Anda di halaman 1dari 13

Audit manajemen

“tata kelola governance”

OLEH

1. Ardiansyah
2. Amanda Zahra
3. Fitri
4. Muhammad reza
5. Nurul anisa oemar
6. Nur annang
7. St fadhillah alfira

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM
(STIE-66)KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan karunia-Nya sehingga
makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Manajemen tentang“Tata Kelola Governance”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
materi dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum
sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.Kami
selaku penyusun mengucapkan terima kasih.

Kendari,27 Oktober 2022

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Mulai populernya istilah "tata kelola perusahaan yang baik" atau lebih dikenal dengan istilah
good corporate governance tidak lepas dari maraknya skandal perusahaan yang menimpa perusahaan-
perusahaan besar, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Amerika Serikat

Runtuhnya Sistem Ekonomi Komunis menjelang akhir abad ke-20, menjadikan Sistem Ekonomi


Kapitalis sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang paling dominan di seluruh
dunia. Sistem Ekonomi Kapitalis ini makin kuat mengakar berkat arus globalisasi
dan perdagangan bebas yang mampu dipaksakan oleh negera-negara maju penganut system ekonomi
kapitalis. Ciri umum sistem ekonomi kapitalis adalah kegiatan bisnis dan kepemilikan perusahaan
dikuasai oleh individu-individu/sektor swasta. Timbulnya krisis ekonomi di indonesia disebabkan
oleh tata kelola perusahaan yang buruk(bad corporate governance) dan tata kelola pemerintahan yang
buruk pula(bad government governance) sehingga memberi peluang besar mun!ulnya praktik-praktik
korupsi,kolusi, dan nepotisme

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur governance dan komponenya
2. Bagaimana board systems (system dewan) dewan komisaris, direksi, sekertaris
perusahaan dan RUPS di Indonesia
3. Bagaimana pilar-pilar dalam struktur tata kelola
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur governance dan komponenya
2. Untuk mengetahui bagaimana board system dewan komisaris, direksi, sekretaris
perusahaan dan RUPS di Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana pilar-pilar dalam struktur tata kelola
BAB II

PEMBAHASAN

1. Struktur governance dan komponennya

Sebagai sebuah konsep, GCG ternyata tak memiliki definisi tunggal. Komite
Cadburry,misalnya, pada tahun 1992 –  melalui apa yang dikenal dengan sebutan Cadburry
Report  – mengeluarkan definisi tersendiri tentang GCG. Menurut Komite Cadburry, GCG
adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbang
an antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada
umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan Direktur, manajer,
pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan di
lingkungan tertentu

Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output) dan
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksidemi tercapainya tujuan perusahaan

Tata kelola perusahaan adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang
mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata
kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan
adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya
termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta
masyarakat luas

Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan
tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk
memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adal
ah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk
mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang
saham, pemangku kepentingan menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain s
elain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good governance merupakan :

1) Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan
komisaris, direksi, pemegang saham, dan para stakeholder lainnya.
2) Suatu system pengecekan dan pertimbangan kewenangan atas pengendalian
perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang : pengelolaan yang salah
dan penyalahgunaan asset perusahaan.
3) Suatu proses yang transparan atas penetuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut
pengukuran kinerjanya.
 Tata kelola yang lemah dan tata kelola yang kuat

Semua pemerintah di Negara-Negara Asia Tenggara dan Asia Timur memulai proses industrialisasi
dari rezim otokrasi, kemudian secara bertahap bergerak kearah yang lebih demokrtis.Indonesia
mengalami transisi dari rezim yang tidak demokratis menuju rezim yang semakin demokratis.Tingkat
demokrasi di Indonesia dinilai sudah bergerak dari A ke C, artinya dunia mengakui
adanya perubahan penting dari rezim yang tidak demokratis menuju sistem yang lebih demokratis. Na
mun dilihat dari sisi bahwa tata kelola, harus diakui tata kelola pemerintah Indonesia masih tergolong
lemah dan belum banyak yang berubah

