18+ sebagai usia
yang pantas untuk merokok.

d. Iklan luar ruang (billboard) luasnya tidak boleh melebihi 72 meter persegei. Iklannya juga
tidak boleh ditempatkan di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) atau jalan protokol. Papan iklan
harus diletakkan sejajar bahu jalan dan tidak boleh melintang.

Obat-obatan

Obat yang dapat diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai peraturan perundang-
undangnan yang berlakku tergolong dalam obat bebas atau obat bebas terbatas, kecuali
dinyatakan lain.

b. Obat dapat diiklankan apabila telah mendapat nomor persetujuan pendaftatan dari
Departemen Kesehatan RI.

c. Iklan obat hendaknya dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk pemilihan penggunaan obat
bebas secara rasional.

d. Iklan obat tidak boleh mendorong penggunaan berlebihan dan penggunaan terus menerus.

10
e. Informasi mengenai produk obat dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

f. Iklan obat tidak boleh memberikan anjuran mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat
yang dilakukan dengan berlebihan.

g. Iklan obat tidak boleh menunjukkan efek/kerja obat segera sesudah penggunaan obat.

h. Iklan obat tidak menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan garansi tentang
indikasi, kegunaan/manfaat obat.

i. Iklan obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian sebagai berikut:

– BACA ATURAN PAKAI

– JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER

j. Ketentuan minimal yang harus dipenuhi oleh spot peringatan perhatian adalah sebagai
berikut:

* Untuk Media Televisi : Spot iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas terbaca
pada satu screen/gambar terakhir dengan ukuran minimal 30% dari screen dan ditayangkan
minimal 3 detik.

* Untuk Media Radio: Spot iklan harus dibacakan pada akhir iklan dengan jelas dan dengan
nada suara tegas.

* Untuk Media Cetak: Spot dicantumkan dengan ketentuan sebagai berikut:

BACA ATURAN PAKAI

JIKA SAKIT BERLANJUT,

HUBUNGI DOKTER

BACA ATURAN PAKAI

JIKA SAKIT BERLANJUT,

HUBUNGI DOKTER

Produk Pangan

Iklan tidak boleh menampilkan pemeran balita untuk produk yang bukan diperuntukkan bagi
balita. Iklan tentang pangan olahan yang mengandung bahan yang berkadar tinggi sehingga
dapat membahayakan dan ataumengganggu pertumbuhan dan atau perkembangan anak-anak,
dilarang dimuat dalam media yang secara khusus ditujukan kepada anak-anak.

11
Vitamin, mineral, dan suplemen

Iklan harus sesuai dengan indikasi jenis produk yang disetujui oleh departemen kesehatan
atau badan yang berwenang untuk itu. Iklan tidak boleh menyatakan atau memberi kesan
bahwa vitamin, mineral atau suplemen selalu dibutuhkan untuk melengkapi makanan yang
sudah sempurna nilai gizinya. Iklan tidak boleh menyatakan atau memberi kesan bahwa
penggunaan vitamin, mineral dan suplemen adalah syarat mutlak bagi semua orang, dan
memberikesan sebagai obat. Iklan tidak boleh menyatakan bah!a kesehatan,kegairahan dan
kecantikan akan dapat diperoleh hanya dari penggunaanvitamin, mineral atau suplemen. Iklan
tidak boleh mengandung pernyataantentang peningkatan kemampuan secara langsung atau
tidak langsung.

Kosmetika

Kosmetika dan Produk Perawatan Tubuh

-Iklan harus sesuai dengan indikasi jenis produk yang

disetujui oleh lembaga yang berwenang untuk itu.

-Iklan tidak boleh menjanjikan hasil mutlak seketika,

jika ternyata penggunaannya harus dilakukan secara

teratur dan terus-menerus.

-Iklan tidak boleh menawarkan hasil yang sebenarnya

berada di luar kemampuan produk kosmetika atau

perawatan tubuh.

-Iklan tidak boleh memanipulasi tampilan atau menyajikan

hasil tampilan yang bukan diperoleh dari penggunaan

secara normal atau wajar dari produk terkait.

Kursus dan Lowongan Kerja

Lembaga Pendidikan dan Lowongan Kerja

-Iklan lembaga pendidikan tidak boleh mengandung

janji untuk memperoleh pekerjaan atau penghasilan

tertentu.

