Anggota:
Sebuah bisnis tidak hanya bertanggung jawab pada pemangku kepentingannya saja,
namun juga terhadap lingkungan sosial disekitarnya. Pemangku kepentingan memiliki
pengaruh yang sangat signifikan karena pemangku kepentingan tidak hanya memiliki
ketertarikan terhadap aktivitas dari perusahaan, namun juga memiliki pengaruh dalam
pembentukan aktivias di dalam perusahaan. Dengan adanya peningkatan perhatian terhadap
tindakan organisasi, hal ini menyebabkan naiknya pula perhatian terhadap tata kelola
perusahaan atau Corporate Governance. Hal tersebut terjadi karena dua alasan. Pertama,
adanya liberalisasi ekonomi dan deregulasi industri serta bisnis. Kedua, adanya tuntutan
terhadap etos korporat baru dan kepatuhan terhadap hukum negara. Faktor lain yang
menyebabkan perusahaan/korporat terekspos terhadap tata kelola perusahaan/corporate
governance adalah karena adanya tuntutan akuntabilitas perusahaan kepada pemegang
saham dan pelanggan mereka. Tata kelola perusahaan / Corporate Governance
menggambarkan sebuah sistem dan proses dimana sistem tersebut memastikan sebuah
perusahaan sudah terkelola untuk kepentingan baik bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya. Corporate Governance memastikan organisasi berjalan dengan baik
yang mengarah kepada meningkatnya kepuasan pelanggan dan nilai dari pemegang saham.
Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance dapat dikatakan sebagai
lingkungan yang memiliki kepercayaan, etika, nilai moral, dan keyakinan sebagai upaya
sinergis dari komponen masyarakat, yaitu pemangku kepentingan.
Setiap kali masyarakat menghadapi masalah baru, akan muncul aturan legislatif baru
untuk mengantisipasi dan melindungi dari masalah yang akan datang di masa depan.
Kebanyakan dari aturan tersebut memiliki upaya untuk :
Dengan adanya tata kelola yang baik dalam pemerintahan akan berpengaruh pada
kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Tata kelola yang baik juga dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Praktik good governance / tata kelola yang baik
memerlukan partisipasi aktif dari pemegang saham baik dalam pengelolaan secara langsung
maupun tidak langsung melalui dewan direksi korporasi. Good governance atau tata kelola
perusahaan adalah suatu sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Dewan
Direksi bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan mereka. Tanggung jawab dewan
direksi termasuk menetapkan tujuan perusahaan, memberikan kepemimpinan untuk
menerapkannya, mengawasi manajemen bisnis dan melaporkan kepada pemegang saham
tentang pengawasan mereka. Dewan Direksi memiliki posisi penting dalam perusahaan.
Dewan direksi tidak hanya sebagai agen dari sebuah perusahaan, namun juga sebagai
pengawas perusahaan.
Faktanya di Inggris, sebagian besar saham dibeli dan dijual oleh manajer finansial
atas nama investor, hal ini perbuatan yang berlebihan (serakah), jadi saham disalah gunakan
oleh mereka sebagai komoditas daripada hanya sekedar bagian kepemilikan bisnis
perusahaan. istilahnya hanya sebagai koleksi harta saja. Dari teori keagenan ini menimbulkan
permasalahan antara prinsipal dengan agen, misalnya saja munculnya biasa keagenan
(agency cost) untuk meningkatkan kualitas kinerja manajer perusahaan, sehingga investor
dituntut mengeluarkan biaya lebih untuk manajer dalam menjalankan perusahaan. Hal ini
hanya memberatkan salah satu sisi saja, dan menguntungkan sisi yang lain. Untuk mengatasi
masalah ini perlunya dibuat suatu solusi yang vital di dalam kegiatan perusahaan, terutama
di organisasinya. Maka dari itu perlu membentuk Dewan Direksi di dalam organisasi
perusahaan, karena kedudukan mereka sebagai pengawas jalannya suatu bisnis perusahaan,
dapat meminimalisir kecurangan yang ada di dalamnya. Tugas dewan direksi adalah
mengelola organisasi, dan akan menerima penghargaan atas prestasinya dalam mengelolaa
organisasi disuatu perusahaan, mereka tidak bisa menjadi shareholder di perusahaannya.
Maka dari itu dewan direksi akan bersifat netral terhadap shareholder dan manajer, serta
memisahkan tugas dan fungsi mereka.
Salah satu cara mencari perusahaan yang netral adalah melihat struktur organisasinya,
terutama memiliki direksi yang noneksekutif. Direksi noneksekutif adalah direktur yang
mengelola kegiatan di bidang fungsional perusahaan. mereka adalah orang pilihan yang
memiliki keahlian dibidangnya serta memiliki pengalaman yang profesional dan relevan
dengan pekerjaannya yaitu seorang direktur. Dipilih melalui proses nominasi dan formal yang
dihadiri pengurus dan komite perusahaan (terutama RUPS).
Direktur noneksekutif harus memiliki kualitas yang tinggi, sehingga dapat menjalankan tugas
dan fungsinya secara independen. Terutama dalam mengambil keputusan strategi
perusahaan kedepannya, kinerja perusahaan, dan sumber daya yang digunakan perusahaan,
serta melindungi shareholder perusahaan. berkomitmen terhadap perusahaan, gaji mereka
merupakan cerminan waktu mereka saat bekerja. Dipilih secara formal yang terdiri atas
nominasi. Terdapat direktur yang ditunjuk organisasi sebagai lembaga keuangan yang
memiliki investasi yang signifikan dalam organisasi. Peran lembaga keuangan memegang
besar saham perusahaan, memperkuat akuntabilitas. Agenda penting direktur keuangan :