BAB II
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Duran dan Radojicic,
internal yang efektif dan tata kelola yang baik (good governance), untuk itu
terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki
Menurut Donaldson & Davis (1991) teori stewardship adalah teori yang
tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi
untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan
organisasinya. Teori ini didesain bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana
memiliki perilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat diajak bekerjasama
kepentingan antara steward dan prinsipal tidak sama, steward tetap akan
utilitas yang lebih besar pada perilaku kooperatif, dan perilaku tersebut dianggap
utilitas ikut maksimal dengan sendirinya. Asumsi penting dari stewardship adalah
manajer membentuk tujuannya agar sesuai dengan tujuan prinsipal. Namun, tidak
2.2 Implementasi
Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan
implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas
untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, impelementasi tidak berdiri
kurikulum merupakan proses pelaksanaan ide, program atau aktivitas baru dengan
harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan terhadap suatu
investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer
proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana atau kapital yang telah
pengelola harus lengkap, benar, dan tepat waktu dalam proses pengambilan
kepentingan.
dipenuhi oleh para pengelola atas semua tindakan yang dilakukan dalam
yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam
efektif dan efisien, serta mampu menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai
secara obyektif mengenai asersi dari tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara aseri tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan serta
organisasi”.
Menurut Alvin A.Arens, Randal J. Elder & Mark S.Beasley yang dialih
bahasakan oleh Gina Gania (2009:482) yang dikutip oleh Nugraha (2018) definisi
audit internal adalah aktifitas konsultasi dan assurance yang objektif dan
pengaturan.
namun sejalan dengan meningkatnya sistem, aktivitas internal auditor tidak lagi
sistem organisasi, sistem internal kontrol dan kualitas kertas kerja manajemen
terdiri atas :
persetujuan.
telah disetujui.
dengan pihak internal dan eksternal yang melakukan pekerjaan audit untuk
fungsi audit.
internal.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi audit internal yang ada pada perusahaan
sebagai sebuah alat yang dapat membantu manajemen dalam menilai efektifitas
hal-hal tersebut.
akan konsisten dengan tujuan dan sarana yang telah ditetapkan dan apakah
direncanakan.
Audit Internal (SPAI), dijelaskan oleh Hiro Tugiman (2001:6) dalam bukunya
yang berjudul Standar Profesional Internal Audit isi dari standar standar tersebut
meyebutkan ada lima faktor yang harus dipenuhi oleh audit internal yaitu (1)
auditor internal untuk melakukan pekerjaan audit secara bebas dan objektif. Hal
ini dapat tercapai apabila audit internal diberikan status dan kedudukan yang jelas
yang diperiksanya.
diberikankepadanya.
Agar audit internal dapat berfungsi dengan baik, maka pelaksanaan audit
audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap
Ruang lingkup audit internal meliputi bidang yang luas dan kompleks
dari:
Perencanaan pemeriksaan
2. Sumber daya bagian audit internal dipergunakan secara efisien dan efektif,
3. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar
profesi.
dalam manajemen bagian audit internal menurut Hiro Tugiman (2006:19) yaitu :
internal.
audit internal.
mempunyai modal fisik saja, namun individu atau sumberdaya manusia (human
capital) merupakan hal yang penting. Banyak para pemimpin perusahaan kurang
human capital, hal ini disebabkan aktivitas perusahaan hanya dilihat dari
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
dalam aspek sumber daya manusia. Dalam aspek akuntabilitas sumber daya
sistem reward dan punishment kepada karyawan yang dikaitkan dengan kebijakan
dalam suatu perusahaan. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian yang
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
peraturan perundang-undangan”.
pengendalian internal :
lainnya.
adalah kumpulan(integrasi) dari sub-sub sistem atau komponen baik fisik maupun
non fisik yang saling berhubungan dan bekerja satu sama lain secara harmonis
untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
tentunya menjadi pilihan bagi pihak manajemen untuk lebih memilih aplikasi SIA
yang berbasis komputer. Selain itu, tuntutan persaingan teknologi dari perusahaan
governance. Hal ini diduga disebabkan adanya terdapat beberapa indikator SPI
adalah jajaran kepegawaian SKK Migas. Hasil penelitian yang telah dilakukan,
governance pada lembaga SKK Migas, dan akuntabilitas sumber daya manusia
internal berpengaruh dan signifikan terhadap penerapan good governance. Hal ini
membuktikan bahwa dengan adanya pengendalian internal yang baik maka tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efesien, pelaporan keuangan dilakukan
dengan andal, pengamanan asset dapat dilakukan dan mendorong ketaatan kepada
peraturan. Sehingga akan terciptalah tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance).
Penelitian Salampessy dan Yolanda (2016) dalam penelitiannya
akuntabel dalam suatu perbankan atau instansi, maka perwujudan tidak akan
efektif.
dipahami karena salah satu tujuan dari audit internal adalah membantu
manajemen dengan cara mengevaluasi dan memperbaiki proses good governance.
Tabel 2.5
Peneliti Hasil
No Judul Peneliti Variabel
Penelitian
(Tahun)
Dependen :
Penerapan
Pengaruh Kinerja Good
Aparatur Governance
Pemerintah Daerah,
Pengelolaan
Keuangan Daerah, Independen :
Ruspina Sistem 1. Berpengaruh
Pengendalian 1. Kinerja 2. Berpengaruh
1
(2013) Internal Pemerintah Aparatur 3. Tidak
(SPIP) Terhadap Pemerintah berpengaruh
Penerapan Good Daerah
Governance 2. Pengelolaan
Keuangan
(Studi Empiris pada Daerah
Pemerintah Kota 3. Sistem
Padang) Pengendalian
Internal
Pemerintah
Pengaruh Audit
Internal dan Dependen :
Suwardi Akuntabilitas Perwujudan
Prawiro Sumber Daya Good
Hartono, Manusia Terhadap Governanc
2 1. Berpengaruh
dan Neni Perwujudan Good e 2. Berpengaruh
Pancawati Governane Pada
Penerapan Badan Internal :
(2013) 1.Audit Internal
Layanan Umum
Daerah (BLUD) di 2.Akuntabilitas
RSUD Sleman Sumber Daya
Manusia
Dependen :
Pengaruh Audit Perwujudan
Internal dan Good
Latifah, Akuntabilitas Governanc
dan Sumber Daya e 1. Berpengaruh
3 Manusia Terhadap 2. Berpengaruh
Pudyantoro
Perwujudan Good
(2015) Governance pada Independen :
Lembaga SKK
Migas. 1.Audit Internal
2.Akuntabilitas
Sumber Daya
Manusia
Dependen :
Pengaruh Sistem Penerapan
Pengendalian Good
Internal, Governance
Pengelolaan
Keuangan Daerah, 1. Berpengaruh
Fandra
Komitmen 2. Berpengaruh
4 Yovano Independen :
Organisasi dan 3. Berpengaruh
Syafrion
Budaya Organisasi 1.Sistem 4. Berpengaruh
(2015) Terhadap Penerapan Pengendalian
Good Governance Internal
(Studi Kasus Pada 2.Pengelolaan
Satuan Kerja Keuangan
Perangkat Daerah Daerah
Kota Solok 3.Komitmen
Organisasi
4.Budaya
Organisasi
Audit Internal
Pengaruh Fungsi
Audit Internal Dependen :
Terhadap
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Tedi Good
10 Good Governance Berpengaruh
Rustendi Governanc
(Survey Pada
(2018) e
Kantor Cabang
Bank Umum di
Tasikmalaya)
Independen
: Audit
Internal
2.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas
berlaku.
Keberadaan sumber daya manusia yang akuntabel adalah salah satu faktor
untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Dalam hal ini, manusia yang
dimaksud adalah manusia yang bertanggung jawab atas tugas dan kewenangan
yang dimiliki. Setiap pekerjaan ataupun hal apapun yang dilakukan oleh manusia
governance.
sumber daya manusia dititik beratkan kepada peningkatan kinerja SDM dengan
diperhatikan.
governance
Governance
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal
sempurna dan biaya untuk peningkatan pengendalian internal tidak boleh melebihi
manfaatnya.
yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui: (a)
Efisiensi dan efektifitas operasi, (b) Penyajian laporan keuangan yang dapat
usaha-usaha yang bergerak dalam bidang industri, dagang maupun jasa yang
dari manajemen, dan bukan hanya merupakan bagian dari sistem akuntansi saja.
Semakin baik pengendalian internal, maka semakin baik pula good governance.
Hal tersebut berarti dengan adanya sistem pengendalian internal maka akan
hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Governance
baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja satu
sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan
AUDIT INTERNAL
(X1)
AKUNTABILITAS
SUMBER DAYA
MANUSIA (X2) IMPLEMENTASI GOOD
GOVERNANCE (Y)
PENGENDALIAN
INTERNAL (X3)
SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI
(X4)
Gambar 2.7
METODOLOGI PENELITIAN
Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau, Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad,
Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi, Rumah Sakit Angkatan Udara
Pekanbaru, Rumah Sakit Bhayangkara Riau, Rumah Sakit Universitas Riau dan
3.2.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
ini adalah seluruh rumah sakit pemerintah yang menerapkan prinsip BLU di Kota
Pekanbaru. Berikut rumah sakit pemerintah yang menerapkan prinsip BLU di kota
3.2.2 Sampel
sampelnya menggunakan teknik sampling jenuh . Istilah lain dari sampel jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
regresi berganda. Maka dalam penelitian ini yang akan menjadi responden adalah
jajaran kepegawaian rumah sakit BLU dan BLUD diantaranya, Rumah Sakit Jiwa
Tampan
Provinsi Riau, Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Rumah Sakit Umum
Daerah Petala Bumi, Rumah Sakit Angkatan Udara Pekanbaru, Rumah Sakit
Tabel 3.2
Klasifikasi Jajaran Kepegawaian Rumah Sakit Pemerintah BLU
Pekanbaru
No. Klarifikasi Jajaran Pegawai Jumlah
1 Wakil Direktur 6
5 Bendahara Gaji 6
12 Kepala Perlengkapan 6
Total 78 orang
dari keenam rumah sakit pemerintah yang menerapkan prinsip BLU atau BLUD
di Kota Pekanbaru.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data berupa jawaban
langsung dari penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada keenam rumah sakit
data penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan menyebarkan dibagikan kepada
terkait secara langsung. Pertanyaan berupa suatu daftar pertanyaan yang diberikan
satker dengan menggunakan skala Likert. Dalam menggunakan skala Likert dalam
penelitian ini, jawaban terdiri dari lima pilihan, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian ini
(scoring) untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5 dan seterusnya
menurun sampai pada jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) yang diberikan nilai 1.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Dependent Variable), dan
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.”
governance (Y).
kehidupan berbangsa dan bernegara yang pola sikap dan pola tindak pelakunya
transparansi, (4) daya anggap, (5) berorientasi, (6) konsensus, (7) berkeadilan, (8)
timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel bebas adalah Audit Internal (X1), Akuntabilitas Sumber Daya Manusia
(X2) dan Pengendalian Internal (X3). Penjelasan ketiga variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
pekerjaan, (4) pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan (5) manajemen bagian audit
intern.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan skor 5-1 yaitu
: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS).
Akuntabilitas Sumber Daya Manusia. Muhi (2011) dikutip oleh Latifah et.al
sumber daya manusia. Dalam aspek akuntabilitas sumber daya manusia dititik
beratkan kepada peningkatan kinerja SDM dengan menerapkan sistem reward dan
tujuannya secara efektif dan efisien jadi aspek kesejahteraan atau penghargaan
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan skor 5-1 yaitu
: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS).
3.5.2.3 Pengendalian Internal (X3)
tindakan dan kegiatan yang terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
komunikasi, 5. Pemantauan.
adalah kumpulan(integrasi) dari sub-sub sistem atau komponen baik fisik maupun
non fisik yang saling berhubungan dan bekerja satu sama lain secara harmonis
untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan skor 5-1 yaitu
: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS).
Tabel 3.5 Matriks Operasionalisasi
menggunakan Software Warp-PLS versi 6.0 PLS adalah model persamaan SEM
yang berbasis komponen atau varian. PLS merupakan salah satu metode
masalah untuk model recursive (model yang mempunyai satu arah kausalitas)
dan menghindarkan masalah untuk model yang bersifat non-recursive (model
yang bersifat timbal balik atau reciprocal antar variabel) yang dapat
Analisis PLS-SEM ini biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model
pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
nila rata-rata (mean) dan standar deviasi yang bertujuan untuk memberikan
dipengaruhi oleh konstruk laten dan mencerminkan variasi dari konstruk laten.
Menurut Ghozali (2013) pengukuran model atau outer model sering juga
x = Λxξ + δ y = Λyη +ε
Di mana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan
endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang
variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan δ dan ε dapat
tinggi jika komponen atau indikator berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk
yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari
ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur
6.0, untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk dengan indikator refleksif dapat
dilakukan dengan dua cara, yatu dari nilai cronbach alpha atau composite
dapat dikatakan reliabel (Sholihin, Mahfud dan Dwi, 2013:73). Pendapat lain
menyatakan bahwa cronbach’s alpha dalam PLS dikatakan baik, apabila ≥ 0.5
dan dikatakan cukup apabila ≥0.3. Apabila suatu konstruk telah memenuhi dari
kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa konstruk reliabel atau memiliki
Structural atau inner model dapat diukur dengan melihat nilai R-Square
model yang menunjukkan seberapa besar pengaruh antar variabel dalam model.
Evaluasi ini meliputi uji kecocokan (model fit), path coefficient, dan R2. Uji
model fit ini digunakan untuk mengethaui suatu model memiliki kecocokan
dengan data. Pada uji kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian, yaitu
average path coefficient (APC), Average R-square (ARS) dan Average varians
factor (AVIF). APC dan APS diterima dengan syarat p-value <0.05 dan AVIF
mengetahui seberapa besar nilai koefisien jalur. R2 dapat dilihat pada effect size,
berikut :
η ζ
keterangan :
matriks
3.6.3 Pengujian Hipotesis
variabel. Pengujian ini dilakukan dengan cara analisis jalur atas model yang
telah dibuat. Teknik SEM dapat secara dimultan menguji model struktural yang
komplek, sehingga dapat diketahui hasil analisis jalur dalam satu kali analisis
regresi. Hasil korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path coefficients
penelitian. Untuk melihat hasil uji hipotesis secara simultan atau secara
bersama-sama dapat dilihat nilai path coefficients dan P-values dalam total
Suatu hipotesis dapat diterima atau harus ditolak secara statistic dapat
penelitian ini adalah sebesar 5%. Apabila tingkat signifikansi yang dipilih
0.05 untuk menolak suatu hipotesis. Dalam penelitian ini ada kemungkinan
keputusan yang benar sebesar 95%. Berikut ini yang digunakan sebagai dasar
Agus, S dan I.C. Ardana. 2019. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Salemba Empat. Jakarta
Arenss, A.A; R.J . Elder dan M.S. Beasley. Auditing dan Pelayanan Verifikasi:
Pendekatan Terpadu. Indeks. Jakarta
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Kompas Nasional, 2016. Jokowi Perintahkan Polri Usut Detail Jaringan Vaksin
Palsu.https://nasional.kompas.com/read/2016/07/18/10372521/jokowi.pe
rintahkan.polri.usut.detail.jaringan.vaksin.palsu
Nugraha, Yudi Rizki. 2018. Pengaruh Audit Internal, Budaya Organisasi dan
Pengendalian Intern Terhadap Implementasi Good Corporate
Governance (GCG) Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Survey
pada BUMN Sektor Transportasi & Pergudangan di Kota Bandung).
Bandung
Nugroho, Wahyu. 2010. Pengaruh Peran Komite Audit Dan Audit Internal Dalam
Mewujudkan Good Corporate Governance.
Prawiro, Suwardi Hartono & Neni Pancawati. 2013. Pengaruh Audit Internal dan
Akuntabilitas Sumber Daya Manusia Terhadap Perwujudan Good
Governance Pada Penerapan Badan Layanan Umum Daerah.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Riau Online, 2019. Fitra Beberkan Kecurangan Rumah Sakit Terhadap Pasien
BPJShttps://www.riauonline.co.id/riau/read/2019/12/09/fitra-riau-
beberkan-kecurangan-rumah-sakit-terhadap-pasien-bpjs
Rustendi, Tedi. (2017). Audit Internal: Prinsip Dan Teknik Audit Berbasis Risiko.
Bandung: Mujahid Press.