-Iklan lowongan kerja tidak boleh secara berlebihan

12
menjanjikan imbalan yang akan diperoleh.

-Iklan lowongan kerja tidak boleh memberi indikasi

adanya diskriminasi atas suku, jenis kelamin, agama,

atau ras tertentu, kecuali jika secara khusus menyertakan

alasan dibutuhkannya suku, jenis kelamin, agama, atau

ras tertentu tersebut.

2.5 Pemeran Iklan

Anak-anak

Dalam UU Perlindungan Konsumen memang tidak diatur secara khusus mengenai anak
sebagai model iklan. Namun, melalui Pasal 17 ayat (1) huruf (f) UU Perlindungan Konsumen
menyatakan bahwa pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang melanggar
etika dan/atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Adapun UU Penyiaran, sebagai
ketentuan yang mengatur media yang menyiarkan/menerbitkan iklan, mengatur bahwa materi
siaran iklan yang disiarkan melalui lembaga penyiaran wajib memenuhi persyaratan
penyiaran yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dalam Peraturan KPI
mengenai Standar Program Siaran hanya mengatur bahwa program siaran iklan tidak boleh
menayangkan eksploitasi anak di bawah umur 12 (dua belas) tahun. Namun demikian,
serupa dengan ketentuan dalam UU Perlindungan Konsumen, Peraturan KPI tersebut
menyebutkan bahwa program siaran iklan tunduk pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia (EPI).

Etika Pariwara Indonesia (EPI), merupakan standar etika periklanan yang berlaku bagi
seluruh iklan, pelaku dan usaha periklanan yang dipublikasikan atau beroperasi di wilayah
hukum negara Republik Indonesia. Dalam EPI, terakhir diubah pada tahun 2014, dinyatakan
bahwa dalam hal anak sebagai pemeran iklan maka:

1. Anak tidak boleh digunakan untuk mengiklankan produk yang tidak layak
dikomsumsi oleh anak, tanpa didampingi orang tua;

2. Iklan tidak boleh memperlihatkan anak dalam adegan-adegan yang berbahaya,


menyesatkan atau tidak pantas dilakukan oleh anak;

3. Iklan tidak boleh menampilkan anak sebagai penganjur sesuatu produk yang bukan
untuk anak;

4. Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengeksploitasi daya rengek(pester


power) anak, dengan maksud memaksa para orang tua untuk mengabulkan permintaan anak
mereka akan produk terkait.
13
Khalayak Anak-anak:

(a) Iklan yang ditujukan kepada khalayak anakanak tidak boleh menampilkan hal-hal yang
dapat mengganggu atau merusak jasmani dan rohani mereka, memanfaatkan
kemudahpercayaan, kekurangpengalaman, atau kepolosan mereka.

(b) Film iklan yang ditujukan kepada, atau tampil pada segmen waktu siaran khalayak
anakanak dan menampilkan adegan kekerasan, aktivitas seksual, bahasa yang tidak pantas,
dan atau dialog yang sulit wajib mencantumkan kata-kata “BimbinganOrangtua” atau simbol
yang bermakna sama.

Perempuan

1) Modelnya harus disesuaikan dengan produk yang akan di pasarkan(iklankan),


misalnya untuk iklan shampo model yang harus dipilihnadalah model yang berambut
panjang, hitam, dll.

2) iklan dengan eksploitasi tubuh perempuan harus dihindari karena akan banyak
menyinggung perempuan

3) Seksualitas perempuan dalam iklan tidak sebagai pemuas komoditas

Contoh : Banyak produk yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan tubuh perempuan
namun menampilkan sisi sensualitas perempuan dalam iklannya. Sehingga hanya sebagai
pemuas komoditas

4) Pemilik merek tidak boleh hanya menonjolkan perempuan dalam iklan tapi lebih
menonjolkan produk/ barang mereka

Contoh : dalam iklan minuman / makanan , cara berpakaian Pemeran iklan akan snagat
berpengaruh senigga penonton hanya fokus pada model iklan bukan pada produk yang
diiklannkan.