Lemahnya tata kelola menimbulkan dampak :

1) Kaum miskin tidak mendapatkan akses pelayanan public yang dibutuhkan karena selalu
berkompromi dengan birokrasi yang korup
2) Para investor takut dan enggan menanam modal diindonesia karena ketidakmampuan system
peradilan untuk melaksanakan kontrak, meningkatnya kerusuhan, dan tingkat pelanggaran
hokum dan keamanan
3) Langkanya sumber daya pemerintah ternyata hilang karna system manajemen keuangan dan
pengadaan barang yang tidak transparan, manipulasi dan banyak kebocoran.
Konsep GCG

1 Wadah Organisasi (perusahaan, social, pemerintah )


2 Model Suatu system, proses, dan seperangkat peraturan,
termaksud prinsip-prinsip serta nilai-nilai yang
melandasi praktik bisnis yang sehat.
3 tujuan  Meningkatkan kinerja organisasi
 Menciptakan nilai tambah bagi semua
pemangku kepentingan
 Mencegah dan mengurangi manipulasi serta
kesalahan yang signifikan dalam pengelolaan
organisasi
 Meningkatkan upaya agar para pemangku
kepentingan tidak dirugikan
4 mekanisme mengatur dan mempertegas kembali hubungan, peran,
wewenang, dan tanggung jawab.
 Dalam arti sempit : antar pemilik/ pemegang
saham, dewan komisaris, dan dewan direksi.
 Dalam arti luas : antar seluruh pemangku
kepentingan

Konsep good corporate governance adalah konsep yang sudah saatnya


diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang ada diindonesia, karena melalui
konsep yang menyangkut struktur perseroan, yang terdiri dari unsure-unsur RUPS,
direksi dan komisaris dapat terjalin hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas,
kewenangan dan tanggung jawab yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern
dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan shareholders dan
stakeholders.

Prinsip-prinsip GCG

Menurut organization for economic Cooperation and development

 Perlakuan yang setara antara pemangku kepentingan ( fairness)


 Transparansi ( transparency )
 Akuntabilitas ( accountability )
 Responsibilitas ( responsibility )

keputusan nomor kep-117/M-MBU/2002:

 Kewajaran (fairness)
 Transparansi
 Akuntabilitas
 Pertanggungjawaban
 Kemandirian

National committee on governance :

 Transparansi
 Akuntabilitas
 Responsibilitas
 Indenpendensi
 Kesetaraan

Kesimpulan :

 Perlakuan yang setara (fairness)


Prinsip agar para pengelola memperlakukan semua pemangku kepentingan secara adil
dan setara.
 Prinsip transparansi
Kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses
keputusan dan penyampaian informasi.
 Prinsip akuntabilitas
Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina system akuntansi yang
efektif menghasilakan laporan keuangan yang sangat dipercaya
 Prinsip responsibilitas
Prinsip dimana para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua
tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai
wujud kepercayaan
 Kemandirian
Suatu keadaan dimana para pengelola dalam mengambil keputusan bersifat
professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan, dan bebas dari tekanan/pengaruh
dari manapun

Dalam menerapkan nilai-nilai Tata Kelola Perusahaan, Perseroan menggunakan


pendekatan berupa keyakinan yang kuat akan manfaat dari penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang baik.Berdasarkan keyakinan yang kuat, maka akan tumbuh semangat yang tinggi untuk
menerapkannya sesuai standar internasional. Guna memastikan bahwa Tata Kelola Perusahaan
diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan unit organisasi, Perseroan menyusun berbagai
acuan sebagai pedoman bagi seluruh karyawan. Selain acuan yang disusun sendiri, Perseroan juga
mengadopsi peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Board Systems ( system dewan ) Dewan Komisaris, Direksi, Sekertaris Perusahaan dan RUPS di
Indonesia
Anggota Direksi dan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, sedangkan keputusan
yang diambil dalam RUPS didasarkan atas perbandingan suara para pemegang saham. Hak suara
RUPS didasarkan atas jumlah saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham sehingga
para anggota direksi dan komisaris akan selalu berpihak kepada kepentingan pemegang saham
mayoritas dan sering kali mengabaikan dan merugikan pemegang saham minoritas

Secara spesifik, wewenang, tugas, dan tanggung jawab RUPS, Dewan Komisaris, dan Dewan
Direksi dapat diringkas sebagai berikut:

1) RUPS

Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan
yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar

a) Menyetujui dan menetapkan perubahan anggaran dasar perusahaan


b) Meyetujui pembelian kembali dan pengalihan saham perseroan
c) Menyetujui penambahan dan pengurangan modal perseroan
d) Menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan termaksud laporan keuangan
direksi serta laporan tugas pengawasan komisaris
e) Menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih, penyisihan cadangan dan
dividen, serta dividen interim.
f) Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan,
pengajuan pailit, pepanjangan jangka waktu berdirinya, dan pembubaran
perseroan
g) Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi dan komisaris
h) Menetapkan besarnya gaji dan tunjangan anggota direksi dan komisaris
2) Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalan Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara
umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasehat kepada
direksi

a) Melakukan tugas dan tanggung jawab pengawasan atas kebijakan pengurusan,


jalanya pengurusan pada umunya, dan memberikan nasehat kepada direksi
b) Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugiaan perseroan bila yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya
c) Bertanggung jawab secra pribadi atas kepailitan perseroan bila disebabkan oleh
kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemeberian
nasehat
d) Diberi wewenang untuk membentuk komite yang diperlukan untuk mendukung
tugas dewan komisaris

3) Dewan Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar
a) Menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan
kebijakan yang dianggap tepat dalam batas yang ditetapkan undang-undang dan
anggaran dasar perseroan
b) Bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan bila yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya
c) Mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan
d) Wajib membuat daftar pemegang saham, risalah RUPS, risalah rapat direksi
e) Wajib membuat laporan tahunan
f) Wajib memelihara seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan, dan dokumen
perseroan lainnya ditempat kedudukan perseroan.
g) Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan perseroan, atau
menjadikan jaminan utang perseroan.
4) Sekretaris Perusahaan

Jabatan sekretaris perusahaan menempati posisi yang sangat tinggi dan strategis karena
berfungsi sebagai pejabat penghubung  atau semacam public relations/investor relations
antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan, khususnya bagi perusahaan-
perusahaan besar yang telah mendaftarkan sahamnya di bursa. Tugas utama sekretaris
perusahaan antara lain menyimpan dokumen perusahaan, daftar pemegang Saham, risalah
rapat direksi dan RUPS serta menyimpan dan menyediakan informasi penting lainnya
bagi kepentingan seluruh pemangku kepentingan
Tugas, tanggung jawab, dan kedudukan pejabat sekretaris perusahaan sebagi bagian
dari pelaksanaan GCG berbeda sekali dengan tugas, kedudukan, dan tanggung jawab seor
ang sekteraris ekutif yang selama ini sudah sangat dikenal. Sekretaris eksekutif biasanya
direkrut sebagai staf khusus untuk keperluan para eksekutif puncak suatu perusahaan,
seperti: direksi, komisaris atau ekesekutif puncak lainnya. Fungsi utama sekretaris
eksekutif lebih banyak untuk membantu pejabat eksekutif yang bersangkutan, antara lain:
menyangkut pengaturan jadwal kegiatan, jadwal rapat,dokuemntasi surat masuk dan surat
keluar, penerimaan telepon, pengurusan tiket dan dokumen perjalanan dan sebagainya

Aturan yang berkaitan dengan skretaris perusahaan ini dapat dilihat antara lain:

1) Keputusan ketua Bapepam Nomor 63 tahun 1996 tentang pembentukan sekretaris


perusahaan bagi perusahaan public
2) Keputusan direksi BEJ Nomor 339 tahun 2001 tentang sekretaris perusahaan

3. Pilar-Pilar Dalam Struktur Tata Kelola

Konsep good governance adalah seluruh rangkaian proses pembuatan yang mensinergikan
pencapaian tujuan tiga pilar good governance, yaitu pemerintah sebagai good public governance,
masyarakat dan dunia usaha swasta sebagai good corporate governance.

Tiga pilar good governance pertama adalah, pemerintah berperan dalam mengarahkan,
memfasilitasi kegiatan pembangunan. Selanjutnya pemerintah juga memiliki peran memberikan
peluang lebih banyak kepada masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan. Kedua,
swasta berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, menjadikan saham sector non
pertanian sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah, pelaku utama dalam menciptakan
lapangan kerja, dan contributor utama penerimaan pemerintah dan daerah. Ketiga, masyarakat
berperan sebagai pemeran utama (bukan partisipasi) dalam proses pembangunan, perlu
pengembangan dan pengutana kelembagaan agar mampu mandiri dan membangun jaringan
dengan berbagai pihak dalam melakukan fungsi produksi dan fungsi komsumsinya, serta
perlunya pemberdayaan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas produksinya.

Good governance hanya bermakna bila keberadaanya ditopang oleng lembaga yang melibatkan
kepentingan public. Jenis lembaga tersebut adalah :

A. Negara
1) Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan social yang stabil
2) Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
3) Menegakkan HAM
4) Melindungi lingkungan hidup
5) Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan public
B. Sector swasta
1) Menjalankan industry
2) Menciptakan lapangan kerja
3) Menyediakan insentif bagi karyawan
4) Meningkatkan standar hidup masyarakat
5) Memelihara lingkungan hidup
6) Menaati peraturan
7) Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat
8) Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
C. Masyarakat
1) Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
2) Mempengaruhi kebijakan public
3) Mengawasi penyalahgunaan kewenangan social pemerintah
4) Mengembangkan SDM
5) Sarana komunikasi antar anggota masyarakat

Pertama, Negara/pemerintah: konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan


kenegaraan atau pemerintah daerah untuk menjalankan tugas kenegaraan yang bertujuan
untuk mensejahterakan rakyat. Kedua, sektor swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan 
swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar, seperti:industri pengolahan perdangan,perbankan, 
dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal. Ketiga, masyarakat : kelompok masyarakat
dalam kontek kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau ditengah-tangah antara pemerintah
dan perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang
berinterkasi secara sosial politik, dan ekonomi

Manfaat tata pemerintahan yang baik

Jika prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik telah diterapkan maka akan terlaksana
sebuah pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa. Diantaranya manfaat dari good governance
sebagai berikut :

a) Berkurangnya secara nyata praktin KKN di birokrasi


b) Terciptanya system kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang bersih, efisien,
transparan, professional dan akuntabel
c) Meningkatakan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan public
d) Terjaminnya konsistansi dan kepastian hokum seluruh peraturan perundang-undangan,
baik di tingkat pusat maupu daerah.

Table ciri-ciri tatapemerintahan yang baik( Good Governance Dan Tata Pemerintaha Yang Buruk
(Bed Governance)

Perbandingan Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Baik Dengan Pemerintahan Yang


Buruk
Pemerintahan Yang Baik Pemerintahan Yang Buruk
1. Proaktif 1. Lamban dan bersifat reaktif
2. Ramah dan professional 2. Arogan
3. Transparan 3. Korup
4. Mengutamakan proses dan 4. Nirokratisme
produk 5. Boros
5. Porporsional dan professional 6. Bekerja secara naluriah
6. Bekerja secara sistemik 7. Enggan berubah dan kurang
7. Menempatkan stakeholder dan berorientasi pada kepentingan
shareholder di tempat utama publik
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil simpulan yaitu tata pemerintahan yang baik ialah menjalankan
funsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Kunci utama untuk memahami good
governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip didalamnya. Bertolak dari pinsip-prinsip ini akan
didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik buruknya pemerintahan bisa dinilai dengan
semua unsur prinsip good governance dan good governance hanya bermakna bila keberadaanya
ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan public. Jenis lembaga tersebut ialah Negara,
swasta, masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai