Anda di halaman 1dari 13

Good Corporate Governance

Disusun Oleh :

1. Maria A.R.B.L 5170111063


2. Ainun Devi Alvia 5170111082
3. Nunik 5170111095
4. Ardhita Ananda S. 5170111118
5. Nadya Ovelia H. 5170111120

Universitas Tegnologi Yogyakarta


Fakultas Bisnis Psikologi dan Komunikasi
Tahun 2019
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering mendengar banyak perusahaan yang terpuruk karena tata


pemerintahan sebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud
ataupraktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terjadi,
sehingga terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan para investor, yang
mengakibatkantidak ada investor yang mau membeli saham perusahaan tersebut.
artinya,bisa dikatakan jika perusahaan tersebut tidak menerapkan Corporate
Governance dengan baik. Oleh karena itu, undang-undang ini menjadi acuan
awal dalam penjabaran dan penciptaan GCG di berbagai negara. Good
Corporate Governance dimaksudkan agar tata kelola perusahaan baik
sehingga bisa meminimalisir praktek-prakter kecurangan.
Joel Balkan (2002) mengatakan bahwa perusahaan (korporasi) saat ini
telah berkembang dari sesuatu yang relative tidak jelas menjadi institusi
ekonomi dunia yang amat dominan. Kekuatan tersebut terkadang mampu
mendikte hingga ke dalam pemerintahan suatu negara, sehingga mejadi tidak
berdaya dalam menghadapi penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para
pelaku bisnis yang berpengaruh tersebut. Semua itu terjadi karena perilaku
tidak etis dan bahkan cenderung kriminal-yang dilakukan oleh para pelaku
bisnis yang memang dimungkinkan karena kekuatan mereka yang sangat
besar disatu sisi, dan ketidakberdayaan aparat pemerintah dalam menegakkan
hukum dan pengawasan atas perilaku para pelaku bisnis tersebut; disamping
berbagai praktik tata kelola perusahaan dan pemerintahan yang buruk.
Dalam corporate governance selalu ada dua hal yang perlu diperhatikan.
Apakah aturan atau sistem tata-kelola sudah ada secara jelas, lengkap, dan tertulis
? Apakah aturan dan sistem yang sudah jelas tersebut dilaksanakan dengan
konsisten atau tidak ? Kedua hal tersebutlah yang menentukan apakah sudah ada
good corporate governance dalam suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Good Corporate Governance
2. Prinsip Corporate Governance
3. Manfaat Corporate Governance
4. Mekanisme Corporate Governance
5. Corporate Governance Preception Indeks
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Good Corporate Governance

Pengertian Good Corporate Governance Menurut Para Ahli


Menurut YYPMI (2002, p.21), Good Corporate Governance adalah
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak- hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
Menurut Supriyatno (2000, p.17), The Indonesian Institute For Corporate
Governance mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai proses dan
struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stockholders yang lain.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan corporate governance adalah system yang dipergunakan untuk
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporate
governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang
berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk pemegang saham,
Dewan Pengurus, para manajer, dan semua anggota the stakeholders non-
pemegang saham.
Sedangkan Siswanto Sutojo dan E John Aldrige (2005, p.3), The
Australian Stock Exchange (ASX) mendefinisikan “corporate governance
sebagai sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan
perusahaan. Sistem tersebut mempunyai pengaruh besar tersebut. Corporate
governance juga mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang
optimal serta analisis dan pengendalian resiko bisnis yang dihadapi perusahaan.
Menurut Sofyan Djalil (2005, p.4), Jill Solomon dan Aris dalam buku
“Corporate Governance and Accountability” kedua pakar manajemen tersebut
mendefinikan corporate governance sebagai system yang mengatur hunbungan
antara perusahaan dengan pemegang saham. Corporate Governance juga
mengatur hubungan dan pertanggung jawab atau akuntabilitas perusahaan kepada
anggota stakeholders non-pemegang saham. Sedangkan Malaysian High Level
Finance Commite on Good Corporate Governance mendefinisikan Good
Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka
meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan
utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Menurut Sutedi (2006, p.175), Corporate Governance dapat dedifinisikan
sebagai “Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan
serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan”. suatu tata hubungan antara para stakeholders
yang digunakan untuk menentukkan dan mengendalikan arah strategi dan kinerja
perusahaan.

Menurut Herwidyatmo (dalam Majalah Manajemen Ushawan, 2000, p.69),


menegaskan bahwa pada intinya ”corporate governance” tidak berbicara tentang
kekuasaan, melainkan berkaitan dengan upaya pencarian cara-cara yang dapat
menjamin keputusan-keputusan dibuat secara efektif. Agar proses pembuatan
keputusan perusahaan dapat berlangsung yang efektif, maka dibutuhkan
hubungan yang kolaboratif diantara pihak manajemen dengan dewan komisaris
(board of director). Dala hal ini, dewan komisaris (board of director) tidak hanya
sekedar berperan sebagai pengawas dari tindakan direksi (pihak manajemen)
tetapi juga berperan sebagai “patner” direksi (pihak manajemen) di dalam proses
pembuatan keputusan perusahaan.
Menurut (http://www.posindonesia.co.id/news, jam 14:41, tgl 8 Februari
2007), Good Corporate Governance (GCG), adalah suatu proses dan struktur
yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan/meningkatkan nilai perusahaan (corporate value)
dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholders
berlandaskan peraturan perundang-undangan, moral dan etika.
Menurut (http://www.bpkp.go.id/index, jam 14:46, tgl 8 Februari 2007)
Secara umum istilah good corporate governance merupakan sistem pengendalian
dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara
berbagai pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari
"nilai-nilai" yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft
defnition).
Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola
perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan
intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka,
atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan
untuk mencapai kinerja bisnis yang optimal.

2.2 Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para
pelaku bisnis, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility,
Indepandency dan Fairness yang biasanya diakronimkan
menjadi TARIF. Penjabarannya sebagai berikut :
1) Transparency (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi
yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.
2) Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur,
system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini
diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak,
kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham,
dewan komisaris dan dewan direksi.
3) Responsibility (pertanggung jawaban)
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan
industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan
hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat
dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan
menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada
shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.
4) Indepandency (kemandirian)
Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara
profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
5) Fairness(kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat
memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.

Sedangkan lebih sempit lagi, menurut OECD, prinsip dasar GCG


yang dikembangkan adalah :

a. perlakuan yang setara antar pemangku kepentingan (fairness),


b. transparansi,
c. akuntabilitas, dan
d. responsibilitas

2.3 Manfaat Good Corporate Governance terdiri ada 4 manfaat yaitu :


Penerapan konsep GCG merupakan salah satu upaya untuk memulihkan
kepercayaan terhadap investor dan institusi terkait di pasar modal. Menurut
Tjager dkk (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa
mengapa penerapan GCG itu bermanfaat, yaitu:
1. Berdasarka survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company
menunjukkan bahwa para investor institusional lebih menaruh
kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah
menerapkan GCG.
2. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara
terjadinya krisis financial dan krisis berkepanjangan di Asia denngan
lemahnya tata kelola perusahaan.
3. Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar
modal menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.
4. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat
menjadi dasar bagi beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai
dengan lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.
5. Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Mas Ahmad Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan
mekanisme penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara
konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:
o Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus
ditanggung oleh pemegang saham akibat pendelegasian
wewenang kepada pihak manajemen.
o Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).
o Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam
jangka panjang.
o Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan
perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan berbagai
strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.
Selain manfaat di atas ada manfaat lain dari Good Corporate Governance terdiri
ada 4 manfaat yaitu :

 Menimimalkan Agency Cost


Selama ini para pemegang saham harus menanggung biaya yang
timbul akibat dari pendelegasian wewenang kepada manajemen. Biaya-
biaya ini bisa berupa kerugian karena manajemen menggunakan sumber
daya perusahaan untuk kepentingan pribadi maupun berupa biaya
pengawasan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mencegah
terjadinya hal tersebut.
 Menimimalkan Cost of Capital
Perusahaan yang baik dan sehat akan menciptakan suatu referensi
positif bagi para kreditor. Kondisi ini sangat berperan dalam
meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung bila perusahaanakan
mengajukan pinjaman, selain itu dapat memperkuat kinerja keuangan
juga akan membuat produk perusahaan akan menjadi lebih kompetitif.
 Meningkatkan Nilai Saham Perusahaan
Suatu perusahaan yang dikelola secara baik dalam kondisi sehat
akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Sebuah riset
yang dilakukan oleh Russel Reynolds Associates (1977) mengungkapkan
bahwa kualitas dewan komisaris adalah salah satu faktor utama yang
dinilai oleh invenstor sebelum mereka memutuskan untuk membeli
saham perusahaan tersebut.
 Mengangkat Citra Perusahaan
Citra perusahaan merupakan faktor penting yang sangat erat
kaitannya dengan kinerja dan keberadaan perusahaan tersebut dimata
investor. Citra suatu perusahaan kadang kala akan menelan biaya yang
sangat besar dibandingkan dengan keuntungan perusahaan itu sendiri,
guna memperbaiki citra perusahaan tersebut.
 Neraca perusahaan yang lebih baik
Dengan meningkatnya kondisi kualitas pekerjaan dari karyawan
dan juga meningkatnya ikerja dari perusahaan secara keseluruhan, maka
hal ini juga akan berdampak pada kondisi neraca keuangan dari
perusahaan yang akan menjadi lebih baik dan mengarah kea rah yang
positif. Itu artinya, kemungkinan perusahaan merugi resikonya akan
menjadi lebih kecil, dibandingkan perusahaan yang tidak menerapkan
good corporate governance.
 Penggunaan sumber daya yang lebih efektif
Selain itu manfaat GCG bagi perusahaan yang diterapkan,
pengelolaan dan penggunaan sumber daya akam menjadi lebih efektif.
Perusahaan hanya akan menaruh karyawan yang sesuai dengan
kemampuannya. Hal ini tidak terjadi tumpang tindih tugas yang
mengakibatkan kekacauan pada tubuh perusahaan tersebut.

 Dapat mencegah munculnya KKN


KKN atau yang sering kita kenal dengan istilah korupsi, kolusi dan
neoptisme merupakan salah satu factor penghambat dari kemajuan suatu
perusahaan. Dengan adanya KKN pada suatu perusahaan dapat
menyebabkan :
1) Perusahaan menjadi rugi
2) Penempatan sumber daya yang tidak pas dan tidak efektif
3) Bangkrut
4) Terjerat kasus hukum
Dengan menerapkan prinsip dan konsep dari good corporate governance,
maka ini KKN yang sering terjadi pada perusahaan dapat dikurangi dan
ditekan jumlahnya.

 Suasana lingkungan bekerja yang lebih baik


Manfaat Good corporate governance juga berguna untuk
meningkatkan lingkungan bekerja menjadi lebih baik. Setiap karyawan
akan merasa dihargai dan membuat mereka akan merasa betah. Dengan
begitu, penerapan good corporate governance akan menyebabkan
lingkungan pekerjaan dari karyawan menjadi lebih baik.

 Meningkatkan nilai perusahaan dan menarik investor


Suatu perusahaan yang menerapkan good corporate governance
dengan bak dan optimal akan memiliki suasana dan kualitas pekerjaan
yang baik. Selain itu, good corporate governance juga dapat berpengaruh
pada kondisi neraca keuangan perusahaan. Hal ini akan menjadi nilai
tambah dari suatu perusahaan di mata para investor.
Para investor akan lebih tertarik untuk menanamkan saham pada
perusahaan yang memiliki kualitas dan suasana bekerja yang baik serta
neraca keuangan yang positif.
 Hubungan antar perangkat perusahaan yang lebih baik
Barangkali beberapa karyawan terutama bawahan seringkali ,
merasa takut apabila berhadapan dengan atasannya. Namun, dengan
penerapan good corporate governance secara tepat, hal ini tidak akan
terjadi. Hubungan antara perangkat perusahaan, baik horizontal maupun
vertical akan menjadi lebih harmonis.

2.4 Mekanisme Corporate Gorvernance


Mekanisme corporate govermence merupakan suatu aturan main,
prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil
keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol, pengawasan terhadap
keputusan tersebut. Mekanisme Corporate Gorvernance diarahkan
untuck menjamin dan mengawasi berjalannya sistem governance dalam
sebuah organisasi. Mekanisme Corporate Gorvernance dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu :
1. Internal mechanism ( mekanisme internal) adalah cara untuck
mengendalikan perusahaan dengan untuk mengendalikan
perusahaan dengan manganoan struktur dengan proses internal
seperti Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ), Komposisi
Dewan Komisaris, Komposisi Dewan Direksi dan Pertemuan
dengan Board og Directors.
2. External mechanisms adalah cara untuck mempengaruhi
perusahaan selain manggunakan mekanisme internal perusahaan
seperti pengendalian oleh perusahaan dan pengendalian oleh
pasar.
Secara umum ada dua struktur kepengurusan perusahaan yang one-tier-
system (unitary board system) dan two-tier-system. Pada one-tier-system
(unitary board system) para pemimin dan direksi perusahaan bertemu handa
dalam satu dewan. Sedangkan two-tier-system yang terdiri dari dewan
pengawas perusahaan ( dikenal sebagai dewan komisaris ) serta direksi yang
mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang pengelolaan perusahaan berpisah dari
dewan pengawas perusahaan. Perbedaan kedua sistem tersebut mempengaruhi
cara kerja direksi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Struktur
kepengurusan perusahaan diindonesia menganut two-tier-system.
2.5 Corporate Governance Preception Indeks

Corporate Governance Perception Index adalah program riset dan


pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan
publik. Program ini diselenggarakan oleh The Indonesian Institute of
Corporate Governance (IICG). Dilaksanakan sejak 2001 untuk mengetahui
sejauh mana perusahaan-perusahaan publik telah menerapkan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance, Diana keikutsertaannya bersifat sukarela.
Tujuan program Corporate Governance Perception Index adalah merangsang
perusahaan agar berlomba-lomba menerapkan Good Corporate Governance
demi kepentingan jangka panjang, memberikan penghargaan kepada
perusahaan agar termotivasi melaksanakan Corporate Governance dan
memetakan masalah spesifik yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan
konsep Good Corporate Governance. Indeks persepsi ini diperoleh melalui
tiga pendekatan yaitu:
a. Kepemilikan saham minoritas,
b. Wawancara dengan wakil perseroan,
c. Analis informasi publik yang mencakup laporan keuangan, situs korporat,
dan berita media masa.
Riset pemeringkatan Corporate Governance Perception Index menggunakan
metode survei melalui kuesioner yang diisi secara self assessment oleh emiten.
Hasil keluaran dan peringkatan Corporate Governance Perception Index
dalam bentuk laporan hasil riset dan pemeringkatan Corporate Governance
Perception Index, publikasi hasil riset dan pemeringkatan Corporate
Governance Perception Index award dan penerbitan buku best practices oleh
IICG.
Penerapan Pelaksanaan Corporate Governance Perception Index(CGPI)
IICG melalui program CGPI membantu perusahaan meninjau ulang
pelaksanaan CG yang telah dilakukannya dan membandingkan pelaksanaannya
terhadap perusahaan-perusahaan lain pada sektor yang sama. Hasil tinjauan dan
perbandingan ini akan memberikan manfaat berikut kepada perusahaan:
· Perusahaan dapat membenahi faktor-faktor internal organisasinya yang belum
sesuai dan belum mendukung terwujudnya GCG berdasarkan hasil temuan
selama survey CGPI berlangsung.
· Kepercayaan investor dan publik meningkat terhadap perusahaan karena
adanya hasil publikasi IICG tentang pelaksanaan konsep CG yang dilakukan
perusahaan.
· Peningkatan kesadaran bersama di kalangan internal perusahaan
danstakeholders terhadap pentingnya GCG dan pengelolaan perusahaan kea rah
pertumbuhan yang berkelanjutan.
· Pemetaan masalah-masalah strategis yang terjadi di perusahaan dalam
penerapan GCG sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan yang diperlukan.
· CGPI dapat dijadikan sebagai indikator atau standar mutu yang ingin dicapai
perusahaan dalam bentuk pengakuan dari masyarakat terhadap penerapan
prinsip-prinsip GCG.
· Perwujudan komitmen dan tanggungjawab bersama serta upaya yang
mendorong seluruh anggota organisasi perusahaan untuk menerapka

Proses pemeringkatan penerapan GCG dalam CGPI


Pentahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG
(untuk kedua pilihan tema) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Self-assessment
Pada tahap ini Perusahaan diminta mengisi kuesioner Self-
assessmentseputar penerapan konsep CG di perusahaannya.
b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan
Pada tahap ini Perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen
dan bukti yang mendukung penerapan CG di perusahaannya. Bagi
perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada
penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya boleh memberikan
pernyataan konfirmasi pada dokumen sebelumnya (kecuali jika terjadi
perubahan, maka revisi harus dilampirkan).
c. Penyusunan Makalah dan Presentasi
Pada tahap ini Perusahaan diminta untuk membuat penjelasan
kegiatan perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam
proses manajemen stratejik selama tahun 2008 dalam bentuk makalah
dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan.
d. Observasi ke perusahaan
Pada tahap ini tim peneliti CGPI 2008 akan berkunjung ke lokasi
Perusahaan peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsip-
prinsip GCG dan proses manajemen stratejik.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan
tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good
Corporate Governance, yaitu fairness, transparency, accountability, dan
responsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip
Good Corporate Governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa
kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai
fundamental perusahaan.
Dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa
pelaksanan Corporate Governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini
terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia
belum sepenuhnya memiliki Corporate Culture sebagai inti dari Corporate
Governance. Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporat kita
belum dikelola secara benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum
menjalankan governansi.

3.2. Saran
Untuk dapat memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, kita perlu
memahami lebih dalam tentang Good Corporate Governance yang mana
dapat membantu kita membentuk perusahaan yang baik sesuai dengan tujuan
yang ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Oleh sebab itu, pembahasan ini
dapat membantu para pembaca untuk dapat dijadikan referensi yang mengacu
pada tata kelola perusahaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arafat, Wilson, Mohamad Fajri MP, Smart Strategy for 360 degree GCG (Good
Corporate Governance) (October 2009). Skyrocketing Publisher. ISBN 978-
979-18098-1-8
Arafat, Wilson, How To Implement GCG Effectively (July 2008). Skyrocketing
Publisher.
Becht, Marco, Patrick Bolton, Ailsa Röell, Corporate Governance and
Control (October 2002; updated August 2004). ECGI - Finance Working Paper
No. 02/2002.
Saepudin. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan 10 Prinsip
Good Governance. https://saepudinonline.wordpress.com/2010/11/27/prinsip-
good-corporate-governance-gcg-dan-10-prinsip-good-governance/ (diakses tgl
20 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai