OLEH
1. Ardiansyah
2. Amanda Zahra
3. Fitri
4. Muhammad reza
5. Nurul anisa oemar
6. Nur annang
7. St fadhillah alfira
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan karunia-Nya sehingga
makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Manajemen tentang“Tata Kelola Governance”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
materi dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum
sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.Kami
selaku penyusun mengucapkan terima kasih.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mulai populernya istilah "tata kelola perusahaan yang baik" atau lebih dikenal dengan istilah
good corporate governance tidak lepas dari maraknya skandal perusahaan yang menimpa perusahaan-
perusahaan besar, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Amerika Serikat
PEMBAHASAN
Sebagai sebuah konsep, GCG ternyata tak memiliki definisi tunggal. Komite
Cadburry,misalnya, pada tahun 1992 – melalui apa yang dikenal dengan sebutan Cadburry
Report – mengeluarkan definisi tersendiri tentang GCG. Menurut Komite Cadburry, GCG
adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbang
an antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada
umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan Direktur, manajer,
pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan di
lingkungan tertentu
Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output) dan
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksidemi tercapainya tujuan perusahaan
Tata kelola perusahaan adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang
mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata
kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan
adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya
termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta
masyarakat luas
Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan
tanggung jawab mandat, khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk
memastikan perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adal
ah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk
mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang
saham, pemangku kepentingan menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain s
elain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good governance merupakan :
1) Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan
komisaris, direksi, pemegang saham, dan para stakeholder lainnya.
2) Suatu system pengecekan dan pertimbangan kewenangan atas pengendalian
perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang : pengelolaan yang salah
dan penyalahgunaan asset perusahaan.
3) Suatu proses yang transparan atas penetuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut
pengukuran kinerjanya.
Tata kelola yang lemah dan tata kelola yang kuat
Semua pemerintah di Negara-Negara Asia Tenggara dan Asia Timur memulai proses industrialisasi
dari rezim otokrasi, kemudian secara bertahap bergerak kearah yang lebih demokrtis.Indonesia
mengalami transisi dari rezim yang tidak demokratis menuju rezim yang semakin demokratis.Tingkat
demokrasi di Indonesia dinilai sudah bergerak dari A ke C, artinya dunia mengakui
adanya perubahan penting dari rezim yang tidak demokratis menuju sistem yang lebih demokratis. Na
mun dilihat dari sisi bahwa tata kelola, harus diakui tata kelola pemerintah Indonesia masih tergolong
lemah dan belum banyak yang berubah
1) Kaum miskin tidak mendapatkan akses pelayanan public yang dibutuhkan karena selalu
berkompromi dengan birokrasi yang korup
2) Para investor takut dan enggan menanam modal diindonesia karena ketidakmampuan system
peradilan untuk melaksanakan kontrak, meningkatnya kerusuhan, dan tingkat pelanggaran
hokum dan keamanan
3) Langkanya sumber daya pemerintah ternyata hilang karna system manajemen keuangan dan
pengadaan barang yang tidak transparan, manipulasi dan banyak kebocoran.
Konsep GCG
Prinsip-prinsip GCG
keputusan nomor kep-117/M-MBU/2002:
Kewajaran (fairness)
Transparansi
Akuntabilitas
Pertanggungjawaban
Kemandirian
Transparansi
Akuntabilitas
Responsibilitas
Indenpendensi
Kesetaraan
Kesimpulan :
2. Board Systems ( system dewan ) Dewan Komisaris, Direksi, Sekertaris Perusahaan dan RUPS di
Indonesia
Anggota Direksi dan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, sedangkan keputusan
yang diambil dalam RUPS didasarkan atas perbandingan suara para pemegang saham. Hak suara
RUPS didasarkan atas jumlah saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham sehingga
para anggota direksi dan komisaris akan selalu berpihak kepada kepentingan pemegang saham
mayoritas dan sering kali mengabaikan dan merugikan pemegang saham minoritas
Secara spesifik, wewenang, tugas, dan tanggung jawab RUPS, Dewan Komisaris, dan Dewan
Direksi dapat diringkas sebagai berikut:
1) RUPS
Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan
yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar
Dewan komisaris adalan Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara
umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasehat kepada
direksi
3) Dewan Direksi
Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar
a) Menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan
kebijakan yang dianggap tepat dalam batas yang ditetapkan undang-undang dan
anggaran dasar perseroan
b) Bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan bila yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya
c) Mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan
d) Wajib membuat daftar pemegang saham, risalah RUPS, risalah rapat direksi
e) Wajib membuat laporan tahunan
f) Wajib memelihara seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan, dan dokumen
perseroan lainnya ditempat kedudukan perseroan.
g) Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan perseroan, atau
menjadikan jaminan utang perseroan.
4) Sekretaris Perusahaan
Jabatan sekretaris perusahaan menempati posisi yang sangat tinggi dan strategis karena
berfungsi sebagai pejabat penghubung atau semacam public relations/investor relations
antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan, khususnya bagi perusahaan-
perusahaan besar yang telah mendaftarkan sahamnya di bursa. Tugas utama sekretaris
perusahaan antara lain menyimpan dokumen perusahaan, daftar pemegang Saham, risalah
rapat direksi dan RUPS serta menyimpan dan menyediakan informasi penting lainnya
bagi kepentingan seluruh pemangku kepentingan
Tugas, tanggung jawab, dan kedudukan pejabat sekretaris perusahaan sebagi bagian
dari pelaksanaan GCG berbeda sekali dengan tugas, kedudukan, dan tanggung jawab seor
ang sekteraris ekutif yang selama ini sudah sangat dikenal. Sekretaris eksekutif biasanya
direkrut sebagai staf khusus untuk keperluan para eksekutif puncak suatu perusahaan,
seperti: direksi, komisaris atau ekesekutif puncak lainnya. Fungsi utama sekretaris
eksekutif lebih banyak untuk membantu pejabat eksekutif yang bersangkutan, antara lain:
menyangkut pengaturan jadwal kegiatan, jadwal rapat,dokuemntasi surat masuk dan surat
keluar, penerimaan telepon, pengurusan tiket dan dokumen perjalanan dan sebagainya
Aturan yang berkaitan dengan skretaris perusahaan ini dapat dilihat antara lain:
Konsep good governance adalah seluruh rangkaian proses pembuatan yang mensinergikan
pencapaian tujuan tiga pilar good governance, yaitu pemerintah sebagai good public governance,
masyarakat dan dunia usaha swasta sebagai good corporate governance.
Tiga pilar good governance pertama adalah, pemerintah berperan dalam mengarahkan,
memfasilitasi kegiatan pembangunan. Selanjutnya pemerintah juga memiliki peran memberikan
peluang lebih banyak kepada masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan. Kedua,
swasta berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, menjadikan saham sector non
pertanian sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah, pelaku utama dalam menciptakan
lapangan kerja, dan contributor utama penerimaan pemerintah dan daerah. Ketiga, masyarakat
berperan sebagai pemeran utama (bukan partisipasi) dalam proses pembangunan, perlu
pengembangan dan pengutana kelembagaan agar mampu mandiri dan membangun jaringan
dengan berbagai pihak dalam melakukan fungsi produksi dan fungsi komsumsinya, serta
perlunya pemberdayaan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas produksinya.
Good governance hanya bermakna bila keberadaanya ditopang oleng lembaga yang melibatkan
kepentingan public. Jenis lembaga tersebut adalah :
A. Negara
1) Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan social yang stabil
2) Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
3) Menegakkan HAM
4) Melindungi lingkungan hidup
5) Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan public
B. Sector swasta
1) Menjalankan industry
2) Menciptakan lapangan kerja
3) Menyediakan insentif bagi karyawan
4) Meningkatkan standar hidup masyarakat
5) Memelihara lingkungan hidup
6) Menaati peraturan
7) Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat
8) Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
C. Masyarakat
1) Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
2) Mempengaruhi kebijakan public
3) Mengawasi penyalahgunaan kewenangan social pemerintah
4) Mengembangkan SDM
5) Sarana komunikasi antar anggota masyarakat
Jika prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik telah diterapkan maka akan terlaksana
sebuah pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa. Diantaranya manfaat dari good governance
sebagai berikut :
Table ciri-ciri tatapemerintahan yang baik( Good Governance Dan Tata Pemerintaha Yang Buruk
(Bed Governance)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil simpulan yaitu tata pemerintahan yang baik ialah menjalankan
funsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Kunci utama untuk memahami good
governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip didalamnya. Bertolak dari pinsip-prinsip ini akan
didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik buruknya pemerintahan bisa dinilai dengan
semua unsur prinsip good governance dan good governance hanya bermakna bila keberadaanya
ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan public. Jenis lembaga tersebut ialah Negara,
swasta, masyarakat.