5) Iklan yang ditampilkan tidak boleh melebih lebihkan suatu prodak Yang diiklani
perempuan yang cantik akan banyak menimbulakan efek bagi perempuan yang menonton,

Contoh : suatu prodak kecantikan / skincare

6) Iklan yang dimodelkan perempuan tidak boleh menampilkan adegan kekerasan,


karena pada dasarnya iklan yang berhubungan dengan kekerasan boasanya diiklannkan oleh
laki laki

7) Tidak boleh menggunakan bahasa Yang tidak pantas

14
Penyandang Cacat

1) Iklan tidak boleh menyinggung konsumen yang cacat dengan melebih lebihkan auatu
prodak obat
Contoh : iklan obat yang diminum selama 7 hari dapat menyembuhkan mata yang buta atau
lain sebagainya

2) Dalam UUD periklanan melarang model yang “cacat” sebagai model suatu prodak /
barang karena dapat menimbulkan efek negatif bagi konsumen lainnya

3) Penggunaan kata dalam prodak iklan tidak boleh mengarah ke kata yang tidak pantas
untuk penyandang cacat

Tenaga Profesional

Dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang professional berpegang teguh kepada
kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap
kode etik dapat dikenakan sangsi.Kebebasan untuk memberikan judgement anggota suatu
profesi mempunyai kekbebasan untuk menetapkan judgementnya sedniri dalam menghadapi
atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya,

Tanggungjawab profesional dan otonomi.komitmen pada suatau profesi adalah menlayani


klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggungjawab profesional harus diabdikan
kepada mereka. Oleh karena itu, prasktek profesional itu otonom dari campur tangan pihak
luar.

Berikut etika dalam tenaga profesional

1.Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan

2.Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaannya itu

3.Memahami seta menghormati batas-batas kemampuan serta kewenangan

profesinya dan menghormati profesi lain ;

4.Mewujudkan pemamahaman dan penghayatannnya itu dalam perbuatan

Kriteria seorang profesional sebagaimana di ungkapkan di atas , tentulah tidak merupakan


hal-hal yang absolut dan tidak pula merupakan satu keutuhan lengkap dalam diri seeorang. Ia
merupakan kombinasi dengan kadar katarteristik yang relatif berbeda pada diri masing-
masing karakteristik yang secara relatif konsisten di tampilkan oleh seseorang.akhirnya,
bentuk kombinasi yang dominan dan konsisten itu akan di persepsikan orang lain sebagai
sosok yang profesioanal dengan kualitas yang juga tidak sama.

15
Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media
eletronik dan juga media digital. Dan di tengah dinamika masyarakat yang demikian pesat,
media cetak dianggap sudah tertinggal dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media
elektronik dan media digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu
meraih konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.

2.6 Wahana Iklan

Media Cetak

Etika media cetak

1.harus memilih dan memilah setiap informasi yang diterima untuk dicetak

2.tidak ada mengandung profokasi

3.tidak mengambil informasi yang di terima sesama media cetak

4.menghormati hak asasi semama profesi

5.harus menggunakan kata kata yang tidak mengandung opini pribadi

6.tidak boleh menyebutkan identitas orang yg menyangkut data dan informasi yg


memudahkan orang lain untuk melacak

Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini
biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat dengan konsep sederhana. Buletin
juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial.

Media Televisi

Etika dalam iklan media televisi

Televisi adalah sebuah media yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak
beserta suara, baik itu hitam-putih maupun berwarna. Televisi merupakan salah satu media
hiburan masyarakat saat ini, selain media hiburan televisi juga dijadikan media periklanan
dikarenakan televisi dipercaya dapat mengubah pola pikir seseorang termasuk
mempengaruhi konsumen untuk memilih produk tertentu serta kemampuannya dalam
menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas.

Tetapi, dalam bisnis periklanan orang yang berprofesi dalam membuat iklan juga perlu
memperhatikan etika-etika dalam membuat iklan dengan baik. Berikut beberapa ciri-ciri iklan
yang baik, yaitu :

*Etis, yang berkaitan dengan kepantasan.

16
*Estetis, yang berkaitan dengan kelayakan.

*Artistik, yang berarti bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.

Iklan yang ditayangkan televisi harus menggunakan kata-kata dan gaya bahasa yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kejelasan, dan kehormatan. Ciri khusus bahasa iklan
antara lain singkat, padat, jelas, dan menarik. Iklan dikatakan berhasil jika pengiklan dapat
memikat sasarannya menjadi mitra untuk mendukung bahkan membeli barang produksi yang
ditawarkan, oleh sebab itu iklan dianggap penting dalam menentukan keberhasilan suatu
produk. Namun, perlu diketahui bahwa iklan-iklan yang tayang di televisi juga tidak terlepas
dari kepentingan pemilik modal, pengelola televisi dan pemilik stasiun televisi yang hanya
berpikir pada rating.

Media Radio

Etika dalam iklan media radio.

Lembaga penyiar radio harus berpegang teguh pada etika. unsur pokok dalam etika adalah:
Pertama, kebebasan. Sebagai unsur utama yang hakiki, kebebasan meliputi kebebasan
ekstensial, yakni kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kedua, tanggung
jawab yaitu kemampuan individu untuk menjawab segala pertanyaan yang mungkin timbul
dari tindakan-tindakan. Ketiga, hati nurani yaitu penghayatan tentang nilai baik atau buruk
berhubungan dengan situasi konkret. Hati nurani inilah yang memerintahkan atau melarang
suatu

tindakan menurut situasi, waktu dan kondisi tertentu. Keempat, prinsip kesadaran moral
adalah beberapa tataran yang perlu diketahui untuk memosisikan tindakan individu dalam
kerangka nilai moral tertentu. Tiga prinsip dasar dalam kesadaran moral adalah sikap baik,
keadilan dan hormat terhadap diri sendiri serta orang lain. Dengan demikian diharapkan
bahwa dalam fungsinya memberikan informasi kepada pendengar, radio dapat beroperasi
secara bebas namun tetap bertanggung jawab sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku.
Kemudian, hati nurani dan kesadaran moral para pelaku media harus berperan sehingga
mereka dapat melakukan kegiatan siarannya dengan sehat dan bermanfaat.

Contoh dari iklan internet adalah endorsment di sosial media. Dalam melakukan endorsment
bahasa yang di ucapkan harus lah sopan dan tau harus bagaimana membuat orang tertarik
agar barang yang dijual itu laku dan banyak peminatnya.

Media Internet

Etika iklan dalam media internet.

Iklan internet merupakan iklan yang disampaikan melalui media internet.

17
Di era modern sekarang kita tidak bisa lepas dari yang namanya internet dan dengan mudah
untuk melihat berbagai iklan di media internet, serta banyak dijumpai juga iklan yang
melanggar peraturan periklanan.

Secara kode etik dalam periklanan, bahwa semua iklan yang dibuat dan disiarkan harus jujur,
benar, dan sopan. Setiap iklan harus dibuat dengan rasa tanggung jawab pada konsumen dan
harus sesuai dengan prinsip-prinsip kompetisi sehat yang telah diterima secara luas sebagai
cara terbaik dalam berbisnis.

Promosi Penjualan

Etika dalam promosi Penjualan :

1.Pengenalan Diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak
memperoleh apa pun dari siapa pun dan dalam bentuk apa pun.

2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)

Pelaku bisnis di sini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.

3. Mempertahankan Jati Diri

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.

4. Menciptakan Persaingan yang Sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah ke bawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya.

5. Menerapkan Konsep "Pembangunan Berkelanjutan"

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu
memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa datang.

6. Menghindari Sifat 5K (Katebelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi
lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi, dan segala bentuk permainan curang
dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu Menyatakan yang Benar Itu Benar

18
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katebelece" dari "koneksi"
serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan "kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya Antargolongan

Pengusaha untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif " harus ada sikap saling percaya
(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan

pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan


pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan Main Bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap
orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.

10. Memelihara Kesepakatan

Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap


apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.

11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi peraturan
perundang-undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis
tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.

Pemasaran Langsung

Etika dalam pemasaran :

1.Dalam Hal Kejujuran

Perusahaan harus bisa berlaku jujur dalam setiap perjanjian atau transaksi yang terjadi dengan
pelanggan maupun stakeholder, dalam situasi apapun. Perusahaan menyebarkan informasi
yang apa adanya dalam mengomunikasikan produk atau jasanya. Selain itu perusahaan juga
harus menepati segala janji / promise yang sudah dilontarkan kepada pasar dan stakeholder.

2.Dalam Hal Tanggungjawab

Perusahaan harus bisa menerima segala konsekwensi yang timbul akibat segala tindakan
pemasaran yang ditempuh. Dalam hal ini perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan
pelanggan, serta menghindari segala bentuk pemaksaan kepada pelanggan dan stakeholder.
Perusahaan harus bisa komitmen menerapkan segala aturan terutama menyangkut segmen-

19
segmen pasar yang tergolong rentan, seperti anak-anak, orang tua (pensiunan), kaum cacat,
dan lain-lain. Selain itu perusahaan juga harus bertanggungjawab terhadap kelestarian
lingkungan dalam lingkup pemasarannya.

3.Dalam Hal Keadilan

Perusahaan diharapkan bisa adil dalam memenuhi kebutuhan pelanggan sekaligus memenuhi
kualifikasi dari para pihak pemasoknya. Ini termasuk menawarkan produk dengan cara atau
metode yang jelas dalam bentuk penjualan, promosi, dan bentuk komunikasi lain. Perusahaan
harus menghindari segala macam informasi yang bersifat menyesatkan dan menipu.
Perusahaan harus melindungi segala data atau informasi yang sifatnya rahasia bagi
konsumen, pemasok, dan karyawan, agar tidak disalahgunakan. Selain itu perusahaan juga
harus adil dalam menetapkan harga produknya dan menghindari segala tindakan yang bisa
merusak harga atau kondisi pasar.

4.Dalam Hal Transparansi

Perusahaan harus mempertahankan sifat keterbukaan kepada pasar dan stakeholder mengenai
aktivitas pemasaran. Untuk ini diharapkan perusahaan bisa mempertahankan kelancaran
aliran informasi dan berkomunikasi secara teratur kepada stakeholder.

20
Bab III Penutup

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah disebutkan,penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu :

a. Pemasaran adalah suatu prosessosial dan manajerial yang mana di dalamnya terdapat
individu dan kelompok untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan
butuhkan dengan cara menciptakan, mena!arkan dan mempertukarkanproduk yang
bernilai dengan pihak lain

b. sejumlah bidang yang menjadi perhatian etis dalam pemasaran :


 Prinsip etika dan bauran pemasaran
 Ketentuan dan etika dalam periklanan
 Ragam iklan
 Pemeran iklan
 Wahana iklan

c. Akhir-akhir ini sangat marak iklan iklan yang saling menjatuhkan dan merendahkan
antara sesama produk sejenis.

d. Hal ini melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh EPI (Etika Pariwara
Indonesia).

e. Dinyatakan bahwa pelanggaran etika periklanan adalah pelanggaran.

f. Sejauh ini belum ada pihak yang menuntut ke pihak yang berwajib pasar
internasional. Ini bias terjadi sikap para pengusaha kita. Lebih para pengusaha yang
tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan
Negara.

g. Pelanggaran etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industry di extreme
bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum
dan tidak mengikat itu. Kencendrungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis
membuat ke prihatinan banyak pihak. Pengabdian etika bisnis dirasakan akan
membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi
nasional. Disadari atau tidak.

21
3.2. Saran
a. Sebaiknya perusahaan/orang yang akan membuat iklan dapat memikirkan ide yang lebih
kreatif untuk mempromosikan produk/jasa mereka tanpa harus menjatuhkan produk/jasa
saingannya.

b. Diberikan Penghargaan kepada iklan-iklan kreatif tanpa menjatuhkan iklan lainnya, hal ini
agar dapat memotifasi insan periklanan agar lebih baik lagi kedepannya.

22
Daftar Pustaka
https://legalstudies71.blogspot.com/2019/12/etika-pemasaran-konsep-etika-dalam.html

https://andrihelmi.files.wordpress.com/2014/09/pertemuan-10-11-konsep-etika-pemasaran-dan-
periklanan.pdf

https://ruangdosen.wordpress.com/2010/04/04/etika-dalam-periklanan/

http://modelskripsi.blogspot.com/2017/06/etika-periklanan-indonesia-epi.html

http://eprints.upnyk.ac.id/8418/1/SILVI.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-9/20200259-S22541-Fina%20Atikah.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai