Anda di halaman 1dari 34

B A B III

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA

PERUSAHAAN ASURANSI

A. Defenisi Corporate Governance

Kata “governance” berasal dari bahasa Perancis “gubernance” yang berarti

pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan dalam konteks kegiatan

perusahaan atau jenis organisasi yang lain, menjadi corporate

governance 21.Pengkajian terhadap konsep Corporate Governance ini sudah dimulai

sejak akhir tahun 1980an. Dalam bahasa Indonesia corporate governance

diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata pemerintahan perusahaan. Penerapan

konsep Good Corporate Governance ke dalam suatu perusahaan diyakini sudah

menjadi suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan modern.

Perhatian dunia terhadap good corporate governance mulai meningkat tajam

sejak Negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

perusahaan-perusahaan raksasa terkemuka di dunia, termasuk Enron Corporation dan

WorldCom di Amerika Serikat, HIH Insurance Company Ltd dan One-Tell Pty Ltd di

Australia serta Parmalat di Itali pada awal decade 2000an.

Hasil analisis yang dilakukan berbagai organisasi internasional dan regulator

pemerintah di banyak negara menemukan sebab utama terjadinya tragedy

ekonomi/bisnis diatas adalah karena lemahnya corporate governance di banyak

perusahaan 22.

Secara lebih spesifik, banyak definisi yang sudah diberikan kepada Corporate

Governance ini antara lain :


21
Siswanto Sutojo & E.John Aldridge. Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan yang
Sehat. Jakarta, PT Damar Mulia Pustaka, 2008, hal. 1.
22
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


1. Forum for Corporate Governance memberikan arti kepada Corporate

Governance sebagai berikut :

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (

pengelola ) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-

hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu system yang

mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan ( stakeholders

) 23.

2. Cadburry Committee mengartikan Corporate Governance sebagai :

“A set of rule that define the relationship between shareholders, managers,

creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders

in respect of their rights and responsibilities.” 24

3. Sedangkan The Organization for Economic Cooperation and Development (

OECD ) mendefenisikan corporate governance sebagai berikut :

“Corporate governance is the system by which business corporations are directed

and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of

rights and responsibilities among different participants in the corporation, such

as the board, the managers, shareholders and other stakeholders, and spells out

the rules and procedure for making decisions on corporate affairs. By doingthis, it

also provides the structure through which the company objectives are set, and the

means of attaining those objectives and monitoring performance”.

Sesuai dengan definisi di atas, menurut OECD corporate governance adalah

system yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis

23
I Nyoman Tjager. Corporate Governance. Jakarta, PT. Prenhallindo, 2003, hal. 45
24
Ibid, hal. 28.

Universitas Sumatera Utara


perusahaan. Corporate governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban

mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para

pemegang saham, Dewan Pengurus, para manager, dan semua anggota the

stakeholders non-pemegang saham.

Corporate governance juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang

harus diperhatikan Dewan Pengurus ( Board of Directors ) dan Direksi dalam

pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan kehidupan perusahaan.

Dengan pembagian tugas, hak dan kewajiban serta ketentuan dan prosedur

pengambilan keputusan penting diatas, perusahaan mempunyai pegangan

bagaimana menentukan sasaran usaha ( corporate objective ) dan strategi untuk

mencapai sasaran tersebut. Pembagian tugas, hak dan kewajiban di atas juga

berfungsi sebagai pedoman bagaimana mengevaluasi kinerja Board of Directors

dan manajemen perusahaan 25.

4. The Australian Stock Exchange (ASX ) Corporate Governance Council

mendefinisikan corporate governance sebagai berikut :

“ Corporate governance is the system by which companies are directed and

managed. It influences how the objectives of the company set and achived, how

risk is monitored and assessed, and how performance is optimized”.

Sesuai dengan kutipan di atas ASX mengartikan corporate governance

sebagai system yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan

perusahaan. Sistem tersebut mempunyai pengaruh besar dalam menentukan

sasaran usaha maupun dalam upaya mancapai sasaran tersebut. Corporate

governance juga mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang

optimal serta dalam analisis dan pengendalian resiko bisnis yang dihadapi

25
Siswanto Sutojo & E John Aldridge, op.cit, hal.3

Universitas Sumatera Utara


perusahaan. Good corporate governance mendorong perusahaan untuk

meningkatkan nilai ( the value ) perusahaan serta akuntabilitas dan sistem

pengendalian kegiatan usaha bisnis 26.

5. Definisi corporate governance selanjutnya diutarakan oleh dua orang pakar

manajemen Jill Solomon dan Aris Solomon. Dalam buku mereka Corporate

Governance and Accountability kedua pakar manajemen tersebut mendefinisikan

corporate governance sebagai sistem yang mengatur hubungan antara perusahaan

( diwakili oleh Board of Directors ) dengan pemegang saham. Corporate

governance juga mengatur hubungan dan pertanggungjawaban atau akuntabilitas

perusahaan kepada seluruh anggota the stakeholders non-pemegang saham. The

stakeholders non-pemegang saham adalah para kreditur, pelanggan, karyawan dan

masyarakat ( terutama yang berada disekitar unit sarana produksi perusahaan ).

6. Sedangkan dalam Keputusan Menteri Negara / Kepala Badan Penanaman Modal

dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara no. Kep-23/M-PM.PBUMN/2000,

tanggal 31 Mei 2000, tentang Pengembangan Praktek Good Corporate

Governance dalam Perusahaan Perseroan ( Persero ), disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan Good Corporate Governance adalah “ prinsip korporasi yang

sehat yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan

semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai

maksud dan tujuan perusahaan.”

Dari beberapa definisi Good Corporate Governance seperti tersebut di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Good Corporate Governance

tidak lain dari sistem pengaturan yang baik terhadap fungsi, tugas, hak, kewajiban,

pengawasan, dan hubungan dari masing-masing dan antara direksi, komisaris,

26
Ibid, hal. 4

Universitas Sumatera Utara


pemegang saham, karyawan, kreditur, investor dan stakeholder lainnya dalam suatu

perusahaan 27.

Terhadap pengertian corporate governance sendiri sebagaimana yang

diberikan oleh beberapa ahli terhadap berbagai variasi sebagai berikut :

1. Corporate governance membicarakan hubungan antara semua pihak yang

menentukan arah dan performance suatu perusahaan, yaitu hubungan antara

pemegang saham, direksi dan komisaris

2. Corporate Governance merupakan istilah yang relative baru tetapi ditujukan untuk

suatu konsep yang lama, yaitu kewajiban fiduciary dari mereka yang mengontrol

perusahaan, untuk bertindak bagi kepentingan seluruh pemegang saham, termasuk

pemegang saham minoritas

3. Corporate Governance merupakan konsep yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan efektif yang bersumber pada etika bisnis, budaya perusahaan, etika,

nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan

untuk mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan, pengelolaan

sumber daya dan risiko secara lebih efisien serta efektif, serta

mempertanggungjawabkan perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders

lainnya

4. Corporate Governance berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif,

yang terbentuk melalui budaya organisasi, etika, nilai, sistem, proses,

kebijaksanaan dan struktur, yang bertuuan untuk mengembangkan dan

mempromosikan bisnis yang baik, managemen sumber daya dan resiko yang

relative dan efisien, akuntabilitas perusahaan dan stakeholders

27
Dr. Munir Fuady. Perlindungan Pemegang Saham Minoritas. Bandung, CV Utomo, 2005, hal. 40.

Universitas Sumatera Utara


5. Corporate Governance menyangkut dengan struktur perseroan, pembagian tugas,

pembagian wewenang dan pembagian beban tanggung jawab dari masing-masing

unsure yang membenuk struktur perseroan dan mekanisme yang harus ditempuh

olehmasing-masing unsur dari struktur perseroan tersebut serta hubungan-

hubungan antara unsur-unsur dari struktur perseroan, mulai dari RUPS, Direksi,

Komisaris, juga mengatur hubungan antara unsure-unsur dari struktur perseroan

dengan unsur-unsur diluar perseroan, yang pada hakekatnya merupakan

stakeholders dari perseroan, yaitu negara yang berkepentingan akan perolehan

pajak dari perseroan yang bersangkutan dan masyarakat luas, yang meliputi para

investor public dari perseroan itu ( dalam hal perseroan merupakan perusahaan

publik), calon investor, kreditor dan calon kreditor perseroan.

6. Corporate Governance adalah ketentuan yang menetapkan hubungan antara

pemegang saham, pengurus, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta para

pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya, sehubungan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan.

7. Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan untuk

mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan, dalam rangka

meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan

utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain.

8. Corporate Governance merupakan seluruh sistem dari hak, proses dan

pengendalian yagn dibentuk di dalam dan di luar manajemen secara menyeluruh

dengan tujuan untuk melindungi kepentingan para stakeholders.

Universitas Sumatera Utara


9. Corporate Governance merupakan keterkaitan antara kepemilikan suatu organisasi

perusahaan dan manajemen,peranan, keterkaitan, dan tanggung jawab pada pihak-

pihak yagn terkait langsung maupun tidak langsung pada organisasi perusahaan

yang disebut stakeholders responsibility.

10. Corporate Governance merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah yang

wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan yang terlaksana secara

efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi

para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

11. Corporate Governance merupakan sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan

kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan

eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan

dengan pengaturan kewenangan pemilik, direktur,manajer, pemegang saham dan

sebagainya.

12. Corporate Governance tidak lain dari seluruh sistem dari hak-hak, proses dan

pengendalian yagn dibentuk di dalam dna di luar manajemen secara keseluruhan,

dengan tujuan untuk melindungi kepentingan stakeholders secara individual untuk

mempengaruhi manajemen.

13. Corporate Governance meliputi managemen bisnis dari suatu perusahaan yang

diorganisasi dalam bentuk perusahaan, yang mekanismenya oleh pihak manager

yang selalu disupervisi.

14. Corporate Governance berarti panduan prilaku terhadap orang-orang dalam suatu

perusahaan, khususnya terhadap direktur, komisaris, pemegang saham dan

investor, yang berisikan sekumpulan aturan terhadap berjalannya managemen

yang baik dengan pengawasan yang layak, dan adanya pembagian tugas,

Universitas Sumatera Utara


kekuasaan dan tanggung jawab yang memungkinkan terlaksananya keseimbangan

pengaruh dari berbagai stakeholders.

15. Corporate Governance melingkupi aturan, standar, dan organisasi dalam bidang

ekonomi, yang mengatur sikap tindak dari manager, direksi dan pemilik dari suatu

perusahaan, yang dapat menjelaskan tugas dan akuntabilitasnya kepada investor

eksternal.

16. Corporate Governance adalah seperangkat aturan dan insentif dengan managemen

dari perusahaan diatur dan diawasi dengan tujuan untuk memaksimalkan

keuntungan dan nilai perusahaan jangka panjang bagi pemegang sham dengan

juga mempertimbangkan kepentingan dari pihak stakeholders.

17. Corporate Governance adalah suatu sistem yang merupakan seperangkat aturan

yang menjelaskan hubungan antara pemegang saham, manager, kreditor,

pemerintah dan stakeholders lainnya ( dalam hubungan dengan hak dan tanggung

jawabbya), dan seperangkat mekanisme yang dapat menolong ditegakkan aturan

tersebut secara langsung maupun tidak langsung.

18. Corporate Governance mempunyai tujuan untuk mengoptimalkan hubungan kerja

antara pelanggan, pegawai, supplier, komunitas lokal dan stakeholders lainnya,

yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan keuntungan komparatif dengan jalan

memaksimumkan unsure efektifitas dari suatu sistem operasi dari suatu

perusahaan 28.

Dari beberapa pengertian Good Corporate Governance tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa setelah disesuaikan dengan kondisi Indonesia, maka suatu

Corporate Governance sekurang-kurangnya meliputi objek-objek sebagai berikut :

28
Ibid, Hal. 36-41.

Universitas Sumatera Utara


1. Perlindungan stakeholders, seperti perlindungan terhadap pemegang saham

minoritas, para pekerja, investor, konsumen, lingkungan, dan masyarakat.

2. Meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Managemen bisnis dan perusahaan yang efektif.

4. Pengawasan yang intensif terhadap jalannya perusahaan.

5. Hubungan yang lebih baik dan optimal antara pemegang saham, direksi,

komisaris, dan stakeholders lainnya.

6. Aturan dan panduan prilaku yang jelas antar pelaku perusahaan.

7. Fiduciary duties dari pengontrol perusahaan.

8. Proses dan struktur yang efektif dalam rangka mengelola perusahaan.

9. Pengambilan keputusan yang efektif dan efisien.

10. Mekanisme kerja yang baik dan pembagian tugas, hak dan tanggung jawab yang

seimbang antar pelaku perusahaan.

11. Sistem, hak, proses, pengendalian dan managemen yang baik dari perusahaan.

12. Keterkaitan dan atau keterpisahan antara kepemilikan perusahaan dengan

managemen perusahaan.

B. Prinsip-Prinsip Corporate Governance

Sebagaimana diketahui bahwa prinsip Good Corporate Governance telah

merupakan prinsip dalam perusahaan yang diterima secara internasional. Sejak

terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 masalah

Corporate Governance mendapat perhatian yang cukup basar dari masyarakat dan

pemerintah Republik Indonesia. Hal ini karena adanya anggapan bahwa masalah-

masalah yang dihadapi oleh perusahaan Indonesia yang secara tidak langsung juga

menyebabkan terjadinya krisis moneter tersebut akibat kurang diterapkannya prinsip-

Universitas Sumatera Utara


prinsip pengelolaan perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance ) didalam

banyak perusahaan di Indonesia. Selain itu tuntutan atas adanya penerapan Good

Corporate Governance juga telah mencanangkan isu untuk menarik minat masuknya

pemodal asing ke dalam pasar modal / bursa suatu Negara. Dengan demikian,

penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance ( pemerintahan yang baik )

merupakan indikasi adanya perlakuan yang baik terhadap pemodal.

Good Corporate Governance sebagai tata kelola organisasi perusahaan secara

baik dengan prinsip-prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat bertanggungjawab

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Tata kelola organisasi secara baik dapat

dilihat dalam konteks mekanisme internal organisasi maupun mekanisme eksternal

organisasi. Mekanisme internal lebih focus kepada bentuk pimpinan atau organisasi

yang mengatur jalannya organisasi sesuai dengan prinsip Good Corporate

Governance diatas, sedangkan mekanisme eksternal berjalan secara harmonis tanpa

mengabaikan pencapaian tujuan organisasi. Good Corporate Governance dapat

diterapkan dalam suatu aktivitas amupun keputusan top manajemen organisasi selalu

berorientasi kepada pencapaian tujuan organisasi29. Meskipun penerapan prinsip

Good Corporate Governance berbeda di tiap-tiap Negara, tergantung dari

penekanannya masing-masing, tetapi dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa prinsip

pokok dari suatu Good Corporate Governance yang sudah diterima secara

internasional. Prinsip-prinsip pokok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hak dari pemegang saham untuk memperoleh informasi yang akurat dan tepat

waktu, hak untuk ikut serta dalam managemen dan hak untuk mendapatkan bagian

keuntungan.

2. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham.

29
Akhmad Syakhroza, Reformasi Profesi Akuntansi Sektor Publik dan Good Corporate Governance,
Manajemen Usahawan Indonesia, No. 02/TH. XXXII Februari 2003, Hal. 15

Universitas Sumatera Utara


3. Pengakuan terhadap peranan pemegang saham dalam perusahaan

4. Keterbukaan informasi pentinh yang akurat dan tepat waktu

5. Pertanggungjawaban yang harus dipikul oleh managemen perusahaan atas

kesalahannya dalam memimpin perusahaan 30.

Dalam rangka pengembangan prinsip Good Governance dalam suatu negara,

United Nation Development Program ( UNDP ) menjelaskan bahwa suatu Good

Governance haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Participation

Dalam hal ini harus ada jaminan bahwa setiap warga Negara mempunyai suara

dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi,

atau institusi yang mewakili kepentingannya, yang dibangun atas dasar

kebebasan dan berbicara serta dapat berpartisipasi secara konstruktif.

2. Rule of Law

Unsur Rule of Law ini mensyaratkan agar hukum antara lain harus adil dan semua

orang adalah sama dalam hukum yang berlaku dengn jaminan penegakan hak-hak

asasi manusia.

3. Transparency

Dalam hal ini, transparansi mesti dibangun atas dasar kebebasan arus informasi,

dimana proses, lembaga dan informasi dapat langsung diterima oleh pihak-

pihak yang membutuhkan dan informasi tersebut haruslah selalu dapat dipahami

dan dimonitor.

4. Responsiveness

Ini berarti bahwa proses dan lembaga yang ada harus dapat melayani setiap

stakeholders.

30
Misahardi Wilamarta.Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good Corporate Governance,
Jakarta, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 2002, Hal. 71-72.

Universitas Sumatera Utara


5. Consensus Orientation

Unsur consensus orientation ini menerangkan bahwa prinsip corporate

governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda agar memperoleh pilihan

terbaik untuk kepentingan yang lebih luas dalam hal kebijakan maupun prosedur.

6. Equity

Dalam hal ini semua warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesejahteraannya.

7. Effectiveness and Efficiency

Harus ada jaminan bahwa proses dan lembaga yang ada harus menghasilkan

sesuatu yang sesuai dengan program yang telah digariskan dengan menggunakan

sumber daya yang tersedia.

8. Accountability

Ini berarti bahwa para pembuat keputusan dalam pemerintahan sektor swasta dan

masyarakat ( Civil Sociaty ) masti bertanggungjawab kepada public dan lembaga-

lembaga stakeholders.

9. Strategis Vision

Dalam hal ini pihak yang memimpin haruslah mempunyai perspektif corporate

governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh kedepan, sejalan

dengan program yang diperlukan untuk pembangunan.

Ke sembilan karakteristik tersebut saling memperkuat yang tidak dapat berdiri

sendiri 31. Salah satu dari keuntungan bagi perusahaan yang menerapkan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance adalah bahwa perusahaan tersebut akan

terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela, terutama yang dilakukan oleh pihak

31
Ibid, Hal. 50.

Universitas Sumatera Utara


insider. Prinsip pengelolaan perusahaan sebagai seperangkat aturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengurus ( pengelola) perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan ( stakeholders ) intern dan

ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan

kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Jika dilihat Global Corporate Governance forum, forum ini secara tegas

menyatakan :

“ Good Corporate Governance sudah menjadi sebuah isu penting dunia.

Organisasi mempunyai peran kunci untuk bermain peningkatan

pengembangan ekonomi dan social. Good Governance adalah mesinnya

pertumbuhan global pertanggungjawaban menyediakan lapangan

pekerjaan, pelayanan publik dan private, pengadaan barang dan jasa serta

infrastruktur. Sekarang ini efisiensi dan pertanggungjawaban organisasi

tidka peduli apakah organisasi publik atau private, God Governance telah

menjadi agenda pokok Internasional. 32”

Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa sebenarnya Indonesia menyimpan

potensi yang baik sebagai tempat investor menanamkan dananya. Hal tersebut dapat

kita lihat dari pernyataan para pemodal asing yang menyatakan bahwa mereka berani

memberikan premi sebesar 27 % (persen) hingga 30% (persen) pada setiap investasi

dengan catatan bahwa Good Corporate Governance telah dijalankan dengan baik 33.

Dalam bentuk penerapan, prinsip-prinsip Good Corporate Governance

memberikan hal kepada pemegang saham untuk mengetahui dan ikut menentukan

keberlangsungan usaha perseroan dalam bentuk pengambilan keputusan yang

berlangsung di dalam sebuah rapat umum pemegang saham. Panduan yang


32
Op.cit
33
Bacelius Ruru, Tantangan dan Peluang BEJ Dalam Era Perdagangan Bebas, Jurnal Hukum Bisnis,
Volume 22, Januari-Februari 2003, Hal. 21

Universitas Sumatera Utara


dikeluarkan oleh OECD ( Organization for Economic Cooperation and Development

), bahwa prinsip-prinsip yang menetapkan beberapa hal-hal yang penting diantaranya

adalah pertama, yang berkaitan dengan hak-hak pemegang saham ( The Right of

Share Holders ); kedua, yang berhubungan dengan konsepsi perlakuan sama ( The

Equitable of Treatment of Share Holders ); ketiga, yang berkaitan dengan peraturan

tentang penerapan Corporate Governance ( The Role of Stakeholders in Corporate

Governance ); keempat, berhubungan dengan penerapan prinsip keterbukaan dan

transparansi ( Disclosure and Transparancy ); kelima, berhubungan dengan tanggung

jawab dari pengurus perseroan ( Responsibility of the Board)34.

Keseluruhan cakupan dari pedoman itu mencakup 4 ( empat ) bidang utama,

yaitu :

1. Fairness ( keadilan ). Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham,

termasuk hak-hak pemegang sahan minoritas dan para pemegang saham asing

serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.

2. Transparancy ( transparansi ). Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka,

tepat waktu serta jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan

keuangan pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan.

3. Accountability ( akuntabilitas ). Menjelaskan peran dan tanggungjawab serta

mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan

pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.

4. Responsibility ( pertanggungjawaban ). Memastikan dipatuhinya peraturan serta

ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.

Dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang

demikian, penerapannya merupakan landasan atas pengelola perusahaan yang baik.

34
http://www.safitri.com, Konsepsi Corporate Governance di Pasar Modal, diakses 26 Mei 2010

Universitas Sumatera Utara


Pedoman Good Corporate Governance merupakan dasar pengembang kebijakan dari

sektoral ketingkat institusional yang berfungsi untuk memastikan bahwa praktik

pengelolaan perusahaan sesuai dengan praktik usaha yang baik. GCG merupakan

konsep yang penting untuk mengatur perilaku pengelolaan perusahaan ( Ethical

Governance ) yang melibatkan etika moral individu,

C. Penerapan Good Corporate Governance dalam Perusahaan Asuransi

Sistem tata kelola organisasi perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya

dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) dalam proses

manajerial perusahaan. Dengan mengenal prinsip-prinsip yang berlaku secara

universal ini diharapkan perusahaan dapat hidup secara berkelanjutan dan

memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. Sejak diperkenalkan oleh OECD,

prinsip-prinsip corporate governance berikut ini telah dijadikan acuan oleh negara-

negara di dunia termasuk Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut disusun seuniversal

mungkin sehingga dapat berlaku bagi semua negara atau perusahaan dan diselaraskan

dengan sistem hukum, aturan atau tata nilai yang berlaku di negara masing-masing.

Prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik ini antara lain :

1. Akuntabilitas(accountability)

Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan

komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham

dan stakeholders lainnya. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan

pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan

dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan

Universitas Sumatera Utara


sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggung jawab

atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.

2. Pertanggungan-jawab(responsibility)

Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan

melakukan kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan

hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak

ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat

pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis

perusahaan.

3. Keterbukaan(transparancy)

Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat.

Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan,

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi

dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan

orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat

ditingkatkan.

4. Kewajaran(fairness)

Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan

perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan

melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang

merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika

menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

5. Kemandirian(independency)

Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara

mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari

Universitas Sumatera Utara


pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang

berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap

memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam

undang-undang maupun peraturan perusahaan.

Dalam prakteknya prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik ini perlu

dibangun dan dikembangkan secara bertahap. Perusahaan harus membangun sistem

dan pedoman tata kelola perusahaan yang akan dikembangkannya. Demikian juga

dengan para karyawan, mereka perlu memahami dan diberikan bekal pengetahuan

tentang prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang akan dijalankan

perusahaan. Untuk memudahkan memberikan gambaran bagaimana prinsip-prinsip

GCG tersebut akan dibangun, dipahami dan dilaksanakan, berikut ini diberikan

beberapa acuan praktis yang perlu dikembangkan lebih lanjut di masing-masing

perusahaan. Acuan ini diuraikan mengikuti urutan butir-butir prinsip GCG yang telah

dibahas di atas.

1. Accountability:

a. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah mengetahui visi, misi,

tujuan dan target-target operasional di perusahaan.

b. Pimpinan. Manajer, karyawan perusahaan telah mengetahui dan memahami

peran, tugas dan tanggung jawabnya masing-masing

c. Uraian tugas di setiap unit usaha atau unit organisasi telah ditetapkan dengan

benar dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan

d. Proses dalam pengambilan keputusaan telah mengacu dan mentaati sistem dan

prosedur yang telah dibangun.

Universitas Sumatera Utara


e. Proses cek dan balance telah dilakukan secara menyeluruh di setiap unit

organisasi.

f. Sistem penilaian kinerja operasional, organisasi dan kinerja perseorangan telah

sepakat ditetapkan, diterapkan dan dievaluasi dengan baik

g. Pertanggungan jawab kinerja pimpinan (BOC, BOD) perusahaan secara rutin

seyogyanya dapat dibangun dan dilaporkan.

h. Hasil pekerjaan telah didokumentasikan, dipelihara dan dijaga dengan baik

2. Responsibility

a. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah mengetahui dan memahami

seluruh peraturan perusahaan yang berlaku.

b. Pimpinan. Manajer dan karyawan perusahaan telah menerapkan sistem tata nilai

dan budaya perusahaan yang dianut perusahaan.

c. Proses dalam pengambilan keputusan di perusahaan senantiasa mengacu dan

mentaati sistem dan prosedur yang telah dibangun.

d. Manajer dan karyawan perusahaan telah bekerja sesuai dengan standar

operasional, prosedur maupun ketentuan yang berlaku di perusahaan.

e. Unit kerja organisasi perusahaan telah berupaya menghindari pengelolaan

perusahaan yang berpotensi merugikan perusahaan dan stakeholder.

f. Proses pendelegasian kewenangan telah dijalankan dengan cukup dan baik

demi terselenggaranya pekerjaan.

g. Manajer dan unit organisasi telah melakukan pertanggungan jawab hasil kerja

secara teratur.

3. transparency dan disclosure

Universitas Sumatera Utara


a. Bahwa berbagai pemegang kepentingan (manajemen, karyawan, pelanggan)

dapat melihat dan memahami proses dalam pengambilan keputusan manajerial

di perusahaan.

b. Pemegang saham berhak memperoleh informasi keuangan perusahaan yang

relevan secara berkala dan teratur.

c. Proses pengumpulan dan pelaporan informasi operasional perusahaan telah

dilakukan oleh unit organisasi dan karyawan secara terbuka dan obyektif,

dengan tetapa menjaga kerahasiaan nasabah/pelanggan.

d. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah melakukan keterbukaan

dalam proses pengambilan keputusan, sistem pengawasan dan standardisasi

yang dilakukan.

e. Informasi tentang prosedur dan kebijakan di unit kerja maupun unit organisasi

telah dipublikasikan secara tertulis dan dapat diakses oleh semua pihak di

dalam dan oleh unit-unit terkait di luar perusahaan.

f. Eksternal auditor, komite audit, internal auditor memiliki akses atas informasi

dengan syarat kerahasiaan tetap dijaga.

g. Menyampaikan laporan keuangan audited dan kinerja usaha ke publik secara

rutin, maupun laporan corporate governance pada instansi yang berwenang.

4. Fairness

a. Pengelola dan karyawan perusahaan akan memperhatikan kepentingan seluruh

stakeholder secara wajar menurut ketentuan yang berlaku umum.

b. Perlakuan adil kepada seluruh pihak pemegang kepentingan (nasabah,

pelanggan, pemilik) dalam memberikan pelayanan dan informasi.

Universitas Sumatera Utara


c. Manajer, pimpinan unit organisasi dan karyawan dapat membedakan

kepentingan perusahaan dengan kepentingan organisasi.

d. Perlakuan, pengembangan timwork, hubungan kerja dan pembinaan pada para

karyawan akan dilakukan dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara

adil dan wajar.

5. Independency

a. Keputusan pimpinan perusahaan hendaknya lepas dari kepentingan berbagai

pihak yang merugikan perusahaan.

b. Proses pengambilan keputusan di perusahaan telah dilakukan secara obyektif

untuk kepentingan perusahaan

Universitas Sumatera Utara


B A B IV

TANGGUNG JAWAB DIREKSI AGENCY PERUSAHAAN ASURANSI


AIA FINANCIAL BERDASARKAN PRINSIP GCG

A.Tanggung Jawab Dan Tugas Board Of Director Pada Perusahaan Asuransi


Dalam Penerapan GCG

Dalam rangka upaya peningkatan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan,

bersama dengan konsultan, AIA Financial melakukan berbagai kegiatan sebagai

berikut :

1. Melakukan assessment atas pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan di

PT. AIA Financial, dan atas rekomendasi tersebut dijadikan dasar perbaikan.

2. Mempersiapkan infrastruktur terkait dengan pelaksanaan tata kelola

perusahaan, diantarnya dengan penyusunan pedoman Good Corporate Governance

PT. AIA Financial.

3. Mengembangkan kerangka kerja implementasi, prosedur pelaksanaan dan

penyusunan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tata kelola

perusahaan..

Di era bisnis global dewasa ini, penerapan Good Corporate Governance

(GCG) telah menjadi satu kebutuhan. GCG berperan penting dalam membangun citra

perusahaan. Implementasi GCG adalah bukti perusahaan telah dikelola dan diawasi

dengan baik. Pengelolaan perusahaan ini haruslah sesuai dengan prinsip GCG dan UU

guna melindungi kepentingan stakeholders. Keberhasilan implementasi GCG sangat

ditentukan oleh komitmen seluruh jajaran perusahaan. Kesiapan dan kelengkapan

organ pendukung (infrastruktur GCG) serta kebijakan GCG lainnya (soft structure)

juga turut berperan dengan memerhatikan kesesuaian, karakteristik bisnis, dan

kebutuhan perusahaan.

Arti penting GCG dalam meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis jangka

Universitas Sumatera Utara


panjang sangat disadari oleh PT AIA Financial. Karenanya, Asuransi AIA Financial

berkomitmen mengimplementasikan GCG secara konsisten. Hal ini diwujudkan

melalui penyusunan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Asuransi AIA Financial

yang selanjutnya disebut Code of Conduct Asuransi AIA Financial. Code of Conduct

Asuransi AIA Financial adalah pernyataan tertulis Asuransi AIA Financial mengenai

GCG terhadap Manajemen, Karyawan, dan Stakeholders lainnya. Pernyataan ini

menjelaskan filsafat bisnis serta nilai-nilai dalam mengelola perusahaan secara

menyeluruh guna mencapai tujuan bisnis sesuai visi dan misinya. Code of Conduct

Asuransi AIA Financial adalah sekumpulan komitmen berisi etika bisnis Asuransi

AIA Financial dan etika kerja segenap jajaran Manajemen dan Karyawan yang

sifatnya sukarela. Etika bisnis dan etika kerja ini disusun untuk memengaruhi,

membentuk, mengatur, dan menciptakan kesesuaian tingkah laku. Tujuannya adalah

menghasilkan keluaran yang konsisten dalam mencapai visi dan misi Asuransi AIA

Financial. Asuransi AIA Financial akan mengkomunikasikan kebijakan ini secara

aktif kepada para pemegang saham, tertanggung, agen asuransi, lembaga keuangan,

mitra kerja, dan stakeholders lainnya. Tujuannya adalah menciptakan sinergi yang

sejalan dengan penerapan Code of Conduct ini.

Dikarenakan sifat pedomannya yang dinamis, Code of Conduct Asuransi AIA

Financial akan dikaji secara berkala dan berkelanjutan sesuai dinamika lingkungan

usaha yang terjadi. Namun demikian, dalam setiap perubahannya, Asuransi AIA

Financial tidak akan mengorbankan nilai-nilai yang ada demi keuntungan jangka

pendek.

Pernyataan Visi dan Misi Asuransi AIA Financial

Code of Conduct ini diharapkan menjadi acuan dalam membentuk nilai,

norma, dan etika jajaran manajemen dan karyawan. Tujuannya adalah membangun

Universitas Sumatera Utara


hubungan yang lebih sehat, harmonis, dan fair dengan para pemegang saham,

komisaris, pelanggan, agen asuransi, lembaga keuangan, mitra kerja, dan masyarakat

sehingga mendorong peningkatan kinerja dan produktivitas yang signifikan.Hal

lainnya akan terwujud jika terdapat hubungan erat antara aspek dalam Code of

Conduct Asuransi AIA Financial dengan visi dan misi perusahaan yang dimiliki.

Visi Asuransi AIA Financial:

Menjadi penyedia jasa keuangan yang paling dibutuhkan dan terpercaya di

Indonesia. Kami akan menjadi pemimpin di setiap jalur usaha dengan menawarkan

beragam produk & layanan yang fleksibel, inovatif dan bernilai tinggi; melalui

berbagai jalur distribusi yang terbaik di Indonesia.

Misi Asuransi AIA Financial:

Untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia dengan

memenuhi kebutuhan finansial mereka yang senantiasa berubah sambil memahami

harapan para pemegang polis, mitra perusahaan, dan pemegang saham.

B. Prinsip GCG Yang Diterapkan Agen Asuransi AIA Financial

Agen Asuransi AIA Financial melakukan kegiatan usahanya dengan cara yang

dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tercantum dalam surat perjanjian agen.

Prinsip GCG yang diterapkan oleh agen asuransi AIA Financial yang secara jelas

dijabarkan adalah prinsip transparansi ( transparency ). Agen, pada saat diminta oleh

perusahaan, wajib untuk memberikan laporan terperinci kepada perusahaan

mengenai polis-polis, surat permohonan asuransi, tanda terima, atau catatan yang

berada dalam penguasaannya untuk diserahkan kepada atau diambil oleh pemegang

polis, mengenai polis-polis, surat permohonan asuransi, tanda terima yang

Universitas Sumatera Utara


dikembalikan oleh pemegang polis kepada agen untuk dibatalkan oleh perusahaan,

dan mengenai setiap transaksi yang dilakukan oleh agen. Agen, pada saat diminta

oleh perusahaan, juga harus memberikan secara terperinci atas seluruh uang, barang-

barang atau jaminan milik perusahaan yang berada dalam penguasaan agen. Seluruh

laporan dan pertanggung jawaban yang diberikan agen kepada perusahaan wajib

ditanda-tangani sendiri oleh agen. Apabila laporan dan pertanggung jawaban

tersebut menunjukan bahwa agen telah menguasai uang, barang-barang atau jaminan

milik perusahaan, maka pada saat diminta oleh perusahaan, agen wajib segera

menyerahkan uang, barang-barang atau jaminan tersebut kepada perusahaan.

Selain itu, Agen wajib untuk mengungkapkan secara benar kepada perusahaan

setiap fakta dan keadaan calon pemegang polis dan tertanggung yang berkaitan

dengan penerimaan risiko yang akan dilakukan oleh perusahaan dan secara akurat

memberitahu perusahaan mengenai semua fakta yang diberikan kepadanya oleh

calon pemegang polis atau tertanggung dan/ atau orang lain yang berkaitan dengan

penerimaan risiko tersebut oleh perusahaan.

Prinsip transparansi ( transparency ) yang diterapkan kepada agen asuransi

AIA Financial bukan hanya pada beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

agen asuransi AIA Financial. Tetapi juga pada beberapa larangan yang dicantumkan

dalam perjanjian agen tersebut seperti :

1. Larangan perubahan dokumen

a. Agen dilarang mengubah, menambah dan/atau menghapus data-data yang

tercantum dalam dokumen milik perusahaan, atau surat permohonan asuransi

atau data pemegang polis dan tertanggung yang , dari waktu ke waktu, berada

dalam penguasaan agen.

Universitas Sumatera Utara


b. Agen dilarang menggunakan atau menyediakan ilustrasi, surat pemahaman,

brosur, bahan pemasaran atau dokumen apapun baik dalam bentuk tertulis

ataupun elektronik kepada calon pemegang polis atau pihak manapun selain

ilustrasi, surat pemahaman, brosur, bahan pemasaran atau dokumen lain yang

telah disediakan atau diberikan oleh perusahaan kepada agen untuk digunakan.

c. Agen harus memastikan bahwa setiap perubahan yang dibuat/ dilakukan

dalam asli surat permohonan asuransi ditandatangani oleh pemegang polis dan

agen. Ketentuan ini tidak berlaku apabila surat permohonan asuransi

dikirimkan dalam bentuk elektronik

2. Batas kewenangan agen

a. Agen dilarang untuk melakukan negosiasi, mengikatkan diri ke dalam kontrak

dan/atau perjanjian untuk dan atas nama perusahaan, dan oleh karena itu

perusahaan tidak akan terikat oleh kontrak dan atau perjanjian apapun yang

dibuat oleh agen. Namun demikian, ketentuan dalam pasal ini tidak

mempengaruhi atau mengurangi hak agen untuk memasarkan atau menjual

produk asuransi dan/atau anuitas dengan tujuan untuk mewujudkan perjanjian

asuransi antara perusahaan dengan seseorang atau suatu badan usaha yang

berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

b. Agen tidak mempunyai kewenangan untuk membuat, mengubah atau

membatalkan perjanjian apapun, atau menghapuskan atau menimbulkan

kewajiban atau hutang atau piutang perusahaan; atau menerima ung yang

menjadi atau akan menjadi jatuh tempo kepada perusahaan, kecuali atas dasar

tanda terima premi yang telah ditandatangani oleh petugas perusahaan yang

berwenang yang hanya diberikan kepada agen untuk ditagihkan apabila telah

mematuhi syarat dan ketentuan yang tercantum dalam tanda terima tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Agen tidak berwenang untuk mengkredit atau memotong premi yang belum

secara sah diterima menurut perjanjian dan instruksi perusahaan. Kewenangan

agen hanya sebatas yang telah dinyatakan secara tegas dalam perjanjian ini.

c. Agen wajib untuk segera melaporkan kepada perusahaan atas klaim yang

diajukan oleh pemegang polis atau yang ditunjuk untuk menerima manfaat

asuransi (beneficiary ), dan agen, dalam keadaan apapun, dilarang untuk

mengakui suatu kewajiban atau menawarkan jasa untuk menyelesaikan klaim

atas nama perusahaan.

d. Agen dilarang untuk membuat dan atau menyampaikan pernyataan, gambaran,

perbandingan apapun baik secara tertulis maupun lisan, yang menurut

sepengetahuan agen tidak benar, palsu atau belum dibuktikan kebenarannya,

yang berkaitan dengan produk asuransi atau informasi keuangan. Agen akan

mematuhi atau tunduk pada setiap peraturan dalam bentuk apapun baik yang

dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah maupun asosiasi perusahaan.

3. Larangan penerbitan atau pemasangan iklan oleh agen

Agen dilarang untuk menerbitkan atau menyebabkan diterbitkannya iklan apapun

mengenai perusahaan atau perusahaan asuransi yang lain di surat kabar, majalah

atau jenis media lainnya ( baik tercetak, tertulis maupun dalam bentuk elektronis )

tanpa mendapatkan ijin tertulis terlebih dahulu dari perusahaan. Agen juga

dilarang untuk membagikan, mendistribusikan atau menyebabkan diterbitkannya

atau didistribusikannya surat edaran atau tulisan, atau menyebabkan dituliskannya

suatu berita di surat kabar, majalah, publikasi, media lain atau kepada pihak yang

berwenang, tentang perusahaan atau perusahaan asuransi lainnya tanpa

mendapatkan izin tertulis terlebih dahulu dari perusahaan. Dalam hal terjadi

tuntutan hukum terhadap perusahaan sebagai akibat tindakan atau pernyataan agen

Universitas Sumatera Utara


yang melebihi batas kewenangannya, maka seluruh biaya dan kerugian yang

timbul akan menjadi tanggung jawab agen secara pribadi.

4. Larangan pemberian potongan harga atau bujukan

a. Agen, selama perjanjian berlaku atau setelah perjanjian berakhir, dilarang untuk

membayarkan atau memberikan, atau menawarkan untuk membayarkan atau

memberikan potongan premi sebagai bujukan terhadap seseorang untuk

mengikuti asuransi. Agen dilarang untuk berupaya atau mencoba untuk

membujuk, baik secara lansung maupun tidak langsung, agen lainnya atau

wakil perusahaan untuk menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan atau

mengakhiri perjanjian keagenannya dengan perusahaan ( sebagaimana berlaku

).

b. Agen, selama perjanjian berlaku atau setelah perjanjian berakhir, dilarang untuk

turut serta dalam suatu rencana atau membujuk pemegang polis atau siapapun,

untuk membuat klaim asuransi apapun yang tidak wajar dan tidak sah dan agen

dilarang untuk menerima atau berusaha untuk menerima pembayaran uang

apapun baik sebagian atau sepenuhnya, dari klaim yang dibayarkan oleh

perusahaan yang terbukti sah maupun dari hasil penyelesaian atas klaim.

c. Tanpa mengesampingkan butir (a) dan (b), jika seorang agen sebelum menjadi

agen dari perusahaan adalah agen dari perusahaan asuransi lain, maka agen

dilarang secara sadar menyebabkan seorang pemegang polis dari perusahaan

asuransi lain untuk mengubah, menghentikan, membatalkan atau mengganti

polis yang dimilikinya.

d. Selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun sejak perjanjian ini berakhir, agen

dilarang untuk membujuk atau menerima atau berusaha membujuk, baik secara

langsung maupun tidak langsung, agen lainnya, agency leader, karyawan atau

Universitas Sumatera Utara


wakil perusahaan untuk meninggalkan atau mengakhiri perjanjiannya atau

perjanjian lainnya dengan perusahaan ( apabila ada ).

Dengan adanya beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang

agen asuransi AIA Financial maka telah jelaslah bahwa penerapan prinsip

keterbukaan benar-benar dijalankan oleh seorang agen. Setiap kegiatan yang

dilakukan oleh agen asuransi AIA financial harus dilakukan secara terbuka dan

dengan sepengetahuan Perusahaan Asuransi AIA financial. Karena agen hanya

merupakan wali dari perusahaan.

C. Tanggung Jawab Direksi Agency AIA Financial dalam pengelolaan


Perusahaan

Perusahaan yang berbadan hukum baik yang berbentuk perseroan terbuka

maupun perusahaan tertutup mensyaratkan direksi merupakan pihak yang paling

memiliki peranan penting baik dalam mengatur perusahaan, mengelola maupun

untuk memajukannya. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan

untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam

maupun diluar pengadilan ( persona standi in judicio ). Setiap anggota direksi wajib

dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya demi

kepentingan dan usaha perseroan.

Setiap direksi bertanggung jawab penuh apabila yang bersangkutan bersalah

dan lalai menjalankan tugasnya. Dengan ketentuan mengenai tugas direksi seperti ini

maka direksi mempunyai tugas terhadap perseroan yaitu duty of loyalty dan duty of

care.

Kerangka hukum perdata terhadap pertanggungjawaban direksi yang bersalah

atau lalai menjalankan tugasnya adalah ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1365

KUHPerdata dijadikan sebagai landasan hukum ganti rugi dan benteng terakhir ( last

Universitas Sumatera Utara


resort ) bagi pihak yang dirugikan atas tindakan direksi, sehingga direksi yang tidak

melaksanakan tanggung jawabnya dapat dianalogikan sebagai perbuatan melawan

hukum ( onrechmatige daad ). Oleh karena itu analogi terhadap perbuatan melawan

hukum harus diartikan secara luas yaitu perbuatan melawan hukum bukan saja

perbuatan melawan undang-undang akan tetapi juga harus diartikan sebagai berbuat

atau tidak berbuat yang memperkosa hak orang lain atau bertentangan dengan

kewajiban hukum si pembuat atau kesusilaan atau kepatutan dalam mesyarakat baik

terhadap diri maupun benda orang lain.

Prinsip duty of loyalty adalah prinsip tanggung jawab direksi yang lahir

karena tugas dan kedudukan yang dipercayakan kepadanya oleh perseroan (

fiduciary duty ), sedangkan prinsip duty of care sebagai prinsip yang merujuk kepada

kemampuan serta kehati-hatian tindakan direksi ( duty of skill and care ). Kedua

prinsip ini menuntut direksi untuk bertindak secara hati-hati dan disertai dengan

itikad baik, semata-mata untuk kepentingan dan tujuan perseroan. 35

Tanggung jawab direksi agency pada perusahaan asuransi AIA Financial

berdasarkan prinsip fiduciary duty dan duty of loyalty yang mana dapat dihubungkan

dengan prinsip – prinsip dalam GCG dijelaskan sebagai berikut :

1. Direksi agency asuransi AIA Financial menjamin pengungkapan informasi materil

dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan, dan informasi lainnya secara

jelas, memadai, dan tepat waktu, serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai

dengan haknya.

2. Direksi agency asuransi AIA Financial menjamin pengelolaan perusahaan secara

profesional tanpa ada benturan kepentingan atau pengaruh dan tekanan dari

35
Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan ( piercing the corporate veil) Kapita Selekta Hukum
Perusahaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 6

Universitas Sumatera Utara


pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3. Direksi agency asuransi AIA Financial menjamin aktivitas bisnisnya dijalankan

berdasarkan prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap

pemerintah sesuai peraturan berlaku, bekerjasama secara aktif bagi manfaat

bersama, serta berupaya berkontribusi nyata kepada masyarakat.

4. Direksi agency asuransi AIA Financial menjamin perlakuan yang adil dan setara

dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Direksi agency merupakan badan pengurus perseroan yang paling tinggi serta

yang berhak dan berwenang untuk menjalankan perusahaan agency yang

diwakilinya, bertindak untuk dan atas nama perseroan, baik di dalam maupun di luar

pengadilan. Setiap direksi agency wajib pula dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha perseroan. Untuk

dapat menjadi direksi agency, seorang agen harus memenuhi syarat- syarat yang

telah ditetapkan oleh perseroan. Salah satu diantaranya harus mencapai suatu target

dalam penjualan polis asuransi.

Direksi agency bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan. Artinya

adalah secara “Fiduciary” harus melaksanakan “ standard of care”. Yang dimaksud

dengan fiduciary duty adalah tugas yang dijalankan oleh direksi agency yang penuh

tanggung jawab untuk kepentingan orang atau pihak lain (perseroan). Direksi agency

melakukan tugad dan kewajibannya atas tindakan hukum berlandaskan kemampuan

serta kehati-hatian ( duty of skill and care ) yang diperlukan untuk mewujudkan

kepentingan perseroan

Universitas Sumatera Utara


Agar direksi sebagai orang sehari-hari mengurus perseroan dapat mencapai

prestasi yang besar, maka ia harus diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan

sesuatu tugas yang tertentu yang telah diberikan kepadanya. Dengan demikian

seseorang dikatakan mempunyai tugas fiduciary duty manakala ia dipercayakan

untuk berbuat sesuatu untuk kepentingan seseorang lain atau untuk kepentingan

pihak ketiga, dimana seolah-olah berbuat untuk kepentingan dirinya sendiri atau

suatu derajat keperdulian dan kehati-hatian yang sama jika seseorang karena

kepentingan sendiri umumnya melakukan tindakan terhadap masalahnya sendiri.

Criteria tugas direksi agency perseroan dapat dibada-bedakan sebagai berikut :

a. Fiduciary Duty, dalam hal ini yang dimaksud adalah tugas yang terbit dari

hubungan fiduciary antara direksi berkedudukan sebagai trust. Maka seseorang

dereksi agency haruslah mempunyai kepedulian dan kemampuan ( duty of care

and skill), itikad baik dan loyalitas, kejujuran terhadap perusahaannya dengan

derajat yang tinggi ( high degree ).

b. Tugas memperdulikan ( duty of care ), tugas memperdulikan ( duty of care) yang

diharapkan dari direksi agency adalah duty of care sebagai mana dimaksud dalam

hal mana terdapat conflict of interest, seorang direksi agency dilarang atau

setidak-tidaknya dibatasi atau diawasi dalam menjalankan tugasnya. Pengawas

tersebut misalnya dengan memberlakukan prinsip keterbukaan informasi (

disclosure) terhadap transaksi yang ada.

Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan fiduciary duty tersebut diatas

kepercayaan dan kerahasiaan ( trust and confidence) yang dalam peran ini meliputi,

ketelitian ( scrupulous ), itikad baik ( good faith ), keterusterangan ( candor). 36

36
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Program Pasca Sarjana, Jakarta, 2001, hal. 72

Universitas Sumatera Utara


Jika diambil intisari dari pengaturan tentang direksi dalam Undang- Undang

Perseroan Terbatas, maka pada prinsipnya UUPT memberlakukan tugas fiduciary

duties terhadap direksi.

Karena kedudukannya yang bersifat fiduciary, yang dalam UUPT sampai batas-batas

tertentu diakui, maka tanggung jawab dari direksi menjadi sangat tinggi ( high

degree). Dalam melaksanakan kriteria tugas-tugas yang disebutkan tersebut, direksi

tidak hanya bertanggung jawab terhadap ketidakjujuran yang disengaja (dishonesty)

tetapi juga bertanggung jawab secara hukum terhadap tindakan mismanagement,

kelalaian, atau gagal atau tidak melakukan sesuatu yang penting bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian pada bab-bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Good Corporate Governance merupakan seperangkat aturan yang dapat dijadikan

acuan manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik, benar,

dan penuh integritas, serta membina hubungan dengan para stakeholders, guna

mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penerapan prinsip GCG di

Indonesia difokuskan pada lingkungan perusahaan-perusahaan BUMN dan

perusahaan terbuka ( public listed company ), salah satunya adalah PT. AIA

Financial. AIA Financial menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai alat untuk

meningkatkan kinerja perusahaan dan akuntabilitas kepada publik yang dilakukan

dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan sejumlah kebijakan yang

dituangkan dalam code of conduct.

2. Direksi agency AIA financial mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

sebagian besar sama dengan tugas dan tanggung jawab direksi pada umumnya

hanya Direksi agency mempunyai tanggung jawab terhadap perusahaan yang

diwakilinya. Karena agen hanya merupakan wali dari perusahaan asuransi,

sehingga untuk menjadi seorang direksi agency seseorang harus memenuhi syarat

yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi yang salah satunya target dalam

penjualan polis.

B. SARAN

Universitas Sumatera Utara


Selama ini prinsip-prinsip Good Corporate Governance, cenderung hanya

sekedar sebagai acuan moral bagi para pengelola Perseroan Terbatas ( PT ). Itu

karena dalam pengaturannya tidak jelas diatur mengenai jaminan perlindungan

hukum bagi pelaku yang menjalankan prinsip corporate governance, atau tentang

sanksi bagi perseroan yang telah mengabaikan prinsip corporate governance,

sehingga berpotensi mengundang kontroversi dalam penerapannya. Oleh karena itu,

untuk mengatasinya, maka sebaiknya ketentuan tentang GCG diatur lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai